Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR PERLINDUNGAN DAN KESEHATAN HUTAN

Mohamad Dava Aditya


H1020045

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
ACARA 2

PENGENALAN GANGGUAN PENYAKIT BIOTIK DAN

PENYEBABNYA PADA TANAMAN HUTAN

A. Tujuan

1. Mengenali gangguan penyakit biotik dan penyebabnya pada tanaman hutan

2. Mengenali gangguan penyakit biotik dan penyebabnya pada kayu hasil hutan

B. Tinjauan Pustaka

Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup.
makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan
manusia, hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup berdasarkan ukurannya digolongkan
menjadi mikroorganisme dan makroorganisme. Sedangkan penyakit biotik merupakan
penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh penyakit infeksius bukan binatang dan dapat
menular dari tumbuhan satu ke tumbuhan yang lain dengan patogen penyakit biotik meliputi
jamur, bakteri, virus, nematode, tumbuhan tingkat tinggi parasitik, dan mikoplasma (Hasna,
2012).

Konsep segitiga penyakit merupakan konsep timbulnya penyakit yang dipengaruhi


oleh tanaman inang, patogen, dan faktor lingkungan. Tanaman inang adalah tanaman yang
berpengaruh terhadap timbulnya suatu penyakit. Patogen adalah organisme hidup yang
mayoritas bersifat mikro dan mampu menimbulkan penyakit tumbuhan antara lain,
cendawan, virus, bakteri, nematode, spiroplasma dan riketsia. Faktor lingkungan merupakan
faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap timbulnya suatu penyakit dapat berupa
suhu udara, intensitas dan lama curah hujan, intensitas dan lama embun, suhu tanah,
kandungan air tanah, kesuburan tanah, kandungan bahan organik, angin, api dan
pencemaran air (Adinugroho, 2008)

C. Metode Pengamatan

a) Alat dan Bahan

1. Karat Puru / gall rust pada sengon

2. Mati pucuk

3. Damping off
4. Busuk jaringan

5. Blue stain fungi pada kayu pinus

6. Alat tulis

7. Buku kerja

b) Cara Kerja

1. Mencari gambar (langsung diperoleh dari pengamatan di lapangan maupun dari


sumber jurnal) dari daftar penyakit yang telah ditentukan,
2. Mencari jurnal yang membahas penyakit biotik tersebut,
3. Menuliskan nama dan penyebab penyakit,
4. Membedakan gejala dan tanda pada masing-masing penyakit,
5. Mendeskripsikan gejala, tanda, dan penyebab penyakit.
D. Hasil dan Pembahasan

Hasil Pengamatan

1. Sengon
i) Nama penyakit : Karat Puru / gall rust
ii) Nama Inang : Albizia falcataria
iii) Tipe gejala : Hipertropik
iv) Gambar penyakit :
Keterangan :
1. Karat Puru pada batang Albizia falcataria

v) Deskripsi penyakit :
Pada gejala awal bagian yang terserang terjadi pembengkakan lokal,
selanjutnya menjadi benjolan-benjolan yang kemudian menjadi bintil-bintil
yang disebut tumor
vi) Gambar penyebab :
Keterangan :
1. Jamur Uromycladium tepperianum

vii) Deskripsi penyebab :


Jamur Uromycladium tepperianum bersifat parasit pada jaringan hidup.
Penyebarannya dipengaruhi oleh angin, serangga, burung, dan manusia.
2. Sengon
i) Nama penyakit : Damping off
ii) Nama Inang : Albizia falcataria
iii) Tipe gejala : Hipertropik
iv) Gambar penyakit :
Keterangan :
1. Gejala penyakit damping-off pada semai Albizia
falcataria.

v) Deskripsi penyakit :
Penyakit mulanya terbentuk dari tanah lembab yang terinfeksi jamur,
kemudian pangkal batang dekat tanah terjadi pembusukan sehingga batang
berwarna coklat kehitaman.
vi) Gambar penyebab :

Keterangan :

1. Jamur Fusarium sp.

vii) Deskripsi penyebab :


Jamur Fusarium sp.yang berasal dari patogen tular tanah.
3. Jabon
i) Nama penyakit : Mati pucuk
ii) Nama Inang : Anthocephalus cadamba
iii) Tipe gejala : Nekrotik
iv) Gambar penyakit :
Keterangan :
1. Penyakit mati pucuk pada jabon

v) Deskripsi penyakit :
Gejala yang dapat ditemukan pada bagian batang menyebabkan batang
mengering dan tidak mampu menopang sehingga terkulai tanamannya.
vi) Gambar penyebab :

Keterangan :

Jamur Botryodiplodia spp.

vii) Deskripsi penyebab :

Jamur Botryodiplodia spp. secara umum memiliki warna putih pada


permukaan atas yang selanjutnya akan berubah menjadi abu-abu atau hijau kehitaman
4. Eukaliptus
i) Nama penyakit : Busuk jaringan
ii) Nama Inang : Eucalyptus pellita
iii) Tipe gejala : Nekrotik
iv) Gambar penyakit :

Keterangan :

1. Busuk batang pada eukaliptus

v) Deskripsi penyakit :

Gejala yang tampak terjadi mulai dari daun bagian bawah ke arah atas pada
batang, daun yang terserang berwarna coklat dan layu, bagian batang yang sakit
berwarna coklat dan terdapat benang-benang halus (hifa) berwarna putih, terlihat jelas
batas antara kulit batang yang masih sehat dengan yang sakit.

vi) Gambar penyebab :


Keterangan :
1. Jamur Fusarium sp..

vii) Deskripsi penyebab :


Jamur Fusarium sp. menunjukkan warna putih atau putih keunguan pada
permukaan bagian atas.
5. Pinus
i) Nama penyakit : Jamur noda biru
ii) Nama Inang : Pinus merkusii Jungh
iii) Tipe gejala : Nekrotik
iv) Gambar penyakit :
Keterangan :
1. Blue stain pada log Pinus merkusii Jungh
v) Deskripsi penyakit :
Menyerang kayu gubal serta menyerap nutrisi dari sel parenkim
vi) Gambar penyebab :
Keterangan :
1. Blue stain fungi

vii) Deskripsi penyebab :


Blue stain fungi menyebar melalui spora yang bersifat lengket dan terbawa ke
dalam kayu oleh serangga mountain pine beetle (Dendroctonus ponderosae Hopk).

Pembahasan

Penyakit gall rust atau yang biasa disebut karat puru disebabkan oleh jamur
Uromycladium tepperianum. Jamur ini bersifat parasit pada jaringan hidup, berdasarkan
pengamatan (Agrios, 2005) penyebaran spora disebabkan oleh faktor angin, serangga,
burung, dan manusia. Infeksi patogen bisa saja terjadi pada biji, semai, dan tanaman dewasa.
Pada gejala awal bagian yang terserang terjadi pembengkakan lokal, selanjutnya menjadi
benjolan-benjolan yang kemudian menjadi bintil-bintil yang disebut tumor. Hal ini dapat
mengakibatkan kematian pada tanaman muda dan semai, sedangkan pada tanaman tua
mengakibatkan perubahan bentuk tapi juga bisa fatal apabila terkena bagian batang pokok
(Triyogo, 2011).
Damping off pada kecambah segon disebabkan oleh jamur Fusarium sp.(Anggraeni
et al, 2014) Sebagian besar penyebab penyakit berasal dari patogen tular tanah. Gejala awal
yang terjadi pada tanaman sengon terlihat bagian batang yang lodoh, daun layu, ranting dan
daun lodoh. Penyakit mulanya terbentuk dari tanah lembab yang terinfeksi jamur, kemudian
pangkal batang dekat tanah terjadi pembusukan sehingga batang berwarna coklat kehitaman.
Batang yang membusuk akan berkerut kemudian menjadi rebah sehingga tanaman mati
(Istikorini, 2020).
Penyakit mati pucuk disebabkan oleh jamur Botryodiplodia spp. Penyakit mati pucuk
bisa terjadi pada tanaman kayu, semai, ataupun areal pertanaman. Gejala yang dapat
ditemukan pada bagian batang menyebabkan batang mengering dan tidak mampu menopang
sehingga terkulai tanamannya. Gejala yang ditimbulkan ditemukan pada saat mulai bibit
muda sampai bibit siap tanam. Bibit jabon yang terkena penyakit pucuk dapat mengalami
kematian. Diawali dari bagian batang umumnya menyebar ke arah daun dengan menginfeksi
bagian tulang daun utama terlebih dahulu. Setelah tulang daun utama terinfeksi, selanjutnya
daun mengering dan menggulung, lalu gugur. Selain menyebar ke bagian daun, juga
menyebar pada batang bagian bawah. Awalnya terlihat mengerut, kemudian mengering, lalu
mati (Aisah, 2015).
Busuk jaringan pada batang Eucalyptus pellita disebabkan oleh jamur Fusarium sp.
spora konidia makro berbentuk melengkung, bersekat-sekat, panjang ujung mengecil, pada
konidia mikro berbentuk lonjong dengan 1 sekat atau tanpa sekat. Gejala yang tampak terjadi
mulai dari daun bagian bawah ke arah atas pada batang, daun yang terserang berwarna coklat
dan layu, bagian batang yang sakit berwarna coklat dan terdapat benang-benang halus (hifa)
berwarna putih, terlihat jelas batas antara kulit batang yang masih sehat dengan yang sakit.
Penyakit busuk batang diawali dari serangan patogen pada jaringan xylem (pengangkut)
sehingga menyebabkan busuk pada batang. Jamur Fusarium sp. dapat tumbuh sebagai
saprofit pada sisa-sisa tanaman dan dapat menyebar melalui angin dan hujan (Arsensi, 2018).
Perubahan warna pada kayu disebabkan oleh melanin dari blue stain fungi. Blue stain
pada kayu disebabkan oleh jenis fungi ascomycetes. Cendawan ini menyerang kayu gubal
serta menyerap nutrisi dari sel parenkim dan tumbuh pada permukaan dinding sel tanpa
merubah enzimatik permukaan (Liese 1964). . Blue stain fungi menyebar melalui spora yang
bersifat lengket dan terbawa ke dalam kayu oleh serangga mountain pine beetle
(Dendroctonus ponderosae Hopk). Kumbang tersebut menginokulasi spora fungi ke dalam
inang (Ballard dan Walsh 1984).

E. Kesimpulan

Penyakit gall rust disebabkan oleh jamur Uromycladium tepperianum. Gejala awal yang
terjadi pada bagian yang terserang terjadi pembengkakan lokal dan dapat mengakibatkan
kematian pada tanaman muda dan semai, sedangkan pada tanaman tua mengakibatkan
perubahan bentuk tapi juga bisa fatal apabila terkena bagian batang pokok

Damping off disebabkan oleh jamur Fusarium sp. Gejala awal yang terjadi pada tanaman
sengon yaitu terlihat bagian batang yang lodoh, daun layu, ranting dan daun lodoh. Penyakit
ini dapat menyebakan tanaman terjadi pembusukan hingga kematian tanaman
Penyakit mati pucuk disebabkan oleh jamur Botryodiplodia spp. bisa terjadi pada tanaman
kayu, semai, ataupun areal pertanaman. Gejala yang ditemukan dapat menyebabkan batang
mengering juga dapagt mengalami kematian apabila terkena bibit jabon.

Busuk jaringan pada batang Eucalyptus pellita disebabkan oleh jamur Fusarium sp. Gejala
yang tampak terjadi mulai dari daun bagian bawah ke arah atas pada batang, daun yang
terserang berwarna coklat dan layu, bagian batang yang sakit berwarna coklat. Patoge ini
menyerang jaringan xylem sehingga menyebabkan pembusukan batang.

blue stain fungi merupakan jamur yang menyerang kayu gubal dan dapat menyebabkan
perubahan warna pada bagian yang terserang serta menyerap nutrisi dari sel parenkim. Hal ini
berpengaruh pada nilai jual kayu dan juga penunjukan retensi dan penetrasi yang tidak
konsisten.
DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho, 2008. Konsep Timbulnya Penyakit http://konsep-timbulnya-penyakit.pdf.


Diakses pada tanggal 09 Oktober 2021.

Agrios, G.N. 2005. Plant Pathology. Fifth Edition. Elsevier Academic Press, London UK.

Aisah, Ai R. Et Al. 2015. Isolasi Dan Identifikasi Cendawan Yang Berasosiasi Dengan
Penyakit Mati Pucuk Pada Bibit Jabon(Anthocephalus Cadamba (Roxb.) Miq). Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman. 12 (3) :153-163

Arsensi, Lin, dan Djumali M. 2018. Identifikasi Patogen Penyebab Busuk Batang Pada Bibit
Eucalyptus Pellita Di Persemaian. J Hut Trop 2(1): 21-25

Ballard RG, Walsh MA. 1984. The Penetration And Growth Of Blue-Stain Fungi In The
Sapwood Of Lodgepole Pine Attacked By Mountain Pine Beetle. CAN. J. BOT. 62:1724-
1729.

Hasna, Qomatul. 2012. Penggolongan Penyakit Tumbuhan. http://planthospital.blogspot.com.


Diakses pada tanggal 09 Oktober 2021.

Istikorini, Yunik Dan Okta Y.S. 2020. Survey Dan Identifikasi Penyebab Penyakit Damping-
Off Pada Sengon (Paraserianthes Falcataria) Di Persemaian Permanen IPB. Jurnal Sylva
Lestari. 8(1):32-41

Liese W. 1964. Über den abbau verholzter zellwände durch moderfäulepilze. Holz als Roh-
und Werkstoff. 22: 289–295.

Triyogo, Ananto Dan Siti M.W. 2012. Peran Serangga Sebagai Vektor Penyakit Karat Puru
Pada Sengon (Albizia Falcataria L. Fosberg). J.Agron. Indonesia. 40(1) :77-82

Anda mungkin juga menyukai