SEDIAAN FARMASI
KELOMPOK 9
NOPIYANTI BR GINTING (1601011048)
NOVAULINA SITOHANG (1601011149)
NUR’ADINA (1601011155)
NUR ANISAH (160101156)
NURDANI(1601011160)
PENGERTIAN
• Uji ketersediaan hayati adalah studi yang menilai seberapa banyak
dan seberapa cepat cepat bahan aktif suatu obat diserap tubuh
dalam bentuknya yang secara fisiologis aktif. Dengan demikian,
ketersediaan hayati suatu obat menunjukkan jumlah/fraksi (extent)
dari dosis yang diberikan dan kecepatan (rate) yang masuk ke dalam
sirkulasi sistemik (Gibaldi, 1977). Jumlah obat yang masuk ke
sirkulasi sitemik dan kecepatannya akan menentukan saat mulainya
obat menunjukkan efek (onset), derajat (intensitas), dan lama
(durasi) efek farmakologis obat.
• Ekivalensi terapeutik: Dua produk obat mempunyai ekivalensi
terapeutik jika keduanya mempunyai ekivalensi farmaseutik atau
merupakan alternatif farmaseutik dan pada pemberian dengan
dosis molar yang sama akan menghasilkan efikasi klinik dan
keamanan yang sebanding
Penerapan ketersediaan hayati berkembang dalam
dua arah yaitu :
• Farmasi Klinik yang berkaitan dengan rasionalisasi
keadaan individu penderita, artinya penyesuaian
pasologi yang tepat pada setiap penderita,
dengan mempertimbangkan perubahan
farmakokinetika in vivo, baik karena interaksi
obat maupun karena perubahan fungsi fisiologik.
• Farmasetika yang berkaitan dengan rasionalisasi
pengembangan suatu obat, yaitu penyesuaian
optimal jalur pemberian obat dan bentuk sediaan
terhadapkarakteristik farmakokinetika zat aktif.
Data ketersediaan hayati digunakan untuk
menentukan :
• Banyaknya obat yang diabsorbsi dari formulasi
atau sediaan.
• Kecepatan obat diabsorbsi.
• Lama obat berada dalam cairan biologi atau
jaringan dan dikorelasikan dengan respon
pasien.
• Hubungan antara kadar obat dalam darah dan
efikasi klinis serta toksisitas
EKIVALENSI TERAPETIK