Anda di halaman 1dari 23

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
A. Renang Gaya Dada
a. Pengertian Renang Gaya Dada
Renang gaya dada sering disebut juga renang gaya katak. Sebutan ini
dikarenakan renang gaya dada tersebut mirip sekali dengan gerakan katak pada
waktu berenang. Gaya dada dipakai sebagai terjemahan dari breast stroke. Renang
gaya dada memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan renang gaya
lain. Renang gaya dada biasa digunakan dengan waktu yang relatif lama dengan
pengeluaran energi yang sedikit. Renang gaya dada ini juga memungkinkan
perenang melihat ke depan untuk melihat jarak yang masih harus ditempuh dan
teknik pernafasan yang cukup sederhana. Selain dipertandingkan, gaya ini paling
sering digunakan untuk memberikan pertolongan, menyelam, berenang di air yang
berombak dan lain sebagainya.
Menurut peraturan PRSI/ FINA, aturan renang gaya dada (breast stroke)
yang dikutip oleh Dumadi dan Kasiyo Dwijowinoto (1992: 104)
Suatu gaya renang yang sejak dimulainya dayungan lengan yang pertama
sesudah start dan sesudah pembalikan badan harus telungkup dan kedua
bahu segaris dengan air. Semua gerakan lengan selamanya harus serempak
dan dalam bidang horizontal yang sama, tanpa gerakan bergantian. Kedua
lengan harus didorong ke depan bersama-sama dari dada, lalu ditarik ke
belakang dibawah permukaan air. Gerakan kedua tungkai harus serempak
dalam bidang horizontal yang sama. Pada waktu mendorong tungkai,
kedua tungkai harus diarahkan keluar pada saat ke belakang. Dalam satu
gerakan keseluruhan, sebagian kepala harus memecah permukaan air pada
saat kedua lengan ditarik ke belakang.
b. Teknik Dasar Renang Gaya Dada
Menurut Ermat Suryatna dan Adang Suherman (2004: 104-106) bahwa,
“Dari keseluruhan teknik gerakan renang gaya dada dapat dibagi menjadi 5 bagian

6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yaitu: 1) Posisi tubuh 2) Gerakan tungkai 3) Gerakan lengan 4) Gerakan ambil


napas 5) Gerak koordinasi keseluruhan”. Secara garis besar rincian dari masing-
masing teknik gerak dalam renang gaya dada tersebut, adalah sebagai berikut:
1) Posisi Tubuh
Ermat Suryatna dan Adang Suherman (2004) mengemukakan posisi
tubuh renang gaya dada sebagai berikut:
Posisi tubuh dalam gaya dada hendaknya lurus merentang mendatar
pada permukaan air. Kepala, yang berfungsi mengendalikan badan,
diangkat sedikit lebih tinggi daripada bahu. Kedua lengan dan tangan
lusus kedepan, dengan telapaktangan menghadap ke bawah. Kedua
tungkai diluruskan kebelakang secara penuh di bawah permukaan air,
sendi kaki lurus kebelakang, tetapi tidak kaku dan telapak kaki
menghadap ke atas (hlm. 104).

Gambar 1. Posisi Tubuh Meluncur Streamline


(Sugiyanto dan Agus Supriyanto, 2004: 71)
2) Gerakan Tungkai / Kaki
Gerakan tungkai renang gaya dada yaitu sikap kedua belah kaki lurus
ke belakang, tariklah kedua belah kaki dengan serentak sehingga membentuk
sudut pada bagian lutut, dengan dibantu dengan kedua belah paha membuka.
Setelah membentuk sudut itu, lakukan perputaran pergelangan kaki siap
mendorong dan mengarah keluar. Doronglah telapak kaki secara terlentak dan
kuat kesamping hingga membentuk setengan lingkaran di atas, dorongan
dilakukan secara serentak dan dengan tenaga yang maksimal sambil diakhiri
dengan lecutan kedua belah ujung telapak kaki. Dalam akhir sikap mendorong,
selanjutnya mulai bergerak untuk menutup. Tutuplah kedua belah kaki, secara
serentak sebagai sambungan dari akhir lecutan. Kedua belah kaki menutup
kembali seperti permulaan dengan lurus di belakang.
7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2. Gerak Kaki Gaya Dada


(Dumadi & Kasio Dwijowinoto, 1992: 87)
3) Gerakan Lengan
Ada 4 tahapan dalam gerakan lengan renang gaya dada:
a) Pertama
Lengan lurus kedepan, kemudian membuka ke samping dengan kedua
lengan lebih lebar dari bahu. Akhir dari sikap membuka ini kemudian
mengambil sikap untuk melakukan tarikan dimana siku dalam sikap yang
tinggi akan tetapi di bawah permukaan air.
b) Kedua
Setelah kedua lengan mengambil sikap melakukan tarikan, sehingga
membentuk sudut pada siku. tarik telapak tangan sehingga membentuk
lingkaran dengan patokan dibawah dan dagu.
c) Ketiga
Kedua lengan bertemu dan siku dikepit di depan dada, dilanjutkan dengan
luncuran tangan ke depan. Saat kedua siku berdekatan, angkat kedua bahu
dengan bantuan dorongan kedua lengan pada saat menutup dan dibantu
dengan mengangkat leher hingga bahu berada di atas air.
d) Keempat
Bahu naik ke atas, telapak tangan menghadap ke atas diluruskan. Pada saat
meluruskan tangan kedepan lakukan perputaran telapak tangan yang
tadinya menghadap ke atas menjadi telungkup, lakukan sambil meluncur.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 3. Gerakan Lengan Gaya Dada


Sugiyanto dan Agus Supriyanto (2004: 80)
4) Pernapasan
Menurut Ermat Suryatna dan Adang Suherman (2004: 106) “Gerakan
ambil nafas dilakukan pada saat lengan melakukan gerak menarik dari depan ke
bawah dagu, doronglah dan angkatlah dagu hingga pada permukaan air untuk
melakukan pengambilan nafas”. Dalam berenang bernafas sangat diperlukan
untuk kelangsungan gerakan. Namun pengaturan nafas saat berenang sangat
dibutuhkan untuk menjaga kontinyuitas atau kelangsungan gerakan renang agar
tetap stabil, dalam gaya dada pengambilan nafas dilakukan saat tangan mulai
mendayung ke bawah dada, atau saat setelah kaki selesai mendayung.
5) Koordinasi Gerakan Keseluruhan
Untuk melakukan gerakan renang gaya dada dengan sempurna
diperlukaan koordinasi gerakan dari mulai posisi badan, gerakan kaki, gerakan
lengan, sampai saat pengambilan nafas, maka diperlukaan koordinasi yang urut
dan kontinyu. Koordinasi renang gaya dada adalah gerakaan koordinasi gerakan
kaki, gerakan lengan dan pengambilan nafas.
c. Elemen Teknik Dasar Gerak Kaki Renang Gaya Dada
Susgiyanto dan Agus Supriyanto (2004) mengemukakan gerakan tungkai
dalam renang gaya dada sebagai berikut:

Gerakan dorongan kaki merupakan sumber daya dorong ke depan yang


paling dominan dalam renang gaya dada. Terry Catersole membuat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

rekor dunia 200 m gaya dada dengan catatan waktu 2: 36,5. Dalam
teknik cathersole, kepala selalu dalam posisi terlengkuk, gerakan
tungainya sangat bagus tetapi tarikan lengannya relatif lemah.
Dikatakan bahwa dorongan majunya 80% berasal dari tungkai dan
lengan hanya 20% (hlm. 69-70).

Tenik gerakan yang paling banyak dikembangkan dalam gaya dada adalah
gerakan tungkai. Idealnya, gerakan kaki dalam gaya dada dapat menyumbang
sekurangnya 50% dari kecepatan renangan yang dihasilkannya. Bila gerakan kaki
ini dapat dilakukan dengan lebih kuat dan baik, kontribusi gerakan kaki ini bisa
lebih dari setengahnya untuk berprestasi. Aspek penting dari kaki gaya dada adalah
bertanbahnya kecepatan ketika gerakan jejakan kaki dilakukan, sifat dari kaki
bukanlah melakukan tendangan melainkan melakukan dorongan ke belakang dan
harus di ingat bahwa di dalam gaya dada tarikan tungkai kaki bagian bawah
kemudian arah dari pergelangan mata kaki dalam mengambil sikap mendorong.
Perenang gaya dada harus memiliki fleksibilitas lutut yang baik, terutama untuk
penekukan mata kaki (yaitu membawa ujung dari kaki ke atas mengarah kelutut).
Menurut Sugiyanto dan Agus Supriyanto (2004: 75-77) bahwa,
Serangkaian gambar ini menunjukan cara yang betul dari gerakan cambuk gaya
dada:
1) Ketika tungkai tidak melakukan jejakan, kedua kaki harus lurus
sepenuhnya, posisi datar denagan permukaan air. Kaki harus pelantar
flexeed (runcing)

2) Pemulihan tungkai mulai dengan tekukan tungkai pada pinggul dan lutut.
Beberapa pelatih menyuruh beberapa perenang menjaga kedua tumitnya
bersatu ketika dibawa keatas. Perenang yang tungkainya baik kedua
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

tumitnya hambir bersatu seperti diperlihatkan pada gambar berikut, tetapi


tumit-tumitnya itu sedikit saling bersentuhan.

3) Ketika kedua tumit mendekati pantat, kaki mulai menekuk pada mata kaki
(dorsi flexed) dan kedua tumit dan lutut agak membentang.

4) Lutut dan pinggul mencapai terkukan maksimumnya ketika jari-jari kaki


diputar kearah luar dan mata kaki dorsi flexed. Sudut yang dibetuk antara
dan kaki bagian adalah 125o.

5) Beberapa inci pertama dari jejakan kaki kebelakang tidak mendorong dan
digunakan bagi kaki untuk mempercepat dan memungkinkan ujung-ujung
kaki dalam posisi yang baik untuk melakukan jejakan kebelakang dengan
sisi dan dasar dari kaki. Pada saat ini, kaki terikat dengan air dan menjadi
efektif.

6) Ujung kaki didorong kearah luar dan kebelakang ketika lutut merentang.
Kedua tungkai bagian atas didorong ke atas permukaan air oleh dari aksi
dari otot-otot extensor pinggul yang kuat.kedua ujung kaki, masih dorsi
flexed, mendorong kaki dengan telapak kakinya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

7) Ketika kedua kaki terus melentang pada kedua lututnya, kedua tungkai itu
mulai disatukan. Tungkai bagian atas terus didorong keatas.

8) Lutut-lutut hampir terlentang sepenuhnya ketika ujung kaki hanya terpisah


beberapa inci.

9) Pada saat kaki menyelesaikan jejakannya, kedua kaki plantar flexed.


Perenang akan mempertahan kan posisi meluncur ini untuk waktu yang
pendek selama ini ujung kaki akan naik beberapa inci sampai tumit-
tumitnya hampir mententuh permukaan air.

Gambar 4. Serangkaian Elemen Gerak Kaki Gaya Dada


Sugiyanto dan Agus Supriyanto (2004: 75-77)
d. Prinsip Mekanika dalam Renang Gaya Dada
Dalam berenang kita berhubungan dengan air, oleh sebab itu dalam
mempelajari renang adalah sangat perlu diperhatikan tentang hukum-hukum dan
prinsip-prinsip yang berlaku pada benda bergerak didalam air. Prinsip-prinsip
mekanika tertentu yang menyokong secara langsung bergeraknya maju perenang di
dalam air. Ada beberapa prinsip mekanika yang harus dipelajari, antara lain:
a) Prinsip Tahan Dorongan
Menurut Tri Aprilijanto Utomo (2010: 24) bahwa, “Untuk dapat renang
lebih cepat, harus melakukan salah satu dari hal-hal berikut: (1) mengurangi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

hambatan, (2) menambah dorongan, (3) menggunakan kombinasi dari


keduanya”. Kemajuan yang besar pada teknik gaya renang di dalam tahun-tahun
terakhir ini adalah pada pengecilan dari tahanan.
b) Prinsip Keteraturan Dalam Penggunaan Dorongan
Prinsip ini dapat disebut sebagai prinsip kontinyunitas gerakan.
Penggunaan gerakan dorongan yang teratur adalah lebih baik dan efektif dari
pada penggunaan yang tidak teratur untuk mendorong maju. Mekanika gaya
harus dibuat sedemikian sehingga badan dapat maju dengan kecepatan seteratur
mungkin. Apabila seorang perenang membiarkan dirinya mempercepat dan
memperlambat renangannya dengan cara berhenti dan maju, banyak tenaga yang
harus digunakan untuk mengatasi hambatan air.
c) Prinsip Hukum Aksi-Reaksi
Issac Newton menemukan hukum ini kira-kira 250 tahun lalu.
Dinyatakan dalam hukum ini, bahwa setiap aksi akan menghasilkan reaksi yang
sama, yang berlawanan arahnya. Pada perenang gaya dada, dorongan kaki (aksi)
akan mengakibatkan badan perenang ke depan (reaksi). Sebagai contoh sesuai
hukum Newton dari tiga titik gerakan dayungan lengan saat berenang dapat
disimpulkan, yaitu gerakan mendayung lengan ke belakang adalah gerakan
dayungan lengan paling efisien (menghasilkan dayungan sepanuhnya untuk
bergerak maju), Sedangkan gerakan ke bawah (menghasilkan gerakan badan ke
atas) dan gerakan ke atas (menghasilkan gerakan badan ke bawah).

2. Belajar dan Pembelajaran


a. Pengertian Belajar
Dipahami atau tidak dipahami, sesungguhya sebagian besar aktivitas di
dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Belajar merupakan
kegiatan penting setiap orang, termasuk didalamnya belajar bagaimana seharusnya
belajar.
Menurut teori behaviourisme yang dikutip Waluyo (2011: 2-3), “Belajar
adalah perubahan perilaku. Pandangan ini menyatakan bahwa perilaku harus
dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati dan dapat diukur”.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

Menurut Dimyati dan Mujiono (2002: 7) “Belajar merupakan tindakan dan


perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh
siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar”.
Menurut Abdillah (2002) bahwa, belajar adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan
pengalaman yang menyangkut aspek aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk
nenperoleh tujuan tertentu (Aunurrahman, 2009: 35).
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang
kompleks yang dilakukan oleh siswa secara sadar yang dapat menimbulkan
perubahan tingkah laku yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada
tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi pendidik dengan peserta didik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk
mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal.
Menurut Aunurrahman (2009: 34) “Pembelajaran adalah upaya mengubah
masukan berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik, siswa yang
belum mengetahui pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki
pengetahuan”. Sedangkan menurut Jamil Suprihatiningrum (2013: 37)
“Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan
lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam
belajar”.
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan berulang-
ulang untuk memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada individu untuk
mencapai tujuan belajar.
c. Ciri Belajar
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

Belajar merupakan sesuatu yang berlangsung sepanjang hayat, dimanapun


dan kapanpun, sebenarnya kita telah melewati proses belajar. Beberapa ciri- ciri
kegiatan belajar yaitu:
1) Belajar menunjukan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau
disengaja.
2) Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkunganya. Lingkungan
dalam hal ini dapat berupa manusia atau obyek-obyek lain yang
memungkinkan individu memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik
yang baru maupun yang sudah ada.
3) Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak
semuanya perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi
aktivitas belajar umumnya disertai dengan perubahan tingkah laku.
Menurut Dimyati dan Mujiono (2010: 8) ciri umum belajar yaitu di tinjau
dari segi:
1) Pelaku : siswa yang bertindak belajar atau pebelajar.
2) Tujuan : Memperoleh hasil belajar dan pengalaman
hidup.
3) Proses : Internal pada diri pebelajar.
4) Tempat : Belajar dapat berlangsung dimanapun
tempatnya.
5) Lama waktu : sepanjang hayat.
6) Syarat terjadi : Motivasi belajar yang kuat.
7) Ukuran keberhasilan : Dapat memecahkan masalah.
8) Faedah : Pelajar mempertinggi martabat pribadi.
9) Hasil : Hasil belajar sebagai dampak pembelajaran
dan pengiring.
d. Prinsip Belajar
Beberapa hal yang dapat dijadikan kerangka dasar untuk penerapan
prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran menurut Davies yang dikutip
oleh Aunurrahman (2010: 113) adalah sebagai berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

1) Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya


sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar
tersebut untuknya.
2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatanya) sendiri dan untuk
setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
3) Seorang murid belajar lebih banyak bila mana setiap langkah segera
diberikan penguatan (reinforcement).
4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran,
memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.
5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri,
maka ia akan lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan
menginagat lebih baik.
e. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah
mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut
tergantung pada apa yang di pelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa
mempelajari pengetahuan tentang kosep, maka perubahan perilaku yang di peroleh
adalah berupa penguasaan konsep. Menurut Jamil Suprihatiningrum (mengutip
Gagne & Briggs, 1979) “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa sebagai akibat perubahan belajar dan dapat diamati melalui
penampilan siswa (learner’s performance) (2013: 37)”.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni
faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau
faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang
dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada
faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Tujuan pendidikan yang
ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif
(penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta
bidang psikomotorik (kemampuan/keterampilan, bertindak/berperilaku).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki.

3. Model Pembelajaran
a. Hakikat Model Pembelajaran
Menurut Waluyo (2011: 30) “Model pembelajaran merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang di sajikan secara khas
oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai
dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran”. Sedangkan
menurut Jamil Suprihatiningrum (2013: 37) “Model pembelajaran merupakan suatu
rancangan yang didalamnya menggambarkan sebuah proses pembelajaran yang
dapat dilaksanakan oleh guru dalam mentransfer pengetahuan maupun nilai-nilai
kepada siswa”.
Dilihat dari pengertian model pembelajaran dan hakikat belajar mengajar
dapat disimpulkan, bahwa seluruh aktivitas pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan oleh guru harus bermuara pada terjadinya proses belajar siswa dan
model-model pembelajaran dikembangkan utamanya beranjak dari adanya
perbedaan yang berkaitan dengan berbagai karakteristik siswa, oleh karena siswa
memiliki berbagai karakteristik kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, modalitas
belajar yang bervariasi antara individu satu dengan yang lain, maka model
pembelajaran guru juga harus selakyaknya tidak terpaku hanya pada model tertentu,
akan tetapi harus bervariasi.
b. Model Belajar Renang Gaya Dada
Model belajar renang gaya dada tidak jauh beda dengan model belajar
olahraga pada umumnya. Setelah memahami dan mencermati hakikat dari belajar
dan pembelajaran, maka dalam memilih model kegiatan belajar mengajar harus lah
dicermati dengan matang dan hendaknya bisa menyesuaikan dengan lingkungan
yang ada.
Beberapa model pembelajaran yang dikemukakan oleh Lapp, Bender,
Ellenwood, dan John dalam buku Aunurrahman (2009: 147) menggemukakan
berbagai aktivitas belajar mengajar dapat dijabarkan dari 4 model utama, yaitu;
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

1) The Clasccical Model, dimana guru lebih menititik beratkan


perananya dalam pemberian informasi melalui mata pelajaran dan
materi yang disajikan.
2) The Tecnological Model, yang lebih menitik beratkan peranan
pendidikan sebagai transmisi informasi, lebih dititikberatkan untuk
mencapai kompetensi individual siswa.
3) The Personalised Model, dimana proses pembelajaran dikembangkan
dengan memperhatikan minat, pengalaman dan perkembangan siswa
untuk mengaktualisasikan potensi-potensi individualisnya.
4) The Interaction Model, dengan menitik beratkan pada interdepensi
antara guru dan siswa sehingga tercipta komunikasi dialogis di dalam
proses pembelajaran.
Sedangkan menurut Suharno HP (1993: 26) model umum mengajarkan
keterampilan olahraga secara metodis adalah sebagai berikut:
1) Memberi gambaran pengertian yang benar melalui lisan.
2) Memberi contoh atau demonstrasi yang benar, diantaranya bisa
dengan:
a) Contoh langsung dari guru.
b) Contoh langsung dari siswa yang dianggap baik.
c) Contoh dengan gambar seri/foto.
d) Contoh dengan film/video.
3) Siswa disuruh melaksanakan gerak dengan formasi-formasi yang
ditentukan oleh guru.
4) Guru mengkoreksi dan membetulkan kesalahan-kesalahan yang
bersifat perorangan maupun kelompok.
5) Siswa disuruh mengulangi kembali gerakan sebanyak mungkin untuk
mencapai gerakan otomatis yang benar.
6) Guru mengevaluasi terhadap hasil yang sudah dicapai pada saat itu.

4. Model Pembelajaran Konvensional


a. Pengertian Pembelajaran Konvensional
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

Pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang


berpusat pada guru dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan
oleh guru, jadi guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan proses
belajar termasuk dalam menilai kemajuan siswa. Djamarah (1996), “Pembelajaran
konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan
metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan
pembelajaran”. Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan
ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.
Menurut Jamil Suprihatiningrum (2013: 229) “Model ini berpusat pada guru
(teacher centered) dan melandaskan pada tiga ciri: 1) tipe siswa yang
menghasilkan, (2) alur atau sintaks dalam proses pembelajarannya, dan (3)
lingkungan (suasana) belajarnya”.
Pendapat tersebut menunjukkan pembelajaran konvensional merupakan
model pembelajaran yang berpusat pada guru, dimana hampir seluruh kegiatan
pembelajaran dikendalikan oleh guru dan model ini telah lama dijalankan dalam
sejarah keguruan. Metode yang digunakan dalam pembelajaran konvensional
adalah metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Karena menggunakan
metode tersebut maka siswa kurang terlihat aktif dalam proses belajar.
Pembelajaran konvensional sudah lama digunakan oleh generasi sebelumnya
sehingga sering disebut dengan pembelajaran yang tradisional.
Dalam proses KBM, model pembelajaran konvensional memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) Pembelajaran berpusat pada guru.
2) Terjadi passive learning.
3) Interaksi di antara siswa kurang.
4) Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif.
5) Penilaian bersifat sporadis.
6) Lebih mengutamakan hafalan.
7) Sumber belajar banyak berupa informasi verbal yang didapat dari buku.
8) Mengutamakan hasil daripada proses.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

b. Pelaksanan Model Pembelajaran Konvensional


Model pembelajaran konvensional renang gaya dada adalah model
pembelajaran yang selama ini sering diterapkan dalam proses pembelajaran.
Adapun langkah-langkah pembelajaran konvensional pada pembelajaran renang
gaya dada, sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Apresiasi.
b) Pemanasan untuk meningkatkan suhu tubuh, misalnya lari keliling kolam
renang.
c) Penguluran (stretching) statis dan dinamis.
d) Pemanasan di dalam kolam renang.
2) Inti
a) Pelaksanaan pembelajaran renang gaya dada di Sekolah Menengah Atas
(SMA) adalah dimulai dari pengenalan siswa terhadap lingkungan air.
Siswa tidak begitu saja diajarkan teknik gerakan renang, namun
pentingnya beradaptasi di lingkungan air akan membantu terhadap
kelancaran proses belajar mengajar.
b) Pada tahap selanjutnya siswa diperkenalkan dengan model gerakan
renang gaya dada. Dalam hal ini siswa diminta menganalisis gerakan
renang gaya dada secara seksama, terutama gerakan tungkai. Secara
bertahab, dimulai di atas lantai (disisi kolam) sampai pada tahap praktek
siswa diajarkan gerakan pada kaki dengan berpasangan, dengan salah
satu pasanganya memegangi posisi horisontal dan melakukan gerakan
kaki gaya katak dengan benar dengan posisi diam atau ditempat.
c) Program dilanjutkan dengan guru menginstuksikan gerakan
menggunakan drill kaki berjenjang, yakni mula-mula siswa diminta
untuk melakukan gerakan renang gaya dada dengan meluncur dari tepi
lanjut satu gerakan kaki, selanjutnya diikuti tiga atau empat dayungan
kaki. Setelah dianggap terampil pada fase selanjutnya siswa melakukan
gerakan kaki dari tepi kolam keujung kolam secara maksimal.
3) Pendinginan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

• Pemberian koreksi gerakan dan evaluasi.


c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Konvensional
Ditinjau pelaksanaan model pembelajaran konvensional pada
pembelajaran renang gaya dada dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya.
Kelebihan model konvensional pada pembelajaran renang gaya dada antara lain:
1) Pelaksanaannya tidak membutuhkan biaya yang besar dan
penyampaian informasi cepat.
2) Program pembelajaran lebih terencana, tersusun, dan terkonsep.
3) Peserta didik lebih memperhatikan guru karena pandangan peserta
didik hanya tertuju pada guru.
Kelemahan model pembelajaran konvensional:
1) Kepadatan konsep-konsep yang di ajarkan dapat berakibat peserta didik
tidak mampu menguasai bahan yang di ajarkan (membosankan).
2) Pengetahuan yang diperoleh tidak optimal, karena kertebatasan dan
kurang bebas.
3) Interaksi antara guru dan siswa tidak optimal.

5. Model Pembelajaran Inovatif


a. Pengertian Pembelajaran Inovatif
Model pembelajaran inovatif adalah suatu perencanaan pembaharuan atau
suatu pola inovasi yang digunakan dalam merencanakan pembelajaran dikelas
maupun diluar kelas. Sedangkan Zainal Arifin (mengutip Miles, 1973) “Inovasi
adalah sesuatu yang disengaja, baru, perubahan khusus yang dinggap lebih
manjuruntuk mewujudkan tujuan dari sebuah sistem (2012: 294)”. Dalam kamus
Oxford dijelaskan bahwa inovasi adalah memperkenalkan sesuatu yang baru atau
perubahan dari apa yang ada sekarang, praktik baru atau perubahan perubahan
terhadap metode yang telah ada sekarang.
Seorang pakar pendidikan secara rinci merumuskan pengertian model
pembelajaran inovatif, sebagai berikut:
Model pembelajaran inovatif berasal dari kata inovatif diartikan sebagai
beberapa gagasan dan teknik yang baru. Pembelajaran terjemahan dari
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

kata learnig, yang artinya belajar. Jadi pembelajaran inovatif adalah


pembelajaran yang dikemas oleh guru untuk melakukan langkah belajar
dengan metode baru sehingga memperoleh kemajuan hasil baru (Suyatno,
2009: 6)
Model pembelajaran inovatif menurut Suyatno (2009: 6) ditandai dengan
beberapa prinsip berikut:
1) Pembelajaran bukan pengajaran.
2) Guru sebagai fasilitator bukan instruktur.
3) Siswa sebagai subjek bukan objek.
4) Multimedia bukan monomedia.
5) Sentuhan manusiawi bukan hewani.
6) Pembelajaran induktif bukan deduktif.
7) Materi bermakna bagi siswa bukan sekedar hafalan semata.
8) Ketertiban siswa aktif dan partisipasif bukan pasif.
Pebelajaran inovatif merupakan salah satu pembelajaran yang
dilaksanakan dengan model atau pembaharuan gaya mengajar. Jadi model
pembelajaran inovatif merupakan metode pembelajaran yang menawarkan kepada
siswa hal-hal baru dalam melakukan proses pembelajaran. Kegiatan guru dalam
proses pembelajaran ini adalah memberikan rangsangan kepada siswa untuk aktif
dan kritis dalam melaksanakan tugas dan segala keputusan dalam pelaksanaan tugas
ini diserahkan kepada siswa. Adapun peran guru adalah seakan menjadi teman bagi
siswa dalam proses pembelajaran.
b. Pemilihan Inovasi Pembelajaran
Menurut Aunurrahman (2009: 141) “Model-model pembelajaran yang
dipilih dan dikembangkan guru hendaknya dapat mendorong siswa untuk belajar
mendayagunakan pontensi yang meraka miliki secara optimal”. Menurut Zainal
Arifin (2012: 311-313) “Dalam membetuk inovasi ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan, yaitu: (1) faktor guru (pendidik) (2) faktor peserta didik (siswa) (3)
faktor program pembelajaran (4) faktor fasilitas (5) faktor lingkungan sosial
masyarakat”.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

Berangkat dari pendapat para pakar pendidikan yang mengemukakan


tentang landasan dalam memilih inovasi pembelajaran. Model pembelajaran
inovatif yang akan diangkat oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
1) Menggunakan media audio visual.
Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001:72) mengatakan
bahwa “Video mempunyai kelebihan, yaitu: 1) Program dapat diputar berulang-
ulang, 2) Penyajiannya tidak memerlukan ruang gelap, 3) Program sajian yang
rumit atau berbahaya dapat direkam sebelumnya sehingga waktu mengajar guru
bisa memusatkan perhatian pada penyajian, 4) Mudah dikontrol oleh guru”.
2) Pembuatan kelompok-kelompok kecil pada siswa
Pembuatan kelompok bertujuan memaksimalkan; partisipasi siswa,
kesempatan berlatih, dan kejelasan mempeoleh informasi. Menurut Waluyo
(2011: 30) “Patokan untuk memilih dan mengembangkan formasi adalah (a)
tujuan pengajaran (b) bentuk tugas gerak, dan (c) banyak siswa”.
3) Pemanfaatan software kinovea
Siswa praktek tidak hanya dilakukan di kolam saja melainkan
melakukan praktek di darat juga. Dengan cara siswa mempraktikan gerakan
kemudian di vidio, lalu vidio tersebut di analisis menggunakan software kinovea.
Sehingga spesifikasi gerak yang benar dan salah yang dilakukan siswa bisa
diketahui dengan jelas.
Dengan demikian pembelajaran berpusat pada siswa dan media, guru
sebagai fasilitator (pengawas) dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga
pembelajaran lebih efektif, mudah diarahkan, siswa berperan aktif (tidak berpusat
pada guru), kekurangan dan permasalahan siswa cepat teratasi.
c. Pelaksanan Model Pembelajaran Inovatif
Sebelum pelaksananaan, adapun persiapan yang perlu dilakukan yaitu;
1) Penyiapan media yaitu video pembelajaran yang akan digunakan.
Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 117) “Ada tiga
langkah prosedur penggunaan media pengajaran yang perlu diikuti,
yaitu: (1) persiapan, (2) pelaksanaan (penyajian, penerimaan), dan (3)
tindak lanjut”.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

2) Menyiapkan software kinovea dan kamera. Kamera digunakan untuk


mengambil atau merekam gerakan siswa.
3) Pembuatan kelopok-kelompok kecil pada siswa. Kelompok dibagi
sama rata yaitu masing-masing kelomok terdapat 4 siswa.
Adapun langkah-langkah pembelajaran inovatif pada pembelajaran renang
gaya dada, sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Apresiasi.
b) Pemanasan untuk meningkatkan suhu tubuh, misalnya lari keliling
kolam renang.
c) Penguluran (stretching) statis dan dinamis.
d) Pemanasan di dalam kolam renang.
2) Inti
a) Sebelum pelaksanaan praktik di kolam
Awal pertemuan siswa diberi penjelasan teknis pelaksanaan model
pembelajaran inovatif yang akan dijalankan, dengan cara;
• Siswa diperlihatkan vidio
• Siswa dijelaskan carakerja software kinovea
• Siswa dibuat kelompok-kelompok kecil
b) Pelaksanaan di kolam
• Siswa diposisikan menurut kelompok masing-masing.
• Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari pengenalan siswa terhadap
lingkungan air. Siswa tidak begitu saja diajarkan teknik gerakan
renang, namun pentingnya beradaptasi di lingkungan air akan
membantu terhadap kelancaran proses belajar mengajar.
• Pada tahap selanjutnya siswa dipersilahkan mencoba mempraktikan
gerakan sesuai imajinasi masing-masing siswa setelah melihat vidio
dalam satu kelompok masing-masing. Dalam hal ini siswa diminta
menganalisis gerakan renang gaya dada secara seksama, terutama
gerakan tungkai. Selanjutnya pada tahap praktek siswa diajarkan
gerakan pada kaki dengan berpasangan, dengan salah satu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

pasanganya memegangi posisi horisontal dan melakukan gerakan


kaki gaya katak dengan benar dengan posisi diam atau ditempat
dalam kelompok masing-masing dan didampingi media (vidio) dan
guru.
• Program dilanjutkan dengan guru menginstuksikan gerakan
menggunakan drill kaki berjenjang, yakni mula-mula siswa diminta
untuk melakukan gerak renang gaya dada dengan meluncur dari tepi
lanjut satu gerakan kaki, selanjutnya diikuti tiga atau empat
dayungan kaki.
• Kemudian siswa dipersilahkan mempragakan teknik renang di darat
dan dividio, kemudian dianalisis melalui software kinovea.
• Siswa didrill kembali. Setelah dianggap terampil, pada fase
selanjutnya siswa melakukan gerakan kaki dari tepi kolam keujung
kolam secara maksimal.
c) Pendinginan
• Pemberian koreksi gerakan dan evaluasi.
d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inovatif
Ditinjau pelaksanaan model pembelajaran inovatif pada pembelajaran
renang gaya dada dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan
model pembelajaran inovatif antara lain:
1) Materi yang disampaikan memperlihatkan suatu peristiwa teknik
renang gaya dada secara berkesinambungan, menggambarkan suatu
proses secara tepat yang dapat disaksikan berulang-ulang.
2) Para siswa mampu melihat serta mengkoreksi teknik gerakan renang
gaya dada dengan baik.
3) Bersifat menyenangkan (rekreatif) karena pembelajaran berdasar
kelompok kecil dan siswa diberi kebebasan bisa berdiskusi secara
langsung dengan teman satu kelompok.
4) Masalah yang timbul bisa langsung tertangani melalui koreksi dan
diskusi teman satu kelompok.
5) Pengetahuan dibangun dengan penemuan terbimbing.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

6) Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang


berpusat pada siswa.
Kelemahan model pembelajaran inovatif:
1) Memerlukan biaya yang mahal.
2) Siswa kurang aktif dalam proses belajar akan semakin tertinggal.
3) Situasi kelas kurang terkoordinir jika siswa tidak tertip, karena pusat
kegiatan belajar adalah siswa dan media.

B. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran renang gaya dada bisa berlangsung dengan efektif
dan optimal tergantung oleh beberapa factor, antara lain; guru, model pembelajaran
dan media pembelajaran. Permasalahan yang sering terjadi dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani adalah media dan model atau cara menyampaikan
materi pelajaran. Siswa sering kali kurang mampu memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
Pelaksanaan model pembelajaran Konvensional dan Inovatif dalam belajar
renang gaya dada merupakan bentuk model yang mengarah pada pengembangan
teknik. Dari kedua model yang tersebut bertujuan untuk merangsang siswa agar
siswa tertarik dan mau belajar renang gaya dada dan akhirnya siswa mudah dalam
memahami teknik pembelajaran renang gaya dada yang diberikan. Ditinjau dari
penggunaan media dan cara pelaksanaan, dari kedua model tersebut tentu akan
menimbulkan respon yang berbeda. Model Inovatif memiliki kecenderungan
pengembangan unsur teknik pembelajaran renang gaya dada lebih baik. Hal ini
karena, pemanfaatan media secara optimal, pembelajaran lebih menyenangkan, dan
selama proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru, media dan siswa secara
baik. Materi yang disampaikan memperlihatkan suatu peristiwa teknik renang gaya
dada secara ajek dan berkesinambungan, serta peran aktif siswa secara tidak
langsung akan timbul dalam proses pembelajaran tersebut. Namun sebaliknya,
dalam pelaksanaan model pembelajaran konvensional ditinjau dari model
pelaksanaan yang ada, kecenderungan pengembangan unsur teknik bisa lebih baik
apabila dilakukan dalam skala atau jumlah siswa sedikit.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

Dari perbedaan karakteristik kedua model tersebut tentu akan memberi


dampak yang berbeda terhadap hasil belajar renang gaya dada. Dengan demikian
diduga, pelaksanaan model pembelajaran Konvensional dan Inovatif memiliki
perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar elemen gerak kaki renang gaya dada.
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan
di atas, dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Renang Gaya Dada

Kemampuan Elemen gerak kaki


Renang Gaya Dada

Model
Konvensional Inovatif
Pembelajaran

Hasil Model konvensional Hasil Model Inovatif

Dibandingkan

Kesimpulan

C. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan di atas dapat
Gambardirumuskan
5. Skemahipotesis
Kerangkasebagai berikut:
Berfikir
1. Ada perbedaan pengaruh model pembelajaran konvensional dan inovatif
terhadap peningkatan hasil belajar elemen gerak kaki renang gaya dada pada
Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2020/2021.
2. Pengaruh hasil belajar elemen gerak kaki renang gaya dada menggunakan
model pembelajaran inovatif lebih baik pengaruhnya dari pada model
pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar elemen gerak kaki renang
gaya dada pada Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran
2020/2021.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

Anda mungkin juga menyukai