FAKULTAS PERTANIAN
SURAKARTA
2021
ACARA 2
A. Tujuan
2. Mengenali gangguan penyakit biotik dan penyebabnya pada kayu hasil hutan
B. Tinjauan Pustaka
Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup.
makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan
manusia, hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup berdasarkan ukurannya digolongkan
menjadi mikroorganisme dan makroorganisme. Sedangkan penyakit biotik merupakan
penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh penyakit infeksius bukan binatang dan dapat
menular dari tumbuhan satu ke tumbuhan yang lain dengan patogen penyakit biotik meliputi
jamur, bakteri, virus, nematode, tumbuhan tingkat tinggi parasitik, dan mikoplasma (Hasna,
2012).
C. Metode Pengamatan
2. Mati pucuk
3. Damping off
4. Busuk jaringan
6. Alat tulis
7. Buku kerja
b) Cara Kerja
Hasil Pengamatan
1. Sengon
i) Nama penyakit : Karat Puru / gall rust
ii) Nama Inang : Albizia falcataria
iii) Tipe gejala : Hipertropik
iv) Gambar penyakit :
Keterangan :
1. Karat Puru pada batang Albizia falcataria
v) Deskripsi penyakit :
Pada gejala awal bagian yang terserang terjadi pembengkakan lokal,
selanjutnya menjadi benjolan-benjolan yang kemudian menjadi bintil-bintil
yang disebut tumor
vi) Gambar penyebab :
Keterangan :
1. Jamur Uromycladium tepperianum
v) Deskripsi penyakit :
Penyakit mulanya terbentuk dari tanah lembab yang terinfeksi jamur,
kemudian pangkal batang dekat tanah terjadi pembusukan sehingga batang
berwarna coklat kehitaman.
vi) Gambar penyebab :
Keterangan :
v) Deskripsi penyakit :
Gejala yang dapat ditemukan pada bagian batang menyebabkan batang
mengering dan tidak mampu menopang sehingga terkulai tanamannya.
vi) Gambar penyebab :
Keterangan :
Keterangan :
v) Deskripsi penyakit :
Gejala yang tampak terjadi mulai dari daun bagian bawah ke arah atas pada
batang, daun yang terserang berwarna coklat dan layu, bagian batang yang sakit
berwarna coklat dan terdapat benang-benang halus (hifa) berwarna putih, terlihat jelas
batas antara kulit batang yang masih sehat dengan yang sakit.
Pembahasan
Penyakit gall rust atau yang biasa disebut karat puru disebabkan oleh jamur
Uromycladium tepperianum. Jamur ini bersifat parasit pada jaringan hidup, berdasarkan
pengamatan (Agrios, 2005) penyebaran spora disebabkan oleh faktor angin, serangga,
burung, dan manusia. Infeksi patogen bisa saja terjadi pada biji, semai, dan tanaman dewasa.
Pada gejala awal bagian yang terserang terjadi pembengkakan lokal, selanjutnya menjadi
benjolan-benjolan yang kemudian menjadi bintil-bintil yang disebut tumor. Hal ini dapat
mengakibatkan kematian pada tanaman muda dan semai, sedangkan pada tanaman tua
mengakibatkan perubahan bentuk tapi juga bisa fatal apabila terkena bagian batang pokok
(Triyogo, 2011).
Damping off pada kecambah segon disebabkan oleh jamur Fusarium sp.(Anggraeni
et al, 2014) Sebagian besar penyebab penyakit berasal dari patogen tular tanah. Gejala awal
yang terjadi pada tanaman sengon terlihat bagian batang yang lodoh, daun layu, ranting dan
daun lodoh. Penyakit mulanya terbentuk dari tanah lembab yang terinfeksi jamur, kemudian
pangkal batang dekat tanah terjadi pembusukan sehingga batang berwarna coklat kehitaman.
Batang yang membusuk akan berkerut kemudian menjadi rebah sehingga tanaman mati
(Istikorini, 2020).
Penyakit mati pucuk disebabkan oleh jamur Botryodiplodia spp. Penyakit mati pucuk
bisa terjadi pada tanaman kayu, semai, ataupun areal pertanaman. Gejala yang dapat
ditemukan pada bagian batang menyebabkan batang mengering dan tidak mampu menopang
sehingga terkulai tanamannya. Gejala yang ditimbulkan ditemukan pada saat mulai bibit
muda sampai bibit siap tanam. Bibit jabon yang terkena penyakit pucuk dapat mengalami
kematian. Diawali dari bagian batang umumnya menyebar ke arah daun dengan menginfeksi
bagian tulang daun utama terlebih dahulu. Setelah tulang daun utama terinfeksi, selanjutnya
daun mengering dan menggulung, lalu gugur. Selain menyebar ke bagian daun, juga
menyebar pada batang bagian bawah. Awalnya terlihat mengerut, kemudian mengering, lalu
mati (Aisah, 2015).
Busuk jaringan pada batang Eucalyptus pellita disebabkan oleh jamur Fusarium sp.
spora konidia makro berbentuk melengkung, bersekat-sekat, panjang ujung mengecil, pada
konidia mikro berbentuk lonjong dengan 1 sekat atau tanpa sekat. Gejala yang tampak terjadi
mulai dari daun bagian bawah ke arah atas pada batang, daun yang terserang berwarna coklat
dan layu, bagian batang yang sakit berwarna coklat dan terdapat benang-benang halus (hifa)
berwarna putih, terlihat jelas batas antara kulit batang yang masih sehat dengan yang sakit.
Penyakit busuk batang diawali dari serangan patogen pada jaringan xylem (pengangkut)
sehingga menyebabkan busuk pada batang. Jamur Fusarium sp. dapat tumbuh sebagai
saprofit pada sisa-sisa tanaman dan dapat menyebar melalui angin dan hujan (Arsensi, 2018).
Perubahan warna pada kayu disebabkan oleh melanin dari blue stain fungi. Blue stain
pada kayu disebabkan oleh jenis fungi ascomycetes. Cendawan ini menyerang kayu gubal
serta menyerap nutrisi dari sel parenkim dan tumbuh pada permukaan dinding sel tanpa
merubah enzimatik permukaan (Liese 1964). . Blue stain fungi menyebar melalui spora yang
bersifat lengket dan terbawa ke dalam kayu oleh serangga mountain pine beetle
(Dendroctonus ponderosae Hopk). Kumbang tersebut menginokulasi spora fungi ke dalam
inang (Ballard dan Walsh 1984).
E. Kesimpulan
Penyakit gall rust disebabkan oleh jamur Uromycladium tepperianum. Gejala awal yang
terjadi pada bagian yang terserang terjadi pembengkakan lokal dan dapat mengakibatkan
kematian pada tanaman muda dan semai, sedangkan pada tanaman tua mengakibatkan
perubahan bentuk tapi juga bisa fatal apabila terkena bagian batang pokok
Damping off disebabkan oleh jamur Fusarium sp. Gejala awal yang terjadi pada tanaman
sengon yaitu terlihat bagian batang yang lodoh, daun layu, ranting dan daun lodoh. Penyakit
ini dapat menyebakan tanaman terjadi pembusukan hingga kematian tanaman
Penyakit mati pucuk disebabkan oleh jamur Botryodiplodia spp. bisa terjadi pada tanaman
kayu, semai, ataupun areal pertanaman. Gejala yang ditemukan dapat menyebabkan batang
mengering juga dapagt mengalami kematian apabila terkena bibit jabon.
Busuk jaringan pada batang Eucalyptus pellita disebabkan oleh jamur Fusarium sp. Gejala
yang tampak terjadi mulai dari daun bagian bawah ke arah atas pada batang, daun yang
terserang berwarna coklat dan layu, bagian batang yang sakit berwarna coklat. Patoge ini
menyerang jaringan xylem sehingga menyebabkan pembusukan batang.
blue stain fungi merupakan jamur yang menyerang kayu gubal dan dapat menyebabkan
perubahan warna pada bagian yang terserang serta menyerap nutrisi dari sel parenkim. Hal ini
berpengaruh pada nilai jual kayu dan juga penunjukan retensi dan penetrasi yang tidak
konsisten.
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, G.N. 2005. Plant Pathology. Fifth Edition. Elsevier Academic Press, London UK.
Aisah, Ai R. Et Al. 2015. Isolasi Dan Identifikasi Cendawan Yang Berasosiasi Dengan
Penyakit Mati Pucuk Pada Bibit Jabon(Anthocephalus Cadamba (Roxb.) Miq). Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman. 12 (3) :153-163
Arsensi, Lin, dan Djumali M. 2018. Identifikasi Patogen Penyebab Busuk Batang Pada Bibit
Eucalyptus Pellita Di Persemaian. J Hut Trop 2(1): 21-25
Ballard RG, Walsh MA. 1984. The Penetration And Growth Of Blue-Stain Fungi In The
Sapwood Of Lodgepole Pine Attacked By Mountain Pine Beetle. CAN. J. BOT. 62:1724-
1729.
Istikorini, Yunik Dan Okta Y.S. 2020. Survey Dan Identifikasi Penyebab Penyakit Damping-
Off Pada Sengon (Paraserianthes Falcataria) Di Persemaian Permanen IPB. Jurnal Sylva
Lestari. 8(1):32-41
Liese W. 1964. Über den abbau verholzter zellwände durch moderfäulepilze. Holz als Roh-
und Werkstoff. 22: 289–295.
Triyogo, Ananto Dan Siti M.W. 2012. Peran Serangga Sebagai Vektor Penyakit Karat Puru
Pada Sengon (Albizia Falcataria L. Fosberg). J.Agron. Indonesia. 40(1) :77-82