Anda di halaman 1dari 2

3 Tanda Seseorang Merasakan Manisnya Iman Rusman H Siregar Jum'at, 28 Agustus 2020

3 Tanda Seseorang Merasakan Manisnya Iman Ustaz Saeful Huda ketika memberi tausiyah di
Ponpes Sultan Fatah Semarang. Foto/Ist Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sultan Fatah
Semarang Ustaz Saeful Huda dalam tausiyahnya kali ini mengusung tema tentang keimanan .
Barangsiapa yang merasakan manisnya iman maka ia akan merasakan kelezatan dalam
beribadah, ia akan berjuang di atas jalan-Nya, dan akan berkorban dengan segala sesuatu demi
Allah. (Baca Juga: Kemhan Serahkan Dua Pesawat Tempur F-16 Upgrade ke TNI AU ) Dari
Abbas bin Abdil Muttholib bahwasanya ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
(SAW) bersabda: ً‫ض َي بِاهلل َربًّا ِوبِاِإل ْسالَ ِم ِد ْينًا َوبِ ُم َح َّم ٍد نَبِيًّا َرسُوْ ال‬
ِ ‫ق طَ ْع َم اِإل يْما َ ِن َم ْن َر‬
َ ‫" َذا‬Telah merasakan
manisnya iman , siapa yang ridha Allah sebagai Rabnya, dan Islam sebagai agamanya dan ridha
Muhammad sebagai Nabi dan Rasul." (HR Muslim) Sesungguhnya barangsiapa yang ridha Allah
sebagai Robnya maka ia akan mencintai-Nya dan bertawakkal kepada-Nya serta memohon
pertolongan kepada-Nya. Ia merasa cukup denganNya subhaanahu, ia tidak akan meminta
kepada selain-Nya, karena seluruh selain-Nya adalah lemah dan tidak mampu. (Baca Juga: Salah
Satu Tanda Lemah Iman : Tidak Konsekuen ) Barangsiapa yang tidak merasa cukup dengan
Allah maka tidak sesuatupun yang akan mencukupkannya. Barangsiapa yang ridha kepada Allah
maka ia akan meraih segalanya. Barangsiapa yang merasa cukup dengan Allah maka ia tidak
akan butuh kepada apapun, dan barangsiapa yang merasa mulia dengan Allah maka ia tidak akan
hina kepada sesuatupun. Allah berfirman : ُ‫اف َع ْب َده‬ َ ‫ َألَي‬Bukankah Allah cukup untuk hamba-
ٍ ‫ْس هَّللا ُ بِ َك‬
hamba-Nya. (QS Az-Zumar: 36) Barangsiapa yang ridha Muhammad sebagai Rasul maka ia
akan mencukupkan Muhammad sebagai tauladannya dan pemimpinnya, serta pemberi arahan
baginya, dan ia akan semangat untuk mempelajari sejarahnya dan menjalankan sunnahnya.
Barangsiapa yang ridha Islam sebagai agama maka ia akan merasa cukup dengan Islam, ia akan
menjalankan kewajiban-kewajiban dalam Islam, menjauhi yang dilarang, dan meyakini bahwa
semua yang ada dalam ajaran Islam adalah benar, adil, dan petunjuk. Iman memiliki rasa manis
yang tidak bisa dirasakan kecuali bagi orang yang beriman. Dan iman jika telah masuk ke dalam
relung hati maka hati akan berseri dan akan menimbulkan kelezatan dalam hati, akan menjadikan
kehidupan bahagia, dan dada menjadi lapang. Barangsiapa yang merasakan manisnya iman maka
ia akan merasakan kelezatan dalam beribadah, ia akan berjuang di atas jalan-Nya, dan akan
berkorban dengan segala sesuatu demi Allah. Allah berfirman: ‫ك فَ ْليَ ْف َرحُوا هُ َو‬ َ ِ‫قُلْ بِفَضْ ِل هَّللا ِ َوبِ َرحْ َمتِ ِه فَبِ َذل‬
)٥٨( َ‫ َخ ْي ٌر ِم َّما يَجْ َمعُون‬Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu
mereka bergembira. karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan." (QS Yunus: 58) Jika manisnya iman telah merasuk dalam relung hati maka akan
menjadikan pemiliknya selalu bersama Allah di setiap waktu dan di setiap tempat, dalam
gerakannya dan diamnya, siang dan malam, ia selalu bersama Penciptanya dan Penolongnya.
Oleh karenanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kita untuk selalu
berkata: ‫" رضيت باهلل ربا وباإلسالم دينا وبمحمد صلى هللا عليه وسلم نبيا‬Aku ridha Allah sebagai Rabb, Islam
sebagai agama, dan Muhamma d shallallahu 'alaihi wasallam sebagai Nabi. (HR At-Tirmidzi)
Meninggalkan maksiat karena Allah akan membuahkan rasa manis dalam hati, orang yang
meninggalkan maksiat karena takut dan malu kepada Allah maka ia akan merasakan manisnya
Iman. Rasulullah SAW bersabda: ‫النظرة سهم من سهام إبليس مسمومة فمن تركها من خوف هللا أثابه جل وعز إيمانا‬
‫" يجد حالوته في قلبه‬Pandangan (haram) adalah anak panah beracunnya Iblis, barangsiapa yang
meninggalkannya karena takut kepada Allah maka Allah Azza wa Jalla akan memberinya
ganjaran keimanan, yang ia rasakan manisnya iman tersebut di hatinya" (sanadnya shahih) Dari
Anas bin Malik radhiallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga perkara
yang jika terdapat pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman : (1) Allah dan Rasul-
Nya lebih ia cintai daripada selainnya. (2) Ia mencintai seseorang dan ia tidak mencintainya
kecuali karena Allah. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci
dilemparkan ke neraka." (HR Al-Bukhari dan Muslim) Manisnya iman harganya mahal, dan
memberi pengaruh yang diberkahi. Harga manisnya iman adalah "Allah dan Rasul-Nya lebih ia
cintai daripada selainnya" Yaitu Allah dalam bacaan Qur'annya dan Nabi dalam sunnahnya lebih
dicintai oleh seorang mukmin daripada selain keduanya. Tatkala bertentangan antara
kemaslahatanmu dengan syari'at maka engkau mendahulukan kepentingan syari'at dan keridhoan
Allah, engkau memilih ketaatan kepada Allah dan RasulNya daripada mengikuti hawa nafsu dan
yang lainnya. (Baca Juga: Seorang Laki-laki Bertanya Islam Apa Paling Baik? Ini Jawaban
Rasulullah ) Cinta kepada Rasulullah SAW maksudnya adalah seorang muslim tidaklah
menerima sesuatupun baik perintah maupun larangan kecuali dari ajaran Nabi shallallahu 'alahi
wasallam , ia tidak menempuh kecuali jalan Nabi hingga ia tidak menerima sedikitpun keberatan
terhadap keputusan Nabi, serta ia berhias dengan akhlak Nabi dalam hal kedermawanan,
mendahulukan orang lain, kesabaran, tawdhul, dan yang lainnya. Dan di antara harga manisnya
Iman , "Ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya melainkan karena Allah", ini
maksudnya adalah seorang mukmin menjalin hubungannya di atas pondasi keimanan. Ia
mencintai kaum mukminin meskipun mereka adalah orang-orang yang lemah dan fakir, dan ia
membenci para pelaku kemaksiatan dan kaum musyrikin meskipun mereka adalah orang-orang
yang kuat dan kaya. Persaudaraan Islam yang benar tidak akan merasakan manisnya iman
kecuali jika melazimi ketakwaan. Allah berfirman: "Orang-orang beriman itu sesungguhnya
bersaudara". (QS Al-Hujurat: 10) Allah juga berfirman: )٦٧( َ‫ْض َع ُد ٌّو ِإال ْال ُمتَّقِين‬ ُ ‫األخال ُء يَوْ َمِئ ٍذ بَ ْع‬
ٍ ‫ضهُ ْم لِبَع‬ ِ
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
orang-orang yang bertakwa. (Baca Juga: Iman Kepada Allah: Ibadah Hati yang Paling Dicintai
Allah ) Semoga Bermanfaat Ponpes Sultan Fatah Semarang

Anda mungkin juga menyukai