Paraf
11. Bilamana terjadi keterlambatan pembayaran angsuran oleh PENERIMA FASILITAS, maka
PENERIMA FASILITAS wajib membayar denda keterlambatan kepada PEMBERI sebesar 1%
(satu persen) per hari yang dihitung dari tanggal jatuh dari tanggal jatuh tempo yang ditetapkan,
dan akan langsung membayar denda keterlambatan apabila kondisi pembayaran angsuran telah
terlambat, apabila pembayaran tanpa membayar denda keterlambatan maka dianggap sebagai
TITIPAN, denda keterlambatan tetap dihitung seperti halnya belum ada pembayaran dan
dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pembayaran denda keterlambatan
dimana jumlah denda tersebut dapat ditagih oleh PEMBERI FASILITAS secara seketika dan
sekaligus tanpa diperlukan teguran untuk itu kepada PENERIMA FASILITAS. Apabila pada
saat jatuh tempo pembayaran angsuran PENERIMA FASILITAS belum membayar lunas
Paraf angsuran dan sekaligus dengan dendanya (bila ada), maka PEMBERI FASILITAS atau yang
diberi kuasa oleh PEMBERI FASILITAS berhak untuk mengambil kembali KENDARAAN
tersebut dalam keadaan layak dan lengkap peralatannya. Ketidaklengkapan peralatan dari
KENDARAAN yang diserahkan kembali tersebut, maka PENERIMA FASILITAS
sepenuhnya akan mempertanggungjawabkannya secara hukum baik pidana maupun
perdata dan sekaligus wajib mengganti/melengkapinya dengan peralatan yang sejenis dengan
kualitas yang sama dan sesuai dengan peruntukannya atau PENERIMA FASILITAS mengganti
dengan nilai nominal rupiah sebesar peralatan yang diganti dimana penagihannya dapat dilakukan
setelah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh oleh PEMBERI FASILITAS. Atas
pengambilan kembali KENDARAAN tersebut, uang muka serta jumlah tahapan-tahapan
pembayaran yang terlanjur dibayarkan oleh PENERIMA FASILITAS kepada PEMBERI
FASILITAS, PENERIMA FASILITAS tidak berhak menuntut pengembaliannya. Pembayaran
harus disetor di tempat yang ditunjuk oleh PEMBERI FASILITAS dan apabila sampai ditagih
di rumah maka dikenakan bea transportasi sebesar Rp. 15.000,- (Lima belas ribu rupiah)
pertagihan. Sedangkan untuk pelunasan dipercepat PENERIMA FASILITAS wajib membayar
seluruh kekurangan angsuran yang belum dibayar kepada PEMBERI FASILITAS, berikut
denda yang timbul akibat keterlambatannya pembayaran (bila ada).
12. Apabila terjadi Kebijakan Moneter oleh Pemerintah Republik Indonesia, maka PEMBERI
FASILITAS dapat menyesuaikan jumlah kewajiban pembayaran PENERIMA FASILITAS
kepada PEMBERI FASILITAS sebagaimana akan diberitahukan secara tertulis kepada
PENERIMA FASILITAS dan PENERIMA FASILITAS wajib mengikuti penyesuaian
tersebut (kecuali untuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah).
13. Seluruh kewajiban PENERIMA FASILITAS kepada PEMBERI FASILITAS, oleh
PEMBERI FASILITAS dapat ditagih secara seketika dan sekaligus, tanpa diperlukannya
penetapan dari Pengadilan dan/atau pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu oleh
PEMBERI FASILITAS kepada PENERIMA FASILITAS apabila:
a. Terjadi kondisi surecance van betaling dimana PENERIMA FASILITAS mengajukan
permohonan untuk dinyatakan pailit atau PENERIMA FASILITAS mengajukan
permohonan penundaan pembayaran kewajiban-kewajibannya (kecuali untuk
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah).
b. Harta kekayaan PENERIMA FASILITAS sebagian atau seluruhnya disita oleh pihak
lain.
c. PENERIMA FASILITAS sakit atau cacat tetap atau meninggal dunia sehingga atas
pertimbangan PEMBERI FASILITAS, PENERIMA FASILITAS tidak akan mampu
melunasi kewajibannya, kecuali bila penerima hak/para ahli warisnya/penjaminnya akan
meneruskan semua kewajiban PENERIMA FASILITAS dan dalam hal ini harus
memperoleh persetujuan tertulis dari PEMBERI FASILITAS melalui kesepakatan baru.
d. PENERIMA FASILITAS ditaruh dalam pengampuan (Order Curatele Gesteld) atau
karena sebab apapun tidak cakap melakukan perbuatan hukum, atau tidak berhak dan
tidak berwenang lagi untuk melakukan tindakan pengurusan atau, pemilikan atas dan
terhadap kekayaannya, baik sebagian atau seluruhnya
e. PENERIMA FASILITAS lalai dalam membayar salah satu angsuran atau angsuran-
angsurannya atau PENERIMA FASILITAS sering melalaikan kewajiban-
kewajibannya.
f. KENDARAAN jaminan tersebut dipindahtangankan atau dijaminkan kepada pihak
Paraf ketiga, tanpa mendapat persetujuan secara tertulis terlebih dahulu dari PEMBERI
FASILITAS.
g. PENERIMA FASILITAS dan/atau KENDARAAN tersangkut dalam suatu perkara baik
pidana maupun perdata
h. Berdasarkan penilaian PEMBERI FASILITAS, PENERIMA FASILITAS tidak
mampu lagi memenuhi kewajiban-kewajiban kepada PEMBERI FASILITAS
sebagimana yang telah disepakati bersama.
i. KENDARAAN yang dijadikan objek jaminan hilang atau dianggap hilang.
14. Semua hak tagih PEMBERI FASILITAS terhadap PENERIMA FASILITAS berdasarkan
PERJANJIAN ini dan atau perjanjian lainnya antara PENERIMA FASILITAS dan PEMBERI
FASILITAS dapat dialihkan oleh PEMBERI FASILITAS kepada pihak lain, siapapun adanya
dan PENERIMA FASILITAS dengan ini memberikan persetujuan dimuka atas pengalihan
tersebut tanpa diperlukan surat pemberitahuan resmi atau dalam bentuk atau cara lain apapun
juga.
15. Semua kuasa tersebut di dalam akte ini bersifat tetap dan tidak dapat ditarik kembali, serta tidak
berakhir karena sebab-sebab yang tercantum di dalam pasal 1813, 1814, dan 1816 Kitab Undang
Undang Hukum Perdata, maupun karena alasan/ sebab apapun, selama PENERIMA
FASILITAS masih mempunyai kewajiban kepada PEMBERI FASILITAS, atau belum
memenuhi semua kewajibannya kepada PEMBERI FASILITAS.
16. PENERIMA FASILITAS wajib memberitahukan secara jujur dan tertulis kepada PEMBERI
Paraf FASILITAS mengenai alamat yang dipergunakan untuk surat-menyurat/ penagihan sehubungan
dengan Perjanjian ini dan alamat baru setiap kali PENERIMA FASILITAS pindah alamat serta
hal-hal dan syarat-syarat lain yang berhubungan dengan Perjanjian ini. Khusus mengenai
penagihan dan atau tindakan lain yang dianggap perlu sehubungan dengan kelalaian dan atau
tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban PENERIMA FASILITAS, maka pada waktu
menggunakan hak-haknya berdasarkan Perjanjian ini dan atau Perjanjian lainnya yang dibuat oleh
PENERIMA FASILITAS dan PEMBERI FASILITAS, PEMBERI FASILITAS berhak
untuk menghubungi PENERIMA FASILITAS melalui media komunikasi atau melalui Aparat
Pemerintahan dan Keamanan di alamat tempat tinggal PENERIMA FASILITAS sesuai yang
tercatat pada PEMBERI FASILITAS dan atau dengan menggunakan cara-cara lainnya yang
dianggap baik dan perlu oleh PEMBERI FASILITAS.
17. Apabila timbul perselisihan sebagai akibat dari Perjanjian ini, pertama-tama akan diselesaikan
secara musyawarah mufakat antara kedua belah pihak, apabila tidak tercapai kata sepakat maka
kedua pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaian sengketa melalui Lembaga Alternatif
Penyelesaian Sengketa yang terdaftar di OJK, dan apabila tetap tidak terselesaikan, maka para
pihak akan memilih domisili hukum yang tetap dan seumumnya di Kantor Panitera Pengadilan
Negeri Jakarta Barat atau di tempat lainnya yang ditunjuk oleh PEMBERI FASILITAS.
18. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian ini termasuk pengurangan dan atau
penambahan beserta perubahan-perubahan yang dianggap perlu oleh kedua belah pihak akan
diatur dalam suatu perjanjian tambahan yang merupakan satu kesatuan dari dan tidak terpisahkan
dengan Perjanjian ini.
19. Perjanjian ini beserta dengan seluruh dokumen-dokumen pendukung lainnya termasuk tetapi
tidak terbatas pada tambahan, dan atau perubahannya yang telah ada dan akan ada dikemudian
hari, dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dengan dibubuhi materai secukupnya dan masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
20. PENERIMA FASILITAS adalah satu-satunya Pihak yang mempunyai hak untuk mengambil
BPKB terkecuali PENERIMA FASILITAS memberikan kuasa kepada pihak lain untuk
mengambil BPKB milik PENERIMA FASILITAS.
21. PENERIMA FASILITAS diwajibkan untuk segera mengambil Objek Jaminan beruba BPKB
setelah melunasi kewajibannya.
22. Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pelunasan PENERIMA FASILITAS
tidak segera mengambil BPKB, maka PEMBERI FASILITAS berhak membebankan biaya
pemeliharaan BPKB sebesar Rp.5.000 (lima ribu rupiah) per hari terhitung setelah 30 (tiga puluh)
hari dari tanggal pelunasan dan berlaku selama 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari.
23. Apabila dalam jangka waktu 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari terhitung setelah 30 hari dari
tanggal pelunasan PENERIMA FASILITAS tidak segera mengambil BPKB sekaligus membayar
biaya pemeliharaan, maka atas setiap kerusakan, kehilangan ataupun kerugian atas Objek
Jaminan BPKB bukan merupakan tanggung jawab PEMBERI FASILITAS.
INFORMASI PEMBAYARAN
Konsumen
-----Terima Kasih-----
TERIMA KASIH UNTUK TIDAK MEMBERIKAN TIP DALAM BENTUK APAPUN KEPADA
KARYAWAN PT. NUSA SURYA CIPTADANA.
APABILA ADA PERMINTAAN TAMBAHAN BIAYA DILUAR BIAYA RESMI YANG SUDAH
DISEPAKATI DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN BESERTA TAMBAHAN-TAMBAHANNYA
YANG DILAKUKAN OLEH KARYAWAN PT. NUSA SURYA CIPTADANA, HARAP HUBUNGI
KE NOMOR TELEPON 08121008046 ATAU EMAIL KE customer.care@nusantara-sakti.com