Anda di halaman 1dari 8

PERIODISASI SEJARAH PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL

Nama : NUR AINI YOULIYANTI


Kelas : XII MIPA 3
Tugas : SEJARAH INDONESIA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Munculnya Demokrasi Liberal

2.2 Pelaksanaan Pemerintahan Demokrasi Liberal

2.3 Akhir Masa Demokrasi Liberal di Indonesia

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

Perkembangan bangsa Indonesia telah mengalami banyak perubahan, baik secara konstitusi maupun
sistem pemerintahan. Untuk pembahasan kali ini peneliti akan membahas mengenai sistem
pemerintahan Indonesia pada masa Demokrasi Liberal. Seperti yang kita ketahui Demokrasi Liberal (atau
Demokrasi konstitusional) adalah sistem politik yang melindungi secara konstitusional hakhak individu
dari kekuasaan pemerintah. Dalam Demokrasi Liberal, keputusan-keputusan mayoritas (dari proses
perwakilan atau langsung) diberlakukan pada sebagian besar bidang-bidang kebijakan pemerintah yang
tunduk pada pembatasan-pembatasan agar keputusan pemerintah tidak melanggar kemerdekaan dan
hak-hak individu seperti tercantum dalam konstitusi.

Berawal dari pengakuan kedaulatan, Indonesia memasuki masa demokrasi Liberal. Masa demokrasi
Liberal berlaku antara tahun 1949-1959, ditandai dengan tumbuh suburnya partai politik dan berlakunya
kabinet parlementer. Demokrasi Liberal di Indonesia ditandai oleh prestasi politik dan kemelut politik.
Prestasi politik berupa pemberlakuan system multipartai dan penyelenggaraan pemilu yang demokratis.
Kemelut politik berupa kabinet yang silih berganti dan perdebatan berkepanjangan dalam kontituante.
Prestasi politik dan kemelut politik merupakan hal yang terjadi pada masa demokrasi Liberal. Pada masa
itu, untuk pertama kalinya dilaksanakan pemilu I yang dinilai banyak kalangan merupakan pemilu yang
paling demokratis. Begitu juga pada masa itu sering terjadi pergantian kabinet (Matroji, 2002:65).

Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa demokrasi Liberal adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden
Soekarno yang melindungi hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah. Lebih lanjut Demokrasi liberal
(atau Demokrasi konstitusional) adalah sistem politik yang melindungi secara konstitusional hakhak
individu dari kekuasaan pemerintah. Dalam Demokrasi liberal, keputusankeputusan mayoritas (dari
proses perwakilan atau langsung) diberlakukan pada sebagian besar bidang-bidang kebijakan
pemerintah yang tunduk pada pembatasan-pembatasan agar keputusan pemerintah tidak melanggar
kemerdekaan dan hak-hak individu seperti tercantum dalam Demokrasi liberal pertama kali
dikemukakan pada Abad Pencerahan oleh penggagas teori kontrak sosial seperti Thomas Hobbes, John
Locke, dan JeanJacques Rousseau. Semasa Perang Dingin, istilah demokrasi liberal bertolak belakang
dengan komunisme ala Republik Rakyat.

Pada zaman sekarang Demokrasi konstitusional umumnya dibanding-bandingkan dengan Demokrasi


langsung atau Demokrasi partisipasi. Demokrasi liberal dipakai untuk menjelaskan sistem politik dan
Demokrasi barat di Amerika Serikat, Britania Raya, Kanada. Konstitusi yang dipakai dapat berupa
republik (Amerika Serikat, India, Perancis) atau monarki konstitusional (Britania Raya, Spanyol).
Demokrasi liberal dipakai oleh negara yang menganut sistem Presidensial atau sistem semi Berdasarkan
penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Demokrasi Liberal memiliki dampak positif
yaitu, dapat dijadikan sebagai alat pemersatu

bangsa, yang melindungi hak-hak individu setiap warga Negara Indonesia, sehingga dengan demikian
segala hak rakyatnya dapat terjaga dan terpenuhi. Selain itu dalam demokrasi Liberal dapat
menghidupkan suasana demoratis di Indonesia. Setiap warga berhak berpartisipasi dalam politik, antara
lain mengkritik pemeritah, dan mendirikan partai politik.

Pemerintahan pada masa Demokrasi Parlementer dijalankan oleh tujuh kabinet dengan masa jabatan
berbeda. Ketujuh kabinet itu adalah Kabinet Natsir dengan masa jabatan antara 6 September 1950 ± 18
April 1951, Kabinet Sukiman dengan masa jabatan antara 26 April 1951 ± 26 April 1952, Kabinet Wilopo
dengan masa jabatan antara 19 Maret 1952 ±2 Juni 1953, Kabinet Ali Sastroamidjojo I dengan masa
jabatan antara 31 Juli 1953 ± 24 Juli 1955, Kabinet Burhanuddin Harahap dengan masa jabatan antara 12
Agustus 1955 ± 3 Maret 1956, Kabinet Ali Sastroamidjojo II dengan masa jabatan antara 24 Maret 1956
± 14 Maret 1957, dan Kabinet Djuanda (Kabinet Karya) dengan masa jabatan antara 9 April 1957 ± 10 Juli
1959 (Matroji, 2002: 69-70). Adapun beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh ketujuh kabinet
tersebut, yaitu menjaga keamanan dan ketertiban rakyat, meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat, mempersiapkan dan menyelenggarakan Pemilu, menyelesaikan masalah dan
memperjuangkan Irian Barat ke dalam wilayah Indonesia, dan melaksanakan politik luar negeri yang
bebas aktif. Selain itu, pada masa Demokrasi Parlementer ini juga dibentuk konstituante,

Rumusan Masalah
1) Bagaimana terjadinya Demokrasi Liberal di Indonesia itu
berlangsung sampai berakhirnya Demokrasi Liberal?
2) Apa yang melatar belakangi berlangsungnya Demokrasi Liberal?
3) Bagaimana proses Demokrasi Terpimpin belangsung di Indonesia
sampai berakhirnya Demokrasi Terpimpin
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memberikan pemahaman kepada
para pembaca mengenai proses pergantian sitem politik di Indonesia.
Hingga para pembaca mengerti dan memahami proses dan gejala yang
ada dalam didalamnya.
Sejarah Munculnya Demokrasi Liberal
Seperti yang kita ketahui dalam perkembangan sejarah Indonesia
bahwa negara Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan
sistem demokrasi. Diharapkan hal ini bisa mewujudkan demokrasi
berbau indonesia meski konsep dasar mengadopsi teori demokrasi luar.
Berikut ini adalah salah satu analisis dialektik-historis pada penerapan
demokrasi di Indonesia.
Setelah dibubarkannya RIS, sejak tahun 1950 RI Melaksanakan
demokrasi parlementer yang Liberal dengan mencontoh sistem
parlementer barat, dan masa ini disebut Masa demokrasi Liberal.
Indonesia dibagi manjadi 10 Provinsi yang mempunyai otonomi dan
berdasarkan Undang – undang Dasar Sementara tahun 1950 yang juga
bernafaskan liberal.

1950

Pembentukan sistem kabinet Parlementer


Sebab : RIS dibubarkan
akibat : berdirilah negara kesatuan republik Indonesia dengan pedoman UUDS 1950. Isi UUDS
adalah menganut demokrasi liberal dan kabinet parlementer.

SEP 29, 1955

Pemilihan Umum ( Pemilu)

sebab : belum adanya kabinet di parlemen akibat : 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR
15 Desember 1955 untuk memilih anggota konstituante

JUL 19, 1956

Pembahasan Ejaan Bahasa Indonesia

sebab : belum ada Ejaan Bahasa Indonesia yang benar akibat : Pemerintah membentuk panitia
pembahasan Ejaan Bahasa Indonesia yang dipimpin oleh Prof. Dr. Prijono

DEC 13, 1957

Deklarasi Djuanda

sebab : Indonesia terdiri dari negara kepulauan akibat : Dibuat Deklarasi Djuanda untuk melindungi
wilayah perairannya

Ringkasan dari isi Deklarasi Juanda tersebut yakni: Indonesia menyatakan sebagai negara


kepulauan yang memiliki corak tersendiri. Wilayah laut di kepulauan nusantara merupakan
kedaulatan mutlak Indonesia. Batas teritorial laut Indonesia sepanjang 12 mil diukur dari titik

terluar pulau.
JUL 5, 1959

Dekrit Presiden

sebab : konstituante gagal menetapkan UUD R

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 merupakan dekrit pertama yang dikeluarkan oleh presiden pertama Indonesia,
yakni Ir. Soekarno. Latar belakang ddari dikeluarkannya dekrit ini ialah kegagalan dari Badan
Konstituante dalam penetapan UUD baru sebagai pengganti dari UUD Sementara (UUDS) 1950. Badan
Konstituante merupakan lembaga dewan perwakilan yang memiliki tugas untuk membentuk suatu
konstitusi baru bagi Indonesia sebagai mengganti UUDS 1950.

akibat : Presiden Soekarno akhirnya mengeluarkan dekrit presiden .

Dengan diumumkannya Isi Dekrit Presiden 1959, maka masa Demokrasi Liberal atau Parlementer di
Indonesia resmi berakhir, lalu dilanjutkan dengan masa Demokrasi Terpimpin.

PENUTUP
3.1.Kesimpulan

Dalam perkembangan Demokrasi Indonesia, Indonesia sudah mengalami beberapa kali pergantian sistem
politik dan pemimpin. Namun dengan sejalannya demokrasi itu Indonesia sampai saat ini masih saja belum
menemukan sistem Demokrasi yang tepat. Banyak permasalahan yang datang dalam pencarian sistem
Indonesia maupun jiwa para pemimpinnya.

3.2.Saran

Entah mengapa sampai saat ini Indonesia masih tertinnggal oleh negara lain, tapi patut kita ketahui bahwa
perubahan itu tidak ada dengan sendirinya. Kita sebagai rakyat Indonesia lah yang harus memulai perubahan
itu. Dimulai dari penetapan sistem politik yang benar-benar tepat dan juga para anak bangsa yang harus
memperbaharuinya dengan perubahan yang membawa Indonesia maju.

Daftar Pustaka

1.http://sule-epol.blogspot.com/2017/01/makalah-demokrasi-liberal.html

2.https://sengkala.com/2021/03/26/peristiwa-sekitar-demokrasi-liberal-1950-1959/

3.https://sengkala.com/2021/03/26/peristiwa-sekitar-demokrasi-liberal-1950-1959/

Anda mungkin juga menyukai