Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anggi Reyhan Ardian

Kelas : XI GP 1

Khotbah

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..

Innal hamda lillāhi nahmaduhu wa nasta’īnuhu wa nastaghfiruhu, wa na’ūdzu billāhi min


syurūri anfusinā wa min sayyi-āti a’mālina. Man yahdihillāhu falā mudhilla lahu w aman
yudhlil falā hādiya lahu. Asyhadu anlā ilāha illallāhu wahdahu lā syarīka lahu, wa asyhadu
anna muhammadan ‘ambuhu wa rasūluhu. Wassola tu was salamu ala muhammadin wa
ala a lihi wahos bihi amma ba du.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat iman dan nikmat Islam,
sehingga atas izin-Nya kita kembali dipertemukan dalam majelis khotbah dan salat Jumat
pekan ini, 11 september 2022.
Salawat serta salam pada junjungan kita Nabi Muhammad salallaahu 'alaihi wasallam beserta
keluarga dan para sahabatnya. Amma ba'du.

Hadirin kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,


Sesuai dengan tema yang disampaikan mengenai cinta karena Allah memiliki makna bahwa
kita mencintai seseorang tersebut karena dia merupakan hamba Allah, mencintai karena ia
beriman kepada Allah SWT, dan mencintainya karena ia memiliki akhlak Islam dan beradab
Islam dengan sebaik-sebaiknya.
Mencintai seseorang karena Allah menunjukkan bukti tentang kesempurnaan iman seseorang,
hal ini seperti disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa yang mencintai orang lain karena Allah, membenci orang lain karena Allah,
memberinya karena Allah dan tidak memberi pun karena Allah, maka sungguh telah sempurna
keimanannya.” (HR. Abu Dawud).
Hadis ini menunjukkkan bahwa cinta dan benci yang kita miliki, semuanya harus dilakukan
karena Allah, karena jika cinta yang diberikan tidak diikat dengan cinta kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, tentu saja cinta itu menjadi cinta yang tidak bermanfaat.

Sebaliknya, ketika cinta tersebut karena adanya cinta kita kepada Allah dan cinta itu
disempurnakan dengan mencintai seseorang karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka itu akan
menjadi cinta yang lurus.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Thabrani, disebutkan bahwa tali iman yang sekuat-
kuatnya adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah, seperti sabda Baginda Muhammad
SAW:
“Sekuat-kuatnya tali iman adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Thabrani).
Menurut Asy-Syaikh Abdul Qadir Al-Munawwir dalam kitab 'al jami’ al Kabir, maksud dari
mencintai karena Allah, membenci karena Allah artinya mencintai seseorang karena ketaatan
dia kepada Allah, karena agamanya. Semakin seorang dekat kepada Allah SWT, maka
semakin bagus pula agamanya,
semakin saleh seseorang dan semakin ia mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah dan para
sahabatnya, maka ia juga akan semakin menjauhi perbuatan maksiat kepada Allah, dan ini
membuat kita semakin mencintainya karena Allah SWT.
Dan begitu pula sebaliknya, semakin ia memaksiati Allah, semakin ia berbuat maksiat kepada
Allah, maka itu juga bisa membuat kita semakin membenci orang itu hanya karena Allah Ta'ala.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Seperti dikutip dalam situs SMA Al-Muttaqin Tasikmalaya, mencintai karena Allah merupakan
prioritas yang harus didahulukan dari segalanya karena ini merupakan penyerahan total kepada
Rabb yang bertujuan hanya mengharap rida Allah SWT semata.
Mencintai karena Allah juga diharapkan agar kita dapat merasakan kelezatan dan manisnya
keimanan.
Rasulullah SAW telah berjanji kepada siapa saja yang mampu melaksanakan tiga perkara, ia
pasti akan mereguk serta merasakan lezatnya iman yang dikuatkan dengan kualitas dan
kuantitas beramal. Lali apa saja tiga perkara itu?
Tiga perkara itu seperti diriwayatkan dari Muslim, Nabi Muhammad saw bersabda yang
maknanya:
“Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang ia akan mendapatkan manisnya iman yaitu
orang yang mencintai seseorang namun tidak mencintainya kecuali karena Allah, orang yang
menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, dan orang yang lebih cinta
dimasukkan ke dalam neraka daripada kembali kepada kekufuran setelah Allah
menyelamatkannya.” (HR. Muslim)
Dalam sebuah hadis lain yang diriwayatkan Bukhari, Nabi Muhammad SAW menjanjikan
kenikmatan besar berupa naungan pada hari kiamat bagi orang yang mencintai sesama
saudaranya. Nabi SAW bersabda:
"Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak
ada naungan kecuali naungan-Nya (yaitu) pemimpin yang adil, seorang pemuda yang
menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabb-Nya, seseorang yang hatinya terpaut dengan
masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah mereka tidak bertemu kecuali karena
Allah dan berpisah karena Allah”. (HR Bukhari).
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Hadis di atas, seperti dilansir laman Muhammadiyah, memberikan penjelasan tentang
bagaimana Allah dan Rasul-Nya sangat memperhatikan dan menghargai kecintaan seorang
hamba kepada hamba-Nya yang lain.
Disebutkan bahwa pada Hari Kiamat seluruh manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar
untuk menunggu hisab amal perbuatannya.
Di hari itu, kebanyakan manusia akan merasa sangat kepayahan dan kondisi mereka
tergantung pada amal yang mereka kumpulkan ketika berada di dunia.
Maka akan sangat beruntung orang-orang yang mendapat naungan Allah pada hari itu,
termasuk orang-orang yang saling mencintai karena Allah Ta'ala.
Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk menguatkan cinta kita kepada seseorang karena
Allah adalah dengan mengabarkan kepada orang yang dicintai bahwa kita mencintainya karena
Allah.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Apabila salah seorang dari kalian mencintai saudaranya, hendaklah dia mengutarakan
kepadanya.” (HR. Bukhari)
Demikianlah khotbah Jumat kali ini, semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari apa yang
disampaikan dan mudah-mudahan kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang
bertakwa, Aamiin allahumma aamiin.. Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai