Anda di halaman 1dari 44

BIOFARMASETIKA

STUDI KETERSEDIAAN HAYATI SEDIAAN OBAT

Visi Program Studi Farmasi : pada tahun 2028 menjadi prophetic teaching program studi yang menghasilkan sarjana farmasi dengan memiliki
kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial berkemajuan
CPMK
• Mampu berkontribusi dalam menetapkan uji
ketersediaan hayati obat, khususnya pengolahan data
dan analisis parameter ketersediaan hayati

Sub CPMK

Mahasiswa mampu menjelaskan dan merancang


tahapan studi ketersediaan hayati dari berbagai sediaan
farmasi
INTEGRASI AIK
• Q.S Al-’Alaq: 1-5
• Q.S Shad: 29
• Q.S At Taubah: 122
• Hadist: “Barang siapa menempuh satu jalan untuk mendapatkan ilmu,
maka Allah pasti mudahkan baginya jalan menuju surga”(H.R.Muslim)
PENGERTIAN
Ketersediaan hayati adalah pengukuran
kecepatan (rate) dan jumlah (amount) atau
derajat(extent) zat aktif yang masuk ke
sirkulasi sistemik dalam keadaan tidak
berubah setelah pemberian suatu bentuk
sediaan.
Mencakup dua pengertian :
➢Kecepatan Rate and extent
➢Intensitas / jumlah
Istilah ketersediaan hayati  ketersediaan biologi 
ketersediaan sistemik

latar belakang

tidak adanya kesetaraan terapetik diantara sediaan


bermerek dagang tidak sama yang mengandung zat aktif
sama dalam bentuk sediaan sama dan diberikan dengan
dosis yang sama
Kurva berikut memperlihatkan ketidak- setaraan terapetik

Obat cmaks
dalam MTC
plasma
cmaks

MEC
cmaks

t maks waktu
Gambar1 . Pengaruh intensitas penyerapan terhadap perubahan
konsentrasi obat dalam darah
Perbedaan intensitas absorbsi akan memberikan konsentrasi tertinggi (kadar
puncak = C maks) berbeda, meskipun t maks sama
Obat
dalam MTC
darah

MEC

tmaks tmaks waktu


tmaks

Gambar 2. Pengaruh disposisi terhadap perubahan konsentrasi obat dalam


darah
Perbedaan disposisi akan memberikan t maks maupun C maks yang berbeda
KESETARAAN
Kesetaraan farmakoklinik
kesetaraan antara 2 obat dengan mol kimia berbeda mempunyai aktivitas intrisik sama dan
secara in vivo bekerja pada mol substrat yang sama.
contoh : bentuk garam atau ester suatu zat aktif
Kesetaraan Kimia
kesetaraan antara 2 obat yang sama dengan dosis dan cara yang sama dengan bentuk sediaan
sejenis.
contoh : tablet dengan kaplet
Kesetaraan Farmasetik
kesetaraan antara 2 bentuk sediaan yang sama serta memenuhi persyaratan farmakope secara
in vivo
Kesetaraan Biologik atau Bioekivalen
obat yang mempunyai kesetaraan kimia atau farmasetik, bila diberikan
dengan aturan yang sama akan memberikan ketersediaan hayati yang sama
pada setiap individu
Kesetaraan Klinik atau Terapetik
obat dengan kesetaraan farmakologi, kimia atau farmasetik, jika diberikan
pada subyek dengan aturan pakai sama akan memberikan efektivitas terapetik
sama serta toksisitas yang sama.
Sifat fisiko-kimia zat aktif yang digunakan (bentuk
kristal, ukuran partikel, bentuk garam/ ester, dsb)

Komposisi dan kualitas bahan baku


Perbedaan
dipicu oleh Cara pencampuran

Teknik pembuatan
Perbedaan – perbedaan tersebut menyebabkan
perbedaan kecepatan pelepasan & kecepatan melarut
zat aktif dari sediaan (untuk sediaan padat)

Mempengaruhi kecepatan & efisiensi


absorpsi zat aktif
Obat
dalam
plasma
(mg/mL)

Waktu (jam)

Gambar 3. Kadar rata-rata dalam plasma pada pemberiaan 4 jenis sediaan


kapsul kloramifenikol 0,5 gram pada subyek manusia
Tujuan utama
• Dalam rangka pengembangan obat baru : untuk menentukan cara
pemberian & bentuk sediaan yang sesuai suatu obat baru
• Setelah diputuskan pembuatan obat baru, menetapkan mutu &
pengaturan pemberiannya berkaitan dengan penderita (frekwensi
pemberian & besarnya dosis)
• Membandingkan kesetaraan mutu obat sejenis yang dihasilkan
pabrik lain (produk inovator)  untuk kepentingan pendaftaran
Faktor yang mempengaruhi
Rute
Faktor fisika
Faktor pasien pemberian
kimia
obat
TAHAPAN EVALUASI KETERSEDIAAN HAYATI
• KH absolut; ≈ 100 %, distr. sempurna, iv
• KH relatif; <100%, abs.dipengaruhi faktor sal.cerna,
oral
• Evaluasi KH:
- keragaman reaksi makhluk hidup
- kesukaran penetapan kadar
- pengaruh subjek (hewan/manusia)
- pengaruh btk sediaan
- pemahaman keberadaan obat dlm tubuh

kerja sama tim ( analis,


farmasi, klinis, statistik,
farmakokinetika)
• Persiapan :
❑pemahaman farmakokinetika (distribusi, metabolisme
dan ekskresi) secara kualitatif/kuantitatif
❑pemilihan metode analisis; sensitif, selektif dan spesifik
→ linieritas, akurasi, presisi
❑SOP teratur dan ketat meliputi pemilihan subjek, cara
pemberian obat, urutan analisis
• Tujuan :
✓pengembangan obat baru; rute dan btk sediaan
✓penetapan mutu dan pengaturan kondisi penderita
✓ketentuan UU; pemastian kesetaraan mutu obat
sejenis yg diproduksi pabrik berbeda,
memungkinkan penggantian obat
✓menentukan BA relatif antar bentuk sediaan
1.Pengembangan obat baru
a. pemilihan btk sediaan; mencapai target tepat
b. cara pemberian yg optimum; meramalkan
parameter farmakokinetika (distribusi dan
disposisi obat)
- iv : nilai absolut
- per oral : fenomena penyerapan murni
tanpa pengaruh btk sediaan (liberasi/disolusi)
- perbandingan hasil percobaan dgn
berbagai bentuk sediaan → KH relatif
(menjelaskan pengaruh btk sediaan terhdp
parameter laju dan intensitas disposisi obat dlm
tubuh)
2. Perbandingan antar obat
- perbandingan KH utk sediaan dgn zat aktif
sama; produk inovator/pembanding
- pengakuan kesamaan karakter obat diberbagai
negara
- mencerminkan nilai KH relatif obat yg diteliti
thd inovator
3. Memenuhi ketentuan
- peraturan pemerintah/UU
- pergantian obat sejenis; aman dan diijinkan
PROTOKOL
PEMILIHAN PERCOBAAN
-Penelitian ideal; resiko ketidak sesuaian dgn tujuan terapetik,
teknik sederhana dan terjangkau
-Penelitian mahal; mudah dilaksanakan dan menguntungkan

PERTIMBANGAN PERCOBAAN
1. pemilihan subjek; jenis dan kriteria
2. pemilihan cara pemberian; mempengaruhi
data dan penilaian
3. pemilihan cuplikan analisa; seksama dan
sesuai hipotesa, metode tepat
1. Pemilihan subjek
• manusia → paling tepat,
kriteria :
✓ sehat (jasmani/rohani), usia produktif (± 20-50
thn), pria/wanita, BB normal, sedapat mungkin
tdk merokok/alkohol/narkotika, pemeriksaan
klinis baik
✓ catatan: tdk menanggung resiko khusus saat
penelitian dan tdk memberikan keragaman hasil
penelitian
✓ perhatian :
❖- interaksi obat; kekacauan data
farmakokinetika → perub.kriteria KH
❖ perub.molekul obat sec.in vivo akibat interaksi
✓ jumlah: sesuai metode analisa
• hewan;
- jika penelitian pd manusia menyebabkan
efek/ketergantungan yg tdk sesuai dgn tujuan terapi
- utk penelitian pendahuluan pengembangan obat
baru
- kriteria yg mendekati kesamaan relatif pd cara
pemberian obat dan mekanisme abs. pd manusia
2. Pemilihan cara pemberian
• Dosis tunggal atau ganda; tergantung dosis lazim,
kemungkinan pelaksanaan, keuntungan dan
kerugian
• Posologi; dosis lazim berbeda maka hs mendekati
posolosi pemberian tunggal/ganda, rentang waktu
pemberian sama
• Aturan pemberian
- jadwal; waktu relatif sama utk setiap subjek
dgn jenis obat yg sama
- rentang waktu (obat pertama hrs tlh habis dari
tubuh sblm pemberian berikutnya)
- aturan pemakaian; secara acak
- waktu pemberian; subjek dlm keadaan puasa ±
12 jam sblm pemberian obat (menghindari
pengaruh makanan)
- keadaan subjek; jika sdg mengalami masa
penyembuhan maka hrs diperhatikan bahwa
pengobatan berjalan normal selama percobaan
3. Pemilihan cuplikan analisa
• seksama dgn pertimbangan etika
• unsur yg dianalisa; zat aktif atau metabolit
• analisis cairan biologis; darah (total atau plasma),
urin (ekskresi ginjal)
• tahapan analisis; pengambilan cupilkan
dipengaruhi dosis
- dosis ganda : periode pengamatan antara dua
pemberian berurutan
- dosis tunggal : sedini mungkin (t0), sering dan
lama/panjang ( 5 x sblm Cmaks, 5 x diantara
Cmaks, 5 x selama penurunan Cmaks atau 4-5 x
t½ biologis
Parameter ketersediaan hayati
a. data darah

i. Kadar puncak ( C maks )


▪ menunjang kadar obat tertinggi di dalam sirkulasi sistemik
▪ umumnya di nyatakan dalam µg / ml
▪ C maks sering kali di hubungkan terhadap intensitas aktivitas biologis & sebaiknya
melebihi MEC, tapi kurang dari MTC

ii. Waktu untuk mencapai C maks ( t maks )


▪ menyatakan lamanya waktu yang di perlukan untuk mencapai C maks.
▪ t maks menunjang onset of action( mula kerja ) & merupakan perkiraan kasar terhadap
kecepatan abs. ( satuan t maks : jam )
iii. Luas di bawah kurva ( AUC = area under the curve )
▪ menyatakan luas di bawah kurva konsentrasi Vs waktu.
▪ secara total & integral, di nyatakan dengan satuan µg / ml x jam.
▪ merupakan perkiraan kasar terhadap jumlah obat yang di absorpsi
▪ merupakan derajat ( extent ) ketersediaan hayati.
b. data urin :

➢Du~ : jumlah obat kumulatif yang di ekskresikan ke dalam urin


➢dDu / dt : kecepatan ekskresi obat ke dalam urin
➢t ~ : waktu yang diperlukan untuk mencapai ekskresi uriner maks
Perhitungan ketersediaan hayati

Absolut Relatif

Cara absolut = cara mutlak


ketersediaan hayati zat aktif sediaan yang akan di tentukan
( misal : sediaan tablet di berikan per oral ) di ukur dengan
membandingkan parameter ketersediaan hayatinya terhadap
sediaan dengan zat aktif yang sama yang di berikan iv. pada
cara ini yang di tentukan hanya efisiensi abs memakai
parameter AUC menggunakan pers sbb :

data darah data urin :


F = Du ~ . s x D I.V
F = AUC s x Di.v Du ~ I . V Ds
AUC IV D.s
AUC s = luas di bawah kurva yang diperoleh setelah
pemberian sediaan obat uji
AUC I .V= luas di bawah kurva yang diperoleh setelah
pemberian obat secara iv.
F = efisiensi abs ≈ fraksi dosis yang di abs

Nilai efisiensi abs yang diperoleh dengan cara ini berkisar


0–1 :
0 < F < 1 atau D < F < 100 %
Cara relatif = Cara komparatif
Membandingkan parameter ketersediaan hayati dari suatu
bentuk sediaan yang akan di tentukan terhadap parameter
ketersediaan hayati sediaan inovator ( standar ). Pada cara ini
selain membandingkan F ( efisiensi abs ) juga C maks & T
maks dapat di bandingkan.
Data darah :
F rel = AUC uji x Dosis st
AUC st Dosisuji
Data urin :
F rel = Du ~ uji x Dosis st
Du st
~ Dosis uji
Keterangan = cara absolut
Nilai efisiensi abs yang diperoleh dengan cara ini bisa > 1 atau > 100 %
F < 1 > 1 atau F < 100 % > 100%

Kerugiannya : karena kadar obat dalam darah jauh lebih besar  kemungkinan toksik
✓Generik
Obat yang digunakan
✓Pembanding

Rute pemberian
Rute pemberian
Absolute Bioavailability of Nimodipine for
different routes:
Oral : 1.17 %
Nasal : 67.4 %
Intravenous: 100%
Satu sediaan baru diuji bioavailabilitasnya terhadap 12 orang sukarelawan
sehat. Masing2 sukwan menerima tablet dengan dosis 200 mg, 5 mL larutan
Contoh soal dengan dosis 200 mg, dan injeksi i.v dengan dosis 50 mg. Plasma sukwan
diambil secara periodik hingga jam ke 48 dan nilai AUC dari waktu 0-48jam
seperti terlihat pada Tabel.
a. Tentukan nilai bioavailabilitas absolut sediaan tablet
b. Tentukan nilai bioavailabilitas relative tablet terhadap larutan.
• Lanjutan……perhitungan nilai KH….

Anda mungkin juga menyukai