Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN USAHATANI

A. Pengertian Usahatani
B. Potret Usahatani
C. Klasifikasi Usahatani
D. Permasalahan Manajemen Usahatani
A. Pengertian Usahatani

Usahatani :
- Sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal yang ditunjuk-
kan kepada produksi di lapangan pertanian (Bachtiar Rivai,
1980).
- Sebagian dari permukaan bumi dimana seorang petani,
sebuah keluarga tani atau badan usaha lainnya bercocok
tanam atau memelihara ternak (AT. Mosher, 1966)
B. Melihat Potret Usahatani (Fadholi Hernanto, 1989) :

1. Adanya lahan, tanah usahatani yang di atasnya tumbuh tanaman. Ada


tanah yang dibuat kolam, tambak, sawah, atau tegalan. Ada tanaman
semusim, setahun atau tanaman tahunan
2. Ada bangunan yang berupa rumah petani, gudang, kandang, lantai jemur,
dan lain-lain
3. Ada alat-alat pertanian seperti cangkul, parang, garpu, linggis, sprayer,
traktor, pompa air dan lain-lain.
4. Ada pencurahan kerja untuk mengolah tanah, menanam, memelihara dan
lain-lain
5. Ada kegiatan petani yang menetapkan rencana usahataninya, mengawasi,
jalannya usaha tani, dan menikmati usahataninya.

Di Indonesia, perkebunan sebenarnya juga merupakan usahatani yang


dilaksanakan secara komersial. Kegiatan usaha perkebunan dibedakan
dengan usahatani (pertanian rakyat)
Ciri Perbedaan antara Usahatani dan Perkebunan

CIRI USAHATANI PERKEBUNAN


1. Lahan Sempit Luas
2. Status lahan Milik, sewa, sakap Hak Guna Usaha (HGU), milik swasta

3. Pengelolaan Sederhana (oleh Rumit (tenaga upahan)


petani)
4. Jenis tanaman Monokultur/campuran Tanaman perdagangan, monokultur

5. Teknologi sederhana Moderen


6. Cara budidaya Tradisional Mengikuti perkembangan Teknologi

7. Sistem permodalan Padat karya Padat modal


Ciri Perbedaan Usahatani dan industri

CIRI USAHATANI INDUSTRI


1. Tenaga kerja/penggerak Biologis, manusia/mekanik Mekanik/mesin-mesin

2. Proses produksi Di alam terbuka, tergantung Di ruangan, tidak


alam tergantungan alam

3. Pengelolaan Sederhana Mutakhir


4. Cara pengambilan Cepat, tepat Jangka panjang
keputusan
5. Standardisasi Sulit Mudah
6. Perputaran modal lama cepat
B. Klasifikasi Usahatani

Usahatani diklasifikasi berdasarkan beberapa kriteria :


1. Pola Usahatani
2. Tipe Usahatani
3. Struktur Usahatani
4. Corak Usahatani
5. Bentuk Usahatani
Berdasarkan pola usahatani, kita mengenal usahatani
lahan kering dan usahatani lahan sawah. Beberapa jenis
sawah yang variasinya dipengaruhi oleh sifat pengairannya :
1. Pola Usahatani

Berdasarkan pola usahatani, kita mengenal usahatani lahan kering dan


usahatani lahan sawah.
Beberapa jenis sawah yang variasinya dipengaruhi oleh sifat pengairannya :
a. Sawah dengan pengairan teknis
b. Sawah dengan pengairan setengah teknis
c. Sawah dengan pengairan sederhana
d. Sawah tadah hujan
e . Sawah pasang surut, umumnya di muara-muara sungai

Pada usahatani ikan kita mengenal empat pola :


a. Pola air tawar biasa (usahatani ikan mas, gurame, lele, dll)
b. Pola air tawar deras
c. Pola mina padi (usahatani padi-ikan campuran)
d. Pola air asin (bandeng, udang, kerang, rumput laut)
2. Tipe Usahatani

Menurut tipe usahatani terdapat :


a. Usahatani padi
b. Usahatani palawija
c. Usahatani campuran
d. Usahatani tanaman ganda
3. Struktur Usahatani

Berdasarkan struktur usahatani, pada tanaman pangan kita


kenal adanya struktur usahatani :
a. Khusus (pengelola usahatani selalu mengusahakan satu
macam komoditi).
b. Tidak khusus ( diusahakan tidak tetap), selalu berganti
c. Campuran ( diusahakan lebih dari satu komoditi)
4. Corak Usahatani

Corak usahatani adalah tingkatan dari hasil pengelolaan


usahatani. Corak usahatani subsisten atau moderen/
komersil

5. Bentuk Usahatani
Berdasarkan bentuk usahatani, pada tanaman terdapat
bentuk usahatani keluarga, kooperatif, dan kolektif.
4. Permasalahan Manajemen Usahatani

Beberapa masalah manajemen Usahatani :


1. Kecilnya Usahatani
Menurut sensus pertanian 1983, di Indonesia 47 % petani mengusahakan
lahan kurang dari 0,5 ha dan sisanya 53 % mengusahakan lebih dari 0,5
ha.
2. Usahatani sebagai suatu rumah tangga
Kerja untuk pertanian dan untuk rumah tangga tak dapat dipisahkan
dengan jelas. Hal ini menjadi kesulitan bagi petani untuk menerapkan
manajemen usahatani.
3. Kekurangan Modal
Kecilnya usahatani dan harga-harga hasil pertanian yang rendah
menyebabkan petani terpaksa mencari pinjaman setiap tahun.
4. Pengangguran tersembunyi
Hal ini disebabkan oleh kecilnya usahatani, tenaga kerja keluarga
berlebihan, produksi musiman, dan kurangnya industri rakyat.
Pengangguran tersembunyi memupuk kemalasan dan kegelisahan sosial.
Hal ini tentu akan mengurangi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja

5. Kesukaran dalam menerapka teknologi


Petani berpikir tradisional dan curiga terhadap teknik dan metode baru.
Tetapi sekali mereka mencoba hal yang baru tersebut dan berhasil,
dengan semangat akan mengadopsinya. Kelancaran penerapan hal-hal
baru tergantung kepada kemauan dan kemampuan petani untuk
melaksanakannya.

6. Kurangnya supply bahan-bahan yang diperlukan.


Petani menghadapi kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahan yang
diperlukan dalam jumlah yang cukup , kualitas yang baik, dan pada
waktu yang tepat
7. Rendahnya managerial skill (kecakapan mengelola). Managerial skill ini
perlu ditingkatkan agar petani menjadi progresif dan reponsif terhadap
perkembangan teknologi agar berhasil dalam usahataninya.

8. Lain-lain
Termasuk di dalamnya komunikasi, pasar, masalah pendidikan rendah,
kurangnya rangsangan, pelayanan penyuluhan, serta aspek sosial,
politik dan ekonomi

Anda mungkin juga menyukai