Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN

NAMA : Reggina H P

NIM : H1020066

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2021
ACARA I
GEJALA DAN TANDA PENYAKIT
PADA TANAMAN HUTAN
A. TUJUAN

- Mengenali gejala (symptom) yang timbul pada tanaman inang dan tanda (sign)
penyebab kerusakan tanaman kehutanan
- Membedakan tipe-tipe gejala penyakit di tanaman kehutanan

B. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kehutanan tidak selalu sehat artinya banyak tanaman kehutanan yang
terserang penyakit atau hama sehingga dapat mebgganggu pertumbuhan tanaman
kehutanan tersebut. Menurut Triwibowo dan Jumani (2014), pengenalan penyakit dan
tanaman hutan yang disebabkan oleh pantogen sangatlah penting sebagai dasar
perlindungan hutan. Adanya penyakit pada tanaman disebabkan oleh dua faktor yaitu
faktor biotik (jamur, bakteri, virus, dll) dan faktor abiotic (suhu, cuaca, dll) ( Agrios
1997 dalam Sutarman 2017). Pengidentifikasian penyakit dan hama yang ada pada
tanaman ditujukan untuk mengatahui cara penanggulangan tanaman yang terkena
hama dan penyakit yang menyerang suatu tanaman agar kualitas tanamannya dapat
diperbaiki.
Gejala merupakan penyimpangan yang dialami oleh tanaman dari keadaan
normal. Tanaman yang memiliki penyakit akan menimbulkan gejala. Setiap jenis
tanaman memiliki gejala yang berbeda. Gejala yang ditimbulkan oleh suatu tanaman
yang sakit dapat dibagi berdasarkana sifat gejala yang timbul yang meliputi gejala
local dan gejala sistematik, pengaruh lansung dan tidak langsung yang meliputi gejala
primer dan sekunder, berdasarkan ukuran gejala yang meliputi gejala makroskopis
dan gejala mikroskopis, dan berdasarkan morfologis dan anatomis terdiri dari
hyperplasia, hypoplasia, kekeringan atau layu, nekrosis (Sutarman, 2017)
Tanda merupakan bentuk fisik dari pantogen yang menyebabkan timbulnya
penyakit. Menurut Defitri (2016), tanda penyakit adalah bagian mikroorganisme
pantogen (penyebab penyakit) yang dapat diamati menggunakan mata biasa yang
mencirikan jenis penyebab penyakit tersebut. Sama seperti gejala, setiap jenis
tanaman memiliki tanda yang berbeda Ketika terserang pantogen.

C. METODE PENGAMATAN

a) Alat dan Bahan


Alat
- Kamera
- Alat tulis
- Buku kerja
Bahan
- Acacia sp yang menderita penyakit akar merah disebabkan
Ganoderma pseudoferreum
- Daun Acacia sp. Yang menderita penyakit sesidia, penyebab : jamur
Uromyces
- Daun Acacia sp. menderita penyakit embun jelaga (Black mildew)
disebabkan jamur Capnodium sp.
- Daun Acacia auriculiformis. menderita penyakit embun tepung
(powdery mildew) disebabkan jamur Oidium sp.
- Pink disease pada Tectona grandis yang disebabkan oleh Corticium
salmonicolor
b) Cara Kerja
- Carilah gambar dari daftar penyakit yang telah ditentukan
- Tuliskan nama penyakit dan penyebab penyakit
- Bedakan gejala dan tanda pada masing-masing penyakit
- Deskripsikan gejala, tanda, dan penyebab penyakit

D. HASIL
1. Akar merah pada Acacia sp
a) Nama penyakit : Akar merah
b) Nama inang : Acacia auriculiformis.
c) Tipe gejala : Nekrotik
d) Gambar penyakit :

e) Deskripsi penyakit
Penyakit akar merah pada daun Acacia auriculiformis. disebabkan oleh
jamur Ganoderma spp. Yang sifat infeksi pantogennya lambat dan laten
(Widyastuti et al 1998 dalam Wisyastuti et al 2013)
f) Gambar penyebab

g) Deskripsi penyebab
Ganoderma sp. Memiliki miselium berwarna putih yang akan berubah
menjadi kuning kecoklatan dibagian tengahnya. Ganoderma sp,
merupakan salah satu jenis jamur dari Suku Ganodermataceae, Bangsa
Aphyllophorales, dan Kelas Basidiomycetes. Jamur ini menghancurkan
lignin sehingga mengakibatkan kebusukan pada kayu (Ratnaningtyas dan
Samiyarsih,2012).
2. Sesidia pada Acacia sp
a) Nama penyakit : Sesidia
b) Nama inang : Acacia auriculiformis.
c) Tipe gejala : Hiperplastis
d) Gambar penyakit :
e) Deskripsi penyakit
Penyakit sesidia pada daun Acacia auriculiformis. disebabkan oleh jamur
Uromyces.
f) Gambar penyebab

g) Deskripsi penyebab
Uromyces sangat mempengaruhi produksi yang mengganggu kualitas dan
kuantitasa suatu tanaman. Persebaran penyakit ini banyak dipengaruhi ileh
faktor luar seperti suhu, cuaca, kelembaban (Semangun 1996 dalam
Husain et al, 2013).
3. Embun jalaga pada Acacia sp (Hidayati dan Hendrati, 2018)
a) Nama penyakit : Embun jalaga
b) Nama inang : Acacia auriculiformis.
c) Tipe gejala : Nekrotik
d) Gambar penyakit :

e) Deskripsi penyakit

Penyakit embun jalaga pada daun Acacia auriculiformis. disebabkan oleh


jamur Capnodium sp. Penyakit ini menutupi permukaan daun yang
berakibat merugikanan tanaman. Menurut (Hidayati dan Hendrati, 2018)
jamur yang menutupi permukaan daun secara merata akan menghambat
fotosintesis.

f) Gambar penyebab
g) Deskripsi penyebab

Jamur ini mudah tersebar dengan menggunakan media air. Jamur


Capnodium sp. Mudah tersebar melalui cipratan air dan serangga sehingga
mudah menginfeksi daun-daun lainnya (Rimbawanto et al., 2014 dalam
Hidayati dan Hendrati, 2018).
4. Embun tepung pada Acacia sp (Hidayati dan Hendrati, 2018)
a) Nama penyakit : Embun tepung
b) Nama inang : Acacia auriculiformis.
c) Tipe gejala : Nekrotik
d) Gambar penyakit :

e) Deskripsi penyakit
Penyakit embun tepung pada daun Acacia auriculiformis. disebabkan oleh
jamur Oidium spp. Embun tepung dapat menyerang tanaman dikarenakan
berbagai faktor salah satunya intesitas matahari yang diterima tanaman.
Tanaman yang terkena sinar matarhari lebih banyak memiliki potensi
besar terkena embun tepung dari pada tanaman yang terkena intensitas
sinar matahari yang rendah (Giertych dan Suszka, 2010 dalam Sumartini dan
Rahayu, 2017)
f) Gambar penyebab

g) Deskripsi penyebab
Jamur ini menyerang tanaman pada daun diawali dengan timbulnya
bercak-bercak kecil yang menyerupai tepung lalu dilanjutkan dengan daun
yang mulai menggulung (Semangun, 1994 dalam Korlina, 2016).
5. Pink disease
a) Nama penyakit : Kanker
b) Nama inang : Tectona grandis
c) Tipe gejala :
d) Gambar penyakit :

e) Deskripsi penyakit
Penyakit embun jalaga pada tanaman disebabkan oleh Corticium
salmonicolor. Ciri-ciri pink disease pada tanaman yaitu Batang utama
mengalami kematian jaringan yang mengendap, pecah-pecah berwarna
kehitaman.
f) Gambar penyebab

g) Deskripsi penyebab
Jamur ini mengakibatkan matinya kulit cambium yang diikuti olek
matinya kayu yang berasa di bawah kulit. Gejala dari kerusakan ini yaitu
menggelembungnya bagian batang pohon yang juga diikuti oleh menggelapnya
warna batang menjadi kehitam-hitaman (Safe’I et al, 2020)
E. PEMBAHASAN

F. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Defitri, Y. (2016). Pengamatan beberapa penyakit yang menyerang tanaman kopi


(Coffea sp) di desa Mekar Jaya kecamatan Betara kabupaten Tanjung
Jabung Barat. Jurnal Media Pertanian, 1(2), 78-84.
Hidayati, N., & Hendrati, R. L. (2018). Inventarisasi dan identifikasi penyebab
penyakit pada Acacia auriculiformis di Yogyakarta. Jurnal Pemuliaan
Tanaman Hutan, 12(2), 105 113.
Husain, W., Manengkey, G. S., Makal, H. V., & Paath, J. M. (2013, October).
INSIDENSI PENYAKIT KARAT PADA KACANG MERAH (Vigna
angularis (Willd) Ohwi& H. Ohashi) DI KABUPATEN MINAHASA.
In COCOS (Vol. 3, No. 6).
Korlina, E. (2016). EFEKTIFITAS FUNGSIDA BERBAHAN AKTIF
PYRACLOSTROBIN 50 G/KG+ METIRAM G/KG UNTUK
MENGENDALIKAN PENYAKIT EMBUN TEPUNG (Podosphaera
leucotrica) PADA TANAMAN APEL. Agrovigor: Jurnal
Agroekoteknologi, 9(1), 19-23.
Ratnaningtyas, N. I., & Samiyarsih, S. (2012). Karakterisasi Ganoderma spp. Di
Kabupaten Banyumas dan Uji Peran Basidiospora dalam Siklus Penyakit
Busuk Batang. Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific
Journal, 29(1), 36-41.
Safe'i, R. (2018). PENILAIAN VITALITASPOHONJATI DENGANFOREST
HEALTH MONITORINGDIKPH BALAPULANG. Jurnal Ecogreen, 4(1), 9
16.
Safe'i, R., Kaskoyo, H., & Darmawan, A. (2020). ANALISIS KESEHATAN
POHON DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOREST HEALTH
MONITORING (STUDI KASUS PADA TIGA FUNGSI HUTAN DI
PROVINSI LAMPUNG).
Sumartini, S., & Rahayu, M. (2017). Penyakit embun tepung dan cara
pengendaliannya padatanaman kedelai dan kacang hijau. Jurnal Penelitian
Dan Pengembangan Pertanian, 36(2), 59-66.
Sutarman, S. (2017). DASAR-DASAR ILMU PENYAKIT TANAMAN.
Triwibowo, H., & Jumani, D. H. E. (2014). Identifikasi hama dan penyakit Shorea
leprosula Miq di Taman Nasional Kutai Resort Sangkima Kabupaten
Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur. Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian dan
Kehutanan, 13(2), 175-184.
Widyastuti, S. M., & Riastiwi, I. (2013). Toleransi Tanaman Peneduh Polyalthia
longifolia dan Pterocarpus indicus terhadap Ganoderma sp. Jurnal Hama Dan
Penyakit Tumbuhan Tropika, 13(1), 19-23.
Wiyono, S., Suryaningsih, A. S., Wafa, A., Tondok, E. T., Istiaji, B., Triwidodo, H.,
& Widodo, W. (2019). Kanker Batang: Penyakit Baru pada Kopi di
Lampung. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 15(1), 9-9.

Anda mungkin juga menyukai