NIM : H1020046
FAKULTAS PERTANIAN
2021
ACARA I
A. TUJUAN
- Mengenali gejala (symptom) yang timbul pada tanaman inang dan tanda
(sign) penyebab kerusakan tanaman kehutanan
- Membedakan tipe-tipe gejala penyakit di tanaman kehutanan
B. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman adalah suatu sumber daya hayati. Tanaman dapat rusak atau mati
diakibatkan berbagai banyak hal. Salah satunya adalah penyakit. Penyakit tanaman
disebabkan oleh gangguan biotik yaitu yang berupa pathogen (Saleh, N., 2007).
Penyakit merupakan proses kerusakan fisiolois yang diakibatkan oleh suatu
tekanan atau gangguan yang terus menerus. Penyebab utama dari penyekit itu
sendiri yaitu biotik ataupun abiotic, yang dapat mengakibatkan tidak normalnya
aktivitas sel/jaringan, yang diagambarkan dalam bentuk patologi yang khas yang
disebut gejala/tanda (Mustafa et al.,2019). Penyakit dapat diakibatkan karena
gangguan proses fisiologis tanaman seperti biji, bunga, daun, pucuk, cabang,
batang, dan akar, hal tersebut merupakan akibat dari terganggunya fungsi, bentuk
jaringan, organ tanaman yang disebabkn penyakit (Rahayu, 1999).
C. METODE PENGAMATAN
Bahan
Hasil
Keterangan gambar :
Isolat jamur Ganoderma sp. penyebab
penyakit akar merah
g. Diskripsi penyebab
Tubuh Ganoderma sp. memiliki miselium berwarna putih
kemudian akan berubah menjadi kuning kecoklatan di bagian
tengah. Keberadaan Ganoderma sp. ini patut diwaspadai karena
jamur ini memiliki kisaran inang yang cukuplah luas. Inokulum
tumbuh dan menyebar di bawah permukaan tanah, sehingga
inokulumnya akan bertahan pada akar dan stump (tunggul) pohon
yang sudah mati. Inokulum inilah yang banyak menyerang tanaman
dikemudian hari (Old et al., 2000)
2. Penyakit Sesidia
a. Nama penyakit : Sesidia
b. Nama inang : Daun Acacia auriculiformis
c. Tipe gejala : Hiperplasia
d. Gambar penyakit
Keterangan gambar :
Daun yang terkena Sesidia
e. Diskripsi penyakit
Gejala awal serangan penyakit sisda ditunjukan dengan adanya
nekrotik atau klorose barwarna hijau ke kuning kuningna yang
letaknya terdapat pada pangkal, pinggir ataupun tengah daun,
bahkan pada batang dan tangkaipun juga ada. Bercak tersebut
kemudian menebal dan membentuk ppustul/bintil/gall. (Anggraeni
dan Wibowo, 2006)
f. Gambar penyebab
Keterangan gambar :
Spora jamur Uromyces sp.
g. Diskripsi penyebab
Menurut Rahayu, 1999, karat daun atau yang disebut sesidia
dikelompokan menjadi 2 yaitu fitosesidia yang disebabkan oleh
fungi dan zoosesidia yang disebabkan oleh hama atau serangga.
Penyebab fitosesdia disebabkan oleh fungi Atelocauda digitatus.
Fungi tersebut bersifat parassit obligat, dan hanya dapat hidup pada
jaringan yang hidup juga dan mempunyai siklus yang panjang
(Anggeraeni dan Wibowo, 2006)
3. Penyakit embun jelaga
a. Nama penyakit : Embun jalaga
b. Nama inang : Daun Calophyllum inophyllum
c. Tipe gejala : Nekrotik
d. Gambar penyakit
Keterangan gambar :
e. Diskripsi penyakit
Embun jelaga mempunyai ciri ciri permukaan dan bagian atas
maupun bawah yang terserang terdapat bercak hitam yang masih
tipis dan tidak beraturan, lalu bercak menebal dan berwarna hitam
pekat. Lama kelamaan bercak hitam menyatu, dan membentuk
bercak yang luas dan menebal, bahkan sampai menutupi seluruh
permukaan daun sehingga bercak tersebut seolah olah seperti jelaga.
(Anggraeni dan Ngatiman, 2006)
f. Gambar penyebab
Keterangan gambar :
g. Diskripsi penyebab
Penyebab dari embun jelaga yaitu jamur Meliola sp.. Meliola sp.
bersifat parasite obligat yaitu yang hanya hidup pada jaringan yang
hidup, sehingga tidak dapat tumbuh pada media PDA.(Anggraeni
dan Ngatiman, 2006) Cara infeksidari jamur Meliola sp. ini sendiri
hampir sama dengan infeksi Oidium sp. penyebab penyakit embun
tepung, yaitu dengan cara spora tidak masuk ke dallama sel inang,
melainkan spora berkecambah membentuk hifa runcing
(apresorium) yang kemudian menginfeksi bagian permukaan daun
lalu masuk ke dalam sel daun kemudian membentuk haustorium
yang berfungsi menyedot/mengarbsorbsi makanan dari dalam sel
tanaman inang. (Agrios, 1997)
4. Embun tepung
a. Nama penyakit : Embun tepung
b. Nama inang : Daun Mangifera indica
c. Tipe gejala : Nekrosis
d. Gambar penyakit
Keterangan gambar :
Keterangan gambar :
g. Diskripsi penyebab
Penyebab terjadinya penyakit embun tepung yaitu disebabkan
oleh jamur Oidium sp. yang dikenal sebagai parasite obligat yang
hanya dapat hidup pada jaringa yang hidup. Penyebaran penyakit ini
dapat melalui angina, air, serangga dan manusia. (Dwidjoseputro,
1978)
5. Pink disease
a. Nama penyakit : Pink disease
b. Nama inang : Batang Tectonagrandis
c. Tipe gejala : Nekroit
d. Gambar penyakit
Keterangan gambar :
e. Diskripsi penyakit
Penyakit pink disease merupakan penyakit yang menyerang semua
bagian tumbuhan yaitu akar, batang, daun bunga, hingga buahnya.
(Victor, et al. 2016) Infeksi penyakit ini dapat menyebabkan
kematian pada tumbuhan yang diinanginya bila terjadi pada pohon
terutama bila terjadi pada jorged, dan lebih banyak menimbilkan
kerusakan serta kerugian. (Pusat penelitian dan perkembangan,
2013)
f. Gambar penyebab
Ketarangan gambar :
Jamur Corticuium salmonicolor
g. Dikripsi penyebab
Menurut Widyastuti, 2005, penyebab pink disease adalah jamur
Corticuium salmonicolor. Penyakit ini muncul terutama pada
musim penghujan saat kelembapan nisbi tinggi dan berada dalam
fase istirahat selama musing kering saat kelembapan nisbi rendah.
Jamur Corticuium salmonicolor merupakan jamur polifag. Terdapat
4 stasidia perkembangan jamur upas yaitu stadiu membenang atau
stadium sarang laba laba, stadium membrintil, stadium Corticium
dan stadium Necator. (Widyastuti, 2005)
Pembahasan
E. KESIMPULAN
Widyastuti, S. M., Sumardi, S., Sulthoni, A., & Harjono, H. (1998). Pengendalian Hayati
Penyakit Akar Merah pada Akasia dengan Trichoderma. Jurnal Perlindungan
Tanaman Indonesia, 4(2), 65-72.
Saleh, N., & Hardaningsih, S. (2007). Pengendalian penyakit terpadu pada tanaman
kedelai. Kedelai. Teknologi dan Pengembangan. Puslitbangtan, 319-344.
Mustafa, W. N., Wattimena, C., & Latumahina, F. IDENTIFIKASI JENIS PENYAKIT PADA
TANAMAN JATI (Tectona grandis Linn. F) PADA HUTAN TANAMAN RAKYAT
DUSUN TELAGA KODOK, PROVINSI MALUKU. Jurnal Hutan Tropis, 7(2), 181-
189.
Rahayu, S. (1999). Penyakit Tanaman Hutan Di Indonesia; Gejala, Penyebab, Dan Teknik
Pengendaliannya.
Old, K. M., Lee, S. S., Sharma, J. K., & Yuan, Z. Q. (2000). A Manual of Diseases of
Tropical Acacias in Australia, South-East Asia and India.
Anggraeni, I., dan Wibowo, A. 2006. Serangan Penyakit Embun Tepung dan Karat
Daun pada Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth di Kediri Jawa Timur.
Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam. 3(1), 45–53.
Anggraeni, I., & Ngatiman, N. 2006. Diagnosa Penyakit Embun Jelaga dan Daun
Menggulung Pada Klicung Diospyros malabarica (Desr.) Kostel di
KHDTK Rarung, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam. 3(2): 209-214.
Dwidjoseputro, D 1978. Pengantar mikrologi. Penerbit Alumni. Bandung.
Agrios, G.N. 1997 Plant Pathology, 4 eds. Academic Press, Inc. San Diego.
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perkebunan. 2013. Infeksi Jamur Upas Pada
Tanaman Kakao. Suka Bumi.
Victor, V., Rahmawati, R., & Yusran, Y. IDENTIFIKASI PENYAKIT TEGAKAN KEMIRI
(Aleurites moluccanna WILD) PADA UMUR 7 DAN 10 TAHUN DI DESA TOAYA
KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA. Jurnal Warta Rimba, 4(1).
Widyastuti, S. M., Sumardi, dan Harjono. 2005. Patologi Hutan. Yogyakarta, Gadjah
Mada University Press.