Oleh :
Muhammad Hafiluddin
NIP. 19930602 201903 1 011
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i
PENDAHULUAN ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I SISTEM SUSPENSI
1 Prinsip Kerja .............................................................................................1
2 Gangguan Suspensi ...................................................................................5
3 Tugas ........................................................................................................6
BAB II SISTEM KEMUDI
1 Prinsip Kerja .............................................................................................6
2 Komponen Sistem Kemudi .......................................................................7
3 Caster dan Trail .........................................................................................8
4 Gangguan Sistem Kemudi .........................................................................9
5 Tugas ........................................................................................................9
BAB III SISTEM RANTAI PENGGERAK RODA BELAKANG
1 Prinsip Kerja .............................................................................................10
2 Gangguan Rantai Roda .............................................................................12
3 Tugas ........................................................................................................12
BAB IV SISTEM RANGKA
1 Prinsip Kerja .............................................................................................13
2 Konstruksi Rangka ...................................................................................14
3 Tugas ........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
SISTEM SUSPENSI
1. Prinsip Kerja
Sistem suspensi merupakan salah satu bagian pada sasis sepeda motor
yang berfungsi menyerap bantingan, kejutan maupun getaran dari permukaan
jalan dengan tujuan meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan stabilitas
berkendara. Konstruksi suspensi merupakan gabungan / perpaduan antara
pegas dan peredam kejut / shock absorber. Sistem suspensi juga berfungsi
untuk menopang bodi dan rangka sepeda motor untuk menjaga letak geometris
antara bodi dan roda-roda. Oleh sebab itu terdapat 2 suspensi pada sepeda
motor yaitu :
a. Suspensi Depan
Sistem suspensi depan sepeda motor merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan system kemudi, karena kontruksi suspensi depan
terangkai menjadi satu kesatuan dengan kemudi. Terkoneksinya garpu
suspensi dengan sasis kendaraan melalui steering sangat mempengaruhi kestabilan
pengendalian dari system kemudi sepedamotor, oleh karena itu harus
diperhitungkan secara tepat besarnya sudut kemiringan menyesuaikan dengan
kebutuhan dimana kendaraan tersebut akan digunakan. Kemiringan tersebut
dikenal dengan istilah sudut caster.
1
Jenis sistem suspensi depan yang umum digunakan pada sepeda
motor, di antaranya :
a. Suspensi bottom link/pivoting link, jenis ini dipergunakan pada
sepeda motor tipe cub (leading link) dan scooter (trailing link) model
lama, dan belakangan ini sudah tidak begitu populer.
Gambar 1.2 Suspensi Tipe Leading Link dan Suspensi Tipe Trailing Link
2
b. Suspensi Belakang
Generasi awal suspensi belakang pada sepeda motor adalah jenis plunger
unit. Tipe ini tidak mampu mengontrol dengan nyaman roda belakang. Tidak
seperti suspensi depan, suspensi belakang tidak mempunyai sistem steering
(kemudi). Sistem ini hanya menopang roda. belakang dan menahan goncangan
akibat permukaan kondisi jalan. Saat ini suspensi belakang yang umum
digunakan pada sepeda motor menggunakan swing arm pivot sebagai
penunjang dan penahan rear axle. Penggunaan swing arm pivot memberikan
reaksi yang cepat pada roda untuk bervariasi di berbagai kondisi jalan dan
memiliki kemampuan mengontrol gerakan roda dengan baik sehingga
memberikan kenyamanan dan keamanan berkendara.
3
Gambar 1.5 Suspensi Belakang Swing Arm Type
2. Unit swing type
Kontruksi tipe unit swing adalah mesin itu sendiri yang bereaksi
seperti lengan yang berayun. Jadi mesin tersebut yang berayun. Tipe
sistem suspensi ini digunakan untuk sepeda motor scooter dan sebagian
moped. Umumnya suspensi tipe unit swing dipakai pada sepeda
motor yang mempunyai penggerak akhirnya (final drive) memakai
sistem poros penggerak. Ada dua jenis type suspensi ini yaitu :
a. Double Suspensi
Jenis ini mempunyai dua peredam kejut yang mendukung
bagian belakang frame body dan swing arm. Suspensi ini umum
digunakan, karena sangat sederhana proses pemasangan, jumlah
komponen yang lebih sedikit, serta mempunyai sistem dasar yang
ekonomis.
b. Monoshock
Jenis suspensi ini mempunyai satu peredam kejut yang
mendukung bagian belakang frame body dan bagian swing arm.
Suspensi ini memiliki kontruksi yang rumit, tetapi lebih stabil
dibanding jenis double suspension. Banyak digunakan pada sepeda
motor modern untuk keperluan sport.
4
Gambar 1.5 Suspensi Belakang Unit Swing Double Suspensi
3. Monocross suspension
Tipe ini merupakan swing arm tetapi memiliki bentuk dan posisi
bantalan dari cushion unit yang unik. Sistem monocross suspension
merupakan hasil penemuan asli dari Mr. Telkens berasal dari Belgia dan
sistem ini dikembangkan jauh oleh Yamaha untuk penggunaan yang
praktis pada racing dan mesin sport sebaik mesin jarak jauh.
5
Kebocoran oli pada damper unit
Penyetelan kurang tepat
5. Suspensi depan terlalu keras Kesalahan pemasangan
Penyetelan kurang tepat
Swing arm pivot bengkok
Damper rod bengkok
Kerusakan pada swing arm pivot bearing
Kesalahan pada susensi linkage
Kerusakan pada linkage pivot bearing
3. Tugas
1. Komponen apa saja yang berpengaruh paling penting pada sistem suspensi?
2. Apa yang terjadi jika shock absorber bocor?
3. Mengapa setelah berusia lama suspensi menjadi keras?
4. Di mana sistem suspensi diletakkan pada sepeda motor? Biasanya
komponen apa yang tergabung menjadi satu dengan pegas sebagai satu
kesatuan sistem suspensi?
6
BAB II
SISTEM KEMUDI
1. Prinsip Kerja
Sistem kemudi berfungsi untuk mengendalikan/mengontrol arah sepeda
motor sehingga arah jalannya sepeda motor sesuai dengan kehendak
pengemudi. Tenaga untuk mengendalikan arah kendaraan mempergunakan
tenaga tangan, yang diteruskan ke roda melalui batang kemudi (setang) dan
garpu depan (fork).
2. Komponen Sistem Kemudi
Pada kemudi terdapat komponen yang melengkapinya. Komponen sistem
kemudi diantaranya:
7
b. Jenis Pressed Steel
Jenis ini digunakan pada sepeda motor dengan suspensi depan tipe
link. Sebenarnya jenis pressed steel mempunyai susunan bentuk dan
fungsi yang sama dengan jenis tubular, hanya saja jenis pressed steel
dibuat dari bahan pelat baja yang dipress (lempengan) dan dibentuk
sebagai penutup lekukan dari batang kemudi, sekaligus sebagai
pengapit lampu depan dan speedometer.
3. Caster dan trail
Jari-jari lingkaran perputaran sepeda motor ditentukan oleh
besar/kecilnya sudut belok stang dan juga ditentukan oleh besar/kecilnya sudut
kemiringan dari sepeda motor sewaktu menikung. Beberapa istilah penting
dalam sistem kemudi :
a. Caster, Adalah sudut kemiringan dari poros kemudi, dinyatakan dalam
satuan derajat. Dengan menarik garis sejajar poros kemudi, maka akan
didapat suatu sudut yang dihitung dari garis mendatar (horisontal).
b. Trail, Adalah jarak antara titik potong dari garis melalui poros kemudi
dengan jalan mendatar, ke titik tumpu ban depan di atas jalan.
8
trail. Dalam hal ini, pengendalian sepeda motor terasa baik untuk jalan yang
lurus dengan kecepatan tinggi. Tetapi pada kecepatan rendah, pengendalian
terasa berat dan kurang nyaman untuk jalan yang berbelok-belok.
4. Gangguan Sistem Kemudi
5. Tugas
1. Apa jenis batang kemudi yang digunakan pada sepeda motor dengan
suspensi depan tipe link?
2. Jelaskan susunan bentuk dan fungsi jenis batang kemudi pressed steel!
3. Jelaskan cara memeriksa keselarasan dari pergerakan sistem kemudi!
4. Sebutkan syarat sistem kemudi sepeda motor yang baik itu?
9
BAB III
SISTEM RANTAI PENGGERAK RODA BELAKANG
1. Prinsip Kerja
Final drive adalah bagian terakhir dari sistem pemindah tenaga yang
memindahkan tenaga mesin ke roda belakang. Final drive juga berfungsi
sebagai gigi pereduksi untuk mengurangi putaran dan menaikkan momen
(tenaga ). Biasanya perbandingan gigi reduksinya berkisar antara 2,5 sampai 3
berbanding 1 (2,5 atau 3 putaran dari transmisi akan menjadi 1 putaran pada
roda).
10
b. Endless
Rantai roda sepeda motor tanpa menggunakan sambungan
(master link) sehingga tidak dapat dilepas tanpa merusak konstruksi
rantai. Rantai jenis endless umumnya digunakan pada sepeda motor
besar, misalnya Honda CB750.
11
2. Gangguan Rantai Roda
3. Tugas
1. Bagaimanakah pemasangan rantai pada sprocket depan dan belakang pada
sepeda motor road race?
2. Apakah perbedaan antara rantai dan gear pada sepeda motor!
3. Sebutkan jenis rantai sebeda motor !
4. Berapa jarak main bebas ranai sepeda motor !
12
BAB IV
SISTEM RANGKA
1. Prinsip Kerja
Rangka atau yang umum disebut sebagai frame body atau chassis
merupakan tulang punggung kendaraan, yang berfungsi:
a. Sebagai penopang mesin
b. Menyatukan/merangkai mesin, sistem suspensi dan sistem kelistrikan
menjadi satu kesatuan sepeda motor yang dapat berjalan
c. Penyangga penumpang/beban
Oleh karena itu rangka sebaiknya kuat dan kaku tapi ringan. Sedangkan jika
ditinjau dad segi geometri, rangka harus sesuai dengan geometri yang
diinginkan sistem kemudi dan suspensi. Rangka juga harus mampu menjaga
roda tetap sejajar lurus antara depan dan belakang. Bahan utama rangka sepeda
motor adalah plastik dan logam. Bagian rangka yang terbuat dari plastik
misalnya penahan angin, penutup rangka dan pelindung roda. Sedangkan
bagian utama yang terbuat dari logam, misalnya rangka utama, kemudi, lengan
ayun dan dudukan mesin. Teknologi rangka sepeda motor dapat dikatakan
tidak mengalami perkembangan yang pesat. Rangka berkaitan erat dengan
bodi. Oleh karena itu bentuk rangka mempengaruhi bentuk bodi motor. Kalau
terjadi kerusakan pada rangka, maka akan menimbulkan kerusakan pada bodi
juga karena bodi menempel pada rangka.
Agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya rangka harus memenuhi
beberapa persyaratan, yaitu :
1. Kuat, kukuh;
2. Ringan
3. Mempunyai nilai kelenturan/fleksibilitas, yang berfungsi untuk meredam
getaran/guncangan berlebihan yang diakibatkan tenaga yang dihasilkan
mesin maupun akibat kondisi jalan yang buruk.
13
2. Konstruksi Rangka
Beberapa konstruksi (profil) bahan yang digunakan pada rangka sepeda
motor adalah sebagai berikut: pressed steel dan tubular, rangka terbentuk dari
kombinasi bahan pelat baja yang dipres (lempengan), ditambahkan dengan
bahan bentuk pipa; pressed steel, rangka terbentuk dari bahan pelat baja yang
seluruhnya dipres (lempengan); tubular, rangka yang seluruhnya terbentuk
dari bahan pipa. Tipe-tipe rangka antara lain :
a. Rangka bak (cradle frames)
Gambar 4.1 Tipe Rangka cradle dan Tipe rangka cradle yang rangkap
14
d. Rangka tipe spine
15
DAFTAR PUSTAKA
Agus Setiyono dan Supriyadi, dkk. 1995. Buku Panduan Teknik Reparasi dan
Servis Bengkel Sepeda Motor. Solo: CV Bahagia Pekalongan
____. AHM (PT Astra Honda Motor). Pengetahuan Produk. Jakarta: Astra Honda
Training Centre.
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Supra X 125. Jakarta: PT. Astra
Honda Motor
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Astrea Prima. Jakarta: PT. Astra
Honda Motor
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Mega Pro. Jakarta: PT. Astra Honda
Motor
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda PGM-FI Supra X 125. Jakarta: PT.
Astra Honda Motor
Bagian Publikasi Teknik (2002). Service Manual Yamaha Nouvo. Indonesia: PT.
Yamaha Motor Kencana indonesia
Boentarto. 1993. Cara Pemeriksaan Penyetelan dan Perawatan Sepeda Motor.
Yogyakarta: Penerbit Andi
Boentarto. 1995. Tanya Jawab Reparasi Sepeda Motor. Solo: CV. Aneka
Solo
Boentarto dan Dwi Haryanto. 2003. Kiat Praktis Jual Beli Sepeda Motor Baru dan
Bekas. Jakarta: Puspa swara.
Divisi Perawatan Sepeda Motor.____. Petunjuk Perawatan Suzuki Shogun.
Jakarta: PT. Indomobil Suzuki international
16