DEFENISI
Suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk
membantu proses pengambilan keputusan dalam
melaksanakan manajemen puskesmas dalam mencapai
sasaran kegiatannya.
TUJUAN
Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara
lebih berhasil guna dan berdaya guna,melalui
pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan informasi
lain yang menunjang.
SUMBER INFORMASI
1.SP2TP terdiri dari:
a. Catatan
Kartu Individu, seperti: Kartu Rawat Jalan, Kartu Ibu, Kartu
TB, dsb
Register, seperti: Register Kunjungan, Register Rawat Jalan,
Register KIA, dsb
Rekam Kesehatan Keluarga (RKK)/Family Folder, yang
diberikan khusus untuk keluarga berisiko, antara lain:
Salah seorang anggota keluarga menderita TB Paru atau Kusta
Salah seorang anggota keluarga mempunyai risiko tinggi
seperti: Ibu Hamil Risiko Tinggi, Neonatus Risiko Tinggi dan
Balita Kurang Energi Kronis (KEK)
Salah satu anggota keluarga menderita gangguan jiwa
b. Laporan: bulanan, tahunan dan KLB
2. Survey Lapangan
3. Laporan Lintas Sektor
4. Laporan Sarana Kesehatan Swasta
MEKANISME
1. Data SP2TP diolah, disajikan dan diinterpretasikan
dari masing-masing program/unit yang dilakukan oleh
penanggungjawab kegiatan & pengelola program
2. Kesimpulan dirumuskan dalam bentuk kinerja
puskesmas yang terdiri dari cakupan, mutu & biaya
kegiatan puskesmas serta masalah dan hambatan
yang ditemukan pada penyelenggaraan kegiatan
puskesmas.
PERANAN DINAS KESEHATAN DALAM
PEMBINAAN SIMPUS
1. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan SIMPUS
2. Mengorganisir pertemuan berkala untuk membahas
pelaksanaan SIMPUS
3. Memberi feed back dari hasil pengawasan terhadap
pelaksanaan SIMPUS
4. Mengorganisir supervisi berkala ke puskesmas
dalam rangka pembinaan pelaksanaan SIMPUS
SP2TP
PENGERTIAN
SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan
pelaporan data umum, sarana, tenaga dan
upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas
yang telah disederhanakan sesuai
Keputusan Dirjen Binkesmas No.
590/BM/DJ/Info/V/96.
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS
Sejak
1981
TUJUAN KHUSUS
• Dasar penyusunan perencanaan Tk. Puskesmas.
• Dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas (Lokakarya mini)
• Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas
• Untuk mengatasi berbagai kegiatan hambatan pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas
SISTEM Adalah satu kesatuan yang terdiri
dari komponen yang saling berkaitan,
berinteraksi dan mempunyai tujuan
tertentu
TERPADU Diartikan sebagai gabungan
berbagai macam kegiatan upaya
pelayanan kesehatan Puskesmas yang
tidak tumpang tindih, sehingga dapat
dihindarkan pencatatan dan pelaporan
lain, yang akan memperberat beban
kerja petugas Puskesmas
RUANG LINGKUP SP2TP
Data yang dikumpulkan dan dicatat dalam
SP2TP :
1. Umum dan Demografi
Catatan: LB1 s/d LB4 dilaporkan setiap bulan selambatnya tanggal 10 bulan
berikutnya, dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota, khusus LB2
dikirim juga ke bagian GFK
LAPORAN BULANAN SENTINEL (LBS)
1. LB1S
Laporan berisi data: PD3I, ISPA & Diare menurut umur dan status
imunisasi. Puskesmas yang membuat adalah yang ditunjuk oleh
DinKes Kab/kota (1 puskesmas dari tiap
Kabupaten/Kotamadya).Laporan dikirim ke Dinkes Prov, Dinkes
Kab/Kota, Depkes (Ditjen PPM & PLP)
2. LB2S
Laporan berisi Data: KIA, Gizi, TN dan PAK. Puskesmas yang
membuat yaitu puskesmas yang mempunyai ruang rawat inap.
Laporan dikirim ke ke Dinkes Prov, Dinkes Kab/Kota, Depkes
(Ditjen Binkesmas)
LAPORAN TAHUNAN / LAPORAN PROFIL
PUSKESMAS
LT1 : Laporan Data Dasar Puskesmas
LT2 : Laporan Data Kepegawaian
LT3 : Laporan Data Peralatan
PUSKESMAS
KARTU 2
1 R. JALAN RAWAT JALAN
REGISTER
2 R. I N A P RAWAT INAP FORM
3 I B U OLAHAN LB1
4 ANAK R.JALAN GIGI PENYAKIT
5 TB PARU GAWAT DARURAT
6 KUSTA
Luar Gedung Register Rawat Jalan
PUSKESMAS
PUSTU Laporan
BIDES Laporan
DIAGRAM KEGIATAN PEMBUATAN LPLPO
(LB2)
KARTU STOK
OBAT-OBATAN
PUSKESMAS
LAPORAN PUSTU
LAPORAN PUSKEL
DIAGRAM KEGIATAN PEMBUATAN LAPORAN GIZI
(LB3 – GIZI)
REGISTER
KOHORT
PUSKESMAS PUSTU BIDES POSY.
1 IBU IBU
2 ANAK KOHORT
ANAK
REGISTER
REG. DIST. LB3
GIZI
KAPS. YODIUM
GIZI
LAPORAN
PUSTU
LAPORAN
BIDES
CATATAN
POSYANDU
DIAGRAM KEGIATAN PEMBUATAN LAPORAN DATA KIA
(LB3) PUSKESMAS
PUSKESMAS
KARTU 2
1 R. JALAN KOHORT IBU
REGISTER
2 R. I N A P KOHORT BALITA REGISTER LB3
3 I B U
DETEKSI TUMBUH KIA KIA
4 ANAK
KEMBANG
Register Posyandu
POSYANDU
PUSTU Laporan
BIDES Laporan
DIAGRAM KEGIATAN PEMBUATAN LAPORAN IMUNISASI
(LB3 – IMUNISASI)
REGISTER
KOHORT
KARTU IBU
1 IBU KOHORT
2 ANAK ANAK
LAPORAN
PUSTU LB3
PUSTU FORMAT
IMUNISASI
OLAHAN
LAPORAN IMUNISASI
BIDES
BIDES
CATATAN
POSY.
POSYANDU
SEKOLAH REGISTER
DLL IMUNISASI
DIAGRAM KEGIATAN PEMBUATAN LAPORAN
PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR (LB3)
REGISTER
1 K.RAWAT JALAN KOHORT TB
LB – 3
2 K. TB. PARU LABORATORIUM
Pengamatan
3 K. KUSTA KUSTA Penyakit
4 K. I B U KOHORT IBU Menular
AFP. TET. NEO
LUAR GEDUNG REGISTER MALARIA, DBD
PUSKESMAS RABIES, ANTRAKS
FRAMBUSIA,
DIARE, ISPA
KARTU 2 R. JALAN
PUSKESMAS
LB - 4
1 R. JALAN R. J. GIGI
REGISTER
1 KUNJUNGAN
2 R. INAP KUNJUNGAN
2 RAWAT INAP
REKAM RAWAT INAP
3 3 YANDAS GIGI
KES. KEL LABORAT.
PEMBINAAN 4 JKPM
KELUARGA 5 PEMB.KELUARGA
LUAR GEDUNG
6 LABORATORIUM
PUSKESMAS
REGISTER
UKS 7 UKS
PKM 8 PKM
KES.OLAHRAGA
KESLING 9 KES.OLAHRAGA
PUSTU
BIDES
10 KESLING
DIAGRAM KEGIATAN PEMBUATAN
LAPORAN SENTINEL (LB1S)
KARTU
PUSKESMAS
IMUNISASI
REGISTER
ANAK
REGISTER
• IBU
RAWAT LB1S
• R. JALAN
JALAN
• PANTAU SUHU
LEMARI ES
PUSKES
LUAR
PUSTU
DIAGRAM KEGIATAN PEMBUATAN
LAPORAN SENTINEL (LB2S)
KARTU
PUSKESMAS
KOHORT ANAK
REG. R. JALAN
KOHORT IBU
IMUNISASI
REGISTER
• ANAK
• IBU LB2S
• R. JALAN
• R. INAP
PUSKES
LUAR
PUSTU
DIAGRAM KEGIATAN PEMBUATAN LAPORAN
LT-1, LT-2 dan LT-3
DATA UMUM
FAS - KES
3 PERAN SERTA MASYARAKAT
4 DESA PROGRAM (GIZI, MALARIA)
5 KESEHATAN LINGKUNGAN
6 UKS
7 KEPEGAWAIAN LT-2 Kepegawaian
8 INVENTARISASI ALAT LT-3 Peralatan
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMULIR
PENCATATAN SP2TP
1 Jumlah kunjungan Jumlah kunjungan ke Puskesmas baik dalam gedung maupun luar
Puskesmas gedung.
2 Jumlah kunjungan Jumlah kunjungan baik dalam gedung maupun luar gedung yang
dengan Kartu Sehat mempergunakan Kartu Sehat
4 Jumlah kunjungan Jumlah penderita berumur >60 tahun yang mendapatkan pelayanan
Rawat Jalan Golongan poliklinik umum baik dalam gedung maupun luar gedung
Umur >60 tahun
1 Jumlah kunjungan K1 Jumlah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan baik di
ibu hamil dalam maupun di luar gedung Puskesmas (di Posyandu, Pondok
Bersalin Desa, Kunjungan Rumah, Rumah Sakit dan praktek swasta)
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar yang
ditetapkan (5T)
2 Jumlah kunjungan K4 Jumlah kontak ke 4 atau lebih ibu hamil dengan tenaga kesehatan
ibu hamil baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas (di Posyandu,
Pondok Bersalin Desa, Kunjungan Rumah, Rumah Sakit dan praktek
swasta) untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan
standar yang dietapkan (5T) dengan syarat :
- Minimal satu kali kontak pada Triwulan I
- Minimal satu kali kontak pada Triwulan II
- Minimal dua kali kontak pada Triwulan III
2. KESEHATAN IBU
3 Jumlah kunjungan ibu Jumlah kontak ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dengan tenaga
hamil dengan faktor
risiko kesehatan, di dalam maupun di luar gedung Puskesmas (di Posyandu,
Pondok Bersalin Desa, Kunjungan Rumah). Faktor risiko ibu hamil
diantaranya adalah :
2. Anak >4
4 Jumlah ibu hamil Jumlah ibu hamil dengan risiko tinggi yang ditangani baik di dalam
dengan rsiko tinggi maupun di luar gedung Puskesmas (di Posyandu, Pondok Bersalin
kehamilan yang
Desa, Kunjungan Rumah). Risiko tinggi pada kehamilan meliputi :
ditangani
1. HB < 8 gr%
2. Tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg)
3. Oedema yang nyata
4. Eklampsia
5. Perdarahan pervaginum
6. Ketuban pecah dini
7. Letak lintang pada usia kehamilan >32 minggu
8. Letak sungsang pada primigravida
9. Infeksi berat/sepsis
10. Kehamilan ganda
11. Janin yang besar
12. Penyakit kronis pada ibu : jantung, paru, ginjal, dan lain-lain
13. Riwayat obstetri bedah sesar dan komplikasi kehamilan
2. KESEHATAN IBU
5 Jumlah persalinan oleh Jumlah persalinan yang ditolong oleh dokter spesialis kebidanan,
tanaga kesehatan dokter umum, bidan, pembantu bidan, perawat bidan dan dukun bayi
termasuk yang yang didampingi oleh tenaga bidan
didampingi oleh tenaga
kesehatan
6 Jumlah kematian Jumlah kematian ibu yang disebabkan oleg penyebab langsung pada
Maternal (ibu hamil, kehamilan, persalinan dan nifas (perdarahan, eklamsia, infeksi) atau
melahirkan, ibu nifas) penyebab tak langsung seperti asma, jantung dan sebagainya
3. KESEHATAN BALITA
2 Keguguran Keadaan dimana terjadi perdarahan pervagina pada seorang ibu hamil
sampai usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan berakhirnya
kehamilan
4 Keracunan Keadaan komplikasi kehamilan yang sering terjadi pada triwulan III
kehamilan/eklamsia kehamilan dengan 3 gejala utama tensi 140/90, protein uria dan
oedema nyata pada kaki, tangan dan wajah.
5 Partus lama Proses persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam yang dimulai
sejak tanda-tanda permulaan persalinan.
6 Infeksi pada masa Keadaan komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan, persalinan
kehamilan, persalinan dan nifas dengan berbagai penyebab disertai kenaikan suhu badan
dan nifas dan tanda-tanda infeksi lainnya.
8 Trauma lahir Kelainan pada bayi umur 0-28 hari akibat trauma persalinan
9 Asfiksia Keadaan bayi pada saat lahir yang mengalami hipoksia yang ditandai
dengan nilai APGAR waktu lahir < 7
3. KESEHATAN BALITA
5. Wajah kebiruan
11 Jumlah bayi lahir Hidup Jumlah bayi lahir hidup dengan berat lahir kurang dari 2500 gram atau
dengan BBLR (Berat ukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) < 9,5 cm atau LIDA (Lingkar Dada)
Bayi Lahir Rendah) < < 29,5 cm
2500 gram
3. KESEHATAN BALITA
12 Jumlah lahir mati Jumlah bayi yang lahir mati atau tidak menunjukkan tanda-tanda
kehidupan (tidak terdengar detik jantung, tidak teraba denyut tali
pusat, tidak bernafas atau ada gerakan)
13 Jumlah kunjungan Jumlah bayi umur 0 s/d 28 hari yang kontak dengan tenaga kesehatan
Neonatus minimal 2 kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan
kesehatan neonatal, baik didalam maupun diluar gedung Puskesmas
(termasuk bidan di Desa, Polindes dan Kunjungan rumah)
14 Jumlah kematian Jumlah kematian (bayi umur 0 s/d 28 hari) baik di masyarakat maupun
Neonatus dilaporkan di sarana kesehatan
(bayi di bawah usia 28
hari)
15 Jumlah balita Jumlah balita yang pertama kali dideteksi dengan KPSP dan KPAP di
dideteksi/distimulasi dalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas
tumbuh kembang
(kontak pertama)
16 Jumlah anak pra sekolah Jumlah anak pra sekolah yangt pertama kali dideteksi atau distimulasi
dideteksi/distimulasi tumbuh kembang di TK yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
tumbuh kembang atau guru TK
(kontak pertama)
3. KESEHATAN BALITA
17 Jumlah balita (sakit, Jumlah balita yang dirawat di Puskesmas karena sakit atau kelainan
dengan kelainan) yang tumbuh kembang
dirawat
18 Jumlah keluarga denagn Jumlah keluarga yang memiliki bayi risiko tinggi (seperti asfiksia,
bayi risiko tinggi trauma lahir, pneumonia dan BBLR) yang dibina oleh petugas
(pneumonia berat, kesehatan (Perkesmas)
BBLR) yang dibina
3. KESEHATAN BALITA
19 Jumlah keluarga dengan Jumlah keluarga yang memiliki bayi menderita tetanus neonatum
tetahus neonatum yang (selama hamil tidak imunisasi TT) yang dibina petugas kesehatan
dibina (Perkesmas)
20 Jumlah keluarga dengan Jumlah seluruh keluarga yang memiliki anak balita risiko tinggi
anak balita risti yang seperti balita tinggal di keluarga dengan penderita TB atau kusta, HIV,
dibina balita kelainan tumbuh kembang, balita dengan kelainan gizi yang
dibina oleh petugas kesehatan (Perkemas)
21 Jumlah keluarga dengan Termasuk keluarga dengan anal lebih dari 4 tidak ikut KB, keluarga
risiko tinggi lainnya Pra Keluarga Sejahtera, keluarga dengan anggota keluarga menderita
yang dibina HIV, remaja bermasalah
3. KESEHATAN BALITA
22 Jumlah keluarga dengan Jumlah keluarga yang mempunyai Usila dan risti (umur > 70 tahun
Usila yang dibina yang sakit, cacat, pasca perawatan, pasca stroke, dimensia) yang
dibina oleh petugas kesehatan
23 Jumlah Panti/kelompok Termasuk Panti Asuhan, Panti Werda, Kelompok Usila, KP-KIA, Panti
khusus yang dibina tempat penitipan anak dan lain-lain
24 Kelompok Usila/Panti Kelompok yang terdiri dari Pra Usia Lanjut (45 – 59 tahun) dan usia
Werda lanjut ( 60 tahun) yang melakukan kegiatan dari dan untuk usia lanjut
dalam meningkatkan derajat kesehatan fisik dan mentalnya serta
sosialnya
4. G I Z I
1 Jumlah Bumil dapat Fe Jumlah bumil yang mendapat tablet Fe 1 bungkus (30 tablet) yang
30 tablet (Fe1) diberikan oleh tenaga kesehatan atau kader baik di dalam maupun di
luar gedung Puskesmas
2 Jumlah Bumil dapat Fe Jumlah bumil yang mendapat tablet Fe 3 bungkus (90 tablet( yang
90 tablet (fe3) diberikan oleh tenaga kesehatan atau kader di dalam maupun di luar
gedung Puskesmas
Jumlah balita dapat Jumlah balita yang mendapat sirup besi 1 botol yang diberikan oleh
3
sirup besi 1 botol tenaga kesehatan/kader di dalam maupun di luar gedung Puskesmas
(Fe Bal 1)
4. G I Z I
4 Jumlah balita dapat Jumlah balita yang mendapat sirup besi 2 botol yang diberikan oleh
sirup besi 2 botol tenaga kesehatan/kader di dalam maupun di luar gedung Puskesmas
(Fe Bal 2)
5 Jumlah anak balita dapat Jumlah anak balita dapat vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) sebanyak
vitamin A dosis tinggi 2 kali pada bulan Februari & Agustus
6 Jumlah Bufas dapat Jumlah bufas yang mendapat 1 kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000
vitamin A dosis tinggi IU)
7 Jumlah Bumil dapat Jumlah bumil di daerah endemik yang mendapat 2 kapsul yodium
kapsul yodium
5. PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT (PKM)
Pembuangan Sampah • TPA adalah lokasi kegiatan operasi tahap akhir dimana sampah
3 Jumlah Tempat Jumlah TPS yang diperiksa adalah jumlah tempat pembuangan
Pembuangan Sampah sampah di pemukiman dan tempat pengumpulan sampah sementara
Sementara yang yang diawasi oleh petugas kesling Puskesmas di wilayah kerja
diperiksa Puskesmas
4 Jumlah Tempat Jumlah yang diperiksa adalah jumlah tempat sampah akhir yang
Pembuangan Sampah diawasi oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
Akhir (TPA) yang
diperiksa
6. KESEHATAN LINGKUNGAN
7 Jumlah rumah yang Jumlah rumah yang diperiksa kesehatan lingkungannya melalui
diperiksa Kesling binaan kader Puskesmas dengan menggunakan kartu rumah.
8 Jumlah rumah yang Jumlah rumah yang mempunyai : tempat sampah, sarana air bersih,
memenuhi syarat jamban keluarga dan sarana pembuangan air limbah
sanitasi dasar
9 Jamban yang diperiksa Jumlah jamban yang diperiksa menurut keadaan fisiknya
6. KESEHATAN LINGKUNGAN
10 Jamban keluarga yang Kotoran manusia yang dbuang pada jamban tidak mencemari
memenuhi syarat permukaan tanah, air permukaan dan air tanah, serta tidak terjamah
lalat.
11 Jumlah Saluran SPAL adalah seluruh pembuangan air limbah yang ada dan berfungsi
Pembuangan Air Limbah di wilayah kerja Puskesmas
(SPAL)
6. KESEHATAN LINGKUNGAN
1 JUMLAH TEMPAT Jumlah unit usaha yang sebagian atau seluruh kegiatannya
Pengelolaan Pestisida melakukan pengelolaan pestisida.
(TP2) Yang termasuk TP2 antara lain :
– Pest control
– Sawmill
– Perkebunan
2 Jumlah Tempat Jumlah toko/kios dan KUD yang melakukan pengelolaan pestisida
Pengelolaan Pestisida terdaftar
(TP2) yang terdaftar
3 Jumlah TP2 yang Jumlah toko/kios pestisida dan KUD diawasi/diperiksa kesehatan
diperiksa lingkungannya
4 Jumlah TP2 yang Jumlah toko/kios dan KUD yang melakukan pengelolaan pestisida
memenuhi syarat dan memenuhi syarat dari yang diperiksa
6. KESEHATAN LINGKUNGAN
C. TEMPAT - TEMPAT UMUM DAN INDUSTRI
No VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL
1 Tempat-tempat umum Jumlah TTU yang ada di wilayah kerja Puskesmas. TTU meliputi :
(TTU) • Bidang Kepariwisataan
2 Jumlah TTU yang Jumlah TTU yang diawasi/diperiksa kesehatan lingkungannya oleh
diperiksa Puskesmas.
3 Jumlah TTU yang Jumlah TTU yang memenuhi syarat dan sesuai dengan standar dari
memenuhi syarat persyaratan kesling yang berlaku.
4 Jumlah industri Kecil Jumlah industri kecil/rumah tangga yangada di wilayah kerja
Rumah Tangga Puskesmas. Industri kecil/industri rumah tangga yang meliputi :
pabrik tahu/tempe, pabrik kecap, pabrik roti, pabrik batik, pabrik
tembikar, penyamakan kulit, pabrik tapioka, pabrik kerupuk, pabrik-
pabrik lain yang sejenis yang tidak menggunakan proses mesin dan
berlabel
6. KESEHATAN LINGKUNGAN
3 Jumlah TPM yang Jumlah TPM yang memenuhi syarat dari jumlah yang dibina
memenuhi syarat
6. KESEHATAN LINGKUNGAN
4 Jumlah Keracunan Jumlah keracunan makanan dan minuman dengan gejala penyakit
makanan dan minuman yang timbul akibat konsumsi makanan dan minuman yang
mengandung racun kimia dan atau mikroba.
Makanan/Minuman (termasuk air), spesimen alat dan rectal swab yang diambil dari rumah
makan/restoran, jasaboga, makanan jajanan dan TPM lainnnya dalam
rangka pengawasan kualitas
6. KESEHATAN LINGKUNGAN
7 Sampel Sampel yang tidak mengandung E. Coli kuman patogen (coli patogen,
Makanan/Minuman yang Salmonella, Shigella, Staphylococcus, Vibrio dan Campilobacter).
memenuhi syarat Angka kuman (Total Plate Count) dibawah 10 dan Coli-form kurang
dari 10
6. KESEHATAN LINGKUNGAN
E. PENYEHATAN AIR
1 Jumlah sarana air bersih Jumlah sarana air bersih yang diperiksa/diamati secara fisik keadaan
yang diinspeksi menurut sarana air bersih dan lingkungannya untuk mengetahui resiko
jenisnya pencemaran dan kualitas fisik sarana dengan mempergunakan
formulir inspeksi sanitasi menurut jenis sarana. Hasil dari
pengamatan adalah tingkat risiko pencemaran terhadap sarana
dengan 4 kategori : Rendah (R), Sedang (S), Tinggi (T), dan Amat
Tinggi (AT)
6. KESEHATAN LINGKUNGAN
E. PENYEHATAN AIR
No VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL
2 Jumlah sarana air bersih Jumlah dan jenis sarana air bersih yang ada di wilayah Puskesmas.
menurut jenisnya Sarana air bersih (SAB) adalah sarana air bersih dibagi dalam dua
kelengkapan.
• SA (Sumur Artesis)
• TA (Terminal Air)
6. KESEHATAN LINGKUNGAN
E. PENYEHATAN AIR
No VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL
3 Jumlah dan jenis sarana Jumlah sarana air bersih yang mempunyai risiko pencemaran amat
air yang mempunyai tinggi dan tinggi sesuai hasil inspeksi sanitasi.
risiko tercemar AT dan T
4 Jumlah dan jenis sarana Jumlah dan jenis sarana air bersih yang mempunyai risiko
air bersih yang pencemaran sedang dan rendah sesuai hasil inspeksi sanitasi
mempunyai risiko
pencemaran sedang dan
rendah
E. PENYEHATAN AIR
7 Jumlah penduduk
9 Jumlah SD dan MI. Idem Jumlah SD dan MI yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
untuk SLTP dan Mts, Idem untuk SLTP dan Mts, SLTA dan MA
SLTA dan MA
6. KESEHATAN LINGKUNGAN
E. PENYEHATAN AIR
No VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL
10 Jumlah kelompok Jumlah kelompok pemakai air yang aktif yang ada di wilayah kerja
pemakai air yang aktif Puskesmas. Kelompok keluarga atau masyarakat pemakai air bersih
dari sarana air bersih yang dibangun secara gotong royong.
Kelompok pemakai air yang aktif adalah kelompok pemakai air
(Pokmair) yang mempunyai kegiatan :
11 Jumlah kelompok Jumlah kelompok pemakai air yang terbentuk di wilayah kerja
pemakai air Puskesmas
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
1 AFP (Acute Falccid Kasus AFP adalah penderita dengan gejala/tanda lumpuh yang
Paralysis) bersifat flaccid dan akut.
2 Jumlah kasus AFP baru Penderita baru AFP yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas pada
(< 15 tahun) ditemukan golongan umur < 15 tahun.
3 Jumlah kasus AFP baru Dilacak sesuai dengan prosedur pelacakan dalam “Petunjuk Surveilen
(<15 tahun) yang dilacak AFP”. Jumlah penderita baru AFP golongan umur < 15 tahun yang
dilacak.
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
1 Difteri, Batuk Rejan, Difteri penderita baru dengan gejala dan tanda-tanda panas (kurang
Campak, Tetanus lebih 38oC) disertai adanya membran semu (pseudo membran) putih
keabu-abuan yang tak mudah lepas dan mudah berdarah dan atau
disertai sakit waktu menelan. Dapat disertai adanya pembesaran
kelenjar leher seperti leher sapi (bull neck) sesak napas disertai bunyi
(stridor).
2 Mengetahui penyebaran
kasus per desa dan
cakupan imunisasinya
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
C. Malaria
No VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL
2 Kasus Bayi Positif Penderita bayi (umur <1 th) berdasarkan pemeriksaan lab positif
malaria
C. Malaria
4 Malaria tanpa Penderita malaria berdasarkan diagnosa klinis yaitu demam menggigil
pemeriksaan berkala kadang-kadang disertai dengan sakit kepala (termasuk yang
laboratorium (malaria diperiksa lab.), yang ditemukan dari hasil kegiatan PCD (Passive Case
klinis) Detection yaitu kunjungan kasus di Unit Pelayanan Kesehatan),
kegiatan ACD (Active Case Detection yaitu penemuan penderita
dengan kunjungan rumah ke rumah oleh tenaga Juru Malaria Desa,
kader)
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
C. Malaria
5 Penderita Malaria Berat Malaria berat dan komplikasi dengan parasit aseksual, yang
dan komplikasi ditemukan pada penderita dengan gejala Malaria atau gejala
komplikasi yang cenderung bersifat fatal. Misalnya :
– Gangguan elektrolit
– Gagal ginjal
– hipoglikemia
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
C. Malaria
6 Bumil yang memperoleh Jumlah ibu hamil yang diberikan pengobatan Propilaksis baik di UPK,
pengobatan Propilaksis Bidan Desa maupun oleh kader
7 Jumlah rumah disemprot Jumlah rumah yang disemprot secara komplit. Yang dimaksud
dengan komplit adalah seluruh permukaan dinding bagian dalam
rumah yang seharusnya disemprot dapat disemprot dapat disemprot
80% terutama kamar
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
C. Malaria
8 API (Annual Parasite Angka kesakitan Malaria per 1000 penduduk dalam 1 tahun (khusus
Incidence) untuk Jawa Bali dan Barelang Bintan) dalam satu wilayah tertentu
(desa)
9 AMI (Annual Malaria Angka kesakitan per 1000 penduduk dalam 1 tahun (khusus untuk
D. D B D
1 Jumlah Desa/Keluarahan Jumlah Desa/Kelurahan yang dalam 3 tahun terakhir setiap tahun ada
Endemis DBD kasus DBD
2 Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Desa/Kelurahan yang dalam 3 tahun terakhir terdapat kasus
Sporadis DBD DBD tetapi tidak setiap tahun
D. D B D
4 Jumlah kasus DBD Jumlah semua penderita penyakit DBD dan semua penderita
tersangka penyakit DBD. Penderita yang memenuhi kriteria diagnosa
klinis sebagai berikut :
•Trombosit 150.000/mm3
5 Jumlah Pelacakan kasus Kegiatan pencarian kasus DBD dan pemeriksaan jentik
DBD nyamuk penular penyakit DBD di rumah penderita/tersangka
dan rumah-rumah sekitarnya dalam radius 100 meter, serta
tempat umum (sekolah) yang diperkirakan menjadi sumber
penularan penyakit DBD
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
D. D B D
6 Jumlah Foging Fokus Penyemprotan insektisida di rumah penderita dan sekitarnya dalam
radius 200 m, dua siklus dengan interval 1 minggu
D. D B D
10 Jumlah rumah yang ada Jumlah rumah yang diperiksa dan ada jentik nyamuk Aedes Aegepty
jentik
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
E. Rabies
1 Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah desa yang ada kasus rabies pada hewan atau pada manusia
endemis Rabies
2 Jumlah Rabies/Lyssa Kasus gigitan yang sudah menunjukkan gejala klinis Rabies :
•Takut air
E. Rabies
3 Jumlah kasus digigit Jumlah orang yang digigit oleh hewan penular Rabies (anjing, kucing
oleh hewan penular dan kera)
Rabies
F. Filariasis
1 Jumlah penderita Penyakit kaki gajah yang disebabkan oleh infeksi cacing Nematoda
Filariasis jaringan yang mengenai kelenjar/saluran getah bening dengan :
F. Filariasis
2 Jumlah desa Endemis Jumlah desa yang endemis Filariasis di wilayah Puskesmas yang
bersangkutan adalah desa dimana prevalensinya lebih besar atau
sama dengan 1%. Prevalensi ditentukan dengan besarnya presentase
penduduk yang positif mikro filaria dalam darahnya dari hasil survei
pemeriksaan darah yang dilakukan di desa.
3 Jumlah desa dengan Jumlah desa yang telah dilakukan pengobatan masal dengan cakupan
cakupan pengobatan minimal 80% penduduk minum obat DEC sebanyak minimal 30 kali
masal > 80% (tiga puluh minggu) dari 40 kali (minggu) yang dianjurkan.
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
G. Antraks
1 Jumlah Kasus Antraks Kasus Antraks type kulit dan type pencernaan yang berdasarkan
pemeriksaan laboratorium hasilnya positif Antraks
2 Jumlah yang diobati Jumlah kasus Antraks yang mendapatkan pengobatan di Puskesmas
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
H. Frambusia
2 Jumlah penderita Penderita yang ditemukan baik secara aktif (pemeriksaan anak
frambusia ditemukan sekolah, pemeriksaan anak usia 15 tahaun ke bawah, pencarian
kontak penderita) maupun pasif
3 Jumlah penderita/kontak Penderita/kontak penderita yang ditemukan baik secara aktif maupun
penderita diobati pasif dilakukan pengobatan
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
I. Diare
2 Penderita mendapat Penderita Diare termasuk tersangka kolera dan disentri yang datang
oralit kontak ke Puskesmas, Pustu atau pelayanan Puskesmas Keliling
I. Diare
5 Penderita Jumlah penderita diare termasuk tersangka kolera dan disentri yang
ditemukan/dilayani kader ditemukan/dilayani kadera
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
J. I S P A
1 Jumlah penderita Pnemonia pada balita adalah kasus balita yang menderita batuk dan
Pnemonia dan Pnemonia atau kesukaran bernafas.
Berat • Pnemonia
Tanda-tandanya ;
• Pnemonia berat
Tanda-tandanya :
– Pada anak umur < 2 bulan disertai nafas cepat > 60 x/menit
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
J. I S P A
K. TB Paru
1 Jumlah penderita BTA Jumlah penderita TB Paru yang belum pernah menelan obat anti TB
positif baru diobati Paru (OAT)/pernah menelan OAT kurang dari 1 bulan yang dalam
pemeriksaan dahaknya, 3 spesimen dahak (sewaktu, pagi, sewaktu)
dua atau tiga kali positif
2 Jumlah penderita BTA Jumlah penderita TB Paru yang dalam pemeriksaan dahaknya (3
negatif dan rontgen spesimen sewaktu, pagi, sewaktu) tiga kali ditemukan hasil negatif
positif diobati tapi penderita ini memiliki gejala yang kuat ke arah TB dan hasil
pemeriksaan rontgen positif
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
K. TB Paru
3 Jumlah penderita Jumlah penderita yang telah mengikuti pengobatan lengkap tapi tidak
mengikuti pengobatan dilakukan pemeriksaan dahak ulang atau hanya 1 kali dengan hasil
lengkap BTA negatif pada bulan ke 2 atau pada bulan ke 5
K. TB Paru
5 Jumlah penderita TB Jumlah penderita BTA positif yang sudah dinyatakan sembuh tapi kini
Paru Kambuh datang lagi dan pada pemeriksaan dahak memberikan hasil BTA
positif
6 Jumlah penderita TB Setiap penderita yang memperlihatkan gejala yang paling sering,
Paru (variabel baru). gejala batuk 3 minggu atau lebih dengan gejala tambahan lainnya
Usulan variabel baru di yaitu batuk bercampur darah/pernah batuk darah, nafsu makan dan
LB3 berat badan menurun, sesak nafas dan nyeri dada
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
K. TB Paru
7 Angka konversi BTA Jumlah penderita BTA positif yang menjadi BTA negatif pada akhir
(variabel baru). Usulan pengobatan phase awal
variabel baru di LB3
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
L. K u s t a
1 Jumlah penderita Jumlah penderita Kusta tipe PB & MB baik yang lama maupun yang
terdaftar baru pada periode tertentu
2 Jumlah penderita baru Jumlah penderita kusta tipe PB & MB yang belum pernah berobat
yang ditemukan
3 Jumlah penderita MB di Jumlah penderita MB atau penderita baru yang jumlah lesinya > 5
antara kasus baru buah
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
L. K u s t a
4 Jumlah penderita baru Jumlah penderita baru PB & MB dimana-mana, kaki atau tangan cacat
menurut cacat tingkat II tingkat II (cacat yang terlihat)
L. K u s t a
7 Jumlah penderita MB Jumlah penderita MB yang RFT dalam satu periode tertentu (kohort)
yang mendapatkan
pengobatan MDT komplit
(RFT)
8 Jumlah penderita PB Jumlah penderita PB yang RFT dalam satu periode tertentu (kohort)
yang mendapatkan
pengobatan MDT komplit
(RFT)
7. PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
M. P E S
1 UKS Sekolah yang telah melakukan salah satu atau lebih kegiatan program
UKS yang dilaksanakan oleh Puskesmas.
2 Kader Kesehatan Dokter kecil. Kader kesehatan sekolah tingkat dasar dari SD &
Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan satuan yang sederajat, terdiri dari siswa
kelas 4, 5 dan 6.
4 Dana Sehat Sekolah Uang atau barang yang diterima atau dikumpulkan oleh Tim
Pelaksana UKS/Kepala Sekolah dari masyarakat sekolah/POMG/BP3
dan Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan program UKS, yang
berkaitan dengan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
lingkungan sekolah yang sehat (Trias UKS)
8. U K S
5 Konseling Kesehatan Kegiatan program bina kesehatan usia sekolah yang dilaksanakan
Remaja untuk meningkatkan kesehatan remaja melalui suatu hubungan yang
saling membantu antara remaja dengan konselor (Petugas
Puskesmas, atau Guru BP/Guru Agama).
6 Jumlah Sekolah Dasar Jumlah Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang
(SD) dan Madrasah melaksanakan penjaringan kesehatan oleh petugas kesehatan
Ibtidaiyah (MI) kelas 1
dengan kegiatan
penjaringan kesehatan
8. U K S
7 Jumlah Sekolah Lanjutan Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Madrasah
Tingkat Pertama (SLTP) Tsanawiyah (MTS) yang melaksanakan penjaringan kesehatan oleh
dan Madrasah petugas kesehatan
Tsanawiyah (MTS) kelas 1
dengan kegiatan
penjaringan kesehatan
8 Jumlah Sekolah Jumlah Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Madrasah Aliyah (MA)
Menengah Umum (SMU) yang melaksanakan penjaringan kesehatan oleh petugas kesehatan
dan Madrasah Aliyah
(MA) kelas 1 dengan
kegiatan penjaringan
kesehatan
8. U K S
9 Jumlah Sekolah yang diperiksa Jumlah sekolah yang diperiksa sarana kesehatan
sarana kesehatan lingkungan lingkungan (sarana air bersih, pembuangan sampah,
(sarana air bersih, pembuangan jamban dan air limbah serta PSN) oleh petugas kesehatan
sampah, jamban dan air limbah serta
pembasmian Sarang Nyamuk)
10 Jumlah Sekolah yang memenuhi Jumlah Sekolah yang memenuhi syarat kesehatan
syarat kesehatan lingkungan (tempat lingkungan (tempat sampah, jamban, air bersih dan
sampah, jamban, air bersih dan saluran air limbah serta bebas jentik) oleh petugas
saluran air limbah) kesehatan
8. U K S
12 Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Jumlah sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan
Pertama (SLTP), Sekolah Menengah Sekolah Menengah Umum (SMU) yang melaksanakan
Umum (SMU) yang memperoleh kegiatan konseling
konseling kesehatan remaja
13 Jumlah Taman Kanak-Kanak (TK) Jumlah Taman Kanak-Kanak yang melaksanakan upaya
melaksanakan kesehatan anak Pra pembinaan anak TK termasuk pengukuran antopometri,
Sekolah deteksi dini tumbuh kembang, kegiatan PTM-AS dan
pemberian sirup Fe
9. PELAYANAN MEDIK DASAR KESEHATAN GIGI
1 Jumlah Penambalan gigi Jumlah gigi tetap yang sudah ditambal (Amalgam, Silikat, ART,
tetap tambalan sewarna gigi)
3 Jumlah perawatan gigi Semua tindakan, selain tambal & cabut pada gigi tetap. Misal :
lainnya pembersihan karang gigi, ekstraksi gigi sulung, tambalan gigi sulung,
dan sebagainya
9. PELAYANAN MEDIK DASAR KESEHATAN GIGI
4 Jumlah murid SD yang Jumlah murid SD pada kelas terpilih/selektif (kelas 3) yang
perlu perawwatan memerlukan perawatan
5 Jumlah murid SD yang Jumlah murid SD pada kelas terpilih/selektif (kelas 3) yang telah
mendapat perawatan mendapat perawatan
6 Jumlah SD dan MI yang Jumlah murid SD dan MI yang telah mendapat pelayanan kesehatan
mendapat pelayanan gigi paripurna (promotif, preventif dan kuratif) pada kelas
kesehatan gigi terpilih/selektif (kelas3)
9. PELAYANAN MEDIK DASAR KESEHATAN GIGI
7 Puskesmas dengan Puskesmas yang melakukan pelayanan kesehatan gigi, baik purna
pelayanan kesehatan waktu maupun paruh waktu dan mempunyai peralatan kesehatan gigi
gigi
8 Jumlah Desa dengan Jumlah Desa yang telah mempunyai kader aktif dan telah
Upaya Kesehatan Gigi melaksanakan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Masyarakat Desa
(UKGMD)
9 Jumlah SD/MI dengan Jumlah SD/MI yang telah melaksanakan paket promotif sikat gigi
kegiatan sikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung Flour bersama dengan atau
massal tanpa kegiatan kumur-kumur Flour, minimal 8 x/tahun di bawah
asuhan guru atau tenaga kesehatan
10. GANGGUAN MENTAL
2 Gangguan Neorotik Pasien dengan gangguan neurotik sadar dirinya sakit dan
kemampuan/daya menilai realitas tidak terganggu, akan tetapi dia
tidak dapat mengatasi gejala, sehingga ia merasa menderita.
Perilakunya dapat sangat terganggu, tetapi biasanya masih dalam
batas norma sosial, sedangkan kepribadiannya tetap utuh
3 Gangguan Mental Adalah kondisi dimana kecerdasan anak di bawah abnormal (IQ
kurang dari atau sama dengan 70) yang disebabkan oleh kurang
berkembangnya otak yang didapat sebelum usia 18 tahun dan
menimbulkan ketidakmampuan (hendaya) dalam fungsi sosial
11. O B A T
3 persediaan Jumlah persediaan satuan masing-masing obat untuk bulan yang lalu,
yaitu hasil : Penjualan stol awal dengan penerimaan
11. O B A T
5 Sisa stok Jumlah sisa obat yang masih ada baik di gudang obat Puskesmas
(lihat kartu stok), ruang obat, Puskesmas Pembantu
6 Stok Optimum Penjumlahan stok kerja dengan stok pengaman. Stok optimum
sebagai dasar untuk menentukan jumlah pemberian obat
11. O B A T
1 Posyandu Pratama Posyandu tingkat pratama adalah Posyandu yang masih belum
(Warna Merah) mantap, kegiatannya belum bisa rutin setiap bulan dan kader aktifnya
terbatas. Keadaan ini dinilai “gawat”, sehingga intervensinya adalah
pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan
dilakukan pelatihan dasar lagi
Posyandu Madya (Warna Posyandu pada tingkat Madya sudah dapat melaksanakan kegiatan
Kuning) lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5
orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB. KIA,
Gizi dan Imunisasi) masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Ini berarti,
kelestarian kegiatan Posyandu sudah baik tetapi masih rendah
cakupannya
12. JENIS PELAYANAN KESEHATAN DI INSTITUSI MASYARAKAT
Posyandu Purnama Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya
(Warna Hijau) lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau
lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi)
lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah
ada Dana Sehat yang masih sederhana
Posyandu Mandiri Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur,
(Warna Biru) cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan
Dana Sehat telah menjangkau lebih dari 50% K.K. Intervensinya
adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat
tersebut menggunakan prinsip JPKM
12. JENIS PELAYANAN KESEHATAN DI INSTITUSI MASYARAKAT
2 Pos UKK tingkat Jenis obat yang tersedia masih < 5 jenis; proporsi penggunaan P3K
Pratama Kit dengan pekerja > 1/30; Penerapan Ergonomi masih < 30%;
Simasker (Sarasehan Intervensi Menuju Norma Sehat dalam Bekerja)
baru dilaksanakan <2 kali dalam 1 tahun dan Dana Sehat belum ada
Pos UKK tingkat Madya Jenis obat yang tersedia 5 – 10 jenis; Proporsi penggunaan P3K Kit
dengan pekerja 1/20-30; Penerapan Ergonomi 30 – 60%; Penggunaan
Pelindung 30 – 60%; Simaskes baru dilaksanakan 2 – 3 kali dalam 1
tahun dan Dana Sehat baru mencakup < 50%
12. JENIS PELAYANAN KESEHATAN DI INSTITUSI MASYARAKAT
2 Pos UKK tingkat Jenis obat yang tersedia masih > 10; proporsi penggunaan P3K Kit
Purnama dengan pekerja < 1/20; Penerapan Ergonomi > 60%; Simaskes baru
dilaksanakan > 4 kali dalam 1 tahun dan Dana Sehat mencakup < 50%
Pos UKK tingkat Mandiri Jenis obat yang tersedia > 10 jenis; Proporsi penggunaan P3K Kit
dengan pekerja < 1/20; Penerapan Ergonomi > 60%; Penggunaan
Pelindung > 60%; Simaskes baru dilaksanakan > 4 kali dalam 1 tahun
dan Dana Sehat baru mencakup > 50%
12. JENIS PELAYANAN KESEHATAN DI INSTITUSI MASYARAKAT
3 Dana Sehat Merupakan suatu upaya dari, oleh dan untuk masyarakat, yang
diselenggarakan secara swadaya masyarakat guna menjamin
pemeliharaan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
melalui peningkatan pengelolaan pendaan
4 Pondok Bersalin Desa Adalah suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar
(POLINDES) musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan kesehatan
masyarakat desa untuk memberikan pelayanan KIA dan KB. Pondok
bersalin desa dikelola oleh bidan di desa, bekerjasama dengan dukun
bayi, dan dibawah pengawasan dokter
12. JENIS PELAYANAN KESEHATAN DI INSTITUSI MASYARAKAT
5 Pos Obat Desa (POD) POD yang baru dapat menyediakan obat kurang dari 5 jenis; Cakupan
Pratama pasien 30% dan Dana Sehat baru mencakup < 50%
8 Satuan Karya Bhakti Merupakan bentuk partisipasi generasi muda (khususnya pramuka)
(SH) dalam bidang kesehatan
Penyajian Data
Penyajian data
1. Penyajian tulisan
2. Penyajian tabel
3. Penyajian grafik
PENYAJIAN TEKSTULAR
Menggunakan bahasa yg benar
Ringkas tetapi efektif PENYAJIAN TABULAR:
Menghindari bahasa berbunga Judul tabel lengkap
Paragraf mengandung: Badan tabel terdiri dari
.Tema .Variabel/konsep
.Data/fakta pendukung tema .Distribusi frek
.Pendapat/opini .Distribusi proporsi
.Uji statistik (bila perlu)
Hindari tabel yg kompleks
Desimal seperlunya
PENYAJIAN GRAFIKAL Hindari duplikasi (tabel
kemudian diikuti oleh teks
Histogram dan/atau grafik)
Diagram Bar/batang
Diagram Pie/lingkar
Diagram Line/Garis
Diagram Scatter/Tebar
Diagram Box-plot
CONTOH PENYAJIAN TEKS
• Judul
– Apakah tabel telah memiliki judul ?
– Apakah judul sudah menggambarkan isi tabel, termasuk
subyek, orang, tempat dan waktu ?
– Apakah judul tabel telah didahului oleh Tabel # ?
• Baris dan kolom
– Apakah tiap baris dan kolom telah memiliki judul yang jelas ?
– Apakah satuan ukuran telah dicantumkan ?
– Apakah katagori yang digunakan sesuai dengan data ?
– Apakah jumlah total baris dan kolom telah ada
Teknik Pembuatan Tabel
• Catatan kaki
– Apakah tiap kode, singkatan dan simbol telah
dijelaskan ?
– Apakah semua eksklusi telah dijelaskan ?
– Jika data bukan data primer, apakah sumbr data telah
dicantumkan ?
Teknik Pembuatan Tabel
Jml Jml K1 K4 PN KN
No. Desa Pendudu Sasaran
k Bumil
Jml % Jml % Jml % Jml %
• Judul
– Apakah grafik telah memiliki judul ?
– Apakah judul sudah menggambarkan isi tabel, termasuk
subyek, orang, tempat dan waktu ?
– Apakah judul tabel telah didahului oleh Grafik # ?
• Aksis
– Apakah tiap aksis sudah diberi label dengan singkat dan jelas
?
– Apakah satuan ukuran telah dijelaskan pada label aksis?
Penyajian grafik
Penyajian informasi,
dalam bentuk axis dan ordinat
untuk memperlihatkan perbandingan
antar wilayah atau trend kecenderungan)
turun naik antar waktu,
90 90
80
70
60
Frekuensi
50
40 40
35
30
20 20
10
0
SD SLTP SLTA PT
Pendidikan
CONTOH DIAGRAM BATANG BERTUMPUK
90
80
70
60 46.9
45.9 45 43.9
Frekuensi
50 Laki-laki
40 perempuan
30
20 38.6 34.6
30.6 31.6
10
0
0-15 thn 6-18 thn 19-25 thn 26-40 thn
kelompok umur
CONTOH DIAGRAM BATANG MAJEMUK
Grafik: Kunjungan Bumil, Bayi dan Balita ke Puskesmas
X Tahun 2001-2003
100
80
60
Frekuensi
Bumil
40 Bayi
20 Balita
0
2001 2002 2003
Waktu
DIAGRAM GARIS (LINE DIAGRAM)
• Bentuk penyajian yang bertujuan melihat
trend atau kecenderungan dari waktu ke
waktu, misalnya pengukuran suhu badan,
denyut nadi yang dikerjakan oleh perawat
• Pada sumbu Y dapat berupa angka
mutlak, persentase, rasio maupun rate
• Pada sumbu X dapat berisi data waktu
(tahun, bulan, minggu atau hari tergantung
kepentingan & tujuan analisanya.
• Dapat berbentuk grafik garis tunggal atau
grafik garis ganda
Contoh Diagram Garis Tunggal
Grafik: Berat Badan Bayi umur 0-6 bulan di RSB X
10
9
8
7
Berat Badan
6
5
4
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6
Bulan
Contoh Diagram Garis
Grafik: Penyakit Polio pada Usia 10-14 dan 15-19 tahun
Ganda
di Puskesmas C Kota A
tahun 2001-2004
40
30
10-14 Thn
Kasus
20
15-19 Thn
10
0
2001 2002 2003 2004
Tahun
DIAGRAM LINGKARAN (PIE
CHART)
• Penyajian data yang menggambarkan distribusi
dari suatu data, dalam bentuk lingkaran.
• Satu lingkaran menggambarkan proporsi 100%
yang dibagi dalam segmen-segmen
• Biasanya penyajiannya berbentuk persentase
Langkah-langkah pembuatan:
1. Ubah nilai data menjadi dalam bentuk derajat
2. Buat lingkaran 360o, dimana setiap bidang
menggambarkan kategori data.
Grafik: Jumlah Kunjungan RS per jenis kunjungan di RS X Kab. A Tahun
2005
Contoh Diagram Lingkaran
17%
Kunjungan Bayar
11% Kunjungan Askes
57% Kunjungan Askeskin
15% Kunjungan Gratis