UTS
MATERI 1
4. Corak usahatani
DIAL JULIANSYAH 165040200111044
Corak usahatani berdasarkan tingkatan hasil Menurut Soekartawi (1986), ciri-ciri petani kecil:
pengelolaan usahatani yang ditentukan oleh berbagai • Petani yang pendapatannya rendah, yaitu
ukuran/kriteria, antara lain : kurang dari setara 240 kg beras per kapita per
Nilai umum, sikap dan motivasi tahun
Tujuan produksi • Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih
Pengambilan keputusan kecil dari 0,25 ha lahan sawah di Jawa atau 0,5
Tingkat teknologi ha di luar Jawa. Bila petani tersebut juga
Derajat komersialisasi dari produksi usahatani memiliki lahan tegal maka luasnya 0,5 ha di
Derajat komersialisasi dari input usahatani Jawa dan 1,0 ha di luar Jawa.
Proporsi penggunaan faktor produksi dan • Petani yang kekurangan modal dan memiliki
tingkat keuntungan tabungan yang terbatas.
Pendayagunaan lembaga pelayanan pertanian • Petani yang memiliki pengetahuan terbatas
setempat dan kurang dinamis.
5. Bentuk usahatani : dibedakan atas penguasaan
faktor produksi
Menurut Fadholi (1991) masalah-masalah yang terjadi
Perorangan
dalam usahatani di Indonesia adalah sebagai berikut :
Kooperatif
1.Kurang rangsangan
2.Lemah tingkat teknologinya
MATERI 2
3.Langkanya permodalan untuk pembiayaan usahatani
Mengapa Pembangunan Pertanian di Indonesia Sebagai akibat langkanya modal usahatani,
mempunyai peranan penting? kredit menjadi penting..
• Potensi Sumber Daya Alam yang besar dan 4.Masalah transformasi dan komunikasi
beragam 5.Kurangnya informasi harga
• Pangsa terhadap pendapatan nasional yang 6.Adanya gap penelitian terpakai untuk petani
cukup besar 7.Luasan usaha yang tidak menguntungkan
• Besarnya penduduk Indonesia yang 8.Belum mantapnya sistem dan pelayanan penyuluhan
menggantungkan hidupnya pada sektor ini 9. Aspek sosial, politik, ekonomi yang berkaitan dengan
• Perannya dalam penyediaan pangan kebijakan bagi petani
masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di
pedesaan
MATERI 3
Peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional Hal yang membedakan manajemen usahatani
• penyedia lapangan kerja (sumber mata dengan usaha yang lain:
pencaharian penduduk) 1. Keanekaragaman jenis tanaman yang sangat
• sumber devisa negara besar dalam sektor pertanian
• sumber bahan baku industri 2. Besarnya jumlah petani
• sumber pendapatan nasional 3. Keanekaragaman skala usaha di bidang
• sumber bahan pangan bagi sebagian besar pertanian => Suatu usaha tani dimungkinkan
penduduk Indonesia berskala yang sangat kecil (buruh tani) hingga
ke skala perkebunan sangat besar.
Terdapat 2 istilah dalam Activity budget, yaitu: 4. Falsafah hidup tradisional secara umum masih
1. Cabang usahatani (enterprise): produksi melekat dalam diri petani
komoditi tertentu untuk keperluan dijual atau 5. Kecenderungan berorientasi keluarga dan
memenuhi konsumsi sendiri (misalnya padi masyarakat sekitar saja
dan jerami. 6. Usahatani sangat berkaitan dengan gejala alam
2. Kegiatan (activity): metode tertentu untuk 7. Karakteristik produk pertanian yang musiman,
memproduksi tanaman atau mengusahakan mudah rusak dan tidak tahan lama
ternak .
DIAL JULIANSYAH 165040200111044
Upaya:
3 macam metode penyuluhan: 1. Pengembangan kelompok tani melalui
1. Pendekatan personal peningkatan kemampuannya (aspek budidaya
2. Pendekatan kelompok dan agribisnis) dan kemampuan bekerja sama
3. Pendekatan massal 2. Peningkatan kualitas SDM, bantuan alat-alat
prosessing, penyediaan kredit, dan
mengembangkan pola kemitran
Manajemen usaha tani
3. Pengembangan usaha Pelayanan Jasa Alsin
1. Perencanaan (UPJA)
Pendekatan dalam perencanaan: 4. Penguatan lembaga pemerintah seperti BPSB,
Menentukan tujuan/ hasil BPTPH, balai benih maupun Brigade proteksi
Mengklasifikasikan tanah. Misalkan: berapa bagian sehingga dapat memberikan pelayanan prima
yg ditanami padi, kedelai, ternak, ikan dan lain lain.
MATERI 4
Menyusun rencana tanam
2. pengaturan Petani adalah setiap orang yang melakukan
usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh
meneliti kondisi usahatani petani
kebutuhan hidupnya di bidang pertanian
mengatur penggunaan sarana produksi dan tk.
dalam arti luas
mengatur dalam perubahan sosial ekonomi petani,
Petani memiliki banyak fungsi dan kedudukan
kelompok tani, dan gabungan kelompok tani dalam
atas perannya, antara lain
pengaturan tenaga kerja (memperhatikan
Petani sebagai pribadi
kesibukan petani) misalnya dalam hal perbaikan
Petani sebagai kepala keluarga
irigasi,drainase,dsb.
Petani sebagai guru (tempat bertanya bagi
pembagian tugas dalam usahatani
petani lain)
Petani sebagai pengelola usahatani
Petani sebagai warga sosial, kelompok
Petani sebagai warga negara
3. pelaksanaan
Petani sebagai seorang yang membuat suatu
PETANI sebagai manajer memimpin pelaksanaan kegiatan usahatani berjalan, maka petani
kegiatan untuk usahataninya dibantu oleh keluarga seorang:
dan tenaga kerja dari keluarga. Penggerak di bidang bisnis pertanian
KETUA KELOMPOK TANI sebagai manajer dalam utamanya dengan cara pengolahan lahan
kelompoknya memimpin pelaksanaan kegiatan dengan tujuan untuk menumbuhkan dan
usaha kelompok memelihara tanaman, ternak dan ikan
DIAL JULIANSYAH 165040200111044
Manajer, sebagai pengambil keputusan bisnis Labor saving capital : jika dengan modal yang
dan berbagai alternatif pilihan digunakan dapat menghemat penggunaan
Juru tani, harus dapat mengatur, tenaga kerja
melaksanakan, dan mengawasi kegiatan
Modal sifat
usahataninya
• Modal yang justru menyerap tenaga kerja lebih
banyak (jika menggunakan teknologi kimiawi,
Peran Keluarga dalam Usahatani
biologis dan panca usahatani )
1. Kaum lelaki bekerja sebagai pengelolah lahan;
• Modal yang mempertinggi efisiensi
2. Perempuan bertugas membawa hasil dan menjual
(pengolahan lahan menggunakan traktor akan
kepasar;
lebih murah jika dibandingkan dengan
3. Perempuan bertugas menyemaikan dan menanam.
menggunakan tenaga manusia dan atau
Petani dan keluarga selain dapat dipandang
hewan)
sebagai unit kolektif juga dapat dipandang
Modal kegunaan
sebagai unit konsumsi.
• Modal aktif : modal yang secara langsung
Kemampuan lahan sebagai input pertanian dinilai dari maupun tidak langsung dapat meningkatkan
: produksi
1. Kesesuaian lahan untuk ditanami jenis tertentu; • Modal pasif : modal yang digunakan hanya
2. Kemampuan lahan untuk berproduksi; untuk sekedar mempertahankan produk
3. Kemampuan lahan untuk diolah secara berlanjut. Modal waktu
• Modal produktif : jika langsung dapat
Faktor-faktor yang mempengaruhi baik buruknya meningkatkan produksi
kemampuan lokasi pertanian : • modal prospektif : jika dapat meningkatkan
1. Kemiringan lereng produksi tetapi baru akan dirasakan pada
2. Irigasi dan drainase jangka waktu yang lama
3. Kedalaman tanah modal fungsi
4. Tekstur bawah tanah • Modal tetap (fixed assets) : modal yang dapat
5. Derajat kelembaban dipergunakan dalam berulang kali proses
6. Resiko kebanjiran. produksi
• Modal tidak tetap (current assets) : modal yang
hanya dapat dipergunakan dalam satu kali
MATERI 5
proses produksi saja dan pada tiap
Faktor ekonomi usahatani adalah faktor yang
pengulangan produksi harus disediakan
menjadi salah satu prasyarat penting dalam
kembali
melakukan usahatani, diantaranya modal dan
tenaga kerja •
Modal adalah persyaratan mutlak dan wajib
Modal tetap : Lahan, bangunan, ternak, mesin dan
bagi berlangsungnya suatu kegiatan usaha
peralatan
Tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu,
terutama bagi usahatani yang sangat Karakteristik tenaga kerja bidang usahatani sangat
tergantung musim. Kelangkaan tenaga kerja berbeda dengan tenaga kerja bidang usaha lain,
berakibat mundurnya penanaman sehingga menurut Tohir (1983) adalah sbb:
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, 1. Keperluan akan tenaga kerja dalam usahatani
produktivitas, dan kualitas produk. tidak kontinyu dan tidak merata
2. Penyerapan tenaga kerja dalam usahatani
Modal dibagi menjadi 2:
sangat terbatas
Land saving capital : jika dengan modal yang 3. Tidak mudah distandarkan, dirasionalkan, dan
digunakan dapat menghemat penggunaan dispesialisasikan
lahan tetapi produksi dapat dilipatgandakan 4. Beraneka ragam coraknya dan kadangkala
tanpa harus memperluas areal tidak dapat dipisahkan satu sama lain
DIAL JULIANSYAH 165040200111044
Kegiatan tenaga kerja luar sangat dipengaruhi sistem TC = Biaya Total (Rp)
upah, lamamya waktu kerja, kehidupan sehari-hari, TFC = Total Biaya Tetap (Rp)
kecapakapan, keahlian, dan umur tenaga kerja. TVC = Total Biaya Variabel (Rp)
2) Asuransi tanaman berbasis indeks (Index-based crop Pola Kemitraan Agribisnis Jagung
insurance)
a) Asuransi berdasarkan hasil dalam suatu wilayah (area-
yield insurance).
b) Asuransi berdasarkan iklim (weather insurance).
BAB 2 KEMITRAAN
Adapun model kemitraan yang dapat dikembangkan dalam Model-model pemberdayaan pengembangan adalah
peningkatan usahatani adalah: sebagai berikut:
a. Model Intiplasma 1. Pola Koperasi Usaha Perkebunan
Model intiplasma adalah hubungan kemitraan antara usaha Masyarakat membentuk kopersi perkebunan, membangun
kecil dengan usaha menengah atau usaha besar, yang kebun dan fasilits pengolahannya serta mengembangkan
didalamnya Usaha Menengah atau Usaha besar bertindak sarana dan prasarana pokok lainnya.
sebagai inti dan usaha kecil selaku plasma.
2. Pola Patungan Koperasi-Investor
b. Model Kontrak Beli Pola ini merupakan pengembangan dari pola PIR yang
Pada model kemitraan ini, terjadi hubungan kerjasama berlaku saat ini, yaitu menghilangkan pemberantasan
antara kelompok skala kecil dengan perusahaan kelembagaan antara plasma dan inti.
agroindustri skala menengah atau besar yang dituangkan
dalam suatu perjanjian kontrak jual beli secara tertulis 3. Pola Patungan Investor-Koperasi
untuk jangka waktu tertentu yang disaksikan oleh Instansi Pola ini seperti pola II, tetapi kontribusi koperasi terbatas
Pemerintah. pada inkind contribution yang disetarakan dengan nilai
uang, misalnya lahan usaha koperasi (sebagai saham).
c. Model Sub Kontrak
Model sub kontrak adalah hubungan kemitraan antara 4. Pola BOT
usaha kecil dengan usaha menengah atau besar yang Pola ini terbuka bagi investor (BUMN/BUMS perkebunan),
didalamnya usaha kecil memproduksi komponen dan atau termasuk PMA. Dalam pola ini investor membangun kebun,
jasa yang merupakan bagian dari produksi usaha menengah pabrik dan sarana serta prasarana penduduknya.
atau usaha besar.
DIAL JULIANSYAH 165040200111044
5. Pola BTN pertaniannya agar cepat tersalur sebelum rusak dan terjual
Pola ini mengadopsi pola pengembangan perumahan dengan harga yang pantas, bahkan tinggi
rakyat yang dikembangkan oleh Bank Tabungan Negara Koperasi
(BTN). Koperasi pertanian dibentuk dengan tujuan menyediakan
produk dan pelayanan yang dibutuhkan oleh para anggota
Pembangunan kawasan usahatani pada hakekatnya untuk memperkecil biaya usahataninya.
melibatkan 3 (tiga) komponen (mitra) yang saling Lembaga Pendidikan
berinteraksi yaitu Peran serta lembaga pendidikan dalam peningkatan
pertama, faktor penataan ruang/wilayah dengan pendidikan petani sangat membantu dalam peningkatan
memanfaatkan secara berkesinambungan (suistanable pemahaman dalam proses adopsi teknologi.
development). Lembaga Penyuluh Pertanian
Kedua, faktor sumber daya manusia (petani dan Penyuluh Pertanian Lapang bertindak sebagai fasilitator
masyarakat sekitar) dan dan konsultan pertanian rakyat.
ketiga, faktor pengembangan pola usaha pada satu Lembaga Penjamin & Penanggung Resiko
kawasan. Setiap usaha selalu dihadapkan pada suatu resiko. Resiko
dalam usaha tani sangat besar, terutama resiko produk dan
resiko pasar.
Keterlibatan investor dapat mengambil peran:
1. Hulu-Hilir
Investor dapat melakukan kemitraan usaha mulai dari
lingkup penyediaan sarana dan prasarana sampai dengan BAB 4 PERENCANAAN USAHATANI
pemasaran (seluruh sub sistem dari hulu hilir).
2. Parsial
Investor hanya bergerak pada satu atau lebih lingkup
kegiatan kemitraan usaha tani tetapi tidak secara
keseluruhan. Misalnya hanya mengenai penyediaan sarana
dan prasarana, atau produksi saja atau pemasaran saja.
BAB 3 LEMBAGA
= 43%
Payback Periode
= 6 + ((2.614.283+(-4.701.623))/(4.985.909-(-
4.701.623))*1
IRR
IRR = IRR (∑keuntungan;suku bunga(i)) Sedangkan metode perhitungan titik impas secara
Bab 7 Analisa
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = Biaya total (Total Cost)
TFC = Biaya tetap total (Total Fix Cost)
TVC = Biaya variabel total (Total Variable Cost).
TR = Q x Pq
Keterangan :
TR = Total Penerimaan (Rp)
Q = Jumlah Produk (Unit)
P = Harga Produk (Rp/unit)
R / C = PQ . Q / (TFC+TVC)
Keterangan:
R = penerimaan
C = biaya
PQ = harga output
Q = output