Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU FAAL

INDERA RASA KULIT I


Dosen Pengampu : Sundari Indah Wiyasihati, dr.,M.Si

Disusun Oleh :
Rima Azimah
152110483033
Kelompok B

PRODI D-IV PENGOBAT TRADISIONAL


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022
PENDAHULUAN

A. Tinjauan Pustaka

Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua golongan
menurut phylogenesisnya, jalur-jalur saraf spinalnya dan daerah cortex cerebri
dimana mereka di integrasikan.
Golongan pertama yaitu, paleo-sensibilities, meliputi rasa-rasa primitif atau
rasa-rasa vital, yaitu: rasa raba, tekan, nyeri, dingin dan panas. Saraf-saraf aferen
dari rasa-rasa ini bersinap dengan interneuron-interneuron yang bersinap lagi
dengan motor-motor neuron dari medula spinalis dan juga dengan thalamus dan
cortex cerebri melalui tractus spinothalamicus.
Golongan kedua: gnostic atau neo-sensibilities, meliputi rasa-rasa yang
sangat dideferensiasikan, seperti lokalisasi rasa tekan, diskriminasi rasa tekan,
diskriminasi kekuatan rangsangan (Hukum Weber-Fechner), dan kemampuan
diskriminasi yang meliputi kemampuan diskriminasi kekasaran, kemampuan
diskriminasi ukuran, dan kemampuan diskriminasi bentuk. Saraf-saraf aferen dari
rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui tractus
dorsospinalis ke daerah sensoris di dalam cortex cerebri setelah di integrasikan
seperlunya.
TATA KERJA

B. NEO-SENSIBILITIES
B.I. Lokalisasi Rasa Tekan
1. Menyediakan 2 buah pensil dan 1 penggaris.
2. Meminta bantuan pada orang di sekitar untuk berperan sebagai orang
coba dalam percobaan ini dengan memperhatikan protokol kesehatan.
3. Menutup mata orang percobaan, kemudian menekan ujung pensil
dengan kuat pada ujung jarinya.
4. Meminta orang percobaan menunjukkan dengan pensil tempat yang
telah dirangsang itu. Lalu menentukan jarak antara titik rangsangan
dengan titik tunjuk dalam milimeter.
5. Mengulangi percobaan tersebut tiga kali dan menentukan jarak rata-
ratanya.
6. Melakukan percobaan tersebut untuk daerah-daerah telapak tangan,
lengan bawah, lengan atas, pipi dan kuduk pada orang coba.
7. Menjelaskan apakah ada perbedaan di setiap lokasi percobaan tersebut

B.II Diskriminasi Rasa Tekan

1. Menyediakan jangka dan penggaris.


2. Meminta bantuan pada orang di sekitar untuk berperan sebagai orang
coba dalam percobaan ini dengan memperhatikan protokol kesehatan
dan memperhatikan kekuatan dalam memberikan tekanan pada orang
coba (ujung jangka cukup tajam dan dapat melukai orang coba).
3. Menutuplah mata orang percobaan, kemudian lmeetakkan kedua ujung
sebuah jangka secara serentak (simultant) pada ujung jarinya.
4. Mengambil mula-mula jarak ujung jangka yang kecil sehingga orang
percobaan belum dapat membedakan dua titik; kemudian
memperbesar jarak kedua ujung jangka setiap kali dengan 2 mm,
sehingga tepat dapat dibedakan dua titik oleh orang percobaan.
5. Mengulangi percobaan ini dengan jarak ujung jangka yang besar
dahulu, kemudian dikecilkan setiap kali dengan 2 mm sampai ambang
diskriminasi. Lalu mengmbil jarak rata-rata dari tindakan nomor 3 dan
4.
6. Mengulangi langkah-langkah tersebut di atas, namun dengan
menekankan kedua ujung jangka secara berturut-turut (successif).
7. Menentukan dengan cara-cara tersebut di atas ambang diskriminasi
dua titik untuk daerah-daerah kuduk, bibir dan pipi. Lalu menjelaskan
apakah ada perbedaan.

B.III. Dikriminasi Kekuatan Rangsangan (Hukum Weber-Fechner)

Memperhatikan penjelasan dari dua video dalam petunjuk pelaksanaan ini

a. Click here to view the video_1 !

b. Click here to view the video_2 !


HASIL PRAKTIKUM

B.I. Lokalisasi Rasa Tekan

Tabel 1. Hasil Percobaan B.I.

Telapak Lengan Lengan


No. Ujung Jari Pipi Kuduk
Tangan Bawah Atas

1. 6 mm 9 mm 30 mm 30 mm 4 mm 16 mm

2. 3 mm 7 mm 21 mm 10 mm 4 mm 10 mm

3. 2 mm 6 mm 9 mm 9 mm 3 mm 8 mm

Rata-Rata 3,7 mm 7,4 mm 20 mm 16,4 mm 3,7 mm 11,4 mm

B.II. Diskriminasi Rasa Tekan

Tabel 2. Hasil Percobaan B.II. Jarak Jangka Kecil ke Besar


Ujung Jari Kuduk Bibir Pipi
No. Jarak (mm)
Stimulant Succesif Stimulant Successif Stimulant Seccessif Stimulant Successif

1. 2 mm 4 mm 2 mm 6 mm 3 mm 1 mm 2 mm 5 mm 3 mm

2. 4 mm 2 mm 2 mm 4 mm 2 mm 1 mm 1 mm 5 mm 4 mm

3. 6 mm 2 mm 2 mm 9 mm 2 mm 2 mm 3 mm 7 mm 4 mm

Tabel 3. Hasil Percobaan B.II. Jarak Jangka Besar ke Kecil


Ujung Jari Kuduk Bibir Pipi
No. Jarak (mm)
Stimulant Succesif Stimulant Successif Stimulant Seccessif Stimulant Successif

1. 6mm 3 mm 3 mm 2 mm 2 mm 1 mm 2 mm 6 mm 4 mm

2. 4 mm 2 mm 3 mm 1 mm 2 mm 1 mm 2 mm 5 mm 4 mm

3. 2 mm 2 mm 3 mm 1 mm 2 mm 1 mm 2 mm 5 mm 4 mm
PEMBAHASAN

B.I. Lokalisasi Rasa Tekan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan memberikan


tekanan pada orang percobaan pada daerah ujung jari, lengan bawah, lengan
atas, kuduk, pipi dan bibir, ketepatan atau kesenssitifan orang percobaan dalam
menunjukan titik tekanan tidaklah sama.
Hasil rata-rata kesensitifan bagian tubuh orang percobaan yang paling
mendekati lokasi tekanan adalah ujung jari dan pipi. Sedangkan rata-rata
kesensitifan bagian tubuh orang percobaan yang paling jauh dari lokasi tekanan
adalah lengan bawah.

B.II. Diskriminasi Rasa Tekan

Berdasar hasil percobaan yang dilakukan dengan 2 metode yaitu


stimulant (serentak) dan successif (berturut-turut), rasa tekanan yang lebih
dapat dibedakan antara titik tekan 1 dengan titik tekan 2 oleh orang percobaan
adalah dengan metode successif (berturut-turut). Orang percobaan cenderung
merasa diberikan 1 titik penekanan jika menggunakan metode stimulant
(serentak) meskipun pada jarak 4 mm sekalipun.
Hasil kesensitifan orang percobaan dalam menunjukkan lokasi tekanan
yang diberikan pun berbeda-beda baik dengan metode stimulant (serentak)
maupun successif (berturut-turut).
JAWABAN PERTANYAAN

B.I. Lokalisasi Rasa Tekan

1. Jelaskan apakah ada perbedaan di setiap lokasi percobaan tersebut


Jawab :
Terdapat perbedaan pada tiap-tiap daerah yang dirangsang oleh tekanan.
Pada percobaan yang telah dilakukan, daerah tubuh orang percobaan yang
paling peka/sensitif terhadap rasa tekan yaitu ujung jari dan pipi (3,7 mm)
diikuti oleh telapak tangan, kuduk, lengan atas hingga lengan bawah (20
mm)

B.II. Diskriminasi Rasa Tekan

1. Adakah perbedaan diskriminasi bila ujung-ujung jangka ditekankan secara


stimulant dan successif?
Jawab :
Terdapat perbedaan antara metode stimulant dan successif. Berdasarkan
hasil percobaan, rasa tekanan yang lebih dapat dibedakan antara titik tekan
1 dengan titik tekan 2 oleh orang percobaan adalah dengan metode
successif (berturut-turut). Orang percobaan cenderung merasa diberikan 1
titik penekanan jika menggunakan metode stimulant (serentak) meskipun
pada jarak 4 mm sekalipun.

B.III. Diskriminasi Kekuatan Rangsangan (Hukum Weber-Fechner)

1. Jelaskan secara singkat mengenai hukum weber-fechner!


Jawab :
Kemampuan seseorang dalam membedakan kekuatan rangsangan rasa-rasa
yang datang kepada tubuhnya tidak ditentukan pada kekuatan yang mutlak
(absolut) melainkan pada perbedaan relatifnya. Artinya, semakin besar
intensitas sensorik yang diterima, semakin besar pula perubahan tambahan
rangsangan yang diperlukan agar kita dapat mendeteksi perubahan
tersebut. Dimana pengertian tersebut dapat dianalogikan seperti seseorang
yang memegang 50gram batu, tidak dapat merasakan kenaikan beban bila
hanya ditambahkan 2 gram batu lagi. Namun, jika seseorang memegang 50
gram batu,lalu ditambahkan 55 gram batu lagi, maka orang tersebut tentu
akan merasakan perbedaan beratnya.

2. Apakah hukum ini berlaku untuk semua indera? Berikan contoh-


contohnya!
Jawab :
Pembuktian yang dilakukan terkait prinsip hukum weber fechner bila
dilihat dari sisi kuantitatif hanya dapat berlaku pada penglihatan,
pendengaran, dan pengalaman sensorik kutaneus yang lebih tinggi, dan
penerapannya tidak begitu baik pada kebanyakan pengalaman sensorik
jenis lain.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton and Hall Textbook Of Medical Physiology 12th Edition. Hal. 579

Anda mungkin juga menyukai