Oleh :
ANNISA’ SUCI RAHMADINI
2221112005
pengolahan pangan terutama dalam teknologi emulsi, seperti butter, salad dressing,
dan mayonaise. Aplikasi teknologi emulsi saat ini terus berkembang misalnya dalam
proses pembuatan roti maupun obat-obatan. Salah satu bentuk emulsi pangan yang
penting adalah mayonaise, yang merupakan bentuk emulsi minyak di dalam air (oil in
Tiga komponen utama pembentuk mayonaise terdiri dari larutan asam sebagai
medium pendispersi, kuning telur sebagai emulsifier, dan minyak nabati sebagai
dalam leadaan seimbang. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghasilkan mayonaise
dengan kualitas yang baik dari segi organoleptik, tekstur, viskositas, dan kestabilan
lain seperti flavor atau pewarna. Kestabilan emulsi merupakan faktor yang penting
kestabilan emulsi pada mayonaise adalah: 1) kuning telur, 2) volume fase terdispersi
viskositas.
menghasilkan mayonaise yang lebih baik dibandingkan telur yang sudah disimpan,
1.2.Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mempelajari sifat-sifat emulsi minyak
atau lebih komponen bahan yang berbeda hingga tercapai suatu keseragaman. Tujuan
pencampuran.
Mayonaise merupakan salah satu jenis dressing sauce yang paling banyak
digunakan pada produk makanan seperti salad, burger, pizza, sandwich, kentang
terdiri atas dua fase yang tidak tercampur, tetapi cairan yang satu terdispersi dengan
baik dalam cairan yang lain dalam bentuk butiran (globula). Fase yang berbentuk
butiran disebut fase terdispersi atau fase internal, sedangkan fase tem[at cairan
dengan cuka, gula, garam, lada, mustard, dan kuning telur sebagai pengemulsi yang
minyak nabati dan bahan yang lain tidak terpisah. Pengemulsi yang tidak baik dan
tidak seimbang dapat menyebabkan emulsi yang diperoleh menjadi tidak stabil (Jaya
dkk., 2013).
METODE KERJA
Alat Bahan
Mixer Minyak
Mangkok Vinegar (5%)
Sendok KuningTelur
Mustard
Garam
Air
Cara I
Campurkan semua bahan dalam mangkok dan campur dengan mixer kecepatan
tinggi selama 10 menit.
Cara II
Campurkan mustard, garam, cuka, air dan kuning telur dalam sebuah mangkok
(campuran 1).
Masukkan minyak ke dalam mangkok terpisah, dan aduk dengan kecepatan tinggi.
Cara III
Tambahkan kuning telur ke dalam mangkok dan aduk menggunakan mixer dengan
kecepatan sedang.
Pada mangkok terpisah campurkan mustard, cuka, air, garam, dan aduk hingga
garam terlarut (campuran 2).
Kemudian tambahkan 15% minyak pada 5 menit pertama sedikit demi sedikit.
Tunggu hingga 30 detik untuk kembali menambahkan 50% minyak, dan pada 5
menit terakhir tambahkan sisa minyak (total mixing 15 menit).
PEMBAHASAN
Adapun data pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Nama Pengamatan Cara I Cara II Cara III
Rasa Asam Sedikit Asam
tercampur rasa
minyak
Aroma Aroma vinegar Dominan Aroma vinegar
(aroma khas aroma minyak (aroma khas
Mayonaise
mayonaise) mayonaise)
Warna Sedikit kuning Kuning pekat Putih gading
Viskositas Kental Encer dan Sedikit kental
terjadi endapan dan tidak
terlalu encer
4.2. Pembahasan
yang tidak terlalu signifikan pada cara I dan cara III, namun sedikit berbeda
pada cara II. Hal ini disebabkan karena pada cara II terjadi endapan sehingga
yang tidak terlalu signifikan pada cara I dan cara III, dikarenakan penambahan
vinegar pada mayonaise memberikan aroma khas mayonaise. Pradhananga
Namun perbedaan terlihat pada cara II, hal ini disebabkan Karen
adonan yang tidak tercampur dengan baik dan terjadi endapan akan
pekat.
Begitu juga dengan cara III, warna yang dihasilkan jauh lebih pucat lagi
warna yang dihasilkan mayonaise berasal dari kuning telur, minyak, dan
Jumlah fase internal yang lebih besar daripada fase eksternal dapat
dan warna pada mayonaise. Namun tidak terlalu berpengaruh terhadap aroma dan
rasa dari mayonaise. Oleh karena itu, penggunaan metode pencampuran yang tepat
akan menghasilkan mayonaise dengan kualitas yang diinginkan dan sesuai dengan
standar komersil.
LAMPIRAN