Anda di halaman 1dari 219

LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKODIAGNOSTIKA 2: OBSERVASI
SETTING PSIKOLOGI KLINIS

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
LABORATORIUM DASAR PSIKOLOGI

Disusun Oleh :
2PA21
Kelompok 1

NO NAMA NPM TANDA TANGAN


1 Abdul Ghafur Ramadhan 10519033
2 Dayang Aprilia 11519598
3 Feby Ladyana 12519380
4 Felicia Elvira 12519385
5 Raden Larazati Cantika Putri 15519137
6 Reni Trisnawati 15519438
7 Rifky Aditya Haritsnanda 15519550
8 Singgih Rafli Benarivo 16519078
9 Trivona Tungga Dewi 16517011

BEKASI
APRIL 2021
LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKODIAGNOSTIKA 2: OBSERVASI
SETTING PSIKOLOGI KLINIS

SHUTTER ISLAND

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
LABORATORIUM DASAR PSIKOLOGI

Disusun Oleh :
2PA21
Kelompok 1

NO NAMA NPM TANDA TANGAN


1 Abdul Ghafur Ramadhan 10519033
2 Dayang Aprilia 11519598
3 Feby Ladyana 12519380
4 Felicia Elvira 12519385
5 Raden Larazati Cantika Putri 15519137
6 Reni Trisnawati 15519438
7 Rifky Aditya Haritsnanda 15519550
8 Singgih Rafli Benarivo 16519078
9 Trivona Tungga Dewi 16517011
BEKASI
APRIL 2021
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
A. Pengamatan Awal ................................................................................................... 4
1. Sinopsis Asli 1 ................................................................................................... 4

2. Sinopsis Asli 2 ................................................................................................... 6

3. Sinopsis Asli 3 ................................................................................................. 11

4. Parafrase .......................................................................................................... 12

B. Tujuan .................................................................................................................... 13
II. LANDASAN TEORI ..................................................................................................... 14
A. Skizofrenia ............................................................................................................. 14
1. Definisi Skizofrenia ......................................................................................... 14

2. Kriteria Skizofrenia.......................................................................................... 15

3. Jenis-jenis Skizofrenia ..................................................................................... 17

4. Faktor Penyebab .............................................................................................. 18

B. Definisi Operasional.............................................................................................. 20
III. RANCANGAN OBSERVASI....................................................................................... 21
IV. RANCANGAN OBSERVASI....................................................................................... 26
V. HASIL PENELITIAN .................................................................................................. 28
VI. PEMBAHASAN .......................................................................................................... 115
VII. KESIMPULAN ............................................................................................................ 116

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 117


I. PENDAHULUAN

A. Pengamatan Awal
1. Sinopsis Asli 1
Shutter Island adalah film thriller Amerika Serikat tahun 2010 yang
disutradarai oleh Martin Scorsese dan dibintangi oleh Leonardo DiCaprio.
Film ini diadaptasi dari novel tahun 2003 yang berjudul sama karangan
Dennis Lehane. Pada tahun 1954, dua Marsekal A.S., Edward "Teddy"
Daniels dan rekan barunya, Chuck Aule, pergi ke Rumah Sakit Ashecliffe
khusus tahanan sakit jiwa di Pulau Shutter yang terletak di kawasan Boston
Harbor, sebagai bagian dari penyelidikan terhadap menghilangnya pasien
Rachel Solando. Solando ditahan karena menenggelamkan ketiga anaknya.
Sesaat setelah tiba, badai menerjang pulau dan mereka tidak dapat pulang
selama beberapa hari. Daniels merasa para staf tidak bisa diajak bekerja
sama: kepala psikiater, Dr. John Cawley, menolak memberikan catatan staf
rumah sakit; dokter dari Solando, Dr. Sheehan, pergi liburan setelah ia
menghilang; Daniels dan Aule dilarang memeriksa Bangsal C (Ward C);
dan mercusuar pulau sudah diperiksa.
Daniels mulai mengalami migrain. Ia kembali bermimpi soal
keterlibatannya dalam pembalasan pembebasan Dachau dan istrinya,
Dolores Chanal, yang meninggal akibat kebakaran yang dilakukan oleh
seorang bernama Andrew Laeddis. Dalam salah satu mimpinya, Chanal
memberitahu Daniels bahwa Solando masih ada di pulau, begitu pula
Laeddis. Daniels kemudian menjelaskan kepada Aule bahwa melacak
Laeddis adalah motif utama demi menyelesaikan kasus ini.
Ketika Daniels dan Aule melanjutkan investigasinya, mereka
mengetahui bahwa Solando telah ditemukan tanpa penjelasan apapun.
Karena merasa staf maupun pasien tidak membantunya, Daniels
memutuskan masuk Bangsal C dan bertemu George Noyce, pasien lainnya.
Noyce memperingatkan Daniels bahwa Ashecliffe melaksanakan
eksperimen aneh terhadap pasien-pasiennya dan mengirimkan pasien yang
tidak dapat disembuhkan ke mercusuar untuk menjalani lobotomi. Setelah
Daniels pergi, Noyce menegaskan bahwa semua orang di pulau ini,
termasuk Aule, terlibat dalam permainan yang dirancang untuk Daniels.
Daniels kembali menemui Aule dan mereka berdua pergi ke
mercusuar, namun terpisah saat sedang menyusuri tebing. Daniels
menemukan seorang wanita yang bersembunyi di gua. Ia mengaku sebagai
Rachel Solando (Clarkson) yang asli. Wanita tersebut mengaku dirinya
mantan psikiater di Ashecliffe sampai ia mengetahui ada eksperimen obat
psikotropika untuk mengembangkan teknik pengendalian pikiran. Saat ia
berusaha memberitahu pihak berwenang, ia langsung dicap sebagai pasien.
Setelah meninggalkan wanita tersebut, Daniels tidak menemukan Aule dan
pulang ke rumah sakit. Dr. Cawley mengklaim bahwa Daniels datang
sendiri tanpa ditemani Aule.
Yakin sekaligus bingung, Daniels kembali ke mercusuar dan
mendobraknya. Di atas, ia menemukan Dr. Cawley sedang menunggu
dirinya. Cawley menjelaskan bahwa Andrew Laeddis adalah Daniels itu
sendiri, "pasien (mereka) yang paling berbahaya", ditahan di Bangsal C
karena membunuh istrinya yang depresif mania setelah ia menenggelamkan
anak-anak mereka. Menurut Dr. Cawley, peristiwa dalam beberapa hari
terakhir dirancang untuk mematahkan ketidakwarasan Laeddis yang penuh
konspirasi. Laeddis dibolehkan memerankan Andrew Daniels yang justru
merupakan anagram dari namanya. Staf rumah sakit, termasuk Dr. Sheehan
yang berperan sebagai Aule dan seorang perawat yang berperan sebagai
Rachel Solando, adalah bagian dari tes tersebut. Migrain yang diderita
Laeddis adalah gejala penghentian konsumsi obatnya. Karena kenyataan
yang ada membuat Laeddis kewalahan, ia pingsan.
Laeddis bangun di rumah sakit di bawah pengawasan Dr. Cawley dan
Sheehan. Saat ditanyai, Laeddis memberitahu yang sebenarnya dengan
yakin, sehingga dianggap sebagai tanda kemajuan oleh para dokter. Tetapi
tetap saja, Dr. Cawley mengatakan bahwa mereka pernah mencapai
kemajuan yang sama sembilan bulan sebelumnya. Sayangnya, kondisi
Laeddis waktu itu langsung berbalik. Dr. Cawley memperingatkan bahwa
operasi kali ini adalah kesempatan terakhir Laeddis. Beberapa waktu
kemudian, Laeddis bersantai di tangga rumah sakit bersama Dr. Sheehan.
Ia memanggilnya "Chuck" dan mengatakan bahwa mereka berdua harus
keluar dari pulau secepatnya. Sheehan memberi tanda ke Cawley yang
kemudian memberi tanda ke polisi. Sebelum dibawa oleh mereka, Laeddis
bertanya kepada Dr. Sheehan, "Yang mana yang lebih buruk? Hidup
sebagai monster, atau mati sebagai orang baik?". Ia kemudian dengan
tenangnya pergi bersama polisi.
2. Sinopsis Asli 2
Kisah bermula pada petualangan dua detektif, Edward Daniels dan
Chuck Aule yang diminta menyelidiki sebuah kasus di sebuah rumah sakit
jiwa bernama Ascheliffe. Namun ini bukan rumah sakit jiwa biasa,
melainkan rumah sakit yang merawat para kriminil gila. Itulah sebabnya
rumah sakit ini terletak di sebuah pulau terpencil di Boston, AS.
Begitu sampai dengan feri, mereka lantas diperkenalkan kepada
seorang psikiater yang memimpin institut tersebut, Dr John Cawley. Sang
psikiater menceritakan bahwa seorang pasien mereka yang bernama Rachel
Solando kabur tanpa ada yang tahu, padahal institut itu dijaga ketat dan
berada di sebuah pulau terpencil. Rachel ini digolongkan sebagai pasien
berbahaya karena riwayatnya adalah membunuh ketiga anaknya.
"Ia menenggelamkan mereka di danau samping rumahnya. Ia
menahan kepala anaknya satu-persatu di dalam air sampai mati lantas
membawa mereka ke dalam rumah dan memakan mereka sebelum
tetangganya datang," jelas Cawley tentang Rachel. Ketika foto Rachel
diperlihatkan, saat itulah bayangan aneh muncul di pikiran Andrew yang
lebih akrab disapa Teddy itu. Ia melihat sosok mayat ibu dan anak yang
telah membeku di jalan. Setelah itu ia merasa pening dan ia meminta
aspirin pada Cawley. Anehnya, meski seluruh sipir telah mencari ke
penjuru pulau, Rachel tak ditemukan. Namun ketika memeriksa lantai
kamar Rachel, Teddy menemukan secarik kertas di bawah lantai yang
bertuliskan 'THE LAW OF 4 WHO IS 67?'
Teddy kemudian mengunjungi para sipir yang mencari di tepian
karang. Di sana Teddy menunjuk ke sebuah bangunan mercusuar, namun
wakil sipir, McPherson hanya mengatakan itu adalah fasilitas pengolahan
limbah. Malamnya, ia mengumpulkan seluruh staf, tetapi ia juga tak
menemukan petunjuk apapun dari keterangan-keterangan itu. Ia justru
kesal ketika mendapati fakta bahwa psikiater utama Rachel, Dr Sheehan
justru sedang berlibur. Akhirnya Cawley mengajaknya minum-minum.
Namun dari suara musik klasik yang diputar dalam ruangan Cawley, ia
seperti mengenal lagu itu. Ingatannya pun kembali saat ia menjadi pasukan
AS yang bertugas mengepung sebuah markas Nazi di Dachau, Jerman. Di
sana ia melihat seorang petinggi Nazi yang bunuh diri karena terkepung,
meregang nyawa.
Malam itu Teddy menginap di bunker rumah sakit. Dalam mimpinya,
ia bertemu sang istri yang basah kuyup dan mengatakan 'Laeddis masih di
sini', tetapi ketika mereka berpelukan dari dalam tubuh wanita itu keluar air
dan darah, lalu berubah menjadi serpihan kertas yang terbakar.
Keesokan harinya, Teddy menanyai beberapa rekan Rachel dalam
terapi, tetapi ia tak puas karena merasa semua jawaban yang diberikan
pasien-pasien itu sudah diatur. Ia juga menanyakan apakah mereka
mengenal Andrew Laeddis namun semuanya menggeleng. Chuck bertanya
kepada Teddy siapa Andrew Laeddis, dan Teddy menjawab Laeddis adalah
teknisi yang menyebabkan kebakaran di apartemennya dan membunuh
sang istri.
Teddy dan Chuck lalu mendatangi beberapa bagian rumah sakit demi
mencari Laeddis, sebab Teddy yakin Laeddis ada di situ. Namun mereka
terjebak di tengah hutan saat hujan badai. Begitu dijemput, keduanya
diantar ke ruangan Cawley yang sedang rapat dengan pengurus rumah
sakit.
Tiba-tiba saja Cawley mengabarkan bahwa Rachel telah ditemukan.
Tak ada bekas luka di dirinya, dan ketika ditanya Rachel bercerita seolah
tidak terjadi apa-apa lalu sejurus kemudian mengamuk. Teddy dan Chuck
dibawa kembali ke ruangan Cawley. Petir menyambar dan berkilat-kilat
mengenai wajah Teddy dan ia menjadi seperti pening.
Setelah diberi obat, Teddy dibaringkan di basement bersama lainnya
karena hujan badai untuk kesekian kalinya. Saat itulah ia kembali
bermimpi dan melihat tumpukan mayat di sebuah kamp milik Jerman, dan
melihat Rachel dan seorang anak perempuan yang tiba-tiba hidup kembali
dan mengatakan, "Kau seharusnya menyelamatkan kami." Teddy
meneteskan air mata dan terbangun di tempat tidurnya. Mendadak seorang
wanita masuk ke basement dalam keadaan basah kuyup, yang ternyata
istrinya. Wanita ini lagi-lagi mengatakan Laeddis masih di sini dan
meminta Teddy membunuhnya. Lalu Teddy terbangun di tengah kepanikan
karena RS kacau. Badai telah memporak-porandakan beberapa bagian
rumah sakit hancur dan menyebabkan sebagian pasien keluar dari
kamarnya
Kesempatan ini dimanfaatkan Teddy dan Chuck untuk menyelinap
masuk ke bangsal C, yang konon hanya dihuni penjahat terburuk. Sembari
menyalakan korek, Teddy menelusuri sebuah lorong dan bertemu sejumlah
pasien. Beberapa orang berteriak dan menjulurkan tangannya berusaha
menggapai teddy dan sayup-sayup terdengar suara memanggil Laeddis.
Ia pun bertemu salah seorang pasien yang dikenalnya, George Noyce.
Pria ini mengatakan Teddy tidak menginvestigasi apapun, bahkan ia tak
ubahnya tikus dalam labirin. George juga menyebut bahwa istrinya yang
belakangan diketahui bernama Dolores telah mati dan meminta Teddy
untuk melepaskannya.
Teddy akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa Laeddis berada di
mercusuar, dan ia pun melakukan berbagai cara untuk bisa sampai ke sana.
Sesampainya di mercusuar, ia melumpuhkan seorang sipir dan mengambil
senapannya. Berhasil masuk, ia menemukan Cawley duduk tenang di
dalam sebuah ruangan. Disinilah identitas asli Teddy terkuak. Menurut
Cawley, Teddy adalah pasien yang sudah ada di rumah sakit itu selama dua
tahun belakangan. Dalam laporan yang dimiliki Cawley juga dikatakan
'Pasien ini amat pintar dan memiliki delusional tinggi. Dia adalah mantan
tentara dan US Marshall'. Tak hanya itu, Cawley lantas menunjukkan
empat nama yang merupakan anagram dari satu sama lain. Edward Daniels
- Andrew Laeddis dan Rachel Solando - Dolores Chanal
Dengan kata lain, Andrew Laeddis adalah Teddy sendiri, begitu juga
dengan nama istrinya yang sebenarnya hanyalah anagram dari Rachel
Solando, pasien kabur yang kasusnya sedang ia tangani. Cawley
melanjutkan nama-nama itu diciptakan sendiri oleh Teddy dan ia seolah-
olah sedang mengungkap konspirasi yang ada di rumah sakit. Chuck
kemudian muncul dengan memakai setelan, ialah Dr Lester Sheehan yang
dicarinya selama ini, dan ia tak lain adalah psikiater Teddy sendiri.
Lantas apa yang selama ini dilakukan pihak rumah sakit terhadap
Teddy? Cawley mengatakan ini adalah bagian dari metode pengobatan
radikal yang diberikan kepada Teddy, karena kasusnya juga tak biasa. Ia
menduga jika membiarkan Teddy bermain dengan fantasinya, maka ia akan
sembuh, tapi ternyata anggapan Cawley keliru.
Sheehan menimpali, Dolores lah yang bersalah karena membakar
apartemen mereka lalu pindah ke rumah kabin, tetapi kemudian justru
membunuh ketiga anaknya di danau samping rumah. Bahkan Cawley
memperlihatkan salah satu dari foto ketiga anaknya, Teddy sadar itu adalah
gadis kecil yang berulang kali muncul di mimpinya dan memintanya
menyelamatkan dia. Dan nama bocah itu adalah Rachel.
Ingatan Teddy pun terlempar di hari di mana kejadian tragis itu
berlangsung. Ia baru saja pulang dari tugas dan tidak mendapati istrinya di
dalam rumah. Rupanya sang istri berada di teras belakang, sedang duduk di
ayunan belakang rumah. Tapi meski dipanggil Dolores tak menyahut. Ia
hanya menengok ke belakang sebentar lalu mendatangi Teddy dalam
keadaan basah kuyup.
Lalu Teddy bertanya di mana anak-anaknya. Sempat tak mengaku,
tiba-tiba ia melihat ada sesuatu yang mengambang di danau. Ia langsung
berlari ke danau dan melihat anak perempuannya sudah tak bernyawa.
Ketiganya pun diangkat ke daratan dan meratapinya. Dolores menghampiri
Teddy, namun antara marah dan sedih yang teramat dalam, Teddy pun
menembak istrinya. Kemudian dia terbangun dan bisa menjawab semua
pertanyaan yang diberikan Cawley dan Sheehan, seolah tersadar kembali.
3. Sinopsis Asli 3
Mengambil latar waktu tahun 1954, Shutter Island mengisahkan
tentang seorang perwira polisi bernama Edward "Teddy" Daniels
(Leonardo Dicapriao) yang ditugaskan untuk mengungkap kasus misterius
di rumah sakit Jiwa tempat para tahanan dengan gangguan mental di
sebuah pulau terpencil bernama Shutter yang berada di Boston Harbor,
Massachusetts.
Bersama rekannya, Chuck Aule (Mark Rufallo), Daniel berusaha
menyelidiki hilangnya pasien bernama Rachel Solando yang ditahan akibat
kasus pembunuhan pada ketiga anaknya. Sebelum diketahui menghilang,
Rachel sendiri sempat meninggalkan sebuah catatan bertuliskan "THE
LAW OF 4 WHO IS 6". Hal tersebut kemudian menjadi sebuah petunjuk
misterius bagi Teddy dan partnernya, Chuck.
Kasus yang sedang diselidiki oleh Teddy memang cukup
membingungkan. Di tengah usahanya mengumpulkan semua bukti. Teddy
merasakan sesuatu hal mencurigakan yang coba disembunyikan oleh pihak
rumah sakit. Mulai dari jejak rekam medis Solando, sampai aktivitas
petugas rumah sakit yang cukup janggal di tengah suasana genting.
Situasi pun mulai semakin bertambah rumit dan membingungkan
ketika Teddy mulai dihinggapi oleh bayangan-bayangan masa lalu yang
misterius seperti melihat sosok mayat seorang wanita dan anak kecil,
melihat situasi perang yang melibatkan pasukan Nazi, hingga bermimpi
bertemu dengan sang istri, Dolores.
Kilasan-kilasan peristiwa yang kerap muncul dalam pikiran Teddy
perlahan mengarahkannya pada fakta mengejutkan yang terjadi di rumah
sakit jiwa tersebut. Nah, berhasilkah Teddy mengungkap kasus yang terjadi
di Shutter Island?
4. Parafrase
Shutter Island adalah film thriller psikologis Amerika Serikat tahun
2010, yang disutradarai oleh Martin Scorsese. Bercerita tentang Deputi
Marsekal AS Edward “Teddy” Daniels, yang sedang menyelidiki Fasilitas
Psikiatri di Shutter Island setelah salah satu pasien yang menghilang.
Dirilis pada 19 Februari 2010.
Pada tahun 1954, Marsekal AS Edward “Teddy” Daniels dan rekan
barunya Chuck Aule melakukan perjalanan ke rumah sakit Ashecliffe
untuk menyelidiki kasus tahanan sakit jiwa di Shutter Island, Boston
Harbor. Mereka sedang menyelidiki kasus hilangnya pasien bernama
Rachel Solando, yang dipenjara karena menenggelamkan ketiga anaknya.
Satu-satunya petunjuk mereka adalah catatan samar yang ditemukan
tersembunyi di kamar Solando. Kedua penyelidik itu tiba tepat sebelum
badai besar, mencegah mereka kembali ke daratan selama beberapa hari.
Tiba-tiba saja kepala Psikiater Dr. John Cawley mengabarkan bahwa
Rachel telah ditemukan. Tak ada bekas luka di dirinya, dan ketika ditanya
Rachel bercerita seolah tidak terjadi apa-apa kemudian mengamuk. Teddy
dan Chuck dibawa kembali ke ruangan Cawley. Petir menyambar dan
berkilat-kilat mengenai wajah Teddy dan ia menjadi pening. Setelah diberi
obat, Teddy dibaringkan di basement bersama lainnya karena hujan badai
untuk kesekian kalinya.
Teddy akhirnya sampai di mercusuar, ia melumpuhkan seorang sipir
dan mengambil senapannya. Setelah berhasil masuk, ia menemukan
Cawley duduk tenang di dalam sebuah ruangan. Disinilah identitas asli
Teddy terkuak, menurut Cawley, Teddy adalah pasien yang sudah ada di
rumah sakit itu selama dua tahun belakangan. Dalam laporan yang dimiliki
Cawley juga dikatakan 'Pasien ini amat pintar dan memiliki delusional
tinggi. Dia adalah mantan tentara dan US Marshall'. Apakah Teddy bisa
terbebas dari penyakit ini?
B. Tujuan
Untuk mengetahui gambaran dan faktor penyebab skizofrenia tokoh
Edward “Teddy” Daniels pada film Shutter Island.
II. LANDASAN TEORI

A. Skizofrenia
1. Definisi Skizofrenia
Menurut APA (1994) skizofrenia adalah gangguan yang
berlangsung selama kurang lebih 6 bulan dan termasuk setidaknya 1 bulan
fase aktif gejala (dua atau lebih dari gejala: delusi, halusinasi, ucapan yang
tidak teratur, perilaku catatonic, dan gejala negatif lain). Skizofrenia
adalah gangguan yang terjadi pada fungsi otak. Skizofrenia merupakan
suatu hal yang melibatkan banyak sekali faktor. Faktor-faktor itu meliputi
perubahan struktur fisik otak, perubahan struktur kimia otak, dan faktor
genetik. Skizofrenia adalah sindrom heterogen kronis yang ditandai pola
pikir yang tidak teratur, delusi, halusinasi, perubahan perilaku yang tidak
tepat serta adanya gangguan fungsi psikososial. Gangguan pemikiran tidak
saling berhubungan secara logis; persepsi dan perhatian yang keliru; afek
yang datar atau tidak sesuai; dan berbagai gangguan aktivitas motorik
yang bizzare. Orang dengan skizofrenia (ODS) menarik diri dari orang
lain dan kenyataan, sering kali masuk ke dalam kehidupan fantasi yang
penuh delusi dan halusinasi (Yosep & Sutini, 2014)
Skizofrenia adalah terdapatnya suatu tanda gejala positif yang
terdiri dari dua atau lebih dari gejala delusi, halusinasi, gangguan bicara
seperti inkoheren, serta tingkah laku catatonic. Skizofrenia merupakan
penyakit gangguan jiwa yang menyebabkan beban serta mekanisme
koping maladaptif pada keluarga. Skizofrenia adalah salah satu gangguan
jiwa berat yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku
individu (Yudhantara & Istiqomah, 2018).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa skizofrenia adalah
sindrom heterogen kronis yang melibatkan banyak hal yang
mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku individu, yang ditandai
dengan gangguan psikosos ial yaitu delusi, halusinasi, gangguan bicara
seperti inkoheren serta tingkah laku catatonic.
2. Kriteria Skizofrenia
Menurut PPDGJ-III (2013) harus ada sedikitnya satu gejala berikut
ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala
itu kurang tajam atau kurang jelas)
a. Thought Echo
Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama,
namun kualitasnya berbeda atau Thought Insertion or withdrawal Isi
pikirannya yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya diambil
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal) dan Thought
Broadcasting Isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya.

b. Delusion of Control
Waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu kekuatan
tertentu dari luar atau Delusion of Influence waham tentang dirinya
dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar atau Delusion of
Passivity waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap
suatu kekuatan dari luar (Tentang “dirinya” secara jelas merujuk ke
pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan atau
penginderaan khusus).
c. Delusional Perception
Pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas
bagi dirinya, biasanya bersifat mistis atau mukjizat.
d. Halusinasi Auditorik
Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien atau mendiskusikan perihal pasien diantara mereka
sendiri (diantara suara yang berbicara) atau jenis suara halusinasi lain
yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
e. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal
keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan
diatas manusia biasa lainnya (misalnya mampu mengendalikan cuaca,
atau berkomunikasi dengan mahluk asing dari dunia lain) Atau paling
sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas
f. Halusinasi yang menetap dari panca-indra apa saja, apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun setengah berbentuk
tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide
berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi
setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus
menerus.
g. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang
tidak relevan, atau neologisme
h. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi
tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas area, negativisme,
mutisme, dan stupor
i. Gejala-gejala “negatif”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang,
dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya
yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut
tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik prodromal). Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan
bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek
perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya
minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri
sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
3. Jenis-jenis Skizofrenia
Jenis jenis skizofrenia menurut Maslim (2001) yaitu sebagai berikut :

a. Skizofrenia Paranoid
Gejala dominan berupa waham/delusi/halusinasi pendengaran.
Waham biasanya berjenis waham kejar (misalnya, yakin bahwa
dirinya adalah orang pilihan Tuhan yang memiliki suatu kekuatan
khusus).
b. Skizofrenia Hebefrenik
Gejala yang menonjol berupa pembicaraan kacau, perilaku kacau
dan afek yang mendatar atau menumpul, perilaku yang kekanak-
kanakan. Pembicaraan kacau (contoh: tadi pagi saya makan tempat
tidur ada sapi makan rumput). Perilaku kacau misalkan seperti
mengumpulkan bungkus makanan dan ditimbun di bawah tempat
tidur.
c. Skizofrenia Katatonik
Ditandai dengan sekurangnya dua gejala berikut: ketiadaan gerak,
pergerakan berlebihan tanpa tujuan dan tidak dipengaruhi oleh
stimulus eksternal, sikap melawan berlebihan untuk bergerak ketika
diberikan perintah atau postur kaku yang dipertahankan dan tidak bisa
digerakkan oleh orang lain, postur tubuh yang dipertahankan aneh,
ekolalia atau ekopraksia.
d. Skizofrenia tidak terinci
Skizofrenia yang memenuhi kriteria diagnostik skizofrenia namun
tidak memenuhi kriteria diagnostik subtipe paranoid, hebefrenik,
catatonic atau memiliki kriteria lebih dari satu tipe.
e. Skizofrenia Residual
Skizofrenia residual yang ditandai dengan hilangnya waham,
halusinasi, pembicaraan kacau dan perilaku kacau atau catatonic yang
menonjol, namun ditemukan bahwa gangguan tetap berlangsung yang
diindikasikan dengan munculnya gejala negatif.
4. Faktor Penyebab
Menurut Luana (Prabowo, 2014) menyatakan bahwa faktor penyebab
dari skizofrenia, yaitu :
a. Faktor Biologis
1) Komplikasi Kelahiran
Bayi laki-laki yang memiliki komplikasi saat dilahirkan
sering mengalami skizofrenia, hipoksia perinatal akan
meningkatkan kerentanan seseorang terhadap skizofrenia.
2) Infeksi
Perubahan anatomi pada susunan syaraf pusat akibat infeki
virus pernah dilaporkan pada orang dengan skizofrena. Penelitian
mengatakan bahwa terpapar infeksi virus pada trisemester kedua
kehamilan akan meningkatkan kemungkinan seseorang
mengalami skizofrenia.
3) Hipotesis Dopamine
Dopamine merupakan neurotransmitter pertama yang
berkontribus iterhadap gejala skizofrenia. Hampir semua obat
antipsikotik baik tipikal maupun antipikal menyekat reseptor
dopamine D2, dengan terhalangnya transmisi sinyal di sistem
dopaminergik maka gejala psikotik diredakan.
4) Hipotesis Serotonin
Gaddum, Wooley, dan Show tahun 1954 mengobservasi
efek lysergic acid diethlamide (LSD) yaitu suatu zat yang bersifat
campuran agonis/antagonis reseptor 5-HT. Ternyata zat tersebut
menyebabkan keadaan psikosis berat pada orang normal.
5) Struktur Otak
Daerah otak yang mendapatkan banyak perhatian adalah
sistem limbik dan ganglia basalis. Otak pada penderita skizofrenia
terlihat sedikit berbeda dengan orang normal, ventrikel terlihat
melebar, penurunan massa abu-abu dan beberapa area terjadi
peningkatan maupun penurunan aktivitas metabolic. Pemeriksaan
mikroskopis dan jaringan otak ditemukan sedikit perubahan
dalam distribusi sel otak yang timbul pada masa prenatal karena
tidak ditemukannya sel gila, biasa timbul pada trauma otak
setelah lahir.
b. Faktor Genetik
Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa skizofrenia
diturunkan, 1% populasi umum tetapi 10% pada masyarakat yang
mempunyai hubungan derajat pertama seperti orang tua, kakak laki-
laki ataupun perempuan dengan skizofrenia. Masyarakat yang
mempunyai hubungan derajat kedua seperti paman, bibi,
kakek/nenek, dan sepupu dikatakan lebih sering dibandingkan
populasi umum. Kembar identik 40% sampai 65% berpeluang
menderita skizofrenia, sedangkan kembar dizigotik sebanyak 12%.
Anak dan kedua orangtua yang skizofrenia berpeluang 40%, satu
orang tua 12%.
B. Definisi Operasional
Skizofrenia adalah sindrom heterogen kronis yang melibatkan banyak
hal yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku individu, yang ditandai
dengan gangguan psikososial yaitu delusi, halusinasi, gangguan bicara seperti
inkoheren serta tingkah laku catatonic. Berdasarkan kriteria skizofrenia dari
PPDGJ-III (2013) tokoh Edward “Teddy” Daniels dalam film Shutter Island
diketahui melalui panduan observasi yang dibuat yaitu thought echo, delusion
of control, delusional perception, halusinasi auditorik, waham-waham
menetap jenis lainnya, halusinasi yang menetap dari panca-indra apa saja, arus
pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),
perilaku katatonik, dan gejala-gejala “negatif”. Adapun faktor Skizofrenia
Edward “Teddy” Daniels dalam film Shutter Island melalui panduan
observasi yang dibuat berdasarkan faktor penyebab menurut Luana (Prabowo,
2014) faktor biologis seperti komplikasi kelahiran, infeksi, hipotesis
dopamine, hipotesis serotonin, struktur otak dan faktor genetik.
III. RANCANGAN OBSERVASI

A. Pelaksanaan Observasi
1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer melakukan
observasi pada seuah film.
2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan dilakukan
pada saat kejadian perilaku yang dianggap penting muncul.
3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer hanya
mengamati subjek tanpa terlibat secara langsung.
B. Pelaksanaan Observasi
1. Hari / Tanggal :
2. Waktu :
3. Tempa :
4. Lembar Observasi :
Nama Observer :

Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
a. Subjek memikirkan hal
yang sama berulang-
ulang

b. Rasa cemas
1 Thought Echo
c. Subjek selalu
memgalami delusi yang
sama
d. Larut dalam diri sendiri
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island

e. Subjek selalu terbayang


kejadian yang
dialaminya

a. Subjek berpikir hal tak


wajar

b. Subjek tidak sadar


dalam melakukan
2 Delusion of Control sesuatu

c. Subjek merasa putus


asa karena trauma yang
dialaminya

a. Subjek merasakan
ketertarikan terhadap
suatu objek
3 Delusional Perception
b. Subjek merasa sentuhan

a. Respon emosional yang


tidak wajar

b. Ide pemikiran yang


4 Halusinasi Audiotorik aneh

c. Subjek menjadi tidak


fokus pada apa yang
terjadi
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island

d. Subjek mendengar
istrinya berbicara
kepadanya

a. Subjek percaya bahwa


setiap kejadian di
sekelilingnya
mempunyai hubungan
seperti perintah atau
pesan khusus
Waham – waham
5 b. Subjek melakukan
menetap jenis lainnya
tindakan yang tidak
masuk akal terhadap
makhluk yang tak kasat
mata
c. Subjek mampu
berkomunikasi dengan
istrinya

a. Subjek mendengar
suara orang berbicara

b. Subjek melihat sesuatu


yang sebenarnya tidak
ada
Halusinasi yang
6 menetap dari panca- c. Subjek mencium
indra sesuatu yang
sebenarnya tidak ada

d. Subjek merasakan
sentuhan yang
membuatnya nikmat
atau tidak nyaman
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island

e. Subjek merasakan ada


rasa zat yang
sebenarnya tidak ada

a. Kesulitan mengingkat
Arus pikiran yang sesuatu
terputus (break) atau b. Subjek sulit untuk
7
yang mengalami sisipan berkonsentrasi
(interpolation)
c. Sulit beraktivitas
a. Subjek merasa gelisah
b. Subjek melawan
instruksi
c. Subjek mengalami
8 Perilaku Katatonik pergerakan berlebihan
tanpa tujuan
d. Subjek membuat postur
tubuh kaku
e. Subjek mengalami
ketidaksadaran

a. Subjek bersikap apatis

Gejala – gejala b. Subjek jarang berbicara


9
“negative”
c. Subjek menarik diri
dari pergaulan social
Faktor Penyebab
No Skizofrenia Pada Film Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Shutter Island

a. Komplikasi
kelahiran
b. Infeksi
1 Faktor Biologis c. Rasa senang
d. Nafsu makan
e. Aktivitas tidur
a. Kedua orangtua
2 Faktor Genetik subjek mengidap
skizofrenia

b. Memiliki saudara
kembar dengan
skizofrenia
IV. RANCANGAN OBSERVASI

A. Setting Fisik

Observasi dilakukan di Asrama Rumah Sakit Jiwa. Pada asrama tersebut


terdapat banyak jajaran tempat tidur, lampu tidur, selimut berwarna biru, 1 (satu)
pintu kamar asrama yang berwarna putih, 1 (satu) pintu kamar berwarna merah,
terdapat pipa air diatapnya dan beberapa jendela berikut dengan tralisnya.
Ruangan tersebut sangat kurang pencahayaan dan terlihat tidak rapih, semua cat
di ruangan itu berwarna putih. Pada saat diobservasi subjek menggunakan pakaian
dan sepatu yang berwarna putih.

B. Setting Psikis

Selama observasi berlangsung subjek diminta menyelidiki sebuah kasus


rumah sakit jiwa di sebuah pulau terpencil di Boston Harbor. Namun, subjek
adalah pasien yang sudah ada selama dua tahun, pasien ini sangat pintar dan
memiliki delusional tinggi. Dr. Cawley menjelaskan bahwa Andrew Laeddis
adalah Daniels itu sendiri, pasien (mereka) yang paling berbahaya, ditahan di
Bangsal C karena membunuh istrinya yang depresif mania setelah ia
menenggelamkan anak-anak mereka. Menurut Dr. Cawley, peristiwa dalam
beberapa hari terakhir dirancang untuk mematahkan ketidakwarasan Laeddis yang
penuh konspirasi. Tapi ternyata anggapan Cawley keliru ingatan Teddy terlempar
di hari kejadian tragis itu berlangsung. Di akhir cerita Teddy berhalusinasi
bertemu dengan istrinya dan menanyakan dimana anaknya, tiba-tiba ia melihat
ada sesuatu mengambang di danau dan langsung berlari ke danau dan melihat
anaknya sudah tidak bernyawa. Istrinya menghampiri subjek namun dengan
perasaan sedih yang teramat dalam Teddy menembak istrinya dan kemudian
terbangun seolah tersadar kembali.
C. Tahap Pelaksanaan

1. Hari / Tanggal : Sabtu, 26 Juni 2021

2. Tempat : Rumah masing-masing anggota

3. Waktu : 13.00 – 16.00

a. Pukul 13.00 : Observer menyiapkan google meet dan film untuk


diamati bersama.

b. Pukul 13.15 : Observer mulai melakukan pengamatan film untuk


pengambilan data.

c. Pukul 16.00 : Observer selesai mengambil data.


V. HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaa Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer melakukan


observasi pada seuah film

2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan dilakukan


pada saat kejadian perilaku yang dianggap penting
muncul.

3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer hanya


mengamati subjek tanpa terlibat secara langsung.

B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Sabtu,3 July 2021

2. Waktu : 01.00-02.00 WIB

3. Tempat : Rumah observer

4. Lembar Observasi : Setting Klinis

Nama Observasi : Abdul Ghafur Ramadhan

No. Kriteria Target Perilaku Frekuensi Keterangan


Skizofernia Pada
Film Shutter
Islands
1. Thought Echo a. Subjek I 58.30 subjek
memikirkan hal melihat Rachel dan
yang sama anaknya
berulang-ulang I

b. Rasa cemas I
1.10 subjek takut
No. Kriteria Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Skizofernia Pada
Film Shutter
Islands
c. Subjek selalu berada di tengah
mengalami delusi I laut.
yang sama 59.35 subjek delusi
I tentang Laeddis
d. Larut dalam diri 42.24 subjek
sendiri memikirkan masa
e. Subjek selalu lalunya
terbayang kejadian 23.50 subjek
yang dialaminya teringat saat
bersama istrinnya
2. Delusion of a. Subjek berpikir hal I 1.18.38 subjek
Control tak wajar nekat menuruni
I tebing bebatuan
b. Subjek tidak sadar 1.53.43 subjek
dalam melakukan tidak menyadari
sesuatu selama ini bersama
Dr. Sheehan.
2.00.2 subjek putus
I
b. Subjek merasa asa melihat
putus asa karena anaknya yang
trauma yang sudah tidak
dialaminya bernyawa
3. Delusional a. Subjek merasakan
Perception ketertarikan
terhadap suatu
objek
b. Subjek merasa I 29.00 subjek
sentuhan memeluk istrinya
4. Halusinasi a. Respon emosional I 1.55.05 subjek
Audiotorik yang tidak wajar seketika
menodongkan
pistol.
b. Ide pemikiran yang I 23:43 subjek
aneh mengatakan
”serigala” secara
tiba-tiba
I
c. Subjek menjadi 1.19.19 subjek
tidak fokus pada memberikan
No. Kriteria Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Skizofernia Pada
Film Shutter
Islands
apa yang terjadi jawaban yang tidak
nyambung
c. Subjek mendengar I 27.45 istri
istrinya berbicara mengajaknya
kepadanya berbicara.
5. Waham – waham a. Subjek percaya I 1:03:20 Istrinya
menetap jenis bahwa setiap melarangnya pergi
lainnya kejadian di ke mercusuar
sekelilingnya
mempunyai
hubungan seperti
perintah atau pesan
khusus
b. Subjek melakukan 29.09 subjek
I
tindakan yang tidak memeluk istrinya.
masuk akal
terhadap makhluk
yang tak kasat mata
c. Subjek mampu 27.52 subjek
berkomunikasi I berbicara dengan
dengan istrinya istrinya.
6. Halusinasi yang a. Subjek mendengar I 1.10.20 subjek
menetap dari suara orang mendengar suara
panca-indra berbicara yang menyebutkan
nama laeddis
b. Subjek melihat I 59.44 subjek.
sesuatu yang melihat tokoh
sebenarnya tidak Laeddis
ada
c. Subjek mencium 28.55 Subjek
I
sesuatu yang mencium istrinnya
sebenarnya tidak
ada
d. Subjek merasakan I 1.03.48 subjek
sentuhan yang merasakan
membuatnya sentuhan dari
nikmat atau tidak istrinya
nyaman
No. Kriteria Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Skizofernia Pada
Film Shutter
Islands
e. Subjek merasakan
ada rasa zat yang
sebenarnya tidak
ada
7. Arus pikiran yang a. Kesulitan I 1.48.33 subjek
terputus (break) mengingat sesuatu tidak mengingat
atau yang dirinya adalah
mengalami sisipan pasien rumah sakit
(interpolation jiwa tersebut
b. Subjek sulit untuk
berkonsentrasi
c. Sulit beraktivitas
8. Perilaku Katatonik a. Subjek merasa I 30.20 Subjek
gelisah terbangun dari
mimpinnya dan
merasa gelisah

b. Subjek melawan I 25.45 subjek


instruksi memaksa melihat
arsip pegawai
rumah sakit
c. Subjek mengalami
pergerakan
berlebihan tanpa
tujuan
c. Subjek membuat
postur tubuh kaku

d. Subjek mengalami I 2.03.53 setelah


ketidaksadaran subjek mengingat
masa lalunya.
9. Gejala – gejala a. Subjek bersikap
“negative apatis
b. Subjek jarang
berbicara
c. Subjek menarik diri I 1.40.24 subjek
dari pergaulan berusaha untuk
sosial bersembunyi dari
No. Kriteria Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Skizofernia Pada
Film Shutter
Islands
orang lain.

Faktor Penyebab
Skizofernia Pada
No. Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Shutter
Islands
1. Faktor Biologis a. Komplikasi
kelahiran
b. Infeksi
c. Rasa senang
d. Nafsu makan
e. Aktivitas tidur I 1:04:04 Subjek
terbangun setelah
bermimpi bertemu
dengan istrinya
2 Faktor Genetik a. Kedua orangtua
subjek mengidap
skizofrenia
b. Memiliki saudara
kembar dengan
skizofrenia

A. Pelaksanaan Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer


melakukan observasi pada seuah film.

2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan


dilakukan pada saat kejadian perilaku yang
dianggap penting muncul.
3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer
hanya mengamati subjek tanpa terlibat secara
langsung.

B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Jumat, 02 Juli 2021

2. Waktu : 10:30 WIB - 12:55 WIB

3. Tempat : Rumah observer

4. Lembar Observasi : Setting klinis

Nama Observasi : Dayang Aprilia

Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
a. Subjek memikirkan hal
yang sama berulang-
ulang

1:13 Subjek
berusaha
untuk
mencoba
menguatkan
diri sendiri
1 Thought Echo
||| karena takut
berada di
b. Rasa cemas
tengah laut.

1:01:45
Subjek
sedang
berusaha
untuk
menyelamat
kan anaknya
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
tapi itu
semua
sudah
terlambat.

1:20:29
Subjek
terbangun
karena
dalam
mimpi dia
menenggela
mkan anak
kecil

c. Subjek selalu
mengalami delusi yang
sama

d. Larut dalam diri sendiri


23:49
Subjek
selalu
teringat
kembali saat
bersama
dengan
istrinya
yang sudah
|||| tiada
.
42:40
ingatannya
kembali saat
ia menjadi
pasukan AS
yang
bertugas
e. Subjek selalu terbayang
mengepung
kejadian yang
sebuah
dialaminya
markas Nazi
di Dachau,
Jerman. Di
sana ia
melihat
seseorang
petinggi
nazi yang
bunuh diri
karena
terkepung,
meregang
nyawa.
27:41
Di saat
subjek
mencoba
untuk tidur
ia bermimpi
bertemu
istrinnya
dan
mengakui
bahwa
subjek
mabuk dan
membunuh
banyak
orang di
peperangan.

1:59:16
Subjek
teringat
bertemu
dengan
istrinya lalu
sang istri
langsung
memeluk
dan
mencium
subjek.

Delusion of Control
a. Subjek berpikir hal tak
wajar
b. Subjek tidak sadar
dalam melakukan
sesuatu
2
2:00:3
Subjek
melihat
anaknya
yang sudah
tidak
bernyawa,
c. Subjek merasa putus | dengan
asa karena trauma yang perasaan
dialaminya putus asa
dan sedih
yang
teramat
dalam
subjek
menembak
istrinnya
a. Subjek merasakan
ketertarikan terhadap
suatu objek
28:58
subjek
memeluk
istrinya
3 Delusional Perception
| dengan erat
b. Subjek merasa sentuhan agar sang
istri tidak
meninggala
kannya
25:47
Subjek
marah
karena
|| dokter
jonshon
paul tidak
menyetujui
untuk
memberikan
a. Respon emosional yang
arsip staf
tidak wajar
rumah
sakit.

1:55:26
Subjek
sangat tidak
menerima
kondisi
yang di
4 Halusinasi Audiotorik alaminnya.

1:18:33
| subjek
berpikiran
b. Ide pemikiran yang
untuk
aneh
menuruni
tebing yang
sangat
tinggi.
c. Subjek menjadi tidak
fokus pada apa yang
terjadi

d. Subjek mendengar
istrinya berbicara
kepadanya
Waham – waham
menetap jenis lainnya 57:56
Subjek
melihat
mayat ibu
dan anak
yang
membeku,
|| lalu sang
anak
berbicara
punya
a. Subjek percaya bahwa
maksud
setiap kejadian di
tertentu
sekelilingnya
mempunyai hubungan
1:00:41
seperti perintah atau
Subjek
pesan khusus
melihat
seorang
wanita yang
berlumuran
5
darah dan di
bawah
wanita itu
ada anak
kecil
berdarah
yang sedang
berbaring
b. Subjek melakukan .
tindakan yang tidak
masuk akal terhadap
makhluk yang tak kasat
mata
c. Subjek mampu 1:03:30 istri
berkomunikasi dengan subjek
istrinya berkomunik
asi dengan
subjek dan
meminta
untuk
membunuh
leddis.

|| 27:49 istri
subjek
muncul dan
menanyakan
apakah
subjek
mabuk lagi
lalu subjek
mengaku
telah
membunuh
banyak
orang di
peperangan

6
1:10:19 Saat
subjek
sedang
berjalan di
sebuah
| lorong, lalu
a. Subjek mendengar
teddy
suara orang berbicara
mendengar
suara orang
berbicara
Halusinasi yang dan
menetap dari panca- menyebutka
indra n nama
leddis

1:20:50
Subjek
b. Subjek melihat sesuatu
melihat
yang sebenarnya tidak
chaks bunuh
ada
diri tetapi
chaks tidak
ada di situ
||
1:58:24
Subjek
melihat
istrinya
sedang
duduk di
sebuah
ayunan

28:58
| Subjek
memeluk
dan
mencium
c. Subjek mencium
istrinnya,
sesuatu yang
lalu ternyata
sebenarnya tidak ada
sang istri
berubah
menjadi abu
dan
menghilang.

1:03:44 istri
d. Subjek merasakan | Subjek
sentuhan yang menyentuh
membuatnya nikmat pipi dan
atau tidak nyaman menenangka
n subjek

e. Subjek merasakan ada


rasa zat yang
sebenarnya tidak ada

a. Kesulitan mengingkat
sesuatu
55:45
Arus pikiran yang
Subjek
terputus (break) atau
7 mengalami
yang mengalami sisipan b. Subjek sulit untuk
| migran dan
(interpolation) berkonsentrasi
melihat
bayangan
putih
menyambar

c. Sulit beraktivitas
30:19
Subjek
terbangun
dari
mimpinnya
kemudian
merasa
| gelisah
a. Subjek merasa gelisah
karena
dalam
mimpi
istrinya
8 Perilaku Katatonik berubah
menjadi abu
dan
menghilang
b. Subjek melawan
instruksi
c. Subjek mengalami
pergerakan berlebihan
tanpa tujuan
d. Subjek membuat postur
tubuh kaku
e. Subjek mengalami
ketidaksadaran

a. Subjek bersikap apatis

Gejala – gejala b. Subjek jarang berbicara


9
“negative”
c. Subjek menarik diri
dari pergaulan social
Faktor Penyebab
No Skizofrenia Pada Film Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Shutter Island

a. Komplikasi
kelahiran
b. Infeksi
1 Faktor Biologis c. Rasa senang
d. Nafsu makan
e. Aktivitas tidur
a. Kedua orangtua
2 Faktor Genetik subjek mengidap
skizofrenia

b. Memiliki saudara
kembar dengan
skizofrenia
A. Pelaksanaan Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer melakukan


observasi pada seuah film.

2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan


dilakukan pada saat kejadian perilaku yang
dianggap penting muncul.

3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer


hanya mengamati subjek tanpa terlibat secara
langsung

B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Jumat,2 Juli 2021

2. Waktu : 16.22-22.00 WIB

3. Tempat : Rumah

4. Lembar Observasi : Setting Klinis

Nama Observasi : Feby Ladyana

Kriteria
Skizofrenia
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Pada Film
Shutter Island

a. Subjek
memikirkan hal yang
sama berulang-ulang
1 Thought Echo
III 1:17 Subjek mengalami
mabuk laut dan
b. Rasa cemas
menguatkan diri ketika
melihat air laut.
Kriteria
Skizofrenia
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Pada Film
Shutter Island

30:20 Subjek terbangun


dari mimpinya karena
melihat istrinya
perlahan menjadi abu
dan tangan subjek
dipenuhi air.
1:01:42 Anak subjek
berbicara mengapa
subjek tidak
menyelamatkannya.
I 1:59:11 Subjek teringat
c. Subjek selalu bertemu dengan istri
memgalami dan anaknya yang
delusi yang sudah meninggal,
sama namun Teddy
menembak istrinya.
d. Larut dalam
diri sendiri
II 23:51 Subjek selalu
teringat kejadian saat
perang ketika music itu
di putar
e. Subjek selalu 27.41 Subjek berusaha
terbayang tertidur ia mimpi
kejadian yang bertemu istrinya dan
dialaminya mengakui semua
perbuatannya bahwa
saat perang ia mabuk
dan membunuh banyak
orang.

Delusion of a. Subjek berpikir


2
Control hal tak wajar
Kriteria
Skizofrenia
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Pada Film
Shutter Island

b. Subjek tidak
sadar dalam
melakukan
sesuatu
I 2:00:05 Subjek melihat
anaknya yang berada
c. Subjek digenangan air lalu
merasa putus dengan rasa putus asa
asa karena dan sedih, subjek
trauma yang menembak istrinya
dialaminya karena ia merasa
istrinya yang telah
membunuh anaknya.
a. Subjek
merasakan
ketertarikan terhadap
suatu objek
II 29:05 Subjek perlahan
Delusional memeluk sang istri
3
Perception dengan erat agar tidak
b. Subjek pergi.
merasa 1:04:04 Istrinya
sentuhan memeluk subjek setelah
mengatakan Laeddis
masih hidup.
III 25:49 Subjek marah
ketika Dr. Jeremiah
tidak memberi berkas
a. Respo yang ia minta.
Halusinasi n emosional 1:19:27 Subjek marah
4
Audiotorik yang tidak karena rekannya hendak
wajar ikut ke Mercusuar
1:39:05 Subjek marah
karena dokter berusaha
untuk suntik obat
Kriteria
Skizofrenia
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Pada Film
Shutter Island

penenang tanpa izin.

I 1:21:01 Subjek
mencoba untuk
b. Ide pemikiran menuruni dan menaiki
yang aneh tebing yang sangat
tinggi.
c. Subjek I 12:07 Subjek
menjadi tidak mengingat kejadian
fokus pada apa
yang terjadi
I 1:15:06 Istri subjek
d. Subjek berbicara bahwa subjek
mendengar harus membunuh
istrinya Laeddis karena istrinya
berbicara sakit hati dan itu
kepadanya membuat istrinya
menjadi bahagia
a. Subjek percaya 58:33 Subjek melihat
bahwa setiap mayat ibu dan seorang
kejadian di anaknya membeku, lalu
sekelilingnya sang anak berbicara
mempunyai yang mempunyai
hubungan makna tertentu.
Waham – seperti perintah
5 waham menetap atau pesan
jenis lainnya khusus
b. Subjek
melakukan
tindakan yang
tidak masuk
akal terhadap
makhluk yang
tak kasat mata
Kriteria
Skizofrenia
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Pada Film
Shutter Island

IIII 27.41 Subjek berbicara


dengan istrinya melalui
mimpi
1:03:29 Istrinya
myatakan
bahwa Laeddis masih
hidup dan menyuruh
subjek untuk
c. Subjek membunuhnya.
mampu 1:41:13 Istrinya
berkomunikasi mencegah Teddy untuk
dengan istrinya tidak meledakan mobil
lalu pergi ke
Mercusuar.
1:57:20 Istrinya
meberitahu keputusan
Teddy ke Mercusuar
membuat semuanya
akan berakhir.
III 01:10:46, 01:11:00,
Ada suara seseorang
yang mengatakan
a. Subjek “Laeddis”
mendengar 01:11:22 Ada suara
suara orang sesorang yang
berbicara mengatakan “Kulihat
Halusinasi yang kalian semua” dan
6 menetap dari kemudian mengatakan
panca-indra “Laeddis”
II 1:20:49 Subjek melihat
b. Subjek mayat rekannya berada
melihat sesuatu dibawah tebing, namun
yang ketika didekati tidak
sebenarnya ada.
tidak ada 1:55:23 Teddy melihat
peluru yang nemebus
Kriteria
Skizofrenia
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Pada Film
Shutter Island

badan Dr. Cawley dan


berdarah.
c. Subjek
mencium
sesuatu yang
sebenarnya
tidak ada
d. Subjek I 01:03:04 Istri subjek
merasakan menyentuh pipinya
sentuhan yang untuk
membuatnya menenangkannya.
nikmat atau
tidak nyaman
e. Subjek
merasakan ada
rasa zat yang
sebenarnya
tidak ada
Arus pikiran a. Kesulitan
yang terputus mengingkat sesuatu
(break) atau b. Subjek sulit
7 yang untuk
mengalami berkonsentrasi
sisipan c. Sulit
(interpolation) beraktivitas
I 29:34 Subjek erasa
a. Subjek gelisah ketika istrinya
merasa gelisah mulai perlahan
meninggalkannya.
Perilaku
8 I 25:49 Subjek meminta
Katatonik
b. Subjek berkas Dr. Sheehan dan
melawan staffnnya namun tidak
instruksi diberikan oleh Dr.
Jeremiah
Kriteria
Skizofrenia
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Pada Film
Shutter Island

c. Subjek
mengalami
pergerakan
berlebihan
tanpa tujuan
d. Subjek
membuat
postur tubuh
kaku
e. Subjek
mengalami
ketidaksadaran
a. Subjek
bersikap apatis

Gejala – gejala b. Subjek jarang


9 berbicara
“negative”
c. Subjek
menarik diri
dari pergaulan
social

Faktor
Penyebab
No Skizofrenia Pada Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Shutter
Island

a. Komplikasi
kelahiran
b. Infeksi
c. Rasa senang
1 Faktor Biologis
d. Nafsu makan
I 27.49 Subjek
e. Aktivitas tidur selalu bermimpi
tentang istrinya.
Faktor
Penyebab
No Skizofrenia Pada Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Shutter
Island

a. Kedua orangtua
2 Faktor Genetik subjek mengidap
skizofrenia
b. Memiliki saudara
kembar dengan
skizofrenia

A. Pelaksanaan Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer melakukan


observasi pada seuah film

2. Pencatatan Observasi : `Event Sampling Dikarenakan Pencatatan dilakukan


pada saat kejadian perilaku yang dianggap penting
muncul

3. Kegiatan Observasi : `Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer


hanya mengamati subjek tanpa terlibat secara
langsung

B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Jumat,2 Juli 2021

2. Waktu : 18.30-21.15

3. Tempat : Rumah obserever

4. Lembar Observasi : Setting klinis


Nama Observasi : Felicia Elvira

Kriteria
Skizofrenia
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Pada Film
Shutter Island
III 43.00 saat subjek
memikirkan tumpukan
mayat pada masa perang.
Subjek
57.47 saat subjek kembali
memikirkan hal
melihat tumpukan mayat.
yang sama
berulang-ulang
58.28 saat subjek kembali
melihat Rachel dan
putrinya dalam posisinya
yang sama.
IIII 1.15 saat subjek berusaha
menenangkan diri karna
dirinya yang sedang
berada di tengah laut.

30.24 saat subjek terkejut


1 Thought Echo
dan terbangun dari
Rasa cemas mimpinya.

54.32 saat subjek memeluk


tokoh Rachel dan berusaha
menenangkannya.

1.54.30 saat subjek ditanya


mengenai eksperimen nazi.
II 59.34 saat subjek
mengalami delusi tentang
tokoh Laeddis yang masih
Subjek selalu
hidup.
memgalami delusi
yang sama
1.36.54 saat subjek
mencari tokoh Chuck yang
disebut-sebut tidak pernah
Kriteria
Skizofrenia
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Pada Film
Shutter Island
hadir bersamanya.

I 42.20 saat subjek


memikirkan masa lalunya
Larut dalam diri
bersamaan ketika subjek
sendiri
sedang berbincang dengan
tokoh Chuck.
IIII 2.46 saat subjek terbayang
akan apa yang dilakukan
sosok mendiang istrinya.

11.58 saat subjek


terbayang akan apa yang
Subjek selalu terjadi pada tokoh Rachel.
terbayang
kejadian yang 23.13 saat subjek
dialaminya terbayang akan dirinya
yang mengenakan seragam
tentara.

43.02 saat subjek


terbayang akan masa-masa
perang di masa lalu.
III 24.00 saat subjek tampak
tenang dan seolah kejam
pada korban sekarat yang
sudah bersimbah darah.

Delusion of Subjek berpikir 44.14 saat subjek


2
Control hal tak wajar melakukan pembunuhan
berantai di masa lalunya.

1.18.36 saat subjek hendak


nekat menuruni tebing
bebatuan.
Kriteria
Skizofrenia
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Pada Film
Shutter Island
I 1.53.41 saat subjek tidak
Subjek tidak sadar
menyadari jika tokoh
dalam melakukan
Chuck merupakan Dr.
sesuatu
Sheehan.

Subjek merasa
putus asa karena
trauma yang
dialaminya

Subjek merasakan
ketertarikan
terhadap suatu
Delusional objek
3
Perception
Subjek merasa
sentuhan

IIII 25.48 saat subjek seketika


marah ketika
permintaannya tidak bisa
dipenuhi.

34.37 saat subjek


menanyakan perihal tokoh
Respon emosional Laeddis.
yang tidak wajar
Halusinasi 1.39.03 saat subjek hendak
4
Audiotorik disuntikkan obat
pencegahan.

1.55.00 saat subjek


seketika berteriak dan
menodongkan pistol.
II 41.00 saat subjek
Ide pemikiran menerobos hujan badai.
yang aneh
48.20 saat subjek
Kriteria
Skizofrenia
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Pada Film
Shutter Island
mengajak tokoh Chuck
untuk pergi dari pulau
tersebut.

I 1.19.10 saat subjek


Subjek menjadi memberikan jawaban yang
tidak fokus pada tidak sejalan dengan
apa yang terjadi pembicaraannya bersama
tokoh Chuck.
III 27.42 saat mendiang istri
subjek mengajaknya
berbicara.

1.03.21 saat subjek


Subjek mendengar
mendengar mendiang
istrinya berbicara
istrinya berbicara
kepadanya
kepadanya.

1.40.48 saat subjek


mendapat pertanyaan dari
mendiang istrinya.
Subjek percaya
bahwa setiap
kejadian di
sekelilingnya
mempunyai
hubungan seperti
Waham –
perintah atau
5 waham menetap
pesan khusus
jenis lainnya
Subjek melakukan I 29.08 saat subjek memeluk
tindakan yang mendiang istrinya.
tidak masuk akal
terhadap makhluk
yang tak kasat
mata
Kriteria
Skizofrenia
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Pada Film
Shutter Island
II 27.50 saat subjek berbicara
dengan mendiang istrinya.
Subjek mampu
berkomunikasi
1.03.17 saat subjek
dengan istrinya
mengajak mendiang
istrinya berbicara.
II 27.54 saat subjek
mendengar mendiang
istrinya berbicara
Subjek mendengar kepadanya.
suara orang
berbicara 1.03.21 saat subjek
mendengar mendiang
istrinya berbicara
kepadanya.
IIIII II 27.58 saat subjek melihat
mendiang istrinya.

59.43 saat subjek. melihat


Halusinasi yang tokoh Laeddis.
6 menetap dari
panca-indra 1.00.27 saat subjek melihat
tokoh Chuck.
Subjek melihat
sesuatu yang 1.00.39 saat subjek melihat
sebenarnya tidak tokoh Rachel.
ada
1.00.43 saat subjek melihat
3 anak milik tokoh Rachel.

1.03.01 saat subjek melihat


mendiang istrinya.

1.15.07 saat subjek melihat


mendiang istrinya.
Kriteria
Skizofrenia
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Pada Film
Shutter Island
Subjek mencium I
30.00 saat subjek mencium
mendiang istrinya.
sesuatu yang
sebenarnya tidak
ada
III 1.01.13 saat subjek
merasakan sentuhan pada
pipinya dari tokoh Rachel.
Subjek merasakan
1.03.46 saat subjek
sentuhan yang
merasakan sentuhan pada
membuatnya
pipinya dari mendiang
nikmat atau tidak
istrinya.
nyaman
1.08.20 saat subjek
diserang oleh tokoh
George.
Subjek merasakan
ada rasa zat yang
sebenarnya tidak
ada
I 1.48.30 saat subjek tidak
Kesulitan bisa mengingat jika dirinya
mengingkat telah menjadi pasien di
sesuatu pulau tersebut selama 2
tahun.
Arus pikiran
yang terputus II 55.36 saat subjek seketika
(break) atau merasa sakit kepala dan
7 photosensitivity.
yang mengalami
sisipan Subjek sulit untuk
(interpolation) berkonsentrasi 1.49.51 saat subjek sulit
memfokuskan diri
terhadap kebenaran yang
subhek dengar.
Sulit beraktivitas
Kriteria
Skizofrenia
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Pada Film
Shutter Island
I 27.47 saat subjek
Subjek merasa mengingat dirinya yang
gelisah telah membunuh banyak
orang saat perang.
II 7.20 saat subjek diminta
untuk menyerahkan
senjatanya.
Subjek melawan
instruksi
25.46 saat subjek memaksa
Perilaku untuk melihat arsip Dr.
8 Sheehan dan pegawai lain.
Katatonik
Subjek mengalami
pergerakan
berlebihan tanpa
tujuan
I 53.25 saat subjek
Subjek membuat
berbincang dengan tokoh
postur tubuh kaku
Rachel.
Subjek mengalami I 2.03.55 saat subjek selesai
ketidaksadaran mengingat masa lalunya.
Subjek bersikap
apatis
Subjek jarang
Gejala – gejala berbicara
9
“negative”
I 1.40.20 saat subjek
Subjek menarik
berusaha untuk
diri dari pergaulan
bersembunyi dari orang
sosial
lain.
Faktor Penyebab
No Skizofrenia Pada Film Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Shutter Island

a. Komplikasi
kelahiran
b. Infeksi
c. Rasa senang
1 Faktor Biologis d. Nafsu makan
| 27.30 Subjek
tertidur dan
e. Aktivitas tidur
bermimpi
tentang istrinya
a. Kedua orangtua
2 Faktor Genetik subjek mengidap
skizofrenia
b. Memiliki saudara
kembar dengan
skizofrenia

A. Pelaksanaan Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer


melakukan observasi pada seuah film

2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan


dilakukan pada saat kejadian perilaku yang
dianggap penting muncul

3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan


observer hanya mengamati subjek tanpa
terlibat secara langsung
B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Jum’at, 2 Juli 2021

2. Waktu : 13:00-15:00

3. Tempat : Rumah observer

4. Lembar Observasi : Setting klinis

Nama Observasi : Raden Larazati Cantika Putri

Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
1 Thought Echo a. Subjek memikirkan hal
yang sama berulang-
ulang
I (1.14)
Subjek
b. Rasa cemas cemas
berada di
tengah laut
III (38.53)
c. Subjek selalu Subjek
memgalami delusi yang percaya
sama bahwa
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
Andrew
Laeddis
seorang
teknisi yang
menyebabka
n
apartement
kebakaran
sehingga
membunuh
istrinya,
yang mana
Andrew
Laeddis
sebenarnya
adalah
subjek

(39.59)
Subjek
percaya
bahwa
Andrew
Laeddis
berada di
bangsal C

(2.08.17)
Subjek
kembali
berfantasi
bahwa ia
adalah
seorang
marshal
bersama
partnernya
Chuck
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
d. Larut dalam diri sendiri
IIII II (2.48)
Subjek
teringat
masa
lalunya
bersama
sang istri

(11.59)
Subjek
terbayang
kejadian
yang pernah
dialaminya
saat perang

(21.06)
Subjek
e. Subjek selalu terbayang
terbayang
kejadian yang
kejadian
dialaminya
yang pernah
dialaminya

(23.50)
Subjek
terbayang
kejadian
yang pernah
dialaminya
semasa
perang

(42.27)
Subjek
terbayang
kejadian
saat perang
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
(57.50)
Subjek
melihat
mayat saat
perang

(1.57.42)
Subjek
terbayang
masa
lalunya saat
istrinya
menenggela
mkan anak-
anaknya

2
a. Subjek berpikir hal tak
wajar

b. Subjek tidak sadar


dalam melakukan
Delusion of Control sesuatu

c. Subjek merasa putus


asa karena trauma yang
dialaminya

a. Subjek merasakan
ketertarikan terhadap
suatu objek
3 Delusional Perception
b. Subjek merasa sentuhan

4 IIII I (25.48)
a. Respon emosional yang Subjek
Halusinasi Audiotorik
tidak wajar marah
ketika tidak
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
diberikan izi
mendapatka
n arsip Dr.
Sheehan dan
arsip para
pegawai

(34.37)
Subjek
marah dan
menanyakan
Andrew
Laeddis
kepada Mr.
Breene

(1.09.12)
Subjek
memukul
pasien
bangsal C

(1.38.56)
Subjek
marah
karena
melihat
seorang
dokter ingin
menyuntikn
ya obat
penenang,
kemudian
subjek
menyuntikk
an obat
penenang ke
seorang
dokter
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
tersebut

(1.51.23)
Subjek
marah
karena tidak
dapat
menerima
kenyataan
bahwa
dialah
Andrew
Laeddis

(1.54.58)
Subjek
marah dan
menyodorka
n senjata api
karena
masih
belum
terima
kenyataan
bahwa dia
adalah
Andrew
Laeddis

b. Ide pemikiram yang


aneh

c. Subjek menjadi tidak


fokus pada apa yang
terjadi
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
IIII (1.03.20)
Istri subjek
berkata
bahwa
Laeddis
belum
meninggal

(1.14.56)
Istri subjek
berbicara
dengannya
di dalam sel
d. Subjek mendengar George
istrinya berbicara
kepadanya (1.40.50)
Istri subjek
berbicara
dengannya
untuk
menaiki
ferry

(1.47.11)
Istri subjek
menyuruhny
a untuk
pergi dari
mercusuar

a. Subjek percaya bahwa


setiap kejadian di
Waham – waham sekelilingnya
5
menetap jenis lainnya mempunyai hubungan
seperti perintah atau
pesan khusus
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
b. Subjek melakukan
tindakan yang tidak
masuk akal terhadap
makhluk yang tak kasat
mata
I (27.49)
c. Subjek mampu Subjek
berkomunikasi dengan berbicara
istrinya dengan
istrinya
I (1.10.42)
Subjek
mendengar
a. Subjek mendengar
ada yang
suara orang berbicara
berbisik
menyebut
“Laeddis”
IIII II (59.31)
Subjek
melihat
Laeddis
berbicara
padanya
Halusinasi yang
6 menetap dari panca- (1.00.26)
indra Subjek
melihat
b. Subjek melihat sesuatu
Chuck
yang sebenarnya tidak
berbicara
ada
padanya
(27.42)
Subjek
melihat
istrinya
berbicara
kepadanya

(1.00.44)
Subjek
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
melihat
Rachel
berbicara
kepadanya
dengan
tubuh
berlumur
darah dan
dikelilingi
anak-anak
yang sudah
meninggal

(1.20.52)
Subjek
melihat
Chuck
bunuh diri

(1.23.21)
Subjek
melihat
Rachel
Solando di
dalam gua

(1.42.04)
Subjek
melihat
anaknya dan
istrinya
terbakar
c. Subjek mencium
sesuatu yang
sebenarnya tidak ada
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
d. Subjek merasakan I (28.57)
sentuhan yang Subjek
membuatnya nikmat memeluk
atau tidak nyaman istrinya

e. Subjek merasakan ada


rasa zat yang
sebenarnya tidak ada

a. Kesulitan mengingkat
Arus pikiran yang sesuatu
terputus (break) atau b. Subjek sulit untuk
7
yang mengalami sisipan berkonsentrasi
(interpolation)
c. Sulit beraktivitas
II (30.20)
Subjek
terbangun
dari
mimpinya
dan merasa
gelisah
karena
dalam
mimpi
tersebut
8 Perilaku Katatonik a. Subjek merasa gelisah istrinya
berubah
menjadi abu
lalu
menghilang

(1.02.30)
Subjek
merasa
gelisah saat
terbangun
dari
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
mimpinya,
karena
dalam
mimpi
tersebut
anaknya
berkata
mengapa
subjek tidak
menyelamat
kannya
b. Subjek melawan
instruksi
c. Subjek mengalami
pergerakan berlebihan
tanpa tujuan
d. Subjek membuat postur
tubuh kaku
e. Subjek mengalami
ketidaksadaran

a. Subjek bersikap apatis

Gejala – gejala b. Subjek jarang berbicara


9
“negative”
c. Subjek menarik diri
dari pergaulan sosial
Faktor Penyebab
No Skizofrenia Pada Film Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Shutter Island

a. Komplikasi
kelahiran
b. Infeksi
c. Rasa senang
1 Faktor Biologis
d. Nafsu makan

e. Aktivitas tidur

a. Kedua orangtua
2 Faktor Genetik subjek mengidap
skizofrenia

b. Memiliki saudara
kembar dengan
skizofrenia

A. Pelaksanaan Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer


melakukan observasi pada seuah film.

2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan


dilakukan pada saat kejadian perilaku yang
dianggap penting muncul

3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Non-Partisipan


Passive Dikarenakan observer hanya
mengamati subjek tanpa terlibat secara
langsung
B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Jumat,2 Juli 2021

2. Waktu : 10.00 WIB-12.00 WIB

3. Tempat : Rumah observer

4. Lembar Observasi : Setting klinis

Nama Observasi : Reni Trisnawati

Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
| 42.06
Subjek
selalu
memikirkan
a. Subjek memikirkan hal
saat dia
yang sama berulang-
menjadi
ulang
tentara dan
membunuh
banyak
orang

1.13 Subjek
mencoba
1 Thought Echo untuk
menguatkan
diri sendiri
karena takut
||| berada di
b. Rasa cemas tengah laut.

1.01.45
Subjek
berusaha
untuk
menyelamat
kan anaknya
tapi semua
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
sudah
terlambat.

1.2.29
Subjek
terbangun
karena
dalam
mimpi dia
menenggela
mkan anak
kecil

c. Subjek selalu
memgalami delusi yang
sama
d. Larut dalam diri sendiri
e. Subjek selalu terbayang
kejadian yang
dialaminya 23.49
Subjek
teringat
kembali saat
bersama
dengan
istrinnya
yang sudah
|||| meninggal
.
42.50
ingatannya
kembali saat
ia menjadi
pasukan AS
yang
bertugas
mengepung
sebuah
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
markas Nazi
di Dachau,
Jerman.

27.41 Di
saat subjek
mencoba
untuk tidur
ia bermimpi
bertemu
istrinnya
dan
mengakui
bahwa
subjek
mabuk dan
membunuh
banyak
orang di
peperangan.

1.03.23
setelah
terbangun
dari mimpi
subjek
melihat
istrinnya
basah kuyup
lalu sang
istri bilang
bahwa
Laeddis
tidak mati
dan tidak
menghilang
melainkan
masih ada di
sini dan
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
sang istri
meminta
subjek
untuk
membunuhn
ya

1.59.16
Subjek
teringat
bertemu
dengan
istrinnya
istri
langsung
memeluk
dan
mencium
subjek.

a. Subjek berpikir hal tak


wajar

b. Subjek tidak sadar


dalam melakukan
sesuatu
2.00.3
Subjek
2 Delusion of Control melihat
anaknya
yang sudah
c. Subjek merasa putus
tidak
asa karena trauma yang
bernyawa,
dialaminya
| dengan
perasaan
putus asa
dan sedih
yang
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
teramat
dalam
subjek
menembak
istrinnya

a. Subjek merasakan
ketertarikan terhadap
suatu objek
28.58
subjek
3 Delusional Perception memeluk
istrinya agar
b. Subjek merasa sentuhan | tidak
meninggala
kannya

25.47
Subjek
marah
karena
|| dokter tidak
menyetujui
untuk
memberikan
a. Respon emosional arsip rumah
4 Halusinasi Audiotorik
yang tidak wajar sakit.

1.55.26
Subjek tidak
menerima
kondisi
yang
dialaminnya
.
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island

1.18.33
| subjek
b. Ide pemikiran yang
berpikiran
aneh
untuk
menuruni
tebing.
c. Subjek menjadi tidak
fokus pada apa yang
terjadi

d. Subjek mendengar
istrinya berbicara
kepadanya

5 Waham – waham a. Subjek percaya bahwa | | | 8.52 Subjek


menetap jenis lainnya setiap kejadian di melihat ke
sekelilingnya arah pasien
mempunyai hubungan perempuan
seperti perintah atau rumah sakit
pesan khusus jiwa
kemudian
pasienmelet
akan jari ke
bibirnya
seolah-olah
ia bilang
jangan
berisik dan
tersenyum
kepadanya

57.56
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
Subjek
melihat
mayat ibu
dan anak
yang
membeku

1.00.41
Subjek
melihat
seorang
wanita
berdarah
dan di
bawah
wanita itu
ada anak
kecil
berdarah
yang sedang
berbaring
b. Subjek melakukan .
tindakan yang tidak
masuk akal terhadap
makhluk yang tak kasat
mata
c. Subjek mampu 1.03.20
berkomunikasi dengan Istri subjek
istrinya berkomunik
asi dengan
subjek dan
||| meminta
untuk
membunuh
Laeddis

27.49
Istri subjek
muncul dan
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
menanyakan
apakah
subjek
mabuk lagi
lalu subjek
mengaku
telah
membunuh
banyak
orang di
peperangan

1.58.46
Subjek
menghampir
i istrinya
dan
bertanya
kenapa dia
basah kuyup
lalu subjek
menanyakan
anaknya

1.10.19 Saat
subjek
sedang
berjalan di
sebuah
Halusinasi yang
a. Subjek mendengar | lorong teddy
6 menetap dari panca-
suara orang berbicara mendengar
indra
suara orang
berbicara
dan
menyebutka
n nama
leddis
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island

1.00.34 Di
saat tedy
berjala
nmemasuki
||| ruangan
teddy
melihat
laeddis yang
sedang
duduk lalu
ia
menghampir
i teddy dan
untuk
memberikan
korek api
dan
b. Subjek melihat sesuatu minuman
yang sebenarnya tidak lalu leddis
ada menghilang
dan
berubah.
Muncul
Rachel yang
penuh darah

1.20.50
Subjek
melihat
chaks bunuh
diri tetapi
chaks tidak
ada di situ

1.58.24
Subjek
melihat
istrinya
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
sedang
duduk di
sebuah
ayunan

28.58
| Subjek
c. Subjek mencium
memeluk
sesuatu yang
dan
sebenarnya tidak ada
mencium
istrinnya

d. Subjek merasakan 1.03.44


sentuhan yang || istriSubjek
membuatnya nikmat menyentuhp
atau tidak nyaman ipi dan
menengkans
ubjek

2.02.24 Istri
subjek
menyentuh
pipi subjek
dan bicara
bahwa akan
mengajak
dia piknik
bersama
anaknya
besok

e. Subjek merasakan ada


rasa zat yang
sebenarnya tidak ada

Arus pikiran yang a. Kesulitan mengingkat


7
terputus (break) atau sesuatu
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
yang mengalami sisipan 55.45
(interpolation) Subjek
mengalami
b. Subjek sulit untuk | migran dan
berkonsentrasi melihat
bayangan
putih
menyambar
c. Sulit beraktivitas
30.19
Subjekterba
ngundarimi
mpinnyake
mudianmera
sagelisahkar
a. Subjek merasa gelisah enadalammi
| mpiistrinyab
erubahmenj
adiabu dan
menghilang
begitu saja

8 Perilaku Katatonik 1.14.42


Subjek
bersumpah
kepada
| george tidak
b. Subjek melawan
akan
instruksi
membunuh
leddis dan
akan
menyelamat
kan dirinya
c. Subjek mengalami
pergerakan berlebihan
tanpa tujuan
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
d. Subjek membuat postur
tubuh kaku
e. Subjek mengalami
ketidaksadaran

a. Subjek bersikap apatis

Gejala – gejala b. Subjek jarang berbicara


9
“negative”
c. Subjek menarik diri
dari pergaulan sosial
Faktor Penyebab
No Skizofrenia Pada Film Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Shutter Island

a. Komplikasi
kelahiran
b. Infeksi
c. Rasa senang
d. Nafsu makan
1 Faktor Biologis | 27.30
Subjek
tertidur dan
e. Aktivitas tidur
bermimpi
tentang
istrinya
a. Kedua orangtua
2 Faktor Genetik subjek mengidap
skizofrenia

b. Memiliki saudara
kembar dengan
skizofrenia

A. Pelaksanaan Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer melakukan


observasi pada seuah film.
2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan dilakukan pada
saat kejadian perilaku yang dianggap penting muncul.
3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer hanya
mengamati subjek tanpa terlibat secara langsung.
B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Jumat,2 Juli 2021

2. Waktu : 19.00-22.00

3. Tempat : Rumah Observer


4. Lembar Observasi : Setting Klinis

Nama Observasi : Rifky Aditya Haritsnanda


Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
a. Subjek memikirkan
hal yang sama
berulang-ulang
| 1:41:10
Subjek
merasa
b. Rasa cemas cemas
karena ingin
melindungi
rekannya
c. Subjek selalu
1 Thought Echo mengalami delusi yang
sama
d. Larut dalam diri sendiri
| 21:06
Subjek
terbayang
e. Subjek selalu terbayang saat menjadi
kejadian yang pasukan AS
dialaminya yang
mengepung
markas nazi
di Dachau
a. Subjek berpikir hal tak
wajar

b. Subjek tidak sadar


dalam melakukan
2 Delusion of Control sesuatu

c. Subjek merasa putus


asa karena trauma yang
dialaminya

3 a. Subjek merasakan
Delusional Perception
ketertarikan terhadap
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
suatu objek

b. Subjek merasa
sentuhan

| 25:47
Subjek
emosi saat
a. Respon emosional yang di minta
tidak wajar arsip dan di
tolak oleh
Dr.
Naehring

23:40
Subjek
| mengatakan
b. Ide pemikiran yang
”serigala”
aneh
yang
4 Halusinasi Audiotorik merupakan
pemikiran
yang aneh
c. Subjek menjadi tidak
fokus pada apa yang
terjadi
| 27:41
Subjek
bermimpi
d. Subjek mendengar
bertemu
istrinya berbicara
istrinya dan
kepadanya
mendengar
istrinya
berbicara
5
d. Subjek percaya bahwa | 1:03:19 Istri
setiap kejadian di nya
Waham – waham sekelilingnya menyuruh
menetap jenis lainnya mempunyai hubungan subjek agar
seperti perintah atau tidak ke
pesan khusus mercusuar
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
a. Subjek melakukan
tindakan yang tidak
masuk akal terhadap
makhluk yang tak
kasat mata
1:03:00
| Subjek
b. Subjek mampu
bermimpi
berkomunikasi dengan
berkomunik
istrinya
asi dengan
istrinya

a. Subjek mendengar
suara orang berbicara

| 1:00:41
Subjek
melihat
Rachel
b. Subjek melihat sesuatu
menenggela
yang sebenarnya tidak
mkan
ada
anaknya
yang
sebenernya
tidak ada

Halusinasi yang c. Subjek mencium


6 menetap dari panca- sesuatu yang
indra sebenarnya tidak ada

| 28.55
Subjek
merasakan
d. Subjek merasakan
sentuhan
sentuhan yang
dengan
membuatnya nikmat
memeluk
atau tidak nyaman
istrinya di
dalam
mimpi.

e. Subjek merasakan ada


rasa zat yang
sebenarnya tidak ada
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
a. Kesulitan mengingat
Arus pikiran yang sesuatu
terputus (break) atau b. Subjek sulit untuk
7
yang mengalami sisipan berkonsentrasi
(interpolation)
c. Sulit beraktivitas
a. Subjek merasa gelisah
b. Subjek melawan
instruksi
c. Subjek mengalami
8 Perilaku Katatonik pergerakan berlebihan
tanpa tujuan
d. Subjek membuat postur
tubuh kaku
e. Subjek mengalami
ketidaksadaran

a. Subjek bersikap apatis

Gejala – gejala b. Subjek jarang berbicara


9
“negative”
c. Subjek menarik diri
dari pergaulan social

Faktor Penyebab
No Skizofrenia Pada Film Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Shutter Island

1 a. Komplikasi
kelahiran
b. Infeksi
c. Rasa senang
Faktor Biologis
d. Nafsu makan
| 1.04.06
e. Aktivitas tidur Subjek
terbangun
Faktor Penyebab
No Skizofrenia Pada Film Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Shutter Island

setelah
bermimpi
bertemu
dengan
istrinya
a. Kedua orangtua
2 Faktor Genetik subjek mengidap
skizofrenia

b. Memiliki saudara
kembar dengan
skizofrenia

A. Pelaksanaan Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer melakukan


observasi pada seuah film.
2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan dilakukan pada
saat kejadian perilaku yang dianggap penting muncul.
3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer hanya
mengamati subjek tanpa terlibat secara langsung.
B. Pelaksanaan Observasi

5. Hari / Tanggal : Jum’at, 2 Juli 2021

6. Waktu : 13:00-15:00

7. Tempat : Rumah observer

8. Lembar Observasi : Setting klinis

Nama Observasi : Singgih Rafli Benarivo


Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
a. Subjek memikirkan hal
yang sama berulang-
ulang
|| 1:20:40
Subjek
khawatir
karena
mengira
rekannya
lompat dari
tebing

1.01.45
b. Rasa cemas
Subjek
berusaha
untuk
menyelamat
kan anaknya
tapi semua
sudah
1 Thought Echo terlambat.

2:08:16
Subjek
berfantasi
kembali
c. Subjek selalu
menjadi
memgalami delusi yang
seorang
sama
marshal
yang
terjebak di
rumah sakit
d. Larut dalam diri sendiri
||| 23:50
Subjek
teringat
e. Subjek selalu terbayang
ketika
kejadian yang
melihat
dialaminya
komandan
Nazi bunuh
diri.
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island

42:26
Subjek
mengingat
kembali saat
ia menjadi
pasukan AS
yang
bertugas
mengepung
sebuah
markas Nazi
di Dachau,
Jerman.

1:57:46
Setelah Dr.
John
Cawley
menunjukka
n foto anak
dari si
subjek yang
tewas,
subjek
langsung
mengingat
kejadiang
yang terjadi
pada saat
anaknya
tewas
2 Delusion of Control
a. Subjek berpikir hal tak
wajar

b. Subjek tidak sadar


dalam melakukan
sesuatu
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island

c. Subjek merasa putus


asa karena trauma yang
dialaminya

a. Subjek merasakan
ketertarikan terhadap
suatu objek
3 Delusional Perception
b. Subjek merasa sentuhan

4 || 25:47
Dr.
Naehring
menolak
untuk
memberikan
arsip staff
rumah sakit
lalu subjek
emosi yang
berlebihan.

1:56:09
a. Respon emosional yang Subjek tidak
Halusinasi Audiotorik
tidak wajar terima
dengan
kondisi
yang
dialaminya
dan
mengangga
p semuanya
yang
dikatakan
Dr. Sheehan
hanyalah
bohong
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
|| 1:18:15
Subjek ingin
ke
mercusuar
melalui
jalan yang
mustahil
b. Ide pemikiran yang dilewati.
aneh
1:18:33
Subjek
berpikir
untuk
menuruni
tebing.

| 1:00:20
Subjek
sedang
c. Subjek menjadi tidak berbicara
fokus pada apa yang dengan
terjadi “Laeddis”
tapi
pikirannya
kosong

d. Subjek mendengar
istrinya berbicara
kepadanya

5
a. Subjek percaya bahwa
setiap kejadian di
Waham – waham sekelilingnya
menetap jenis lainnya mempunyai hubungan
seperti perintah atau
pesan khusus
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
b. Subjek melakukan
tindakan yang tidak
masuk akal terhadap
makhluk yang tak kasat
mata
c. Subjek mampu | | | | 1.03.20
berkomunikasi dengan Istri subjek
istrinya berkomunik
asi dengan
subjek dan
meminta
untuk
membunuh
Laeddis

27.49
Istri subjek
muncul dan
menanyakan
apakah
subjek
mabuk lagi
lalu subjek
mengaku
telah
membunuh
banyak
orang di
peperangan

1:58:46
Subjek
menghampir
i istrinya
dan
bertanya
kenapa dia
basah kuyup
lalu subjek
menanyakan
anaknya

1:40:40
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
Subjek
mengobrol
dengan
istrinya di
dekat mobil.

6 | 1:10:19
Saat subjek
sedang
berjalan di
lorong,
kemudian
Teddy
a. Subjek mendengar
mendengar
suara orang berbicara
suara orang
berbincang
dan
menyebutka
n nama
Laeddis.

||| 1:20:50
Subjek
Halusinasi yang melihat
menetap dari panca- Chuks
indra terkapar di
bawah
tebing tetapi
Chuks tidak
ada disana.
b. Subjek melihat sesuatu
1:40:40
yang sebenarnya tidak
Subjek
ada
melihat dan
mengobrol
dengannya

1:58:24
Subjek
melihat
istrinya
duduk di
ayunan
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island

c. Subjek mencium
sesuatu yang
sebenarnya tidak ada

| 1:03:44
d. Subjek merasakan Istri subjek
sentuhan yang menyentuh
membuatnya nikmat pipi dan
atau tidak nyaman menenangka
n subjek

e. Subjek merasakan ada


rasa zat yang
sebenarnya tidak ada

a. Kesulitan mengingkat
Arus pikiran yang sesuatu
terputus (break) atau b. Subjek sulit untuk
7
yang mengalami sisipan berkonsentrasi
(interpolation)
c. Sulit beraktivitas
8 | 30:19
Subjek
terbangun
dari
tidurnya
kemudian
merasa
gelisah tidak
tenang
a. Subjek merasa gelisah
karena di
Perilaku Katatonik
dalam
mimpi
istrinya
berubah
menjadi abu
dan
menghilang
begitu saja.
b. Subjek melawan
instruksi
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
c. Subjek mengalami
pergerakan berlebihan
tanpa tujuan
d. Subjek membuat postur
tubuh kaku
e. Subjek mengalami
ketidaksadaran

a. Subjek bersikap apatis

Gejala – gejala b. Subjek jarang berbicara


9
“negative”
c. Subjek menarik diri
dari pergaulan social

Faktor Penyebab
No Skizofrenia Pada Film Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Shutter Island

a. Komplikasi
kelahiran
b. Infeksi
c. Rasa senang
d. Nafsu makan
| 1.04.06
1 Faktor Biologis Subjek
terbangun
setelah
e. Aktivitas tidur
bermimpi
bertemu
dengan
istrinya
2 a. Kedua orangtua
Faktor Genetik subjek mengidap
skizofrenia
Faktor Penyebab
No Skizofrenia Pada Film Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Shutter Island

b. Memiliki saudara
kembar dengan
skizofrenia

A. Pelaksanaa Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer melakukan


observasi pada seuah film.
2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan dilakukan pada
saat kejadian perilaku yang dianggap penting muncul.
3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer hanya
mengamati subjek tanpa terlibat secara langsung.
B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Kamis, 2 July 2021

2. Waktu : 10.00 – 12.00 WIB

3. Tempat : Rumah Observer

4. Lembar Observasi : Setting Klinis

Nama Observasi : Trivona Tungga Dewi

Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
1
a. Subjek memikirkan hal
Thought Echo yang sama berulang-
ulang
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island

1:13 Subjek
berusaha
menguatkan
dan
menenangka
n diri
||| sendiri
karena takut
berada di
tengah laut.

1:01:45
Subjek
berusaha
b. Rasa cemas untuk
menyelamat
kan anaknya
tapi semua
itu sudah
terlambat.

1:20:29
Subjek
terbangun
karena
bermimpi
menenggela
mkan anak
kecil.

c. Subjek selalu
mengalami delusi yang
sama
d. Larut dalam diri sendiri
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
23:49
Subjek
teringat
kembali saat
bersama
istrinya
yang sudah
tiada.

42:40
|||| Ingatannya
datang
kembali saat
ia menjadi
pasukan AS
yang
bertugas
mengepung
sebuah
markas Nazi
e. Subjek selalu terbayang di Dachau,
kejadian yang Jerman.
dialaminya
27:41
Subjek
mencoba
untuk
tertidur, ia
bermimpi
bertemu
istrinnya
dan
mengakui
bahwa
subjek
mabuk dan
membunuh
banyak
orang di
peperangan.

1:59:16
Subjek
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
teringat saat
bertemu
dengan
istrinya
kemudian
sang istri
langsung
memeluk
dan
mencium
subjek.

a. Subjek berpikir hal tak


wajar

b. Subjek tidak sadar


dalam melakukan
sesuatu
2:00:3
Subjek
melihat
anaknya
2 Delusion of Control sudah tidak
bernyawa,
c. Subjek merasa putus dengan
asa karena trauma yang | perasaan
dialaminya yang sedih
dan putus
asa subjek
memutuska
n untuk
menembak
istrinnya
3 a. Subjek merasakan
ketertarikan terhadap
suatu objek
28:58
Delusional Perception Subjek
memeluk
b. Subjek merasa sentuhan
istrinya
| dengan erat
agar sang
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
istri tidak
meninggala
kannya

25:47
Subjek
marah
karena sang
|| dokter tidak
menyetujui
untuk
memberikan
a. Respon emosional yang
arsip.
tidak wajar
1:55:26
Subjek
sangat tidak
terimna
kondisi
yang di
alaminnya.
4 Halusinasi Audiotorik
1:18:33
| subjek
b. Ide pemikiran yang berpikir
aneh untuk
menuruni
tebing yang
tinggi.
c. Subjek menjadi tidak
fokus pada apa yang
terjadi

d. Subjek mendengar
istrinya berbicara
kepadanya
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
5
57:56
Subjek
melihat
mayat ibu
dan anak
yang
membeku.
||
a. Subjek percaya bahwa 1:00:41
setiap kejadian di Subjek
sekelilingnya melihat
mempunyai hubungan seorang
seperti perintah atau wanita yang
pesan khusus berlumuran
darah
kemudian di
bawah
wanita itu
ada anak
kecil
Waham – waham berdarah
menetap jenis lainnya yang sedang
berbaring
b. Subjek melakukan .
tindakan yang tidak
masuk akal terhadap
makhluk yang tak kasat
mata
1:03:30
Istri subjek
berkomunik
asi dengan
subjek dan
meminta
c. Subjek mampu
untuk
berkomunikasi dengan
membunuh
istrinya
Leddis.

|| 27:49
Istri subjek
muncul
kembali dan
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
bertanya
apakah
subjek
mabuk
kembali,
kemudian
subjek
mengakui
telah
membunuh
banyak
orang pada
saat perang.

6
1:10:19
Saat subjek
sedang
berjalan di
lorong,
| kemudian
a. Subjek mendengar
Teddy
suara orang berbicara
mendengar
suara orang
berbincang
dan
menyebutka
Halusinasi yang n nama
menetap dari panca- Laeddis.
indra

1:20:50
Subjek
melihat
Chuks
b. Subjek melihat sesuatu
bunuh diri
yang sebenarnya tidak
tetapi Chuks
ada
tidak ada
|| disana.

1:58:24
Subjek
melihat
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
istrinya
duduk di
ayunan

28:58
| Subjek
memeluk
dan
mencium
c. Subjek mencium
istrinnya,
sesuatu yang
kemudian
sebenarnya tidak ada
sang istri
menghilamg
berubah
menjadi
abu.

1:03:44
d. Subjek merasakan | Istri subjek
sentuhan yang menyentuh
membuatnya nikmat pipi dan
atau tidak nyaman menenangka
n subjek

e. Subjek merasakan ada


rasa zat yang
sebenarnya tidak ada

a. Kesulitan mengingkat
sesuatu
55:45
Subjek
Arus pikiran yang mengalami
terputus (break) atau b. Subjek sulit untuk | migrain dan
7
yang mengalami sisipan berkonsentrasi melihat
(interpolation) bayangan
putih
menyambar
c. Sulit beraktivitas
8 30:19
Perilaku Katatonik a. Subjek merasa gelisah
Subjek
Kriteria Skizofrenia
No Pada Film Shutter Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Island
terbangun
dari
tidurnya
kemudian
merasa
| gelisah tidak
tenang
karena di
dalam
mimpi
istrinya
berubah
menjadi abu
dan
menghilang
begitu saja.
b. Subjek melawan
instruksi
c. Subjek mengalami
pergerakan berlebihan
tanpa tujuan
d. Subjek membuat postur
tubuh kaku
e. Subjek mengalami
ketidaksadaran

a. Subjek bersikap apatis

Gejala – gejala b. Subjek jarang berbicara


9
“negative”
c. Subjek menarik diri
dari pergaulan sosial
Faktor Penyebab
No Skizofrenia Pada Film Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Shutter Island

a. Komplikasi
kelahiran
b. Infeksi
c. Rasa senang
d. Nafsu makan
1 Faktor Biologis | 27.30
Subjek
tertidur dan
e. Aktivitas tidur bermimpi
kembali
tentang
istrinya
a. Kedua orangtua
2 Faktor Genetik subjek mengidap
skizofrenia

b. Memiliki saudara
kembar dengan
skizofrenia

Nama Observer : Rangkuman


Hari / Tanggal : Sabtu, 7 Juli 2021
Waktu : 08.00 -
Tempat : Rumah
Karakteristik Observasi Keputusan

Skizofrenia Target Perilaku 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Thought a. Subjek
Echo memikirkan hal I III I
yang sama
berulang-ulang
b. Rasa cemas II
I III IIII I III I II III
I
Nama Observer : Rangkuman
Hari / Tanggal : Sabtu, 7 Juli 2021
Waktu : 08.00 -
Tempat : Rumah
Karakteristik Observasi Keputusan

Skizofrenia Target Perilaku 1 2 3 4 5 6 7 8 9

c. Subjek selalu Perilaku


memgalami tampak
delusi yang I I II III - - - -
saat
sama observasi
d. Larut dalam diri Perilaku
sendiri tampak
I - - II - - - - -
saat
observasi
e. Subjek selalu Perilaku
terbayang II III tampak
kejadian yang I II IIII IIII I IIII I III
II I saat
dialaminya observasi
2. Delusion a. Subjek berpikir Perilaku
of Control hal tak wajar II tampak
I - - - - - - -
I saat
observasi
b. Subjek tidak Perilaku
sadar dalam tampak
melakukan I - - I - - - - -
saat
sesuatu observasi
c. Subjek merasa Perilaku
putus asa karena tampak
trauma yang I I I - - I - - I
saat
dialaminya observasi
3. Delusional a. Subjek Perilaku
Perception merasakan tampak
ketertarikan - - - - - - - - -
saat
terhadap suatu observasi
objek
b. Subjek merasa I I III - - I - - I Perilaku
Nama Observer : Rangkuman
Hari / Tanggal : Sabtu, 7 Juli 2021
Waktu : 08.00 -
Tempat : Rumah
Karakteristik Observasi Keputusan

Skizofrenia Target Perilaku 1 2 3 4 5 6 7 8 9

sentuhan tampak
saat
observasi
4. Halusinasi a. Respon Perilaku
Audiotorik emosional yang tampak
tidak wajar I II III IIII IIII I II I II II
saat
observasi
b. Ide pemikiram Perilaku
yang aneh tampak
I I I II - I I II I
saat
observasi
c. Subjek menjadi Perilaku
tidak fokus pada tampak
apa yang terjadi I - I I - - - I -
saat
observasi
d. Subjek Perilaku
mendengar tampak
istrinya I - I III IIII - I - -
saat
berbicara observasi
kepadanya
5. Waham – a. Subjek percaya Perilaku
waham bahwa setiap tampak
menetap kejadian di saat
jenis sekelilingnya observasi
lainnya mempunyai I II I - - III I - II
hubungan
seperti perintah
atau pesan
khusus
b. Subjek Perilaku
melakukan I - - I - - - - - tampak
tindakan yang saat
Nama Observer : Rangkuman
Hari / Tanggal : Sabtu, 7 Juli 2021
Waktu : 08.00 -
Tempat : Rumah
Karakteristik Observasi Keputusan

Skizofrenia Target Perilaku 1 2 3 4 5 6 7 8 9

tidak masuk observasi


akal terhadap
makhluk yang
tak kasat mata
c. Subjek mampu Perilaku
berkomunikasi tampak
dengan istrinya I II IIII II I III I IIII II
saat
observasi
6. Halusinasi a. Subjek Perilaku
yang mendengar tampak
menetap suara orang I I III II I I - I I saat
dari berbicara observasi
panca-
indra
b. Subjek melihat Perilaku
sesuatu yang tampak
sebenarnya I II II IIII I IIII II III I III II
saat
tidak ada observasi
c. Subjek Perilaku
mencium tampak
sesuatu yang I I - I - I - - I
saat
sebenarnya observasi
tidak ada
d. Subjek Perilaku
merasakan tampak
sentuhan yang I I II III I II I I I saat
membuatnya observasi
nikmat atau
tidak nyaman
c. Subjek Perilaku
merasakan ada tampak
rasa zat yang - - - - - - - - -
saat
sebenarnya observasi
tidak ada
Nama Observer : Rangkuman
Hari / Tanggal : Sabtu, 7 Juli 2021
Waktu : 08.00 -
Tempat : Rumah
Karakteristik Observasi Keputusan

Skizofrenia Target Perilaku 1 2 3 4 5 6 7 8 9

7. Arus a. Kesulitan Perilaku


pikiran mengingkat tampak
yang sesuatu saat
terputus observasi
(break) I - - I - - - - -
atau yang
mengalam
i sisipan
(interpolat
ion)
b. Subjek sulit Perilaku
untuk tampak
berkonsentrasi - I I II - I - - I
saat
observasi
c. Sulit Perilaku
beraktivitas tampak
- - - - - - - - -
saat
observasi
8. Perilaku a. Subjek merasa Perilaku
Katatonik gelisah tampak
I - I I I I - I I
saat
observasi
b. Subjek Perilaku
melawan tampak
instruksi I - I II - I - - -
saat
observasi
c. Subjek Perilaku
mengalami tampak
pergerakan - - - - - - - - -
saat
berlebihan observasi
tanpa tujuan
d. Subjek - - - I - - - - - Perilaku
Nama Observer : Rangkuman
Hari / Tanggal : Sabtu, 7 Juli 2021
Waktu : 08.00 -
Tempat : Rumah
Karakteristik Observasi Keputusan

Skizofrenia Target Perilaku 1 2 3 4 5 6 7 8 9

membuat postur tampak


tubuh kaku saat
observasi
e. Subjek Perilaku
mengalami tampak
ketidaksadaran I - - I - - - - -
saat
observasi
9. Gejala – a. Subjek bersikap Perilaku
gejala apatis tampak
“negative” - - - I - - - - -
saat
observasi
b. Subjek jarang Perilaku
berbicara tampak
- - - - - - - - -
saat
observasi
c. Subjek menarik Perilaku
diri dari tampak
pergaulan sosial I - - - - - - - -
saat
observasi
Nama Observer : Rangkuman
Hari / Tanggal : Sabtu, 7 Juli 2021
Waktu : 08.00 -
Tempat : Rumah
Faktor Penyebab Observasi Keputusan
Perilaku
tampak
Skizofrenia Target Perilaku 1 2 3 4 5 6 7 8 9
saat
observasi
Perilaku
1. Faktor a. Komplikasi tampak
- - - - - - - - -
Biologis kelahiran saat
observasi
Perilaku
tampak
b. Infeksi - - - - - - - - -
saat
observasi
Perilaku
tampak
c. Rasa tenang - - - - - - - - -
saat
observasi
Perilaku
tampak
d. Nafsu makan - - - - - - - - -
saat
observasi
Perilaku
tampak
e. Aktivitas tidur - I I I - I I I I
saat
observasi
a. Kedua orang Perilaku
2. Faktor tua subjek tampak
- - - - - - - - -
Genetik mengidap saat
skizofrenia observasi
b. Memiliki Perilaku
saudara tampak
- - - - - - - - -
kembar dengan saat
skizofrenia observasi
VI. PEMBAHASAN

Skizofrenia dapat dialami oleh orang-orang atas pengaruh faktor biologis maupun
faktor genetik. Skizofrenia ditandai dengan adanya thought echo, delusion of control,
delusion perception, halusinasi auditorik, waham-waham yang menetap, halusinasi
yang menetap dari panca indera, arus pikiran yang terputus, perilaku katatonik, dan
gejala negatif lain. Berdasarkan observasi yang kami lakukan, subjek menunjukkan
rasa cemas sebagai ciri pertama dari tanda skizofrenia yang dialaminya. Rasa cemas
yang diikuti delusi, pemikiran hal yang sama secara berulang, hingga ketidaksadaran
atas tindakan yang dilakukannya.

Subjek beberapa kali menunjukkan perilaku berupa berbicara dengan mendiang


istrinya, menyentuhnya, hingga memeluknya sebagai pembenaran dari kriteria
skizofrenia yaitu halusinasi menetap dari panca indera dan halusinasi auditorik.
Subjek juga seringkali terbayang tentang kejadian di masa lalunya hingga larut dalam
pemikiran tersebut sebagai bentuk dari kriteria skizofrenia yaitu thought echo.

Hasil penelitian observasi yang telah dilakukan sejalan dengan teori yang kami
cantumkan. Apa yang dialami subjek sesuai dengan definisi skizofrenia menurut
Yudhantara & Istiqomah (2018) yang berarti skizofrenia adalah salah satu gangguan
jiwa berat yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku individu. Subjek
mengidap skizofrenia karna faktor biologis yaitu struktur otak yang diakibatkan dari
trauma masa lalunya. Faktor tersebut yang kemudian mempengaruhi subjek hingga
dapat dinyatakan bahwa subjek mengidap skizofrenia jenis paranoid.
VII. KESIMPULAN

Berdasarkan observasi yang dilakukan film “Shutter Island” subjek mempunyai


gejala dominan berupa waham, delusi, halusinasi pendengaran. Gejala yang menonjol
berupa pembicaraan kacau, perilaku kacau, kemampuan ekspresi emosi yang
menurun, dan perilaku yang kekanak-kanakan. Skizofrenia yang memenuhi kriteria
diagnostik, namun tidak memenuhi kriteria diagnostik seperti
paranoid, hebefrenik, catatonic atau memiliki kriteria lebih dari satu tipe. Skizofrenia
residual yang ditandai dengan hilangnya waham, halusinasi, pembicaraan kacau dan
perilaku kacau (catatonic) yang menonjol, namun ditemukan bahwa gangguan tetap
berlangsung yang diindikasikan dengan munculnya gejala negatif.
DAFTAR PUSTAKA

DSM IV-TR. (2000). Diagnostic and statistical manual of mental disorders


(DSM IV-TR). Washington DC: American Psychiatric Association.
Isnawati, R. Skizofrenia akibat putus cinta. Surabaya: CV Jakad Media
Publishing
Maslim, R. (2013). Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III
dan DSM-5. Jakarta: PT Nuh Jaya
Yunita, R., dkk. (2020). Buku ajar psikoterapi self-help group pada keluarga
pasien skizofrenia. Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia
Indonesia.

Anonim (2018, September 16). Shutter Island (Film). Wikipedia


https://en.wikipedia.org/wiki/Shutter_Island_(film)
Sativa, L. R. (2016, Oktober 14). Shutter island, kisah polisi trauma yang
disadarkan lewat eksperimen. Health detik.
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3320623/shutter-island
kisah-polisi-trauma-yang-disadarkan-lewat-eksperimen/3
Dhandy Wahyudi. (2021, juni 21). 20 Film Leonardo DiCaprio terbaik
sepanjang masa. Bacaterus. https://bacaterus.com/review-film-
shutter-island/
Ruslia Isnawati, S.Psi., M.Psi. (2020). Akibat putus cinta. Surabaya: Jakad
Media Publishing.
LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKODIAGNOSTIKA 2: OBSERVASI
SETTING PSIKOLOGI KLINIS

DUA GARIS BIRU

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
LABORATORIUM DASAR PSIKOLOGI

Disusun Oleh :
2PA21
Kelompok 1

NO NAMA NPM TANDA TANGAN


1 Abdul Ghafur Ramadhan 10519033
2 Dayang Aprilia 11519598
3 Feby Ladyana 12519380
4 Felicia Elvira 12519385
5 Raden Larazati Cantika Putri 15519137
6 Reni Trisnawati 15519438
7 Rifky Aditya Haritsnanda 15519550
8 Singgih Rafli Benarivo 16519078
9 Trivona Tungga Dewi 16517011
BEKASI
APRIL 2021
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 119
I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 120
A. Pengamatan Awal ..................................................................................... 120
1. Sinopsis Asli 1 ..................................................................................... 120
2. Sinopsis Asli 2 ..................................................................................... 121
3. Sinopsis Asli 3 ..................................................................................... 121
4. Parafrase............................................................................................... 122
B. Tujuan ....................................................................................................... 123
II. LANDASAN TEORI ....................................................................................... 124
A. Frustrasi .................................................................................................... 124
1. Definisi Frustrasi.................................................................................. 124
2. Kriteria Frustrasi .................................................................................. 124
3. Faktor Penyebab .................................................................................. 125
B. Definisi Operasional .................................................................................... 128
III. RANCANGAN OBSERVASI ......................................................................... 129
IV. RANCANGAN OBSERVASI ......................................................................... 132
V. HASIL OBSERVASI ....................................................................................... 134
VI. PEMBAHASAN ............................................................................................... 213
VII.KESIMPULAN ................................................................................................ 218
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 219
I. PENDAHULUAN

A. Pengamatan Awal
1. Sinopsis Asli 1
Dua Garis Biru (bahasa Inggris: Two Blue Stripes) adalah sebuah film
drama remaja Indonesia tahun 2019 yang disutradarai oleh Gina S. Noer
dan diproduksi oleh Starvision Plus bekerjasama dengan iflix.
Bima dan Dara adalah sepasang kekasih di bangku SMA yang
memiliki status akademis dan finansial yang berbeda. Dara memiliki
ambisi untuk berkuliah di Korea Selatan karena kesukaannya terhadap k-
pop. Suatu hari, mereka berpacaran melebih batas hingga Dara hamil
beberapa hari kemudian. Bima menyarankan aborsi, tapi Dara menolak.
Bima mencoba mengatakannya kepada orang tuanya, namun tidak mampu.
Satu hari di lapangan basket, bolanya mengenai kepala Dara, dan sakitnya
menuju perutnya, membuatnya berteriak, "Bayi kita gimana?" Orang tua
kedua pihak datang; orang tua Dara diberitahu bahwa Dara dikeluarkan
dari sekolah.
Dara kemudian diusir dari rumah, memaksanya untuk tinggal di rumah
Bima, dimana gosip tentang kehamilannya terdengar. Ketika Dara
diizinkan pulang, ia mengetahui rencana orangtuanya untuk memberi
bayinya kepada bibi dan pamannya. Mendengar kabar itu, orang tua Bima
menyarankan mereka menikah.
Setelah pernikahan mereka, Bima menjadi seorang pelayan di restoran
ayah Dara, namun hanya sementara. Bima dan Dara sering bertengkar
mengenai ambisi Dara ke Korea, mempersoalkan hidup bayinya nanti.
Hasil terakhirnya adalah Dara boleh ke Korea setelah bayinya lahir;
bayinya dinamakan Adam. Dara menulis sebuah kapsul waktu untuk Adam
mengenai asal usulnya dan keberadaan ibunya. Suami-istri itu berpelukan
sebelum Dara dijemput menuju Bandara Soekarno Hatta.
2. Sinopsis Asli 2
Sepasang remaja bernama Bima (Angga Aldi Yunanda) dan Dara
(Adhisty Zara) yang masih duduk di bangku SMA. Mereka memiliki status
sosial dan akademis yang berbeda. Hubungan asmara Bima dan Dara ini
telah melewati batas hingga menyebabkan Dara hamil. Mengingat ambisi
Dara yang ingin berkuliah di Korea Selatan serta status mereka yang masih
pelajar. Bima pun menyarankan untuk aborsi, namun Dara menolaknya.
Hingga suatu hari ada kejadian yang membuat kedua orang tua Dara
dan Bima datang ke sekolah karena pihak sekolah mengetahui kehamilan
dara. Kemudian pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan Dara dari
sekolah. Orang tua Dara juga mengusirnya dari rumah. Hal tersebut
memaksa Dara untuk tinggal di rumah Bima. Gosip tentang kehamilan
Dara pun terdengar di lingkungan rumah Bima.
Seiring berjalannya waktu, Dara diperbolehkan untuk pulang ke
rumahnya. Dara juga mengetahui rencana orang tuanya untuk memberikan
bayinya kepada bibi dan pamannya. Mendengar kabar itu, keluarga Bima
menyarankan mereka menikah.
3. Sinopsis Asli 3
Film ini bercerita tentang sosok Bima, anak remaja yang duduk
dibangku SMA dan memiliki banyak sahabat. Dia hidup di lingkungan
keluarga yang damai dan saling mendukung. Namun, dalam perjalanannya,
Bima dan pacaranya Dara kebablasan. Dara pun hamil. Mereka dihantui
rasa takut dan berniat untuk menggugurkan kandungannya.
Saat pelajaran olahraga Dara tidak sengaja keceplosan dan
menyebutkan bahwa dirinya memilki bayi dalam perutnya. Hal ini
membuat siswa dan gurunya kaget. Pihak sekolah pun memanggil kedua
orang tua Bima dan Dara ke sekolah. Pada scene ini lah emosi pemain dan
penonton mulai dimainkan.
Kedua orang tua Bima dan Dara tidak tahu harus berbuat apa selain
kecewa dengan apa yang mereka lakukan. Dan Bima harus bertanggung
jawab dengan semua yang sudah dilakukan. Berjalannya waktu kedua
orang tua Bima dan Dara mulai menerima keadaan walau pun masih
merasa sangat kecewa. Hingga akhirnya Bima dan Dara memutuskan untuk
menikah di usia muda.
Bima bekerja di tempat ayah Dara untuk menambah biaya persalinan.
Emosi pemain dan penonton dimainkan kembali saat Bima sibuk bermain
game di ponselnya seperti remaja pada umumnya. Padahal Dara yang
sedang hamil sensitif perilaku Bima. Terjadilah pertengkaran kecil yang
membuat keduanya harus pisah rumah untuk sementara.
Bima dan Dara bertahan sampai bayi dalam dalam kandungan lahir.
Namun, kesedihan masih menyelimuti Dara ketika rahim Dara harus
diangkat karena ada masalah dirahimnya dan membuat orang tua Dara
merasakan kesedihan untuk kesekian kalinya.

4. Parafrase
Dua Garis biru adalah film drama Indonesia tahun 2019 yang disutradari oleh
Gina S. Noer. Film ini menceritakan tentang kisah cinta anak remaja Bima dan
Dara yang memiliki status sosial serta akademis yang berbeda. Hubungan mereka
telah melewati batas sehingga menyebabkan Dara hamil. Bima menyarankan
untuk aborsi tetapi Dara menolak.
Bima mencoba mengatakan kepada orang tuanya tetapi ragu. Suatu hari
pihak sekolah mengetahui kehamilan Dara yang membuat kedua orang tua Dara
dan Bima datang ke sekolah. Setelah mengetahui hal tersebut orang tua Dara
marah dan mengusirnya dari rumah. Kemudian Dara memutuskan untuk tinggal di
rumah Bima.
Seiring berjalannya waktu kedua orang tua Bima dan Dara mulai menerima
keadaan walaupun masih merasa sangat kecewa. Hingga akhirnya Bima dan Dara
memutuskan untuk menikah di usia muda. Dara juga mengetahui rencana orang
tuanya untuk memberikan bayinya kepada bibi dan pamannya. Bima dan Dara
bertahan sampai bayi dalam kandungan lahir. Namun, kesedihan menyelimuti
Bima ketika rahim Dara harus diangkat karena ada masalah dirahimnya dan
membuat orang tua Dara merasakan kesedihan untuk kesekian kalinya.
Dara memiliki ambisi untuk pergi ke Korea yang mengakibatkan Bima dan
Dara sering bertengkar. Pada akhirnya Dara diperbolehkan pergi ke Korea setelah
bayinya lahir. Dara menulis sebuah kapsul waktu untuk anaknya yang bernama
Adam mengenai asal usul dan keberadaan ibunya. Film ini diakhiri dengan
keberangkatan Dara ke Korea.
B. Tujuan
Untuk mengetahui gambaran dan faktor penyebab frustrasi tokoh Dara
pada film Dua Garis Biru.
II. LANDASAN TEORI

A. Frustrasi
1. Definisi Frustrasi
Frustasi adalah sebuah kondisi yang digagalkan dalam kepuasan motif
(Caroll, 2009). Frustasi juga berarti ketegangan emosional yang disebabkan oleh
pemblokiran keinginan atau kebutuhan (Good, 2009). Frustasi merupakan
perasaan terblokir atau digagalkan dalam memuaskan kebutuhan atau mencapai
tujuan yang dianggap penting oleh individu (Kolesnik, 2009).

Berdasarkan penjelasan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa


frustrasi adalah ketegangan emosional individu yang disebabkan oleh
pemblokiran keinginan atau kebutuhan yang diagap tidak penting dalam
mencapai tujuan. Tujuan tersebut tidak dapat tercapai sehingga terus
menerus menggalami kegagalan yang berimbas pada kekecewaan dan rasa
frustasi.

2. Kriteria Frustrasi
Menurut Tripaldi (2018), menyatakan bahwa kriteria frustrasi, yaitu :
a. Intoleransi Emosional
Intoleransi emosional mencerminkan keyakinan bahwa pikiran dan
perasaan yang terkait dengan gangguan emosional tidak dapat
ditoleransi. Misalnya, saya tidak tahan merasa bahwa saya kehilangan
akal.
b. Hak
Hak mewakili keyakinan bahwa keinginan seseorang harus
dipenuhi dan bahwa orang lain harus menuruti dan tidak menggagalkan
keinginan tersebut. Misalnya, saya tidak tahan jika orang lain
menghalangi apa yang saya inginkan.
c. Intoleransi Ketidaknyamanan
Intoleransi ketidaknyamanan mengacu pada tuntutan bahwa hidup
harus mudah, nyaman, dan bebas dari kerumitan. Misalnya,
membutuhkan cara termudah untuk mengatasi masalah.
d. Intoleransi Pencapaian
Pencapaian mencerminkan keyakinan pencapaian kesempurnaan
yang terkait dengan intoleransi frustrasi dan terpisah dari harga diri.
Misalnya, saya tidak tahan frustrasi karena tidak mencapai tujuan saya.
3. Faktor Penyebab
Menurut Mangal (2008), penyebab dari frustasi dibagi menjadi dua
yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

1) Faktor eksternal
Faktor eksternal juga disebut sebagai faktor lingkungan. Faktor ini
dapat berupa suatu situasi maupun kondisi yang berdampak pada
individu. Faktor eksternal yang utama yaitu:

a) Faktor fisik
Faktor fisik dapat berupa peristiwa di dunia fisik individu
(bencana alam), kecelakaan, dan rintangan hidup.

b) Faktor sosial
Kekuatan sosial dan lingkungan sosial juga dapat
menghalangi jalan seseorang baik dalam pencapaian beberapa
tujuan penting atau dalam kepuasan kebutuhan dan keinginan
dasar seseorang. Kedua faktor tersebut menjadi sumber potensial
bagi individu untuk merasa frustasi. Misalnya, seorang pemuda
dengan karir yang cemerlang mungkin merasa frustasi ketika dia
ditolak masuk ke suatu kursus dengan alasan yang dia lakukan.

c) Faktor ekonomi
Faktor ekonomi dan keuangan berkontribusi besar dalam
membuat individu merasa frustasi. Misalnya ketika seorang
pemuda melakukan bunuh diri sebagai akibat dari rasa frustasi
yang dideritanya dalam jangka waktu lama menganggur.

2) Faktor internal
a) Kelainan fisik atau cacat
Perawakan terlalu kecil atau terlalu besar, tubuh sangat berat
atau kurus, wajah jelek atau kulit gelap, beberapa cacat kelenjar
atau tubuh (seperti mata juling, buta, tuli atau bisu) merupakan
sumber frustrasi. Kekurangan atau keterbelakangan seseorang
dalam suatu mata pelajaran tertentu juga dapat membuat orang
yang termotivasi untuk belajar kursus atau memilih pekerjaan.

b) Keinginan yang bertentangan dengan tujuan


Frustasi dialami oleh seorang pria yang ingin menikahi
seorang gadis yang dicintainya, tetapi dia juga ingin
menghindarinya karena hal itu mengganggu ambisinya untuk
pergi ke luar negeri untuk studi yang lebih tinggi. Namun, dia
harus membuat pilihan dan pilihan yang satu dengan
mengorbankan yang lain mungkin menjadi penyebab frustrasinya.

c) Moralitas dan cita-cita tinggi individu


Standar moral, kode etik, dan cita-cita tinggi seseorang
dapat menjadi sumber frustrasi, karena terjebak di antara ego
supernya dan Id. Pada saat yang sama ketika egonya gagal
menjaga keseimbangan antara keduanya, maka seseorang menjadi
frustrasi. Misalnya, seorang pria ingin berteman dengan seorang
gadis tetapi standar moralnya tidak mengizinkannya. Demikian
pula, seseorang mungkin tidak akan merokok, nonton film sex,
hanya karena kode etik atau cita-citanya yang tinggi. Hambatan
dan kemungkinan konflik dapat menimbulkan ketegangan
emosional dalam dirinya dan akibatnya ia merasa frustrasi.

d) Tingkat aspirasi yang terlalu tinggi


Seseorang mungkin bercita-cita sangat tinggi terlepas dari
kemampuan seseorang yang memiliki keterbatasan manusia.
Misalnya, seorang pemuda mungkin bercita-cita menjadi kapten
tim kriket.
B. Definisi Operasional
Frustrasi adalah ketegangan emosional individu yang disebabkan
oleh pemblokiran keinginan atau kebutuhan yang diagap tidak penting
dalam mencapai tujuan. Tujuan tersebut tidak dapat tercapai sehingga terus
menerus menggalami kegagalan yang berimbas pada kekecewaan dan rasa
frustasi. Berdasarkan kriteria frutasi dari Tripaldi (2018) Tokoh Dara dalam
film Dua Garis Biru yaitu intoleransi emosional mencerminkan keyakinan
bahwa pikiran dan perasaan yang terkait dengan gangguan emosional tidak
dapat ditoleransi, hak mewakili keyakinan bahwa keinginan seseorang
harus dipenuhi dan bahwa orang lain harus menuruti dan tidak
menggagalkan keinginan tersebut, intoleransi ketidaknyamanan mengacu
pada tuntutan bahwa hidup harus mudah, nyaman, dan bebas dari
kerumitan. Misalnya, membutuhkan cara termudah untuk mengatasi
masalah, intoleransi pencapaian mencerminkan keyakinan pencapaian
kesempurnaan yang terkait dengan intoleransi frustrasi, terpisah dari harga
diri. Misalnya, saya tidak tahan frustrasi karena tidak mencapai tujuan
saya. Adapun faktor penyebab frustasi Dara dalam film Dua Garis Biru
diketahui melalui panduan observasi yang dibuat berdasarkan faktor
penyebab menurut Mangal (2008) seperti faktor eksternal yaitu faktor fisik,
faktor sosial, dan faktor ekonomi serta faktor internal seperti kelainan fisik
atau cacat, keinginan yang bertentangan dengan tujuan, moralitas dan cita -
cita tinggi, dan tingkat aspirasi yang terlalu tinggi.
III. RANCANGAN OBSERVASI

A. Pelaksanaa Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer melakukan


observasi pada seuah film.
2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan
dilakukan pada saat kejadian perilaku yang dianggap penting muncul.
3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer
hanya mengamati subjek tanpa terlibat secara langsung.
B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal :

2. Waktu :

3. Tempat :

4. Lembar Observasi :

Nama Observasi :

Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

a. Peningkatan emosional
secara cepat

b. Rasa cemas
Intoleransi
1
Emosional
c. Rasa takut

d. Subjek merasa kecewa


Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

karena perubahan
hidupnya

a. Rasa mementingkan diri


sendiri

b. Subjek menjadi bersikap


egois terhadap lingkungan
sekitar
2 Hak
c. Tidak peduli dengan orang
lain

d. Selalu ingin didengarkan

e. Segala sesuatu keinginan


subjek harus terpenuhi
a. Lari dari kenyataan

b. Ingin terbebas dari


masalah

c. Subjek harus berpikir


Intoleransi positif agar memperoleh
3 perspektif yang lebih baik
ketidaknyamanan
saat menghadapi masalah

d. Subjek merasa tidak


nyaman karena kondisi
lingkungan serta keinginan
yang terlalu tinggi
a. Mudah menyerah

b. Sulit membuat keputusan


Intoleransi
4 c. Perasaan terpendam atau
pencapaian
kebingungan

d. Subjek merasa terbebani


karena tujuannya tidak
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

tercapai

Faktor penyebab
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi keterangan
Garis Biru

a. Rintangan hidup

b. Lingkungan social yang


kurang baik
1 Faktor Eksternal
c. Status sosial ekonomi yang
kurang baik

a. Kelainan fisik atau cacat

b. Keinginan yang
bertentangan dengan
tujuan
2 Faktor Internal
c. Moralitas dan cita – cita
tinggi pada individu

d. Tingkat aspirasi yang


terlalu tinggi
IV. RANCANGAN OBSERVASI

A. Setting Fisik

Observasi dilakukan di kamar subjek. Pada kamar subjek terdapat banyak


poster artis Korea terpajang di dinding kamarnya beserta lampu hias, juga
terdapat 4 medali dan 1 piala yang disusun rapih di dindingnya. Terdapat 2 rak
yang berisi foto keluarga, boneka, lampu tidur, jam weker, dan dibawah rak
tersebut terdapat banyak kotak kado yang tersimpan. Kemudian terdapat pula
meja rias subjek untuk berdandan dan membaca buku. Suasana kamar terlihat
bersih dengan pencahayaan yang terang. Terdapat jendela yang cukup besar
dengan gorden berwarna putih serta ranjang rapih yang dibalut warna pastel
bercorak.

B. Setting Psikis

Selama observasi berlangsung subjek sangat ceria dan pintar di sekolah tetapi
semua itu berubah ketika subjek melakukan hubungan intim dengan Bima. Subjek
tidak percaya akibat dari perbuatan itu berakibat fatal sampai membuatnya
dikeluarkan dari sekolah. Subjek juga terlihat takut dan cemas saat mencoba test
pack yang diberikan oleh Bima, hasil test pack tersebut menandakan bahwa
subjek hamil. Setelah subjek mengetahui bahwa dirinya hamil, subjek
memikirkan nasibnya dan kandungannya seorang diri. Diakhir cerita tersebut
subjek meninggalkan bayinya yang diserahkan ke Bima karena subjek ingin
melanjutkan pendidikan ke Korea.

C. Tahap Pelaksanaan

1. Hari / Tanggal : Minggu, 20 Juni 2021

2. Tempat : Rumah masing-masing anggota

3. Waktu : 13.00 – 16.00


I. Pukul 13.00 : Observer menyiapkan google meet dan film untuk
diamati bersama.

II. Pukul 13.15 : Observer mulai melakukan pengamatan film untuk


pengambilan data.

III. Pukul 16.00 : Observer selesai mengambil data.


V. HASIL OBSERVASI

A. Pelaksanaa Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer


melakukan observasi pada seuah film.
2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan
dilakukan pada saat kejadian perilaku yang
dianggap penting muncul.
3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer
hanya mengamati subjek tanpa terlibat secara
langsung.
B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Sabtu,3 July 2021

2. Waktu : 03.00-04.00 WIB

3. Tempat : Rumah Observer

4. Lembar Observasi : Setting Klinis

Nama Observasi : Abdul Ghafur Ramadhan

No. Kriteria Frustrasi Target Perilaku Frekuensi Keterangan


Pada Film Dua
Garis Biru
1. Intoleransi a. Peningkatan I 52:35 subjek marah
Emosional emosional secara ketika orangtuanya
cepat memutukan untuk
memberikan
bayinya kepada
tantenya.
14:05 subjek
I mengetahui dirinya
b. Rasa cemas hamil
25:00 subjek ingin
mengugurkan
I kehamilannya
c. Rasa takut 1:13:20 subjek
mengetahui
payudaranya
I mengeluarkan ASI

d. Subjek merasa
kecewa karena
perubahan
hidupnya
2. Hak a. Rasa I 1.26.00 subjek
mementingkan diri meninggalkan
sendiri Bima demi meraih
mimpinya.
I 14:40 subjek izin
keluar kelas untuk
b. Subjek menjadi menyendiri.
bersikap egois
terhadap
lingkungan sekitar
c. Tidak peduli 5:50 subjek tidak
dengan orang lain I
mendengar ucapan
d. Selalu ingin Bima.
didengarkan 1:08:35 subjek
I
kesal tidak dengar
pembicaraannya
oleh Bima yang
sedang bermain
game
e. Segala sesuatu 1.26.00 subjek
keinginan subjek I
yang pergi ke
harus terpenuhi Korea untuk
meraih mimpinya
3. Intoleransi a. Lari dari I 23.50 subjek ingin
Ketidaknyamanan kenyataan mengugurkan
kehamilannya
21.10 subjek dan
I Bima mencari
tempat untuk
b. Ingin terbebas
dari masalah aborsi
1.25.05 subjek
I membuat
keputusan untuk
kebaikan masa
c. Subjek harus depan bersama
berpikir positif
agar memperoleh
perspektif yang
lebih baik saat
menghadapi 1:25:40 Subjek
masalah ingin pergi ke
d. Subjek merasa I
korea dan
tidak nyaman karena meninggalkan
kondisi lingkungan anaknya
serta keinginan yang
terlalu tinggi
4 Intoleransi a. Mudah
Pencapaian menyerah
b. Sulit membuat
keputusan
c. Perasaan I 26:00 Subjek
terpendam atau kebingungan
kebingungan karena untuk
merahasiakan
kehamilannya
d. Subjek merasa
terbebani karena
tujuannya tidak
tercapai

Faktor
Penyebab Pada
No. Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Dua Garis
Biru
1. Faktor Eksternal a. Rintangan hidup
b. Lingkungan
social yang
kurang baik
c. Status
sosial ekonomi
yang kurang baik
2. Faktor Internal a. Kelainan fisik atau I 1:44:30 Subjek
cacat mengalami
pendaharan di rahim
dan harus operasi

b. Keinginan yang
bertentangan 1:25:30 Subjek yang
dengan tujuan bercita-cita
c. Moralitas dan cita I
melanjutkan
– cita tinggi pada pendidikan di Korea
individu

A. Pelaksanaan Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer


melakukan observasi pada seuah film.
2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan
dilakukan pada saat kejadian perilaku yang
dianggap penting muncul.
3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer
hanya mengamati subjek tanpa terlibat secara
langsung.
B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Jumat, 2 Juli 2021

2. Waktu : 10:30 WIB – 12:55 WIB

3. Tempat : Rumah observer

4. Lembar Observasi : Setting Klinis


Nama Observasi : Dayang Aprilia

Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

a. Peningkatan emosional |||| 21:06


secara cepat Subjek
merasa
kesal saat
bima
meninggalk
annya
52:40
Subjek
sangat
marah
karena
anaknya
akan di
adopsikan
Intoleransi kepada
1 tantenya.
Emosional
01:08:46
Bima yang
sedang
duduk di
ujung
tempat tidur
asik
bermain
game, lalu
subjek
sedang
membuka
raport Bima
yang
nilainya
hampir
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

semua
merah.
Subjek
sangat
marah dan
kecewa dan
di situlah
mereka
berantem.
1:39:24
Subjek
berdebat
dengan
ibunya
karena anak
yang di
dalam
kandungan
subjek mau
diserahkan
ke tante Lia.

b. Rasa cemas |||| 52:24


Subjek
menghampir
i ibunya,
karena
subjek tidak
terima
dengan
keputusan
sepihakdi
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

karena
subjek
merasa
bahwa
dirinya
sebagai
orang tua
yang berhak
memberi
keputusan
14:02
Subjek
masuk ke
toilet untuk
menggunak
an test pack.
Pada saat itu
wajah
subjek
menyimpan
rasa
ketakutan
karena hasil
test pack
tersebut.
14:55
Subjek izin
ke uks dan
berbaring di
tempat tidur
sambil
memikirkan
apa yang dia
perbuat
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

20:11
Subjek yang
sedang di
kamar
memegang
buah
stroberi dan
buah
stroberi
tersebut
diletakkan
di perutnya,
subjek
merasa
cemas karna
usia
kehamilany
a.

c. Rasa takut || 24:36


Subjek yang
sedang
berdiri
dengan
wajah tidak
tenang
karena
melihat ada
seorang ibu-
ibu yang
sedang
menunggu
giliran
untuk di
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

aborsi.
30:05
Subjek
merasa takut
tidak bisa
pergi ke
korea dan
menanyakan
kepada
Bima
apakah dia
bisa pergi
ke Korea
atau tidak

d. Subjek merasa kecewa | 1:13:22 Saat


karena perubahan subjek
sedang
hidupnya mencoba
pakaian,
lalu dia
terkejut
karena
payudara
nya basah
mengeluark
an air susu.
2 a. Rasa mementingkan diri
sendiri
b. Subjek menjadi bersikap
Hak
egois terhadap lingkungan
sekitar
c. Tidak peduli dengan orang
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

lain
d. Selalu ingin didengarkan || 59:35 ibu
subjek
hendak
pergi tetapi
subjek
berbicara
dan
menahan
agar tidak
pergi karena
Bima dan
keluarganya
ingin datang
ke rumah
01:08:30
Subjek kesal
ketika
berbicara
tetapi Bima
sedang asik
bermain
game

e. Segala sesuatu keinginan | 26:11


subjek harus terpenuhi Subjek dan
Bima
mencari
solusi untuk
menyelesaik
an masalah
salah
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

satunya
penggugura
n janin.
tetapi subjek
mengurungk
an niat nya
sambil
menangis
subjek tidak
mau
melakukan
penggugura
n janin.

3 a. Lari dari kenyataan | 23:52


Subjek
berniat
untuk
menggugurk
an
kandungann
ya,
sesampainy
a disana
Intoleransi subjek
ketidaknyamanan terlihat
gugup
apakah yang
dilakukanny
a itu sudah
benar.

b. Ingin terbebas dari | 28:06


masalah Subjek tidak
mau
berangkat
ke sekolah
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

karena takut
perutnya
yang
membesar
terlihat.

c. Subjek harus berpikir


positif agar memperoleh
perspektif yang lebih baik
saat menghadapi masalah

d. Subjek merasa tidak | 24:29


nyaman karena kondisi Subjek
lingkungan serta keinginan memperhati
yang terlalu tinggi kan
seseorang
perempuan
hamil yang
sedang
duduk
dengan
wajah tak
tenang.
Subjek
gemetar dan
tidak mau
menggugurk
an
kandungann
ya.
4 a. Mudah menyerah

b. Sulit membuat keputusan


Intoleransi
pencapaian c. Perasaan terpendam atau | 01:11:13
kebingungan Subjek
duduk di
ruang
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

tengah
sambil
melamun
usai
pertengkara
nnya dengan
bima

d. Subjek merasa terbebani


karena tujuannya tidak
tercapai

Faktor penyebab
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi keterangan
Garis Biru

a. Rintangan hidup

b. Lingkungan social
yang kurang baik
1 Faktor Eksternal
c. Status sosial ekonomi
yang kurang baik

2 a. Kelainan fisik atau | 1:44:19 Subjek


cacat mengalami
komplikasi dan
terjadi pendarahan
Faktor Internal
dalam rahim dan
harus segera di
operasi.
.
Faktor penyebab
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi keterangan
Garis Biru

b. Keinginan yang
bertentangan dengan
tujuan

c. Moralitas dan cita – | 1:49:35 Subjek


cita tinggi pada meninggalkan bima
individu dan anaknya untuk
mengejar cita-cita
pergi kuliah ke
korea.

d. Tingkat aspirasi
yang terlalu tinggi

A. Pelaksanaan Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer


melakukan observasi pada seuah film.
2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan
dilakukan pada saat kejadian perilaku yang
dianggap penting muncul.
3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer
hanya mengamati subjek tanpa terlibat secara
langsung.
B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Jumat 2 Juli 2021

2. Waktu : 10.00-14.00 WIB

3. Tempat : Rumah Observer

4. Lembar Observasi : Setting Klinis

Nama Observasi : Feby Ladyana

Kriteria
Frustrasi Pada
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Dua Garis
Biru

1 Intoleransi a. Peningkatan I 52:17 Anak


Emosional emosional yang sedang ia
secara cepat kandungi hak
asuhnya akan
diberikan
kepada om dan
tatenya.
b. Rasa cemas IIII II 05:27 Subjek
bilang kepada
Bima
(kekasihnya)
untuk tidak
bilang siapa-
siapa setelah
melakukan
hubungan intim.
Kriteria
Frustrasi Pada
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Dua Garis
Biru

13.29 Subjek
merasa takut
untuk melalukan
test (test pack).
20:11 Subjek
mencari
informasi di
media sosial
bahwa
kadungan yang
berusia 10
pekan sudah
sebesar stoberi.
27:02 Subjek
menanyakan ke
kekasihnya
bagaimana jika
orang tua-nya
mengetahui
kehamilannya.
28:00 Rok
sekolah subjek
sudah tidak
muat karena
perut yang
mulai
membesar.

29:35 Subjek
berpikir ingin
menutupi
perutnya dengan
Kriteria
Frustrasi Pada
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Dua Garis
Biru

jaket.
30:10 Subjek
impian pergia ke
Korea tidak
tercapai.
c. Rasa takut II 14.07 Subjek
merasa takut
karena hasil test
nya positif
hamil.
33:23 subjek
takut
kehamilannya
terganggu akibat
terkena bola.
d. Subjek merasa III 52:17 Anak
kecewa karena yang sedang ia
perubahan kandungi hak
hidupnya asuhnya akan
diberikan
kepada om dan
tatenya.
01:10:20 Dara
merasa kecewa
kerena
perkataan Bima
dan tidak ingin
selalu berada di
rumah.
1:13:35 Asi
subjek
Kriteria
Frustrasi Pada
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Dua Garis
Biru

menembus baju
yang sedang
dikenakannya.
2 Hak a. Rasa
mementingkan
diri sendiri
b. Subjek
menjadi
bersikap egois
terhadap
lingkungan
sekitar
c. Tidak peduli
dengan orang
lain
d. Selalu ingin III 59:34 Ibu
didengarkan subjek hendak
pergi, namun
subjek
membujuk
ibunya agar
tidak pergi.
1:08:32 subjek
merasa geram
karena Bima
mengacuhkan
perkataan
subjek dan asik
bermain game
online.
1:22:48 Subjek
Kriteria
Frustrasi Pada
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Dua Garis
Biru

mengajak Bima
untuk bertemu
om dan
tantenya.
e. Segala sesuatu IIII 26:10 seubjek
keinginan merasa bingung
subjek harus dan
terpenuhi membatalkan
tindakannya
untuk
mengaborsi
janinnya.
1:22:48 Subjek
mengajak Bima
untuk bertemu
om dan tantenya
1:24:38 Subjek
ingin cerai dan
membujuk Bima
untuk mengasih
hak asuh anak
kepada om dan
tantenya.
1:39:20 Subjek
ingin
membatalkan
hak asuh
anaknya
diberika ke om
dan tantenya.
1:42:45 Subjek
meyakinkan
Kriteria
Frustrasi Pada
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Dua Garis
Biru

ibunya untuk
memberi
anaknya kepada
Bima.
3 Intoleransi a. Lari dari
ketidaknyamanan kenyataan
b. Ingin terbebas I 1:13:35 Asi
dari masalah subjek
menembus baju
yang sedang
dipakainya.
c. Subjek harus I 15:00 Subjek
berpikir positif merenung di
agar dalam UKS
memperoleh sekolah.
perspektif
yang lebih
baik saat
menghadapi
masalah
d. Subjek merasa
tidak nyaman
karena kondisi
lingkungan
serta keinginan
yang terlalu
tinggi
6 Intoleransi a. Mudah 26:10 seubjek
pencapaian menyerah merasa bingung
dan
membatalkan
tindakannya
Kriteria
Frustrasi Pada
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Dua Garis
Biru

untuk
mengaborsi
janinnya.

b. Sulit membuat 39:00 Subjek


keputusan tidak boleh
pulang karena
perintah ibunya.

c. Perasaan
terpendam
atau
kebingungan
d. 1:13:35 Asi
subjek
menembus baju
yang sedang
dipakainya.
e. Subjek merasa
terbebani
karena
tujuannya
tidak tercapai
Faktor penyebab
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi keterangan
Garis Biru

a. Rintangan hidup

b. Lingkungan social
yang kurang baik
1 Faktor Eksternal
c. Status sosial ekonomi
yang kurang baik

a. Kelainan fisik atau I 01:44:16 Subjek


cacat mengalami
komplikasi sehingga
diharuskan untuk
operasi pengangkatan
rahim (histerektomi)

b. Keinginan yang
bertentangan dengan
2 Faktor Internal tujuan

c. Moralitas dan cita – I 01:49:43 Subjek


cita tinggi pada meninggalkan Bima
individu dan anaknya ke Korea
untuk menggapai cita-
citanya.

d. Tingkat aspirasi
yang terlalu tinggi
A. Pelaksanaan Observasi
1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer
melakukan observasi pada seuah film.
2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan
dilakukan pada saat kejadian perilaku yang
dianggap penting muncul.
3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer
hanya mengamati subjek tanpa terlibat secara
langsung.
B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Jumat,2 Juli 2021

2. Waktu : 9.00-11.30

3. Tempat : Rumah observer

4. Lembar Observasi : Setting klinis

Nama Observasi : Felicia Elvira

Kriteria
Frustrasi Pada
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Dua Garis
Biru

a. Peningkatan IIIII I 25.07 saat subjek


emosional secara menarik tangan
cepat tokoh Bima untuk
merasakan bayinya.
Intoleransi 39.58 saat subjek
1
Emosional tidak kuat menahan
tangisnya.
52.32 saat subjek
tidak bisa menerima
keputusan
Kriteria
Frustrasi Pada
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Dua Garis
Biru

orangtuanya untuk
memberikan
bayinya kepada
oranglain.
1.13.46 saat subjek
menangis karena
perkembangan
kehamilannya.
1.43.02 saat subjek
melakukan proses
persalinan.
1.50.05 saat subjek
menyerahkan
bayinya pada tokoh
Bima.

b. Rasa cemas IIIII 5.19 saat subjek


tampak gelisah dan
meminta tokoh
Bima untuk tutup
mulut atas kejadian
tersebut.
13.40 saat subjek
hendak mencoba
testpack.
26.58 saat subjek
mempertanyakan
perihal reaksi kedua
orangtuanya
mengenai
kehamilannya.
28.08 saat subjek
beralasan sakit
Kriteria
Frustrasi Pada
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Dua Garis
Biru

untuk tidak sekolah


karena cemas
mengenai
kehamilannya yang
sudah membesar.
46.33 saat subjek
meminta tokoh
Bima untuk tidak
meninggalkannya.

c. Rasa takut IIIII 11.37 saat subjek


hendak membeli
testpack.
14.03 saat subjek
mengetahui bahwa
dirinya hamil.
24.47 saat subjek
melihat strawberry
yang dihancurkan
dan terbayang akan
bayinya yang
sebesar strawberry
tersebut.
33.26 saat subjek
merasakan sakit
pada perutnya dan
mempertanyakan
dampak mengenai
bayinya.
37.13 saat subjek
dinyatakan telah
dikeluarkan dari
sekolah.
Kriteria
Frustrasi Pada
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Dua Garis
Biru

d. Subjek merasa I 39.33 saat subjek


kecewa karena hanya mampu
perubahan melempar
hidupnya pandangan kosong
dan menghela napas
berulang setelah
menyadari apa yang
baru saja terjadi.

a. Rasa I 1.26.02 saat subjek


mementingkan membuat keputusan
diri sendiri untuk meninggalkan
tokoh Bima ke
Korea demi
mimpinya.

b. Subjek menjadi I 14.42 saat subjek


bersikap egois izin ke UKS untuk
terhadap menyendiri.
lingkungan
sekitar

c. Tidak peduli I 5.48 saat subjek


2 Hak dengan orang tidak merespon
lain tokoh Bima.

d. Selalu ingin II 30.56 saat subjek


didengarkan menceritakan
perasaan dan
rencananya untuk
melanjutkan
pendidikan di
Korea.
1.30.10 saat subjek
mulai bercerita
tentang pengalaman
masa kecilnya.
Kriteria
Frustrasi Pada
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Dua Garis
Biru

e. Segala sesuatu I 1.42.34 saat subjek


keinginan subjek menekankan agar
harus terpenuhi bayinya dirawat
oleh tokoh Bima.

a. Lari dari
kenyataan

b. Ingin terbebas I 21.05 saat subjek


dari masalah meminta tokoh
Bima untuk
mencarikan tempat
untuk aborsi.

c. Subjek harus II 1.03.08 saat subjek


berpikir positif mulai memikirkan
agar hal-hal positif untuk
Intoleransi memperoleh dirinya.
3
ketidaknyamanan perspektif yang
lebih baik saat 1.25.00 saat subjek
menghadapi membuat keputusan
masalah demi kebaikan masa
depan dirinya dan
tokoh Bima.

d. Subjek merasa I 1.10.20 saat subjek


tidak nyaman mengatakan
karena kondisi ketidakmauannya
lingkungan serta untuk tetap berada
keinginan yang di rumah.
terlalu tinggi

a. Mudah
Intoleransi menyerah
4
pencapaian b. Sulit membuat
keputusan
Kriteria
Frustrasi Pada
No Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Film Dua Garis
Biru

c. Perasaan II 11.11 saat subjek


terpendam atau memasang tatapan
kebingungan kosong tanpa
berbicara.
30.05 saat subjek
menanyakan perihal
mimpinya untuk
pergi ke Korea.

d. Subjek merasa
terbebani karena
tujuannya tidak
tercapai

Faktor penyebab
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi keterangan
Garis Biru

a. Rintangan hidup

b. Lingkungan social
yang kurang baik
1 Faktor Eksternal c. Status sosial ekonomi
yang kurang baik

a. Kelainan fisik atau


cacat
2 Faktor Internal
b. Keinginan yang
bertentangan dengan
Faktor penyebab
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi keterangan
Garis Biru

tujuan

c. Moralitas dan cita –


cita tinggi pada
individu

d. Tingkat aspirasi
yang terlalu tinggi

A. Pelaksanaa Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer


melakukan observasi pada seuah film.
2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan
dilakukan pada saat kejadian perilaku yang
dianggap penting muncul.
3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer
hanya mengamati subjek tanpa terlibat secara
langsung.
B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Jumat, 2 Jully 2021

2. Waktu : 11.00 – 12.00 WIB

3. Tempat : Rumah Observer

4. Lembar Observasi : Setting Klinis

Nama Observasi : Raden Larazati Cantika Putri


Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

a. Peningkatan emosional IIII III (21.04)


secara cepat Subjek
marah
dengan
Bima karena
telah
meninggalk
annya saat
di sekolah,
dan
menyuruhny
a untuk
aborsi
(25.41)
Subjek
menangis
teringat
Intoleransi dirinya
1 sering
Emosional
memegang
perut ibunya
ketika
mengandun
g adik
subjek
(39.57)
Subjek
menangis
karena
orang
tuanya dan
orang tua
Bima sudah
mengetahui
bahwa
subjek dan
Bima sudah
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

melakukan
hubungan
intim hingga
hamil
(52.12)
Subjek
marah
karena tahu
bahwa
orangtua
nya ingin
memberikan
bayi yang
dikandung
subjek
kepada
Tante Lia
dan Om Adi
(1.08.42)
Subjek
marah
kepada
Bima karena
Bima terlalu
asyik
bermain
game seolah
menyepelek
an
kehidupann
ya
(1.10.18)
Subjek
marah
karena Bima
membandin
gkan dirinya
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

dengan
subjek
(1.38.50)
Subjek
marah
dengan
ibunya saat
membicarak
an tentang
anaknya
yang ingin
di titipkan
kepada
Tante Lia
dan Om Adi
(1.49.56)
Subjek
menangis
karna harus
meninggalk
an Bima dan
anaknya
pergi ke
Korea
b. Rasa cemas IIII IIII (05.20)
Subjek
terlihat
cemas,
alisnya
sedikit
mengkerut
sambil
memegang
bibirnya dan
berkata
kepada
Bima untuk
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

tidak bilang
pada
siapapun
tentang
hubungan
intimnya
(11.37)
Subjek
terihat
cemas
melihat
lingkungan
sekitar saat
membeli
test pack
(20.29)
Subjek
merasa
cemas karna
kehamilann
ya sudah
setara
dengan buah
stroberi
(24.29)
Subjek
merasa
cemas karna
ingin di
aborsi
(27.49)
Subjek
cemas karna
perutnya
sudah
membesar
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

sehingga
rok sekolah
yang ia
gunakan
sudah mulai
sempit
(30.06)
Subjek
cemas
dengan cita-
cita nya
yang ingin
pergi ke
Korea
(1.04.30)
Subjek
merasa
cemas
dengan cita-
cita nya
yang ingin
pergi ke
Korea
(1.13.22)
Subjek
terlihat
cemas
karena
payudara
nya sudah
mengeluark
an asi
(1.15.09)
Subjek
terlihat
cemas
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

dengan
kondisi
tubuhnya
yang sudah
mengeluark
an asi, kulit
perut terasa
aneh, dan
bayinya
menendang
perut subjek
hanya sekali

c. Rasa takut 1 (33.23)


Perut subjek
sakit setelah
kepalanya
terbentur
bola, subjek
khawatir
dengan bayi
yang ada di
dalam
perutnya
d. Subjek merasa kecewa
karena perubahan
hidupnya
2 a. Rasa mementingkan diri
sendiri
b. Subjek menjadi bersikap
Hak egois terhadap lingkungan
sekitar
c. Tidak peduli dengan orang I (05.37)
lain Subjek
menghindar
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

dari
sentuhan
Bima
d. Selalu ingin didengarkan
e. Segala sesuatu keinginan II (26.10)
subjek harus terpenuhi Subjek ingin
bayi di
dalam
perutnya
tidak di
aborsi
(1.42.12)
Subjek ingin
anaknya
tahu asal
usul
kelahiranny
a dan
tinggal
bersama
Bima
a. Lari dari kenyataan
b. Ingin terbebas dari
masalah
c. Subjek harus berpikir
Intoleransi positif agar memperoleh
3 perspektif yang lebih baik
ketidaknyamanan
saat menghadapi masalah
d. Subjek merasa tidak
nyaman karena kondisi
lingkungan serta keinginan
yang terlalu tinggi
4 Intoleransi a. Mudah menyerah
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

pencapaian b. Sulit membuat keputusan


c. Perasaan terpendam atau IIII (04.42)
kebingungan Subjek
terdiam
seperti
bingung
dengan
perasaannya
setelah
melakukan
hubungan
intim
dengan
Bima
(14.03)
Subjek
terdiam
setelah
melihat
hasil test
pack
(14.54)
Subjek
terdiam
seperti
bingung dan
merenung di
ruang UKS
(35.05)
Subjek
terdiam
tidak bisa
menjawab
orang
tuanya yang
sudah tahu
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

bahwa
subjek
sudah
melakukan
hubungan
intim
dengan
Bima
(1.11.08)
Subjek
terdiam
setelah
bertengkar
dengan
Bima
d. Subjek merasa terbebani
karena tujuannya tidak
tercapai

Faktor penyebab
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

a. Rintangan hidup
b. Lingkungan social
yang kurang baik
1 Faktor Eksternal
c. Status sosial ekonomi
yang kurang baik

2 a. Kelainan fisik atau I (1.44.43)


Faktor Internal cacat Subjek
melakukan
Faktor penyebab
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

pengangkatan
rahim
b. Keinginan yang
bertentangan dengan
tujuan
c. Moralitas dan cita – III (30.58) Subjek
cita tinggi pada menceritakan
individu cita-cita nya
pergi ke korea
(1.25.43)
Subjek
menegaskan
kepada ibu
Bima bahwa
subjek
memiliki cita-
cita di Korea
(1.49.51)
Subjek
berangkat ke
Korea untuk
mengejar cita-
citanya
d. Tingkat aspirasi
yang terlalu tinggi

A. Pelaksanaan Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer


melakukan observasi pada seuah film.
2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan
dilakukan pada saat kejadian perilaku yang
dianggap penting muncul.
3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer
hanya mengamati subjek tanpa terlibat secara
langsung.
B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Jumat,2 Juli 2021

2. Waktu : 08.00 WIB-09.30 WIB

3. Tempat : Rumah observer

4. Lembar Observasi : Setting Klinis

Nama Observasi : Reni Trisnawati

Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

1 a. Peningkatan emosional |||| 21.06


secara cepat Subjek
merasa
kesal saat
bima
meninggalk
Intoleransi
annya
Emosional
52.40
Subjek
marah
karena
anaknya
akan di
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

adopsikan
kepada
tantenya.
01.08,46:
Bima yang
duduk di
ujung
tempat tidur
asik
bermain
game
sedangkan
subjek
sedang
membuka
raport Bima
yang
nilainya
hampir
semua
merah.
Subjek
sangat
marah dan
kecewa di
situlah
mereka adu
mulut dan
berkelahi
1,39,24
Subjek
berdebat
dengan
ibunya
untuk tidak
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

menyerahka
n anak
dalam
kandungan
Subjek ke
tante Lia
melainkan
keluarga
Bima
1.49.56
Subjek
menyenderk
an
kepalanya
ke jendela
mobil,
hingga bima
terlalu jauh
untuk ia
lihat lalu
subjek
menangis

b. Rasa cemas |||| 52.24


Subjek
menghampir
i ibunya.
subjek tidak
terima
dengan
keputusan
sepihak itu
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

karena
subjek
merasa
bahwa
dirinya
sebagai
orang tua
yang berhak
memberi
keputusan
14.20
Subjek
masuk ke
dalam toilet
untuk
menggunak
an test pack.
Pada saat itu
wajah
subjek
menyimpan
rasa
kegundahan
dan
ketakutan
14.55
Subjek izin
ke uks dan
berbaring di
tempat tidur
sambil
memikirkan
apa yang dia
perbuat
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

20.11
Subjek
dikamar
membawa
buah
stroberi dan
buah
stroberi
tersebut
diletakkan
perutnya
subjek
cemas karna
usia
kehamilann
ya.
1.48.55
Bima
melambaika
n tangan
kepada
subjek, Dara
terus
menengok
ke belakang
dengan
perasaan
cemas.

c. Rasa takut || 24.36


Subjek
bersandar
pada
dinding
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

dengan
wajah tidak
tenang
sambil
menunggu
giliran
aborsi
30.05
Subjek
merasa takut
tidak bisa
pergi ke
korea dan
menanyakan
kepada
Bima
apakah dia
bisa pergi
ke Korea
atau tidak

d. Subjek merasa kecewa | 1.13.22 saat


karena perubahan subjek
mencoba
Hidupnya pakaian dia
terkejut
payudara
nya basah
2 a. Rasa mementingkan diri | 52.07 Dara
sendiri menghampir
Hak i ibunya
dara merasa
kesal karena
ayah dan
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

ibunya akan
mengadopsi
kan anaknya
kepada
tantenya.
dara merasa
bahwa
dirinya
sebagai
orang tua
yang berhak
memberi
keputusan
dara sangat
kecewa
kepada
keputusan
orang
tuanya.

b. Subjek menjadi bersikap


egois terhadap lingkungan
sekitar

c. Tidak peduli dengan orang


lain

d. Selalu ingin didengarkan || 59.35 ibu


subjek
hendak
pergi tetapi
subjek
berbicara
dan
menahan
agar tidak
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

pergi karena
Bima dan
keluarganya
ingin datang
ke rumah
01.08.30
Subjek kesal
ketika
berbicara
tetapi Bima
sedang asik
bermain
game

e. Segala sesuatu keinginan | 26:11


subjek harus terpenuhi Subjek dan
Bima
mencari
solusi untuk
menyelesaik
an masalah
salah
satunya
penggugura
n janin.
tetapi subjek
mengurungk
an niat nya
sambil
menangis
subjek tidak
mau
melakukan
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

penggugura
n janin

a. Lari dari kenyataan | 23.52


Subjek
berniat
untuk
menggugurk
an
kandungann
ya,
sesampainy
a disana
subjek
terlihat
gugup
apakah yang
dilakukanny
a itu sudah
Intoleransi benar.
3
ketidaknyamanan
b. Ingin terbebas dari | 28.06
masalah Subjek tidak
mau
berangkat
ke sekolah
karena takut
perutnya
yang
membesar
kelihatan.

c. Subjek harus berpikir | 24.29


positif agar memperoleh Subjek
perspektif yang lebih baik memperhati
saat menghadapi masalah kan
seseorang
perempuan
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

hamil yang
sedang
duduk
dengan
wajah tak
tenang.
Subjek
gemetar dan
tidak mau
menggugurk
an
kandungann
ya

d. Subjek merasa tidak


nyaman karena kondisi
lingkungan serta keinginan
yang terlalu tinggi
4 a. Mudah menyerah

b. Sulit membuat keputusan

c. Perasaan terpendam atau || 1.09.52


kebingungan subjek
memendam
perasaan
kesal
Intoleransi kepada
pencapaian Bima,
karena Bima
sulit diatur
01.11.13
Subjek
duduk di
ruang
tengah
sambil
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

melamun
usai
pertikaian
nya dengan
bima

d. Subjek merasa terbebani


karena tujuannya tidak
tercapai

Faktor penyebab
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi keterangan
Garis Biru

a. Rintangan hidup

b. Lingkungan social yang


kurang baik
1 Faktor Eksternal
c. Status sosial ekonomi
yang kurang baik

2 a. Kelainan fisik atau cacat || 1.44.19


Subjek
Faktor Internal mengalami
komplikasi
dan terjadi
pendarahan
Faktor penyebab
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi keterangan
Garis Biru

dalam rahim
dan harus
segera di
operasi
1.44.55 Suster
memberi
kabar bahwa
subjek harus
segera di
operasi

b. Keinginan yang
bertentangan dengan
tujuan

c. Moralitas dan cita – cita | 1.49.35


tinggi pada individu Subjek
meninggalkan
bima dan
anaknya
mengejar cita-
cita untuk
pergi kuliah di
korea

d. Tingkat aspirasi yang


terlalu tinggi

A. Pelaksanaan Observasi
1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer
melakukan observasi pada seuah film.
2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan
dilakukan pada saat kejadian perilaku yang
dianggap penting muncul.
3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer
hanya mengamati subjek tanpa terlibat secara
langsung.
B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Jumat,2 Juli 2021

2. Waktu : 16.00-18.00 WIB

3. Tempat : Rumah observer

4. Lembar Observasi : Setting klinis

Nama Observasi : Rifky Aditya Haritsnanda

Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

a. Peningkatan emosional | 1:08:27


secara cepat
subjek
emosi saat
melihat
Intoleransi bima fokus
1 bermain
Emosional
game dan
mengabaika
n
perkuliahan
nya.
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

b. Rasa cemas | 14.00


Subjek
terlihat
cemas saat
tahu hasil
testpack
positif hamil

c. Rasa takut | 25:07


Subjek takut
karena
hamil dan
bima ingin
menggurkan
nya dengan
minum jus
strawberry
dan aborsi
tetapi subjek
menolaknya

d. Subjek merasa kecewa


karena perubahan
hidupnya
a. Rasa mementingkan diri
sendiri

b. Subjek menjadi bersikap


egois terhadap
lingkungan sekitar
2 Hak
c. Tidak peduli dengan
orang lain

d. Selalu ingin didengarkan

e. Segala sesuatu keinginan


subjek harus terpenuhi
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

a. Lari dari kenyataan

b. Ingin terbebas dari


masalah

c. Subjek harus berpikir


positif agar memperoleh
perspektif yang lebih baik
saat menghadapi masalah
Intoleransi
3 d. Subjek merasa tidak | 1:25:41
ketidaknyamanan
nyaman karena kondisi Subjek ingin
lingkungan serta pergi ke
keinginan yang terlalu korea untuk
tinggi melanjutkan
pendidikan
serta
meninggalk
an bima dan
anaknya
a. Mudah menyerah

b. Sulit membuat keputusan

c. Perasaan terpendam atau | 26:04


kebingungan Subjek
kebingunga
n karena
Intoleransi merahasiaka
4
pencapaian n
kehamilann
ya

d. Subjek merasa terbebani


karena tujuannya tidak
tercapai
Faktor penyebab
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

a. Rintangan hidup

b. Lingkungan social yang


kurang baik
1 Faktor Eksternal
c. Status sosial ekonomi
yang kurang baik

a. Kelainan fisik atau cacat | 1:44:00


Subjek
mengalami
pendarahan
pada rahim
yang
mengharuskan
operasi

b. Keinginan yang
bertentangan dengan
tujuan

2 Faktor Internal c. Moralitas dan cita – cita | 1:25:41


tinggi pada individu Subjek
bercita-cita
pergi ke korea
untuk
melanjutkan
pendidikan
serta
meninggalkan
bima dan
anaknya

d. Tingkat aspirasi yang


terlalu tinggi
A. Pelaksanaan Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer


melakukan observasi pada seuah film.
2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan
dilakukan pada saat kejadian perilaku yang
dianggap penting muncul.
3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer
hanya mengamati subjek tanpa terlibat secara
langsung.
B. Pelaksanaan Observasi

1. Hari / Tanggal : Jum’at, 2 Juli 2021

2. Waktu : 16:00-18:00

3. Tempat : Rumah sendiri

4. Lembar Observasi : Setting klinis

Nama Observasi : Singgih Rafli Benarivo

Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

1 a. Peningkatan emosional |||| 21.06


secara cepat Subjek
merasa
kesal saat
Intoleransi
bima
Emosional
meninggalk
annya
52.40
Subjek
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

marah
karena
anaknya
akan di
adopsikan
kepada
tantenya.
01.08,46:
Bima yang
duduk di
ujung
tempat tidur
asik
bermain
game
sedangkan
subjek
sedang
membuka
raport Bima
yang
nilainya
hampir
semua
merah.
Subjek
sangat
marah dan
kecewa di
situlah
mereka adu
mulut dan
berkelahi
1,39,24
Subjek
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

berdebat
dengan
ibunya
untuk tidak
menyerahka
n anak
dalam
kandungan
Subjek ke
tante Lia
melainkan
keluarga
Bima
1.49.56
Subjek
menyenderk
an
kepalanya
ke jendela
mobil,
hingga bima
terlalu jauh
untuk ia
lihat lalu
subjek
menangis

a. Rasa cemas |||| 52.24


Subjek
menghampir
i ibunya.
subjek tidak
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

terima
dengan
keputusan
sepihak itu
karena
subjek
merasa
bahwa
dirinya
sebagai
orang tua
yang berhak
memberi
keputusan
14.20
Subjek
masuk ke
dalam toilet
untuk
menggunak
an test pack.
Pada saat itu
wajah
subjek
menyimpan
rasa
kegundahan
dan
ketakutan
14.55
Subjek izin
ke uks dan
berbaring di
tempat tidur
sambil
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

memikirkan
apa yang dia
perbuat
20.11
Subjek
dikamar
membawa
buah
stroberi dan
buah
stroberi
tersebut
diletakkan
perutnya
subjek
cemas karna
usia
kehamilann
ya.
1.48.55
Bima
melambaika
n tangan
kepada
subjek, Dara
terus
menengok
ke belakang
dengan
perasaan
cemas.
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

b. Rasa takut || 24.36


Subjek
bersandar
pada
dinding
dengan
wajah tidak
tenang
sambil
menunggu
giliran
aborsi
30.05
Subjek
merasa takut
tidak bisa
pergi ke
korea dan
menanyakan
kepada
Bima
apakah dia
bisa pergi
ke Korea
atau tidak

c. Subjek merasa kecewa | 1.13.22 saat


karena perubahan subjek
mencoba
Hidupnya pakaian dia
terkejut
payudara
nya basah
2 Hak a. Rasa mementingkan diri | 52.07 Dara
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

sendiri menghampir
i ibunya
dara merasa
kesal karena
ayah dan
ibunya akan
mengadopsi
kan anaknya
kepada
tantenya.
dara merasa
bahwa
dirinya
sebagai
orang tua
yang berhak
memberi
keputusan
dara sangat
kecewa
kepada
keputusan
orang
tuanya.

b. Subjek menjadi bersikap


egois terhadap lingkungan
sekitar

c. Tidak peduli dengan orang


lain
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

d. Selalu ingin didengarkan || 59.35 ibu


subjek
hendak
pergi tetapi
subjek
berbicara
dan
menahan
agar tidak
pergi karena
Bima dan
keluarganya
ingin datang
ke rumah
01.08.30
Subjek kesal
ketika
berbicara
tetapi Bima
sedang asik
bermain
game

e. Segala sesuatu keinginan | 26:11


subjek harus terpenuhi Subjek dan
Bima
mencari
solusi untuk
menyelesaik
an masalah
salah
satunya
penggugura
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

n janin.
tetapi subjek
mengurungk
an niat nya
sambil
menangis
subjek tidak
mau
melakukan
penggugura
n janin

3 a. Lari dari kenyataan | 23.52


Subjek
berniat
untuk
menggugurk
an
kandungann
ya,
sesampainy
a disana
subjek
Intoleransi terlihat
ketidaknyamanan gugup
apakah yang
dilakukanny
a itu sudah
benar.

b. Ingin terbebas dari | 28.06


masalah Subjek tidak
mau
berangkat
ke sekolah
karena takut
perutnya
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

yang
membesar
kelihatan.

c. Subjek harus berpikir | 24.29


positif agar memperoleh Subjek
perspektif yang lebih baik memperhati
saat menghadapi masalah kan
seseorang
perempuan
hamil yang
sedang
duduk
dengan
wajah tak
tenang.
Subjek
gemetar dan
tidak mau
menggugurk
an
kandungann
ya

d. Subjek merasa tidak


nyaman karena kondisi
lingkungan serta keinginan
yang terlalu tinggi
4 Intoleransi a. Mudah menyerah
pencapaian b. Sulit membuat keputusan
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

c. Perasaan terpendam atau || 1.09.52


kebingungan subjek
memendam
perasaan
kesal
kepada
Bima,
karena Bima
sulit diatur
01.11.13
Subjek
duduk di
ruang
tengah
sambil
melamun
usai
pertikaian
nya dengan
bima

d. Subjek merasa terbebani


karena tujuannya tidak
tercapai
No. Faktor Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Penyebab
Pada Film Dua
Garis Biru
1. Faktor a. Rintangan hidup
Eksternal b. Lingkungan
social yang
kurang baik
c. Status
sosial ekonomi
yang kurang baik
2. Faktor Internal a. Kelainan fisik I 1:44:30 Subjek
atau cacat mengalami
pendaharan di rahim
b. Keinginan yang dan harus operasi
bertentangan
dengan tujuan
c. Moralitas dan
cita – cita tinggi
pada individu 1:25:30 Subjek yang
I bercita-cita
melanjutkan
pendidikan di Korea

A. Pelaksanaan Observasi

1. Setting Observasi : Movie Setting Dikarenakan observer


melakukan observasi pada seuah film.
2. Pencatatan Observasi : Event Sampling Dikarenakan Pencatatan
dilakukan pada saat kejadian perilaku yang
dianggap penting muncul.
3. Kegiatan Observasi : Non-Partisipan Passive Dikarenakan observer
hanya mengamati subjek tanpa terlibat secara
langsung.
4.
B. Pelaksanaan Observasi
1. Hari / Tanggal : Kamis, 1 July 2021

2. Waktu : 13.00 – 15.00 WIB

3. Tempat : Rumah observer

4. Lembar Observasi : Setting Klinis

Nama Observasi : Trivona Tungga Dewi

Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

1 a. Peningkatan emosional |||| 21:06


secara cepat Subjek
merasa
sangat kesal
pada saat
bima
meninggalk
annya
52:40
Subjek
marah
Intoleransi karena
Emosional mendengarb
uah hatinya
akan di
adopsikan
kepada
tantenya.
01:08:46
Subjek
marah dan
kecewa saat
melihat
raport Bima
yang
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

nilainya
hampir
semua
merah.
1:39:24
Subjek
berdebat
dengan
ibunya
memohon
agar tidak
menyerahka
n anak
dalam
kandungann
ya ke tante
Lia.
1:49:56
Subjek
menyandark
an
kepalanya
ke jendela
mobil,
untuk
melihat
bima yang
makin lama
makin
menjauh
dari
pandangann
ya,
kemudian
subjek
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

menangis

b. Rasa cemas |||| 52:24


Subjek
menghampir
i ibunya.
Subjek
menyatakan
tidak terima
dengan
keputusan
sepihak.
karena
subjek
merasa
bahwa
dirinya
sebagai
orang tua
yang berhak
memberi
keputusan,
bukan
ibunya.
14:20
Subjek
masuk ke
dalam
kamar
mandi untuk
menggunak
an alat tes
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

kehamilan.
Wajahnya
terlihat
menyimpan
kegelisahan
dan
ketakutan
14:55
Subjek izin
untuk ke
UKS dan
berbaring di
tempat tidur
sambil
memikirkan
apa yang
telah ia
perbuat.
20:11
Subjek
dikamar
membawa
buah dan
buah
tersebut
diletakkan
perutnya, ia
mencemask
an usia
kehamilann
ya.
1:48:55
Bima
melambaika
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

n tangan
kepada
subjek,
kemudian
subjek terus
menengok
ke belakang
dengan
perasaan
cemas.

c. Rasa takut || 24:36


Subjek
bersandar
pada
dinding
dengan
wajah dan
perasaan
yang tidak
tenang
sambil
menunggu
giliran
untuk
aborsi.
30:05
Subjek
merasa takut
tidak bisa
pergi ke
Korea dan
menanyakan
kepada
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

Bima
apakah dia
bisa pergi
ke Korea
atau tidak

d. Subjek merasa kecewa | 1:13:22


karena perubahan Subjek
hidupnya mencoba
pakaiaannya
dan terkejut
payudara
nya basah,
yang
ternyata air
susunya
sudah
keluar.
2 a. Rasa mementingkan diri | 52:07
sendiri
Subjek
menghampir
i ibunya,
subjek
merasa
kesal karena
Hak ayah dan
ibunya akan
mengadopsi
kan anaknya
kepada tante
Lia. Subjek
merasa
bahwa
dirinya
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

sebagai
orang tua
yang berhak
memberi
keputusan
subjek
kecewa
pada
keputusan
orang
tuanya.

b. Subjek menjadi bersikap


egois terhadap lingkungan
sekitar

c. Tidak peduli dengan orang


lain

d. Selalu ingin didengarkan || 59:35


Ibu subjek
hendak
pergi tetapi
subjek
berbicara
dan
menahan
agar tidak
pergi karena
Bima dan
keluarganya
ingin datang
ke
rumahnya.
01:08:30
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

Subjek kesal
ketika
berbicara ke
Bima
namun
Bima malah
sedang asik
bermain
game.

e. Segala sesuatu keinginan | 26:11


subjek harus terpenuhi Subjek dan
Bima
mencari
solusi untuk
menyelesaik
an
masalahnya.
Mereka
berfikir
untuk
menggugurk
an janin,
tetapi subjek
mengurungk
an niat nya
sambil
menangis
subjek tidak
ingin
menggugurk
an janin.
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

a. Lari dari kenyataan | 23:52


Subjek
berniat
untuk
menggugurk
an
kandungann
ya, setelah
sampai
disana
subjek
terlihat
gugup dan
berfikir
apakah yang
dilakukanny
a itu sudah
Intoleransi benar atau
3 salah.
ketidaknyamanan
b. Ingin terbebas dari | 28:06
masalah Subjek tidak
mau
berangkat
ke sekolah
karena
perutnya
yang makin
membesar
sehingga
sangat
kelihatan.

c. Subjek harus berpikir | 24:29


positif agar memperoleh Subjek
perspektif yang lebih baik memperhati
saat menghadapi masalah kan seorang
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

perempuan
hamil yang
sedang
duduk
dengan
wajah yang
gelisah.
Tubuh
subjek
gemetar dan
semakin
tidak mau
menggugurk
an
kandungann
ya.

d. Subjek merasa tidak


nyaman karena kondisi
lingkungan serta keinginan
yang terlalu tinggi
4 e. Mudah menyerah

a. Sulit membuat
keputusan

b. Perasaan terpendam atau || 1:09:52


kebingungan Subjek
terlihat
Intoleransi
memendam
pencapaian
perasaan
kesal
terhadap
Bima,
karena Bima
sulit diatur
01:1:13
Kriteria Frustrasi
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi Keterangan
Garis Biru

Subjek
duduk di
ruang
tengah
sambil
melamun
setelah
pertikaian
nya dengan
Bima

c. Subjek merasa terbebani


karena tujuannya tidak
tercapai

Faktor penyebab
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi keterangan
Garis Biru

a. Rintangan hidup
b. Lingkungan social yang
kurang baik
1 Faktor Eksternal
c. Status sosial ekonomi
yang kurang baik

2 Faktor Internal a. Kelainan fisik atau cacat || 1:44:19


Subjek
mengalami
gangguan
Faktor penyebab
No Pada Film Dua Target Perilaku Frekuensi keterangan
Garis Biru

komplikasi
dan terjadi
pendarahan
dalam rahim
yang
mengharuskan
untuk operasi.
1:44:55
Suster
memberi tahu
bahwa subjek
harus segera
di operasi.

b. Keinginan yang
bertentangan dengan
tujuan

c. Moralitas dan cita – cita | 1:49:35


tinggi pada individu Subjek
meninggalkan
Bima dan
anaknya
untuk
mengejar cita-
cita berkuliah
di Korea.

d. Tingkat aspirasi yang


terlalu tinggi
Nama Observer : Rangkuman
Hari / Tanggal : Sabtu, 7 Juli 2021
Waktu : 09.15 – 09.47
Tempat : Rumah
Karakteristik Observasi Keputusan
Perilaku
tampak
Frustrasi Target Perilaku 1 2 3 4 5 6 7 8 9
saat
observasi
1. Intoleransi a. Peningkatan Perilaku
Emosional emosional tampak
I IIII I IIII I IIII III IIII I IIII IIII
secara cepat saat
observasi
b. Rasa cemas Perilaku
tampak
I IIII IIII I IIII IIII IIII IIII I IIII IIII
saat
observasi
c. Rasa takut Perilaku
tampak
I II II IIII I II I II II
saat
observasi
d. Subjek Perilaku
merasa tampak
kecewa I I III I - I - I I saat
karena observasi
perubahan
hidupnya
2. Hak a. Rasa Perilaku
mementingk tampak
I - - I - I - I I
an diri saat
sendiri observasi
b. Subjek Perilaku
menjadi I - - I - - - - - tampak
bersikap saat
egois observasi
terhadap
lingkungan
sekitar
c. Tidak peduli Perilaku
dengan tampak
I - - I I - - - -
orang lain saat
observasi
d. Selalu ingin Perilaku
didengarkan tampak
I II III II - II - II II
saat
observasi
e. Segala Perilaku
sesuatu tampak
keinginan I I III I II I - I I
saat
subjek harus observasi
terpenuhi
3. Intoleransi a. Lari dari Perilaku
ketidaknya kenyataan tampak
I I - - - I - I I
manan saat
observasi
b. Ingin Perilaku
terbebas dari tampak
I I II I - I - I I
masalah saat
observasi
c. Subjek harus Perilaku
berpikir tampak
positif agar saat
memperoleh observasi
perspektif I I I II - I - I I
yang lebih
baik saat
menghadapi
masalah
d. Subjek Perilaku
merasa tidak tampak
nyaman I - - I - - I - -
saat
karena observasi
kondisi
lingkungan
serta
keinginan
yang terlalu
tinggi
4. Intoleransi a. Mudah Perilaku
pencapaian menyerah tampak
- - - - - - - - -
saat
observasi
b. Sulit Perilaku
membuat tampak
- - - - - - - - -
keputusan saat
observasi
c. Perasaan Perilaku
terpendam tampak
atau I I II IIII - II I II II
saat
kebingunga observasi
n
d. Subjek Perilaku
merasa tampak
terbebani saat
karena - - - - - - - - -
observasi
tujuannya
tidak
tercapai

Nama Observer : Rangkuman


Hari / Tanggal : Sabtu, 7 Juli 2021
Waktu : 09.15 – 09.47
Tempat : Rumah
Faktor Penyebab Observasi Keputusan
Perilaku
tampak
Frustrasi Target Perilaku 1 2 3 4 5 6 7 8 9
saat
observasi
a. Rintangan Perilaku
1. Faktor hidup tampak
- - - - - - - - -
Eksternal saat
observasi
b. Lingkungan Perilaku
social yang tampak
- - - - - - - - -
kurang baik saat
observasi
c. Status sosial Perilaku
ekonomi tampak
- - - - - - - - -
yang kurang saat
baik observasi
a. Kelainan Perilaku
2. Faktor fisik atau tampak
I I I - I I I I I
Internal cacat saat
observasi
b. Keinginan Perilaku
yang tampak
bertentanga - - - - - - - - - saat
n dengan observasi
tujuan
c. Moralitas Perilaku
dan cita – tampak
cita tinggi I I I - I I I I I saat
pada observasi
individu
d. Tingkat Perilaku
aspirasi tampak
- - - - - - - - -
yang terlalu saat
tinggi observasi
VI. PEMBAHASAN

Frustasi dapat dialami oleh orang-orang yang memiliki tekanan dari pengaruh
faktor internal dan eksternal. Frustasi ditandai dengan adanya intoleransi emosional,
hak, intoleransi ketidaknyamanan, dan intoleransi pencapaian. Berdasarkan observasi
yang kami lakukan, subjek menunjukkan rasa cemas sebagai ciri pertama dari tanda
frustasi yang dialaminya. Rasa cemas yang diikuti dengan rasa takut, perubahan
emosional, hingga rasa terbebani. Variasi tanda tersebut dialami subjek dalam
beberapa waktu dengan intensitas yang terkadang berubah. Subjek juga menunjukkan
tanda lain berupa sikap egois dan keinginannya untuk selalu dipenuhi sebagai bentuk
kriteria frustasi yaitu hak.

Hasil penelitian observasi yang telah dilakukan sejalan dengan teori yang kami
cantumkan. Apa yang dialami subjek sesuai dengan definisi frustasi menurut Good
(2009) yang berarti ketegangan emosional yang disebabkan oleh pemblokiran
keinginan atau kebutuhan. Subjek merasa frustasi karena faktor eksternal sosial yaitu
pengaruh tokoh Bima dan faktor internal mengenai moralitas dan cita-cita tinggi
subjek berupa keinginannya untuk menempuh pendidikan di Korea. Kedua faktor
tersebut yang kemudian mempengaruhi subjek hingga dapat dinyatakan bahwa subjek
mengalami frustasi pada usianya yang masih menduduki bangku sekolah menengah
atas.
VII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan observer dalam film “Dua Garis
Biru” terdapat beberapa perilaku yang nampak pada saat observasi dilakukan.
Perilaku-perilaku tersebut sesuai dengan 4 (empat) kriteria menurut Tripaldi (2018)
yang mencakup intoleransi emosional mencerminkan keyakinan bahwa pikiran dan
perasaan yang terkait dengan gangguan emosional tidak dapat ditoleransi, hak subjek
sering kali terlihat egois, intoleransi ketidaknyamanan subjek berpikir positif dengan
apa yang telah dia perbuat, intoleransi pencapaian subjek sering kali terlihat
memendam perasaaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Mangal. (2008). Abnormal psychology. New Delhi: Sterling publisher private limited

Ramani. (2009). Frustation of prospective teachers. New Delhi: DPH

Tripaldi, dkk. (2018). Journal of rational-emotive & cognitive-behavior therapy.


Frustration discomfort scale (FDS). Apsychometric study of the Italian version. 31(2)

Anonim (2021, Mei 24). Dua garis biru. Wikipedia


https://id.wikipedia.org/wiki/Dua_Garis_Biru

Sinopsis film (2020, Desember 15). Sinopsis Film Dua Garis Biru, Tayang sore ini di
movievaganza trans 7. Kumparan. https://kumparan.com/sinopsis-
film/sinopsis-film-dua-garis-biru-tayang-sore-ini-di-movievaganza-trans-7-
1umh5xFEDew
Tri Suharyati (2020, Maret 4). Film 'Dua Garis Biru', sinopsis dan makna
tersembunyinya. Detik hot. https://hot.detik.com/movie/d-4925197/film-dua-
garis-biru-sinopsis-dan-makna-tersembunyinya

Anda mungkin juga menyukai