Anda di halaman 1dari 11

DIAL JULIANSYAH 165040200111044

UTS
MATERI 1

Menurut Kadarsan (1993), usahatani adalah suatu


tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang
berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti
alam, tenaga kerja, modal dan ketrampilan dengan
tujuan berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di
lapangan pertanian

Tujuan usahatani yaitu bagaimana petani dapat


memperbesar hasil sehingga kehidupan seluruh
keluarganya menjadi lebih baik. KLASIFIKASI USAHATANI

Tahap mata pencaharian dalam masyarakat 1. Pola usahatani


1. Pengumpul  Sawah dengan pengairan teknis
Yaitu kegiatan manusia untuk memenuhi  Sawah dengan pengairan setengah teknis
kebutuhannya dengan cara mengumpulkan apa-apa  Sawah dengan pengairan sederhana
yang dihasilkan oleh alam  Sawah dengan pengairan tadah hujan
2. Pertanian  Sawah pasang surut, umumnya di muara
Kegiatan manusia untuk mengembangbiakan tumbuh- sungai
tumbuhan ataupun hewan dengan lebih baik untuk
memenuhi kebutuhan manusia 2. Tipe usahatani
3. Perindustrian A. Macam tipe usahatani :
Yaitu kegiatan manusia untuk merubah bentuk dari 1.Usahatani padi
hasil pertanian sehingga dapat memenuhi kebutuhan
2. Usahatani palawija (serealia, umbi-umbian, jagung)
manusia yang lebih baik
4. Perdagangan B. Cara penyusunan tanaman:
Kegiatan perdagangan meliputi kegiatan sortasi 1. Usahatani Monokultur
(pengumpulan hasil-hasil pertanian di pedesaan),
menyimpan, pengangkutan dll. 2. Pola tanam tumpangsari merupakan penanaman
5. Jasa-jasa yang Lain campuran dari dua atau lebih jenis sayuran dalam
suatu luasan lahan
Yaitu kegiatan manusia untuk memperlancar kegiatan
terdahulu. 3. Usahatani bergilir/tumpang gilir

Usahatani Keluarga 3. Struktur usahatani


Struktur usahatani menunjukkan bagaimana suatu
 Usahatani Keluarga adalah usahatani dimana komoditi diusahakan. Cara mengusahakan: secara
terdapat tenaga kerja yang sebagian besar dari khusus (1 lokasi), tidak khusus (berganti-ganti lahan
keluarga petani itu sendiri atau varietas tanaman), dan campuran (misal
Perusahaan Pertanian tumpangsari dan tumpang gilir).
Pemilihan khusus atau tidak khusus ditentukan oleh :
 Perusahaan pertanian adalah perusahaan yang
 Kondisi lahan
memproduksi hasil tertentu dengan sistem
 Musim/iklim setempat
pertanian seragam dibawah sistem
 Pengairan
manajemen terpusat
 Kemiringan lahan
 Kedalaman lahan

4. Corak usahatani
DIAL JULIANSYAH 165040200111044

Corak usahatani berdasarkan tingkatan hasil Menurut Soekartawi (1986), ciri-ciri petani kecil:
pengelolaan usahatani yang ditentukan oleh berbagai • Petani yang pendapatannya rendah, yaitu
ukuran/kriteria, antara lain : kurang dari setara 240 kg beras per kapita per
 Nilai umum, sikap dan motivasi tahun
 Tujuan produksi • Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih
 Pengambilan keputusan kecil dari 0,25 ha lahan sawah di Jawa atau 0,5
 Tingkat teknologi ha di luar Jawa. Bila petani tersebut juga
 Derajat komersialisasi dari produksi usahatani memiliki lahan tegal maka luasnya 0,5 ha di
 Derajat komersialisasi dari input usahatani Jawa dan 1,0 ha di luar Jawa.
 Proporsi penggunaan faktor produksi dan • Petani yang kekurangan modal dan memiliki
tingkat keuntungan tabungan yang terbatas.
 Pendayagunaan lembaga pelayanan pertanian • Petani yang memiliki pengetahuan terbatas
setempat dan kurang dinamis.
5. Bentuk usahatani : dibedakan atas penguasaan
faktor produksi
Menurut Fadholi (1991) masalah-masalah yang terjadi
 Perorangan
dalam usahatani di Indonesia adalah sebagai berikut :
 Kooperatif
1.Kurang rangsangan
2.Lemah tingkat teknologinya
MATERI 2
3.Langkanya permodalan untuk pembiayaan usahatani
Mengapa Pembangunan Pertanian di Indonesia Sebagai akibat langkanya modal usahatani,
mempunyai peranan penting? kredit menjadi penting..
• Potensi Sumber Daya Alam yang besar dan 4.Masalah transformasi dan komunikasi
beragam 5.Kurangnya informasi harga
• Pangsa terhadap pendapatan nasional yang 6.Adanya gap penelitian terpakai untuk petani
cukup besar 7.Luasan usaha yang tidak menguntungkan
• Besarnya penduduk Indonesia yang 8.Belum mantapnya sistem dan pelayanan penyuluhan
menggantungkan hidupnya pada sektor ini 9. Aspek sosial, politik, ekonomi yang berkaitan dengan
• Perannya dalam penyediaan pangan kebijakan bagi petani
masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di
pedesaan
MATERI 3
Peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional  Hal yang membedakan manajemen usahatani
• penyedia lapangan kerja (sumber mata dengan usaha yang lain:
pencaharian penduduk) 1. Keanekaragaman jenis tanaman yang sangat
• sumber devisa negara besar dalam sektor pertanian
• sumber bahan baku industri 2. Besarnya jumlah petani
• sumber pendapatan nasional 3. Keanekaragaman skala usaha di bidang
• sumber bahan pangan bagi sebagian besar pertanian => Suatu usaha tani dimungkinkan
penduduk Indonesia berskala yang sangat kecil (buruh tani) hingga
ke skala perkebunan sangat besar.
 Terdapat 2 istilah dalam Activity budget, yaitu: 4. Falsafah hidup tradisional secara umum masih
1. Cabang usahatani (enterprise): produksi melekat dalam diri petani
komoditi tertentu untuk keperluan dijual atau 5. Kecenderungan berorientasi keluarga dan
memenuhi konsumsi sendiri (misalnya padi masyarakat sekitar saja
dan jerami. 6. Usahatani sangat berkaitan dengan gejala alam
2. Kegiatan (activity): metode tertentu untuk 7. Karakteristik produk pertanian yang musiman,
memproduksi tanaman atau mengusahakan mudah rusak dan tidak tahan lama
ternak .
DIAL JULIANSYAH 165040200111044

8. Produk pertanian selalu dibutuhkan sebagai


bahan pangan masyarakat yang harus selalu 4. PENGAWASAN
cukup tersedia Melihat apakah dari rencana yg telah
dilaksanakan tersebut dapat memenuhi
sasaran sasaran yang telah dibuat => hasil
Manajemen Kooperatif dan Korporasi
produksi sesuai dengan yang ditargetkan
 Kelebihan:
1. Pengambilan keputusan cepat, sehingga
Upaya untuk meningkatkan nilai tambah:
tanggap terhadap perubahan pasar dan harga.
1. Penerapan teknologi panen dan pasca panen
2. Pengelolaan lahan, irigasi, dan teknik budidaya
yang tepat
lainnya lebih efisien.
2. Penyebarluasan teknologi pengolahan hasil
3. Mobilisasi sumber daya pertanian (lahan,
3. Pemasyarakatan penerapan standart mutu
tenaga kerja dan modal) mudah
4. Pemanfaatan peluang kredit
4. Pembagian keuntungan, berdasarkan
perjanjian. Pengembangan kelembagaan

 Upaya:
3 macam metode penyuluhan: 1. Pengembangan kelompok tani melalui
1. Pendekatan personal peningkatan kemampuannya (aspek budidaya
2. Pendekatan kelompok dan agribisnis) dan kemampuan bekerja sama
3. Pendekatan massal 2. Peningkatan kualitas SDM, bantuan alat-alat
prosessing, penyediaan kredit, dan
mengembangkan pola kemitran
Manajemen usaha tani
3. Pengembangan usaha Pelayanan Jasa Alsin
1. Perencanaan (UPJA)
Pendekatan dalam perencanaan: 4. Penguatan lembaga pemerintah seperti BPSB,
Menentukan tujuan/ hasil BPTPH, balai benih maupun Brigade proteksi
Mengklasifikasikan tanah. Misalkan: berapa bagian sehingga dapat memberikan pelayanan prima
yg ditanami padi, kedelai, ternak, ikan dan lain lain.
MATERI 4
Menyusun rencana tanam
2. pengaturan  Petani adalah setiap orang yang melakukan
usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh
meneliti kondisi usahatani petani
kebutuhan hidupnya di bidang pertanian
mengatur penggunaan sarana produksi dan tk.
dalam arti luas
mengatur dalam perubahan sosial ekonomi petani,
 Petani memiliki banyak fungsi dan kedudukan
kelompok tani, dan gabungan kelompok tani dalam
atas perannya, antara lain
pengaturan tenaga kerja (memperhatikan
 Petani sebagai pribadi
kesibukan petani) misalnya dalam hal perbaikan
 Petani sebagai kepala keluarga
irigasi,drainase,dsb.
 Petani sebagai guru (tempat bertanya bagi
pembagian tugas dalam usahatani
petani lain)
 Petani sebagai pengelola usahatani
 Petani sebagai warga sosial, kelompok
 Petani sebagai warga negara

3. pelaksanaan
Petani sebagai seorang yang membuat suatu
PETANI sebagai manajer memimpin pelaksanaan kegiatan usahatani berjalan, maka petani
kegiatan untuk usahataninya dibantu oleh keluarga seorang:
dan tenaga kerja dari keluarga.  Penggerak di bidang bisnis pertanian
KETUA KELOMPOK TANI sebagai manajer dalam utamanya dengan cara pengolahan lahan
kelompoknya memimpin pelaksanaan kegiatan dengan tujuan untuk menumbuhkan dan
usaha kelompok memelihara tanaman, ternak dan ikan
DIAL JULIANSYAH 165040200111044

 Manajer, sebagai pengambil keputusan bisnis  Labor saving capital : jika dengan modal yang
dan berbagai alternatif pilihan digunakan dapat menghemat penggunaan
 Juru tani, harus dapat mengatur, tenaga kerja
melaksanakan, dan mengawasi kegiatan
Modal sifat
usahataninya
• Modal yang justru menyerap tenaga kerja lebih
banyak (jika menggunakan teknologi kimiawi,
Peran Keluarga dalam Usahatani
biologis dan panca usahatani )
1. Kaum lelaki bekerja sebagai pengelolah lahan;
• Modal yang mempertinggi efisiensi
2. Perempuan bertugas membawa hasil dan menjual
(pengolahan lahan menggunakan traktor akan
kepasar;
lebih murah jika dibandingkan dengan
3. Perempuan bertugas menyemaikan dan menanam.
menggunakan tenaga manusia dan atau
 Petani dan keluarga selain dapat dipandang
hewan)
sebagai unit kolektif juga dapat dipandang
Modal kegunaan
sebagai unit konsumsi.
• Modal aktif : modal yang secara langsung
Kemampuan lahan sebagai input pertanian dinilai dari maupun tidak langsung dapat meningkatkan
: produksi
1. Kesesuaian lahan untuk ditanami jenis tertentu; • Modal pasif : modal yang digunakan hanya
2. Kemampuan lahan untuk berproduksi; untuk sekedar mempertahankan produk
3. Kemampuan lahan untuk diolah secara berlanjut. Modal waktu
• Modal produktif : jika langsung dapat
Faktor-faktor yang mempengaruhi baik buruknya meningkatkan produksi
kemampuan lokasi pertanian : • modal prospektif : jika dapat meningkatkan
1. Kemiringan lereng produksi tetapi baru akan dirasakan pada
2. Irigasi dan drainase jangka waktu yang lama
3. Kedalaman tanah modal fungsi
4. Tekstur bawah tanah • Modal tetap (fixed assets) : modal yang dapat
5. Derajat kelembaban dipergunakan dalam berulang kali proses
6. Resiko kebanjiran. produksi
• Modal tidak tetap (current assets) : modal yang
hanya dapat dipergunakan dalam satu kali
MATERI 5
proses produksi saja dan pada tiap
 Faktor ekonomi usahatani adalah faktor yang
pengulangan produksi harus disediakan
menjadi salah satu prasyarat penting dalam
kembali
melakukan usahatani, diantaranya modal dan
tenaga kerja •
 Modal adalah persyaratan mutlak dan wajib
Modal tetap : Lahan, bangunan, ternak, mesin dan
bagi berlangsungnya suatu kegiatan usaha
peralatan
 Tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu,
terutama bagi usahatani yang sangat Karakteristik tenaga kerja bidang usahatani sangat
tergantung musim. Kelangkaan tenaga kerja berbeda dengan tenaga kerja bidang usaha lain,
berakibat mundurnya penanaman sehingga menurut Tohir (1983) adalah sbb:
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, 1. Keperluan akan tenaga kerja dalam usahatani
produktivitas, dan kualitas produk. tidak kontinyu dan tidak merata
2. Penyerapan tenaga kerja dalam usahatani
 Modal dibagi menjadi 2:
sangat terbatas
 Land saving capital : jika dengan modal yang 3. Tidak mudah distandarkan, dirasionalkan, dan
digunakan dapat menghemat penggunaan dispesialisasikan
lahan tetapi produksi dapat dilipatgandakan 4. Beraneka ragam coraknya dan kadangkala
tanpa harus memperluas areal tidak dapat dipisahkan satu sama lain
DIAL JULIANSYAH 165040200111044

Kegiatan tenaga kerja luar sangat dipengaruhi sistem TC = Biaya Total (Rp)
upah, lamamya waktu kerja, kehidupan sehari-hari, TFC = Total Biaya Tetap (Rp)
kecapakapan, keahlian, dan umur tenaga kerja. TVC = Total Biaya Variabel (Rp)

MATERI 7 Total penerimaan


TR = P x Q
Biaya dapat dikatakan sebagai pengorbanan yang Keterangan:
dikeluarkan oleh pihak produsen untuk menghasilkan TR = Total penerimaan (Rp)
produk P = Harga Jual (Rp)
Q = Jumlah yang dihasilkan
• Arti sempit :
– Biaya merupakan pengorbanan Pendapatan
sumber ekonomi untuk memperoleh π = TR – TC
aktiva
• Arti luas :
– Biaya merupakan pengorbanan
sumber ekonomi yang dapat diukur
dalam satuan uang yang telah terjadi
atau secara potensial akan terjadi
untuk mencapai tujuan tertentu
• Jenis Biaya Usahatani :
1. Biaya Investasi
2. Biaya Produksi

Untuk tujuan perencanaan dan pengawasan, biaya


variabel dibedakan menjadi :
• Engineered variabel cost
– biaya yang memiliki hubungan fisik
tertentu dengan ukuran kegiatan
tertentu atau biaya yang antara
masukan dan keluarannya mempunyai
hubungan yang erat dan nyata
– Contoh : biaya bahan baku
• Discretionary cost
– biaya-biaya yang jumlah totalnya
sebanding dengan perubahan volume
kegiatan sebagai akibat kebijakan
manajemen
– Contoh :

• Dalam usahatani, yang termasuk biaya variabel


adalah :
– pengeluaran untuk pembelian pupuk,
bibit, benih, pestisida, biaya persiapan
dan persewaan lahan, serta biaya
pengolahan lahan
Biaya total
TC = TFC + TVC
Keterangan:
DIAL JULIANSYAH 165040200111044

UAS c. Kredit program pemerintah terdiri atas Usaha Pelayanan


BAB 1 KREDIT Kredit Desa (UPKD) dana APBD dan Kredit Ketahanan
Kredit usaha tani adalah kredit modal kerja yang disalurkan Pangan (KKP) dana APBN.
melalui koperasi/KUD dan LSM, untuk membiayai usaha
tani dalam intensifikasi tanaman padi, palawija dan Landasan hukum pelaksanaan asuransi pertanian
hortikultura. Kredit program ini dirancang untuk membantu merupakan amanat dari undang-undang nomor 19 tahun
petani yang belum mampu membiayai sendiri usaha 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani pasal
taninya 37 ayat (1) yang berbunyi “Pemerintah dan Pemerintah
Daerah sesuai dengan kewenangannya berkewajiban
Ukuran keberhasilan Kredit Usaha Tani ini berpijak pada melindungi usahatani yang dilakukan oleh petani dalam
tiga hal, yaitu: bentuk asuransi pertanian”.
1. Sukses penyaluran
2. Sukses penggunaan Asuransi pertanian dilakukan untuk melindungi petani dari
3. Sukses pengembalian kerugian gagal panen akibat:
a) bencana alam,
Agar KUT benar-benar berpengaruh terhadap produksi b) serangan organisme pengganggu tumbuhan,
maka perlu diperhatikan pula beberapa hal berikut: c) wabah penyakit hewan menular,
1. Kredit Usaha Tani harus didukung oleh penyediaan d) dampak perubahan iklim, dan/atau
sarana produksi. e) jenis risiko lain yang diatur dengan Peraturan
2. Didukung oleh kondisi iklim yang normal dan tidak terjadi Menteri.
bencana kekeringan atau banjir.
Kewajiban pemerintah ini diatur di pasal 39. Fasilitas
3. Tidak terjadi kelangkan pupuk dan tersedia dalam jumlah
dimaksud meliputi:
yang cukup, waktu yang tepat dan terjangkau oleh petani.
a) kemudahan pendaftaran untuk menjadi peserta,
4. Harga sarana produksi stabil, sehingga tidak mengurangi
b) kemudahan akses terhadap perusahaan asuransi,
kemampuan daya beli petani terhadap pupuk.
c) sosialisasi program asuransi terhadap petani dan
perusahaan asuransi, dan/atau
Manfaat-manfaat yang diberikan oleh Kredit Usaha Tani d) bantuan pembayaran premi (pembayaran premi untuk
tersebut adalah sebagai berikut:
membantu dan mendidik petani dalam mengikuti asuransi
1. Membebaskan petani dari praktek-praktek ijon dan
pertanian dengan memperhatikan kemampuan keuangan
rentenir.
2. Meningkatkan produksi hasil pertanian yang selanjutnya negara).
dapat memperkuat ketahanan pangan nasional.
3. Menyerap tenaga kerja. Manfaat yang diperoleh oleh petani setelah mengikuti
asuransi pertanian antara lain:
Di dalam penggunaan Kredit Usaha Tani terdapat juga suatu 1) Melindungi petani dari sisi finansial/pendanaan terhadap
permasalahan yang muncul yang disebabkan oleh beberapa kerugian akibat gagal panen,
faktor diantaranya: 2) Menaikkan posisi petani dimata lembaga pembiayaan
1. Pencairan Kredit Usaha Tani yang terlambat. untuk mendapatkan kredit petani,
2. Moral hazard yang berasal dari mereka yang bukan 3) Menstabilkan pendapatan petani karena adanya
petani murni tetapi mereka yang tadinya berasal dari tanggungan kerugian dari perusahaan asuransi ketika
kontraktor atau pelaku-pelaku yang secara sengaja masuk terjadi kerugian akibat gagal panen,
mendirikan koperasi atau LSM dengan tujuan untuk 4) Meningkatkan produksi dan produktivitas sektor
memanfaatkan KUT atau Kredit Usaha Tani pertanian dengan mengikuti tata cara bercocok tanam yang
3. Petani belum paham tentang kredit baik sebagai prasyarat mengikuti asuransi pertanian,
4. Petani belum tahu tentang haknya terhadap kredit 5) Asuransi merupakan salah satu cara untuk mengedukasi
5. Petani tidak mampu menolak saprodi yang tidak sesuai. petani untuk bercocok tanam secara baik sebagai salah satu
6. Petani tidak mampu menolak pestisida, insektisida dan prasyarat mengikuti asuransi pertanian.
zat pengatur tumbuh yang sudah dipaket.
Manfaat yang diperoleh oleh Pemerintah dengan adanya
Sudah banyak lembaga yang menyediakan kredit di tingkat program asuransi pertanian antara lain:
desa, berdasarkan organisasinya dapat dikelompokan ke 1) Melindungi APBN dari kerugian akibat bencana alam di
dalam tiga bagian, yaitu: sektor pertanian karena sudah dicover oleh perusahaan
a. Lembaga kredit informal terdiri atas Bank keliling dikenal asuransi,
dengan nama lokal ”Bank jongkok”, pedagang hasil 2) Mengurangi alokasi dana ad hoc untuk bencana alam,
pertanian, pelepas uang, pedagang sarana produksi dan 3) Adanya kepastian alokasi dana di APBN, yaitu sebesar
penggilingan padi; bantuan biaya premi asuransi,
b. Lembaga kredit formal terdiri atas Koperasi Unit Desa 4) Dalam jangka panjang dapat mengurangi kemiskinan di
(KUD), Bank Perkreditan Rakyat (BPR), BRI Unit Desa dan sektor pertanian,
lembaga pegadaian; dan
DIAL JULIANSYAH 165040200111044

5) Dalam jangka panjang dapat meningkatkan produksi


pertanian secara nasional sehingga diharapkan mampu d. Model Dagang Umum
mengurangi impor. Model dagang umum adalah hubungan kemitraan antara
perusahaan kecil dengan usaha menengah atau besar atau
Jika asuransi pertanian akan diterapkan, ada tiga prinsip usaha menengah memasarkan hasil produksi usaha kecil
asuransi yang harus dipertimbangkan, yaitu: memasok kebutuhan yang diperlukan oleh usaha
1. Risk spreading dan risk pooling, dimana risk spreading menengah atau usaha besar atau usaha kecil yang
berarti bahwa individu-individu petani berbagi resiko yang membesarkan hasil usaha besar.
sama dengan lembaga penyedia asuransi dan risk pooling
berarti bahwa individu-individu petani yang mempunyai
resiko berbeda menggabungkan resikonya kedalam satu
wadah bersama (common pool).
2. Insurable risks, resiko harus layak secara ekonomis untuk Pola Kemitraan Agribisnis Padi
diasuransikan
3. Rational for buying insurance, artinya membeli asuransi
harus rasional secara ekonomi.

Asuransi pertanian yang diterapkan di beberapa negara


dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1) Asuransi tanaman berbasis ganti rugi (Indemnity-based
crop insurance)
a) Asuransi dengan risiko bernama (named peril insurance).
b) Asuransi tanaman dengan beberapa risiko (multi peril
crop insurance/MPCL).

2) Asuransi tanaman berbasis indeks (Index-based crop Pola Kemitraan Agribisnis Jagung
insurance)
a) Asuransi berdasarkan hasil dalam suatu wilayah (area-
yield insurance).
b) Asuransi berdasarkan iklim (weather insurance).

3) Asuransi pertanian yang lain.


a) Asuransi ternak (livestock insurance).
b) Asuransi perikanan (aquaculture insurance).

BAB 2 KEMITRAAN
Adapun model kemitraan yang dapat dikembangkan dalam Model-model pemberdayaan pengembangan adalah
peningkatan usahatani adalah: sebagai berikut:
a. Model Intiplasma 1. Pola Koperasi Usaha Perkebunan
Model intiplasma adalah hubungan kemitraan antara usaha Masyarakat membentuk kopersi perkebunan, membangun
kecil dengan usaha menengah atau usaha besar, yang kebun dan fasilits pengolahannya serta mengembangkan
didalamnya Usaha Menengah atau Usaha besar bertindak sarana dan prasarana pokok lainnya.
sebagai inti dan usaha kecil selaku plasma.
2. Pola Patungan Koperasi-Investor
b. Model Kontrak Beli Pola ini merupakan pengembangan dari pola PIR yang
Pada model kemitraan ini, terjadi hubungan kerjasama berlaku saat ini, yaitu menghilangkan pemberantasan
antara kelompok skala kecil dengan perusahaan kelembagaan antara plasma dan inti.
agroindustri skala menengah atau besar yang dituangkan
dalam suatu perjanjian kontrak jual beli secara tertulis 3. Pola Patungan Investor-Koperasi
untuk jangka waktu tertentu yang disaksikan oleh Instansi Pola ini seperti pola II, tetapi kontribusi koperasi terbatas
Pemerintah. pada inkind contribution yang disetarakan dengan nilai
uang, misalnya lahan usaha koperasi (sebagai saham).
c. Model Sub Kontrak
Model sub kontrak adalah hubungan kemitraan antara 4. Pola BOT
usaha kecil dengan usaha menengah atau besar yang Pola ini terbuka bagi investor (BUMN/BUMS perkebunan),
didalamnya usaha kecil memproduksi komponen dan atau termasuk PMA. Dalam pola ini investor membangun kebun,
jasa yang merupakan bagian dari produksi usaha menengah pabrik dan sarana serta prasarana penduduknya.
atau usaha besar.
DIAL JULIANSYAH 165040200111044

5. Pola BTN pertaniannya agar cepat tersalur sebelum rusak dan terjual
Pola ini mengadopsi pola pengembangan perumahan dengan harga yang pantas, bahkan tinggi
rakyat yang dikembangkan oleh Bank Tabungan Negara Koperasi
(BTN). Koperasi pertanian dibentuk dengan tujuan menyediakan
produk dan pelayanan yang dibutuhkan oleh para anggota
Pembangunan kawasan usahatani pada hakekatnya untuk memperkecil biaya usahataninya.
melibatkan 3 (tiga) komponen (mitra) yang saling Lembaga Pendidikan
berinteraksi yaitu Peran serta lembaga pendidikan dalam peningkatan
pertama, faktor penataan ruang/wilayah dengan pendidikan petani sangat membantu dalam peningkatan
memanfaatkan secara berkesinambungan (suistanable pemahaman dalam proses adopsi teknologi.
development). Lembaga Penyuluh Pertanian
Kedua, faktor sumber daya manusia (petani dan Penyuluh Pertanian Lapang bertindak sebagai fasilitator
masyarakat sekitar) dan dan konsultan pertanian rakyat.
ketiga, faktor pengembangan pola usaha pada satu Lembaga Penjamin & Penanggung Resiko
kawasan. Setiap usaha selalu dihadapkan pada suatu resiko. Resiko
dalam usaha tani sangat besar, terutama resiko produk dan
resiko pasar.
Keterlibatan investor dapat mengambil peran:
1. Hulu-Hilir
Investor dapat melakukan kemitraan usaha mulai dari
lingkup penyediaan sarana dan prasarana sampai dengan BAB 4 PERENCANAAN USAHATANI
pemasaran (seluruh sub sistem dari hulu hilir).
2. Parsial
Investor hanya bergerak pada satu atau lebih lingkup
kegiatan kemitraan usaha tani tetapi tidak secara
keseluruhan. Misalnya hanya mengenai penyediaan sarana
dan prasarana, atau produksi saja atau pemasaran saja.

karakteristik usahatani dan komoditas pertanian memiliki


ciri-ciri sebagai berikut :
1. Keterbatasan modal
2. Fenomena pemikiran tradisional
3. Tingkat pendidikan relatif rendah
4. Fluktuasi harga komoditi pertanian
5. Pengaruh gejala alam
6. Produk pertanian tidak tahan lama
7. Produk pertanian mudah rusak

Regulasi dalam bidang pertanian yang dikeluarkan oleh


pemerintah dikelompokkan menjadi :
1. Regulasi untuk menjamin lingkungan bisnis yang
kompetitif
2. Regulasi untuk kontrol monopoli
3. Regulasi untuk fasilitas perdagangan
4. Regulasi untuk penyediaan fasilitas publik
5. Regulasi untuk proteksi produsen dan konsumen

BAB 3 LEMBAGA

Lembaga-lembaga yang terkait dan mendukung kegiatan


usahatani secara umum adalah sebagai berikut :
Lembaga Pembiayaan
lembaga-lembaga pembiayaan yang tersebar di masyarakat
belakangan ini cukup dapat membantu petani dalam
mendapatkan bantuan kredit.
Lembaga Pemasaran & Distribusi
Peran lembaga pemasaran sangat dibutuhkan dalam
membantu petani menjual dan mendistribusikan produksi
DIAL JULIANSYAH 165040200111044

BAB 5 KELAYAKAN SETAHUN

B/C RATIO( BENEFIT COST RATIO)


Benefit Cost Ratio adalah penilaian yang dilakukan untuk
melihat tingkat efisiensi penggunaan biaya berupa
perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif
dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif
DIAL JULIANSYAH 165040200111044

= 43%

Payback Periode

= 6 + ((2.614.283+(-4.701.623))/(4.985.909-(-
4.701.623))*1

NET B/C = 5,78

NET B/C = ∑PVTR/∑PVTc Pengembalian modal adalah 5 tahun 9 bulan 24 hari


= 6.505.797/2.317.435
= 2,8 BAB 6 KELAYAKAN SEMUSIM
Rasio NET B/C adalah tambahan keuntungan bersih
yang diterima usahatani dari setiap 1 satuan biaya yang
Break even point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk
dikeluarkan. Sehingga setiap 1 rupiah dari petani dapat
tambahan keuntungan bersih sebasar 2,8 rupiah. Usahatani menemukan satu titik, dalam unit atau rupiah, yang
kakao menguntungkan untu petani karena memiliki nilai menunjukkan biaya sama dengan pendapatan.
yang lebih dari 1.
Adapun beberapa manfaat dari Break Even Point (BEP)
Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalah antara lain sebagaimana berikut :
analisis manfaat finansial yang digunakan untuk mengukur 1. Alat perencanaan untuk hasilkan laba
layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai 2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat
sekarang (present value) arus kas bersih yang akan diterima volume penjualan, serta hubungannya dengan
dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah investasi kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan
yang dikeluarkan yang bersangkutan.
3. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
4. Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang
mudah dibaca dan dimengerti
BEP produksi (Unit)= TFC / (P−TVC/Q)
Keterangan:
BEP = Break even point (Titik Impas)
Q = Quantities (Produksi)
NPV
TFC =Total Fixed Cost (Biaya Tetap)
NPV = NPV (suku bunga;∑keuntungan)
TVC = Total Variable Cost (Biaya Variabel)
= NPV (7,5%;55.648,505)
P = Harga Produk
= Rp 27.731.490,-

b. Break Even Point (BEP) Rupiah


IRR menunjukkan kemampuan suatu investasi atau usaha Break Even Point rupiah menggambarkan total penerimaan
dalam menghasilkan return atau tingkat keuntungan yang produk dengan kuantitas produk pada saat BEP (Juanda dan
bisa dipakai. Cahyono, 2000).
Keterangan:
BEP = Break Even Point (Titik Impas)
TR = Total Revenue (Penerimaan)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variable Cost (Biaya Variabel)

IRR
IRR = IRR (∑keuntungan;suku bunga(i)) Sedangkan metode perhitungan titik impas secara

= IRR (55.648,505; 7,5%) grafis, seperti gambar dibawah ini


DIAL JULIANSYAH 165040200111044

TFC = biaya tetap (fixed cost)


TVC = biaya variabel (variable cost)

BEP produksi (Unit)= TFC / (P−TVC/Q)


Keterangan:
BEP = Break even point (Titik Impas)
Q = Quantities (Produksi)
TFC =Total Fixed Cost (Biaya Tetap)
TVC = Total Variable Cost (Biaya Variabel)
P = Harga Produk

Bab 7 Analisa

TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = Biaya total (Total Cost)
TFC = Biaya tetap total (Total Fix Cost)
TVC = Biaya variabel total (Total Variable Cost).

TR = Q x Pq
Keterangan :
TR = Total Penerimaan (Rp)
Q = Jumlah Produk (Unit)
P = Harga Produk (Rp/unit)

Keuntungan () = TR (Total Revenue) - TC (Total Cost)

R / C = PQ . Q / (TFC+TVC)
Keterangan:
R = penerimaan
C = biaya
PQ = harga output
Q = output

Anda mungkin juga menyukai