Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TUBUH 1

MEKANISME SENSORIS INDERA RASA KULIT

KELOMPOK 3

GAISKA MENDIETA (20190710005)

FEILIANA MARIA HARTANTO (20190710014)

ANDINI HAYU MUDHAMMATANIE (20190710034)

NOVIA HARLIATI (20190710042)

TIFFANY EUGENIA TJANDRA (20190710043)

SYAKHNA ALIFATUZZAHRA (20190710047)

A MUHAMMAD RIZQA WIDYATNA (20190710069)

SAKANTI FIRJATULLAH SISMIANTO (20190710076)

ROY SYAHPUTERA WIRAWIJAYA (20190710079)

SYARIFA NADIA HAMBAMI (20190710084)

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Hang Tuah Surabaya

Tahun 2019
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………

1.1 LATAR BELAKANG ……………………………………………………… 3

1.2 TUJUAN ……………………………………………………………………. 3

BAB II METODE KERJA ……………………………………………………………… 4

2.1 ALAT DAN BAHAN ………………………………………………………. 4

2.2 LANGKAH KERJA ………………………………………………………… 4

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………...

3.1 HASIL ………………………………………………………………………. 5

3.2 PEMBAHASAN …………………………………………………………….. 9

BAB IV KESIMPULAN ………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 9

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indera rasa kulit manusia adalah indera yang peka terhadap rangsangan dari luar tubuh.
Ada golongan mekanisme sensoris yang dimiliki indera rasa kulit, yaitu golongan paleo-
sensibilities dan gnostic / neo-sensibilities.Paleo-sensibilities meliputi rasa-rasa primitive
yaitu rasa raba, tekan, nyeri, dingin, dan panas. Sedangkan Gnostic / neo-sensibilities
meliputi rasa-rasa yang dideferensiasikan.
Di dalam diferensiasi suatu rasa, kulit dapat mendeteksi rasa apa yang sedang
dirasakannya dan berlokasi di kulit bagian mana. Semua rasa sensoris yang diterima kulit
dideteksi oleh reseptor yang akan diteruskan ke otak untuk dipersepsikan, kemudian akan
merespons rangsangan tersebut. Urutan rangsangan yang diterima dari kulit adalah sebagai
berikut: Stimulus diberikan pada kulit - Reseptor menerima stimulusyang diberikan - Saraf
Sensoris meneruskan rangsangan melalui aferen - Saraf Asosiasi Area Sensoris - Persepsi
dibentuk melalui korteks cerebri - Area Motorik - Saraf Motorik - Efektor – Resptor.

1.2 Tujuan
1. Pada akhir praktikum mahasiswa dapat mengetahui kemampuan kulit dalam menerima
stimulus.
2. Mahasiswa mengetahui dengan jelas perbedaan diskriminasi secara successif dan
simultant.
3. Mahasiswa dapat menentukan bagian tubuh yang memiliki kepekaan yang paling tinggi

3
BAB II
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
1. Jangka
2. Penggaris
2.2 Langkah Kerja
B.I Lokalisasi Rasa Tekan
1. Tutuplah mata orang percobaan, kemudian tekanlah ujung pensil dengan kuat pada
ujung jarinya.
2. Suruhlah orang percobaan menunjukkan dengan pensil tempat yang telah dirangsang
itu. Tentukan jarak anatara titik rangsangan dengan titik tunjuk dalam millimeter.
3. Ulangi percobaan tersebut tiga kali dan tentukan jarak rata-ratanya
4. Lakukan percobaan tersebut untuk daerah-daerah telapak tangan, lengan bawah,
lengan atas, pipi, dan kuduk.

B.II Diskriminasi Rasa Tekan

1. Tutuplah mata orang percobaan, kemudian letakkanlah kedua ujung sebuah jangka
secara serentak (simultant) pada ujung jarinya.
2. Ambillah mula-mula jarak ujung jangka yang kecil sehingga orang percobaan belum
dapat membedakan dua titik ; kemudian perbesarlah jarak kedua ujung jangka setiap
kali dengan 2 mm, sehingga tepat dapat dibedakan dua titik oleh orang percobaan
3. Ulangi percobaan ini dengan jarak ujung jangka yang besar dahulu, kemudian
dikecilkan setiap kali dengan 2 mm sampai ambang diskriminasi. Ambillah jarak rata-
rata dari tindakan no. 2 dan 3
4. Lakukan percobaan no. 1 s.d. 3, tetapi sekarang dengan menekankan kedua ujung
jangka secara berturut-turut (successif)
5. Tentukan dengan cara-cara tersebut di atas ambang diskriminasi dua titik untuk
daerah-daerah kuduk, bibir, dan pipi.Catatlah yang saudara alami

4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Praktikum
A. PALEO-SENSIBILITIES
A.I Rasa-rasa Panas dan Dingin
Air Rasa
Kevin Jenni
Panas (kanan) Panas ke dingin Panas ke dingin
Dingin (kiri) Pedih, mati rasa, hangat Kram, sedikit hangat

Rasa
Ricky Syifa
- Biasa Biasa
Air Dingin Dingin
Alkohol Lebih dingin Lebih dingin

A.II. Reaksi-reaksi di Kulit


 Lengan bawah
Cicil Daniel

 Kuduk

5
Cicil Daniel

 Pipi
Cicil Daniel

B. NEO-SENSIBILITIES
B.I Lokalisasi Rasa Tekan
 Laki-laki (Roy)
Lokasi Tekanan Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Rata-rata
Ujung Jari - (5 mm) - (1 mm) - (3 mm) 3 mm
Telapak Tangan - (5 mm) - (16 mm) - (13 mm) 11,3 mm
Lengan Bawah - (31 mm) - (12 mm) - (13 mm) 18,7 mm
Lengan Atas - (23 mm) - (14 mm) - (9 mm) 15,3 mm
Pipi - (5 mm) - (10 mm) - (5 mm) 6,7 mm
Kuduk - (9 mm) - (1 mm) - (3 mm) 15,7 mm

 Perempuan (Fei)
Lokasi Tekanan Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Rata-rata
Ujung Jari + - (3 mm) + 1 mm
Telapak Tangan - (7 mm) - (5 mm) - (4 mm) 5,3 mm

6
Lengan Bawah - (5 mm) - (7 mm) - (9 mm) 7 mm
Lengan Atas - (25 mm) - (8 mm) - (12 mm) 15 mm
Pipi - (10 mm) + - (7 mm) 12,3 mm
Kuduk - (3 mm) - (5 mm) - (3 mm) 3,67 mm

B.II Diskriminasi Rasa Tekan


Besar – Kecil
 Successif
Roy
Jarak (mm) Kuduk Bibir Pipi Ujung Jari
23 + + + +
21 + + + +
19 - + + +
17 - + + +
15 - + + +
13 - + + +
11 - + + +
9 - + + +
7 - + - +
5 - + - +
3 - + - +

Kanti
Jarak (mm) Kuduk Bibir Pipi Ujung Jari
20 - - - +
18 - + - +
16 - + - +
14 - + + +
12 - + + +
10 - + + +
8 - + + +
6 - + + +
4 + + - +

 Simultant
Roy
Jarak (mm) Kuduk Bibir Pipi Ujung Jari
13 - + + +
11 + + + +
9 - + + +

7
7 - + + +
5 - + + +
3 - + + +

Kanti
Jarak (mm) Kuduk Bibir Pipi Ujung Jari
8 + + + +
6 + + + +
4 - - - +

Kecil – Besar
 Successif
Roy
Jarak (mm) Kuduk Bibir Pipi Ujung Jari
3 - + - +
5 - + - +
7 - + - +
9 - + - +
11 - + + +
13 - + + +
15 - + + +
17 - + + +
19 - + + +
21 - + + +
23 + + + +

Kanti
Jarak (mm) Kuduk Bibir Pipi Ujung Jari
4 - + - +
6 - + - +
8 - + - +
10 - + + +
12 - + + +
16 + + + +

 Simultant
Roy
Jarak (mm) Kuduk Bibir Pipi Ujung Jari
3 - + - +
5 - + - +
7 - + + +

8
9 - + + +
11 + + + +

Kanti
Jarak (mm) Kuduk Bibir Pipi Ujung Jari
4 - + - +
6 + + + +

B.III Diskriminasi Kekuatan Rangsangan (Hukum Weber-Fechner)


Beban awal Listya Rezon
10 gr + -
20 gr + -
30 gr + +
50 gr + +
100 gr + +
Keterangan:
+ : Dapat merasakan perbedaan beban
- : Tidak dapat merasakan perbedaan beban
B.IV Kemampuan Diskriminasi
Kemampuan diskrminasi kekerasan :
 Laki-laki: Ariel

Kekasaran kertas gosok Ujung jari Lengan bawah Kuduk


1 + + +
2 + + -
3 + + -
4 + + +
5 + + +
6 + + +

 Perempuan: Naura

9
Kekasaran kertas gosok Ujung jari Lengan bawah Kuduk
1 + + -
2 + + +
3 - + +
4 - - +
5 + + +
6 + + -

Kemampuan diskriminasi ukuran


 Laki-laki: Daffa
Cincin Telapak tangan Lengan bawah Kuduk
1 + + +
2 + + +
3 + + +

 Perempuan: Dwina

Cincin Telapak tangan Lengan bawah Kuduk


1 + + +
2 + + +
3 + - +

Kemampuan diskriminasi bentuk

10
 Laki-laki: Hasbi

Bentuk Telapak tangan Lengan bawah Kuduk


Kerucut 1 + - -
Kerucut 2 + - +
Kerucut 3 + + -
Kerucut 4 + + -
Kubus 1 + - +
Kubus 2 + - -
Lingkaran + - -
Tabung + + -

 Perempuan: Chikita

Bentuk Telapak tangan Lengan bawah Kuduk

Kerucut 1 + + +
Kerucut 2 + + +
Kerucut 3 + + -
Kerucut 4 + + +
Kubus 1 + + +
Kubus 2 + + +
Lingkaran + + +
Tabung + + -

11
Keterangan :

+ : Dapat membedakan

- : Tidak dapat membedakan

3.2 Pembahasan
A. PALEO-SENSIBILITIES
A.I. Rasa-rasa panas dan dingin
Percobaan untuk mendeteksi rasa panas dan dingin dilakukan dengan memasukkan
telunjuk kedalam air es, air panas dan air dengansuhu kamar. Jari telunjuk yang dimasukkan
kedalam air se laludimasukkan ke dalam air dengan suhu kamar terasa lebih
hangan,sedangkan jari telunjuk yang dimasukkan ke dalam air panas terasa lebih dingin saat
dimasukkan ke dalam air dengan suhu kamar. Hal inidisebabkan karena adanya perbandingan
atau perbedaan relatif indera rasakita saat merasakan panas dingin, bukan kekuatan mutlak
dari suhu suatu benda.Pada percobaan meniup punggung tangan, orang coba merasa
dinginkarena terjadi penguapan pada permukaan punggung tangan denganmengambil panas
dari kulit. Saat punggung tangan dibasahi oleh airkemudian ditiup, air akan menyerap kalor
untuk menguap, tetapi
proses penguapan air lebih lama dibandingkan dengan proses penguapan alkohol.Maka dari
itu, saat orang coba mengoleskan alkohol terlebih dahulu, tiupanakan terasa lebih dingin
dibanding saaat diberi air. Hal ini disebabkan karenatitik penguapan alkohol lebih rendah

12
dari air sehingga mengambil kalor lebih banyak dari permukaan kulit dan orang coba merasa
lebih dingin.Pada percobaan dengan alkohol pada kulit, mula-mula timbul rasa dinginlalu
disusul rasa panas. Rasa dingin ini disebabkan oleh penguapan alkohol,tetapi karena proses
penguapan alkohol berlangsung cepat, maka lama-kelamaan alkohol menguap habis dan suhu
permukaan kulit kembali normal.Saat permukaan kulit kembali ke suhu normal, orang coba
merasakan panaskarena kulit mengalami kenaikan suhu. Dari hasil percobaan tersebut dapat
disimpulkan, bila suatu rangsang tetapdiberikan secara terus menerus pada suatu reseptor,
frekuensi potensial aksi disaraf sensorik lama-kelamaan akan menurun. Hal ini yang
dinamakanadaptasi. Dengan adanya proses adaptasi pada tubuh seseorang, rasa panasyang
dirasakan pada percobaan meniup punggung tangan denganmengoleskan alkohol sebelumnya
akan hilang dan tidak berlangsung terus-menerus

A.II. Reaksi-reaksi di kulit


Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan pada daerah lengan bawah, kuduk dan pipi.
Pada masing-masing daerah tersebut ditandai sebuah persegi dengan ukuran 3 x 3 cm. Untuk
menentukan titik- titik panas pada daerah coba digunakan kerucut kuningan yang telah
direndam dengan air panas yang bersuhu 50ᵒC. Sedangkan untuk menentukan titik-titik
dingin dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah direndam dalam air es. Dan untuk
menentukan titik nyeri digunakan jarum. Untuk menentukan titik-titik tekan menggunakan
pensil. Pada semua daerah coba dirasakan panas, dingin, nyeri dan tekan tetapi tingkat
sensibilitas yang paling tinggi yang dirasakan orang coba adalah pada daerah pipi.

B. NEO-SENSIBILITIES
B.I. Lokalisasi rasa tekan
Pada percobaan kali ini dilakukan dengan cara menekan ujung pensil dengan kuat pada
ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi dan kuduk. Kemudian
instruksikan kepada orang coba untuk menunjukan dengan tepat letak bagian tubuh yang
dirangsang. Percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali. Berdasarkan percobaan yang telah
kita lakukan bagian yang paling peka terhadap rasa tekan adalah pada bagian ujung jari. Hal

13
ini ditunjukan dengan hasil rata-rata pada daerah ujung jari yang paling kecil yaitu sebesar 3
mm pada laki laki dan 1 mm pada perempuan.
B.II. Diskriminasi rasa tekan
- Simultant
Pada percobaan ini dilakukan dengan cara menekan pada ujung jari dengan sebuah
jangka. Perbesar setiap kali 2 mm sampai dirasakan dua titik sampai dapat dibedakan dua
titik oleh orang coba. Pada percobaan ini dapat kita ketahui bahwa daerah yang paling peka
dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu pada bibir dan ujung jari. Hal ini terbukti
karena pada bagian tubuh tersebut orang coba baik laki laki maupun perempuan dapat
membedakan
- Successif
Perlakuan sama seperti diskriminasi tekan stimulan, namun secara berurutan. Pada
percobaan kali ini orang coba diinstruksikan untuk menyebutkan saat terasanya kedua
ujung jangka. Pada percobaan ini didapatkan hasil pengamatan, daerah yang paling peka
dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu pada bibir dan ujung jari. Hal ini
dibuktikan dengan orang coba baik laki laki maupun perempuan dapat membedakan.

B.III. Diskriminasi kekuatan rangsangan (Hukum Weber-Fechner)


Pada percobaan kekuatan rangsangan Hukum Weber-Fechner, orang coba ditutup
matanya kemudian pada telapak tangannya diletakan beban awal yaitu 5 gr. Kemudian
sedikit demi sedikit ditambah bebannya sampai terasa pertambahan beban tersebut.
Pertambahan beban yang diberi berkisar 10-100 gr. Hasil percobaan tersebut sesuai
dengan hukum Weber–Fencher. Karena menurut hukum tersebut didapatkan bahwa
sebuah rangsang yang didapatkan akan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan
sehingga beban akan terasa lebih ringan dari beban asalnya.

B.IV. Kemampuan diskriminasi

- Kemampuan diskriminasi kekasaran

Pada percobaan kali ini dilakukan pengujian terhadap kemampuan


menebak orang coba terhadap kekasaran kertas gosok 1,2,3,4,5, dan 6.
Percobaan dilakukan pada beberapa bagian tubuh yaitu ujung jari,
lengan bawah dan kuduk. Bagian yang paling peka dalam menebak

14
kekasaran kertas gosok adalah pada bagian ujung jari. Sedangkan
bagian yang paling tidak peka adalah pada bagian kuduk. Hal ini
dibuktikan dengan beberapa kesalahan menebak yang dilakukan oleh
orang coba pada bagian kuduk.

- Kemampuan diskriminasi ukuran

Pada percobaan kali ini dilakukan pengujian terhadap kemampuan


menebak orang coba terhadap ukuran cincin 1,2, dan 3 (kecil, sedang,
besar). Percobaan dilakukan pada telapak tangan, lengan bawah dan
kuduk. Bagian yang paling peka dalam menebak ukuran cincin adalah
pada bagian telapak tangan dan kuduk. Sedangkan bagian yang paling
tidak peka adalah pada bagian lengan bawah. Hal ini dibuktikan dengan
kesalahan menebak yang dilakukan oleh salah satu orang coba.

- Kemampuan diskriminasi bentuk

Percobaan kali ini dilakukan pengujian terhadap kemampuan menebak orang coba
terhadap berbagai jenis bentuk. Pengujian yang dilakukan menggunakan bentuk kerucut,
kubus, lingkaran dan tabung. Pengujian dilakukan pada bagian tubuh telapak tangan,
lengan bawah dan kuduk. Bagian yang paling peka dalam menebak bentuk adalah
telapak tangan. Sedangkan, bagian yang paling tidak peka dalam menebak bentuk adalah
kuduk. Hal ini terbukti karena pada hasil pengamatan terdapat beberapa kesalahan yang
dilakukan oleh orang coba pada saat menebak di bagian kuduk.

15
BAB IV
KESIMPULAN
Mekanisme sensoris di kulit dibedakan menjadi dua macam berdasarkan pilogenesisnya,
yaitu paleosensibilitas dan neosensibilitas. Setiap bagian tubuh memiliki sensibilitas dan
diskriminasi yang berbeda terhadap setiap rangsangan. Setiap bagian tubuh memiliki kepekaan
yang berbeda-beda, tergantung pada reseptor apa yang ada pada bagian tubuh tersebut. Dari
percobaan yang telah dilakukan, dibuktikan bahwa tubuh memiliki tingkat kepekatan yang
berbeda-beda pada tiap bagiannya. Hal ini disebabkan kepadatan titik-titikreseptor di setiap
bagian kulit tidaklah sama. Rangsangan raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis reseptor
yang sama. Satu-satunya perbedaan dari ketiga jenis sensasi ini adalah sensasi raba umumnya
disebabkan oleh perangsang reseptor taktil di dalam kulit, sensasi tekanan biasanya disebabkan
oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam, dan sensasi getaran disebabkan oleh isyarat
sensoris yang berulang dengan cepat, tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama
seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan, terutama jenis reseptor yang cepat beradaptasi

DAFTAR PUSTAKA

16
Ganong,F.William. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed.20. Jakarta:EGC
Kimball,John W.1990.Biologi jilid 1. Jakarta:Gramedia Sloane, Ethel. 2002. Anatomi dan
Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

17

Anda mungkin juga menyukai