Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan ridhoNya, penyusunan Buku Pedoman Layanan Klinis Puskesmas
Jatirejo dapat diselesaikan.
Pedoman ini merupakan dasar dan aturan pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pasien sesuai dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
perlindungan pasien dan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 5 tahun 2014 tentang pedoman praktik klinis bagi petugas layanan
klinis di fasilitas pelayanan kesehatan primer dan Peraturan Konsil Kedokteran
Indonesia No. 11 tahun 2012 tentang standar kompetesi Indonesia.
Pedoman pelayanan ini sebagai acuan bagi petugas layanan klinis dalam
memberikan pelayanan di Puskesmas Jatirejo dengan tujuan meningkatkan mutu
pelayanan klinis di Puskesmas Jatirejo. Secara khusus, pedoman ini diharapkan
dapat membantu petugas layanan klinis mewujudkan pelayanan yang sadar mutu,
sadar biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat; memiliki pedoman baku minimum
dengan mengutamakan upaya maksimal kompetensi dan fasilitas yang ada; memiliki
tolak ukur dalam melaksanakan jaminan mutu pelayanan.
Kami berbesar hati agar diterbitkan kembali revisi terbaru buku pedoman ini
dengan harapan dapat digunakan sebaik-baiknya untuuk pencapaian hasil layanan
klinis yang lebih sempurna.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kami ucapkan terutama kepada tim
akreditasi Dinas Keseahtan Kabupaten Mojokerto dan para kontributor yang telah
ikut mencurahkan sumbangsihnya sampai terbitnya Buku Pedoman Layanan Klinis
ini.
Jatirejo , 2023
Kepala UPT Puskesmas Jatirejo
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
Pedoman pelayanan ini sebagai acuan bagi petugas layanan klinis dalam
memberikan pelayanan di Puskesmas Jatirejo dengan tujuan meningkatkan
mutu pelayanan klinis di Puskesmas Jatirejo sekaligus menurunkan angka
rujukan.
Secara khusus, pedoman ini diharapkan dapat membantu petugas layanan
klinis mewujudkan pelayanan yang sadar mutu, sadar biaya yang dibutuhkan
oleh masyarakat; memiliki pedoman baku minimum dengan mengutamakan
upaya maksimal kompetensi dan fasilitas yang ada; memiliki tolak ukur dalam
melaksanakan jaminan mutu pelayanan.
C. Sasaran Pedoman
E. Batasan Operasional
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan
kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
2. Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan
secepatnya untuk mencegah terjadinya kematian, keparahan dan kecacatan
sesuai dengan kemampuan puskesmas.
3. Rawat Inap adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnostis, pengobatan.
4. Pasien rawat jalan
Pasien puskesmas yang setelah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kondisinya dapat pulang ke rumah.
5. Pasien rawat inap adalah pasien Puskesmas yang mendapatkan pelayanan
kesehatan dengan kondisi harus dilakukan perawatan lebih lanjut di
Puskesmas.
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tambahan terhadap pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
dokter untuk mendapatkan kepastian diagnosa dan ketepatan terapi terhadap
pasien.
7. Konsultasi
Upaya memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien mengenai
hal hal yang harus diketahui berhubungan dengan kondisi kesehatannya.
F. Hukum
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Peraturan menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
c.Tatalaksana Penyakit
Menular Langsung
d.Tatalaksana Penyakit
Menular Bersumber
Binatang
e.Program TB Strategis
DOTS
h.Tatalaksana Penyakit
Tidak Menular dan Faktor
Resiko PTM
e.IMS
c.MTBS/MTBM
d.Konseling standarisasi KB
e.CTU
f.Konseling PPIA
(Pencegahan Penularan
Ibu Anak)
b.Phlebotomi
6 Unit Pelayanan Gizi a.Minimal lulusan DIII Gizi a.Tatalaksana Gizi Buruk
b.Pemantauan
pertumbuhan
c.Konselor ASI
c.Tatalaksana Penyakit
Menular Langsung
d.Tatalaksana Penyakit
Menular Bersumber
Binatang
e.Program TB Strategis
DOTS
h.Tatalaksana Penyakit
Tidak Menular dan Faktor
Resiko PTM
e.IMS
B. Distribusi Ketenagaan
Kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan SDM:
Memenuhi jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan sesuai dengan
tingkat pelayanan di masing-masing unit.
Peningkatan jenjang karir dan pendidikan SDM melalui penerapan angka
kredit dan jabtan fungsional serta pendidikan berkelanjutan.
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan pelayanan di puskesmas :
1. Loket Pendaftaran
Jam buka ruang pendaftaran
1. Hari Senin – Kamis : 07.30 - 11.30
2. Hari Jum;at : 07.30 - 10.30
3. Hari Sabtu : 07.30 - 10.30
Jam buka Pelayanan
1. Hari Senin – Kamis : 07.30 - Selesai
2. Hari Jumat : 07.30 - Selesai
3. Hari Sabtu : 07.30 - Selesai
2. UGD (Unit Gawat Darurat) buka 24 jam.
BAB III
STANDAR FASILITAS
3.2.1 PERALATAN
Peralatan Puskesmas adalah peralatan medis dan non medis termasuk
mebelair dan bahan habis pakai yang dimiliki Puskesmas untuk melaksanakan
kegiatan program di Puskesmas, yang mencakup rincian informasi mengenai
peralatan.
Ketentuan mengenai peralatan di Puskesmas:
1. Setiap peralatan yang digunakan untuk kegiatan harus mempunyai
penanggung jawab dalam hal penggunaan dan pemeliharaan peralatan
yang menjadi tanggung jawabnya. Kinerja setiap penanggung jawab alat
dievaluasi.
2. Setiap ruangan di Puskesmas mempunyai daftar inventaris. Seluruh
sarana dan prasarana yang ada perlu diinventarisasi dan diperiksa ulang
apakah dalam kondisi yang memenuhi syarat dalam jumlah, jenis dan
kondisinya.
3. Penilaian Peralatan:
a. Berfungsi : jika alat yang dimiliki dapat digunakan untuk kegiatan
pelayanan kesehatan di Puskesmas.
b. Tidak berfungsi adalah: jika peralatan Laboratorium peralatan yang
dimiliki tidak dapat digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan.
4. Setiap Puskesmas harus dilengkapi dengan peralatan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran dan peralatan K3 (Keamanan dan
Keselamatan Kerja) untuk melindungi petugas dan orang di sekitarnya,
yaitu:
a. Pemadam kebakaran.
b. Alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
c. Set peralatan pencegahan infeksi/APD set, terdiri dari:
1) Sarung tangan.
2) Sepatu karet/alas kaki tertutup/sepatu boot.
3) Masker.
4) Kaca mata goggle/pengaman mata.
5) Apron plastik tebal/celemek/schort panjang 52 inci.
5. Puskesmas mempunyai prosedur baku untuk mengatasi terjadinya
kecelakaan dalam Puskesmas. Prosedur tersebut harus disertai dengan
instruksi kerja yang menjelaskan secara rinci tata cara mengatasi
kecelakaan akibat kebakaran, sengatan listrik, ledakan, tumpahan bahan
kimia dan bahan infeksius.
6. Peralatan yang digunakan harus memenuhi standar mutu, keamanan dan
keselamatan.
7. Peralatan harus terjamin kebersihan dan sterilitasnya terutama untuk
peralatan yang kontak dengan cairan tubuh harus dievaluasi. Instrumen
yang siap digunakan harus dalam keadaan steril.
8. Peralatan harus terlihat bersih sehabis dipakai,langsung dicuci, atau
disetrika, disimpan pada tempatnya dengan rapi dan tertutup sehingga
tidak ada debu yang menempel. Semua peralatan harus bersih dari debu,
kotoran, bercak dan cairan, dll.
9. Penyimpanan alat kesehatan:
a. Alat yang dibungkus: Bungkusan steril disimpan dalam lemari tertutup
di bagian yang tidak terlalu sering dijamah, suhu udara sejuk dan kering
atau kelembaban rendah. Jika ragu-ragu akan sterilitas paket, maka
alat itu dianggap tercemar dan harus disterilkan kembali sebelum
pemakaian.
b. Alat yang tidak dibungkus harus segera digunakan setelah dikeluarkan.
Alat yang tersimpan dalam wadah steril dan tertutup apabila yakin tetap
steril paling lama untuk 1 (satu) minggu, tetapi bila ragu-ragu harus
disterilkan kembali.
c. Jangan menyimpan alat dalam larutan. Simpan alat dalam keadaan
kering. Mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang biak pada
larutan antiseptik maupun desinfektan, sehingga dapat
mengkontaminasi dan menyebabkan infeksi.
10. Permukaan alat.
a. Permukaan instrumen metal harus bebas karat/cacat/terkelupas.
b. Permukaan peralatan yang dicat harus utuh dan bebas dari
goresan/cacat.
c. Peralatan dari plastik atau kain pelapis harus utuh (tidak bocor/robek).
11. Roda peralatan jika ada harus lengkap dan berfungsi baik.
12. Pasokan oksigen harus dievaluasi secara berkala, dengan ketentuan:
a. Harus ada dua tabung oksigen dengan satu regulator dan pengukur
aliran untuk mengatur kadar oksigen.
b. Tabung oksigen cadangan harus selalu terisi penuh.
13. Pemeliharaan alat kesehatan di Puskesmas.
Pemeliharaan peralatan mempunyai tujuan mencegah resiko kerusakan
peralatan yang digunakan untuk diagnosis, pengobatan, pemantauan dan
perawatan pasien. Ketentuan pemeliharaan:
a. Peralatan harus dirawat/dipelihara dengan baik lengkap agar fungsinya
tetap terjaga serta dapat digunakan sesuai kebutuhan dan peraturan
yang berlaku sesuai dengan spesifikasi.
b. Setiap Puskesmas harus mempunyai prosedur baku disertai dengan
instruksi kerja yang menjelaskan secara rinci tata cara penggunaan
alat.
c. Peralatan berfungsi bila dapat digunakan untuk kegiatan.
d. Seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan, kalibrasi dan
perbaikan peralatan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
instruksi kerja yang ada. Prosedur dan instruksi kerja tersebut harus
dievaluasi secara berkala.
e. Peralatan medis yang digunakan di Puskesmas harus diuji dan
dikalibrasi secara berkala oleh pengkalibrasi yang berwenang.
f. Program pemeliharaan sarana dan peralatan perlu disusun dan
dilaksanakan secara konsisten agar pelayanan dan penyelenggaraan
program kegiatan Puskesmas berjalan dengan lancar dan tidak terjadi
hambatan akibat ketidak tersedianya sarana dan alat.
g. Pemeliharaan dan kalibrasi peralatan berkala dan menjadi tanggung
jawab Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
h. Dalam mempergunakan alat khusus seperti EKG, inkubator, dll
sebelumnya harus dilakukan uji fungsi dan uji coba serta program
pelatihan untuk mempergunakannya.
14. Puskesmas harus dilengkapi dengan peralatan medis dan non medis yang
memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.
Peralatan non medis di Puskesmas terdiri dari:
a. Kendaraan bermotor sesuai dengan kebutuhan pelayanan
Puskesmas.
b. Alat-alat komunikasi :
1) Mampu mengadakan komunikasi keluar Puskesmas.
2) Berupa alat komunikasi internal dan eksternal berupa telepon
seluler, telepon
c. Mebelair.
1) Bersih dari debu, kotoran, cemaran, cairan dan lain-lain.
2) Jumlah dan jenis sesuai kebutuhan.
15. Ambulance
Sebagai sarana untuk melakukan evakuasi medik. Persiapan korban:
Stabilisasi fungsi vital korban sebelum evakuasi.
Jenis transportasi menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 882/Menkes/SK/X/2009 tentang Pedoman Penanganan
Evakuasi Medik dipilih berdasarkan kondisi korban serta jenis alat
transportasi yang tersedia. Ambulan yang tersedia di puskesmas adalah
ambulan operasional/tarnsportasi yang bertujuan mengangkut korban dari
lokasi kejadian ke sarana pelayanan kesehatan dengan pengawasan
medik dan dapat digunakan untuk operasional Puskesmas (pusling).
Aturan mengemudi ambulan:
a) Sirene hanya boleh digunakan pada waktu bergerak dalam iringan
jenazah (konvoi) dengan mentaati peraturan lalu lintas tentang konvoi.
Bila tidak membentuk iringan hanya boleh mempergunakan lampu
rotator.
b) Kecepatan maksimum di jalan biasa 40 km/jam dan di jalan bebas
hambatan 80 km/jam.
c) Semua peraturan lalu lintas harus ditaati.
Kriteria ambulan operasional/transport
No Uraian Ambulan Operasional/Transport
1 Peruntukan Puskesmas rawat jalan
2 Fungsi P3K, rujukan, dan transportasi petugas dalam rangka
ambulan melakukan pelayanan kesehatan masyarakat di desa.
3 Hardware
a. Jenis kendaraan: roda empat atau lebih dengan peredam getaran lunak
b. Warna cat kendaraan:
(1) Putih atau kuning muda dengan pengenal khusus yang memantulkan
cahaya.
(2) Tanda pengenal ambulan transportasi dari bahan yang memantulkan
sinar. Tulisan AMBULAN terbalik yang memantulkan cahaya hanya pada
bagian depan. Sedangkan disamping belakang kiri dan kanan terdiri dari:
nama Puskesmas serta lambang emergency internasional (untuk ambulan
gawat darurat)
(3) Palang berwarna hijau di pintu kanan dan kiri
(4) Tulisan Institusi/Layanan hanya boleh diletakkan di samping belakang kiri
dan kanan dengan ukuran maksimal 10 x 50 cm
4 Persyaratan umum ambulan:
a. Sirine 1( satu) atau 2 (dua) nada
b. Lampu rotator warna biru terletak di tengah depan atap kendaraan
c. Dilengkapi AC, alat pengatur di ruangan pengemudi
d. Ruang dalam ambulan cukup tinggi sehingga infus dapat menetes dengan
baik
e. Ruangan penderita mempunyai akses dengan tempat pengemudi.
f. Ruangan penderita cukup luas untuk sekurang-kurangnya 2 (dua)
tandu.Tandu yang dimaksud dapat dilipat
g. Pintu belakang tidak mengganggu keluar masuknya stretcher, dapat dibuka
ke kiri dan ke kanan (dua daun pintu, kupu tarung)
h. Buku petunjuk operasional dan buku petunjuk pemeliharaan kendaraan
i. Terdapat peta setempat di setiap jenis ambulan
5 Alat Radiomedik di ruang pengemudi
komunikasi
6 Lampu ruangan Lampu ruangan cukup terang dan bukan lampu neon
7 Luas ruang 1 stretcher dan 1 petugas duduk
kendaraan
8 Kualifikasi Petugas
a. Pengemudi 1 (satu) orang pengemudi/ non medik dengan kemampuan
BLS, mengemudi dan komunikasi
b. Perawat 0
c. Dokter 0
9 Isi kendaraan
a. Gantungan infus 2 (dua) buah terletak sekurang-kurangnya 90 cm di atas
tempat penderita
b. Air bersih dan penampungan limbah
c. Kotak/almari untuk obat dan peralatan.
d. Tempat duduk bagi petugas/pendamping di ruang penderita dapat
dibuka/dilipat (captains seat).
e. Sabuk pengaman pasien, pengemudi maupun petugas.
f. Rescue tools (pelampung)
g. Kantong jenazah.
10 Perlengkapan medik
A Umum:
1) Set Pemeriksaan umum: +
(a) Tensimeter
(b) Stetoskop
(c) Senter
(d) Reflek Hammer
2) Emergency kit 1
3) APD: 2set +
B Peralatan life saving +
1) Airway and Breathing Set/ Peralatan resusitasi secara manual/otomatik
lengkap bagi dewasa, anak dan bayi
Tabung Oksigen portable dan 1
peralatannya ( masker oksigen
dewasa dan anak, regulator dan
flowmeter, nasal canule oksigen)
Selang oksigen dengan masker 1
atau kateter nasal
2) Trauma set
a. Neck splint/collar splint 1
b. Long spine board 1
c. Wound toilet set +
(1) Bidai dan mitella verband 5
cm dan 10 cm
(2) Elastic verband
(3) Gunting verband
(4) Manset pengikat
(5) Plester
(6) Gurita
(7) Balut cepat
(8) Tongue spatel
(9)Pinset
(10) Arteri klem
(11) Pack luka bakar
(12) Kapas alkohol
(13) Syringe 2,5cc s/d 20 cc
(14) Urine cathether
11 Transport evakuasi Stretcher
3.2.1.1 PERALATAN KEFARMASIAN
No Jenis Peralatan Kefarmasian Jumlah alat yang berfungsi
baik
A Peralatan Kamar Obat
1. Penggerus obat 1
2. Blender obat 1
3. Timbangan obat 3
4. Jam/ARI sound timer 1
5. Tempat sampah 1
Jumlah 5 jenis
3 Resusitasi Set
a. Penghisap lendir De Lee/Bola karet 1
b. Resusitator (balon dan sungkup) 1
Jumlah 2 jenis
Jumlah alat
No Jenis peralatan
( Jenis)
1 Peralatan KB 24
2 Bahan Habis Pakai AKDR 14
3 Mebelair 2
4 Penunjang 4
Jumlah 44
No Jenis Peralatan Jumlah alat yang
berfungsi baik
A Peralatan KB
1. Bivalve speculum kecil 2
2. Bivalve speculum sedang 2
3. Bivalve speculum besar 2
4. Tenaculum 1
5. Sonde Uterus 1
6. Forcep/korentang 1
7. Gunting 1
8. Mangkok untuk larutan antiseptik 1
9. Lampu senter (sumber cahaya yang cukup 1
untuk menerangi cervix)
10. Stetoskop 1
11. Tensimeter 1
12. Meja instrumen 1
13. Baki instrumen tertutup 1
14. Baki logam tempat alat steril 1
15. Meja ginekologi 1
16. Waskom bengkok 1
17. Sterilisator tekanan tinggi 1
18. Gunting lurus ujung tumpul 1
19. Meja periksa 1
20. Alat penyangga lengan 1
21. Pinset anatomi 1
22. Skalpel 1
23. Klem arteri, klem U 1
24. Mess bedah 1
Jumlah 24 jenis
B Mebelair:
1. Kursi 1
2. Meja ½ biro 1
Jumlah 2 jenis
C Penunjang:
1. Ember untuk dekontaminasi 1
2. Penyekat ruangan 1
3. Tempat sampah medis 1
4. Tempat sampah non medis 1
Jumlah 4 jenis
D Mebelair
1. Meja ½ biro 1
2. Kursi kerja 1
3. Kursi hadap 1
4. Lemari gantung (locker tempat leaflet) 1
5. Lemari kaca 1
6. Komputer set 1
Jumlah 6 jenis
D Mebelair
1. Tempat tidur periksa dan perlengkapannya 1
(matras, bantal, sprei, perlak dan sarung bantal)
2. Meja kerja ½ biro 1
3. Kursi kerja pemeriksa 1
4. Kursi hadap pasien 1
5. Lemari simpan alat 1
6. Meja instrumen/alat 1
7. Komputer 1
Jumlah 7 jenis
H Set tindakan
1. Stand lamp 1
2. Standar infus 1
3. Jet nebulizer 1
4. Suction pump /mesin penghisap lendir 1
5. Semprit, gliserin 1
6. Waskom cekung 1
7. Waskom bengkok 1
8. Paratus bertutup untuk spuit 1
9. Irigator dengan konektor nilon,lurus 1
10.Kateter, logam untuk wanita, no.12 1
11.Buli-buli dingin 1
12.Buli-buli panas 1
13.Ember penampung cairan kotor 1
14.Pispot wanita, pria dan anak @1 3
Jumlah 14 jenis
L Mebelair UGD
1. Meja kerja ½ biro 1
2. Kursi kerja 1
3. Kursi hadap 1
4. Kursi tunggu 1
5. Lemari simpan alat/obat 1
6. Penyekat ruangan 1
7. White board 1
8. Tempat tidur periksa dan perlengkapannya 2
(matras, bantal, sprei, perlak dan sarung bantal)
Jumlah 8 jenis
B Mebelair
1. Meja kerja ½ biro 1
2. Kursi kerja 1
3. Kursi hadap 1
4. Lemari simpan alat/obat 1
Jumlah 4 jenis
C Penunjang
1. Tempat penyimpanan peralatan bersih yang 1
tertutup rapat
2. Tempat sampah tertutup 1
3. Jam/ARI sound timer 1
4. Jas dokter gigi 1
5. Waskom stainless 1
Jumlah 4 jenis
B. Peralatan Gelas
1. Batang pengaduk 3
2. Beker glass 3
3. Botol pencuci 1
4. Sentrifuge mikrohematokrit 1
5. Urinometer (alat pengukur berat jenis urin) 1
6. Corong kaca 1
7. Erlenmeyer 2
8. Gelas pengukur (100ml) 2
9. Objek glass dan cover glass secukupnya
10.Pipet berskala 1 ml, 10ml 1
11.Termometer 1
12.Table autoclave 1
13.Jam/ARI sound timer 1
14.Autoclik 1
15.Kaki tiga 1
16.Lemari es/refrigerator 1
17.Lampu spiritus isi 120 cc 1
18.Torniket karet 1
19.Rak pengering 1
20.Rak tabung reaksi 1
21.Ose 1
22.Spuit dispossible 3ml, 5 ml secukupnya
23.Tips pipet/yellow tip secukupnya
Jumlah 23 Jenis
C Mebelair
1. Meja ½ biro 1
2. Kursi hadap 1
3. Kursi kerja 1
4. Kursi untuk ambil darah 1
5. Meja kerja lapis formica 1
6. Rak tempat simpan alkes 1
Jumlah 6 jenis
D Peralatan K3
1. Pemadam kebakaran 1
2. Peralatan P3K 1
3. APD set/Set peralatan pencegahan infeksi, secukupnya
terdiri dari:
a) Sarung tangan
b) Sepatu karet/alas kaki tertutup/sepatu boot
c) Masker
d) Kaca mata goggle/pengaman mata
e) Apron plastik tebal/celemek/schort panjang
52 inci
4. Safety box Sesuai kebutuhan
Jumlah 3 jenis
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
4.2 METODE
Metode penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan adalah dengan
membuka pelayanan kesehatan di puskesmas sesuai jadwal dan menangani
penyakit secara individual.
UGD
POLI TB
Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan
kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat
dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Potensial
Cedera (KPC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Diinginkan (KTD)
1. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar kepada
pasien tapi tidak menimbulkan cedera
2. Kejadian Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden
3. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum
sampai terpapar kepada pasien
4. Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan
cedera kepada pasien
Ditetapkan di : Mojokerto
Pada tanggal : 04 Januari 2023
KEPALA UPT PUSKESMAS JATIREJO