Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN HECTING

No.Dok : IGD/SOP-07/2016

SOP No. Revisi : 00


Tanggal Terbit : 01 Agustus 2016
Halaman : 1 dari 3
UPT PUSKESMAS dr. Hadi Saputro
MAYONG I NIP. 19720908 200604 1 009

1. Pengertian Ada tiga hal utama yang diperhatikan dalam proses hecting : (1) benang
jahit; (2)instrumentarium; (3)teknik menjahit.
Benang jahit
Dibagi dua yaitu yang bisa diabsorbsi dan yang tidak bisa diabsorbsi.
Secara umum jahitanyang terletak di permukaan tubuh menggunakan
benang jahit yang tidak dapat diserap sedangkan yang terletak
dibawah kulit menggunakan benang yang dapat diserap. Contoh
benang non absorbable adalah nilon, sutera(silk), polipropilene
(prolene, ethilon), polyester(dacron). Benang absorbable antara lain:
polugactin, poliglicolic acid, plain cat gut, chromic gut. Ukuran benang
menggunakan kode angka nol (0). Semakin banyak angka 0 berarti
semakin kecil ukurannya. Kulit dan wajah menggunakan ukuran 6-0,
untuk rongga mulut menggunakan 4-0 atau 5-0, untuk daerah perut
dan ekstremitas ukuran benang dapat lebih besar lagi.
Instrumentasi jahit :
needle holder, needle, tang fiksasi jaringan, pinset dan gunting.
Jarum jahit
Jarum jahit mempunyai ukuran yang besarnya bervariasi menurut
panjangnya, diameternya, jarak lengkung, dan diameter lengkung.
Ujung jarum mempunyai beberapa tipe antara lain cutting, reverse
cutting, blunt taper point dan spatula.
Teknik menjahit
Secara umum dikenal dua teknik menjahit yaitu jahitan terputus dan
teknik kontinyu.
Beberapa hal penting untuk diingat dalam penjahitan adalah :
1. Jahitan adalah benda asaing karena itu makin sedikit jahitan makin
kecil trauma dan makin sedikit reaksi jaringan
2. Jahitan yang diikat terlalu kencang akan menghalangi suplai darah
dan mengurangi drainase
3. Jahitan dimulai dari jaringan bergerak atau tidak melekat
ditautkan ke jaringan yang tidak bergerak
4. Jahitan juga bisa dimulai dari jaringan yang tipis ditautkan ke
jaringan yang tebal
5. Arah masuknya jarum dari tepi luka berkisar 2-4 mm dan jarak
antara jahitan yang satu dengan jahitan lain biasanya 4-10mm
6. Tempatkan simpul menjauhi luka
2. Tujuan Prosedur ini bertujuan sebagai acuan petugas medis dan paramedis, untuk
melakukan penanganan hecting.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Mayong I Nomor 53 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Dan Kebijakan Pelayanan Ruang Tindakan/ IGD
4. Referensi 1. Bickley, Lynn S., 2008. Bate’s Guide to Physical Examination, 11th
Edition, Lippincott
2. Depkes. 2011. Keterampilan dan Prosedur Perawatan Dasar, Jakarta :
Depkes RI
5. Alat dan 1. Sarung tangan 1 pasang dengan nomor yang sesuai
Bahan 2. Sikat dan sabun hijau
3. Kain steril
4. Duk steril
5. Benang jahit
6. Jarum jahit
7. Needle holder hegar
8. Gunting jahit
9. Kassa dressing luka
10. Bengkok
11. Korentang
12. Meja alat
13. Ember
14. Larutan Bayclin
6. Prosedur 1. Petugas mencuci tangan sesuai ik cuci tangan dan memakai sarung
tangan aseptic sesuai Ik sarung tangan
2. Petugas menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Petugas menyiapkan posisi pasien senyaman mungkin
4. Petugas melakukan sterilisasi bagian tubuh yang akan dilakukan
penjahitan dengan menggunakan larutan antiseptic dengan arah
gerakan dari dalam ke luar
5. Petugas memasang kain duk steril
6. Petugas melakukan anestesi lokal sesuai ik anestesi local
7. Petugas menggunakan pinset bergerigi halus untuk sedikit
mengangkat tepi luka
8. Petugas memasang jarum lengkung pada klem pemegang jarum
antara 2/3 depan dan 1/3belakang dan mengunci klem
9. Petugas menusukkan jarum pada kulit dengan posisi tegak lurus
dengan posisi tangan pronasi penuh dengan siku membentuk 90º dan
bahu abduksi
10. Penusukan dilakukan 1 cm dari tepi luka di dekat tempat yang dijepit
pinset dengan mengangkat kulit dan kulit ditegangkan
11. Petugas mendorong jarum maju dengan gerakan supinasi pergelangan

Puskesmas Mayong I
tangan dan dduksi bahu serentak, dalam arah melengkung sesuai
dengan kelengkungan jarum
12. Setelah jarum muncul dari balik kulit, petugas menarik ujung jarum
dengan klem pemasang jarum dengan menarik benang sampai
ujungnya tersisa 3-4cm dari kulit
13. Petugas menusukkan jarum ke tepi luka yang lain dari kedalaman
sama dan cara yang sama
14. Petugas membuat lilitan benang panjang dengan klem pemegang
jarum
15. Petugas membuat simpul
16. Petugas memotong benang dengan menyatukan ujung gunting terbuka
pada benang, digeser sampai ke simpul, diputar miring 45º dan
dikatupkan
17. Petugas melakukan dressing luka
7. Unit Terkait 1. Ruang Gawat Darurat
8. Dokumen 1. Rekam Medis
2. Informed Consent
Terkait
3. Buku Register Harian
9. Catatan
Revisi

Puskesmas Mayong I

Anda mungkin juga menyukai