3601-8389-1-PB Jurnal
3601-8389-1-PB Jurnal
Abstrak
Energi listrik menjadi sebuah kebutuhan penting untuk menunjang kehidupan dan
aktifitas manusia. Seiring dengan pemenuhan kebutuhan energi listrik maka
penelitian yang terkait dengan sistem transmisi juga semakin berkembang. Salah satu
metode yang saat ini telah digunakan yakni pada pengisian baterai HP tanpa
menggunakan kabel (Wireless Power Transfer WTP). Sistem tersebut tentunya
didukung oleh berbagai komponen. Pemancar merupakan salah satu bagian dari
sistem transmisi energi listrik tanpa kabel. Pada penelitian dibahas tentang pemancar
pada frekuensi 13,7 MHz untuk transmisi energi listrik tanpa kabel. Perancangan
menggunakan metode Wien Bridge yang dapat menghasilkan tegangan sebesar 17,2
Volt dengan efisiensi 90,6% pada frekuensi 13,7 MHz.
Abstract
In this time, electrical energy is an important requirement to support human life and
activity. Along with meeting the needs of electricity, the research related to the
transmission system is also growing. One method that is currently used is to charge
HP batteries without using cable (Wireless Power Transfer WTP). This system is
certainly supported by various components. The transmitter is one part of wireless
power transfer. This paper discussed about the transmitter at a frequency 13,7 MHz
for wireless power transfer. The design used the Wien Bridge method which can
produced 17,2 Volt with efficiency 90,6% at a frequency 13,7 MHz
Konsep umum pengiriman energi listrik penguat instrumentasi. Sedangkan penguat non
tanpa kabel terbagi atas dua bagian yakni linier yaitu penguat yang bentuk sinyal
transmitter (pemancar) dan receiver keluarannya tidak sama dengan bentuk sinyal
(penerima) (Settapong, 2017). Sinyal masukan, seperti komparator, integrator,
microwave ditransmisikan menggunakan diferensiator, pengubah bentuk gelombang dan
sebuah antena di bagian pengirim melalui pembangkit gelombang. Op Amp memiliki
udara. Kemudian penerima mengkonversikan beberapa fungsi anatara lain :
sinyal microwave tersebut ke tegangan AC
1. Filter aktif
menggunakan antena di bagian penerima
2. Memperkuat tegangan (voltage
seperti yang diilustrasikan pada Gambar 1.
amplifier)
3. Buffer
4. Memperkuat jumlah atau selisih pada
kedua tegangan sumber
(summing/subtracting amplifier)
Tegangan masukan Op Amp terdiri dari
masukan pembalik (inverting) dan masukan
non-pembalik (non inverting). Jika sinyal
Gambar 1. Gambaran umum transmisi sinyal melalui masukan non-pembalik atau positif (+)
microwave (Settapong, 2017) maka keluarannya akan sefase dengan
masukannya. Sehingga jika masukannya
Operational Amplifier (Op Amp) positif maka keluarannya akan positif juga.
Jika sinyal melalui masukan pembalik atau
Operational amplifier (Op Amp) negatif (-) maka keluarannya akan
pertama kali digunakan dalam komputer- berkebalikan atau berbeda fase 1800. Sehingga
komputer analog untuk melakukan operasi- jika masukannya positif maka keluarannya
operasi matematis, kini tersedia dalam akan negatif. Berikut ilustrasi pembaik
kinerja yang tinggi, harga murah, bentuk masukan menggunakan penguat operasional
rangkaian terintegrasi. Pengembangan yang ditunjukkan pada Gambar 2.
rangkaian terpadu Op Amp berupa IC di luar
negeri telah ada sejak tahun 1960, pertama
telah dikembangkan pada “chip” silikon
tunggal. Rangkaian terpadu itu merupakan
susunan antara transidator, dioda sebagai
penguat beda dan pasangna Darlington.
Kemudian tahun 1963 industri (a)
semikonduktor Fairchild memperkenalkan
IC Op Amp pertama kali μA 702, yang mana
merupakan pengembangan IC Op Amp yang
lain sebelumnya, dimana tegangan sumber
(catu daya) dibuat tidak sama yaitu +UCC =
+12 V dan -UEE = -6 V, dan resistor
inputnya rendah sekali yaitu (40 KW) dan (b)
gain tegangan (3600 V/V) (Nuryanto, 2017). Gambar 2. Tegangan masukan (a) non-
inverting (b) inverting
Operational Amplifier (Op-Amp)
merupakan sebuah komponen analog yang
mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Pada prinsipnya sebuah penguat
Op Amp banyak digunakan sebagai penguat operasional (Op Amp) ideal memiliki
sinyal yang linier maupun non linier. Penguat impedansi masukan yang sangat besar hingga
linier adalah penguatan yang mempertahankan dinyatakan sebagai impedansi masukan tak
bentuk sinyal masukan, contohnya penguat berhingga (infinite input impedance)
non inverting, inverting, diferensial dan (Nuryanto, 2017). Perbedaan sinyal masukan
Osilator
Osilator adalah elemen penting dalam
berbagai peralatan elektronik (Assa’idah,
2012). Osilator memiliki berbagai fungsi,
antara lain (Assa’idah, 2012) :
Gambar 3. Mode loop terbuka
1. Pada jam digital, osilator berfungsi
(Ahmad, 2007)
untuk memastikan waktu yang ditunjukkan
adalah waktu yang tepat.
b. Mode loop tertutup
Rangkaian yang ditunjukkan pada 2. Pada komputer, osilator berfungsi
Gambar 4 mempunyai penguatan Av < sebagai penyedia sinyal dengan frekuensi yang
max stabil untuk menentukan seberapa cepat
prosesornya bekerja.
Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 3
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TE - 020 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek
Start
Tidak
Hasil s im ulasi p ad a
frekuenis 13-14 MHz
dengan V = 19 V
Ya
End
Parameter Nilai
Tegangan keluaran minimum 19 V
Frekuensi 13,7 MHz
Tagangan Catu daya 20 V
Spesifikasi rangkaian pemancar yang
ditunjukkan pada Tabel 1 menjadi acuan untuk
peracangan osilator dengan terlebih dahulu
menentukan Op-Amp yang digunakan. Gambar 12. Op Amp LT1037
Komponen tersebut harus memenuhi
persyaratan gain, bandwidth, dan slew rate.
Berdasarkan hasil survey, maka komponen Slew rate yang dimiliki oleh LT1037 pada
Op-Amp yang cocok adalah LT1037 yang gambar 12 bernilai rendah namun tidak akan
diproduksi oleh analog devices. Adapun berpengaruh banyak pada gelombang yang
spesifikasi komponen tersebut diperlihatkan dihasilkan. Dalam melalukan perancangan
pada Tabel 2. osilator dengan metode Wien Bridge nilai gain
harus ditentukan terlebih dahulu. Gain
Tabel 2. Spesifikasi LT1037 rangkaian harus besar dari satu untuk
mengkompensasi rugi-rugi yang terjadi pada
Parameter Nilai bagian feedback yang membangkitkan
Catu daya maksimum 22 V frekuensi. Pada penelitian, nilai gain
Bandwidth 60 MHz diasumsikan 3, maka nilai R=R1=R2 pada
Slew rate 15 V/µs dengan asumsi nilai kapasitor 2 pF. Setelah
menentukan nilai gain dan kapasitor langkah
selanjutnya menentukan nilai R.
1 RF
f 1 3
2RC RG
1 R
1370 Hz 1 F 3
2 xR x 2x10 -12 F 30
R
1 RF 60
172,072 x10 6 Nilai-nilai komponen yang telah dihitung
R 5,811x10 3 kemudian dimasukkan kedalam simulasi
dengan bantuan software. Adapun rangkaian
R 5,811k osilator berdasarkan perhitungan digambarkan
Berdasarkan nilai gain yang ditentukan sebesar pada Gambar 13.
3 kali dan RG diasumsi sebsar 30 Ω maka dapat
dihitung besar RF sebagai berikut
Pada Gambar 16 berdasarkan nilai osilator. Oleh karena itu perlu dilakukan
komponen yang diperoleh dari perhitungan optimasi pada nilai dari komponen-komponen
dengan tegangan yang dihasilkan sebesar 15 V. yang terkait. Dalam hal tersebut, peneliti
Hasil tersebut belum mencapai spesifikasi dari mengoptimasi nilai RF dengan menggunakan
resistor variabel hingga mencapai hasil osilator berpengaruh apabila nilai kapasitor dinaikkan.
yang sesuai spesifikasi dengan tegangan Hal tersebut disebabkan oleh penggunaan
sebesar 19 V. kristal dalam mode serial sehingga kapasitor
pada rangkaian dan kapasitor yang ada dalam
Berikut Optimasi pada rangkaian osilator
kristal juga terhubung secara seri. Nilai
seperti pada Gambar 17 mampu menghasilkan
kapasitor total yang dihasilkan dari dua buah
tegangan sebesar 17,2 Volt. Tegangan yang
kapasitor seri sama halnya dengan
dihasilkan di Gambar 18 mengalami kenaikan
menghubungkan dua buah resistor secara
sebesar 2,2 Volt dari rangkaian awal osilator
paralel. Pada sebuah kasus, nilai kapasitor
yang berdasarkan hasil perhitungan nilai
dalam kristal yang cenderung kecil akan
komponen.
mendominasi sehingga perubahan yang terjadi
Secara teori, kapasitor berpengaruh
dengan menaikkan nilai kapasitor pada
terhadap frekuensi gelombang keluaran.
rangkaian tidak terlalu berpengaruh.
Dengan bantuan simulasi, ternyata frekuensi
gelombang keluaran rangkaian osilator tidak
efisiensi sebesar 90,6 % dengan error sebesar Clarke, K. 1953. Wien bridge oscillator design,
9,4 %. Proc. IRE, pp. 246–249
Fuada, S. 2014. Pengujian Trainer Oscilator
SIMPULAN DAN SARAN
Wien Bridge (Jembatan Wien) dengan
Berdasarkan hasil simulasi perancangan Menggunakan Osiloskop dan Frekuensi
pemancar pada tranmisi energi tanpa kabel Counter. Pros. SENTIA, vol. 6, pp. 32–
yakni dengan menggunakan osilator diperoleh 36,
tegangan keluaran sebesar 17,2 V dengan Nuryanto, L. E. 2017. Penerapan dari Op Amp
efiseinsi 90,6%. (Operational Amplifier). ORBITH Vol.
Besar resistor Rf mempengaruhi 13 No.1 pp 43-50
tegangan yang dihasilkan yaknik semakin Septiawan, R.R. 2015. Modul 04: Op Amp
tinggi nilai Rf maka tegangannya juga akan Penguat Inverting, Non-Inverting, dan
semakin menigkat. Oleh sebab itu, pemilihan Comparator dengan Histerisis
nilai komponen R dan C diatur sedemikan rupa Settapong, M. 2017. Design of Antennas for
agar diperoleh rangkaian yang stabil dengan Rectenna System if Wireless Power
gain yang harus besar daripada satu untuk Transfer in the LTE/WLAN Frequency
mengkompensasi rugi-rugi yang terjadi pada Band. Journal of Clean Energy
bagian feedback yang membangkitkan Technologies, Vol 5
frekuensi. Valone, Thomas, F. 2003. Tesla’s Wireless
Energy for the 21st Centur.
UCAPAN TERIMAKASIH Extraordinary Technology Volume 1,
Penulis mengucapkan terimakasih Issue 4
kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdaian
Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal
Achmad Yani yang telah memberikan dana
untuk penelitian tahun anggaran 2018/2019.
DAFTAR PUSTAKA
Assa’idah. 2012. Simulasi, Desain, dan
Pembuatan PCB 2 Tipe Osilator dengan
Performa Terbaik. SIMETRI Jurnal Ilmu
Fisika Vol 1 No 2 (C)