Anda di halaman 1dari 12

PENGELOLAAN

HUTAN RAKYAT
K. 5
MARINA SONIA P (H1020043)
MOHAMAD DAVA A (H1020045)
MUH. NUR KHOLIS M (H1020047)
RAKLI PISCAE H (H1020065)
SALMA SAIDAH H (H1020074)
Perbedaan Pengelolaan Hutan Rakyat
Hasil Hutan Kayu Hasil Hutan Bukan Kayu Agroforestri
1. Perencanaan penanaman 1. Perencanaan kurang 1. Perencanaan penanaman
lebih terstruktur dan terencana terstruktur (biasanya ditanaman lebih terstruktur dan terencana
2. Padat modal dibawah tegakan) atau tumbuh 2. Padat modal
3. System pemasaran biasanya liar 3. Terdapat kombinasi pohon
terdapat 2 model 2. Belum banyak modal yang (kehutanan), tanaman semusim
4. Adanya Monitoring dan masuk dari luar (pertanian) dan atau peternakan
evaluasi pengelolaan 3. System pemasaran biasanya 4. Pengelolaan tanaman berkayu
5. Komoditas utamanya pohon lebih sederhana (satu model) bisa bersamaan atau bergiliran
4. Kurang ada monitoring dan dengan tanaman semusim
evaluasi pengelolaan
5. Penggunaan lahan berupa
kebun / pekarangan
Studi kasus : Pengelolaan Hutan Rakyat Oleh Kelompok Pemilik 3

Hutan Rakyat Di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo


Kabupaten Lampung Selatan
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan Desa Bandar yaitu kondisi
a) Iklim,
b) Siklus air,
c) Ketersediaan uang
Sebagai modal untuk pembelian alat, pupuk, bibit, tenaga kerja.
2. Organisasi
a) KTH Desa Bandar
b) Lembaga Swadaya Masyarakat belum memberikan pelatihan
c) Dinas Kehutanan membantu dalam bantuan
menyediakan bibit
4

3. Pelaksanaan
a) Penanaman → pengadaan bibit, penyiapan lahan, jarak tanam 3 x 3 meter.
b) Pemeliharaan → penyiangan, pemupukan, dan pemberantasan hama penyakit
55,3% 52,6% 21% (yang selalu melakukannya)
c) Pemanenan
Hanya 21% yang memanen sesuai dengan umur panen pohon
d) Pemasaran
4. Monitoring dan evaluasi
a) Frekuensi waktu kegiatan monitoring dan evaluasinya tidak menentu
dikarenakan pengurus dan anggota kelompok milik hutan rakyat memiliki
kesibukannya
b) Dinas Kehutanan memang pernah melakukan monitoring secara langsung ke
lahan hutan rakyat tetapi hanya kadang-kadang saja
Hasil Data
Pelaksanaan Kegiatan Pemasaran Yang Dilakukan Pemiliki Hutan Rakyat

2,6% 15,8% 81,6%

Baik Sedang Buruk

Artinya sebagian besar pelaksanaan kegiatan pemasaran yang dilakukan pemilik


hutan rakyat dapat dikatakan buruk. Hal ini terjadi dikarenakan pemilik hutan rakyat
menjual hasil hutan kayunya berupa tegakan berdiri ke pemborong lantaran tidak
memiliki cukup modal untuk biaya penebangan dan pengolahan kayu sehingga
penebangan dan pengangkutan kayu dilakukan oleh pembeli, selain itu juga pemilik
hutan rakyat menjualnya didasarkan pada kebutuhan mendesak sehingga dalam
keadaan ini pemilik hutan rakyat memiliki posisi tawar yang rendah.
6

Adapun Saluran Pemasaran Kayu Rakyat Yang Terdapat di Desa Bandar


adalah sebagai berikut:

1 Pedagang Industri Industri Barang


pengumpul Penggergajian Jadi
Pemilik Hutan
Rakyat

Pemilik Hutan Industri Industri


2
Rakyat Penggergajian Barang Jadi
HASIL DATA
Pemasaran Hasil Hutan Bukan Kayu Yang Dilakukan Pemilik Hutan Rakyat

Hal ini berarti sebagian besar reponden


MENJUAL KE
memilih untuk menjual hasil panen non
7,9% PASAR kayunya ke pengepul, ini dikarenakan pemilik
hutan rakyat tidak memiliki kendaraan /
angkutan untuk mengangkut hasil panennya
ke pasar, sedangkan bila dijual di pengepul
mereka tidak perlu memikirkan biaya angkutan
dan juga resiko-resiko yang disebabkan bila
barang tidak laku dijual di pasar.
MENJUAL KE
92,1% PENGEPUL
Studi kasus
STRATEGI PENGEMBANGAN ILES-ILES (Amorphophallus spp.) SEBAGAI HASIL HUTAN
BUKAN KAYU (HHBK) di KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT
Budidaya Manfaat Peluang
1 Iles-iles dapat tumbuh dibawah 1. Umbi tanaman iles-iles dapat 1. Kebutuhan ekspor iles-iles cukup
naungan dimanfaatkan sebagai bahan tinggi, mencapai 3.000 ton/tahun,
2. Budidaya iles-iles cukup makanan pengganti beras pada namun baru 600 ton yang dapat
mudah. Iles-iles dapat tumbuh saat terjadi kekurangan bahan dipenuhi.
pada hampir semua jenis tanah, makanan pokok asalkan diolah 2. Bandar lokal mulai kekurangan
cara membudidayakan iles-iles dengan benar dan juga dapat bahan baku iles-iles dari alam. Oleh
juga relatif mudah. Metode yang diolah menjadi berbagai macam karena itu ilesiles perlu
digunakan untuk produk. dibudidayakan oleh petani, agar
membudidayakan iles-iles dapat hasilnya kontinyu.
melalui stek daun, biji, bulbil
maupun umbi.
3. Waktu pertubuhannya cukup 2. Potensi sebagai 3. Ketersediaan bibit yang
lama. Iles-iles memerlukan waktu agroforestri jati dengan iles- cukup banyak karena
untuk untuk tumbuh dari mulai iles, dikarenakan iles-iles meskipun belum banyak
tanam hingga panen adalah 1- 3 memerlukan naungan dalam petani yang
tahun. pertumbuhannya, dan jati membudidayakan iles-iles
4. Iles-iles dapat menghasilkan umbi termasuk naungan yang ideal tetapi sudah banyak iles-iles
seberat 800 gram – lebih dari 1 kg, bagi iles-iles yang tumbuh liar di
hal ini menyebabkan biaya kebunkebun milik
pemanenan dan pemasaran iles-iles masyarakat ataupun di
cukup tinggi, karena memerlukan lahan hutan produksi
tenaga kerja yang banyak dan truk
untuk mengangkut hasil panennya
Strategi Pengelolaan
1 Kemitraan penting dilakukan untuk mengamankan bahan baku iles-iles, sehingga
kebutuhan untuk ekspor juga dapat dipenuhi. Kemitraan antara petani ini tidak hanya
dalam hal budidaya tetapi juga sampai pengolahan dan pemasaran.
2. Penyuluhan merupakan strategi yang penting dalam pengembangan iles-iles di
Kabupaten Kuningan. Hal ini karena, petani di Kabupaten Kuningan khususnya
Kecamatan Cimahi belum banyak membudidayakan iles-iles.
3. pembentukan koperasi bagi para petani ilesiles. Pembentukan koperasi ini bertujuan
untuk mewadahi para petani iles-iles dalam mengusahakan iles-ilesnya. Adanya koperasi
ini dapat mengontrol ketersediaan bahan baku dan memudahkan pemasaran iles-iles yang
dihasilkan oleh petani.
4. Bantuan modal
11

Prospek Pasar
1 Peluang pasar bagi kayu rakyat semakin terbuka karena permintaan industri
perkayuan yang memanfaatkan kayu rakyat. Kayu dijual dalam bentuk log atau
tegakan.
2. Kebutuhan ekspor iles-iles cukup tinggi, mencapai 3.000 ton/tahun, namun baru
600 ton yang dapat dipenuhi. Selain itu, Peluang pengembangan iles-iles di lokasi
penelitian juga sangat memungkinkan, iles-iles dapat tumbuh di bawah tanaman
kayu sehingga iles-iles tetap dapat dibudidayakan di lahan yang sudah ada
tanaman kayunya.

Anda mungkin juga menyukai