Anda di halaman 1dari 2

Hubungan Antara Iman dan Aqidah dengan Akhlak

Akhlak berkaitan sangat erat dengan Iman dan Aqidah. Penjelasannya


sebagai berikut
Pertama
Karena akhlak yang baik adalah bukti dari keimanan yang kuat
pada diri seseorang. Akhlak yang buruk menjadi bukti dari lemahnya
keimanan seseorang. Semakin kuat iman seorang muslim, semakin baik
akhlaknya.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah shlallallahu alaihi wa sallam :

Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling


baik akhlaknya.
(H.R. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
dalam Shohihul Jami, No. 1241)
Kedua
Seseorang bisa diakatakan berakhlak baik jika akhlaknya terhadap
Allah juga baik. Karena akhlak bukan hanya terkait dengan muamalah
dengan makhluk, tetapi juga dalam mumalah dengan Al Khalik.
Akhlak yang baik kepada Allah mencakup beberapa perkara:
1. Membenarkan berita-berita dari Allah
2. Melaksanakan hukum-hukum-Nya
3. Sabar dan Ridha atas takdir-Nya
(dikutip dari Makarimul Akhlaq, Syaikh Muhammad bin Shalih Al
Utsaimin), semuanya ini merupakan konsekuensi dari Aqidah dan
keimanan.
Ketiga
Banyak dalil dari hadits Rasulullah yang menghubungkan antara
perilaku (akhlak) tertentu dengan keimanan. Diantaranya :

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaknya dia
memuliakan tamunya, Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari
Akhir hendaknya dia tidak menyakiti tetangganya
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaknya dia
berbicara yang baik atau diam
(H.R. Abu Daud, dishahihkan oleh Al Albany dalah Shahih Sunan Abu Daud
No 5154)



Demi Allah tidak beriman, Demi Allah tidak beriman, Demi Allah tidak
beriman, yaitu (orang yang) tetangganya tidak merasa aman dari
gangguannya (H.R. Ahmad dan Bukhary)

Anda mungkin juga menyukai