Anda di halaman 1dari 4

TASAWUF/AKHLAK

Sifat Orang Beriman yang Disebutkan


Rasulullah saw
Alhafiz Kurniawan 
Kamis, 28 April 2022 | 14:00 WIB

Rasulullah dalam haditsnya mengaitkan keimanan umat Islam dan akhlak mulia. Rasulullah
saw seakan tidak memisahkan keimanan dan kebaikan akhlak, yaitu sebuah sikap atau
keberpihakan pada kebaikan dan kepantasan.

Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumiddin-nya menyebutkan bahwa inti dari sifat
orang yang beriman adalah akhlak terpuji. Hal ini ditandai dengan banyaknya hadits yang
menghubungkan keimanan dan akhlak terpuji.

‫وقد وصف رسول الله صلى الله عليه و سلم المؤمن بصفات كثيرة وأشار بجميعها إلى محاسن الأخلاق‬

Artinya, “Rasulullah menyifatkan orang yang beriman dengan banyak sifat. Rasulullah
memberi isyarat sifat orang beriman secara keseluruhan pada akhlak yang terpuji atau
akhlak mulia atau husnul khuluq atau mahasinul akhlak,” (Imam Al-Ghazali, Ihya
Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz III, halaman 74).

Baca Juga:

Indahnya Akhlak Nabi SAW

Imam Al-Ghazali kemudian menyebutkan beberapa hadits yang mengaitkan hubungan erat
keimanan dan akhlak terpuji. Berikut ini hadits yang disebutkan oleh Imam Al-Ghazali:

1. Hubungan persaudaraan orang beriman.

‫المؤمن يحب لأخيه ما يحب لنفسه‬ 

Baca Juga:

Tiru Rasulullah Bukan Sekadar Jenggot, Tapi Akhlak

Artinya, “Orang yang beriman mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya


sendiri,” (HR Bukhari dan Muslim).

2. Sikap terhadap tamu.

‫من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه‬

Artinya, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan
tamunya,” (HR Muttafaq alaihi).

3. Sikap bertetangga.

‫من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم جاره‬

Artinya, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan
tetangganya.”

4. Pandai bersikap dan menahan dari komentar negatif.

‫من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت‬


Artinya, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang
baik atau diam,” (HR Muttafaq Alaih).

5. Tanda kesempurnaan keimanan.

‫أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم أخلاقا‬

Artinya, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik
akhlaknya.”

6. Ketenangan dalam pembawaan diri.

‫إذا رأيتم المؤمن صموتا وقورا فادنوا منه فإنه يلقن الحكمة‬

Artinya, “Kalau kalian melihat orang beriman yang lebih memilih diam (proporsional) dan
berpembawaan tenang, dekatilah ia karena ia telah dianugerahkan kebijaksanaan,” (HR
Ibnu Majah).

7. Kesenangan dalam berbuat baik dan kesedihan dalam berbuat jahat.

‫من سرته حسنته وساءته سيئته فهو مؤمن‬

Artinya, “Siapa saja yang perbuatan baiknya membuat dirinya senang dan perbuatan
jahatnya membuat dirinya sedih dan sakit, maka ia adalah orang beriman,” (HR Ahmad,
At-Thabarani, dan Al-Hakim).

8. Cara memandang sahabat.

‫لا يحل لمؤمن أن يشير إلى أخيه بنظرة تؤذيه‬

Artinya, “Seorang mukmin tidak halal menunjuk isyarat kepada saudaranya dengan
pandangan yang menyakitkan,” (HR Ibnul Mubarak).

9. Larangan menghadirkan rasa takut.

‫لا يحل لمسلم أن يروع مسلما‬


Artinya, “Seorang mukmin tidak halal membuat takut saudara muslim lainnya,” (HR At-
Thabarani dan At-Thayalisi).

10. Larangan membuka rahasia orang lain.

‫إنما يتجالس المتجالسان بأمانة الله عز وجل فلا يحل لأحدهما أن يفشي على أخيه ما يكرهه‬ 

Artinya, “Dua orang dapat duduk berkumpul dengan menanggung amanat dari Allah, salah
seorang di antara keduanya tidak halal untuk menyebarkan rahasia saudaranya yang ia
tidak sukai (untuk diketahui publik).”

Dari beberapa hadits tersebut, Imam Al-Ghazali menyimpulkan bahwa keimanan itu
berkaitan erat dengan akhlak terpuji. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Keimanan kepada
Allah dan rasul-Nya bertumpu kebanyakan pada akhlak terpuji. Wallahu a’lam. (Alhafiz
Kurniawan)

Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan
informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

TAGS:
Akhlak Mulia
Akhlak Terpuji

Anda mungkin juga menyukai