Anda di halaman 1dari 78

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS

UPT PUSKESMAS JATIREJO

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS JATIREJO
Jalan Raya Jatirejo No.62 Jatirejo Telepon (0321)5941134
Website:http://puskesmas-Jatirejo.mojokerto.go.id
Email: uptJatirejo@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan ridhoNya, penyusunan Buku Pedoman Layanan Klinis Puskesmas
Jatirejo dapat diselesaikan.
Pedoman ini merupakan dasar dan aturan pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pasien sesuai dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999  tentang
perlindungan pasien dan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 5 tahun 2014 tentang pedoman praktik klinis bagi petugas layanan
klinis di fasilitas pelayanan kesehatan primer dan Peraturan Konsil Kedokteran
Indonesia No. 11 tahun 2012 tentang standar kompetesi Indonesia.
Pedoman pelayanan ini sebagai acuan bagi petugas layanan klinis dalam
memberikan pelayanan di Puskesmas Jatirejo dengan tujuan meningkatkan mutu
pelayanan klinis di Puskesmas Jatirejo. Secara khusus, pedoman ini diharapkan
dapat membantu petugas layanan klinis mewujudkan pelayanan yang sadar mutu,
sadar biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat; memiliki pedoman baku minimum
dengan mengutamakan upaya maksimal kompetensi dan fasilitas yang ada; memiliki
tolak ukur dalam melaksanakan jaminan mutu pelayanan.
Kami berbesar hati agar diterbitkan kembali revisi terbaru buku pedoman ini
dengan harapan dapat digunakan sebaik-baiknya untuuk pencapaian hasil layanan
klinis yang lebih sempurna.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kami ucapkan terutama kepada tim
akreditasi Dinas Keseahtan Kabupaten Mojokerto dan para kontributor yang telah
ikut mencurahkan sumbangsihnya sampai terbitnya Buku Pedoman Layanan Klinis
ini.

Jatirejo , 2023
Kepala UPT Puskesmas Jatirejo

dr. HENY NAJAWANTI


Pembina Tk.I
NIP. 196804292002122003
DAFTAR ISI
BAB 1............................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Tujuan Pedoman..............................................................................................5
C. Sasaran Pedoman...........................................................................................5
D. Ruang Lingkup Pedoman................................................................................5
E. Batasan Operasional.......................................................................................8
BAB II..........................................................................................................................12
STANDAR KETENAGAAN..........................................................................................................12
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia..............................................................12
B. Distribusi Ketenagaan.................................................................................12
C. Jadwal Kegiatan.........................................................................................12
BAB III.........................................................................................................................13
STANDAR FASILITAS..................................................................................................................13
A. Denah Ruang..............................................................................................13
B. Standar Fasilitas.........................................................................................13
BAB IV.........................................................................................................................14
TATA LAKSANA PELAYANAN...................................................................................................14
A. Lingkup kegiatan (berupa uraian)...............................................................14
B. Metode (sudah tercakup di uraian)............................................................14
C. Langkah Kegiatan (sudah tercakup di uraian)............................................14
BAB V..........................................................................................................................15
LOGISTIK..........................................................................................................................................15
BAB VI.........................................................................................................................16
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM.......................................................16
BAB VII........................................................................................................................17
KESELAMATAN KERJA...............................................................................................................17
BAB VIII.......................................................................................................................18
PENGENDALIAN MUTU..............................................................................................................18
BAB IX................................................................................................................................................19
PENUTUP.........................................................................................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu tolak ukur


kepuasan yang berefek terhadap keinginan pasien untuk kembali kepada
institusi yang memberikan pelayanan kesehatan yang efektif.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada Pasal 4 disebutkan
bahwasanya puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5
Permenkes RI No 75/2014 meliputi:
1. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan masyarakat) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP (upaya kesehatan perorangan) tingkat pertama di wilayah
kerjanya
Pedoman ini meliputi pemberian pelayanan sesuai bukti sahih terkini yang
cocok dengan kondisi pasien, keluarga dan masyarakat; menyediakan fasilitas
pelayanan sesuai dengan kebutuhan standar pelayanan; meningkatkan mawas
diri untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampian professional sesuai
dengan kebutuan pasien dan lingkungan; mempertajam kemampuan sebagai
gatekeeper pelayanan dengan menapis penyakit dalam tahap dini untuk dapat
melakukan penatalaksanaan secara cepat dan tepat sebagaimana mestinya
layanan primer.

B. Tujuan Pedoman
Pedoman pelayanan ini sebagai acuan bagi petugas layanan klinis dalam
memberikan pelayanan di Puskesmas Jatirejo dengan tujuan meningkatkan
mutu pelayanan klinis di Puskesmas Jatirejo sekaligus menurunkan angka
rujukan.
Secara khusus, pedoman ini diharapkan dapat membantu petugas layanan
klinis mewujudkan pelayanan yang sadar mutu, sadar biaya yang dibutuhkan
oleh masyarakat; memiliki pedoman baku minimum dengan mengutamakan
upaya maksimal kompetensi dan fasilitas yang ada; memiliki tolak ukur dalam
melaksanakan jaminan mutu pelayanan.

C. Sasaran Pedoman

Sasaran Pedoman Layanan Klinis meliputi :


1. Loket Pendaftaran
2. Ruangan pemeriksaan umum
3. Ruangan pemeriksaan KIA/KB
4. Ruangan pemeriksaan Gigi
5. Ruangan Gizi
6. Ruangan pemeriksaan TB
7. Ruangan Gawat Darurat
8. Ruangan pemeriksaan Laboratorium
9. Ruangan obat

D. Ruang Lingkup Pedoman

Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman / pedoman maka


Puskesmas menyusun/ membuat sistematika buku pedoman/ pedoman sesuai
kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau
pedoman yaitu :
1. Setiap pedoman atau pedoman harus dilengkapi dengan peraturan atau
keputusan Kepala Puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/ pedoman
tersebut.
2. Peraturan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi penggantian
Kepala Puskesmas.
3. Setiap pedoman/ pedoman sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3
tahun sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/ Pedoman untuk
suatu kegiatan/ pelayanan tertentu, maka Puskesmas dalam membuat
pedoman/ pedoman wajib mengacu pada pedoman/ pedoman yang
diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
Ruang lingkup Pedoman, meliputi :
1. Loket Pendaftaran
- Alur pendaftaran
- Pendaftaran
- Koordinasi dan komunikasi
- Pemenuhan hak dan kewajiban pasien
- Kompetensi petugas dan ketenagaan
- Prosedur transfer pasien
2. Ruangan pemeriksaan Umum
- Pengkajian awal klinis
- Persyaratan kompetensi dan ketenagaan
- Prosedur pelayanan medis
- Audit klinis
- Penatalaksanaan Rekam Medis
- Prosedur rujukan emergensi
- Prosedur layanan terpadu
- Prosedur sterilisasi dan penyimpanan alat
- Prosedur penyuluhan pasien
- Prosedur inform consent
3. Ruangan pemeriksaan KIA/KB
- Persyaratan kompetensi dan ketenagaan
- Prosedur pelayanan medis
- Audit klinis
- Penatalaksanaan Rekam Medis
- Prosedur rujukan emergensi
- Prosedur layanan terpadu
- Prosedur sterilisasi dan penyimpanan alat
- Prosedur penyuluhan pasien
- Prosedur inform consent
4. Ruangan pemeriksaan Gigi
- Persyaratan kompetensi dan ketenagaan
- Prosedur pelayanan medis
- Audit klinis
- Penatalaksanaan Rekam Medis
- Prosedur rujukan emergensi
- Prosedur layanan terpadu
- Prosedur sterilisasi dan penyimpanan alat
- Prosedur penyuluhan pasien
- Prosedur inform consent
5. Ruangan Gizi
- Persyaratan kompetensi dan ketenagaan
- Prosedur pelayanan medis
- Audit klinis
- Penatalaksanaan Rekam Medis
- Prosedur rujukan emergensi
- Prosedur layanan terpadu
- Prosedur penyuluhan pasien
- Prosedur inform consent
6. Ruangan pemeriksaan TB
- Persyaratan kompetensi dan ketenagaan
- Prosedur pelayanan medis
- Audit klinis
- Penatalaksanaan Rekam Medis
- Prosedur rujukan emergensi
- Prosedur layanan terpadu
- Prosedur penyuluhan pasien
- Prosedur inform consent
7. Ruangan pemeriksaan Gawat Darurat
- Persyaratan kompetensi dan ketenagaan
- Prosedur pelayanan medis
- Audit klinis
- Penatalaksanaan Rekam Medis
- Penatalaksanaan Triase
- Prosedur rujukan emergensi
- Prosedur layanan terpadu
- Prosedur sterilisasi dan penyimpanan alat
- Prosedur penyuluhan pasien
- Prosedur inform consent
8. Ruangan pemeriksaan Laboratorium
- Persyaratan kompetensi dan ketenagaan
- Prosedur pelayanan laborarium
- Audit klinis
- Prosedur layanan terpadu
- Prosedur sterilisasi dan penyimpanan alat
- Prosedur inform consent
9. Ruangan obat
- Persyaratan kompetensi dan ketenagaan
- Prosedur pelayanan obat
- Audit klinis
- Penatalaksanaan pencatatan
- Prosedur penyimpanan alat
- Prosedur penyuluhan pasien

E. Batasan Operasional

1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan
kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
2. Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan
secepatnya untuk mencegah terjadinya kematian, keparahan dan kecacatan
sesuai dengan kemampuan puskesmas.
3. Rawat Inap adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnostis, pengobatan.
4. Pasien rawat jalan
Pasien puskesmas yang setelah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kondisinya dapat pulang ke rumah.
5. Pasien rawat inap adalah pasien Puskesmas yang mendapatkan pelayanan
kesehatan dengan kondisi harus dilakukan perawatan lebih lanjut di
Puskesmas.
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tambahan terhadap pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
dokter untuk mendapatkan kepastian diagnosa dan ketepatan terapi terhadap
pasien.
7. Konsultasi
Upaya memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien mengenai
hal hal yang harus diketahui berhubungan dengan kondisi kesehatannya.
F. Hukum
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Peraturan menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

STANDAR KETENAGAAN PUSKESMAS

NO UNIT PELAYANAN KOMPETENSI MINIMAL PELATIHAN TAMBAHAN

1 Unit Pendaftaran a.Minimal luluan SMA/SMK a.Service excellent


dan dapat
mengoperasikan b. Pelatihan Rekam Medis
computer

2 Poli Umum a.Dokter umum dengan a. PPGD/BLS,ATLS,ACLS


STR dan SIP yang masih
berlaku b.Tatalaksana Gizi Buruk

c.Tatalaksana Penyakit
Menular Langsung

d.Tatalaksana Penyakit
Menular Bersumber
Binatang

e.Program TB Strategis
DOTS

f.Pemberian Obat Secara


Rasional

g.IMS, VCT, PITC/HIV

h.Tatalaksana Penyakit
Tidak Menular dan Faktor
Resiko PTM

b.Perawat minimal DIII a.PPGD untuk


Keperawatan dengan perawat/BLS/BCLS
STR dan SIK yang masih
berlaku dan memiliki SK b.MTBS
Pendelegasian c.Tatalaksana Gizi Buruk
Wewenang
d.Perkesmas

e.IMS

3 Poli Gigi a.Dokter gigi dengan STR a.BLS


dan SIP masih berlaku
b.Perawat gigi minimal a.BLS untuk perawat
lulusan DIII Keperawatan
gigi dengan STR dan SIK
masih berlaku

4 Poli KIA-KB a.Bidan minimal lulusan DIII a.APN termasuk IMD


Kebidanan dengan STR
dan SIB masih berlaku b.SDIDTK (Stimulasi
Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang)

c.MTBS/MTBM

d.Konseling standarisasi KB

e.CTU

f.Konseling PPIA
(Pencegahan Penularan
Ibu Anak)

5 Unit Laboratorium a.Minimal lulusan DIII a.Pemantapan Mutu


Analis Kesehatan Internal

b.Phlebotomi

c.On the job training


Pemeriksaan Mikroskopis
TB, HIV/AIDS dan Kusta

6 Unit Pelayanan Gizi a.Minimal lulusan DIII Gizi a.Tatalaksana Gizi Buruk

b.Pemantauan
pertumbuhan

c.Konselor ASI

7 Unit Pelayanan a.Minimal DIII Farmasi a.Pelayanan Kefarmasian


Obat Puskesmas

8 RAWAT INAP a.Dokter umum dengan a. PPGD/BLS,ATLS,ACLS


STR dan SIP yang masih
berlaku b.Tatalaksana Gizi Buruk

c.Tatalaksana Penyakit
Menular Langsung

d.Tatalaksana Penyakit
Menular Bersumber
Binatang
e.Program TB Strategis
DOTS

f.Pemberian Obat Secara


Rasional

g.IMS, VCT, PITC/HIV

h.Tatalaksana Penyakit
Tidak Menular dan Faktor
Resiko PTM

b.Perawat minimal DIII a.PPGD untuk


Keperawatan dengan perawat/BLS/BCLS
STR dan SIK yang masih
berlaku dan memiliki SK b.MTBS
Pendelegasian c.Tatalaksana Gizi Buruk
Wewenang
d.Perkesmas

e.IMS

B. Distribusi Ketenagaan
Kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan SDM:
 Memenuhi jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan sesuai dengan
tingkat pelayanan di masing-masing unit.
 Peningkatan jenjang karir dan pendidikan SDM melalui penerapan angka
kredit dan jabtan fungsional serta pendidikan berkelanjutan.

C. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan pelayanan di puskesmas :
1. Loket Pendaftaran
 Jam buka ruang pendaftaran
1. Hari Senin – Kamis : 07.30 - 11.30
2. Hari Jum;at : 07.30 - 10.30
3. Hari Sabtu : 07.30 - 10.30
 Jam buka Pelayanan
1. Hari Senin – Kamis : 07.30 - Selesai
2. Hari Jumat : 07.30 - Selesai
3. Hari Sabtu : 07.30 - Selesai
2. UGD (Unit Gawat Darurat) buka 24 jam.
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1 Denah Ruang


Puskesmas mempunyai denah bangunan yang berisi letak ruangan-ruangan
yang dimilikinya untuk memberikan informasi ke masyarakat tentang
tempat/lokasi pelayanan. Ruangan di Puskesmas diberikan papan nama
sesuai dengan jenis pelayanannya.

3.2 STANDAR FASILITAS

3.2.1 PERALATAN
Peralatan Puskesmas adalah peralatan medis dan non medis termasuk
mebelair dan bahan habis pakai yang dimiliki Puskesmas untuk melaksanakan
kegiatan program di Puskesmas, yang mencakup rincian informasi mengenai
peralatan.
Ketentuan mengenai peralatan di Puskesmas:
1. Setiap peralatan yang digunakan untuk kegiatan harus mempunyai
penanggung jawab dalam hal penggunaan dan pemeliharaan peralatan
yang menjadi tanggung jawabnya. Kinerja setiap penanggung jawab alat
dievaluasi.
2. Setiap ruangan di Puskesmas mempunyai daftar inventaris. Seluruh
sarana dan prasarana yang ada perlu diinventarisasi dan diperiksa ulang
apakah dalam kondisi yang memenuhi syarat dalam jumlah, jenis dan
kondisinya.
3. Penilaian Peralatan:
a. Berfungsi : jika alat yang dimiliki dapat digunakan untuk kegiatan
pelayanan kesehatan di Puskesmas.
b. Tidak berfungsi adalah: jika peralatan Laboratorium peralatan yang
dimiliki tidak dapat digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan.
4. Setiap Puskesmas harus dilengkapi dengan peralatan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran dan peralatan K3 (Keamanan dan
Keselamatan Kerja) untuk melindungi petugas dan orang di sekitarnya,
yaitu:
a. Pemadam kebakaran.
b. Alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
c. Set peralatan pencegahan infeksi/APD set, terdiri dari:
1) Sarung tangan.
2) Sepatu karet/alas kaki tertutup/sepatu boot.
3) Masker.
4) Kaca mata goggle/pengaman mata.
5) Apron plastik tebal/celemek/schort panjang 52 inci.
5. Puskesmas mempunyai prosedur baku untuk mengatasi terjadinya
kecelakaan dalam Puskesmas. Prosedur tersebut harus disertai dengan
instruksi kerja yang menjelaskan secara rinci tata cara mengatasi
kecelakaan akibat kebakaran, sengatan listrik, ledakan, tumpahan bahan
kimia dan bahan infeksius.
6. Peralatan yang digunakan harus memenuhi standar mutu, keamanan dan
keselamatan.
7. Peralatan harus terjamin kebersihan dan sterilitasnya terutama untuk
peralatan yang kontak dengan cairan tubuh harus dievaluasi. Instrumen
yang siap digunakan harus dalam keadaan steril.
8. Peralatan harus terlihat bersih sehabis dipakai,langsung dicuci, atau
disetrika, disimpan pada tempatnya dengan rapi dan tertutup sehingga
tidak ada debu yang menempel. Semua peralatan harus bersih dari debu,
kotoran, bercak dan cairan, dll.
9. Penyimpanan alat kesehatan:
a. Alat yang dibungkus: Bungkusan steril disimpan dalam lemari tertutup
di bagian yang tidak terlalu sering dijamah, suhu udara sejuk dan kering
atau kelembaban rendah. Jika ragu-ragu akan sterilitas paket, maka
alat itu dianggap tercemar dan harus disterilkan kembali sebelum
pemakaian.
b. Alat yang tidak dibungkus harus segera digunakan setelah dikeluarkan.
Alat yang tersimpan dalam wadah steril dan tertutup apabila yakin tetap
steril paling lama untuk 1 (satu) minggu, tetapi bila ragu-ragu harus
disterilkan kembali.
c. Jangan menyimpan alat dalam larutan. Simpan alat dalam keadaan
kering. Mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang biak pada
larutan antiseptik maupun desinfektan, sehingga dapat
mengkontaminasi dan menyebabkan infeksi.
10. Permukaan alat.
a. Permukaan instrumen metal harus bebas karat/cacat/terkelupas.
b. Permukaan peralatan yang dicat harus utuh dan bebas dari
goresan/cacat.
c. Peralatan dari plastik atau kain pelapis harus utuh (tidak bocor/robek).
11. Roda peralatan jika ada harus lengkap dan berfungsi baik.
12. Pasokan oksigen harus dievaluasi secara berkala, dengan ketentuan:
a. Harus ada dua tabung oksigen dengan satu regulator dan pengukur
aliran untuk mengatur kadar oksigen.
b. Tabung oksigen cadangan harus selalu terisi penuh.
13. Pemeliharaan alat kesehatan di Puskesmas.
Pemeliharaan peralatan mempunyai tujuan mencegah resiko kerusakan
peralatan yang digunakan untuk diagnosis, pengobatan, pemantauan dan
perawatan pasien. Ketentuan pemeliharaan:
a. Peralatan harus dirawat/dipelihara dengan baik lengkap agar fungsinya
tetap terjaga serta dapat digunakan sesuai kebutuhan dan peraturan
yang berlaku sesuai dengan spesifikasi.
b. Setiap Puskesmas harus mempunyai prosedur baku disertai dengan
instruksi kerja yang menjelaskan secara rinci tata cara penggunaan
alat.
c. Peralatan berfungsi bila dapat digunakan untuk kegiatan.
d. Seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan, kalibrasi dan
perbaikan peralatan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
instruksi kerja yang ada. Prosedur dan instruksi kerja tersebut harus
dievaluasi secara berkala.
e. Peralatan medis yang digunakan di Puskesmas harus diuji dan
dikalibrasi secara berkala oleh pengkalibrasi yang berwenang.
f. Program pemeliharaan sarana dan peralatan perlu disusun dan
dilaksanakan secara konsisten agar pelayanan dan penyelenggaraan
program kegiatan Puskesmas berjalan dengan lancar dan tidak terjadi
hambatan akibat ketidak tersedianya sarana dan alat.
g. Pemeliharaan dan kalibrasi peralatan berkala dan menjadi tanggung
jawab Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
h. Dalam mempergunakan alat khusus seperti EKG, inkubator, dll
sebelumnya harus dilakukan uji fungsi dan uji coba serta program
pelatihan untuk mempergunakannya.
14. Puskesmas harus dilengkapi dengan peralatan medis dan non medis yang
memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.
Peralatan non medis di Puskesmas terdiri dari:
a. Kendaraan bermotor sesuai dengan kebutuhan pelayanan
Puskesmas.
b. Alat-alat komunikasi :
1) Mampu mengadakan komunikasi keluar Puskesmas.
2) Berupa alat komunikasi internal dan eksternal berupa telepon
seluler, telepon
c. Mebelair.
1) Bersih dari debu, kotoran, cemaran, cairan dan lain-lain.
2) Jumlah dan jenis sesuai kebutuhan.
15. Ambulance
Sebagai sarana untuk melakukan evakuasi medik. Persiapan korban:
Stabilisasi fungsi vital korban sebelum evakuasi.
Jenis transportasi menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 882/Menkes/SK/X/2009 tentang Pedoman Penanganan
Evakuasi Medik dipilih berdasarkan kondisi korban serta jenis alat
transportasi yang tersedia. Ambulan yang tersedia di puskesmas adalah
ambulan operasional/tarnsportasi yang bertujuan mengangkut korban dari
lokasi kejadian ke sarana pelayanan kesehatan dengan pengawasan
medik dan dapat digunakan untuk operasional Puskesmas (pusling).
Aturan mengemudi ambulan:
a) Sirene hanya boleh digunakan pada waktu bergerak dalam iringan
jenazah (konvoi) dengan mentaati peraturan lalu lintas tentang konvoi.
Bila tidak membentuk iringan hanya boleh mempergunakan lampu
rotator.
b) Kecepatan maksimum di jalan biasa 40 km/jam dan di jalan bebas
hambatan 80 km/jam.
c) Semua peraturan lalu lintas harus ditaati.
Kriteria ambulan operasional/transport
No Uraian Ambulan Operasional/Transport
1 Peruntukan Puskesmas rawat jalan
2 Fungsi P3K, rujukan, dan transportasi petugas dalam rangka
ambulan melakukan pelayanan kesehatan masyarakat di desa.
3 Hardware
a. Jenis kendaraan: roda empat atau lebih dengan peredam getaran lunak
b. Warna cat kendaraan:
(1) Putih atau kuning muda dengan pengenal khusus yang memantulkan
cahaya.
(2) Tanda pengenal ambulan transportasi dari bahan yang memantulkan
sinar. Tulisan AMBULAN terbalik yang memantulkan cahaya hanya pada
bagian depan. Sedangkan disamping belakang kiri dan kanan terdiri dari:
nama Puskesmas serta lambang emergency internasional (untuk ambulan
gawat darurat)
(3) Palang berwarna hijau di pintu kanan dan kiri
(4) Tulisan Institusi/Layanan hanya boleh diletakkan di samping belakang kiri
dan kanan dengan ukuran maksimal 10 x 50 cm
4 Persyaratan umum ambulan:
a. Sirine 1( satu) atau 2 (dua) nada
b. Lampu rotator warna biru terletak di tengah depan atap kendaraan
c. Dilengkapi AC, alat pengatur di ruangan pengemudi
d. Ruang dalam ambulan cukup tinggi sehingga infus dapat menetes dengan
baik
e. Ruangan penderita mempunyai akses dengan tempat pengemudi.
f. Ruangan penderita cukup luas untuk sekurang-kurangnya 2 (dua)
tandu.Tandu yang dimaksud dapat dilipat
g. Pintu belakang tidak mengganggu keluar masuknya stretcher, dapat dibuka
ke kiri dan ke kanan (dua daun pintu, kupu tarung)
h. Buku petunjuk operasional dan buku petunjuk pemeliharaan kendaraan
i. Terdapat peta setempat di setiap jenis ambulan
5 Alat Radiomedik di ruang pengemudi
komunikasi
6 Lampu ruangan Lampu ruangan cukup terang dan bukan lampu neon
7 Luas ruang 1 stretcher dan 1 petugas duduk
kendaraan
8 Kualifikasi Petugas
a. Pengemudi 1 (satu) orang pengemudi/ non medik dengan kemampuan
BLS, mengemudi dan komunikasi
b. Perawat 0
c. Dokter 0
9 Isi kendaraan
a. Gantungan infus 2 (dua) buah terletak sekurang-kurangnya 90 cm di atas
tempat penderita
b. Air bersih dan penampungan limbah
c. Kotak/almari untuk obat dan peralatan.
d. Tempat duduk bagi petugas/pendamping di ruang penderita dapat
dibuka/dilipat (captains seat).
e. Sabuk pengaman pasien, pengemudi maupun petugas.
f. Rescue tools (pelampung)
g. Kantong jenazah.
10 Perlengkapan medik
A Umum:
1) Set Pemeriksaan umum: +
(a) Tensimeter
(b) Stetoskop
(c) Senter
(d) Reflek Hammer
2) Emergency kit 1
3) APD: 2set +
B Peralatan life saving +
1) Airway and Breathing Set/ Peralatan resusitasi secara manual/otomatik
lengkap bagi dewasa, anak dan bayi
 Tabung Oksigen portable dan 1
peralatannya ( masker oksigen
dewasa dan anak, regulator dan
flowmeter, nasal canule oksigen)
 Selang oksigen dengan masker 1
atau kateter nasal
2) Trauma set
a. Neck splint/collar splint 1
b. Long spine board 1
c. Wound toilet set +
(1) Bidai dan mitella verband 5
cm dan 10 cm
(2) Elastic verband
(3) Gunting verband
(4) Manset pengikat
(5) Plester
(6) Gurita
(7) Balut cepat
(8) Tongue spatel
(9)Pinset
(10) Arteri klem
(11) Pack luka bakar
(12) Kapas alkohol
(13) Syringe 2,5cc s/d 20 cc
(14) Urine cathether
11 Transport evakuasi Stretcher
3.2.1.1 PERALATAN KEFARMASIAN
No Jenis Peralatan Kefarmasian Jumlah alat yang berfungsi
baik
A Peralatan Kamar Obat
1. Penggerus obat 1
2. Blender obat 1
3. Timbangan obat 3
4. Jam/ARI sound timer 1
5. Tempat sampah 1
Jumlah 5 jenis

B Peralatan Gudang Obat


1. Palet 2
2. Rak obat 1
3. Lemari narkotika, adalah lemari untuk 1
menyimpan obat narkotika
Jumlah 3 jenis

C Mebelair kamar obat


1. Meja kerja ½ biro 1
2. Kursi kerja 1
3. Rak kerja 1
4. Lemari simpan obat 1
5. Komputer 1
Jumlah 5 jenis

D Bahan Habis Pakai Sesuai kebutuhan


1. Plastik obat
2. Kertas puyer
Jumlah 2 jenis

3.2.1.2 PERALATAN POLI KESEHATAN IBU DAN ANAK

No Jenis Peralatan Poli KIA Jumlah alat ( jenis)

Set pemeriksaan kehamilan dan nifas


1. Alat medis 21
Alat non medis 10
2 Set pemeriksaan Bayi dan Anak
Alat medis 5
Alat non medis 6
Bahan habis pakai Poli KIA 15
3 Set persalinan normal
Partus set 5
Hechting set 5
Resusitasi set 2
4 Peralatan umum 20
5 Bahan habis pakai ruang bersalin 26
6 Bidan kit mobile
Partus set 5
Hechting set 5
Resusitasi set 2
Peralatan umum 25
Jumlah 152 jenis
No Jenis Peralatan Poli KIA Jumlah alat yang
berfungsi baik
A Set Pemeriksaan Kehamilan Dan Nifas
1 Alat Medis:
a. Tensimeter air raksa 1
b. Stetoskop dewasa 1
c. Stetoskop janin Pinard/Laenec 1
d. Pocket Fetal Heart Rate Monitor (Doppler) 1
e. Termometer klinis 1
f. Reflek Hammer 1
g. Spekulum vagina (Sims) 2
h. Lampu Halogen 1
i. Bengkok 1
j. Bowel metal 1
k. Spekulum vagina (cocor bebek) besar, sedang 3
dan kecil @1
l. Sudip lidah, logam, panjang 16,5 cm 2
m.Gunting pembalut (lister) 1
n. Korentang, lengkung, penjepit alat steril, 23 cm 1
(Cheattle)
o. Silinder korentang steril 1
p. Baki logam tempat alat steril 1
q. Toples kapas/kasa steril 1
r. Torniket karet 1
s. Ambubag/resusitator 1
t. Tabung oksigen besar/kecil 1
u. Tromol 20 cm 1
Jumlah 21 jenis

2 Alat Non Medis


a. Tempat tidur periksa/examination bed 1
b. Timbangan dewasa dengan pengukur tinggi 1
badan (detecto)
c. Pita pengukur lengan atas (LILA) 1
d. Meteran/metline 1
e. Senter 1
f. Selimut 1
g. Lemari kaca (untuk menyimpan alat/obat) 1
h. Trolly 1
i. Meja (untuk petugas) 1
j. Kursi 2
Jumlah 10 jenis

B Set Pemeriksaan Bayi dan Anak


1 Alat Medis:
a. Temperatur axiller 1
b. Tensimeter anak 1
c. Stetoskop anak 1
d. Spatula lidah 5
Jumlah 5 jenis

2 Alat Non Medis:


a. Timbangan berat badan bayi (Baby scale) 1
b. Pita pengukur LILA 1
c. Meteran 1
d. Skrining kit 1
Jumlah 6 jenis

3 Bahan Habis Pakai Poli KIA


a. Sarung tangan steril/ DTT 5 psg
b. Sabun antiseptik 1
c. Alkohol 70% 1 lt
d. Spuit disposible 1 ml,3 ml, 5 ml 1
e. Kassa steril/ DTT secukupnya
f. Jelly 1
g. Bayclin/ Chlorin 1lt
h. Safety box 1
i. Tempat Sampah 2
j. Plastik penutup instrumen steril 1
k. Perlak alas tidur 1
l. Sprei 2
m.Sarung bantal dan bantal 2
n. Hand towel/hand tissue 2
Jumlah 15 jenis
D Bidan Kit Mobile
1 Partus Set 1 set
a. Bak Instrumen medium dengan tutup 1
b. Gunting episiotomy 14 cm 1
c. Gunting tali pusat 16 cm 1
d. Klem kocher (penjepit tali pusat) 2
e. Klem ½ kocher pemecah ketuban 1
Jumlah 5 jenis

2 Hechting Set 1 set


a. Bak Instrumen kecil dengan tutup 1
b. Needle holder 14 cm 1
c. Gunting benang 14 cm 1
d. Pinset anatomis 14 cm 1
e. Pinset chirurgis 14 cm 1
Jumlah 5 jenis

3 Resusitasi Set
a. Penghisap lendir De Lee/Bola karet 1
b. Resusitator (balon dan sungkup) 1
Jumlah 2 jenis

4 Peralatan UmumBidan Kit Mobile


1. Jarum jahit tajam dengan penampang bulat 1 amplop
(ukuran 9 dan 11)
2. Benang Catgut Chromic 2.0/3.0 1 amplop
3. Sarung tangan DTT/steril no 7 ½ 3 set
4. Jarum jahit tajam dengan penampang segi tiga 1 amplop
(ukuran 9 dan 11)
5. Sarung tangan bedah (panjang) 1
6. Kasa 1 dus
7. Kapas
8. Alkohol 70% 100 ml
9. Bayclin 1 btl kecil
10. Sikat alat 1
11. Handuk/ tissu 1
12. Senter 1
13. Bengkok 1
14. Nelaton kateter 14 cm 1
15. IV kateter (Abbocath no.18) 1
16. Benang/pita tali pusat 1
17. Infuse set 1
18. Tabung suntik 3 cc dengan jarum steril ( sekali 2
pakai)
19. Cairan infus RL 1
20. Hb Sahli 1
21. Tensimeter 1
22. Stetoskop dewasa/anak 1
23. Stetoskop janin (Funandoscop) 1
24. ARI sound timer 1
25. Safety box 1
Jumlah 25 jenis

3.2.1.3 PERALATAN KELUARGA BERENCANA (KB)

Jumlah alat
No Jenis peralatan
( Jenis)

1 Peralatan KB 24
2 Bahan Habis Pakai AKDR 14
3 Mebelair 2
4 Penunjang 4
Jumlah 44
No Jenis Peralatan Jumlah alat yang
berfungsi baik
A Peralatan KB
1. Bivalve speculum kecil 2
2. Bivalve speculum sedang 2
3. Bivalve speculum besar 2
4. Tenaculum 1
5. Sonde Uterus 1
6. Forcep/korentang 1
7. Gunting 1
8. Mangkok untuk larutan antiseptik 1
9. Lampu senter (sumber cahaya yang cukup 1
untuk menerangi cervix)
10. Stetoskop 1
11. Tensimeter 1
12. Meja instrumen 1
13. Baki instrumen tertutup 1
14. Baki logam tempat alat steril 1
15. Meja ginekologi 1
16. Waskom bengkok 1
17. Sterilisator tekanan tinggi 1
18. Gunting lurus ujung tumpul 1
19. Meja periksa 1
20. Alat penyangga lengan 1
21. Pinset anatomi 1
22. Skalpel 1
23. Klem arteri, klem U 1
24. Mess bedah 1
Jumlah 24 jenis

B Mebelair:
1. Kursi 1
2. Meja ½ biro 1
Jumlah 2 jenis

C Penunjang:
1. Ember untuk dekontaminasi 1
2. Penyekat ruangan 1
3. Tempat sampah medis 1
4. Tempat sampah non medis 1
Jumlah 4 jenis

D Bahan habis pakai AKDR Sesuai kebutuhan


1. Selimut
2. Kasa/kapas
3. Cairan antiseptik
4. IUD
5. Apron/celemek
6. Tutup kepala
7. Sarung tangan, no. 6 ½,7,7 ½
8. Kateter, karet no. 10,12,14,16 (nelaton)
9. Kain steril penutup nampan
10. Duk bolong
11. Implant
12. Anestesi local
13. Spuit disposable 3 cc
14. Safety box
Jumlah 14 jenis

3.2.1.4 PERALATAN UNIT GIZI DAN KLINIK LAKTASI


Jumlah alat yang berfungsi
No Jenis peralatan
baik ( Jenis)
1 Set alat antropometri 5
2 Set penyuluhan gizi 5
3 Set peralatan Klinik Laktasi 5
4 Mebelair 6
5 Bahan Habis Pakai 6
Jumlah 27
Jumlah Alat yang
No Jenis Peralatan
Berfungsi Baik
A Set Alat Antropometri
1. Timbangandetecto/timbangan digital/uni scale 1
2. Baby scale (timbangan bayi) 1
3. Pengukur tinggi badan (mikrotoise) 1
4. Alat ukur panjang badan (length board) 1
5. Alat pengukur lingkar lengan atas (LILA) 1
Jumlah 5 jenis

B Set Penyuluhan Gizi Sesuai kebutuhan


1. Software nutriclin
2. Poster-poster gizi
3. Food model 1
4. Leaflet diet 4
5. Buku Daftar Komposisi Bahan Makanan
( DKBM)
Jumlah 5 jenis

C Set Peralatan Klinik Laktasi


1.Boneka model payudara (tetek-tetekan) 1
2.Baby feeding tube Fr.3,5 panjang 35 cm 1
3.Cangkir dan tutupnya 1
4.Dispenser /termos air panas 1
5.Pompa payudara untuk ASI 1
Jumlah 5 jenis

D Mebelair
1. Meja ½ biro 1
2. Kursi kerja 1
3. Kursi hadap 1
4. Lemari gantung (locker tempat leaflet) 1
5. Lemari kaca 1
6. Komputer set 1
Jumlah 6 jenis

E Bahan Habis Pakai Klinik Laktasi Sesuai kebutuhan


1.Disposible syringe 20 cc
2.Disposible syringe 10 cc
3.Disposible syringe 5 cc
4.Kassa steril beserta tempatnya (toples)
5.Tissue dan tempatnya
6.Sabun cuci
Jumlah 6 jenis

3.2.1.5 PERALATAN POLI UMUM


No Jenis Peralatan Jumlah Alat (Jenis)
1 Set pemeriksaan umum 19
2 Set pemeriksaan mata 7
3 CHN kit 17
4 Mebelair 7
5 Bahan Habis Pakai 6
Jumlah 54
No Peralatan Poli Umum Jumlah alat yang
berfungsi baik
A Set Pemeriksaan Umum
1. Manset anak dengan velcro 1
2. Stetoskop duplex/simplex 1
3. Tensimeter, air raksa atau tensimeter, tanpa air 1
raksa/pegas
4. Lampu senter/pen light 1
5. Kaca kepala 1
6. Kaca pembesar 1
7. Termometer klinis (mulut/ ketiak) dewasa 1
8. Termometer klinis (mulut/ ketiak/dubur) bayi 1
9. Palu pengukur refleks 1
10. Sudip lidah, logam, panjang 12 cm 5
11. Sudip lidah, logam, panjang dan 16,5 cm 5
12. Jam/ARI sound timer (Pengukur waktu 1
untuk mengukur nadi dan pernafasan)
13. Torniquet karet 1
14. Timbangan dewasa atau timbangan dengan 1
pengukur tinggi badan
15. Meteran 1
16. Alat pembaca foto rontgen (film viewer)
17. Tempat sampah medis bertutup 1
18. Tempat sampah non medis bertutup 1
19. APD (Kaca mata goggle, sarung tangan, 1
masker)
Jumlah 19 jenis

B Set Pemeriksaan Mata


1. Lembar Optotip Snellen yang dilengkapi clock 1
dial untuk pemeriksaan visus
2. Lembar kartu tes baca 1
3. Bingkai uji coba trial lens (trial frame) 1
4. Lensa uji coba (trial lens set), untuk 1
pemeriksaan visus
5. Tes buta warna (Buku Ishihara-Kanehara) 1
6. Lup binokuler (lensa pembesar) 3-5 Dioptri 1
7. Kartu tes penglihatan dekat 1
Jumlah 7 jenis

No Peralatan Poli Umum Jumlah


C CHN kit
1. Stetoskop Duplex Dewasa 1
2. Tensimeter 1
3. Palu pengukur refleks 1
4. Alat test darah/Hemoglobinometer 1
5. Pen light 1
6. Alat pengukur tinggi badan/Pita meteran (150 1
cm)
7. Timbangan Badan 1
8. Termometer air raksa 1
9. Nierbeken 1
10. Bak instrumen 1
11. Kom 1
12. Kom tutup 1
13. Bowel metal 1
14. Kaca Pembesar 1
15. Tas CHN kit 1
16. Hechting set,terdiri dari : 1
a) Gunting verban 1
b) Gunting jaringan 1
c) Gunting iris lurus 1
d) Pinset Anatomis 1
e) Pinset Chirurgis 1
f) Arteri klem 1
g) Scalpel/tangkai pisau operasi 1
h) Needle holder 1
17. Duk bolong 1
Jumlah 17 jenis

D Mebelair
1. Tempat tidur periksa dan perlengkapannya 1
(matras, bantal, sprei, perlak dan sarung bantal)
2. Meja kerja ½ biro 1
3. Kursi kerja pemeriksa 1
4. Kursi hadap pasien 1
5. Lemari simpan alat 1
6. Meja instrumen/alat 1
7. Komputer 1
Jumlah 7 jenis

E Bahan habis pakai sesuai kebutuhan


1. Masker
2. Sudip lidah disposable
3. Sarung tangan 61/2, 7, 71/2
4. Hand towel
5. Sabun cair
6. Safety box
Jumlah 5 jenis

3.2.1.6 PERALATAN UGD


No Jenis Peralatan UGD Jumlah Standar
1. Set peralatan pemeriksaan di UGD 17
2. Set resusitasi dewasa 6
3. Resusitator Infant Set 2
4. Intubasi endotrakheal 11
5. Set imobilisasi 7
6. Peralatan umum 9
7. Oksigen set 14
8. Set tindakan 14
9. Minor surgery set 42
10. THT set 8
11. Peralatan bedah kecil mata 7
12. Set peralatan umum 25
13. Mebelair 8
14. Peralatan untuk dekontaminasi dan sterilisasi 11
15. Bahan habis pakai UGD 19
Jumlah 200

No Jenis Peralatan UGD Jumlah Standar


A Set peralatan pemeriksaan di UGD
1. Manset anak dengan velcro 1
2. Manset dewasa dengan velcro 1
3. Stetoskop duplex/simplex 1
4. Tensimeter, air raksa atau tensimeter, tanpa 1
air raksa/pegas
5. Lampu senter/pen light 1
6. Kaca pembesar 1
7. Termometer klinis (mulut/ketiak) dewasa 1
8. Termometer klinis (mulut/ketiak/dubur) bayi 1
9. Palu pengukur refleks 1
10. Sudip lidah, logam, panjang 12 cm 5
11. Sudip lidah, logam, panjang dan 16,5 cm 5
12. Jam/ARI sound timer (Pengukur waktu untuk 1
mengukur nadi dan pernafasan)
13. Tourniquet karet 1
14. Timbangan dewasa atau timbangan dengan 1
pengukur tinggi badan
15. Meteran 1
16. Alat pembaca foto rontgen (film viewer) 1
17. APD (kaca mata goggle, sarung tangan, 1 set
masker, apron, sepatu tertutup, penutup
kepala)
Jumlah 17 jenis

B Set Resusitasi Dewasa, adalah alat bantu 1 set


pernapasan untuk orang dewasa
1. Balon respirasi (mengembang sendiri)/Self 1
inflating bag/ambubag
2. Selang reservoar oksigen 1
3. Non rebreathing face mask 1
4. Aspirator 1
5. Slang penghisap lendir. 1
6. Pipa minum 1
Jumlah 6 jenis

C Resusitator Infant Set, adalah alat bantu 1 set


pernapasan untuk bayi baru lahir:
1. Sungkup untuk bayi cukup bulan dan kurang 2
bulan/prematur @1
2. Balon udara (neonatus) dengan katup penurun 1
tekanan
Jumlah 2 jenis
D Peralatan intubasi endotrakheal , untuk membuka 1
jalan nafas:
1. Nasopharyngeal tube 1
2. Oropharyngeal tube 1
3. Nasotrakheal tube 1
4. Orotracheal tube 1
5. Kanula dan masker oksigen untuk dewasa dan 1
anak
6. Ambubag dewasa, anak dan bayi @1 3
7. Pipa endotrakeal (ETT) no 2,5; 3,0; 3,5; 4,0 mm 4
@1
8. Stylet no 1 untuk pemasangan ETT 1
9. Pelumas ( jelly) 1
10. Forceps magil 1
11. Laringoscope blade lurus dan blade 10
bengkok untuk anak dan dewasa minimal 1
untuk bermacam ukuran
Jumlah 11 jenis

E Set imobilisasi , terdiri dari:


1. Collar brace/neck collar dewasa dengan lubang 1
ditengah leher
2. Collar brace/neck collar anak 1
3. Splint 1
4. Long spine board 1
5. Soop stretcher 1
6. Spalk/bidai semua ukuran untuk tungkai, 1
lengan, leher, tulang punggung
Jumlah 7 jenis

F Oksigen set, adalah sejumlah peralatan yang 1 set


digunakan untuk terapi oksigen
1. Nasal kanula 1
2. Sungkup berbalon 1
3. Masker oksigen dewasa 1
4. Masker oksigen untuk anak 1
5. Partial rebreather mask 1
6. Venturi mask 1
7. Bag valve mask/sungkup katup berbalon anak 1
8. Bag valve mask/sungkup katup berbalon 1
dewasa
9. Selang oksigen 1
10. Jackson Rees 1
11. Flowmeter/regulator/pengukur aliran oksigen 1
(klep pengatur oksigen dengan humidifier)
12. Tabung oksigen besar 1
13. Tabung oksigen kecil . 1
14. Trolley/dorongan tabung oksigen dengan tali 1
pengaman
Jumlah 14 jenis

G Set Peralatan Umum UGD


1. Radiokomunikasi medik 1
2. Pispot fraktur/imobilisasi 1
3. Ambulan operasional 1
4. Tempat sampah injak bertutup (medis dan non 2
medis)
5. Waskom stainless 1
6. Kursi roda 1
7. Kursi stool 1
8. Usungan/brankar/tandu lipat 1
Jumlah Peralatan Umum UGD 9 jenis

H Set tindakan
1. Stand lamp 1
2. Standar infus 1
3. Jet nebulizer 1
4. Suction pump /mesin penghisap lendir 1
5. Semprit, gliserin 1
6. Waskom cekung 1
7. Waskom bengkok 1
8. Paratus bertutup untuk spuit 1
9. Irigator dengan konektor nilon,lurus 1
10.Kateter, logam untuk wanita, no.12 1
11.Buli-buli dingin 1
12.Buli-buli panas 1
13.Ember penampung cairan kotor 1
14.Pispot wanita, pria dan anak @1 3
Jumlah 14 jenis

I Minor surgery set, adalah sejumlah alat medis yang


digunakan untuk melaksanakan kegiatan bedah di
UGD
1. Gunting bedah standar, lengkung, ujung tajam/ 1
tajam, 18 cm
2. Gunting bedah standar, lengkung, ujung 1
tajam/tumpul, 18 cm
3. Gunting bedah standar, lengkung, ujung tumpul/ 1
tumpul, 18 cm
4. Gunting bedah standar, lurus, ujung tajam/tajam, 1
18 cm
5. Gunting bedah standar, lurus, ujung 1
tajam/tumpul, 18 cm
6. Gunting bedah standar, lurus ujung 1
tumpul/tumpul, 18 cm
7. Gunting perban/ pembalut (Lister) 1
8. Gunting plester 1
9. Gunting lurus pembuka jahitan 1
10. Kateter logam untuk wanita, no 12 1
11. Klem arteri,12 cm lengkung dengan gigi 1
12. Klem arteri,12cm lengkung tanpa gigi 1
13. Klem arteri, 12 cm lurus dengan Klem arteri, 12 1
cm lurus tanpa gigi
14. Klem pemegang jarum jahit dengan kunci 1
(Baraquer)
15. Klem pemegang jarum jahit 1
16. Klem pemegang alat tenun 1
17. Korentang lengkung untuk alat steril 23 cm 1
(Cheatle)
18. Korentang, penjepit sponge (Forester) 1
19. Silinder korentang steril 1
20. Klem agrave, 14 mm (isi 100) 1
21. Klem arteri, lurus (Kelly) 1
22. Klem arteri, 12 cm, lengkung dengan gigi 1 x 2 1
(Halstead- Mosquito)
23. Klem arteri, 12 cm, lengkung tanpa gigi 1 x 2 1
(Halstead-Mosquito)
24. Klem arteri, 12 cm, lurus dengan gigi 1 x 2 1
(Halstead-Mosquito)
25. Klem arteri, 12 cm, lurus tanpa gigi 1 x 2 1
(Halstead-Mosquito)
26. Klem/pemegang jarum jahit, 18 cm (Mayo- 1
Hegar)
27. Klem pemegang jarum jahit (Matheu Standar) 1
28. Klem pemegang silet (Baraquer) 1
29. Pinset anatomis 14,5 cm 1
30. Pinset anatomis 18 cm 1
31. Pinset bedah 14,5 cm 1
32. Pinset bedah 18 cm 1
33. Bengkok besar 1
34. Bengkok kecil (nier-bekken) 1
35. Bak instrumen tertutup 30X30 cm 1
36. Sonde pengukur dalam luka 1
37. Skalpel, tangkai pisau operasi 1
38. Toples kapas/kasa steril 1
39. Tromol kasa/kain steril ukuran 125 X 120 mm 1
40. Tromol kasa/kain steril ukuran 150 X 140 mm. 1
41. Baki logam tempat alat steril 1
42. Mangkok untuk larutan 10 cc 1
Jumlah 42 jenis
J THT Set, terdiri dari: 1 set
1. Ring THT 1
2. Hook THT 1
3. Aplicator kapas THT 1
4. Serumen extractor THT 1
5. Laringoscope blade lurus dan blade bengkok 4
untuk anak dan dewasa
6. Lampu kepala/slit lamp 1
7. Semprit karet untuk mengeringkan telinga 1
8. Semprit untuk telinga dan luka 1
Jumlah (c ) 8 jenis

K Peralatan pemeriksaan dan Bedah Kecil Mata ,


terdiri dari :
1. Tonometer 1
2. Spekulum mata (Weis) 1
3. Alat melebarkan punctum lakrimalis 1
4. Retraktor, pembuka kelopak mata, 13 cm 1
(Desmares)
5. Alat untuk mengeluarkan benda asing di mata 1
6. Pinset epilasi, untuk mencabut bulu mata 1
7. Pinset untuk insisi hordeolum/kalazion 1
(Desmares)
8. Kuret untuk membersihkan hordeolum 1
(Meyerhoofer)
Jumlah Peralatan Bedah Kecil Mata 7 jenis

L Mebelair UGD
1. Meja kerja ½ biro 1
2. Kursi kerja 1
3. Kursi hadap 1
4. Kursi tunggu 1
5. Lemari simpan alat/obat 1
6. Penyekat ruangan 1
7. White board 1
8. Tempat tidur periksa dan perlengkapannya 2
(matras, bantal, sprei, perlak dan sarung bantal)
Jumlah 8 jenis

M Peralatan untuk dekontaminasi dan sterilisasi


adalah peralatan yang dipergunakan untuk
melaksanakan dekontaminasi dan sterilisasi alat.
1. Sterilisator tekanan tinggi (tableautoclave) 1
2. Baki logam tempat alat steril 1
3. Korentang, penjepit sponge (forester) 1
4. Toples kapas/kasa steril 1
5. Tromol kasa/kain steril 25 X 120 mm) 1
6. Bak instrumen tertutup 1
7. Meja instrumen/alat 1
8. Lemari simpan instrumen/alat 1
9. Langseng dengan sarangan berlubang besar 1
10. Perebus atau pengukus peralatan untuk DTT 1
11. Peralatan pembersihan dan pencucian alat
a. Ember plastik (kapasitas 30 liter) untuk 1
membersihkan dan mencuci peralatan
b. Waskom plastik (kapasitas 10 liter ) untuk 1
menyiapkan larutan klorin
c. Tempat sabun 1
d. Sikat alat 1
Jumlah 11 jenis

N Bahan habis pakai UGD Sesuai kebutuhan


1. Larutan klorin
2. Sarung tangan karet untuk mencuci tangan.
3. Sikat untuk cuci tangan
4. Jas dokter
5. Pakaian perawat jaga UGD
6. APD:
a. Masker
b. Sarung tangan no 6 ½, 7, 7 ½,8
c. Apron/celemek plastik panjang 52 inchi
d. Sepatu tertutup
e. Penutup kepala
7. Kantong plastik untuk sampah biologis dan
infeksius.
8. Kapas, kasa, cotton roll, cotton pellet
9. Disposible spuit berbagai ukuran (1 cc, 2 ½ cc ,
3 cc, 5 cc, 10 cc, 20 cc)
10.Jarum suntik disposible no 02, 12, 14, 18, 20,
23
11.Alkohol pads
12.Safety box untuk pembuangan jarum suntik
bekas
13.Bahan habis pakai untuk infus:
a. Infus set dewasa
b. Infus set anak
c. Jarum infus
d. Wing needle (jarum berkateter) no 16, 18
e. Surflow, Abbocath no 16,18, 20
14.Bahan habis pakai untuk hechting:
a. Jarum jahit lengkung 1/2 lingkaran,
penampang bulat (bedah) no 9, 10, 11, 12,
13, 14, 16
b. Jarum jahit lengkung 1/2 lingkaran,
penampang segitiga
c. Jarum jahit lengkung ⅜ lingkaran
d. Jarum otot besar dan jarum otot kecil
e. Benang cat gut rol/karet ( 15 m) no 3.0, nilon
no 3,0 dan silk no 3,0
f. Kapas pembalut 25 gr dan perban
g. Kasa hidrofil steril
h. Duk biasa, besar (274 x 183 cm), sedang
(274 x 135 cm), kecil (114 x 91 cm)
i. Duk bolong besar, sedang dan kecil
j. Skalpel, mata pisau bedah no 10, 11, 15, 20
k. Plester
l. Kain balut segitiga (mitella) dan peniti
m. Pembalut
15.Kain penutup meja mayo
16.Bahan habis pakai untuk pemasangan kateter:
a. Folley catheter no 10, 12, 14, 16, 18
b. Kateter karet (Nelaton) no 10,12,14
c. Urine bag
d. Selang karet untuk anus
e. Jelly/cairan pelicin/minyak
17.Obat anestesi:
a. Lidokain injeksi infiltrasi 1 % atau Pehacain
2%
b. Chloretil spray
18.Obat emergensi
a. Adrenalin 1:1000
b. Antihistamin
c. Deksametason vial
d. Diphenhidramin
e. Diazepam ampul
f. Antipiretika
g. Anti kejang
h. Papaverin
i. Cairan infus Ringer Lactat, Na Cl 0,9 %,
Glucose 5%, 40%
j. Infus set
k. Uterotonika
l. Ventolin

19. Bahan habis pakai UGD


a. Endotracheal tube ( ETT ) 2.5, 3, 4
b. Sungkup/masker sederhana
c. Sungkup berbalon
d. NGT (selang lambung berbagai ukuran)
e. Selang penghisap lendir
f. Pipa minum
g. Kateter, selang penghisap lendir bayi
h. Cotton bud
i. Strip glukotest
j. Oksigen
k. Penjepit formulir askep/set formulir askep
Jumlah 8 jenis

3.2.1.7 PERALATAN POLI GIGI


No Jenis Peralatan untuk Pengobatan Gigi dan Jumlah alat yang
Mulut berfungsi baik
A Set Peralatan Poliklinik Gigi Dan Mulut
1 Kursi periksa gigi 1
2 Dental unit lengkap ( (high speed dan low speed) 1 set
3 Contra angle dan straight hand piece 1
4 Kompresor/tabung oksigen 1
5 Alat diagnostik dasar (Kaca mulut, Pinset dental, 10 set
Sonde half moon, Sonde lurus, Excavator)
6 Set alat tambal terdiri dari:
a) Plastis filling 3
b) Stoper semen 3
c) Burniser berbagai ukuran 3
d) Stoper amalgam 3
e) Spatula semen 3
f) Diamond Bor 1 set
g) Pelindung jari (finger sool) 1
h) Kaca pengaduk (glass slap) 1
i) Matriks Band + retainer 2
7 Perangkat alat skeling (scaling set) Sceler 1 set
berbagai tipe@1 (Kuret, Hoe, Sikle, Wing shape)
8 Peralatan set alat cabut 1 set
a.  Tang cabut gigi dewasa 1set
b.  Tang cabut gigi anak 1 set
c.  Bein lurus 1 bh
d.  Bein bengkok 1 set
e.  Cryer 1 set
9 Periodontal probe 1 bh
10 Peralatan prostetik 1 set
a.  Sendok cetak RA + RB berbagai ukuran 1 Set
b.  Tang klammer 1
c.  Tang potong 1
11 Tempat kapas 1
12 Sterilisator tekanan tinggi 1
13 Baki logam tempat alat steril 1
14 Korentang, penjepit spoge ( Forester) 1
15 Toples kapas/kasa steril 1
Jumlah 20 jenis

B Mebelair
1. Meja kerja ½ biro 1
2. Kursi kerja 1
3. Kursi hadap 1
4. Lemari simpan alat/obat 1
Jumlah 4 jenis

C Penunjang
1. Tempat penyimpanan peralatan bersih yang 1
tertutup rapat
2. Tempat sampah tertutup 1
3. Jam/ARI sound timer 1
4. Jas dokter gigi 1
5. Waskom stainless 1
Jumlah 4 jenis

D Peralatan untuk dekontaminasi, pembersihan dan


sterilisasi adalah peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan dekontaminasi dan sterilisasi
alat.
1. Sterilisator tekanan tinggi 1
2. Baki logam tempat alat steril 1
3. Korentang, penjepit sponge (forester) 1
4. Toples kapas/kasa steril 1
5. Tromol kasa/kain steril 25 X 120 mm) 1
6. Bak instrumen tertutup 1
7. Meja instrumen/alat 1
8. Lemari simpan instrumen/alat 1
9. Langseng dengan sarangan berlubang besar 1
10.Perebus atau pengukus peralatan untuk DTT 1
11.Peralatan pembersihan dan pencucian alat
a. Ember plastik (kapasitas 30 liter) untuk 1
membersihkan dan mencuci peralatan
b. Waskom plastik (kapasitas 10 liter ) untuk 1
menyiapkan larutan klorin
c. Tempat sabun 1
d. Sikat alat 1
e. Sikat cuci tangan 1
Jumlah 11 jenis

E Bahan habis pakai untuk Pengobatan Gigi dan Sesuai kebutuhan


Mulut
1. Larutan klorin
2. APD: masker, Sarung tangan no 6 ½, 7, 7 ½
3. Kapas, kasa, cotton roll, cotton pellet
4. Spuit 2.5 cc atau 3 cc
5. Mata Bor (Round, inverted, Fissure)
6. Obat anestesi untuk gilut : Lidokain injeksi
infiltrasi 1 % atau Pehacain 2 %, Chloretil spray
7. Obat emergensi gilut: Adrenalin
1:1000/Noradrenalin/Epinefrin/Norepinefrin
8. Obat untuk Pengobatan Gigi dan Mulut
a. Alkohol 70%
b. Povidon Iodine 10%
c. Na O Cl
d. Larutan Chlorin 3%
e. Aquadest
f. H2O2 liquid 3%
g. Yod Gliserin
h. Celluloid strip
i. Vaseline
j. Kertas Artikulasi
k. Matriks band dan retainer
l. Bahan cetak
m. Gibsum
n. Reamers file
9. Bahan tambal gigi:
a. Glassionomer
b. Composite resin
c. Fletzer
d. Temporary filling
e. Eugenol
f. TKF
g. ChKM
h. Cresophene/Rockle’s
i. Zinc Phosphat cement
j. Calxinol/Dycal
k. Root Canal Filling
l. Mummyfication paste
m. Arsen
n. Spongostan
o. Papper point
p. Guttap percha
Jumlah 9 jenis

3.2.1.8 PERALATAN RAWAT INAP


Jumlah alat yang
No JENIS PERALATAN
berfungsi baik
I. Set Rawat Inap
1. Ari sound timer 1 buah
2. Baki Instrument bertutup 1 buah
3. Bak instrumen bertutup 30 x 30 Cm 1 buah
4. Bisutri No 10 1 buah
5. Brankar 1 buah
Gunting lengkung, ujung tajam (Metzenbaum) (18
6. 3 buah
Cm)
Gunting lengkung, ujung tumpul (Metzenbaum) (18
7. 3 buah
Cm)
8. Gunting lurus,ujung tajam (Metzenbaum) (18 Cm) 3 buah
9. Gunting lurus, ujung tumpul (Metzenbaum) (18 Cm) 3 buah
10
Gunting mayo lurus atau lengkung 3 buah
.
11
Gunting pembuka jahitan,lurus 3 buah
.
12
Kaca pembesar 3 buah
.
13
Kanula hidung 3 buah
.
14
Kateter, selang penghisap lendir bayi 3 buah
.
15
Kauter 3 buah
.
16 Klem agrave, 14 mm (isi 100) 3 buah
.
17 Klem artteri,12 Cm, lengkung dengan gigi 1 x 2
3 buah
. (Halstead - Mosquito)
18 Klem arteri,12 Cm , lengkung tanpa gigi (Halstead -
3 buah
. Mosquito)
19 Klem arteri, 12 Cm , lurus dengan gigi 1 x 2
3 buah
. (Halstead - Mosquito)
20 Klem arteri, 12 Cm , lurus tanpa gigi 1 x 2
3 buah
. (Halstead - Mosquito)
21
. Klem arteri lurus (Kelly) 3 buah
22 Klem/pemegang jarum jahit dengan kunci
. (Baraquer) 3 buah
23
. Klem/pemegang jarum jahit (Mathieu Standar) 3 buah
24
. Klem/ pemegang silet (Barraquer) 3 buah
25
. Klem/penjepit kain (Kocher - Backhaus)/Duk klem 3 buah
26
. Klem pengatur oksigen dengan humidifier 3 buah
27 Korentang,Lengkung, penjepit alat steril,23 Cm 3 buah
. (Cheattle)
28
. Korentang,Penjepit sponge (Foerster) 3 buah
29
. Inkubator bayi 1 buah
30
. Lampu periksa 1 buah
31
. Lampu senter 1 buah
32
. Manset anak : dengan velecro 1 buah
33
. Manset dewasa 1 buah
34
. Meja instrumen,Mayo berstandar 1 buah
35
. Meja instrumen,alat 1 buah
36
. Nebulizer 1 buah
37
. Pinset Anatomis,14,5 Cm 2 buah
38
. Pinset Anatomis,18 Cm 2 buah
39
. Pinset Anatomis (Untuk Specimen) 2 buah
40
. Pinset bedah, 14,5 Cm 2 buah
41
. Pinset bedah,18 Cm 2 buah
42 Resusitator untuk dewasa 1 buah
.
43
. Resusitator for infant 1 buah
44
. Selang Oksigen 3 buah
45
. Skalpel, tangkai pisau operasi 2 buah
46
. Spalk 1 buah
47
. Sphygmomanometer 2 buah
48
. Standar infus Sesuai jumlah tempat tidur
49
. Standar Waskom tunggal 1 buah
50
. Standar Waskom ganda 1 buah
51
. Stetoskop infant 1 buah
52
. Stetoskop anak 1 buah
53 Stetoskop dewasa 1 buah
.
54
. Suction pump 1 buah
55
. Sonde dengan mata 14,5 Cm 1 buah
56
. Sonde pengukur dalam luka 1 buah
57
. Tabung oksigen 6 Meterkubik dan Regulator 1 buah
58
. Tabung oksigen 1 meterkubik dan regulator 1 buah
59
. Tabung/Sungkup untuk resusitasi 2 buah
60
. Termometer infant 1 buah
61
. Termometer dewasa 1 buah
62
. Tempat tidur rawat inap 5 s/d 8 buah
63
. Tempat tidur rawat inap untuk anak 2 buah
64
. Torniket karet 1 buah
65
. Tromol kasa/kain steril (125 x 120cmm) 1 buah
66
. Tromol kasa/kain steril (150 x 150 mm) 1 buah
67
. Waskom bengkok 1 buah
68 Waskom cekung 1 buah
.
69
. Waskom cuci 1 buah
70
. Wing needle 3 buah

3.2.1.9 PERALATAN LABORATORIUM

No Jenis Peralatan Laboratorium Puskemas Rawat Jalan


1 Peralatan utama 12
2 Peralatan gelas 23
3 Mebelair 6
4 Peralatan K3 4
Jumlah 45
No Jenis Peralatan Laboratorium Puskesmas Puskemas Rawat Jalan
A Peralatan utama
1. Fotometer /Chemistry analyzer 1
2. Hematologi analyzer 0
3. Urine analyzer 1
4. Mikroskop binokuler dengan kotak 1
penyimpanan yang berlampu
5. Mikropipet 5 ul,10 ul, 25 ul, 50 ul, 100 ul, 200 1 set
ul, 1000 ul, 5-50 ul, 100-500ul @1
6. Penangas air 1
7. Tabung reaksi (12 mm) secukupnya
8. Sentrifus listrik dan tabung 1
9. Tabung Laju Endap Darah (LED) 1
10. Tell Kamer 1
11. Counter 1
12. Carik celup 1 set
Jumlah 12 jenis

B. Peralatan Gelas
1. Batang pengaduk 3
2. Beker glass 3
3. Botol pencuci 1
4. Sentrifuge mikrohematokrit 1
5. Urinometer (alat pengukur berat jenis urin) 1
6. Corong kaca 1
7. Erlenmeyer 2
8. Gelas pengukur (100ml) 2
9. Objek glass dan cover glass secukupnya
10.Pipet berskala 1 ml, 10ml 1
11.Termometer 1
12.Table autoclave 1
13.Jam/ARI sound timer 1
14.Autoclik 1
15.Kaki tiga 1
16.Lemari es/refrigerator 1
17.Lampu spiritus isi 120 cc 1
18.Torniket karet 1
19.Rak pengering 1
20.Rak tabung reaksi 1
21.Ose 1
22.Spuit dispossible 3ml, 5 ml secukupnya
23.Tips pipet/yellow tip secukupnya
Jumlah 23 Jenis

C Mebelair
1. Meja ½ biro 1
2. Kursi hadap 1
3. Kursi kerja 1
4. Kursi untuk ambil darah 1
5. Meja kerja lapis formica 1
6. Rak tempat simpan alkes 1
Jumlah 6 jenis

D Peralatan K3
1. Pemadam kebakaran 1
2. Peralatan P3K 1
3. APD set/Set peralatan pencegahan infeksi, secukupnya
terdiri dari:
a) Sarung tangan
b) Sepatu karet/alas kaki tertutup/sepatu boot
c) Masker
d) Kaca mata goggle/pengaman mata
e) Apron plastik tebal/celemek/schort panjang
52 inci
4. Safety box Sesuai kebutuhan
Jumlah 3 jenis

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 LINGKUP KEGIATAN


Upaya Kesehatan Perseorangan di Puskesmas Jatirejo meliputi seluruh
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas yang dilakukan oleh :
1. Poli umum
2. UGD
3. Poli gigi
4. Poli KIA-KB
5. Unit laboratorium
6. Unit pelayanan obat
7. Rawat Inap

4.2 METODE
Metode penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan adalah dengan
membuka pelayanan kesehatan di puskesmas sesuai jadwal dan menangani
penyakit secara individual.

4.3 LANGKAH KEGIATAN


4.3.1 JENIS PELAYANAN UKP
4.3.1.1 Pelayanan di dalam gedung
1. Pengobatan umum
2. Pengobatan gigi dan mulut
3. Pelayanan gawat darurat
4. Pelayanan KIA-KB
5. Imunisasi
6. Pelayanan MTBM-MTBS
7. Pelayanan Pap Smear, IVA
8. Pelayanan konsultasi dokter
9. Pelayanan Kefarmasian
10. Pelayanan Laboratorium
11. Konsultasi Gizi dan Laktasi
12. Klinik Sanitasi
13. Penyuluhan Kesehatan/Konsultasi Kesehatan dan Konseling
14. Pelayanan Ambulan
15. Rawat Inap

4.3.1.2 Pelayanan di luar gedung


1. Pengobatan umum
2. Pelayanan KIA-KB
3. Penyuluhan kesehatan
4. Pembinaan desa siaga dan poskesdes
5. Pembinaan PHBS
6. Posyandu
7. Pelayanan Medik Gigi dan Mulut

4.3.2 PERSYARATAN PELAYANAN


Persyaratan pelayanan adalah persyaratan teknis dan administrasi yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
Persyaratan pelayanan terpampang di dinding/diumumkan dengan menempatkannya
di tempat yang mudah dilihat oleh pengguna pelayanan, contoh:
Persyaratan Pelayanan di Unit Pendaftaran :
1. Membawa Foto Copy KTP dan KK
2. Membawa Foto Copy KartuBPJS
3. Membawa kartu berobat (bagi pasien lama)
4. Setiap pelanggan harus mengambil nomor antrian di loket pendaftaran.
5. Setiap pelanggan akan dipanggil sesuai nomor antrian untuk mendaftar di
loket.
6. Setiap pelanggan menunggu di ruang tunggu Puskesmas untuk dipanggil
sesuai dengan urutan rekam medik.

4.3.3 BIAYA (TARIF)


Biaya/tarif yang berlaku diumumkan kepada masyarakat, terpampang di
dinding dan sesuai dengan Perda Pemerintah Kabupaten Mojokerto

4.3.4 ALUR PELAYANAN


Alur pelayanan yaitu alur yang bertujuan memberi informasi kepada
masyarakat, tentang tahapan pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas, sehingga
memudahkan masyarakat dalam mencapai tujuan pengobatan. Alur pelayanan yang
harus adaadalah:
1. Pendaftaran pasien.
2. Pelayanan UGD.
3. Pemeriksaan dan pengobatan pasien di poli umum
4. Pemeriksaan ibu hamil, pelayanan ibu nifas, pelayanan kamar bersalin.
5. Pelayanan imunisasi.
6. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
7. Pelayanan kefarmasian/obat.
8. Pelayanan laboratorium.
9. Pelayanan klinik sanitasi.
10. Peningkatan gizi.
11. Pelayanan P2M dan PTM.
12. Pengaduan.
13. Pelayanan rujukan
14. Rawat inap
Alur pelayanan dibuat dalam bentuk skema, dibingkai dan ditempel di dinding
agar mudah diketahui dan sebagai penunjuk jalan bagi pasien maupun pengunjung
unit pelayanan kesehatan. Alur Pelayanan di Puskesmas Jatirejo adalah :

UGD
POLI TB

Pembuatan alur pelayanan ini sekaligus dapat diikuti dengan identifikasi


berbagai hambatan/kendala yang membuat alur pelayanan ini tidak jalan atau
membutuhkan waktu yang lama. Alur disesuaikan dengan kasus agar segera
mendapat penanganan.

4.3.5 HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN


Hak dan kewajiban pasien ditetapkan dan di sosialisasikan kepada
masyarakat dan semua pihak yang terkait. Hal ini tercermin dalam kebijakan dan
prosedur penyelenggaraan Puskesmas. Penyampaian hak dan kewajiban pasien
dilakukan dengan cara efektif, efisien baik dengan cara lisan maupun tulisan.
Hak Pasien Dan Keluarganya adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh informasi mengnai tata tertib dan peraturan pelayanan yang
berlaku di puskesmas.
2. Mendapatkan informasi atas :
a. Penyakit yang diderita.
b. Tindakan medis yang akan dilakukan dan kemungkinan resiko dari
akibat tindakan tersebut, cara mengatasi dan alternatif lainnya.
c. Upaya pencegahan agar penyakit tidak kambuh lagi atau pencegahan
agar anggota keluarga atau orang lain tidak menderita penyakit yang
sama.
3. Meminta konsultasi medis.
4. Menyampaikan pengaduan, saran, kritik dan keluhan berkaitan dengan
pelayanan.
5. Memperoleh pelayanan yang bermutu, aman, nyaman, adil, jujur, dan
manusiawi.
6. Hasil pemeriksaan yang meliputi diagnosis, dan tata cara tindakan, tujuan
tindakan, alternatif tindakan, biaya, resiko tindakan dan komplikasi yang
mungkin terjadi dan prognosis terhadap yang dilakukan.
7. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya kecuali untuk
kasus KLB ( Kejadian Luar Biasa ) dan kasus yang dapat membahayakan
masyarakat.
8. Keluarga dapat mendampingi saat menerima pelayanan kesehatan.
9. Memilih tenaga medis untuk melakukan pelayanan medis.
Kewajiban pasien adalah sebagai berikut :
1. Membawa persyaratan pendaftaran pelayanan berupa :
a. Pengguna layanan bebas biaya ( khusus warga Kabupaten Mojokerto )
untuk membawa kartu identitas ( KTP/KK ).
b. Pengguna Layanan Jaminan Kesehatan ( BPJS, SPM dll ) untuk
membawa Kartu Jaminan Kesehatannya.
c. Persyaratan pendaftaran di atas wajib dibawa setiap kali pendaftaran.
d. Kepada pasien yang tidak dapat memenuhi persyaratan yang
termaktub pada poin-poin di atas akan dikenakan sebagai pasien
umum dengan biaya sesuai PERDA yang berlaku.
2. Mengikiuti alur pelayanan Puskesmas.
3. Mentaati aturan pelayanan dan mematuhi nasehat serta petunjuk pelayanan
di Puskesmas.
4. Memberikan informasi yang lengkap dan benar tentang masalah
kesehatannya kepada tenaga kesehatan Puskesmas.

4.3.6 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


Rincian Jenis SOP Pelayanan Klinis adalah sebagai berikut :
1. Unit pendaftaran :
a. SOP Identifikasi Pasien
b. SOP Prosedur Pendaftaran
c. SOP Triase
d. SOP Pelayanan Pendaftaran Pasien Gawat Darurat
e. SOP Alur pelayanan pasien
f. SOP Penyampaian hak dan kewajiban pasien
g. SOP penyampaian informasi di unit pendaftaran
h. SOP koordinasi pendaftaran dengan unit pelayanan lain di puskesmas
i. SOP Akses dan distribusi rekam medis di puskesmas
j. SOP Pembuatan Rekam Medis puskesmas
k. SOP Identifikasi dan Penanganan Keluhan Pelanggan Layanan Klinis
l. SOP Penanggulangan dan Penanganan KTC, KPC, KNC, KTD
2. Poli Umum dan Poli Lansia
a. SOP Identifikasi pasien
b. SOP Pengkajian awal klinis
c. SOP Penyusunan Rencana Layanan Medis
d. SOP Pelayanan Klinis :
1) SOP Common cold
2) SOP Hipertensi Primer
3) SOP Dispespsia
4) SOP Infeksi Akut Saluran Pernafasan Atas
5) SOP Myalgia
6) SOP Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (DM tipe 2)
7) SOP Artrithris Reumatoid
8) SOP Dermatitis Kontak Alergi
9) SOP Faringitis Akut
10)SOP Tension Headache
11)SOP Dermatitis Atopi
12)SOP Hipotensi
13)SOP Asma bronchiale
14)SOP BPPV
15)SOP Konjunctivitis
16)SOP Hipercholesterolemia
17)SOP Gastritis
18)SOP Tonsilitis
19)SOP Diare Non spesifik
20)SOP Infeksi Virus Dengue
21)SOP Kejang Demam
22)SOP Tuberculosis
23)SOP Keracunan Makanan
24)SOP Pengukuran Frek Nafas
25)SOP Pengukuran Denyut Nadi
26)SOP Pengukuran suhu tubuh axilla
27)SOP Pengukuran Tekanan Darah
28)SOP Pengukuran BB (pasien> 2thn & dewasa)
29)SOP Pengukuran TB (pasien > 2 thn & dewasa)
30)SOP Pemeriksaan Telinga
31)SOP Pemeriksaan tenggorokan
32)SOP Pemakaian korentang
33)SOP Pemakaian lampu senter
34)SOP Penggunaan stetoskop
35)SOP Pemeriksaan buta warna
36)SOP Penyuntikkan intramuskular
37)SOP Pengambilan serumen telinga
38)SOP Pemeriksaan rumple leed
39)SOP Penyimpanan bahan habis pakai medis dan non medis poli umum
40)SOP Pencatatan dan Pelaporan Poli Umum
41)SOP Pengangkatan jahitan
e. Asuhan Keperawatan
1) SOP Askep Common cold
2) SOP Askep Dispepsia
3) SOP Askep DM tipe 2
4) SOP Askep Hipertensi primer
5) SOP Askep ISPA
6) SOP Askep Rematik
f. SOP pemberian informasi efek samping & resiko terapi
g. SOP informed consent
h. SOP pendidikan/penyuluhan kepada pasien
i. SOP penyusunan layanan terpadu
j. SOP Pelayanan terpadu
k. SOP Koordinasi antar unit pendaftaran dengan unit pelayanan lain di
puskesmas
l. SOP Anestesi lokal
m. Pembedahan minor
1) SOP eksisi clavus
2) SOP ekstirpasi lipoma
3) SOP ekstraksi kuku
4) SOP insisi abses
5) SOP operasi ateroma
6) SOP roser plasty
n. SOP penanganan pasien berisiko tinggi
o. Pencegahan dan pengendalian infeksi
1) SOP penggunaan alat pelindung diri
2) SOP kebersihan tangan
3) SOP etika batuk
4) SOP praktek menyuntik yang aman
5) SOP sterilisasi alat medis di puskesmas
p. SOP Triase
q. SOP Rujukan
r. SOP Pembuatan rekam medis di puskesmas
s. SOP Pelimpahan tugas & wewenang
t. SOP Identifikasi dan penanganan keluhan pelanggan layanan klinis
u. SOP penanggulangan dan penanganan KTC,KPC,KNC,KTD
3. UGD
a. SOP Triase
b. SOP Identifikasi Pasien
c. SOP Penanganan Pasien Berisiko Tinggi
d. SOP Informed Consent
e. SOP Pemberian Informasi Efek Samping dan Resiko Terapi
f. SOP Penyusunan Rencana Layanan Medis
g. SOP Pendidikan/Penyuluhan Kepada Pasien
h. SOP Rujukan Pasien Emergensi
i. SOP Anestesi Lokal
j. SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
1) SOP Penggunaan Alat Pelindung Diri
2) SOP Kebersihan Tangan
3) SOP etika Batuk
4) SOP Praktek Menyuntik Yang Aman
5) SOP Sterilisasi Alat Medis di Puskesmas
k. SOP Penanganan Pasien Gawat Darurat
1) SOP Penilaian Kesadaran dengan GCS
2) SOP Cardiorespiratory Arrest
3) SOP Pemberian Oksigen
4) SOP Pemasangan Infus
5) SOP Resusitasi Cairan
6) SOP Pemberian Obat Intravena
7) SOP Pemasangan Nasogastrik Tube
8) SOP Pemasangan Kateter Urine
9) SOP Pelepasan Kateter Urine
10)SOP Observasi Pasien Gawat darurat
11)SOP Asma Eksaserbasi Akut (Asma Attack)
12)SOP Penanganan Syok Anafilaktik
13)SOP penjahitan luka (Hecting)
14)SOP Hipoglikemia
15)SOP Perawatan Luka Bakar
16)SOP Perawatan Luka
17)SOP Pengukuran Respiratory Rate/Frekuensi Nafas
18)SOP Pengukuran Denyut Nadi
19)SOP Pengukuran Tekanan Darah
20)SOP pengukuran Suhu Tubuh Axilla
21)SOP penggunaan Stetoskop
22)SOP pemeriksaan Rumple leed
23)SOP pemakaian lampu senter
24)SOP pemakaian korentang
25)SOP Pemeriksaan tenggorokan
26)SOP pemeriksaan telinga
27)SOP Pengukuran Berat Badan (Pasien usia > 2thn dan dewasa)
28)SOP Penyuntikan intramuskular
l. SOP obat emergensi
m. SOP Pembuatan Rekam Medis Puskesmas
n. SOP Identifikasi dan penanganan keluhan pelanggan layanan klinis
o. SOP Penanggulangan dan Penanganan KTC, KPC, KNC, KTD
4. Poli Gigi
a. SOP Identifikasi Pasien
b. SOP Pengkajian Awal Klinis
c. SOP Penyusunan Rencana Layanan Medis
d. Pelayanan Klinis
1) SOP Pencabutan gigi sulung
2) SOP Pencabutan gigi tetap
3) SOP Incisi abses ginggiva
4) SOP Open boor
5) SOP Nekrose pulpa
6) SOP Devitalisasi pulpa
7) SOP Injeksi dengan infiltrasi
8) SOP injeksi dengan mandibular block
9) SOP pencatatan dan pelaporan gigi
10)SOP Penyimpanan bahan medis gigi
11)SOP penyimpanan alat gigi
12)SOP Pengukuran Frek Nafas
13)SOP Pengukuran Denyut Nadi
14)SOP Pengukuran Tekanan Darah
15)SOP Pemakaian korentang
16)SOP Penggunaan stetoskop
17)SOP Askep gigi
e. SOP pemberian informasi efek samping & resiko terapi
f. SOP informed consent
g. SOP pendidikan/penyuluhan kepada pasien
h. SOP penyusunan layanan terpadu
i. SOP Pelayanan terpadu
j. SOP Koordinasi antar unit pendaftaran dengan unit pelayanan lain di
puskesmas
k. SOP Anestesi lokal
l. SOP penanganan pasien berisiko tinggi
m. Pencegahan dan pengendalian infeksi
1) SOP penggunaan alat pelindung diri
2) SOP kebersihan tangan
3) SOP etika batuk
4) SOP praktek menyuntik yang aman
5) SOP sterilisasi alat medis di puskesmas
n. SOP Rujukan
o. SOP Pembuatan rekam medis di puskesmas
p. SOP Cara pengisian odontogram
q. SOP Pelimpahan tugas & wewenang
r. SOP Identifikasi dan penanganan keluhan pelanggan layanan klinis
s. SOP penanggulangan dan penanganan KTC,KPC,KNC,KTD
5. Poli KIA-KB
a. SOP Identifikasi Pasien
b. SOP Pengkajian Awal Klinis
c. SOP Penyusunan Rencana Layanan Medis
d. Pelayanan Klinis
1) SOP Pemeriksaan Kehamilan
2) SOP Kelas Ibu
3) SOP Pemeriksaan Ibu Nifas
4) SOP Pemeriksaan deteksi dini kanker payudara
5) SOP Pemeriksaan Pap Smear
6) SOP Pemeriksaan IVA
7) SOP Kunjungan Rumah Bumil Risti
8) SOP Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
9) SOP Pelayanan Pencabutan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
10)SOP Pemasangan Alat Kontrasepsi Implan
11)SOP Pelayanan Pencabutan Implan
12)SOP Pemberian Kontrasepsi pil
13)SOP Pemberian Kontrasepsi suntik
14)SOP Pemberian Kontrasepsi kondom
15)SOP Kelas Balita
16)SOP Pemeriksaan DDTK pada bayi, balita, apras
17)SOP Pemeriksaan Neonatus
18)SOP Pemberian imunisasi Hb unijek
19)SOP Pemberian Imunisasi DPT-HB
20)SOP Pemberian Imunisasi BCG
21)SOP Pemberian Imunisasi Campak
22)SOP Pemberian Imunisasi Polio
23)SOP Pelayanan Posyandu Balita
24)SOP Pengukuran Frek Nafas
25)SOP Pengukuran Denyut Nadi
26)SOP Pengukuran suhu tubuh axilla
27)SOP Pengukuran Tekanan Darah
28)SOP Pengukuran BB (pasien> 2thn & dewasa)
29)SOP Pengukuran TB (pasien > 2 thn & dewasa)
30)SOP Pemakaian korentang
31)SOP Pemakaian lampu senter
32)SOP Penggunaan stetoskop
33)SOP Penyuntikkan intramuskular
34)SOP Pencatatan dan pelaporan poli KIA-KB
35)SOP Penyimpanan bahan habis pakai medis dan non medis poli KIA-
KB
e. SOP pemberian informasi efek samping & resiko terapi
f. SOP informed consent
g. SOP pendidikan/penyuluhan kepada pasien
h. SOP penyusunan layanan terpadu
i. SOP Pelayanan terpadu
j. SOP Koordinasi antar unit pendaftaran dengan unit pelayanan lain di
puskesmas
k. SOP Anestesi lokal
l. SOP penanganan pasien berisiko tinggi
m. Pencegahan dan pengendalian infeksi
1) SOP penggunaan alat pelindung diri
2) SOP kebersihan tangan
3) SOP etika batuk
4) SOP praktek menyuntik yang aman
5) SOP sterilisasi alat medis di puskesmas
n. SOP Rujukan
o. SOP Pembuatan rekam medis di puskesmas
p. SOP Identifikasi dan penanganan keluhan pelanggan layanan klinis
q. SOP penanggulangan dan penanganan KTC,KPC,KNC,KTD
6. Unit laboratorium
a. SOP Pemeriksaan lab untuk masing-masing jenis
b. SOP Permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan
penyimpanan spesimen
c. SOP Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan lab
d. SOP Pemeriksaan lab yang beresiko tinggi ( spesimen, sputum darah dll)
e. SOP Pengelolaan , penyimpanan dan pendistribusian reagensia di lab
f. SOP Pengadaan reagen yang tidak tersedia
g. SOP Penetapan nilai ambang kritis untuk tiap tes
h. SOP Pengendalian mutu lab
i. SOP Kalibrasi/validasi instrumen/alat
j. SOP Mekanisme rujukan spesimen dan pasien bila pemeriksaan lab tidak
dilakukan di Puskesmas
k. SOP Penggunaan APD
l. SOP Penanganan dan pembuangan bahan berbahaya
7. Unit pelayanan obat
a. SOP Identifikasi Pasien
b. SOP PPI(kebersihan tangan, etika batuk,pemakaian APD)
c. SOP penilaian pengendalian penyediaan dan penggunaan obat
d. SOP penyediaan dan penggunaan obat
e. SOP penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat
f. SOP evaluasi ketersediaan obat terhadap formularium
g. SOP evaluasi kesesuaian peresepan dengan formularium
h. SOP peresepan pemesanan dan pengelolaan obat
i. SOP menjaga tidak terjadinya pemberian obat kadaluarsa
j. SOP peresepan psikotropika dan narkotika
k. SOP penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien atau keluarga
l. SOP pengawasan dan pengendalian penggunaan psikotropika dan
narkotika
m. SOP penyimpanan obat
n. SOP pemberian obat kepada pasien dan pelabelan
o. SOP pemberian informasi tentang efek samping obat atau efek yang tidak
diharapkan
p. SOP petunjuk penyimpanan obat di rumah
q. SOP penanganan obat kadaluarsa atau rusak
r. SOP pelaporan efek samping obat
s. SOP pencatatan pemantauan pelaporan efek samping obat, KTD
t. SOP tindak lanjut efek samping obat dan KTD
u. SOP identifikasi dan pelaporan kesalahan pemberian obat dan KNC
v. SOP penyediaan obat-obat emergensi di Unit kerja
w. SOP penyimpanan obat emergensi di Unit kerja
x. SOP monitoring penyediaan obat emergensi di Unit kerja
y. SOP Identifikasi dan penanganan keluhan pelanggan layanan klinis
z. SOP penanggulangan dan penanganan KTC,KPC,KNC,KTD
8. Unit pelayanan gizi
a. SOP Identifikasi Pasien
b. SOP pendidikan/penyuluhan kepada pasien
c. SOP penyusunan layanan terpadu
d. SOP Pelayanan terpadu
e. SOP Koordinasi antar unit pendaftaran dengan unit pelayanan lain di
puskesmas
f. Pelayanan Klinis
1) SOP Konsultasi Gizi Untuk Pasien Gizi Kurang/Buruk
2) SOP Konsultasi Gizi Untuk penyakit Kronis
3) SOP Konseling laktasi di puskesmas
4) SOP Mengukur panjang badan
5) SOP Menimbang berat badan bayi dengan baby scale
6) SOP Pengukuran BB (pasien> 2thn & dewasa)
7) SOP Pengukuran TB (pasien > 2 thn & dewasa)
g. Pencegahan dan pengendalian infeksi
1) SOP kebersihan tangan
2) SOP etika batuk
h. SOP Pembuatan rekam medis di puskesmas
i. SOP Identifikasi dan penanganan keluhan pelanggan layanan klinis
j. SOP penanggulangan dan penanganan KTC,KPC,KNC,KTD
9. Unit sanitasi
a. SOP Identifikasi Pasien
b. SOP pendidikan/penyuluhan kepada pasien
c. SOP penyusunan layanan terpadu
d. SOP Pelayanan terpadu
e. SOP Koordinasi antar unit pendaftaran dengan unit pelayanan lain di
puskesmas
f. SOP Pelayanan konsultasi penyakit berbasis lingkungan
g. SOP inventarisasi dan penanganan bahan berbahaya
h. SOP Penanganan sampah,limbah
10. Rawat Inap
a. SOP Triase
b. SOP Identifikasi Pasien
c. SOP Penanganan Pasien Berisiko Tinggi
d. SOP Informed Consent
e. SOP Pemberian Informasi Efek Samping dan Resiko Terapi
f. SOP Penyusunan Rencana Layanan Medis
g. SOP Pendidikan/Penyuluhan Kepada Pasien
h. SOP Rujukan Pasien Emergensi
i. SOP Anestesi Lokal
j. SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
1. SOP Penggunaan Alat Pelindung Diri
2. SOP Kebersihan Tangan
3. SOP etika Batuk
4. SOP Praktek Menyuntik Yang Aman
5. SOP Sterilisasi Alat Medis di Puskesmas
k. SOP Penanganan Pasien Gawat Darurat
1. SOP Penilaian Kesadaran dengan GCS
2. SOP Cardiorespiratory Arrest
3. SOP Pemberian Oksigen
4. SOP Pemasangan Infus
5. SOP Resusitasi Cairan
6. SOP Pemberian Obat Intravena
7. SOP Pemasangan Nasogastrik Tube
8. SOP Pemasangan Kateter Urine
9. SOP Pelepasan Kateter Urine
10. SOP Observasi Pasien Gawat darurat
11. SOP Asma Eksaserbasi Akut (Asma Attack)
12. SOP Penanganan Syok Anafilaktik
13. SOP penjahitan luka (Hecting)
14. SOP Hipoglikemia
15. SOP Perawatan Luka Bakar
16. SOP Perawatan Luka
17. SOP Pengukuran Respiratory Rate/Frekuensi Nafas
18. SOP Pengukuran Denyut Nadi
19. SOP Pengukuran Tekanan Darah
20. SOP pengukuran Suhu Tubuh Axilla
21. SOP penggunaan Stetoskop
22. SOP pemeriksaan Rumple leed
23. SOP pemakaian lampu senter
24. SOP pemakaian korentang
25. SOP Pemeriksaan tenggorokan
26. SOP pemeriksaan telinga
27. SOP Pengukuran Berat Badan (Pasien usia > 2thn dan dewasa)
28. SOP Penyuntikan intramuskular
l. SOP obat emergensi
m. SOP Pembuatan Rekam Medis Puskesmas
n. SOP Identifikasi dan penanganan keluhan pelanggan layanan klinis
o. SOP Penanggulangan dan Penanganan KTC, KPC, KNC, KTD

4.3.7 REKAM MEDIS


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008, Rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Menurut Konsil Kedokteran Indonesia Tahun 2006 dalam buku Manual Rekam
Medis, ada 2 jenis rekam medis, yaitu:
1. Rekam medis konvensional.
2. Rekam medis elektronik.
Rekam medik di Puskesmas Jatirejo adalah rekam medis konvensional dalam
bentuk personal folder
Rekam medik merupakan data medik pasien tertulis, yang dapat dipergunakan
sebagai alat bukti yang sah menurut hukum,dan hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah:
1. Rekam medik harus disediakan untuk setiap kunjungan.
2. Rekam medik harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas serta harus
sesuai standar yang ditetapkan menurut jenis pelayanan.
3. Harus ada sistem identifikasi, indeks, dan sistem dokumen yang
memudahkan pencarian rekam medik.
4. Isi rekam medik untuk pasien rawat jalan/inap sekurang-kurangnya
memuat:
a. Identitas pasien (nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat dan
pekerjaan).
b. Tanggal dan waktu.
c. Hasil anamnesa,mencakup sekurang-kurangnya keluhan
danriwayat/perjalanan penyakit.
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik yang dilakukan.
e. Dokumentasi hasil pemeriksaan.
f. Diagnosis penyakit.
g. Rencana penatalaksanaan.
h. Pengobatan dan/atau tindakan medik.
i. Identitas dan tanda tangan dari dokter yang menangani. Apabila
dalam pencatatan rekam medis menggunakan teknologi
informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat
diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi/Personal
Identification Number (PIN).
j. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
k. Persetujuan tindakan bila diperlukan.
5. Rekam medik disebut lengkap bila telah berisi seluruh informasi tentang
pasien sesuai dengan formulir yang disediakan, isi rekam medik harus
lengkap dan benar
6. Dokter, perawat dan bidan bertanggung jawab akan kebenaran dan
ketepatan pengisian rekam medik. Bila terjadi kesalahan pencatatan
rekam medis, catatan dan berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus
dengan cara apapun.Perubahan catatan atas kesalahan dapat dilakukan
dengan pencoretan dan kemudian dibubuhi paraf petugas yang
bersangkutan.
7. Setelah memberikan pelayanan praktik kedokteran kepada pasien, dokter
dan dokter gigi segera melengkapi rekam medis dengan mengisi atau
menulis semua pelayanan praktik kedokteran yang yang telah
dilakukannya.
8. Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi rekam medis, tenaga
kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien
dapat membuat/mengisi rekam medis atas perintah/pendelegasian secara
tertulis dari dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran.
9. Berkas rekam medis menjadi milik Puskesmas, sedangkan isi rekam medis
dan lampiran dokumen menjadi milik pasien.
10. Batas waktu lama penyimpanan rekam medis menurut Peraturan Menteri
Kesehatan paling lama 5 (lima) tahun dan resume rekam medis paling
sedikit 25 (dua puluh lima) tahun.

4.3.8 INFORMED CONSENT


Persetujuan tindakan medik (Informed consent) adalah persetujuan tertulis
maupun lisan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya terhadap tindakan
kedokteran/ kedokteran gigi yang akan dilakukan dokter, perawat dan bidan terhadap
pasien. Pasal 45 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran ayat (5) menyatakan bahwa “Setiap tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan
tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan”.
Umumnya disebutkan bahwa contoh tindakan yang berrisiko tinggi adalah
tindakan invasif (tertentu) atau tindakan bedah yang secara langsung mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh. Mengacu kepada anjuran General Medical Council (GMC)
di Inggris, Komite Kedokteran Indonesia melalui buku manual ini memberikan
petunjuk bahwa persetujuan tertulis diperlukan pada keadaan-keadaan sebagai
berikut:
1. Tindakan terapetik bersifat kompleks atau menyangkut risiko atau efek
samping yang bermakna.
2. Tindakan kedokteran tersebut bukan dalam rangka terapi.
3. Tindakan kedokteran tersebut memiliki dampak yang bermakna bagi
kedudukan kepegawaian atau kehidupan pribadi dan sosial pasien.
4. Tindakan yang dilakukan adalah bagian dari suatu penelitian.
Informasi tentang tindakan medik harus diberikan kepada pasien, baik diminta
maupun tidak diminta.
Jenis informed consent:
1. Persetujuan Informed Consent
Persetujuan/penolakan dapat diberikan secara tertulis maupun lisan oleh pasien
setelah yang bersangkutan mendapat penjelasan secara lengkap dari tenaga
kesehatan yang sekurang-kurangnya mencakup:
a. Diagnosis dan tata cara tindakan medik.
b. Tujuan tindakan medik yang dilakukan.
c. Alternatif tindakan lain dan resikonya.
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
f. Bagi pasien dewasa yang menderita gangguan mental, persetujuan
diberikan oleh orang tua/wali.
g. Bagi pasien dibawah umur 21 (dua puluh satu) tahun yang tidak
mempunyai orang tua/wali dan atau orang tua/wali berhalangan,
persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat.
h. Bagi pasien lanjut usia, persetujuan dapat diberikan oleh keluarga
terdekat.
i. Dalam hal pasien tidak sadar/pingsan, tidak didampingi oleh
keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat
dan atau darurat yang memerlukan tindakan medik segera untuk
kepentingannya maka tidak diperlukan persetujuan dari siapapun.
2. Penolakan pemeriksaan/tindakan.
3. Pembatalan persetujuan.
a. Pada prinsipnya setiap pasien dapat membatalkan persetujuan mereka
dengan membuat surat atau pernyataan tertulis pembatalan
persetujuan tindakan kedokteran.
b. Pembatalan dilakukan sebelum tindkan dimulai.
c. Pasien harus diberitahu bahwa pasien bertanggung jawab atas akibat
dari pembatalan persetujuan tindakan, oleh karena itu pasien harus
kompeten untuk dapat membatalkan persetujuan dan dokter harus
menghormatinya dan membatalkan tindakan atau pengobatannya.
Tindakan di Puskesmas Jatirejo yang membutuhkan persetujuan tindakan medik
adalah sebagai berikut :
1. Semua tindakan operasi bedah minor yang dilakukan di Poli Umum, UGD dan
Poli Gigi, seperti :
a. Penjahitan luka
b. Ekstraksi kuku, Roser Plasty
c. Ekstirpasi lipoma atau tumor jinak lain yang dapat dikerjakan di puskesmas
d. Insisi abses
e. Pencabutan gigi permanen
2. Pemasangan IUD
3. Pemasangan Implan
4. Penyuntikan KB maupun obat injeksi lainnya
5. Pemberian imunisasi ( di awal saja)
6. Pemeriksaan HIV/AIDS

4.3.9 PELIMPAHAN TUGAS DAN WEWENANG PENGOBATAN DASAR


Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter
berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan.
Pelimpahan tugas dan wewenang pengobatan dasar/pelimpahan kewenangan dari
dokter Puskesmas dapat diberikan oleh Kepala Puskesmas kepada perawat yang
ditempatkan di Puskesmas dan jaringannya untuk melaksanakan pengobatan dasar
dengan baik. Pelimpahan tugas dan wewenang pengobatan dasar di Puskesmas
dan jaringannya dapat dilakukan karena:
1. Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa
seseorang/pasien dan tidak ada dokter ditempat kejadian
2. Perawat/Bidan merupakan petugas kesehatan dari Puskesmas
yang ditempatkan di Puskesmas Pembantu dan Ponkesdes dan
harus melaksanakan program pemerintah berupa pengobatan
dasar sesuai dengan SOP
3. Keadaan situasional tertentu seperti jumlah yang banyak yang
tidak dapat ditangani oleh dokter yang ada atau terjadi KLB.

4.3.10 PROSES RUJUKAN


Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik
secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata
sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horisontal dalam arti antar
strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
dimiliki oleh Puskesmas terbatas, sehingga dalam memberikan pelayanan kesehatan
secara paripurna Puskesmas melakukan rujukan secara rasional (tepat indikasi,
tepat waktu dan tepat sasaran).
Rujukan merupakan suatu rangkaian kegiatan sebagai respon terhadap
ketidak mampuan suatu pusat layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan dalam
melaksanakan tindakan medis terhadap pasien. Sistem rujukan merupakan suatu
mekanisme pengalihan atau pemindahan pasien yang terjadi dalam atau antar
fasilitas kesehatan yang berada dalam suatu jejaring.
Rujukan yang dilaksanakan di Puskesmas bisa merupakan rujukan vertikal ke
tingkat lebih rendah atau ke tingkat lebih tinggi maupun horizontal antar fasilitas
kesehatan yang sama pada wilayah yang berbeda. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 pasal 3 tentang sistim
rujukan pelayanan kesehatan perorangan, maka:
1. Pelayanan kesehatan dilakukan secara berjenjang sesuai
kebutuhan medis, dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat
pertama.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat
pertama.
Penyebab rujukan, antara lain karena ketidak mampuan Puskesmas dalam
melakukan pemeriksaan spesimen/penunjang medik, keterbatasan pengetahuan,
membutuhkan konsultasi tenaga ahli/spesialis dan lain-lain. Pasien rujukan harus
disertai dengan informasi alasan rujukan.
Ketentuan rujukan:
1. Puskesmas mempunyai alur rujukan, prosedur merujuk pasien,
prosedur menerima rujukan, prosedur menerima balasan rujukan.
Prosedur rujukan ini dibuat dengan mengacu pada Buku
Pedoman Sistem Rujukan Berbasis Indikasi Medis Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2013.
2. Tersedia informasi mengenai fasilitas rujukan lain, ada kerjasama
Puskesmas dengan sarana kesehatan lain untuk menjamin
kelangsungan pelayanan klinis (rujukan klinis, rujukan diagnostik
dan rujukan konsultatif).
3. Persyaratan rujukan pasien: pasien distabilkan terlebih dahulu
sesuai dengan kemampuan Puskesmas, sebelum dirujuk ke
pelayanan yang mempunyai kemampuan lebih tinggi.
4. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan
atau dokter gigi pada pemberi pelayanan kesehatan tingkat
pertama kecuali dalam keadaan gawat darurat, bencana,
kekhususan, permasalahan kesehatan pasien dan pertimbangan
geografis.
5. Setiap pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban merujuk
pasien bila keadaan penyakit atau permasalahan kesehatan
memerlukannya, kecuali pasien tidak dapat ditransportasikan atas
alasan medis, sumber daya atau geografis dan tidak mendapat
persetujuan pasien atau keluarganya.

Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan


Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah rujukan kasus
penyakit. Apabila Puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit
tertentu, maka Puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu, baik ke Puskesmas rawat inap, Puskesmas rawat inap
dengan PONED/PLUS maupun Rumah Sakit. Kriteria pasien yang dirujuk adalah bila
memenuhi salah satu:
a. Hasil pemeriksaan fisik sudah dipastikan tidak mampu diatasi.
b. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis
ternyata tidak mampu diatasi.
c. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih
lengkap, tetapi pemeriksa harus disertai dengan kehadiran
pasien.
d. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan
yang lebih mampu.
Rujukan pada saat bencana:
Evakuasi korban dilakukan berdasarkan tingkat kegawatdaruratan korban dan
ketersediaan sarana serta sumber daya manusia. Standar rujukan pasien pada
saat bencana dilakukan setelah dilakukan triase, dimana korban dengan:
a. Label merah, dirujuk ke rumah sakit tipe A/B
b. Label kuning, dirujuk ke rumah sakit tipe B/C
c. Label hijau, dirujuk ke Puskesmas/rumah sakit lapangan
d. Label hitam, meninggal: tergantung dari kondisi korban, perlu
diidentifikasi atau tidak, apabila diperlukan maka dirujuk ke rumah
sakit
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik untuk keperluan pendukung penyelenggaraan pelaksanaan


upaya kesehatan perorangan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan obat dan bahan habis pakai medis
Penanggungjawab : koordinator obat dan dokter penanggungjawab obat
Perencanaan dilakukan sesuai kebutuhan pasien pada bulan Oktober-
Desember untuk tahun berikutnya kepada Dinas Kesehatan bagian Pelayanan
Kesehatan
Rumus perencanaan obat dan bahan habis pakai medis :
A = (B+C+D)-E
A (rencana pengadaan)
B (pemakakaian rata-rata x 12 bulan)
C (stok pengamanan 10-20%)
D (waktu tunggu pengadaan barang)
E (sisa stok)
2. Perencanaan reagen laboratorium
Penanggungjawab : koordinator laboratorium dan dokter penanggungjawab
laboratorium
Perencanaan dilakukan sesuai kebutuhan pasien pada bulan Oktober –
Desember untuk tahun berikutnya kepada Dinas Kesehatan bagian Pelayanan
Kesehatan
Rumus perencanaan reagen laboratorium :
A = (B+C+D)-E
A (rencana pengadaan)
B (pemakakaian rata-rata x 12 bulan)
C (stok pengamanan 10-20%)
D (waktu tunggu pengadaan barang)
E (sisa stok)
3. Perencanaan alat kesehatan
Penanggungjawab : koordinator alat kesehatan puskesmas
Perencanaan dilakukan pada bulan Oktober – Desember untuk tahun
berikutnya berdasarkan kebutuhan yang disesuaikan dengan standar
puskesmas rawat jalan.
Adapun rencana perbaikan jika ada alat kesehatan yang rusak diajukan saat
itu juga kepada Dinas Kesehatan bagian Pelayanan Kesehatan
4. Perbaikan gedung dan sarana prasarana pendukung
Untuk maintenance gedung dilakukan secara rutin oleh bagian Sanitasi
puskesmas, begitu juga dengan maintenance sarana prasarana seperti listrik
dan air.
Jika gedung memerlukan perbaikan kecil maka perbaikan menjadi tanggung
jawab puskesmas sesuai dana yang tersedia
Jika perbaikan yang diperlukan cukup besar maka puskesmas mengajukan
usulan perbaikan kepada Dinas Kesehatan
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

Pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan perorangan harus memperhatikan


keselamatan pasien saat mendapat pelayanan kesehatan yang meliputi enam hal :
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Ketepatan identifikasi dilakukan sejak pasien diterima di unit pendaftaran
hingga mendapatkan obat/tindakan/dirujuk
Ketepatan identifikasi dilakukan dengan menanyakan minimal dua dari empat
identitas pasien yaitu : Nama lengkap, Tanggal lahir, Alamat, Nomor rekam
medis
Identifikasi pasien dilakukan oleh semua petugas kesehatan setiap kali pasien
akan mendapatkan pelayanan seperti saat pasien mendaftar, pasien dipanggil
di poli umum, pasien akan diambil darah, pasien akan dilakukan operasi
minor, pasien akan diberi obat dst
2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Komunikasi efektif yang dimaksud adalah komunikasi lisan maupun tertulis
yang berhubungan dengan pelayanan kepada pasien
Komunikasi efektif dengan pasien dapat dilakukan dengan memberikan
kalimat tanya terbuka
Komunikasi efektif antar petugas dilakukan dengan pengisian berkas rekam
medis dengan lengkap, benar dan tulisan yang dapat terbaca, begitupun juga
dengan penulisan resep, permintaan konsultasi rujukan internal, permintaan
laboratorium maupun pengisian resume medis saat merujuk pasien
Jika dilakukan konsultasi melalui telepon (misal : dengan petugas pustu) maka
petugas sebaiknya mengulang kembali kalimat hasil konsultasi tersebut agar
tidak terjadi kekeliruan, dan mencatat hasil konsultasi sebagai bukti
3. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (Benar Obat, Benar
Dosis, Benar cara pemberian, Benar Waktu Pemberian, Benar Pasien, Benar
Informasi, Benar Dokumentasi )
Petugas obat wajib melakukan pengecekan kembali resep sebelum obat
diserahkan kepada pasien, di antaranya melakukan identifikasi pasien
penerima resep, mengecek jenis obat, dosis, cara pakai serta jumlah obat
yang diberikan
Jika ada penulisan resep yang tidak jelas, maka petugas obat wajib
menanyakan kepada penulis resep
Untuk menghindari terjadi kesalahan pengambilan obat, obat-obat LASA (look
alike, sound alike) ditempatkan terpisah, seperti : captopril 25mg dan captopril
12,5 mg , cotrimoksazol dan ciprofloksazin , glimepirid dan glibenclamid dst
4. Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi
Sebelum dilakukan operasi dokter/dokter gigi mengkonfirmasi kembali lokasi
operasi dengan pasien atau keluarga pasien, serta dilakukan identifikasi
pasien sebelum dilakukan tindakan
5. Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
Pengurangan resiko infeksi dilakukan dengan menerapkan kewaspadaan
universal di semua unit pelayanan di puskesmas
6. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Pengurangan resiko pasien jatuh dilakukan dengan menganalisa bentuk
gedung, lokasi puskesmas, dan dilakukan perbaikan agar resiko pasien jatuh
berkurang, seperti tangga yang terlalu curam diberi pegangan pengaman,
lantai diberi sekat agar tidak terpeleset dsb

Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan
kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat
dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Potensial
Cedera (KPC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Diinginkan (KTD)
1. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar kepada
pasien tapi tidak menimbulkan cedera
2. Kejadian Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden
3. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum
sampai terpapar kepada pasien
4. Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan
cedera kepada pasien

Adapun langkah menuju keselamatan pasien di Puskesmas Jatirejo dilakukan


dengan pembentukan Tim Manajemen Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien yang
diketuai langsung oleh dokter Gigi sebagai motor pelaksana keselamatan pasien di
puskesmas. Usaha yang dilakukan terkait dengan kondisi mencapai tingkat
keselamatan pasien yang baik antara lain :
1. Membangun nilai kesadaran bagi seluruh karyawan puskesmas akan nilai
keselamatan pasien
2. Memimpin dan mendukung seluruh karyawan puskesmas untuk menerapkan
program keselamatan pasien
3. Mengidentifikasi kejadian-kejadian yang berhubungan dengan keselamatan
pasien, seperti kejadian tidak cedera (KTC), kejadian potensial cedera (KPC),
kejadian nyaris cedera (KNC), kejadian tidak diinginkan (KTD)
4. Mengembangkan sistem pelaporan KTC, KPC, KNC, KTD
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
6. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

7.1 STANDAR PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS


Bentuk pelayanan kesehatan kerja yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi pekerja :
a. Pemeriksaan fisik lengkap
b. Kesegaran jasmani
c. Pemeriksaan penunjang dasar (foto thorax, laboratorium rutin, EKG)
d. Pemeriksaan yang sesuai dengan kebutuhan guna mencegah bahaya
yang diperkirakan timbul khusus untuk pekerjaan tertentu
e. Jika tiga bulan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh
dokter dan tidak ada keragu-raguan dinyatakan sehat maka tidak perlu
dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
2. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan kerja
dan memberikan bantuan kepada pekerja puskesmas dalam penyesuaian diri
baik fisik maupun mental terhadap pekerjanya, di antaranya :
a. Informasi umum puskesmas dan fasilitas atau sarana yang terkait dengan
kesehatan dan keselamatan kerja
b. Informasi tentang resiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya
c. SOP kerja, SOP peralatan, SOP penggunaan alat pelindung diri
d. Orientasi kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja
e. Melaksanakan pendidikan, pelatihan ataupun promosi/penyuluhan
kesehatan kerja secara berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam
rangka menciptakan budaya kesehatan dan keselamatan kerja
3. Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus sesuai dengan
pajanan di puskesmas :
a. Setiap pekerja di puskesmas wajib mendapatkan pemeriksaan berkala
minimal satu tahun sekali
b. Pemeriksaan khusus disesuaikan dengan jenis dan besar pajanan serta
umur dari pekerja
c. Adapun jenis pemeriksaan khusus yang perlu dilakukan antara lain
sebagai berikut :
- Pemeriksaan kesehatan HbsAg dan HIV untuk pekerja yang
berhubungan dengan darah dan produk tubuh manusia (dokter, dokter
gigi, perawat, perawat gigi, bidan, petugas laboratorium)
- Melakukan upaya preventif (vaksinasi hepatitis B pada pekerja yang
terpajan produk tubuh manusia)
4. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik
karyawan puskesmas
a. Pemberian imunisasi bagi petugas puskesmas
b. Olah raga, senam kesehatan dan rekreasi
c. Pembinaan mental dan rohani
5. Memberikan pengobatan bagi karyawan puskesmas yang menderita sakit
a. Memberikan pengobatan dasar secara gratis kepada seluruh karyawan
puskesmas
b. Memberikan pengobatan dan menanggung biaya pengobatan untuk
karyawan puskesmas yang terkena Penyakit Akibat Kerja (PAK)
c. Menindaklanjuti hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan
kesehatan khusus
d. Melakukan upaya rehabilitasi sesuai penyakit terkait
6. Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada pekerja puskesmas yang
akan pensiun atau pindah kerja
a. Pemeriksaan kesehatan fisik
b. Pemeriksaan laboratorium lengkap, EKG, paru (foto thorax dan fungsi
paru)
7. Melakukan koordinasi dengan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
mengenai penularan infeksi terhadap karyawan puskesmas dan pasien
a. Pertemuan koordinasi
b. Pembahasan kasus
c. Penanggulangan kejadian infeksi nosokomial
8. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja
a. Melaksanakan pemetaan (mapping) tempat kerja untuk mengidentifikasi
jenis bahaya dan besarnya resiko
b. Melakukan identifikasi pekerja berdasarkan jenis pekerjaannya, lama
pajanan, dosis pajanan
c. Melakukan analisa hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus
d. Melakukan tindak lanjut analisa pemeriksaan kesehatan berkala dan
khusus (dirujuk ke spesialis terkait, rotasi kerja, merekomendasikan
pemberian istirahat kerja)
e. Melakukan pemantauan perkembangan kesehatan karyawan puskesmas
9. Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang berkaitan
dengan kesehatan kerja (pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia,
biologi, psikososial dan ergonomi)
10. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan dan
keselamatan kerja puskesmas yang disampaikan kepada Kepala Puskesmas
dan Dinas Kesehatan

7.2 STANDAR PELAYANAN KESELAMATAN KERJA DI PUSKESMAS


Pada prinsipnya pelayanan keselamatan kerja berkaitan erat dengan sarana,
prasarana dan peralatan kerja. Bentuk pelayanan keselamatan kerja yang
dilakukan :
1. Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan sarana, prasarana, dan
peralatan kesehatan :
Lokasi puskesmas memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan
lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan
kelayakan penyelenggaraan puskesmas
a. Teknis bangunan puskesmas, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dengan
keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak,
dan orang usia lanjut
b. Prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta
keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggara puskesmas
c. Pengoperasian dan pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan
puskesmas harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di
bidangnya (sertifikasi personil petugas/operator sarana dan prasarana
serta peralatan kesehatan puskesmas)
d. Membuat program pengoperasian, perbaikan dan pemeliharaan rutin dan
berkala sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan dan selanjutnya
didokumentasikan dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan
e. Peralatan kesehatan meliputi peralatan medis dan non medis harus
memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan
dan laik pakai
f. Membuat program pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan, peralatan
kesehatan harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Pengujian
Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang
berwenang
g. Melengkapi perizinan dan sertifikasi sarana dan prasarana serta peralatan
kesehatan
2. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan kerja terhadap
pekerja :
a. Melakukan identifikasi dan penilaian resiko ergonomi terhadap peralatan
kerja dan karyawan puskesmas
b. Membuat program pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi dan
mengendalikan resiko ergonomi
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja :
a. Manajemen harus menyediakan dan menyiapkan lingkungan kerja yang
memenuhi syarat fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial
b. Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan
psikososial secara rutin dan berkala
c. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan
lingkungan kerja
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi
Manajemen harus menyediakan, memelihara, mengawasi sarana prasarana
sanitasi yang memenuhi syarat, meliputi :
a. Penyehatan makanan dan minuman
b. Penyehatan air
c. Penyehatan tempat pencucian
d. Penanganan sampah dan limbah
e. Pengendalian serangga dan tikus
f. Sterilisasi/desinfeksi
g. Upaya penyuluhan kesehatan lingkungan
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja
a. Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda-tanda keselamatan
b. Penyediaan peralatan keselamatan kerja dan alat pelindung diri (APD)
c. Membuat SOP peralatan keselamatan kerja dan penggunaan APD
d. Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap keputusan penggunaan
peralatan keselamatan dan APD
6. Pelatihan/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua pekerja
a. Sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja bagi seluruh karyawan
puskesmas
7. Memberi rekomendasi/masukan mengenai perencanaan, pembuatan tempat
kerja dan pemilihan alat serta pengadaannya terkait keselamatan/keamanan
a. Mengevaluasi dan mendokumentasikan kondisi sarana, prasarana dan
peralatan keselamatan kerja dan membuat rekomendasi sesuai dengan
persyaratan yang berlaku serta standar keamanan dan keselamatan
8. Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya
a. Membuat alur pelaporan kejadian nyaris cedera dan cedera petugas
b. Membuat SOP pelaporan, penanganan dan tindak lanjut kejadian nyaris
cedera dan cedera petugas
9. Pembinaan dan pengawasan Sistem Penanggulangan Kebakaran
a. Manajemen menyediakan sarana dan prasarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
b. Membentuk tim penanggulangan kebakaran
c. Membuat SOP APAR
d. Melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan dan penanggulangan
kebakaran
e. Melakukan audit internal terhadap sistem pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
10. Membuat evaluasi, pencatatan, dan pelaporan kegiatan pelayanan
keselamatan kerja yang disampaikan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas
Kesehatan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pemberdayaan dimonitor dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator:
1. Penilaian kinerja klinis
2. Penilaian pencapaian sasaran keselamatan pasien
3. Penilaian kinerja dan perilaku SDM Klinis dan rekredensial
4. Penyusunan dan monitoring pelaksanaan Pedoman Praktik klinis
5. Pelaporan dan tindak lanjut jika terjadi KTD, KNC, KTC, KPC
6. Penyelenggaraan diklat mutu dan keselamatan pasien untuk praktisi klinis
7. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas
8. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien pelayanan laboratorium
9. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien pada pelayanan obat
10. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien pada pelayanan radiodiagnostik
11. Evaluasi kontrak kerja klinis (PKS klinis)
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor
terkait dengan pelaksanaan dan pembinaan pelayanan klinis memperhatikan
prinsip pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan pelayanan klinis tergantung pada komitmen yang
kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian petugas
puskesmas dan peran serta aktif semua pihak yang terkait.

Ditetapkan di : Mojokerto
Pada tanggal : 04 Januari 2023
KEPALA UPT PUSKESMAS JATIREJO

dr. HENY NAJAWANTI


Pembina Tk.I
NIP. 196804292002122003

Anda mungkin juga menyukai