NIM : 041535001
M.K. : KEBIJAKAN PUBLIK
TUGAS : 3(TIGA)
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak tahun 2019 telah mengubah
dinamika kehidupan masyarakat secara global. Di Indonesia, seperti negara-negara
lain, penyebaran virus ini mengakibatkan berbagai sektor terdampak, termasuk sektor
pelayanan publik. Pelayanan publik menjadi semakin krusial dalam mengatasi
berbagai tantangan yang muncul selama masa pandemi ini.
Konsep ini bukanlah hal baru, namun, pandemi telah mempercepat transformasi
cara kerja dan memberikan dampak signifikan terhadap pelayanan publik. Berbagai
upaya perbaikan tata kelola dan inovasi dilakukan oleh pemerintah, baik di tingkat
pusat maupun daerah, untuk memastikan bahwa pelayanan publik tetap optimal dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dalam konteks ini, implementasi e-office dan digitalisasi menjadi bagian integral
dari strategi pemerintah dalam menyediakan pelayanan yang cepat, terjangkau, dan
efektif. Adanya perubahan ini memunculkan evaluasi terhadap kebijakan WFH
terhadap pelayanan publik di Indonesia. Efektivitas, efisiensi, responsivitas, dan
ketepatan pelayanan dalam kondisi pandemi menjadi fokus utama evaluasi ini.
Dengan demikian, evaluasi ini tidak hanya bertujuan untuk menilai hasil akhir
(ex-post), tetapi lebih pada pemahaman yang mendalam terhadap perjalanan
pelaksanaan kebijakan atau program seiring waktu. Evaluasi ini diharapkan dapat
memberikan wawasan yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
kebijakan serta program yang telah atau sedang dilaksanakan pada masa pandemi.
B. Rumusan Masalah
3) Sejauh mana kebijakan atau program dapat beradaptasi dengan ketidakpastian dan
perubahan sosial-ekonomi yang terjadi selama masa pandemi?
Menilai sejauh mana alokasi sumber daya, termasuk anggaran, dalam pelaksanaan
kebijakan atau program dapat memberikan dampak maksimal dengan biaya yang
efisien.
Menilai sejauh mana kebijakan atau program dapat beradaptasi dengan perubahan
sosial-ekonomi yang terjadi selama masa pandemi, serta memberikan
perlindungan dan dukungan yang memadai kepada masyarakat yang terdampak.
Masyarakat, sebagai pihak yang dilayani, memiliki hak dan tanggung jawab
untuk mendapatkan layanan berkualitas tinggi secara tepat waktu dan efisien. Fitria
(2020) menyoroti implementasi Work From Home (WFH) dan Work From Office
(WFO) dengan absensi online sebagai implikasi E-Government di masa New Normal.
Pendekatan ini mencerminkan usaha pemerintah untuk beradaptasi dengan kondisi
baru dan memanfaatkan teknologi guna menjaga kelancaran pelayanan.
Dari segi perataan, sistem online memberikan pelayanan yang merata, tanpa
memandang status sosial, sehingga semua lapisan masyarakat, baik yang kaya
maupun yang miskin, dapat menikmati pelayanan dengan cara yang sama. Pelayanan
publik online juga memberikan keleluasaan dan responsivitas yang tinggi.
Dalam konteks teori On-going Evaluation, Annisa (2021) dan Arfan et al.
(2021) memberikan kontribusi yang signifikan. Penelitian Annisa (2021) memberikan
pemahaman yang terus-menerus tentang perkembangan COVID-19, memastikan
bahwa kebijakan pelayanan publik dapat beradaptasi dengan perubahan situasi yang
dinamis.
Efisiensi kebijakan WFH dapat dilihat dari sejauh mana penerapan model
kerja ini meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan sumber daya yang
berlebihan. Analisis penulis pada masa pandemi COVID-19 menunjukkan bahwa
pekerja lebih produktif saat bekerja dari rumah, menghemat waktu perjalanan menuju
tempat kerja.
Meskipun demikian, penulis juga mencatat bahwa koneksi internet yang stabil
menjadi kunci untuk memastikan kelancaran bekerja dari rumah. Dalam konteks ini,
perlu adanya evaluasi lebih lanjut terkait infrastruktur yang mendukung kebijakan
WFH, khususnya terkait ketersediaan dan kualitas koneksi internet.
Kriteria perataan dalam konteks kebijakan WFH dapat dilihat dari sejauh
mana pelayanan publik dapat diakses dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.
Analisis dari Fitria (2020) menunjukkan bahwa implementasi e-government dan
layanan online memungkinkan pelayanan yang merata, tanpa memandang status
sosial. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan WFH, dengan pendekatan online, dapat
memberikan pelayanan yang setara bagi semua masyarakat, baik yang kaya maupun
yang miskin. Perlu dicatat bahwa evaluasi perataan ini juga perlu mempertimbangkan
aksesibilitas dan inklusivitas dari sisi teknologi. Pemerintah perlu memastikan bahwa
semua lapisan masyarakat memiliki akses dan keterampilan yang cukup untuk
memanfaatkan layanan online.
Ketepatan kebijakan WFH dapat dilihat dari sejauh mana masyarakat yang
memanfaatkan platform online dapat mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Penggunaan teknologi online membantu masyarakat mendapatkan
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka tanpa membuang-buang waktu.
Evaluasi lebih lanjut terkait kemudahan penggunaan platform online dan keakuratan
informasi yang disediakan akan memberikan gambaran lebih lengkap tentang
ketepatan kebijakan WFH.
Penelitian Vyas & Butakhieo (2021) menyoroti dampak bekerja dari rumah
terhadap berbagai aspek kehidupan dan pekerjaan. Evaluasi yang mendalam terhadap
penggunaan platform online akan membantu memahami sejauh mana masyarakat
mendapatkan manfaat yang sesuai dengan harapan mereka.
BAB IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap kebijakan WFH, dapat diambil
beberapa kesimpulan:
Efektivitas
Efisiensi
Kecukupan
Penerapan birokrasi digital dan layanan online telah cukup memenuhi kebutuhan
masyarakat. Responsivitas pemerintah dalam terus memperbarui pelayanan sesuai
dengan kebutuhan memastikan kecukupan kebijakan WFH.
Perataan
Responsivitas
B. Rekomendasi
Langkah ini harus didukung oleh analisis mendalam dan pertimbangan dampak
terhadap pelayanan publik. Pentingnya melakukan evaluasi berkelanjutan dan
adaptasi kebijakan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan adalah kunci
untuk memastikan keberlanjutan pelayanan publik yang optimal. Kesimpulan dan
rekomendasi di atas merupakan panduan awal, dan keputusan akhir dapat diambil
setelah mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak terkait dan
memperhatikan dinamika situasi pada masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Arfan, S., Mayarni, M., & Nasution, M. S. (2021). Responsivity of Public Services in
Indonesia during the Covid-19 Pandemic. Budapest International Research and Critics
Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences, 4(1), 552–562.
https://doi.org/10.33258/birci.v4i1.1638
Daraba, D., Wirawan, H., Salam, R., & Faisal, M. (2021). Working from home during the
corona pandemic: Investigating the role of authentic leadership, psychological capital, and
gender on employee performance. Cogent Business and Management, 8(1).
https://doi.org/10.1080/23311975.2021.1885573
Fitria, N. J. L. (2020). Penerapan Work From Home Dan Work From Office Dengan Absensi
Online Sebagai Implikasi E-Government Implementation of Work From Home and Work
From Office With Online Absence As an E-Government. Civil Service, 14(1), 69–84.
Mungkasa, O. (2020). Bekerja dari Rumah (Working From Home/WFH): Menuju Tatanan
Baru Era Pandemi COVID-19. Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal of
Development Planning, 4(2), 126–150. https://doi.org/10.36574/jpp.v4i2.119
Siam, N. U., Nurhadiyanti, N., & Prasetyo, E. B. (2021). Identifikasi Pelayanan Publik di era
Work From Home (WFH). Indonesian Governance Journal: Kajian Politik-Pemerintahan,
4(1), 80–90. https://doi.org/10.24905/igj.v4i1.1821
Vyas, L., & Butakhieo, N. (2021). The impact of working from home during COVID-19 on
work and life domains: an exploratory study on Hong Kong. Policy Design and Practice,
4(1), 59–76. https://doi.org/10.1080/25741292.2020.1863560