Anda di halaman 1dari 9

Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 92-100 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Pengaruh Konsep Diri dan Kontrol Diri Dengan


Perilaku Konsumtif Terhadap Gadget
Dwi Nurhaini 1

Program Studi Psikologi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman Samarinda

ABSTRACT. This research was conducted to find out the influences self-concept and self-control against
consumptive behavior of gadget student SMA Negeri 1 Tanah Grogot. This research by using quantitave
method, that is regression. Total of sampling in this research is which involves 134 students. Self-concept,
self-control and consumptive behavior were measured by Likert scale models. The collected data were
analyzed by using regression analysis which assisted by Statistical Package for Social Sciences (SPSS)
program 22.0 for Windows. Results of the research showed that Then the analysis result of self-concept and
self-control towards consumptive behavior has a very significant influence with the acquisition of the F
calculate > F table = 9.685 > 3.071, R2 = 0.129, and p = 0.000 < 0.050. Self-concept toward consumptive
behavior has significant influence with the acquisition of beta = -0.184, t calculates > t table = -2.244 >
1.977, and p = 0.027 < 0.050. Then in self-control toward consumptive behavior has a very significant
influence with the acquisition of beta = -0.291, t calculates > t table = 3.557 > 1.977, and p = 0.001 < 0.050.

Keywords: quality of service, maternal and child health.

ABSTRAK. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsep diri dan pengendalian diri terhadap
perilaku konsumtif pada siswa SMA Negeri 1 Tanah Grogot. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
yaitu regresi. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 134 siswa. Konsep diri, pengendalian diri dan perilaku
konsumtif diukur dengan model skala likert. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis
regresi yang dibantu dengan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 22.0 for Windows. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis konsep diri dan pengendalian diri terhadap perilaku konsumtif
memiliki pengaruh yang sangat signifikan dengan perolehan F hitung> F tabel = 9.685> 3.071, R2 = 0.129,
dan p = 0.000 <0.050. Konsep diri terhadap perilaku konsumtif berpengaruh signifikan dengan perolehan beta
= -0.184, t hitung> t tabel = -2.244> 1.977, dan p = 0.027 <0.050. Kemudian dalam pengendalian diri
terhadap perilaku konsumtif mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dengan perolehan beta = -0,291, t
hitung> t tabel = 3,557> 1,977, dan p = 0,001 <0,050.

Kata kunci: Perilaku Konsumtif, Konsep Diri, Pengendalian Diri.

1
Email: dwy_risky@yahoo.com
92
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 92-100 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

PENDAHULUAN sebagainya (Sofia, 2012). Konsep diri itu seseorang


akan diupayakan akan mencapai keinginan yang
Era milenial saat ini, teknologi mengalami
optimal serta untuk merealisasikan hidupnya. Setiap
perkembangan begitu pesat tidak terkecuali dengan
individu memiliki konsep diri, baik itu konsep diri
alat komunikasi berupa gadget. Gadget bukan hanya
yang bersifat positif maupun yang negative hanya
sebagai wahana atau media komunikasi tapi
derajat atau kadarnya yang berbeda-beda.
dijadikan sebagai ajang bergengsi yang menuntut
Kenyataannya tidak ada individu yang sepenuhnya
semua kalangan terutama remaja untuk selalu
memiliki konsep diri positif atau negatif. Tetapi
mengikuti trend baru dari maraknya gadget, atau
karena konsep diri memegang peranan penting
gadget di jadikan sebagai life style. Gadget masuk di
dalam menentukan dan mengarahkan seluruh
kalangan remaja dengan perlahan dan tidak disadari
perilaku individu, maka sedapat mungkin individu
oleh remaja yang menjadi korban perkembangan
yang bersangkutan harus mempunyai konsep diri
gadget.
yang positif (Rakhmat, 2005).
Tambunan (2001) menjelaskan bahwa bagi
Prilaku konsumtif dipengaruhi oleh faktor
produsen, kelompok usia remaja adalah salah satu
internal dan eksternal. Dimana reaksi orang lain,
pasar yang potensial. Alasannya antara lain karena
perbandingan dengan orang lain, peranan seseorang
pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja.
dan identifikasi terhadap seseorang merupakan
Di samping itu, remaja biasanya mudah terbujuk
faktor yang mempengaruhi konsep diri. Ketika
rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis,
seseorang memiliki kosep diri dan kontrol diri yang
dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya.
lemah maka akan susah untuk mengontrol prilaku
Sifat-sifat remaja inilah yang dimanfaatkan oleh
yang ada dalam diri sehingga berprilaku secara
sebagian produsen untuk memasuki pasar remaja.
konsumtif agar dapat diterima dan dihargi oleh
Remaja cenderung memiliki keinginan untuk tampil
lingkungan sekitar.
menarikSeringnya perilaku konsumtif yang
Seperti pada peneltian yang dilakukan
dilakukan oleh remaja dikhawatirkan akan
Anggreini dan Mariyanti (2014), hasil penelitiannya
berdampak negatif pada remaja tersebut guna
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif
memenuhi hasrat berbelanjanya untuk membeli
antara kontrol diri dengan perilaku konsumtif
barang-barang yang hanya berdasarkan pada
mahasiswi Universitas Esa Unggul. Mahasiswi yang
keinginan belaka. Oleh karena itu, dalam diri remaja
memiliki kontrol diri lemah lebih banyak dibanding
perlu adanya kontrol diri, karena kontrol diri mampu
dengan mahasiswi yang memiliki kontrol diri yang
mengarahkan dan mengatur untuk melakukan hal
kuat. Sedangkan pada mahasiswi yang berperilaku
positif termasuk dalam membelanjakan sesuatu.
konsumtif tinggi lebih banyak daripada mahasisiwi
Remaja saat ini, Burns (1993) mengemukakan
yang berperilaku konsumtif rendah. Dari ketiga
tentang remaja yang berperilaku konsumtif karena
dimensi dari kontrol diri, yang paling dominan ialah
ingin menjaga gengsi, atau ingin membuat dirinya
dimensi behavioral control atau kontrol perilaku.
terlihat lebih baik dibanding orang lain, diduga
Peneliti melakukan screening awal mengenai
adalah remaja yang memiliki konsep diri negatif,
siswa yang menggunakan gadget secara konsumtif di
karena mereka berusaha untuk membuat dirinya
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tanah Grogot
tampak terkenal, dipandang di lingkungannya dan
pada hari Rabu tanggal 20 September dan hari
tidak memiliki perilaku penerimaan diri yang baik.
Kamis tanggal 21 September 2017. Berdasarkan
Calhoun dan Acocella (1995) mendefinisikan
hasil screening awal yang dilakukan oleh peneliti
kontrol diri (self control) sebagai pengaruh
pada kedelapan kelas yaitu IPS A, IPS B, IPS C, IPS
seseorang terhadap, dan peraturan tentang, fisiknya,
D, IPS E, IPA A, IPA B, dan IPA C berjumlah
tingkah laku, dan proses-proses psikologisnya
sekitar 240 siswa atau dengan jumlah persentase
dengan kata lain, sekelompok proses yang mengikat
sekitar 52,75% berprilaku konsumtif. Serta hasil
dirinya. Perkembangan kendali diri sangat penting
observasi yang peneliti lakukan selama dua hari
untuk dapat bergaul dengan orang lain dan untuk
disekolah SMA 1 tanah grogot ketika berkumpul
mencapai tujuan pribadi.
atau sedang makan dikantin sekolah siswa selalu
Jika seseorang memiliki konsep diri yang baik,
membahas gadget terbaru dan keunggulan setiap
baik dalam proses pembentukannya dan
produk handphone tertentu dan berkomunikasi
penerapannya, maka akan timbul hal - hal yang
menggunakan sosial media dengan handphone.
diperlukan bagi pengembangan diri seperti sikap
Untuk siswa laki-laki mereka memiliki lebih dari
yang optimis, percaya diri mengelola emosi dan
93
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 92-100 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

satu untuk biasanya kebutuhan game, kapasitas c. Pembelian tidak rasional (non rasional buying).
baterai yang besar mendorong mereka untuk Perilaku membeli yang tidak rasional. Suatu
membeli dengan kualitas baterai yang besar dan perilaku dalam mengkonsumsi dikatakan tidak
untuk siswa perempuan mereka biasanya memilih
rasional jika konsumen tersebut membeli barang
dengan kualitas kamera yang bagus hal ini karna
dorongan agar mendapatkan hasil foto yang baik tanpa dipikirkan kegunaanya terlebih
Sama halnya dengan Penelitian yang dilakukan dahulu.Pembelian yang dilakukan bukan karena
oleh Sintiche Parma (2007), hasil penelititannya kebutuhan, tetapi karena gengsi agar dapat
menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat dikesan sebagai orang yang modern atau
signifikan antara kontrol diri dengan perilaku mengikuti mode.
konsumtif membeli pakaian diskon pada mahasiswi Stanton (dalam Mangkunegara, 2002)
Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. menyatakan terdapat dua faktor yang mempengaruhi
Berdasarkan dari latar belakang yang perilaku konsumen, yaitu:
dikemukakan, maka rumusan masalah dalam a. Kekuatan Sosial Budaya
penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh konsep 1) Faktor budaya. Budaya dapat didefinisikan
diri dan kontrol diri dengan prilaku konsumtif ? sebagai hasil kreativitas manusia dari satu
Apakah ada pengaruh kontrol diri dengan prilaku generasi ke generasi berikutnya yang sangat
konsumti ? Serta apakah ada pengaruh konsep diri menentukan bentuk perilaku dalam
dengan prilaku konsumtif ? kehidupanya sebagai anggota masyarakat.
Dan penelitian ini bertujuan untuk menguji dan Kebudayaan merupakan suatu hal yang
menganalisis pengaruh kontrol diri dengan perilaku kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan,
konsumtif. kepercayaan, seni, moral, adat, kebiasaan, dan
norma-norma yang berlaku pada masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA 2) Faktor Kelas Sosial. Kelas sosial didefinisikan
Perilaku Konsumtif sebagai suatu kelompok yang terdiri dari
Perilaku konsumtif adalah kecenderungan sejumlah orang yang mempunyai kedudukan
individu yang secara langsung terlibat dalam usaha yang seimbang dalam masyarakat
barang-barang yang sebenarnya yang tidak 3) Faktor Kelompok Anutan (small reference
group). Kelompok anutan didefinisikan
didasarkan pada pertimbangan rasional. Aspek-aspek
sebagai suatu kelompok yang mempengaruhi
perilaku konsumtif menurut Lina, dan Rosyid (dalam sikap, pendapat, norma, dan perilaku
Fardhani & Izzati, 2013) adalah pembelian implusif, konsumen. lebih lanjut perilaku konsumen
pembelian berlebihan dan pembelian tidak rasional. dipengaruhi oleh kelompok anutan yang
Lina, dan Rosyid (dalam Fardhani & Izzati, mereka menjadi anggotanya atau yang mereka
2013) menyatakan terdapat beberapa aspek-aspek cita-citakan. Pengaruh kelompok anutan
terhadap perilaku konsumen antara lain dalam
perilaku konsumtif, yaitu;
menentukan produk dan merek yang mereka
a. Pembelian Implusif (impulsive buying). gunakan yang sesuai dengan aspirasi
Impulsive, merupakan perilaku membeli kelompok. Adanya pengaruh kelompok sebaya
konsumen semata-mata karena didasari oleh (peer group) dan kelompok acuan (reference
hasrat yang tiba-tiba dan dilakukan tanpa melalui group). Individu yang banyak berinteraksi pada
pertimbangan dan perencanaan serta keputusan orang-orang yang memiliki gaya hidup
ditempat pembelian. Tanpa memanfaatkan konsumtif, maka individu tersebut cenderung
memiliki perilaku konsumtif pula.
informasi yang ada seperti pertimbangan
4) Faktor Keluarga. Keluarga dapat didefinisikan
implikasi dan tindakan yang dibuat sebelum sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil
memutuskan untuk membeli. yang perilakunya sangat mempengaruhi dan
b. Pembelian berlebihan (wasteful buying). menentukan dalam pengambilan keputusan
Menggambarkan pemborosan sebagai salah satu membeli. Lebih lanjut keluarga merupakan,
perilaku membeli yang menghambur-hamburkan lingkungan utama dan pertama bagi anak,
banyak uang tanpa didasari adanya kebutuhan dengan demikian unit yang berpengaruh
terhadap proses pengambilan keputusan,
yang jelas.
94
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 92-100 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

termasuk yang berkaitan dengan sikap dan mengevaluasinya dengan cara mencari orang
perilaku konsumsi. Kebiasaan dalam keluarga yang dapat dijadikan sebagai figur.
dalam menggunakan suatu barang dan jasa c. Diri yang fana. Persepsi diri yang dipegang oleh
akan menjadi model bagi anak. individu pada saat sekarang dan Dipengaruhi
b. Kekuatan Faktor Psikologis mood-nya pada saat itu.
1) Faktor pengalaman belajar. Belajar dapat d. Diri yang ideal. Merupakan karakteristik dan sifat
didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku kepribadian yang ideal ada pada individu tersebut.
akibat pengalaman sebelumnya. Perilaku Isi konsep diri menurut pandangan Berzonsky
konsumen dapat dipelajari karena sangat (dalam Ma’ruf, 2006) terdiri atas:
dipengaruhi oleh pengalaman belajarnya. a. Aspek fisik; meliputi penilaian individu terhadap
Pengalaman belajar konsumen akan segala sesuatu yang dimilikinya.
menentukan tindakan dan pengambilan b. Aspek sosial; meliputi bagaimana peranan sosial
keputusan membeli. yang dimainkan oleh individu dan sejauhmana
2) Faktor Kepribadian. Kepribadian dapat penilaian terhadap kerjanya.
didefinisikan sebagai suatu bentuk dari sifat- c. Aspek moral; meliputi nilai-nilai dan prinsip-
sifat yang ada pada diri individu yang sangat prinsip yang memberi arti dan arah bagi
menentukan perilakunya. Kepribadian kehidupan seseorang.
konsumen sangat ditentukan oleh faktor d. Aspek psikis; meliputi pikiran, perasaan, dan
internal dirinya (motif, IQ, emosi, cara berfikir, sikap individu terhadap dirinya sendiri.
persesi) dan faktor eksternal dirinya Menurut Steiner (dalam Burns, 1993) ada 3
(lingkungan fisik, keluarga, masyarakat, aspek tentang konsep diri, antara lain:
sekolah, lingkungan alami). a. Diri yang dikognisikan merupakan diri yang
3) Faktor Sikap dan Keyakinan. Sikap dapat dasar; konsep diri yang dipikirkan sebagai mana
didefinisikan sebagai suatu penilaian kognitif apa adanya.
seseorang terhadap suka atau tidak suka, b. Diri yang lain merupakan diri yang berasal dari
perasaan emosional yang tindakanya penilaian orang lain yang dihormati, penilaian-
cenderung ke arah berbagai objek atau ide. penilaian dari orang lain kepada individu.
Sikap dapat pula diartikan sebagai kesiapan c. Diri yang ideal merupakan seperangkat
seseorang untuk melakukan suatu tindakan interpretasi tentang diri individu mengenai jenis
atau aktivitas. Sikap sangat mempengaruhi pribadi yang diinginkan dan diharapkan oleh
keyakinan, begitu pula sebaliknya, keyakinan individu yang bersangkutan.
menentukan sikap. Dalam hubunganya dengan Menurut Pudjijogyanti (1995) ada beberapa
perilaku konsumen, sikap dan keyakinan faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu:
sangat berpengaruh dalam menentukan suatu a. Citra fisik: citra fisik seseorang akan terbentuk
produk, merek, dan pelayanan. melalui refleksi dan tanggapan dari orang lain
mengenai keadaan fisiknya.
Konsep Diri b. Jenis Kelamin: merupakan penentu untuk
Konsep diri adalah cara seseorang untuk menetapkan seseorang digolongkan sebagai laki-
mencapai keinginan yang optimal serta untuk laki atau perempuan berdasarkan fakta-fakta
merealisasikan hidupnya. Aspek-aspek konsep diri biologisnya.
menurut Berzonsky (dalam Ma’ruf, 2006) adalah c. Perilaku Orang Lain: lingkungan pertama yang
fisik, sosial, moral dan psikis. akan menanggapi perilaku seseorang adalah
Dalam rangka mempermudah prosedur dalam lingkungan keluarga, sehingga dapat dikatakan
pengukuran, Stany (dalam Ma’ruf, 2006) membuat 4 bahwa keluarga merupakan dasar dari
prespektif utama dari konsep diri, yaitu: pembentukan konsep diri seseorang.
a. Konsep diri dasar atau persepsi individu d. Faktor Sosial: konsep diri terbentuk karena
mengenai kemampuan-kemampuan dan peranan- adanya interaksi seseorang dengan orang-orang
peranan yang dimiliki pada dunia luar, hal ini disekitarnya.
menyangkut konsep tentang pribadi yang Argyle (Handry & Heyes, 1989) berpendapat
dipikirkan sebagaimana apa adanya. bahwa terbentuknya konsep diri dipengaruhi oleh
b. Diri sosial. Diri yang diyakininya individu beberapa faktor, antara lain:
sebagaimana orang lain melihat dan

95
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 92-100 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

a. Reaksi dari orang lain. Caranya dengan kerangkan kognitif sebagai adaptasi psikologis
mengamati pencerminan perilaku seseorang atau mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri atas
terhadap respon orang lain, dapat dipengaruhi dari dua konponen, yaitu memperoleh informasi
diri orang itu sendiri. (information gain) dan melakukan penilaian
b. Perbandingan dengan orang lain. Konsep diri (appraisal). Dengan informasi yang dimiliki oleh
seseorang sangat tergantung pada cara orang individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut
tersebut membandingkan dirinya dengan orang dengan berbagai pertimbangan. Melakukan
lain. penilaian berarti individu berusaha menilai dan
c. Peranan seseorang. Setiap orang pasti memiliki menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan
citra dirinya masing-masing, sebab dari situlah cara memerhatikan segi-segi positif secara
orang tersebut memainkan peranannya. subjektif.
d. Identifikasi terhadap orang lain. Pada dasarnya c. Mengontrol keputusan (decesional control).
seseorang selalu ingin memiliki beberapa sifat Mengontrol keputusan merupakan kemampuan
dari orang yang dikaguminya seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan
berdasarkan pada suatu yang diyakini atau
Kontrol Diri disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan
Kontrol diri adalah kecakapan individu untuk pilihan akan berfungsi, baik dengan adanya suatu
mengelola perilaku sesuai dengan hasil dan tujuan kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada
tertentu seperti yang diinginkan. Aspek-aspek diri individu untuk memilih berbagai
kontrol diri menurut Averill (dalam Ghufron, & kemungkinan tindakan.
Risnawati, 2011) kontrol perilaku, kontrol kognitif, Sebagaimana faktor psikologis lainya,
mengontrol keputusan. Ghufron, & Risnawati (2011) kontrol diri
Averill (dalam Ghufron, & Risnawati, 2011) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
menyebutkan, terdapat tiga aspek kontrol diri, yaitu: a. Faktor Internal. Faktor internal yang ikut andil
a. Kontrol perilaku (behavior control). Kontrol terhadap kontrol diri adalah usia dan kematangan.
perilaku merupakan kesiapan tersedianya suatu Semakin bertambah usia seseorang, maka
respons yang dapat secara langsung memengaruhi semakin baik kemampuan mengontrol dirinya,
atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak individu yang matang secara psikologis juga akan
menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku mampu mengontrol perilakunya karena telah
ini diperinci menjadi dua komponen, yaitu mampu mempertimbangkan mana hal yang baik
mengatur pelaksanaan (regulated dan yang tidak baik bagi dirinya.
administrastion) dan kemampuan memodifikasi b. Faktor Eksternal. Faktor eksternal ini di antaranya
stimulus (stimulus modifiability). Kemampuan adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga
mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan terutama orangtua menentukan bagaimana
individu untuk menentukan siapa yang kemampuan mengontrol diri seseorang. Hasil
mengendalikan situasi atau keadaan. Apakah penelitian Nasichah (2000) menunjukan, bahwa
dirinya sendiri atau aturan perilaku dengan persepsi remaja terhadap penerapan disiplin
menggunkan kemampuan dirinya dan bila tidak orangtua yang semakin demokratis cenderung
mampu individu akan menggunakan sumber diikuti tingginya kemampuan mengontrol dirinya.
eksternal. Kemampuan mengatur stimulus Oleh sebab itu, bila orangtua menerapkan sikap
merupakan kemampuan untuk mengetahui disiplin kepada anaknya secara intens sejak dini,
bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dan orang tua tetap konsisten terhadap semua
dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara yang konsekuensi yang dilakukan anak bila
dapat digunakan, yaitu mencegah atau menjahui menyimpang dari yang sudah ditetapkan, maka
stimulus, menempatkan tenggang waktu diantara sikap ke konsistensian ini akan diinternalisasi
rangkaian stimulus sebelum waktunya berakhir, anak, dan kemudian akan menjadi kontrol diri
dan membatasi intensitasnya. baginya.
b. Kontrol Kognitif (cognitif control). Kontrol
kognitif merupakan kemampuan individu dalam METODE PENELITIAN
mengolah informasi yang tidak dinginkan dengan
Metode penelitian yang digunakan dalam
cara menginterpretasi, menilai, atau
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
menghubungkan suatu kejadian dalam suatu
jenis penelitian korelasi. Sampel yang digunakan
96
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 92-100 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

dalam penelitian ini berjumlah 134 Siswa SMAN 1 konsep diri sepenuhnya. Rasa identitas ini memberi
Tanah Grogot. Metode pengumpulan data pada individu sensasi kontinuitas dan kesatuan
penelitian ini menggunakan skala likert. Alat kepribadian. Selain itu individu memandang dirinya
pengukuran atau istrumen yang digunakan terdapat sendiri sebagai orang yang unik (Kozier. et al, 2010).
tiga macam, yakni: skala prilaku konsumtif, skala Individu yang memiliki kontrol diri akan
konsep diri dan skala kontrol diri. Selain itu, memiliki kesiapan diri untuk berperilaku sesuai
dengan tuntutan norma, adat, nilai-nilai yang
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
bersumber dari ajaran agama dan tuntutan
teknik uji coba atau try out yang berjumlah 134
lingkungan masyarakat di mana individu tersebut
siswa. Uji tersebut dilakukan untuk memperoleh tinggal. Kontrol diri merupakan satu potensi yang
ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam dapat dikembangkan dan digunakan individu selama
melakukan fungsi ukurnya, uji coba digunakan untuk proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam
menguji hipotesis penelitian dan hanya data dari menghadapi kondisi yang terdapat di lingkungan
aitem atau butir sahih saja yang dianalisis. yaitu uji sekitarnya (Hurlock, 2004).
coba alat ukur (perhitungan validitas dan reliabilitas) Yuliana (2006) hasil penelitiannya menyatakan
dan uji hipotesis. Pengujian hipotesis dalam bahwa perilaku konsumtif pada remaja meliputi 3
penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson hal, yaitu: pembelian impulsif dengan membeli
Product Moment Correlation – Bivariate dengan barang-barang berdiskon yang tidak pernah
menggunakan bantuan program SPSS 22.0 for direncanakan terlebih dahulu, pembelian tidak
windows. rasional yang ditunjukkan seperti untuk menutupi
kekurangannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Konsep diri sangat tergantung kepada cara
pengaruh konsep diri terhadap perilaku konsumtif,
lingkungan menerima kehadirannya. Apabila
pengaruh kontrol diri terhadap perilaku konsumtif
lingkungan menerima individu dengan baik, akan
dan pengaruh konsep diri dan kontrol diri terhadap
terbentuk konsep diri yang positif dan menilai
perilaku konsumtif terhadap gadget remaja. Populasi
dirinya sangat berarti Hardy dan Steve (1985).
dalam penelitian ini adalah remaja SMA Negeri 1
Konsep diri positif bukanlah kebanggaan besar
Tanah Grogot yang berjumlah 813 siswa dan dengan
tentang diri tetapi lebih berupa penerimaan diri.
jumlah sampling sebanyak 134 siswa dan
Seseorang yang mempunyai konsep diri positif akan
menggunakan teknik simple random sampling.
menjadi individu yang mampu memandang dirinya
secara positif, berani mencoba dan mengambil
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
resiko, selalu optimis, dan percaya diri. Selanjutnya,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai konsep diri yang sangat
terdapat pengaruh yang signifikan konsep diri dan tinggi akan menggunakan segala potensi dan
kontrol diri terhadap perilaku konsumtif siswa kemampuannya seoptimal mungkin dengan jalan
SMAN 1 Tanah Grogot dengan F hitung > F tabel = mengikuti proses belajar mengajar dengan baik,
9.685 > 3.071, R2 = 0.129, dan p = 0.000 < 0.050. mengadakan hubungan baik dengan teman
Hal ini berarti bahwa hipotesis alternatif dalam sekelasnya yang dapat mempengaruhi kegiatan
pengujian regresi model penuh diterima. Artinya belajar. Seseorang dengan konsep diri yang positif
12,9% prilaku konsumtif dipengaruhi oleh konsep akan terlihat optimis, penuh percaya diri dan selalu
diri dan kontrol diri. bersikap positif terhadap segala sesuatu (Calhoun &
Konsep diri terbentuk dan berkembang Acocella, 1995).
berdasarkan pengalaman dan inteprestasi dari Brooks dan Emmert (dalam Sukmawati. et al,
lingkungan, penilaian orang lain, atribut, dan 2012) menjelaskan lima ciri-ciri individu yang
perilaku diri. Pengembangan konsep diri memiliki konsep diri yang positif. Individu dengan
berpengaruh terhadap perilaku yang ditampilkan, konsep diri yang positif ialah, pertama, merasa yakin
sehingga bagimana orang lain memperlakukan dan akan kemampuannya. Kedua, merasa setara dengan
apa yang dikatakan orang lain tentang individu akan orang lain. Ketiga, menerima pujian tanpa rasa malu.
dijadikan acuan untuk menilai diri sendiri Keempat, menyadari bahwa setiap orang mempunyai
(Shavelson & Roger, 1982). Individu yang memiliki perasaan, keinginan, dan prilaku yang tidak
rasa identitas yang kuat mengintregasikan citra seluruhnya disetujui oleh masyarakat. Kelima,
tubuh, performa peran dan harga diri ke dalam mampu memperbaiki diri karena sanggup

97
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 92-100 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak yang sama Anggraini (Chita, et al., 2015)
disenangi dan berusaha mengubahnya. menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara
Arysa (dalam Hidayat dan Kurniawan, 2016) kontrol diri dengan perilaku konsumtif mahasiswi
dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa semakin Universitas Esa Unggul.
positif konsep diri mahasiswa, maka akan semakin Sumartono (dalam Chita, et al., 2015)
tinggi pula perilaku konsumtif, semakin negatif mengatakan bahwa perilaku konsumtif begitu
konsep diri mahasiswa, maka akan semakin rendah dominan di kalangan remaja. Hal tersebut
pula perilaku konsumtif. dikarenakan secara psikologis, remaja masih berada
Hurlock (2003) menyatakan bahwa pada masa dalam proses pembentukan jati diri dan sangat
remaja individu cenderung untuk mengikuti sensitif terhadap pengaruh dari luar. Hal serupa
kelompoknya. Remaja ingin meniru apa yang sedang diungkapkan oleh Segut (dalam Chita, et al., 2015)
“trend” di kalangan kelompoknya. Remaja berusaha kelompok usia yang sangat konsumtif adalah
untuk melakukan imitasi dengan kelompoknya agar kelompok remaja.
dapat diterima dengan baik dalam kelompok Perilaku konsumtif dapat menimbulkan
tersebut. Hal itu menyebabkan dalam membeli kecemasan dan rasa tidak aman karena keinginan
sesuatu, remaja sering melakukan pembelian sesuai konsumen dalam membeli suatu produk bukan lagi
dengan keinginannya bukan kebutuhannya. untuk memenuhi kebutuhan semata-mata, tetapi juga
Averill (dalam Thalib, 2010) mengungkapkan keinginan untuk memuaskan kesenangan yang
kemampuan kontrol diri mencakup: mengontrol didasari faktor emosi (Utami dan Sumaryono, 2008).
perilaku yang meliputi kemampuan mengatur Nofsinger (Chita. et al, 2015) hasil
pelaksanaan dan kemampuan mengatur stimulus, penelitiannya menjelaskan bahwa seseorang
mengontrol kognitif yang meliputi kemampuan mengontrol pengeluarannya dengan melawan
untuk memperoleh informasi dan kemampuan keinginan atau dorongan untuk membelanjakan uang
melakukan penilaian, mengontrol keputusan. secara berlebihan atau dengan kata lain
Individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi membelanjakan uang berdasarkan keinginan bukan
mampu mengubah kejadian dan menjadi agen utama kebutuhan, sehingga pengendalian diri berhubungan
dalam mengarahkan dan mengatur perilaku utama dengan perilaku konsumtif secara lebih baik.
yang membawa pada konsekuensi positif Goldfried
dan Marbaum (dalam Muhid, 2009). KESIMPULAN DAN SARAN
Gunarsa (2004) juga mengungkapkan bahwa Kesimpulan
dengan memiliki kontrol diri maka remaja akan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
mampu mengendalikan dan tingkah laku yang
hasil analisis, dan pembahasan yang telah diuraikan
bersifat menyakiti dan merugikan orang lain atau
mampu mengendalikan serta menahan tingkah laku maka dapat disimpulkan bahwa:
yang bertentangan dengan norma-norma sosial yang 1. Terdapat pengaruh antara konsep diri dan kontrol
berlaku. Individu yang memiliki kontrol diri yang diri terhadap perilaku konsumtif pada gadget
baik akan mampu mengendalikan dorongan- remaja siswi SMA Negeri 1 Tanah Grogot.
dorongan yang ada dalam dirinya, sehingga dapat 2. Terdapat pengaruh antara konsep diri terhadap
menghindarkan diri dari perilaku-perilaku yang perilaku konsumtif pada gadget remaja siswi
negatif sehingga akan mampu mengurangi SMA Negeri 1 Tanah Grogot.
kecenderungan melakukan perilaku kenakalan. 3. Terdapat pengaruh antara kontrol diri terhadap
Mesina dan Mesina (dalam Gunarsa, 2004), perilaku konsumtif pada gadget remaja siswi
menyebutkan bahwa pengendalian diri (kontrol diri) SMA Negeri 1 Tanah Grogot.
mempunyai fungsi-fungsi seperti: membatasi
perhatian individu terhadap orang lain; membatasi Saran
keinginan individu untuk mengendalikan orang lain Berdasarkan hasil penelitian di atas maka
dalam lingkungannya; membatasi individu untuk peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
bertingkah laku negatif; membantu individu dalam 1. Bagi Subjek Penelitian
memenuhi kebutuhannya secara seimbang. a. Diharapkan kepada subjek agar dapat
Hasil hasil penelitian Chita, et al. (2015) meningkatkan kontrol diri dalam pengambilan
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara self keputusan pembelian gadget serta
control dengan perilaku konsumtif. Hasil penelitian meningkatkan konsep diri agar tetap positif
dengan menerima segala kekurangan ataupun
98
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 92-100 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

kelebihan diri sendiri. Konsep diri positif Kemanusiaan. (alih bahasa R.S Satmoko).
membantu diri untuk bersikap dan berpikir Semarang: IKIP Semarang Press.
positif sehingga dapat bijak dalam Chita, R. C. M., Lydia, D., & Cicilia, P. (2015).
menggunakan uang dan memilah kebutuhan. Hubungan Antara Self-Control dengan
b. Diharapkan kepada subjek agar dapat Perilaku Konsumtif Online Shopping Produk
mempertimbangkan dan menelaah dampak Fashion Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
positif dan negatif dari prilaku konsumtif Universitas SAM Ratulangi Angkatan 2011.
tersebut, serta diharapkan untuk dapat Jurnal e-Biomedik (eBm), Vol 3. No 1. Hal
mengatur keuangan, tidak membeli barang 297-302
yang kurang penting, tidak dibutuhkan dan Fardhani, P. R., & Izzati, U. A. (2013). Hubungan
hanya bersifat sesaat saja. antara Konformitas dengan Perilaku Konsumtif
c. Diharapakan subjek dapat menyikapi dengan pada Remaja (Studi pada Siswa Kelas XI SMA
bijak terhadap penawaran-penawaran iklan Trimurti Surabaya). Character, Vol 1. No 2.
mengenai gadget terbaru yang bermunculan. Hal 1-6.
2. Bagi Guru Ghufron, M. N., & Risnawati, R. (2011). Teori-teori
a. Sekolah diharapakan dapat memberikan Psikologi. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.
pelatihan dan pengembangan diri guna Gunarsa, S. D. (2004). Dari Anak sampai Usia
meningkatkan konsep diri dan kontrol diri Lanjut: Bunga Rampai Psikologi
remaja, serta mendidik siswa berpikir kritis Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
dengan membuka kelas diskusi yang Hidayat, A., & Kurniawan, C. (2016). Pengaruh
membahas isu bahwa setiap individu itu Konsep Diri Dan Kepercayaan Diri Terhadap
berbeda. Perilaku Konsumtif Pembelian Gadget Pada
b. Sekolah diharapkan dapat memberikan Mahasiswa Fakultas Hukum Non Reguler
kegiatan yng bersifat positif seperti Universitas Islam Riau. An – Nafs, Vol 10. No
mengadakan kegitatan amal, sehingga siswa 1. Hal 32-43
dapat tetap mepertahankan konsep diri positif Hurlock, E. B. (2004). Psikologi Perkembangan.
dan mengontrol prilaku konsumtif. Jakarta: Gramedia Pustaka.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Heyes, S., Hardy, M., & Terj. Soenardji. (1996),
a. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya yang Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga.
akan melakukan penelitian tentang konsep diri Ma’ruf, H. (2006). Pemasaran Ritel. Jakarta:
siswa dengan prilaku konsumtif, maka PT.Gramedi Pustaka Utama
hendaknya menambahkan atau menggunakan Kozier, et. al. (2010). Buku Ajar Fundamental
variabel penelitian lainnya yang Keperawatan: Konsep, Proses & Praktik
mempengaruhi baik dari faktor eksternal (Volume 2) (Edisi 7). Jakarta: EGC
maupun internal seperti harga diri, citra diri. Mankunegara, P. A. (2002). Prilaku
b. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat Konsumen.(Edisi Revisi) (Cetakan Kedua).
menambahkan teori-teori terbaru sebagai acuan Bandung: PT.Refika
yang baik, sebagai teori pendukung maupun Muhid, A. (2009). Hubungan Antara Self - Control
pembuatan skala yang digunakan sebagai dan Self – Efficacy Dengan Kecenderungan
acuan. Serta disarankan untuk menggunakan Perilaku Prokrastinasi Akademik Mahasiswa
sampel atau subjek penelitian yang berbeda, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel
latar belakang pendidikan, ekonomi, dan usia. Surabaya. Jurnal Ilmu Dakwah, Vol 18. No 1.
Sehingga hal ini akan memperluas wawasan Hal 18-26.
dan pengetahuan. Panuju, P., & Umami. (1999). Psikologi Remaja.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
DAFTAR PUSTAKA Pudjijogyanti, C.R. (1995). Konsep Diri Dalam
Pendidikan. Jakarta: Arcan.
Burn, R. B. (1993). Konsep Diri: teori, Pengukuran,
Rakhmat, J. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung:
Perkembangan dan Perilaku. Alih Bahasa oleh
Remaja Rosdakarya.
Eddy. Jakarta: Arcan.
Sukmawati., Siswati., & Masykur, M.A. (2012).
Calhoun, J. F., & Acocella, J. R. (1995). Psikologi
Konsep diri dengan konformitas terhadap
tentang Penyesuaian dan Hubungan
kelompok teman sebaya pada aktivitas

99
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 92-100 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

clubbing. Jurnal Psikologi Undip. Vol 1. No 1. Thalib, S. B. (2010). Psikologi Pendidikan Berbasis
Hal. 41-49. Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta: Kencana
Sofia, L. (2012). Hubungan Konsep Diri Dan Prenada Media Group.
Kematangan Emosi Dengan Motivasi Tambunan, T. T. H. (2001). Perekonomian
Berprestasi. Psikostudia: Jurnal Indonesia . Jakarta: Ghania.
Psikologi, 1(2), 81-90.

100

Anda mungkin juga menyukai