Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH MATEMATIKA DISKRIT

FUNGSI PEMBANGKIT

Disusun oleh:
Kelompok 2

Annisa Husnul Haq. My (2005112567)


Aulia Merlin Bestari (2005110448)
Maya Aulia Putri (2005112582)
Muhammad Abduh Faiz (2005136395)
Salsabila Melly Sania (1905124668)
Sofiani (2005112569)

DOSEN PENGAMPU:
Dra. Hj. Susda Heleni, M.Pd

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITS RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala limpahan
rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini sebagai tugas mata kuliah Matematika Diskrit. Shalawat serta salam tidak lupa
kami haturkan kepada junjungan kita Nabi semesta alam Muhammad SAW,
keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan di dalam makalah ini.
Untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna
keberhasilan penulisan yang akan datang. Pada dasarnya makalah yang kami
sajikan ini khusus mengupas tentang Fungsi Pembangkit. Untuk lebih jelas simak
pembahasannya dalam makalah ini. Kami berharap makalah ini bisa memberikan
sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita semuanya
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga selesainya makalah ini semoga segala upaya yang
telah dicurahkan mendapat berkah dari Allah SWT. Aamiin.

Disusun Oleh

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Definisi Deret Kuasa.....................................................................................2
B. Definisi Fungsi Pembangkit..........................................................................4
C. Fungsi Pembangkit untuk Kombinasi...........................................................9
D. Fungsi Pembangkit untuk Permutasi...........................................................11
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUPAN........................................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Teori graf adalah suatu cabang ilmu Matematika yang mempunyai peranan
cukup luas dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam masalah jaringan.
Sebagai contoh, pada permasalahan pembangunan jalan raya, jalur kereta api,
jaringan komputer, maupun jaringan listrik. Permasalahan tersebut dapat
disederhanakan dalam bentuk graf.

Sebuah struktur graf bisa dikembangkan dengan memberi bobot pada setiap
sisi. Graf berbobot digunakan untuk melambangkan banyak konsep berbeda.
Sebagai contoh, jika suatu graf melambangkan jaringan transportasi, maka
bobotnya bisa berupa panjang jalur, waktu tempuh, maupun biaya transportasi
dari satu tempat ke tempat lainnya.

Fungsi pembangkit ini bisa kita perlakukan sebagaimana fungsi-fungsi pada


umumnya. Misal saja melakukan operasi diferensial. Hal ini membuat ada yang
beranggapan bahwa Fungsi Pembangkit merupakan jembatan antara matematika
diskrit dan kontinu. Fungsi Pembangkit memiliki banyak penggunaan, misalnya
untuk menyelesaikan permasalahan rekurensi, counting, membuktikan identitas
kombinatorika, maupun aplikasi-aplikasi lain yang beragam

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan deret kuasa?
2. Apa definisi fungsi pembangkit?
3. Apa yang dimaksud fungsi pembangkit kombinasi?
4. Apa yang dimaksud fungsi pembangkit permutasi?

C. Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan deret kuasa.
2. Menjelaskan definisi fungsi pembangkit.
3. Menjelaskan yang dimaksud fungsi pembangkit kombinasi.
4. Menjelaskan yang dimaksud fungsi pembangkit permutasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Deret Kuasa

Defenisi 6.1.1 : Deret kuasa adalah deret tak hingga yang berbentuk 𝑎𝑛𝑥𝑛
∑∞ 𝑛

Definisi 6.1.2 : Bila ada bilangan positif R sedemikian hingga deret kuasa
konvergen untuk setiap x dengan |𝑥| < 𝑅, maka R disebut radius
kekonvergen.

Definisi 6.1.3 : Bila suatu deret kuasa tidak konvergen untuk setiap nilai 𝑥(𝑥 ≠
0)maka deret ini disebut divergen.

Dalam bagian ini kita tidak membahas secara rinci mengenai kekonvergenan
deret kuasa tersebut, tetapi kita akan memakai (tertarik) dengan koefisien-
koefisien dari xn.

Dalam kalkulus kita telah mengena deret taylor fungsi f(x) disekitar x=0 yang
mempunyai bentuk sebagai berikut.

1 𝑛
𝑓(𝑥) = ∑ 𝑓 (0)𝑥𝑛
𝑛!
𝑛=0

1 1
= 𝐹(0) + 𝐹′(0) + 𝑓′′(0)𝑋2 + 𝑓′′′(0)𝑋3 + ⋯
2! 3!

Dengan memanfaatkan deret Taylor kita dapat memperoleh beberapa hasil.

Contoh : fungsi f(x) = ex untuk |x| < 1

 f(0)= ex =1
 f’(x) = ex
f’(0) = e0 = 1
 f” (0) = ex
f”(0)= e0= 1

 f” (x) = ex
 f”(0)= e0 = 1

2
1
𝑓(𝑥) = ∑∞ 𝑓𝑛(0)𝑥𝑛
𝑛=0 𝑛!

1 1
= 𝐹(0) + 𝐹′(0) + 𝑓′′(0)𝑋2 + 𝑓′′′(0)𝑋3 + ⋯
2! 3!

1 1
𝑒𝑥 = 1 + 1 . 𝑥 + . 1 . 𝑥2 + . 1 . 𝑥3 + ⋯
2! 3!

1 1
𝑒𝑥 = 1 + 𝑥 + 𝑥2 +
2! 𝑥3 + ⋯ untuk | x | < 1
3!
1 1
𝑒𝑥 = 1 + 𝑥 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ = untuk | x | < 1
1 𝑛
∑∞ 𝑥
2! 3! 𝑛=0 𝑛!

𝟏
Contoh 2 : 𝒇(𝒙) = , 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 |𝒙| <
𝟏
𝟏−𝒙

1
 𝑓( 𝑥 ) = = (1 − 𝑥)−1
1−𝑥
1
𝑓(𝑥) = =1
1−𝑥
1
 𝑓′(𝑥) = −1 (1 − 𝑥)−2 . −1 = = (1 − 𝑥)−2
(1−𝑥)2
1
𝑓′(0) = =1
(1 − 0)2
2
 𝑓′′(𝑥) = −2 (1 − 𝑥)−3 . −1 =
(1−𝑥)3
2
𝑓′′(0) = =2
3
(1 − 0)
6
 𝑓 (𝑥) = −6(1 − 𝑥)−4 . −1 =
′′′

(1−𝑥)4
2
𝑓′′′(0) = =6
(1 − 0)4


 dst

𝑓(𝑥) =
∑∞ 1
𝑓𝑛(0)𝑥𝑛
𝑛=0 𝑛! 3!

1 1
1 = 𝐹(0) + 𝐹′(0) + 𝑓′′(0)𝑋2 +
1−𝑥 2!
𝑓

3
′′′
(0)𝑋3 + ⋯

4
1 1
=1+1∙𝑥+ ∙ 2𝑥2 + ∙ 6𝑥3
2 3!
!

= 1 + 𝑥 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯
1
Jadi, 1
= 1 + 𝑥 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ = ∑∞ 𝑥𝑛 , untuk | x | < 1
1−𝑥 𝑛=0 𝑛!

Dengan cara yang sama, pembaca dapat mencoba ,menggunakan deret


tersebut dengan menemukan beberapa rumus sebagai berikut:

1) 1 1
= ∑∞ (𝑥 + 1)𝑥𝑛 = 1 + 2𝑥 + 3𝑥2 + 4𝑥3 + ⋯ , untuk | x | < 1
1−𝑥 𝑛=0 𝑛!

2) 𝑒 −𝑥
= 𝑥𝑛
∑∞ (−𝑥)𝑛 (−1)𝑛
= ∑∞
𝑛=0 𝑛=0 𝑛!𝑛!

2 1 𝑥3 + 1 1 5
1− 𝑥+𝑥 − 𝑥4 − 𝑥 +⋯= untuk | x | < 1
2! 3! 4! 5
!
3) Teorema Binomial
Untuk bilangan real n, bilangan bulat non negative k dan |x|<1 Berlaku:


𝑛𝑛 𝑘
(1 + 𝑥) = ∑ ( ) , 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎
𝑘𝑥
𝑘=0
𝑛(𝑛 − 1)(𝑛 − 2) … (𝑛 − 𝑘 + , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑘 > 0
𝑛
1)
( )={ 𝑘! , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑘 ≤ 0
𝑘 1

B. Definisi Fungsi Pembangkit

Definisi 6.2.1 : Misal (𝑎𝑛) = (𝑎0, 𝑎1, 𝑎2, … ) suatu barisan. Fungsi Pembangkit
Biasa dari barisan (𝑎𝑛) adalah ∑𝖺 𝑎𝑛𝑥𝑛 = 𝑎0 + 𝑎1𝑥 + 𝑎2𝑥2 + 𝑎3𝑥3 +…
𝑛

Definisi 6.2.2 : Misal (𝑎𝑛) = (𝑎0, 𝑎1, 𝑎2, … ) suatu barisan. Fungsi Pembangkit

Eksponensial dari barisan 𝑥𝑛


(𝑎𝑛 ) adalah 𝑎 = 𝑎 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎 𝑥2
𝑛 �𝑛! 0 2 2! +
∑𝖺
𝑥3
𝑎 +…
3!
3
5
Contoh 3 : Cari barisan ) yang fungsi pembangkit biasanya 𝑃(𝑥) = 1 +
1
(𝑎𝑛 1−𝑥

Penyelesaian :
1
𝑃(𝑥) = 1 +
1−𝑥

= 1 + (1 + 𝑥 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ )

= 2 + 𝑥 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯

Jadi barisan dari fungsi pembangkit tersebut adalah (𝑎𝑛) = (2, 1, 1, 1,…)

Contoh 4 : Cari barisan (𝑎𝑛) yang fungsi pembangkit eksponensialnya

𝑃(𝑥) = 4 + 4𝑥 + 4𝑥2 + 4𝑥3 + ⋯

Penyelesaian :

𝑃(𝑥) = 4 + 4𝑥 + 4𝑥2 + 4𝑥3 + ⋯

= 4 + 4𝑥 + 4
2! 𝑥2 + 𝑥3 +…
3! 4
2! 3!

𝑥2 𝑥3
= 4 + 4𝑥 + 4.2! + 4.3! +⋯
2! 3!

Jadi (𝑎𝑛) = (4, 4, 4.2!, 4.3!)

Contoh 5 : Tulis bentuk sederhana fungsi pembangkit biasa dari barisan (0, 0, 0,
1, 1, 1, 1, …)

Penyelesaian

Misalkan fungsi pembangkit biasanya 𝑃(𝑥) dan barisan (𝑎𝑛) = (0, 0, 0, 1, 1, 1, 1,


…)

Dari definisi pembangkit biasa∑𝖺 𝑎𝑛𝑥𝑛 = 𝑎0 + 𝑎1𝑥 + 𝑎2𝑥2 + 𝑎3𝑥3 +…


𝑛

(𝑎𝑛 ) = ( ⏟0 , ⏟0 , ⏟0 , ⏟1 , ⏟1 , ⏟1 , ⏟1 , …⏟)
𝑎0 𝑎 𝑎2 𝑎 𝑎 𝑎 𝑎6 …
1 3 4 5

𝑃(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1𝑥 + 𝑎2𝑥2 + 𝑎3𝑥3 + 𝑎4𝑥4 + 𝑎5𝑥5


6
= 0 + 0. 𝑥 + 0. 𝑥2 + 1. 𝑥3 + 1. 𝑥4 + 1. 𝑥5

= 𝑥3 + 𝑥4 + 𝑥5 + ⋯

= 𝑥3(1 + 𝑥 + 𝑥2 + ⋯ )
1
= 𝑥3.
1−𝑥

𝑥3
= 1−𝑥

Contoh 6 : Tulis bentuk sederhana fungsi pembangkit eksponensial dari barisan


(3, 3, 3, 3, …)

Penyelesaian

Misalkan fungsi pembangkit eksponensialnya H(𝑥) dan barisan (𝑎𝑛) = (3, 3, 3, 3,


…)

Dari definisi pembangkit eksponensial 𝑥𝑛 𝑥2


𝑎 = 𝑎 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎 +𝑎 𝑥3
∑𝖺 𝑛 �𝑛! 0 22! 3 3! +

(𝑎𝑛 ) = ( ⏟3 , ⏟3 , ⏟3 , ⏟3 , …⏟)
𝑎0 𝑎 𝑎2 𝑎3 …
1

H (𝑥) = 𝑎0 𝑥2 𝑥3
+ 𝑎1 𝑥 + 𝑎 +𝑎 +⋯
22! 33!

𝑥2 𝑥3
= 3 + 3. 𝑥 + 3 +3 +⋯
2! 3!

𝑥2 𝑥3
= 3(1 + 𝑥 + + +⋯)
2! 3!

= 3. 𝑒𝑥

Penjumlahan, pengurangan, maupun perkalian dua fungsi pembangkit atau

lebih dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut

Jika A(𝑥) = B(𝑥) = ∑𝖺


𝑛𝑛
∑𝖺

7
𝑎𝑛𝑥𝑛 dan

𝑏𝑛𝑥𝑛

8
1. A(𝑥) + B(𝑥) = ∑𝖺 𝑎𝑛𝑥𝑛 + ∑𝖺 𝑏𝑛𝑥𝑛
𝑛 𝑛
= ∑𝖺 (𝑎𝑛 + 𝑏𝑛)𝑥𝑛
𝑛=0

2. A(𝑥) − B(𝑥) = ∑𝖺 𝑎𝑛𝑥𝑛 − ∑𝖺 𝑏𝑛𝑥𝑛


𝑛 𝑛
= ∑𝖺 (𝑎𝑛 − 𝑏𝑛)𝑥𝑛
𝑛=0

3. A(𝑥). B(𝑥) = ∑𝖺 𝑎𝑛𝑥𝑛 . 𝑏𝑛𝑥𝑛


∑𝖺
𝑛=0 𝑛=0

≠ ∑𝖺 (𝑎𝑛. 𝑏𝑛)𝑥𝑛
𝑛=0

Apabila (𝑎𝑛), (𝑏𝑛), dan (𝑐𝑛) adalah barisan sedemikian hingga 𝑎𝑘𝑏𝑛−𝑘,
𝑘
∑𝑛

maka (𝑐𝑛) disebut konvolusi dari (𝑎𝑛) dan (𝑏𝑛) yang ditulis (𝑐𝑛) = (𝑎𝑛) . (𝑏𝑛)

Contoh 7 : Cari barisan (𝑐𝑛) dan 𝑐𝑛 dengan fungsi pembangkit biasa P(𝑥) dimana

𝑃(𝑥) = (1 + 10𝑥2) + (1 + 2𝑥 + 3𝑥2 + 4𝑥3 + ⋯ )

Penyelesaian

𝑃(𝑥) = (1 + 10𝑥2) + (1 + 2𝑥 + 3𝑥2 + 4𝑥3 + ⋯ )

(1 + 10𝑥2) adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan

(𝑎𝑛 ) = ( ⏟1 , ⏟0 , 1⏟0 , ⏟0 , ⏟0 , …⏟)


𝑎0 𝑎 𝑎2 𝑎 𝑎4 …
1 3

(1 + 2𝑥 + 3𝑥2 + 4𝑥3 + ⋯ ) adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan

(𝑏𝑛 ) = (⏟1 , ⏟2 , ⏟3 , ⏟4 , …⏟)


𝑏 0 𝑏1 𝑏2 𝑏3 …

(𝑐𝑛) adalah konvolusi dari (𝑎𝑛) dan (𝑏𝑛)

(𝑐𝑛) = 𝑎𝑘𝑏𝑛−𝑘
∑𝑛 𝑘

(𝑐0) = 𝑎0𝑏0 = 1

(𝑐1) = 𝑎𝑘𝑏𝑛−𝑘 = 𝑎0𝑏1 + 𝑎1𝑏0


∑1 𝑘

9
=

1
.
2

0
.
1

1
(𝑐2) = 𝑎𝑘𝑏𝑛−𝑘 = 𝑎0𝑏2 + 𝑎1𝑏1 + 𝑎2𝑏0
∑2 𝑘

= 1.3 + 0.2 + 10.1 = 13

(𝑐3) = 𝑎𝑘𝑏𝑛−𝑘 = 𝑎0𝑏3 + 𝑎1𝑏2 + 𝑎2𝑏1 + 𝑎3𝑏0


∑3 𝑘

= 1.4 + 0.2 + 10.2 + 0.1 = 24

(𝑐4) = 𝑎𝑘𝑏𝑛−𝑘 = 𝑎0𝑏4 + 𝑎1𝑏3 + 𝑎2𝑏2 + 𝑎3𝑏1 + 𝑎4𝑏0


∑4 𝑘

= 1.5 + 0.4 + 10.3 + 0.2 + 0.1 = 35

Jadi (𝑐𝑛) = (𝑐0, 𝑐1, 𝑐2, 𝑐3, 𝑐4, …) = (1, 2, 13, 24, 35, … )

𝑐𝑛 1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 = 0
{11𝑛 − 9, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 ≥ 1

Contoh 8 : Misal 𝐴(𝑥) dan 𝐵(𝑥) berturut-turut adalah fungsi pembangkit biasa
dari barisan (𝑎𝑛) dan (𝑏𝑛). Tulis 𝐴(𝑥) dan 𝐵(𝑥) jika

1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 = 0
𝑐𝑛 = { 4, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 = 2
𝑏𝑛, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 ≠ 0,2

𝑏0 = 0, 𝑏2 = 2

Penyelesaian

(𝑎𝑛) = (𝑎0, 𝑎1, 𝑎2, 𝑎3, 𝑎4, …)

(𝑎𝑛) = (1, 𝑎1, 4, 𝑎3, 𝑎4, …)

(𝑏𝑛) = (𝑏0, 𝑏1, 𝑏2, 𝑏3, 𝑏4, …)

(𝑏𝑛) = (0, 𝑎1, 2, 𝑎3, 𝑎4, …)

𝐴(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1𝑥 + 𝑎2𝑥2 + 𝑎3𝑥3 + 𝑎4𝑥4 + ⋯ + 𝑎𝑛𝑥𝑛 + ⋯

= 1 + 𝑎1𝑥 + 4𝑥2 + 𝑎3𝑥3 + 𝑎4𝑥4 + ⋯ + 𝑎𝑛𝑥𝑛 + ⋯

𝐵(𝑥) = 𝑏0 + 𝑏1𝑥 + 𝑏2𝑥2 + 𝑏3𝑥3 + 𝑏4𝑥4 + ⋯ + 𝑏𝑛𝑥𝑛 + ⋯

= 0 + 𝑎1𝑥 + 2𝑥2 + 𝑎3𝑥3 + 𝑎4𝑥4 + ⋯ + 𝑎𝑛𝑥𝑛 + ⋯


1
Perhatikan 𝐴(𝑥)

𝐴(𝑥) = 1 + 𝑎1𝑥 + 4𝑥2 + 𝑎3𝑥3 + 𝑎4𝑥4 … + 𝑎𝑛𝑥𝑛 + ⋯

= (1 + 2𝑥2) + (𝑎1𝑥 + 2𝑥2 + 𝑎3𝑥3 + 𝑎4𝑥4 … + 𝑎𝑛𝑥𝑛 + ⋯ )

𝐴(𝑥) = (1 + 2𝑥2) + 𝐵(𝑥)

C. Fungsi Pembangkit untuk Kombinasi

Misalkan terdapat empat macam obyek a,b,c,dan d. Kita perkenankan


memilih:0,1,2, atau 3. Obyek a; dan 0, atau 1 obyek b; 0 atau 1 obyek c; dan 0,
atau 1 obyek d.
Pertanyaan yang muncul ialah : ada berapa cara untuk memilih k obyek?
Untuk menjawab pertanyaan ini,akan diterapkan fungsi pembangkit. Misalkan 𝑡𝑘
Menyatakan banyaknya cara memilih k obyek. Kita coba menghitung fungsi
pembangkit biasa 𝑃(𝑋) =
𝑡𝑘 𝑋𝑘. Karena obyek a dapat dipilih 0,1,2 atau 3
∑∞ 𝐾

kali; dan obyek b dapat dipilih 0,1 kali; obyek c dapat dipilih 0, atau 1 kali, maka
ekspresi yang dipakai adalah:
⌊(𝑎𝑥)0 + (𝑎𝑥)1 + (𝑎𝑥)2 + (𝑎𝑥)3⌋⌊(𝑏𝑥)0 + (𝑏𝑥)1⌋⌊(𝑐𝑥)0 + (𝑐𝑥)1⌋⌊(𝑑𝑥)0
+ (𝑑𝑥)1⌋ … … (6.3.1)

Perhatikan bahwa (𝑎𝑥)1 mengindikasikan bahwa obyek a terpilih satukali;


(𝑎𝑥)2 mengindikasikan bahwa obyek a terpilih dua kali; demikian pula (𝑏𝑥)0
mengindikasikan kemungkinan obyek b tidak terpilih; dan sebagainya.

Selanjutnya ekspresi (6.3.1) dapat disederhanakan menjadi:

1 + (𝑎 + 𝑏𝑐 + +𝑑)𝑥 + (𝑎2 + 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 + 𝑎𝑑 + 𝑏𝑐 + 𝑏𝑑 + 𝑐𝑑)𝑥2 + (𝑎3 + 𝑎2𝑏 +


𝑎2𝑐 + 𝑎2𝑑 + 𝑎𝑏𝑐 + 𝑎𝑐𝑑 + 𝑏𝑐𝑑)𝑥3 + (𝑎3𝑏 + 𝑎3𝑐 + 𝑎3𝑑 + 𝑎2𝑏𝑑 + 𝑎2𝑐𝑑 +
𝑎𝑏𝑐𝑑)𝑥4 + (𝑎3𝑏𝑐 + 𝑎3𝑏𝑑 + 𝑎3𝑐𝑑 + 𝑎2𝑏𝑐𝑑)𝑥5 + 𝑎3𝑏𝑐𝑑𝑥6……(6.3.2)

Perhatikan koefisien 𝑥2 dalam 6.3.2 memberikan semua kemungkinan


memilih dua obyek (dengan syarat yang diperkenankan) yaitu a dan a; atau a dan
b; atau a dan c; atau a dan d; atau b dan c; atau b dan d; atau c dan d. Demikian
pula
1
koefisien dari 𝑥6 memberikan kemungkinan memilih 6 obyek yaitu a,a,a,b,c, dan
d. Hal yang sama berlaku untuk koefisin-koefisien yang lain. Jadi,jika a,b,c, dan d
dalam (6.3.2) masing-masing disubsitusi dengan 1, diperoleh ekspresi 1 + 4𝑥 +
7𝑥2 + 8𝑥3 + 7𝑥4 + 4𝑥5 + 𝑥6 = (1 + 𝑥 + 𝑥2 + 𝑥3)(1 + 𝑥)(1 + 𝑥)(1 + 𝑥)
Disebut fungsi pembangkit dari permasalahan menentukan banyaknya cara
memilih k obyek dari 4 macam obyek,dimana obyek pertama (obyek a) bisa
dipilih sebanyak-banyaknya 3; obyek kedua, obyek ketiga, dan obyek keempat
bisa dipilih masing-masing sebanyak-banyaknya satu.
Secara umum diperoleh:
Misalkan terdapat p tipe obyek: dan terdapat 𝑛1 obyek tipe 1, 𝑛2 obyek tipe 2,
……𝑛𝑝 obyek dimana diperbolehkan mengambil sebarang banyak obyek tiap tipe.
Fungsi pembangkit untuk 𝑡𝑘 adalah 𝑃(𝑋) = ∑∞ 𝑡𝑘 𝑋𝑘 ,dimana:
𝐾
𝑃(𝑋) = (1 + 𝑥 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑛1 )(1 + 𝑥 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑛2 ) … . (1 + 𝑥 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑛𝑛)
Contoh 9 : Tentukan fungsi pembangkit untuk benyaknya cara memilih obyek
dari n obyek dimana pengulangan tidak diperkenankan.
Penyelesaian:
Terdapat n obyek,karena pengulangan tidak diperkenankan,maka tipa obyek dapat
dipilih 0atau 1 kali saja. Sehingga fungsi pembangkitnya adalah:
(1 + 𝑥)(1 + 𝑥)(1 + 𝑥) … . (1 + 𝑥)
𝑃(𝑋) =
𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑜𝑟
= (1 + 𝑥)𝑛
= ∑∞ (𝑛)𝑋𝑘
teorema binomial
𝐾=0 𝑘

Catatan:
Koefisien 𝑥𝑘 dalam P(x) yaitu (𝑛) menyatakan banyaknya cara memilih (tanpa

pengulangan) k obyek dari n obyek yang ada.
Contoh 10: Tentukan banyaknya cara memilih k obyek dari n macam obyek dan
obyek dapat dipilih berulang (tanpa batas),maka fungsi pembangkit untuk 𝑡𝑘
adalah:
(1 + 𝑥 + 𝑥2 + ⋯ . . )(1 + 𝑥 + 𝑥2 + ⋯ . ) … . (1 + 𝑥+𝑥2 + ⋯ .
𝑃(𝑋) = )
𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑜𝑟
= (1 + 𝑥 + 𝑥2 … . )𝑛

1
1
𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 |𝑥| < 1, = 1 + 𝑥 + 𝑥2 + ⋯ , 𝑚𝑎𝑘𝑎
1−
𝑥
𝑛
𝑃(𝑥) = [ 1 ]
1−𝑥
= (1 − 𝑥)−𝑛

−𝑛
= ∑( ) (−1)𝑘 𝑥𝑘
𝑘
𝐾=0

𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑚𝑎 𝑏𝑖𝑛𝑜𝑚𝑖𝑎𝑙
Untuk 𝑘 > 0 koefisien 𝑥𝑘 adalah:
−𝑛
( ) (−1)𝑘 (−𝑛)(−𝑛 − 1) … (−𝑛 − 𝑘 + 1)
= (−1)𝑘
𝑘
𝑘!

𝑛(𝑛 + 1) … (𝑛 + 𝑘 − 1)
=
𝑘!
(𝑛 + 𝑘 − 1)(𝑛 + 𝑘 − 2) … (𝑛 + 1). 𝑛
=
𝑘!
(𝑛 + 𝑘 − 1)!
=
𝑘! (𝑛 − 1)
𝑛+𝑘−1
=( )
𝑘
Untuk 𝑘 = 0 koeisien dari 𝑥 dalam P(x) adalah : −𝑛
𝑘
)= 𝑛+0−1
(−1)0 )
( (
0 0
Sehingga, untuk 𝑘 ≥ 0, −𝑛 𝑛+𝑘−1
) = (−1)𝑘 ). Dengan demikian:
( (
0 𝑘
P(x) = ( 𝑛+𝑘−1
)𝑥 𝑘
∑∞
𝐾=0 𝑘
Jadi banyaknya cara memilih k obyek dari n obyek dimana pengulangan
diperkenankan,sama dengan koefisien 𝑥𝑘 dalam p(x) yaitu:
𝑛+𝑘−1
𝑡𝑘 = ( )
𝑘

D. Fungsi Pembangkit untuk Permutasi


Fungsi pembangkit biasa memberikan pendekatan yang sistematis untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang melibatkan pengambilan atau

1
pendistribusian obyek-obyek yang identic ke dalam sel-sel yang berbeda. Untuk
maksud ini, diperlukan teorema berikut.

1
Teorema 6.4.1: jika terdapat k, obyek satu, k2 obyek tipe dua,…, dan kn tipe n,
maka banyaknya cara menjajar obyek-obyek ini adalah:
𝑛
( 𝑖=1 𝑘𝑖)
𝑘1!𝑘2!…𝑘𝑛!
Bukti:
Jika semua obyek berbeda, maka terdapat jajaran. Tetapi obyek-obyek tersebut
tidak semuanya berbeda, sehingga bilangan ini terlalu besar. Jika diganti k i obyek
tipe i yang berbeda dengan ki obyek yang identic, maka ki! jajaran akan sama.
Karena 1 ≤ i ≤ n, maka kita harus membagi bilangan total penjajaran dengan ki!
k2!...kn!
Contoh 14: berapa banyaknya cara menjajar (banyaknya permutasi) dari unsur-
unsur (p, p, p, q, q).
Penyelesaian:
Banyaknya cara menjajar unsur-unsur (p, p, p, q, q) adalah: 5!
3!2!

Yaitu:
Pppqq, ppqpq, pqppq, qpppq, qpqpp, qqppp, ppqqp, pqqpp, pqpqp.
Selanjutnya, mari kita lihat permasalahan berikut:
Sebuah sandi dibentuk dari tiga huruf yang berbeda a, b, dan c. barisan yang
terdiri dari lima atau kurang huruf-huruf membentuk sebuah kata sandi. Kata
sandi yang akan dibentuk terdiri paling banyak satu b, paling banyak satu c dan
sampai tiga a. ada berapa kata sandi dengan panjang k yang dapat dibentuk?
Yang dimaksud dengan panjang suatu kata sandi adalah banyaknya huruf dalam
kata sandi tersebut. Perhatikan bahwa “urutan” huruf-huruf dalam kata sandi
diperhatikan, sehingga kita lebih tertarik dengan perhitungan permutasi daripada
kombinasi. Namun begitu, kita memulai perhitungannya dengan kombinasi,
banyaknya cara untuk mendapatkan k huruf bila diperkenankan mengambil paling
banyak satu b, paling banyak satu c dan paling banyak tiga a. fungsi pembangkit
untuk menentukan banyak cara memilih k huruf (dengan syarat yang ditentukan)
adalah:
(1 + ax + a2x2 + a3x3) (1 + bx) (1 + cx) = 1 + (a + b +c)x + (a 2 + ab + ac + bc)x2 +
(a3 + abc + a2b + a2c)x3 + (a2bc + a3b + a3c)x4 + a3bcx5 …(*)

1
Koefisien xk dalam (*) menginformasikan semua cara yang mungkin untuk
mendapatkan k huruf. Misal koefisien x4 dalam (*) menyatakan cara yang
mungkin untuk mendapatakan 4 huruf yaitu:
a, a, b dan c
a, a, a dan b
a, a, a dan c
Menurut teorema 6.4.1, bila dipilih a, a, b dan c maka terdapat: 4!
= 12
2!1!1!

permutasi yang bersesuaian, yaitu: aabc, aacb, abac, abca, acab, acba, bcaa, baac,
baca, cbaa, caab, caba. Bila dipilih a, a, a dan b, maka terdapat: 4!
3!1! = 4 permutasi
yang bersesuaian yaitu: aaab, aaba, abaa dan baaa. Dan untuk a, a, a dan c,
terdapat:
4!
3!1! = 4 permutasi yang bersesuaian yaitu: aaac, aaca, acaa dan caaa.
Akibatnya banyak cara untuk mendapatkan kata sandi dengan panajng 4 diberikan
4!
oleh: : 4! 4!
2!1!1! a2bc + a3b + a3c …(**)
3!1! 3!1!

Untuk a = b = c = 1, (**) memberikan perhitungan yang tepat untuk menentukan


banyak kata sandi dengan panjang 4.
Sebenarnya umtuk mendapatkan (**) dan koefisien-koefisien yang lain, dapat
k
digunakan (ax) sebagai ganti dari (ax)k untuk mendapatkan fungsi pembangkit dari
k!

permasalahan menentukan banyaknya kata sandi dengan panjang k yang dapat


dibentuk. Dengan demikian fungsi pembangkitnya menjadi:

𝑃(𝑥) = (1 + 𝑎𝑥 𝑎2𝑥2 𝑎3𝑥3 𝑏𝑥 𝑐𝑥


+ + ) (1 ) (1 )
1! 2! 3! + 1! 1!
+
=1+ 2 3
𝑎 ) 𝑥 + (𝑎 𝑎𝑏
𝑎𝑐 𝑏𝑐 ) 𝑥2 + (𝑎 𝑎𝑏𝑐
+
𝑎2𝑏
+
( +
𝑏 +
𝑐 + +
+ +
1! 1! 1! 2! 1!1! 1!1! 1!1! 3! 1!1!1! 2!1!

𝑎2𝑐 𝑎2𝑏𝑐 𝑎3𝑏 𝑎3𝑐 𝑎3𝑏𝑐 5


2!1!) 𝑥3 + ( 2!1!1!1! + 3!1! + 3!1!) 𝑥4 + 3!1!1! 𝑥

………………………………….……….(i)
𝑎
= 1 + 1! ( + 2 2 3
1! 𝑏 𝑐 𝑥 + 2! (𝑎 𝑎𝑏 𝑎𝑐 𝑏𝑐 𝑥 + 3! (𝑎 𝑎𝑏𝑐
1! + 1!)1! 2! + 1!1! + 1!1! + 1!1!) 2! 3! + 1!1!1! +
𝑎2𝑏 𝑎2𝑐 𝑥3 𝑎2𝑏𝑐 𝑎3𝑏 𝑎3𝑐 𝑥4 𝑎3𝑏𝑐 𝑥5
2!1! + 2!1!) 3! + 4! (2!1!1!1! + 3!1! + 3!1!) 4! + 5! (3!1!1!) 5!

……………………………(ii)
1
Bila nilai a, b, c disubtitusi dengan 1 maka (ii) menjadi:
1! 1! 𝑥 2! 𝑥2
𝑃(𝑥) = 1 + ( + 1! + ) 2!
+ (2! +
2!
+ 1!1! + 1!1!)
2! 3! 3! 3!
+ (3! + 1!1!1! + 2!1! +
1! 1! 1! 1! 1!1! 2!

3! 𝑥3 4!
) + ( 4! 4! 𝑥4 𝑥 5! 5
2!1! 3! 2!1!1! + 3!1! + 3!1! ) 4! + ( 3!1!1! ) 5!
𝑥 𝑥2 𝑥3 𝑥 𝑥
𝑃(𝑥) = (1 + + + ) (1 + ) (1 + )
1! 2! 3! 1! 1!
𝑘
Koefisien 𝑥

𝑘! dalam P(x), menyatakan banyaknya kata sandi (permutasi) dengan


panjang k yang dapat dibentuk dengan aturan yang telah ditetapkan.
Misal, terdapat:
1 1
+ ) = 20 kata sandi dengan panjang 4, dan
1
4! ( +
2!1!1! 3!1! 3!1!
1 1
1
2! ( + + ) = 7 kata sandi dengan panjang 2
2! 1!1! 1!1!

Sebagai perluasan dari uraian tersebut, diperoleh hal sebagai berikut:


Misal, terdapat p macam (tipe) obyek dengan ni obyek tipe I untuk 1 ≤ i ≤ p. Maka
banyaknya permutasi dengan panajng k dengan paling banyak ni obyek tipe sama
𝑘
dengan 𝑥 dalam tugas pembangkit eksponensial berikut:
𝑘!

𝑃 (𝑥) 𝑥2 𝑥𝑛 𝑥2
𝑥𝑛1
𝑥2
= (1 + 𝑥 +⋯ ) (1 + 𝑥 + +⋯ ) (1 + +⋯ 𝑥𝑛𝑝
2! 𝑛1! 2! 2! 𝑛 𝑝! )
+ … 𝑥 +
2!

Definisi 6.4.1: barisan kuarternair adalah barisan yang suku-sukunya hanya


menggunakan angka-angka 0, 1, 2, 3.
Definisi 6.4.2: barisan kuarternair r angka adalah barisan kuarternair dengan
panjang r.
Contoh 15: 321001321 adalah barisan kuarternair 9 angka

Defenisi 6.4.3 : Barisan biner adalah barisan yang suku-sukunya hanya


menggunakan angka 0 dan 1]
Defenisi 6.4.4 : Barisan biner n angka adalah barisan biner dengan panjang r
Contoh 16 : 110011 adalah barisan biner 6 angka
Defenisi 6.4.5 : Barisan terner adalah barisan yang suku-sukunya hanya
menggunakan angka 0,1 atau 2.
Defenisi 6.4.6 : Barisan terner r angka adalah barisan terner dengan panjang r

1
Contoh 17 : 2110221 adalah barisan terner 7 angka

1
Proporsi berikut sangat penting dalam pemecahan permasalahan yang
melibatkan fungsi pembangkit eksponensial
𝑥
+𝑒−𝑥 𝑥2 𝑥4 𝑥6
Proporsi (i) : 𝑒 = 1+ + + +. . ..
2 2! 4! 6!

𝑒𝑥+𝑒−𝑥 𝑥3 𝑥5 𝑥7
= 1+ + + +. . ..
2 3! 5! 7!

Bukti :
𝑥2 3
𝑒𝑥 = 1 + 𝑥 + + 𝑥 + …. Untuk |𝑥| < 1
2! 3!
𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5
𝑒−𝑥 = 1 − 𝑥 + + + + +. . .. Untuk |𝑥| < 1
2! 3! 4! 5!

𝑥2 𝑥3 𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5
𝑥+𝑒−𝑥 (1 +𝑥 + + + … )+ (1− 𝑥+ + + + +....)
𝑒
(i) = 2! 3! 2! 3! 4! 5!
2 2

𝑥2 𝑥4
2+2 +2 ...
2! 4!
= 2
𝑒𝑥 + 2 4
= 1+𝑥 +𝑥
𝑒−𝑥 2! 4!
2
𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥2 𝑥3 𝑥4
𝑥 −𝑥 (1 +𝑥 + + … ) − (1− 𝑥+ + + +...)
𝑒 +𝑒 +
(ii) = 2! 3! 4! 2! 3! 4!
2 2
𝑥3 𝑥5
2𝑥+2. +2. +...
3! 5!
(iii)= 2

3 5
= 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 . . ..
3! 5!
Contoh 18 : Sebuah kata sandi yang panjangnya k dibentuk dengan
menggunakan huruf-huruf a,b dan c sedemikian hingga memuat
paling sedikit satu a, satu b dan satu c. ada berapa kata sandi yang
dapat dibentuk ?
Penyelesaian :
Syarat : 𝑎 ≥ 1, 𝑏 ≥ 1, 𝑐 ≥
1 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑛𝑙𝑛𝑦𝑎
3
2 3
𝑃(𝑥) = (𝑥 + 𝑥 + 𝑥 +. . . )
2! 3!

2 3
= [((1 + 𝑥 =𝑥 +𝑥
+ 12! 3!

2
3

+. . . ) − 1)]

2
= 𝑒3𝑥 − 3𝑒2𝑥 + 3𝑒𝑥 − 1

∞ ∞
(𝑥)𝑘
= ∑ (3𝑥) − 3 ∑ (2𝑥) + 3 −1
𝑘=0
𝑘 𝑘 𝑘!
𝑘=0 ∑
𝑘! 𝑘!
𝑘=0
∞ ∞ ∞
𝑘 𝑘 𝑘
= ∑ 𝑥 −3∑ 𝑥 + ∑𝑥 −1
3𝑘. 𝑘! 2𝑘. 𝑘! 𝑘=0
𝑘!
𝑘=0 𝑘=0

𝑘
Banyaknya kata sandi yang dibentuk = koefisien 𝑥 dalam (P(x)
𝑘!
3 − −3. 2𝑘 + 3, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑘 ≥ 1
𝑘
= {
0 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑘 = 0

Contoh 19 : Tentukan banyaknya barisan biner n angka yang memuat angka “1”
sebanyak bilangan genap.
Penyelesaian :
Syarat : angka “1” sebanyak bilangan genap sehingga fungsi pembangkit
eksponensialnya :

𝑃(𝑥) = (1 + 𝑥2 4
𝑥2 + 𝑥3 +. . . )
+ 𝑥 +. . . ) (1 + 𝑥
2! 4! + 2! 3!

𝑥 −𝑥
= (𝑒 + 𝑒
2 ) 𝑒𝑥
1
= (𝑒2𝑥 + 1)
2

1 (2𝑥)
= [∑
2 𝑛 + 1]
𝑛=0
∞ 𝑛!
1
𝑥𝑛
= [∑ 2𝑛. + 1]
2 𝑛!
𝑛=0

Banyak barisan yang 𝑛dimaksud = koefisien


𝑥
dalam P(x)
𝑛!
1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 = 𝑜
= {1 𝑛)
(2 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 ≥ 1
2

2
Fungsi pembangkit eksponensial, dapat digunakan untuk memecahkan masalah
distribusi pendistribusian obyek-obyek yang berbeda ke dalam sel-sel yang
berbeda.
Contoh 20: Tentukan banyak cara menempatkan n orang yang berbeda di dalam
100 kamar berbeda sedemikian hingga tidak ada kamar kosong.
Penyelesaian :
Fungsi pembangkit eksponensialnya adalah :
100
2 3
𝑃(𝑥) = (𝑥 + 𝑥 + 𝑥 +. . . )
2! 3!
= (𝑒𝑥 − 1)100
= (−1 + 𝑒𝑥)100
100
100
= ∑(−1)𝑘 ( 𝑘 ) 𝑒𝑥(100−𝑘)
𝑘=0
100 ∞
10 (100 −
= ∑(−1)𝑘 0 ) 𝑘)𝑛 . 𝑥𝑛
( ∑
𝑘 𝑛!
𝑘=0 𝑛=0
𝑛
Banyak cara yang dimaksud = koefisien 𝑥 dalam P(x)
𝑛!
100
100
= ∑(−1)𝑘 ( ) (100 − 𝑘)𝑛
𝑘
𝑘=0

Catatan :
∞ 𝒏
𝒙 (𝟏𝟎𝟎 − 𝒌)𝒙
𝒆 ]
[ =∑ 𝒏!
𝒏=𝟎

(𝟏𝟎𝟎 −
= ∑ . 𝒙𝒏
𝒌)𝒏
𝒏=𝟎
𝒏!

2
BAB III

PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Deret kuasa adalah deret tak hingga tang berbentuk
𝑎𝑛𝑥𝑛
∑∞ 𝑛

Bila ada bilangan positif R sedemikian hingga deret kuasa konvergen untuk setiap
x dengan |𝑥|<𝑅, maka R disebut radius kekonvergen Bila suatu deret kuasa tidak
konvergen untuk setiap nilai 𝑥(𝑥≠0) maka deret ini disebut divergen.
Disebut fungsi pembangkit dari permasalahan menentukan banyaknya cara
memilih k objek dari 4 macam objek, dimana objek pertama (objek a) bisa dipilih
sebanyak-banyaknya 3; objek kedua, objek ketiga, dan objek keempat bisa dipilih
masing-masing sebanyak-banyaknya satu. Secara umum diperoleh: Misalkan
terdapat p tipe objek dan terdapat n1 objek tipe 1, n2 objek tipe 2, , np objek
dimana diperbolehkan mengambil sebarang banyak objek tiap tipe. Fungsi
pembangkit untuk tk adalah 𝑃(𝑋) = ∑∞ 𝑡𝑘
𝐾
Fungsi pembangkit biasa memberikan pendekatan yang sistematis untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang melibatkan pengambilan atau
pendistribusian obyek-obyek yang identic ke dalam sel-sel yang berbeda.
Fungsi pembangkit eksponensial, dapat digunakan untuk memecahkan
masalah distribusi pendistribusian obyek-obyek yang berbeda ke dalam sel-sel
yang berbeda.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan pelajaran bagi pembaca untuk
menambah wawasan yang ada dan ilmu yang bermanfaat serta membantu dalam
proses pembelajaran Matematika Diskrit Khususnya.
Atas keterbatasan kemampuan Penulis/kelompok serta keterbatasan media
yang di gunakan dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat
terselesaikan, dan apabila terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada
makalah ini penulis mengharapkan ktirik dan saran yang membangun demi
memperbaiki makalah selanjutnya.

2
DAFTAR PUSTAKA
Susda, Heleni., & Zulkarnain. (2018). Buku Ajar MATEMATIKA DISKRIT.
Pekanbaru : Drapt Media.

Anda mungkin juga menyukai