Anda di halaman 1dari 2

Undang-Undang No.

37 Tahun 2014 tentang Keanekaragaman Hayati adalah undang-undang


yang diberlakukan di Indonesia untuk mengatur konservasi dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati secara berkelanjutan. Berikut adalah analisis singkat dari undang-
undang ini:

1. Tujuan Utama: Undang-undang ini bertujuan untuk melindungi, mengelola, dan


memanfaatkan keanekaragaman hayati secara lestari, serta untuk memastikan
keberlanjutan ekosistem alam Indonesia.
2. Pengakuan Hak Masyarakat Adat: UU ini mengakui hak masyarakat adat atas
keanekaragaman hayati di wilayah adat mereka. Hal ini menggarisbawahi pentingnya
keterlibatan dan keterpaduan masyarakat adat dalam upaya konservasi.
3. Pengaturan Konservasi dan Pemanfaatan: UU ini memberikan landasan hukum
bagi pendekatan konservasi berbasis ekosistem, memperhatikan nilai-nilai sosial,
budaya, ekonomi, dan lingkungan dalam pengelolaan keanekaragaman hayati.
4. Pembentukan Taman Nasional dan Kawasan Konservasi Lainnya: UU ini
memberikan landasan hukum untuk pembentukan taman nasional, cagar alam, dan
kawasan konservasi lainnya. Ini adalah langkah kunci dalam melindungi ekosistem
dan keanekaragaman hayati.
5. Kewajiban Pemerintah dan Pihak Swasta: UU ini menetapkan kewajiban
pemerintah dan pihak swasta dalam melindungi dan memanfaatkan keanekaragaman
hayati secara berkelanjutan. Hal ini mencakup pengembangan kegiatan ekonomi yang
berbasis keanekaragaman hayati.
6. Pengendalian Eksploitasi dan Perdagangan Tumbuhan dan Satwa Liar: UU ini
mengatur dan mengawasi eksploitasi, perdagangan, dan penggunaan tumbuhan dan
satwa liar untuk melindungi spesies yang terancam punah.
7. Sanksi dan Hukuman: UU ini memberikan sanksi dan hukuman bagi pelanggaran
terhadap ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam undang-undang ini. Hal ini
dimaksudkan untuk mendorong kepatuhan dan memastikan penegakan hukum.
8. Pendanaan dan Dukungan untuk Konservasi: UU ini memberikan landasan hukum
untuk pendanaan dan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan konservasi dan
pemanfaatan keanekaragaman hayati.
9. Kerjasama Internasional: UU ini memberikan kerangka hukum untuk kerjasama
internasional dalam upaya konservasi dan pemanfaatan keanekaragaman hayati.
10. Pengaturan Pendidikan dan Penelitian: UU ini juga mencakup ketentuan terkait
pendidikan dan penelitian dalam bidang keanekaragaman hayati, yang merupakan
aspek penting dalam pemahaman dan pelestarian sumber daya alam.

Undang-Undang No. 37 Tahun 2014 tentang Keanekaragaman Hayati adalah instrumen


penting dalam upaya konservasi di Indonesia. Ini memberikan landasan hukum yang kuat
untuk melindungi keanekaragaman hayati yang kaya dan beragam di negara ini.

Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 yang berkaitan dengan konservasi di Indonesia adalah
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya. Undang-undang ini adalah undang-undang kunci dalam upaya pelestarian
sumber daya alam hayati dan ekosistem di Indonesia. Berikut adalah analisis singkat dari
undang-undang ini:

1. Tujuan Utama: Undang-undang ini bertujuan untuk melindungi dan


mempertahankan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya untuk kesejahteraan dan
kemanfaatan segenap bangsa Indonesia.
2. Pengaturan Mengenai Konservasi: Undang-undang ini memberikan landasan
hukum bagi upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Hal ini
termasuk pembentukan kawasan konservasi seperti taman nasional, cagar alam, dan
kawasan suaka alam.
3. Kewajiban Pemerintah dan Swasta: Undang-undang ini menetapkan kewajiban
pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta dalam melindungi dan memanfaatkan
sumber daya alam hayati secara berkelanjutan.
4. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati: Undang-undang ini mengatur tentang
bagaimana keanekaragaman hayati dan ekosistemnya harus dikelola dengan baik dan
berkelanjutan.
5. Hak Masyarakat Adat: Undang-undang ini memberikan pengakuan terhadap hak-
hak masyarakat adat yang secara tradisional terlibat dalam pelestarian dan
pengelolaan sumber daya alam hayati.
6. Sanksi dan Hukuman: Undang-undang ini menetapkan sanksi dan hukuman bagi
pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam undang-undang ini.
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong kepatuhan dan memastikan penegakan hukum.
7. Pendanaan dan Dukungan untuk Konservasi: Undang-undang ini juga
memberikan landasan hukum untuk pendanaan dan dukungan terhadap kegiatan-
kegiatan konservasi sumber daya alam hayati.
8. Kerjasama Internasional: UU ini memberikan kerangka hukum untuk kerjasama
internasional dalam upaya konservasi sumber daya alam hayati.
9. Pengaturan Pendidikan dan Penelitian: UU ini juga mencakup ketentuan terkait
pendidikan dan penelitian dalam bidang konservasi sumber daya alam hayati, yang
merupakan aspek penting dalam pemahaman dan pelestarian sumber daya alam.

Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 adalah instrumen hukum yang penting dalam upaya
konservasi di Indonesia. Ini memberikan landasan hukum yang kuat untuk melindungi
keanekaragaman hayati yang kaya dan beragam di negara ini.

Sumber

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Undang Undang No. 5 Tahun 1990 Konservasi


Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya. LN 1990/ 49; TLN NO. 3419. 10 AGUSTUS
1990 (JAKARTA)

Anda mungkin juga menyukai