Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH STUDY FIELD

IMPLEMENTASI TOLERANSI BERBAHASA OLEH MASYARAKAT


KAMPUNG SUKOLILO KENJERAN

MATA KULIAH PEMBELAJARAN DASAR BERSAMA


OLEH :
KELOMPOK 1 (PDB A-1)

REIHANNISA PUTRI REZTU AZZAHRA - VOKASI [002221001]


FIKRI AMINULLAH – KEDOKTERAN [111221001]
TIJANI LIWAN KARAMINA – HUKUM [131221001]
MAIZURA AGUSTIANI – PERIKANAN & KELAUTAN [147221100]
ARSA AUWALINA – TEKNOLOGI MAJU & MULTIDISIPLIN [162221001]
ACHMAD WAHYU RAMADHAN S - SAINS & TEKNOLOGI [188221019]
JAMILAH AYU SAHARA – VOKASI [411221002]
SAFIRA AZ ZAHRA-VOKASI [423221005]

UNIVERSITAS AIRLANGGA
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas
kelompok mata kuliah Pembelajaran Dasar Bersama (PDB) dengan tema “Implementasi
Toleransi Serta Kearifan Lokal di Masyarakat di Daerah Kampung Sukolilo” secara tepat
waktu.

Terima kasih kami ucapkan kepada para dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran
Dasar Bersama (PDB) yang telah memberikan tugas ini kepada kami, sehingga kami dapat
mempelajari lebih mendalam mengenai kebhinekaan dan rasa toleransi. Serta kami
berterima kasih untuk para dosen karena telah membantu secara informasi maupun moral
sehingga laporan ini dapat berjalan baik

Kami harap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan adanya kritik, saran, dan usulan dari pembaca agar makalah
yang telah kami buat dapat menjadi lebih baik lagi.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan mafaat

Surabaya, 05 Oktober 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia terdiri dari suku, budaya bahasa yang berbeda. Dalam


masyarakat pluralis, setiap anggota masyarakat memerlukan kesadaran bersama
untuk membangun kehidupan yang rukun dan damai. Suatu kehidupan yang
mengedepankan sikap-sikap saling menghargai dan menghormati antaranggota atau
antarindividu sangat diperlukan terhadap berbagai perbedaan yang tumbuh dalam
masyarakat. Suatu kondisi seperti ini juga sangat disadari oleh pendiri dan
masyarakat bangsa Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Apabila kondisi seperti
ini tidak terwujud, maka yang terjadi adalah timbulnya konflik dari berbagai dimensi
kehidupan. Oleh sebab itu, apabila dikaji lebih mendalam, hal mendasar yang dapat
menjembataninya adalah adanya toleransi dalam masyarakat yang pluralis.
Makna dasar toleransi yang secara etimologi berasal dari bahasa Latin,
yakni toleraré adalah sikap menghargai, membiarkan, dan membolehkan dalam
suatu hubungan. Gairah semangat toleransi ini muncul di berbagai negara bangsa di
dunia sebagai wujud upaya pencerahan-pencerahan dalam masyarakat. Pencerahan-
pencerahan itu merupakan konsepsi-konsepsi yang terdapat pada Humanisme,
Renaissance dan Reformasi di Inggris dan Prancis, dan juga Aufklärung di Jerman
pada pertengahan abad 18. Nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masa pencerahan
ini adalah kebenaran, humanisme, dan toleransi.
Dewasa ini kami melakukan penelitian di Kampung Sukolilo Kecamatan
Kenjeran Kota Surabaya sebagai tugas field studyyang mana kami menemukan
masyarakat yang memiliki berbedaan suku dan bahasa namun tetap hidup
berdampingan dengan damai dan rukun. Mereka dapat menjadikan perbedaan
sebagai alat untuk saling menghargai dan menghormati antara satu dan lainnya.
Perbedaan sendiri adalah salah satu keistimewaan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia. Sebagai wujud pengamalan pancasila masyarakat kampung Sukolilo telah
menerapkan sila ke 3 yang berbunyi "Persatuan Indonesia" yang pengamalannya
sendiri sangat penting karena keberagaman yang ada pada masyarakat Indonesia.

1
Indonesia memiliki ribuan pulau dengan sangat banyak suku yang
berbeda-beda hidup di dalamnya. Begitu pula aneka bahasa daerah yang
dipergunakan sehari-hari, jumlahnya juga mencapai ribuan. Karena itu dalam sila ke-
3 Pancasila, terkandung butir-butir pengamalan yang memuat nilai-nilai, isi, serta
penjelasan rinci karena bangsa Indonesia sangat majemuk. Dalam butir keenam sila
ke-3 yang berbunyi “Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika”, contoh pengamalannya adalah dengan menggunakan bahasa persatuan
yakni Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi masyarakat kita
dengan beragam suku dengan kekayaan budaya berupa bahasa daerah masing-
masing yang berbeda. Atas dasar inilah maka penulis melakukan penelitian
dengan judul IMPLEMENTASI TOLERANSI BERBAHASA OLEH
MASYARAKAT KAMPUNG SUKOLILO KENJERAN

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk toleransi berbahasa yang dilakukan oleh masyarakat


kampung Sukolilo Kenjeran?
2. Bagaimana kondisi kehidupan bermasyarakat dalam keberagaman
bahasa di kampung Sukolilo Kenjeran?
3. Apa saja upaya serta faktor pendukung masyarakat dalam menjaga
toleransi di kampung Sukolilo Kenjeran ditengah perbedaan bahasa?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bentuk sikap toleransi berbahasa yang dilakukan


oleh masyarakat di kampung Sukolilo Kenjeran
2. Untuk mengetahui kondisi kehidupan toleransi antara perbedaan bahasa
oleh masyarakat kampung Sukolilo Kenjeran
3. untuk mengetahui upaya dan faktor pendukung kerukunan bertoleransi
dalam masyarakat kampung Sukolilo Kenjeran ditengah perbedaan bahasa
yang ada.

2
1.4 Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang, yang menjadi batasan dalam
penelitian ini adalah pada perbedaan berbahasa yang dilakukan oleh
masyarakat di Kampung Sukolilo Kec. Kenjeran. Bagaimana mereka
hidup berdampingan, hidup bersosialisasi dalam suatu wilayah tanpa
terjadi suatu konflik yang dilatar belakangi oleh perbedaan bahasa yang
ada di sana. Penelitian ini juga akan berfokus pada sikap toleransi antar
sesama dan antar bahasa yang ada di masyarakat kampung Sukolilo Kec.
Kenjeran.

3
BAB 2

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian merupakan bagian dari kegiatan ilmiah. Penelitian memerlukan proses


yang panjang dan mendalam sehingga jawaban atas permasalahan yang diajukan dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara-cara ilmiah yang digunakan oleh seorang peneliti untuk memperoleh data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.

2.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, karena data
penelitian berupa penjabaran dan ulasan yang bersifat deskriptif. Peneliti menggunakan
jenis penelitian deskriptif kualitatif (descriptive research). Dalam penelitian ini peneliti
berusaha untuk mendeskripsikan tentang Implementasi Toleransi Serta Kearifan Lokal di
Masyarakat di Daerah Kampung Sukolilo. Metode penelitian ini dimaksudkan untuk
mengeksplorasi suatu fenomena secara mendalam. Dalam metode deskriptif kualitatif ini
peneliti bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan
seakurat mungkin berdasarkan fakta-fakta.

2.2 Penentuan Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian merupakan tempat dimana akan melakukan penelitian dan
tempat informasi penelitian didapat untuk menjawab masalah-masalah sosial yang ada.
Peneliti harus mengetahui secara rinci kondisi lokasi penelitian dan setting dari
penelitiannya tersebut. Hal ini digunakan untuk mempermudah bagi peneliti untuk
mencari sumber informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Peneliti mengambil lokasi
penelitian di daerah Kampung Sukolilo. Penelitian di lokasi ini dipilih karena beberapa
hal diantaranya:
a. Merupakan tempat yang memiliki keberagaman SARA
b. Kemudahan akses mencari data penelitian
c. Dekat dengan lokasi tempat tinggal peneliti

4
2.3 Teknik Penentuan Informan

Informan adalah orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi
tentang objek penelitian, karena informan memiliki pengetahuan dan keterlibatan
langsung dengan fenomena yang akan diteliti. Subjek peneliti dibedakan menjadi
informan pokok dan informan tambahan. Informan pokok dan tambahan dipilih secara
purposive sampling. Menurut Burhan Bungin (2007:107-108), metode purposive
sampling yaitu menentukan kelompok peserta yang menjadi informan secara sengaja
sesuai dengan kriteria terpilih relevan dengan masalah penelitian kita.

Penggunaan teknik ini dipilih oleh peneliti supaya mendapatkan data yang akurat
dan sesuai dengan tema yang dikaji. Dengan teknik ini maka informan yang dipilih oleh
peneliti ialah informan yang dianggap benar-benar mengetahui dan benar-benar mengerti
tema yang akan dikaji. Dengan metode purposive sampling, peneliti menentukan
informan berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan, dimana kriteria ini
disesuaikan dengan topik penelitian, diantaranya adalah:
1. Informan merupakan masyarakat berusia >40 tahun;
2. Informan merupakan warga asli di daerah Kampung Sukolilo;

2.4 Metode Pengumpulan Data


2.4.1 Observasi

Observasi adalah langkah penelitian yang paling dasar dalam sebuah penelitian.
Observasi didefinisikan sebagai pengamatan dan juga pencatatan secara sistematik
terhadap suatu gejala yang muncul dalam suatu objek penelitian. Observasi dilakukan
karena pada hakikatnya observasi sangat berguna untuk menjelaskan, memeriksa dan
merinci gejala yang terjadi dilapangan. Observasi sebagai langkah awal dalam penelitian
digunakan peneliti dalam mengetahui dan memperoleh gambaran secara garis besar
bagaimana hal yang berkaitan dengan fenomena yang akan diteliti di lokasi penelitian.
Dari hasil observasi dapat disimpulkan atas apa yang telah diamati dan dapat digunakan
sebagai pembanding antara hasil wawancara yang dilakukan dengan hasil pengamatan
apakah ada kesesuaian atau tidak diantara keduanya.

5
2.4.2 Wawancara

Selain observasi, penelitian ini menggunakan metode wawancara. Wawancara


merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Maka
itu dengan wawancara, data yang diperoleh akan lebih mendalam karena mampu
menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Wawancara merupakan percakapan yang
dilakukan oleh pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang
memberikan jawaban atas pertanyaan dari pewawancara (Moelong, 2012:186).
Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung
dari subjek penelitian tentang fenomena yang ada. Wawancara yang dilakukan
menggunakan panduan pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, namun tidak
sedikit pula pertanyaan yang spontan. Panduan pertanyaan tersebut telah mewakili alat
analisis yang digunakan dengan mengimplementasikan ke dalam bentuk pertanyaan yang
mudah dimengerti oleh para informan.

6
BAB 3

PEMBAHASAN

Toleransi merupakan konsep modern untuk menggambarkan sikap saling


menghargai dan kerja sama antara kelompok masyarakat dengan beragam perbedaan.
Maka dari itu, toleransi menjadi sikap yang sangat penting karena merupakan tindakan
yang menghormati keragaman latar belakang, pandangan, dan kepercayaan. kampung
Sukolilo merupakan kampung yang mayoritas penduduknya adalah pendatang baru dari
berbagai daerah lain. Toleransi berbahasa sangat di perlukan untuk kehidupan mereka di
kampung Sukolilo ini. Dengan kondisi ini, masyarakat kampung Sukolilo mengatasi
masalah perbedaan bahasa ini dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam sehari-hari
karena bahasa Indonesia adalah bahasa nasional/resmi yang menjadi patokan masyarakat
Indonesia dalam mengatasi berbagai keberagaman bahasa mengingat bahwa Indonesia ini
adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku bangsa. Masyarakat kampung
sukolilo juga berupaya memahami satu sama lain dengan belajar sedikit-sedikit bahasa
dari daerah lain sebagai upaya toleransi berbahasa.

Toleransi mensyaratkan adanya dua atau lebih pihak yang berinteraksi memiliki
perspektif yang sama mengenai kerukunan yang harus diciptakan di suatu lingkungan,
komunitas, atau bangsa tertentu. Dengan demikian toleransi tidak bisa secara serta merta
muncul begitu saja, ia memerlukan upaya dari segenap komponen yang terlibat untuk
aktif berusaha mewujudkan kondisi yang memungkinkan toleransi itu tumbuh.

Faktor pendukung adanya toleransi berbahasa ini tentunya dari faktor


kekeluargaan, kebersamaan, sikap saling membantu dan mendukung, komunikasi yang
sopan dan baik antar sesama warga. Dari sisi ini maka kita dapat mengambil hikmahnya
bahwa nilai-nilai kemanusiaan itu selalu tidak formal akan mengantarkan nilai pluralitas
kearah upaya selektifitas kualitas moral seseorang dalam komunitas masyarakat,
Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat.

7
Contohnya saat mengadakan acara seperti tahlilan atau kerja bakti, seseorang yang asli
Madura tidak berbicara berbahasa Madura pada warga yang asli Jawa karena masyarakat
Madura paham akan perbedaan bahasa mereka, mereka akan saling bersosialisasi
menggunakan bahasa Indonesia begitupun dari daerah lain seperti Situbondo maupun
yang lain. Perbedaan bahasa dikampung sukolilo tidak menjadikannya sebagai suatu
masalah besar karena adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi masyarakat
Indonesia dan juga toleransi mereka antar berbagai bahasa.

8
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Jadi kesimpulan dari pembahasan dari implementasi toleransi berbahasa di


kampung Sukolilo adalah toleransi merupakan konsep modern untuk menggambarkan
sikap saling menghargai dan kerja sama antara kelompok masyarakat dengan beragam
perbedaan. Maka dari itu, toleransi menjadi sikap yang sangat penting karena merupakan
tindakan yang menghormati keragaman latar belakang,pandangan, dan
kepercayaan.Kampung Sukolilo merupakan kampung yang mayoritas penduduknya
adalah pendatang baru dari berbagai daerah lain. Maka dari itu toleransi berbahasa sangat
di perlukan untuk kehidupan mereka di kampung Sukolilo ini.Masyarakat kampung
Sukolilo mengatasi masalah perbedaan bahasa ini dengan menggunakan bahasa
Indonesia dalam sehari-hari karena bahasa Indonesia adalah bahasa nasional/resmi yang
menjadi patokan masyarakat Indonesia dalam mengatasi berbagai keberagaman bahasa
mengingat bahwa Indonesia ini adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku
bangsa.

Faktor pendukung adanya toleransi berbahasa ini tentunya dari faktor


kekeluargaan, kebersamaan, sikap saling membantu dan mendukung, komunikasi yang
sopan dan baik antar sesama warga.

Dari sisi ini maka kita dapat mengambil hikmahnya bahwa nilai-nilai
kemanusiaan itu selalu tidak formal akan mengantarkan nilai pluralitas kearah upaya
selektifitas kualitas moral seseorang dalam komunitas masyarakat, Menyadari bahwa
perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya saat
mengadakan acara seperti tahlilan atau kerja bakti, seseorang yang asli Madura tidak
berbicara berbahasa Madura pada warga yang asli Jawa karena masyarakat Madura

9
paham akan perbedaan bahasa mereka, mereka akan saling bersosialisasi menggunakan
bahasa Indonesia begitupun dari daerah lain

4.2. Saran

Bagi masyarakat kampung Sukolilo harus dapat mempertahankan dan bahkan


meningkatkan toleransi berbahasa antar sesama warga kampung Sukolilo agar
masyarakat di kampung Sukolilo karena bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bagi
seluruh masyarakat di Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Masykuri. Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman. Jakarta:


Kompas, 2001.
Abdurahman, Maman dan Sambas Ali Muhidin. Panduan Praktis Memahami Penelitian.
Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Akib. Haedar dan Antonius Tarigan. “Artikulasi KonsepImplementasi Kebijakan:
Perspektif, Model dan Kriteria Pengukurannya.” Jurnal Baca. Volume 1 Agustus 2008,
Universitas Pepabari Makassar, 2008.
Tohirin. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling.
Jakarta: Rajawali PersS, 2013.

11
LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai