id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
A. Renang Gaya Dada
a. Pengertian Renang Gaya Dada
Renang gaya dada sering disebut juga renang gaya katak. Sebutan ini
dikarenakan renang gaya dada tersebut mirip sekali dengan gerakan katak pada
waktu berenang. Gaya dada dipakai sebagai terjemahan dari breast stroke. Renang
gaya dada memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan renang gaya
lain. Renang gaya dada biasa digunakan dengan waktu yang relatif lama dengan
pengeluaran energi yang sedikit. Renang gaya dada ini juga memungkinkan
perenang melihat ke depan untuk melihat jarak yang masih harus ditempuh dan
teknik pernafasan yang cukup sederhana. Selain dipertandingkan, gaya ini paling
sering digunakan untuk memberikan pertolongan, menyelam, berenang di air yang
berombak dan lain sebagainya.
Menurut peraturan PRSI/ FINA, aturan renang gaya dada (breast stroke)
yang dikutip oleh Dumadi dan Kasiyo Dwijowinoto (1992: 104)
Suatu gaya renang yang sejak dimulainya dayungan lengan yang pertama
sesudah start dan sesudah pembalikan badan harus telungkup dan kedua
bahu segaris dengan air. Semua gerakan lengan selamanya harus serempak
dan dalam bidang horizontal yang sama, tanpa gerakan bergantian. Kedua
lengan harus didorong ke depan bersama-sama dari dada, lalu ditarik ke
belakang dibawah permukaan air. Gerakan kedua tungkai harus serempak
dalam bidang horizontal yang sama. Pada waktu mendorong tungkai,
kedua tungkai harus diarahkan keluar pada saat ke belakang. Dalam satu
gerakan keseluruhan, sebagian kepala harus memecah permukaan air pada
saat kedua lengan ditarik ke belakang.
b. Teknik Dasar Renang Gaya Dada
Menurut Ermat Suryatna dan Adang Suherman (2004: 104-106) bahwa,
“Dari keseluruhan teknik gerakan renang gaya dada dapat dibagi menjadi 5 bagian
6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
rekor dunia 200 m gaya dada dengan catatan waktu 2: 36,5. Dalam
teknik cathersole, kepala selalu dalam posisi terlengkuk, gerakan
tungainya sangat bagus tetapi tarikan lengannya relatif lemah.
Dikatakan bahwa dorongan majunya 80% berasal dari tungkai dan
lengan hanya 20% (hlm. 69-70).
Tenik gerakan yang paling banyak dikembangkan dalam gaya dada adalah
gerakan tungkai. Idealnya, gerakan kaki dalam gaya dada dapat menyumbang
sekurangnya 50% dari kecepatan renangan yang dihasilkannya. Bila gerakan kaki
ini dapat dilakukan dengan lebih kuat dan baik, kontribusi gerakan kaki ini bisa
lebih dari setengahnya untuk berprestasi. Aspek penting dari kaki gaya dada adalah
bertanbahnya kecepatan ketika gerakan jejakan kaki dilakukan, sifat dari kaki
bukanlah melakukan tendangan melainkan melakukan dorongan ke belakang dan
harus di ingat bahwa di dalam gaya dada tarikan tungkai kaki bagian bawah
kemudian arah dari pergelangan mata kaki dalam mengambil sikap mendorong.
Perenang gaya dada harus memiliki fleksibilitas lutut yang baik, terutama untuk
penekukan mata kaki (yaitu membawa ujung dari kaki ke atas mengarah kelutut).
Menurut Sugiyanto dan Agus Supriyanto (2004: 75-77) bahwa,
Serangkaian gambar ini menunjukan cara yang betul dari gerakan cambuk gaya
dada:
1) Ketika tungkai tidak melakukan jejakan, kedua kaki harus lurus
sepenuhnya, posisi datar denagan permukaan air. Kaki harus pelantar
flexeed (runcing)
2) Pemulihan tungkai mulai dengan tekukan tungkai pada pinggul dan lutut.
Beberapa pelatih menyuruh beberapa perenang menjaga kedua tumitnya
bersatu ketika dibawa keatas. Perenang yang tungkainya baik kedua
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
3) Ketika kedua tumit mendekati pantat, kaki mulai menekuk pada mata kaki
(dorsi flexed) dan kedua tumit dan lutut agak membentang.
5) Beberapa inci pertama dari jejakan kaki kebelakang tidak mendorong dan
digunakan bagi kaki untuk mempercepat dan memungkinkan ujung-ujung
kaki dalam posisi yang baik untuk melakukan jejakan kebelakang dengan
sisi dan dasar dari kaki. Pada saat ini, kaki terikat dengan air dan menjadi
efektif.
6) Ujung kaki didorong kearah luar dan kebelakang ketika lutut merentang.
Kedua tungkai bagian atas didorong ke atas permukaan air oleh dari aksi
dari otot-otot extensor pinggul yang kuat.kedua ujung kaki, masih dorsi
flexed, mendorong kaki dengan telapak kakinya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
7) Ketika kedua kaki terus melentang pada kedua lututnya, kedua tungkai itu
mulai disatukan. Tungkai bagian atas terus didorong keatas.
13
14
15
16
17
Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki.
3. Model Pembelajaran
a. Hakikat Model Pembelajaran
Menurut Waluyo (2011: 30) “Model pembelajaran merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang di sajikan secara khas
oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai
dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran”. Sedangkan
menurut Jamil Suprihatiningrum (2013: 37) “Model pembelajaran merupakan suatu
rancangan yang didalamnya menggambarkan sebuah proses pembelajaran yang
dapat dilaksanakan oleh guru dalam mentransfer pengetahuan maupun nilai-nilai
kepada siswa”.
Dilihat dari pengertian model pembelajaran dan hakikat belajar mengajar
dapat disimpulkan, bahwa seluruh aktivitas pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan oleh guru harus bermuara pada terjadinya proses belajar siswa dan
model-model pembelajaran dikembangkan utamanya beranjak dari adanya
perbedaan yang berkaitan dengan berbagai karakteristik siswa, oleh karena siswa
memiliki berbagai karakteristik kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, modalitas
belajar yang bervariasi antara individu satu dengan yang lain, maka model
pembelajaran guru juga harus selakyaknya tidak terpaku hanya pada model tertentu,
akan tetapi harus bervariasi.
b. Model Belajar Renang Gaya Dada
Model belajar renang gaya dada tidak jauh beda dengan model belajar
olahraga pada umumnya. Setelah memahami dan mencermati hakikat dari belajar
dan pembelajaran, maka dalam memilih model kegiatan belajar mengajar harus lah
dicermati dengan matang dan hendaknya bisa menyesuaikan dengan lingkungan
yang ada.
Beberapa model pembelajaran yang dikemukakan oleh Lapp, Bender,
Ellenwood, dan John dalam buku Aunurrahman (2009: 147) menggemukakan
berbagai aktivitas belajar mengajar dapat dijabarkan dari 4 model utama, yaitu;
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
19
20
21
22
23
24
25
26
B. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran renang gaya dada bisa berlangsung dengan efektif
dan optimal tergantung oleh beberapa factor, antara lain; guru, model pembelajaran
dan media pembelajaran. Permasalahan yang sering terjadi dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani adalah media dan model atau cara menyampaikan
materi pelajaran. Siswa sering kali kurang mampu memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
Pelaksanaan model pembelajaran Konvensional dan Inovatif dalam belajar
renang gaya dada merupakan bentuk model yang mengarah pada pengembangan
teknik. Dari kedua model yang tersebut bertujuan untuk merangsang siswa agar
siswa tertarik dan mau belajar renang gaya dada dan akhirnya siswa mudah dalam
memahami teknik pembelajaran renang gaya dada yang diberikan. Ditinjau dari
penggunaan media dan cara pelaksanaan, dari kedua model tersebut tentu akan
menimbulkan respon yang berbeda. Model Inovatif memiliki kecenderungan
pengembangan unsur teknik pembelajaran renang gaya dada lebih baik. Hal ini
karena, pemanfaatan media secara optimal, pembelajaran lebih menyenangkan, dan
selama proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru, media dan siswa secara
baik. Materi yang disampaikan memperlihatkan suatu peristiwa teknik renang gaya
dada secara ajek dan berkesinambungan, serta peran aktif siswa secara tidak
langsung akan timbul dalam proses pembelajaran tersebut. Namun sebaliknya,
dalam pelaksanaan model pembelajaran konvensional ditinjau dari model
pelaksanaan yang ada, kecenderungan pengembangan unsur teknik bisa lebih baik
apabila dilakukan dalam skala atau jumlah siswa sedikit.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
Model
Konvensional Inovatif
Pembelajaran
Dibandingkan
Kesimpulan
C. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan di atas dapat
Gambardirumuskan
5. Skemahipotesis
Kerangkasebagai berikut:
Berfikir
1. Ada perbedaan pengaruh model pembelajaran konvensional dan inovatif
terhadap peningkatan hasil belajar elemen gerak kaki renang gaya dada pada
Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2020/2021.
2. Pengaruh hasil belajar elemen gerak kaki renang gaya dada menggunakan
model pembelajaran inovatif lebih baik pengaruhnya dari pada model
pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar elemen gerak kaki renang
gaya dada pada Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran
2020/2021.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28