Anda di halaman 1dari 19

MODUL

PEMELIHARAAN SASIS SEPEDA MOTOR


SMK NEGERI 1 LABANG

Oleh :
Muhammad Hafiluddin
NIP. 19930602 201903 1 011

TEKNIK BISNIS DAN SEPEDA MOTOR


SMK NEGERI 1 LABANG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
PENDAHULUAN

Modul ini disiapkan sebagai materi pembeljaran siswa sebagai bahan


informasi selama melakukan praktek kerja lapangan. Di dalamnya selain
informasi mengenai pengetahuan dasar, juga memuat beberapa lembaran tugas
dan beberapa lembar tes, untuk mengukur apakah proses pendidikan tetap berjalan
meskipun siswa melakukan praktek kerja lapangan sehingga dapat mengubah
sikap/perilaku peserta didik menjadi seseorang yang memiliki kompetensi sesuai
standar kurikulum K13 revisi.
Pembelajaran dengan modul ini dapat dilakukan secara klasikal dengan
atau tanpa instruktur, bahkan individual. Standar Kompetensi adalah pernyataan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diakui secara nasional yang diperlukan
untuk penanganan perbaikan dibidang otomotif. Diharap modul ini juga mampu
membantu peserta didik sebagai pedoman dalam pelaksanaan praktek kerja
lapangan karena dalam materi yang ada pada modul ini adalah materi sistem
kelistrikan semester 2 yang sebenarnya telah disampaikan di pembelajaran
semester 1, namun hanya poin-poin saja. Dengan adanya modul ini peserta didik
mampu melengkapi pengetahuan tentang sistem kelistrikan sepeda motor.
Sebelum mempelajari modul ini peserta didik harus sudah mempelajari dan
menguasai maeteri kelistrikan sebelumnya

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i
PENDAHULUAN ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I SISTEM SUSPENSI
1 Prinsip Kerja .............................................................................................1
2 Gangguan Suspensi ...................................................................................5
3 Tugas ........................................................................................................6
BAB II SISTEM KEMUDI
1 Prinsip Kerja .............................................................................................6
2 Komponen Sistem Kemudi .......................................................................7
3 Caster dan Trail .........................................................................................8
4 Gangguan Sistem Kemudi .........................................................................9
5 Tugas ........................................................................................................9
BAB III SISTEM RANTAI PENGGERAK RODA BELAKANG
1 Prinsip Kerja .............................................................................................10
2 Gangguan Rantai Roda .............................................................................12
3 Tugas ........................................................................................................12
BAB IV SISTEM RANGKA
1 Prinsip Kerja .............................................................................................13
2 Konstruksi Rangka ...................................................................................14
3 Tugas ........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
SISTEM SUSPENSI

1. Prinsip Kerja
Sistem suspensi merupakan salah satu bagian pada sasis sepeda motor
yang berfungsi menyerap bantingan, kejutan maupun getaran dari permukaan
jalan dengan tujuan meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan stabilitas
berkendara. Konstruksi suspensi merupakan gabungan / perpaduan antara
pegas dan peredam kejut / shock absorber. Sistem suspensi juga berfungsi
untuk menopang bodi dan rangka sepeda motor untuk menjaga letak geometris
antara bodi dan roda-roda. Oleh sebab itu terdapat 2 suspensi pada sepeda
motor yaitu :
a. Suspensi Depan
Sistem suspensi depan sepeda motor merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan system kemudi, karena kontruksi suspensi depan
terangkai menjadi satu kesatuan dengan kemudi. Terkoneksinya garpu
suspensi dengan sasis kendaraan melalui steering sangat mempengaruhi kestabilan
pengendalian dari system kemudi sepedamotor, oleh karena itu harus
diperhitungkan secara tepat besarnya sudut kemiringan menyesuaikan dengan
kebutuhan dimana kendaraan tersebut akan digunakan. Kemiringan tersebut
dikenal dengan istilah sudut caster.

Gambar 1.1 Sistem Suspensi Depan Sepeda Motor

1
Jenis sistem suspensi depan yang umum digunakan pada sepeda
motor, di antaranya :
a. Suspensi bottom link/pivoting link, jenis ini dipergunakan pada
sepeda motor tipe cub (leading link) dan scooter (trailing link) model
lama, dan belakangan ini sudah tidak begitu populer.

Gambar 1.2 Suspensi Tipe Leading Link dan Suspensi Tipe Trailing Link

b. Suspensi telescopic, jenis ini paling banyak dipergunakan pada sepeda


motor cc kecil sampai dengan cc sedang.

Gambar 1.3 Suspensi Tipe Telescopic


c. Suspensi telescopic model up-side down, banyak diaplikasikan pada
sepeda motor off road dan on road dengan cc besar.

Gambar 1.4 Suspensi Tipe Telescopic Upside Down

2
b. Suspensi Belakang
Generasi awal suspensi belakang pada sepeda motor adalah jenis plunger
unit. Tipe ini tidak mampu mengontrol dengan nyaman roda belakang. Tidak
seperti suspensi depan, suspensi belakang tidak mempunyai sistem steering
(kemudi). Sistem ini hanya menopang roda. belakang dan menahan goncangan
akibat permukaan kondisi jalan. Saat ini suspensi belakang yang umum
digunakan pada sepeda motor menggunakan swing arm pivot sebagai
penunjang dan penahan rear axle. Penggunaan swing arm pivot memberikan
reaksi yang cepat pada roda untuk bervariasi di berbagai kondisi jalan dan
memiliki kemampuan mengontrol gerakan roda dengan baik sehingga
memberikan kenyamanan dan keamanan berkendara.

Gambar 1.4 Suspensi Belakang

Jenis-jenis sistem suspensi belakang sepeda motor, diantaranya :


1. Swing arm type
Suspensi belakang jenis swing arm memberikan kenyamanan
dalam pengendaraan serta membantu daya tarik dan kemampuan
mengontrol gerakan roda yang baik.

3
Gambar 1.5 Suspensi Belakang Swing Arm Type
2. Unit swing type
Kontruksi tipe unit swing adalah mesin itu sendiri yang bereaksi
seperti lengan yang berayun. Jadi mesin tersebut yang berayun. Tipe
sistem suspensi ini digunakan untuk sepeda motor scooter dan sebagian
moped. Umumnya suspensi tipe unit swing dipakai pada sepeda
motor yang mempunyai penggerak akhirnya (final drive) memakai
sistem poros penggerak. Ada dua jenis type suspensi ini yaitu :
a. Double Suspensi
Jenis ini mempunyai dua peredam kejut yang mendukung
bagian belakang frame body dan swing arm. Suspensi ini umum
digunakan, karena sangat sederhana proses pemasangan, jumlah
komponen yang lebih sedikit, serta mempunyai sistem dasar yang
ekonomis.

Gambar 1.5 Suspensi Belakang Unit Swing Double Suspensi

b. Monoshock
Jenis suspensi ini mempunyai satu peredam kejut yang
mendukung bagian belakang frame body dan bagian swing arm.
Suspensi ini memiliki kontruksi yang rumit, tetapi lebih stabil
dibanding jenis double suspension. Banyak digunakan pada sepeda
motor modern untuk keperluan sport.

4
Gambar 1.5 Suspensi Belakang Unit Swing Double Suspensi

3. Monocross suspension
Tipe ini merupakan swing arm tetapi memiliki bentuk dan posisi
bantalan dari cushion unit yang unik. Sistem monocross suspension
merupakan hasil penemuan asli dari Mr. Telkens berasal dari Belgia dan
sistem ini dikembangkan jauh oleh Yamaha untuk penggunaan yang
praktis pada racing dan mesin sport sebaik mesin jarak jauh.

Gambar 1.6 Suspensi Monocross suspension


2. Gangguan Suspensi

No Gangguan Penyebab Penyebab


1. Stang stir cenderung berbelok ke  Penyetelan suspensi depan kiri/kanan
satu arah atau kendaraan tidak tidak sesuai
dapat berjalan dengan posisi lurus  Terkadi kebengkokan pada pipa
suspensi
 Terjadi keausan pada swing arm pivot
 Terjadi kebengkokan pada rangka/
body
2. Suspensi depan lemah/lunak  Terjadi kelemahan pada pegas
suspensi
 Oli suspensi depan kurang
 Kelainan pada oli suspensi depan
3. Suspensi depan keras  Terjadi kebengkokan pada bagian-bagian
suspensi
 Terjadi sumbatan pada jalur-jalur oli
dalam pipa suspensi
 Kesalahan pada saat pengisian oli
suspensi.
4. Suspensi belakang lemah  Pegas suspensi lemah

5
 Kebocoran oli pada damper unit
 Penyetelan kurang tepat
5. Suspensi depan terlalu keras  Kesalahan pemasangan
 Penyetelan kurang tepat
 Swing arm pivot bengkok
 Damper rod bengkok
 Kerusakan pada swing arm pivot bearing
 Kesalahan pada susensi linkage
 Kerusakan pada linkage pivot bearing

3. Tugas
1. Komponen apa saja yang berpengaruh paling penting pada sistem suspensi?
2. Apa yang terjadi jika shock absorber bocor?
3. Mengapa setelah berusia lama suspensi menjadi keras?
4. Di mana sistem suspensi diletakkan pada sepeda motor? Biasanya
komponen apa yang tergabung menjadi satu dengan pegas sebagai satu
kesatuan sistem suspensi?

6
BAB II
SISTEM KEMUDI

1. Prinsip Kerja
Sistem kemudi berfungsi untuk mengendalikan/mengontrol arah sepeda
motor sehingga arah jalannya sepeda motor sesuai dengan kehendak
pengemudi. Tenaga untuk mengendalikan arah kendaraan mempergunakan
tenaga tangan, yang diteruskan ke roda melalui batang kemudi (setang) dan
garpu depan (fork).
2. Komponen Sistem Kemudi
Pada kemudi terdapat komponen yang melengkapinya. Komponen sistem
kemudi diantaranya:

Gambar 2.1 Sasis Sistem Kemudi


Keterangan :
1. Batang Kemudi (Handle Bar)
2. Penghubung garpu bagian atas (Fork Top Bridge)
3. Pengikat stang (Handle Bar Holder)
4. Poros kemudi (Steering Stem)
5. Dudukan peluru/kones atas (Top Cone)
6. Peluru (Steel Balls)
7. Karet penahan debu (Dust Seal)
8. Dudukan peluru/kones bawah (Bottom Cone)
Jenis batang kemudi pada sepeda motor dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Jenis Tubular (Berbentuk Pipa)
Jenis ini umum digunakan pada sepeda motor dengan suspense
depan tipe teleskopic/upside down.

7
b. Jenis Pressed Steel
Jenis ini digunakan pada sepeda motor dengan suspensi depan tipe
link. Sebenarnya jenis pressed steel mempunyai susunan bentuk dan
fungsi yang sama dengan jenis tubular, hanya saja jenis pressed steel
dibuat dari bahan pelat baja yang dipress (lempengan) dan dibentuk
sebagai penutup lekukan dari batang kemudi, sekaligus sebagai
pengapit lampu depan dan speedometer.
3. Caster dan trail
Jari-jari lingkaran perputaran sepeda motor ditentukan oleh
besar/kecilnya sudut belok stang dan juga ditentukan oleh besar/kecilnya sudut
kemiringan dari sepeda motor sewaktu menikung. Beberapa istilah penting
dalam sistem kemudi :
a. Caster, Adalah sudut kemiringan dari poros kemudi, dinyatakan dalam
satuan derajat. Dengan menarik garis sejajar poros kemudi, maka akan
didapat suatu sudut yang dihitung dari garis mendatar (horisontal).
b. Trail, Adalah jarak antara titik potong dari garis melalui poros kemudi
dengan jalan mendatar, ke titik tumpu ban depan di atas jalan.

Gambar 2.2 Sistem Kemudi Caster Dan Trail

Kedua hal di atas menunjukkan bahwa semakin besar sudut casternya,


maka trail akan semakin kecil. Caster dan trail harus diperhitungkan secara
tepat, karena berhubungan erat sekali terhadap pengaruh kestabilan dari sistem
kemudi sepeda motor. Sudut caster yang kecil, berarti memperpanjang jarak

8
trail. Dalam hal ini, pengendalian sepeda motor terasa baik untuk jalan yang
lurus dengan kecepatan tinggi. Tetapi pada kecepatan rendah, pengendalian
terasa berat dan kurang nyaman untuk jalan yang berbelok-belok.
4. Gangguan Sistem Kemudi

No Gangguan Penyebab Penyebab


1. Kelainan suara pada bagian  Kerusakan atau retak pada engine
sekitar mesin mounting
 Keretakan atau kerusakan pada
bagian-bagian yang dilas
 Kebengkokan dan kerusakan pada
rangka

2. Kelainan suara pada saat  Kerusakan/kebengkokan pada


pengendaraan engine mounting
 Kerusakan pada bagian-bagian
yang dilas
 Kerusakan atau kebengkokan pada
rangka
3. Stang kemudi cenderung  Kebengkokan pada rangka
berbelok ke satu arah pada saat  Kebengkokan pada suspensi yang
pertambahan atau pengurangan dilas
kecepatan  Kebengkokan pada swing arm
 Kebengkokan pada penghubung
garpu
 Kedudukan peredam kejut tidak
seimbang
 Poros roda depan bengkok
4. Kemudi terlalu berat  Poros kemudi diikat terlalu
kencang
 Peluru-peluru pecah atau
kekurangan gemuk pelumas
 Poros kemudi bengkok
 Tekanan angin ban terlalu rendah
5. Kemudi terlalu ringan/kocak  Peluru-peluru pecah/aus
 Dudukan peluru aus/pecah
 Mur pengikat poros kemudi kendor

5. Tugas
1. Apa jenis batang kemudi yang digunakan pada sepeda motor dengan
suspensi depan tipe link?
2. Jelaskan susunan bentuk dan fungsi jenis batang kemudi pressed steel!
3. Jelaskan cara memeriksa keselarasan dari pergerakan sistem kemudi!
4. Sebutkan syarat sistem kemudi sepeda motor yang baik itu?

9
BAB III
SISTEM RANTAI PENGGERAK RODA BELAKANG

1. Prinsip Kerja
Final drive adalah bagian terakhir dari sistem pemindah tenaga yang
memindahkan tenaga mesin ke roda belakang. Final drive juga berfungsi
sebagai gigi pereduksi untuk mengurangi putaran dan menaikkan momen
(tenaga ). Biasanya perbandingan gigi reduksinya berkisar antara 2,5 sampai 3
berbanding 1 (2,5 atau 3 putaran dari transmisi akan menjadi 1 putaran pada
roda).

Gambar 3.1 Rantai Roda Penggerak


Rantai roda berfungsi sebagai penerus tenaga mesin yang disalurkan oleh
transmisi ke roda belakang. Rantai roda terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Master link
Jenis ini terdapat sambungan rantai, sehingga dengan mudah dapat
dilepaskan. Pada umumnya sepeda motor menggunakan rantai jenis master
link.

Gambar 3.2 Rantai Jenis Master Link

10
b. Endless
Rantai roda sepeda motor tanpa menggunakan sambungan
(master link) sehingga tidak dapat dilepas tanpa merusak konstruksi
rantai. Rantai jenis endless umumnya digunakan pada sepeda motor
besar, misalnya Honda CB750.

Gambar 3.2 Rantai Jenis Endless


Konstruksi rantai dibuat menggunakan pin-pin dan pelat-pelat samping
yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan rantai dapat
meneruskan tenaga putaran ke roda dengan baik. Menurut konstruksinya, jenis
pin rantai roda dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. straight-pin
Bentuk dari poros pin lurus, sehingga pin dengan mudah dapat dilepaskan.

Gambar 3.3 Rantai Pin Jenis straight-pin


b. shoulder -pin
Pada jenis ini pin tidak dapat dilepaskan, yang harus dilepas adalah
pelat-pelat sampingnya.

Gambar 3.4 Rantai Pin Jenis shoulder -pin

11
2. Gangguan Rantai Roda

No Gangguan Penyebab Penyebab


1. Kelainan suara pada rantai roda  Rantai kendor
 Gear rantai sudah aus dan tidak
dapat dikencangkan lagi
2. Saat berjalan terasa berat pada  Rantai terlalu kencang tidak
bagian rantai sesuai jarak bebas 15-25mm
3. Roda terasa oleng, terasa  Saat pengencangan rantai banut
gesekan yang besar meskipun pegunci as sisi kanan dan kiri
tidak mengerem pada rem tidak sama
cakram belakang

3. Tugas
1. Bagaimanakah pemasangan rantai pada sprocket depan dan belakang pada
sepeda motor road race?
2. Apakah perbedaan antara rantai dan gear pada sepeda motor!
3. Sebutkan jenis rantai sebeda motor !
4. Berapa jarak main bebas ranai sepeda motor !

12
BAB IV
SISTEM RANGKA

1. Prinsip Kerja
Rangka atau yang umum disebut sebagai frame body atau chassis
merupakan tulang punggung kendaraan, yang berfungsi:
a. Sebagai penopang mesin
b. Menyatukan/merangkai mesin, sistem suspensi dan sistem kelistrikan
menjadi satu kesatuan sepeda motor yang dapat berjalan
c. Penyangga penumpang/beban
Oleh karena itu rangka sebaiknya kuat dan kaku tapi ringan. Sedangkan jika
ditinjau dad segi geometri, rangka harus sesuai dengan geometri yang
diinginkan sistem kemudi dan suspensi. Rangka juga harus mampu menjaga
roda tetap sejajar lurus antara depan dan belakang. Bahan utama rangka sepeda
motor adalah plastik dan logam. Bagian rangka yang terbuat dari plastik
misalnya penahan angin, penutup rangka dan pelindung roda. Sedangkan
bagian utama yang terbuat dari logam, misalnya rangka utama, kemudi, lengan
ayun dan dudukan mesin. Teknologi rangka sepeda motor dapat dikatakan
tidak mengalami perkembangan yang pesat. Rangka berkaitan erat dengan
bodi. Oleh karena itu bentuk rangka mempengaruhi bentuk bodi motor. Kalau
terjadi kerusakan pada rangka, maka akan menimbulkan kerusakan pada bodi
juga karena bodi menempel pada rangka.
Agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya rangka harus memenuhi
beberapa persyaratan, yaitu :
1. Kuat, kukuh;
2. Ringan
3. Mempunyai nilai kelenturan/fleksibilitas, yang berfungsi untuk meredam
getaran/guncangan berlebihan yang diakibatkan tenaga yang dihasilkan
mesin maupun akibat kondisi jalan yang buruk.

13
2. Konstruksi Rangka
Beberapa konstruksi (profil) bahan yang digunakan pada rangka sepeda
motor adalah sebagai berikut: pressed steel dan tubular, rangka terbentuk dari
kombinasi bahan pelat baja yang dipres (lempengan), ditambahkan dengan
bahan bentuk pipa; pressed steel, rangka terbentuk dari bahan pelat baja yang
seluruhnya dipres (lempengan); tubular, rangka yang seluruhnya terbentuk
dari bahan pipa. Tipe-tipe rangka antara lain :
a. Rangka bak (cradle frames)

Gambar 4.1 Tipe Rangka cradle dan Tipe rangka cradle yang rangkap

b. Rangka tipe trellis (terali)

Gambar 4.2 Rangka Tipe Trellis

c. Rangka tipe balok penyeimbang (beam)

Gambar 4.3 Rangka Tipe Beam

14
d. Rangka tipe spine

Gambar 4.3 Rangka Tipe Spine


3. Tugas
1. Sebutkan langkah-langkah memeriksa rangka dari kerusakan seperti
kebeng-kokan maupun keretakan pada pipa-pipa dan bagian lainnya!
2. Sebutkan penyebab kelainan suara pada bagian sekitar mesin sistem
rangka sepeda motor!
3. Bagaimanakah syarat-syarat rangka sepeda motor supaya dapat berfungsi
sebagaimana mestinya?

15
DAFTAR PUSTAKA

Agus Setiyono dan Supriyadi, dkk. 1995. Buku Panduan Teknik Reparasi dan
Servis Bengkel Sepeda Motor. Solo: CV Bahagia Pekalongan
____. AHM (PT Astra Honda Motor). Pengetahuan Produk. Jakarta: Astra Honda
Training Centre.
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Supra X 125. Jakarta: PT. Astra
Honda Motor
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Astrea Prima. Jakarta: PT. Astra
Honda Motor
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Mega Pro. Jakarta: PT. Astra Honda
Motor
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda PGM-FI Supra X 125. Jakarta: PT.
Astra Honda Motor
Bagian Publikasi Teknik (2002). Service Manual Yamaha Nouvo. Indonesia: PT.
Yamaha Motor Kencana indonesia
Boentarto. 1993. Cara Pemeriksaan Penyetelan dan Perawatan Sepeda Motor.
Yogyakarta: Penerbit Andi
Boentarto. 1995. Tanya Jawab Reparasi Sepeda Motor. Solo: CV. Aneka
Solo
Boentarto dan Dwi Haryanto. 2003. Kiat Praktis Jual Beli Sepeda Motor Baru dan
Bekas. Jakarta: Puspa swara.
Divisi Perawatan Sepeda Motor.____. Petunjuk Perawatan Suzuki Shogun.
Jakarta: PT. Indomobil Suzuki international

16

Anda mungkin juga menyukai