Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ADAPTIF DAN KOLABORATIF MENGHADAPI


PANDEMI COVID-19 PADA PEMERINTAH DAERAH
BERAU
Disusun untuk memenuhi tugas individu pada Agenda 2

Disusun oleh :

ARUM DWI AFRIYANI, A.Md. Rad.

PELAKSANA/TERAMPIL – RADIOGRAFER

RSUD DR. ABDUL RIVAI BERAU

ANGKATAN LXVII

LATSAR CPNS BPSDM PROVINSI KALIMANTAN UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian
luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit
Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).(KEMENKES,2020)
Pandemi Covid 19 yang menghantam negara-negara di dunia pada awal tahun 2020
juga turut meningkatkan intensitas tekanan VUCA khususnya terhadap praktek
penyelenggaraan administrasi publik. Sementara itu pemerintah tetap berkewajiban
menjalankan fungsi pelayanan publiknya dalam situasi aktivitas fisik yang sangat dibatasi.
Sehingga dengan demikian memanfaatkan teknologi menjadi salah satu pilihan terbaik
untuk memastikan semua pelayanan tetap berjalan. Pencegahan dan pengendalian covid-
19 di tingkat kabupaten tidak hanya dilaksanakan oleh pemerintah daerah saja. Pemerintah
harus mampu melakukan Kerjasama dengan semua kalangan yang ada di dalamnya. Oleh
karena itu penyusunan makalah ini akan membahas tentang penerapan sikap adaptif dan
kolaboratif dalam menghadapi pandemi covid-19 di pemerintah daerah Berau.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah sikap adaptif dan kolaboratif yang diterapkan untuk menghadapi covid-19
oleh pemerintah daerah kabupaten Berau?

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui sikap adaptif dan kolaboratif yang diterapkan untuk menghadapi
covid-19 oleh pemerintah daerah kabupaten Berau.
D. MANFAAT
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini adalah :
1. Dengan penulisan makalah ini diharapkan mampu menambah referensi dan
pengetahuan tentang sikap adaptif dan kolaboratif yang diterapkan untuk menghadapi
covid-19 oleh pemerintah daerah kabupaten Berau.
BAB II

PEMBAHASAN

A. LANDASAN MATERI
1. Adaptif
Menurut SE Menteri PANRB no. 20 Tahun 2021 adaptif, yaitu terus berinovasi
dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan. Adapun pengertian
lain adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.
Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan
keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan
(keinginan diri). Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak
dapat mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh perubahan lingkungan.
Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi terjaminnya
keberlangsungan kehidupan. (Suwarno, 2021)
Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif menjadi penting untuk diaktualisasikan
dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan
lingkungan strategis, kompetisi di sektor publik, komitmen mutu, perkembangan
teknologi dan lain sebagainya.
a. Perubahan Lingkungan Strategis
Lingkungan strategis di tingkat global, regional maupun nasional yang
kompleks dan terus berubah adalah tantangan tidak mudah bagi praktek-praktek
administrasi publik, proses-proses kebijakan publik dan penyelenggaraan
pemerintahan ke depan. Dalam kondisi di mana perubahan adalah sesuatu yang
konstan, dengan nilai sosial ekonomi masyarakat yang terus bergerak, disertai
dengan literasi publik yang juga meningkat, maka cara sektor publik dalam
menyelenggarakan fungsinya juga memerlukan kemampuan adaptasi yang
memadai. Perubahan lingkungan strategis ini menjadi sesuatu yang tidak
terhindarkan. Tidak ada satu pun negara ataupun pemerintahan yang kebal akan
perubahan ini, pun demikian dengan Indonesia.
b. Kompetisi di Sektor Publik
Perilaku pelaku usaha yang bersaing satu sama lain, maka negara pun
dihadapkan pada situasi berkompetisi dengan negara lainnya dalam pencapaian
kinerjanya. Walaupun karakteristik kompetisi antar negara berbeda dengan
kompetisi yang terjadi di sektor bisnis. Sehingga negara pun dituntut untuk
memiliki kapasitas dan daya saing yang memadai dalam berkompetisi agar dapat
menjadi yang terbaik. Dengan demikian, kompetisi menjadi salah satu karakteristik
penting dari perubahan lingkungan strategis, yang mendorong dan memaksa negara
untuk berperilaku seperti dunia usaha, bersaing untuk menghasilkan kinerja
terbaik. Begitu juga untuk pemerintah daerah. Bentuk persaingan antar daerah, di
mana pemerintah daerah seolah-olah berkompetisi dengan daerah lainnya untuk
mencapai atau menjadi yang terbaik. Para pimpinan daerah dipaksa atau berusaha
untuk menampilkan kinerja terbaiknya, agar tidak dinilai lamban atau tidak
berdaya saing. Biasanya atmosfir persaingan seperti ini hanya ditemukan secara
normal di dunia usaha.
c. Komitmen Mutu
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui kerja ASN
di sektornya masing-masing memerlukan banyak perbaikan dan penyesuaian
dengan berbagai tuntutan pelayanan terbaik yang diinginkan oleh masyarakat.
Standar mutu pelayanan, ASN yang responsif dan cerdas dalam menyelenggarakan
pelayanan, serta literasi publik atas kualitas layanan yang terus meningkat menjadi
faktor-faktor yang mendorong komitmen mutu yang lebih baik. Maka efektivitas,
efisiensi, inovasi dan mutu menjadi kata kunci bagi ASN agar berkomitmen dalam
memberikan pelayanan yang terbaik. Konsekuensi penting dari komitmen mutu ini
adalah bahwa ASN harus memastikan pelayanan publik terselenggara sebaik
mungkin dengan cara apapun, sekalipun harus melakukan perubahan, penyesuaian
atau “adaptasi” tentunya.
d. Perkembangan Teknologi
Variabel yang tidak kalah pentingnya yaitu perkembangan teknologi seperti
artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Big Data, otomasi dan yang
lainnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi menjadi salah satu pendorong
perubahan terpenting, yang mengubah cara kerja birokrasi serta sektor bisnis. Pada
masa di mana teknologi sudah menjadi tulang punggung seluruh business process
di sektor bisnis maupun pemerintahan, maka penggunaan metode konvensional
dalam bekerja sudah seyogyanya ditinggalkan. Peralihan ini tidak saja bertumpu
pada pembangunan infrastruktur teknologi, tetapi juga memastikan SDM, budaya
kerja, mentalitas, dan yang tidak kalah penting yaitu tingkat aksesibilitas yang
memastikan keadilan bagi warga negara untuk mendapatkan hak pelayanan.
e. Tantangan Praktek Administrasi Publik
Dari seluruh contoh perubahan lingkungan strategis, maka kita dapat melihat
bahwa untuk memastikan bahwa negara tetap dapat menjalankan fungsinya, dan
pelayanan publik dapat tetap berjalan di tengah-tengah perubahan ini, maka
kemampuan adaptasi menjadi penting dan menentukan. Sehingga birokrasi pun
dipaksa untuk turut mengubah cara kerjanya untuk mengimbangi yang menjadi
tuntutan perubahan. Praktek administrasi publik yang terus berubah dan bercirikan
adanya distribusi peran negara dan masyarakat juga telah dikenal dalam banyak
literatur. Literatur terkait New Public Management dan New Public Service
menjadi rujukan penting bagaimana perubahan praktek administrasi publik yang
lebih memperhatikan peran dan kebutuhan masyarakat dibandingkan kondisi peran
negara yang dominan pada Old Public Administration. Praktek administrasi publik
sebagai pengejawantahan fungsi pelayanan publik oleh negara dan pemerintah
selalu berhadapan dengan tantangan yang terus berubah dari waktu ke waktu.
Tantangan ini menjadi faktor yang memaksa pemerintah untuk melakukan adaptasi
dalam menjalankan fungsinya.
Rumusan tantangan perubahan lingkungan juga diperkenalkan dengan
rumusan karakteristik VUCA, yaitu Volatility, Uncertaninty, Complexity dan
Ambiguity. Indonesia dan seluruh negara di dunia tanpa kecuali menghadapi
tantangan yang relatif sama pada aras global, dengan perubahan lingkungan yang
berkarakteristik VUCA, yaitu:
1) Volatility Dunia berubah dengan sangat cepat, bergejolak, relative tidak stabil,
dan tak terduga. Tidak ada yang dapat memprediksi bahwa 2020 akan menjadi
tahun paling buruk bagi hampir semua sektor usaha di dunia.
2) Uncertainty Masa depan penuh dengan ketidakpastian. Sejarah dan
pengalaman masa lalu tidak lagi relevan memprediksi probabilitas dan sesuatu
yang akan terjadi.
3) Complexity Dunia modern lebih kompleks dari sebelumnya. Masalah dan
akibat lebih berlapis, berjalin berkelindan, dan saling memengaruhi. Situasi
eksternal yang dihadapi para pemimpin bisnis semakin rumit.
4) Ambiguity Lingkungan bisnis semakin membingungkan, tidak jelas, dan sulit
dipahami. Setiap situasi dapat menimbulkan banyak penafsiran dan persepsi.

2. Kolaboratif
a. Definisi Kolaboratif
Kolaboratif menurut SE Menteri PANRB no. 20 Tahun 2021 adalah membangun
kerja sama yang sinergis.
b. Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance)
Collaborative governance dalam artian sempit merupakan kelompok aktor dan
fungsi. Ansell dan Gash A (2007:559), menyatakan Collaborative governance
mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik. Sebuah
pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas
bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi
tanggung jawab dan sumber daya (Davies Althea L Rehema M. White, 2012).
Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan keputusan,
implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi lainnya atau
interaksi stakeholders bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai bagian
strategi kebijakan, collaborative governance menekankan semua aspek yang
memiliki kepentingan dalam kebijakan membuat persetujuan bersama dengan
“berbagi kekuatan”. (Taylo Brent and Rob C. de Loe, 2012). Ansel dan Gash
(2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:
1) forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;
2) peserta dalam forum termasuk aktor nonstate;
3) peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
'‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik;
4) forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;
5) forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika
konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan
6) fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.
c. Whole of Government (WoG); Kongkretisasi kolaborasi pemerintahan
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
Pendekatan WoG di beberapa negara dipandang sebagai bagian dari respon
terhadap ilusi paradigma New Public Management (NPM) yang banyak
menekankan aspek efisiensi dan cenderung mendorong ego sektoral dibandingkan
perspektif integrasi sektor. Pada dasarnya pendekatan WoG mencoba menjawab
pertanyaan klasik mengenai koordinasi yang sulit terjadi di antara sektor atau
kelembagaan sebagai akibat dari adanya fragmentasi sektor maupun eskalasi
regulasi di tingkat sektor. Sehingga WoG sering kali dipandang sebagai perspektif
baru dalam menerapkan dan memahami koordinasi antar sector.
Definisi WoG yang dinyatakan dalam laporan APSC sebagai:
“[it] denotes public service agencies working across portfolio
boundaries to achieve a shared goal and an integrated government
response to particular issues. Approaches can be formal and
informal. They can focus on policy development, program
management and service delivery” (Shergold & others, 2004).
Dalam pengertian ini WoG dipandang menunjukkan atau menjelaskan
bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna
mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu. Untuk kasus Australia berfokus pada tiga hal yaitu pengembangan
kebijakan, manajemen program dan pemberian layanan. Dari definisi ini diketahui
bahwa WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan
menghilangkan sekat-sekat sektoral yang selama ini terbangun dalam model NPM.
Bentuk pendekatannya bisa dilakukan dalam pelembagaan formal atau pendekatan
informal.

B. PEMBAHASAN
Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh negara – negara di dunia sejak awal
2020. Begitupula Indonesia yang sangat merasakan dampak yang ditimbulkan oleh
pandemi covid-19. Sehingga pemerintah dituntut untuk mampu menghadapi pandemi
ini dengan baik sehingga pandemi ini bisa diatasi dengan tuntas. Dalam menanggulangi
pandemi covid-19 pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendirian. Pemerintah daerah
dituntut untuk bersikap adaptif dan kolaboratif dalam menghadapi pandemi ini. Adapun
upaya – upaya yang telah dilakukan pemerintah daerah untuk menanggulangi pandemi
covid-19 ini adalah sebagai berikut :
1. Sikap Adaptif Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah membuat kebijakan – kebijakan baru yang bertujuan untuk
pencegahan dan pengendalian pandemi covid-19. Kebijakan tersebut merupakan
adaptasi yang dilakukan dengan adanya kondisi baru yang ditimbulkan oleh
pandemi covid-19. Kebijakan tersebut antara lain :
a. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
Merupakan upaya pemerintah untuk menekan penyebaran covid-19 yaitu dengan
melakukan :
1) peliburan sekolah dan tempat kerja;
2) pembatasan kegiatan keagamaan; dan/atau
3) pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.
Pembatasan tersebut harus tetap mempertimbangkan kebutuhan pendidikan,
produktivitas kerja, dan ibadah penduduk.
b. Pemberlakuan New Normal ( Perilaku Hidup Baru)
Memberlakukan 4 M yaitu memakai masker, menjaga jarak (sosial distancing),
mencuci tangan, dan menghindari keramaian.
c. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarkat (PPKM)
PPKM merupakan kebijakan yang dibentuk pemerintah Indonesia untuk menekan
angka penularan Covid-19.

2. Sikap Kolaboratif Pemerintah Daerah


Dalam menangani pandemi covid-19 pemerintah daerah tidak bisa bekerja
sendirian, perlu adanya kerja sama antar kalangan, seperti dengan Lembaga –
Lembaga dan yang paling penting seluruh masyarakat yang ada di dalamnya.
a. Merangkul seluruh kalangan termasuk masyarakat untuk melakukan sosialisasi
dan menerapkan program New Normal dalam kehidupan sehari – hari.
b. Bekerja sama dengan instansi Kesehatan untuk menangani kasus – kasus yang
memerlukan perawatan.
c. Bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat untuk mensukseskan program
vaksinasi covid-19
d. Bekerja sama dengan apparat penegak hukum untuk ikut berpartisipasi dalam
pengawasan masyarakat dalam melaksanakan program new normal.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara perlahan – lahan pandemi covid-19 bisa ditangani oleh pemerintah daerah
dengan menerapkan sikap adaptif dan kolaboratif terhadap semua kalangan, baik dalam
lingkungan pemerintahan itu sendiri, pihak swasta maupun masyarakat umum.
Keberhasilan dalam menangani kasus covid-19 ini juga tidak lepas dari Kerjasama antara
pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

B. SARAN
Pemerintah Daerah harus selalu menerapkan sikap adaptif dan kolaboratif karena hal
tersebut sangat dibutuhkan untuk menghadapi adanya suatu kondisi yang secara tiba – tiba
terjadi seperti pandemi covid-19. Dengan selalu memegang kedua sikap tersebut
Pemerintah Daerah diharapkan untuk dapat menyelesaikan segala kondisi yang datang.
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
20 Tahun 2021 tentang Implementasi Core Values Dan Employer Branding Aparatur Sipil
Negara. Kementerian PAN – RB. Jakarta.

Sejati, Tri Atmojo. 2021. KOLABORATIF Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.

Suwarno, Yogi. 2021. ADAPTIF Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.

https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-content/structure-faq.html

Anda mungkin juga menyukai