Anda di halaman 1dari 74

DINAS PENDIDIKAN

KABUPATEN MALANG

Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran
Berdiferensiasi

Program Organisasi Penggerak (POP)


Bidang Numerasi
Malang
2022
Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran
Berdiferensiasi

Program Organisasi Penggerak (POP)


Bidang Numerasi
Malang
2022
Modul
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Berdiferensiasi

Penyusun
Drs. Nanang Hari Setiyono, M.Pd.

Reviewer :
Mokhamad Iksan, M.Ed.
Sari Idayatni, M.IDEA
David Fermandi, M.Pd
Safynah Arsy Mustofa, M.Pd

Desain Sampul dan Tata letak


Ahmad Adib Efendi, M.Pd

Modul ini diterbitkan oleh Education Quality Improvement Consortium (EQuIC) untuk
Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Teknologi Republik Indonesia untuk Bidang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berdiferensiasi di Kabupaten Malang

2022

ii Modul Pembelajaran Berdiferensiasi


Kata Pengantar
Program Organisasi Penggerak (POP) merupakan program Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) yang melibatkan sejumlah Organisasi
Kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan, terutama organisasi-organisasi yang sudah
memiliki praktik-praktik baik dalam implementasi program pelatihan guru dan kepala sekolah. POP ini
dirancang sebagai bagian dari pengembangan guru dan kepala sekolah untuk mentransformasi sekolah
mereka menjadi Sekolah Penggerak. Hasil-hasil praktik baik dalam POP akan diintegrasikan dalam skala
yang lebih besar di program-program peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah yang dilaksanakan
oleh pemerintah. Dua praktik baik dari program yang dilaksanakan Yayasan Education Quality
Improvement Consortium (EQuIC) diajukan dan dipilih oleh Kemdikbud Ristek sebagai bagian dari POP
untuk bidang Literasi di Sekolah Dasar dan bidang Numerasi di Sekolah Menengah Pertama, yang
dituangkan dalam Nota Kesepahaman antara Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dengan
Direktur Yayasan EQUIC. Sementara, untuk landasan legal operasional di Kabupaten Malang, Nota
Kesepahaman ditandatangani oleh Bupati Malang dan Direktur Yayasan EQuIC, dan Perjanjian
Kerjasama dilaksanakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dan Yayasan EQuIC.
Tujuan dari pelaksanaan kerjasama POP bidang Numerasi di Kabupaten Malang ini adalah untuk
meningkatkan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan yang berdampak pada peningkatan
hasil belajar peserta didik. Rangkaian kegiatan sebagai pelaksanaan kerjasama meliputi koordinasi dan
fasilitasi pelaksanaan kegiatan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan terkait literasi
membaca, literasi numerasi, dan/atau penguatan karakter pada jenjang pendidikan dasar. Selain itu,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan disampaikan kepada Kementerian dan
Dinas Pendidikan secara reguler. Dalam pelaksanaannya, program POP bidang Numerasi ini mencakup
penggalian kondisi awal program (baseline) pada kecakapan Matematika anak Kelas 9 di sekolah
sasaran, pelatihan fasilitator daerah, pelatihan guru, pendampingan di sekolah, serta monitoring dan
evaluasi. Dampak yang diharapkan dalam program bidang Numerasi Sekolah Menengah Pertama dalam
POP di Kabupaten Malang ini adalah para guru Matematika dan IPA di sekolah sasaran dapat
meningkatkan kompetensinya dalam memfasilitasi pembelajaran Matematika dan IPA, dan peserta didik
memiliki minat belajar dan capaian pembelajaran yang tinggi bidang Matematika dan IPA. Dalam tahun
pertama program pengembangan Numerasi ini dilaksanakan secara (daring) mengingat kondisi
pandemic COVID-19 masih dalam kondisi yang memprihatinkan. Pada tahun kedua, kegaitan
dilaksanakan secara daring dan luring.
Modul yang ada di hadapan Anda ini adalah modul Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berdiferensiasi. Modul ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru Matematika dalam menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdiferensiasi yang sesuai kebutuhan belajar murid
dengan memperhatikan kesiapan belajar murid, minat murid, dan profil belajar murid. Kami mengucapkan
banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Teknologi, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, tim penulis dan reviewer modul, tim fasilitator daerah,
para pengawas sekolah, kepala sekolah, guru, dan para pihak lain yang tak dapat disebut satu per satu.
Semoga Program Organisasi Penggerak (POP) Bidang Numerasi Sekolah Menengah Pertama di
Kabupaten Malang ini dapat memberikan dampak dan manfaat yang besar bagi para peserta didik di
bidang mata pelajaran Matematika dan IPA.

Direktur EQuIC

David Fermandi, M.Pd

Modul Pembelajaran Berdiferensiasi iii


Surat Penulis

Selamat kepada bapak ibu guru yang mendapat kesempatan meningkatkan kompetensi di
bidang literasi dan numerasi melalui Program Organisasi Penggerak bersama Equic.
Sesuai dengan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, bahwa murid mempunyai kodratnya
masing-masing. Guru diibaratkan sebagai petani. Seorang petani dapat menciptakan tempat
persemaian , menebar benih, menyiram air, memberi pupuk, serta merawat tanaman agar tidak
terkena hama penyakit. Selebihnya, tanaman akan tumbuh berkembang dan berbuah sesuai
kodrat masing-masing.
Dalam Kepmendikbudristek nomor 16 tahun 2022 tentang Standar Proses dinyatakan
bahwa strategi pembelajaran yang dirancang untuk memberi pengalaman belajar yang
berkualitas dilaksanakan dengan memperhatikan karakteristik murid, yang meliputi (i) usia
dan tingkat perkembangan, (ii) tingkat kemampuan sebelumnya, (iii) kondisi fisik dan psikologis;
dan (iv) latar belakang keluarga murid. Setiap murid memiliki keunikan sendiri-sendiri sesuai
dengan kodratnya. Setiap murid memiliki kesiapan belajar, minat belajar, gaya belajar, dan profil
belajar yang belum tentu sama.
Guru perlu memahami pembelajaran berdiferensiasi.agar dapat melayani murid dengan
beragam profil belajar dan kebutuhan belajar murid. Pembelajaran dapat dilaksanakan secara
berdiferensiasi dengan memperhatikan aspek-aspek konten, proses, maupun produk.
Pembelajaran diferensiasi dilaksanakan dengan menciptakan suatu kelas yang beragam
dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk meraih konten, memproses suatu
ide dan meningkatkan hasil belajar setiap murid, sehingga murid-murid akan bisa belajar
dengan lebih efektif.
Semua yang bapak ibu guru pelajari melalui modul ini akan lebih bermakna ketika bapak ibu
guru dapat mengimplementasikannya dalam pembelajaran di kelas yang bapak ibu ampu. Dan
bapak ibu guru akan dikenang murid sebagai “Pelukis masa depan” bila bapak ibu guru dapat
menyajikan pembelajaran sesuai profil belajar murid dan kebutuhan murid.

Salam

Drs. Nanang Hari Setiyono, M.Pd.

iv Modul Pembelajaran Berdiferensiasi


Daftar Isi

Sampul
Penyusun ii
Kata Pengantar iii
Surat Penulis iv
Daftar Isi v
Pendahuluan 1
a. Latar Belakang 1
b. Tujuan 1
c. Sasaran 2
d. Peta Kompetensi 2
e. Ruang Lingkup 2
f. Cara Penggunaan Modul 3
g. Tindak Lanjut 3
Sesi 1
Kesiapan Belajar 4
a. Tujuan 4
b. Indikator Pencapaian Kompetensi 4
c. Aktifitas Pembelajaran 4
d. Uraian Materi 5
e. Materi Bacaan/Pengayaan 9
f. Rangkuman 9
Sesi 2
Gaya Belajar Murid 10
a. Tujuan 10
b. Indikator Pencapaian Kompetensi 10
c. Aktifitas Pembelajaran 10
d. Uraian Materi 12
e. Bahan Bacaan/Pengayaan 17
f. Rangkuman 17
Sesi 3
Profil Belajar Murid 18
a. Tujuan 18
b. Indikator Pencapaian Kompetensi 18
c. Aktivitas Pembelajaran 18
d. Uraian Materi 19

Modul Pembelajaran Berdiferensiasi v


Sesi 4
Pembelajaran Berdiferensiasi 24
a. Tujuan 24
b. Indikator Pencapaian Kompetensi 24
c. Aktifitas Pembelajaran 24
d. Uraian Materi 26
e. Materi Bacaan/Pengayaan 33
f. Rangkuman 33
Daftar Pustaka 35
Lampiran 38

vi Modul Pembelajaran Berdiferensiasi


Pendahuluan
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di dalam pasal 7 ayat (3) Kepmendikbudristek no 16 tahun 2022 tentang Standar
Proses menyatakan bahwa (cara untuk mencapai tujuan belajar) strategi
pembelajaran yang dirancang untuk memberi pengalaman belajar yang
berkualitas dilaksanakan dengan memperhatikan karakteristik Peserta Didik, yang
meliputi (i) usia dan tingkat perkembangan, (ii) tingkat kemampuan sebelumnya, (iii)
kondisi fisik dan psikologis; dan (iv) latar belakang keluarga murid. Senada dengan
hal itu, pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk mengarahkan murid menuju kodratnya,
pendidik berperan sebagai pengarah / pamong. Dalam proses pembelajaran, pendidik
perlu menciptakan lingkungan belajar yang cocok untuk tumbuh kembang anak
menggapai masa depannya yang gemilang.
Mengantarkan murid menuju kodratnya adalah salah satu tugas pendidik dalam
rangkaian proses pendidikan. Ibarat sebagai seorang petani, tugas pendidik antara
lain menyiapkan lahan, menyemai bibit, menyiram, memberi pupuk, merawat agar
terhindar dari hama penyakit, dll. Terlepas dari apa yang dapat diusahakan oleh
petani, setiap bibit mempunyai kodratnya sendiri-sendiri. Kita tidak pernah bisa
berharap akan panen pisang jika yang ditanam adalah bibit jagung. Begitu pula
dengan murid-murid yang dipercayakan kepada kita, mereka mempunyai kodratnya
sendiri-sendiri. Kita bisa menyiapkan / menciptakan lingkungan belajar yang cocok
dengan kondisi murid. Kita juga bisa merancang perlakuan/kegiatan belajar yang
cocok dengan minat, bakat, dan profil belajar murid.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu keputusan yang sesuai dengan
beragamnya kondisi murid, baik terkait kesiapan belajar, minat, dan profil belajar
murid. Dengan menyiapkan rancangan pembelajaran berdiferensiasi pada konten,
proses, dan produk guru dapat memberikan layanan yang cocok dengan kebutuhan
belajar murid.

B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdiferensiasi yang sesuai
kebutuhan belajar murid dengan memperhatikan kesiapan belajar murid, minat murid,
dan profil belajar murid.

1
C. Sasaran
Sasaran pelatihan ini adalah guru-guru SMP yang tersebar di wilayah kabupaten
Malang, yang terpilih untuk mengikuti Program Organisasi Penggerak yang
dilaksanakan oleh Equic.

D. Peta kompetensi

Kompetensi Inti Kompetensi Guru Indicator Pencapaian


Mata Pelajaran Kompetensi

Melaksanakan 1. Memahami prinsip 1.1 Mengidentifikasi


pembelajaran prinsip perancangan kesiapan belajar murid
berdiferensiasi pembelajaran
berdiferensiasi
1.2 Mengidentifikasi gaya
belajar murid
1.3 Mengidentifikasi profil
belajar murid
1.4 Merancang rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
berdiferensiasi
2. Melaksanakan 2.1 Melakukan simulasi
pembelajaran pembelajaran
berdiferensiasi berdiferensiasi

E. Ruang lingkup

Modul ini terdiri dari empat (4) topik pembahasan, yaitu kesiapan belajar
murid, gaya belajar murid, profil belajar murid, dan pembelajaran berdiferensiasi.
Pada setiap topik memuat uraian materi dan aktivitas pembelajaran serta dilengkapi
dengan Lembar Kegiatan Peserta sesuai kebutuhan masing-masing sesi. Secara
keseluruhan materi yang dbahas dari topik satu, dua, dan tiga akan dirangkai sebagai
dasar untuk Menyusun rancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
berdiferensiasi.
Topik sesi 1 akan membahas kondisi yang mempengaruhi kesiapan belajar murid
dalam pembelajaran. Topik sesi dua akan membahas tentang ragam gaya belajar

2
murid serta karakter dan saran kegiatan dalam proses pembelajaran. Topik sesi tiga
akan membahas tentang profil belajar murid. Topik sesi empat akan membahas
bagaimana merancang pembelajaran berdiferfensiasi dengan memperhatikan
diferensiasi pada konten, proses, dan produk.

F. Cara penggunaan modul


Untuk memudahkan peserta memahami isi modul ini, ikutilah langkah-langkah
berikut:
1. Pahami dengan benar tujuan yang terdapat di setiap topik (sesi)
2. Bacalah setiap uraian materi yang terdapat dalam modul ini dengan cermat dan
seksama. Tandailah bagian yang dianggap penting dalam uraian materi.
3. Bila ada materi yang belum jelas dapat ditanyakan kepada fasilitator pada saat
pelatihan berlangsung.
4. Kerjakan setiap tugas yang disajikan pada menu aktivitas pembelajaran baik
secara individu maupun kelompok (berpasangan)

G. Tindak Lanjut
Setelah peserta menyelesaikan sesi 4 pada pelatihan modul ini, diharapkan peserta
dapat mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdiferensiasi
sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, serta mengimplementasikan di kelas
yang diampu. Dengan demikian guru akan dapat melaksanakan pembelajaran yang
berdampak pada murid dan juga berpihak pada murid. Kegiatan tindak lanjut akan
dipantau saat monitoring.

3
Sesi 1
Kesiapan Belajar
Sesi 1
KESIAPAN BELAJAR

A. Tujuan
Setelah mempelajari topik 1 modul ini, diharapkan peserta pelatihan dapat:
1. Memahami berbagai aspek yang mempengaruhi kesiapan belajar murid
2. Memetakan kesiapan belajar murid di kelas yang diampu

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mengidentifikasi berbagai aspek yang mempengaruhi kesiapan belajar murid
2. Memetakan kesiapan belajar murid di kelas yang diampu

C. Aktifitas Pembelajaran

Waktu Kegiatan Ikhtisar Alat & Bahan

10 menit Pengantar

Peserta diajak melakukan


ice breaking
Fasilitator menjelaskan
tujuan pelatihan
Fasilitator menjelaskan
skenario kegiatan

30 menit Pleno Kesiapan Belajar


Murid
Peserta menyimak
paparan materi dari
fasilitator tentang
“Kesiapan Belajar Murid”

Diskusi / sharing Asesmen Diagnostik

4
45 menit Peserta dikelompokkan @ LK 1a, LK 1b
5 orang.
Kertas plano,
Kelompok ganjil sticky note,
mendiskusikan asesmen dobel tape
diagnostik kognitif.

Kelompok genap
mendiskusikan asesmen
diagnostik nonkognitif.

Dalam diskusi kelompok,


peserta mencoba
merancang instrument
50 menit Perwakilan kelompok
secara bergantian
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya

15 menit Penutup Kesiapan Belajar


Murid
Benang merah
Asesmen Diagnostik
Refleksi hasil belajar

Penutupan

D. Uraian Materi
1. Aspek-aspek yang mempengaruhi kesiapan belajar murid
Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar “kesiapan belajar murid”?

Setiap orang selalu mengalami proses belajar dalam kehidupannya.


Setiap orang dapat melakukan perubahan dalam dirinya melalui proses belajar.
Perubahan tersebut dapat berupa bertambahnya penguasaan suatu
pengetahuan, bertambahnya ketrampilan untuk melakukan sesuatu proses, serta
perubahan sikap.
Pengertian kesiapan belajar adalah kondisi awal suatu kegiatan belajar
yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban yang ada pada diri murid
dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu. Menurut Hamalik (2003) kesiapan

5
adalah keadaan kapasitas yang ada pada diri murid dalam hubungan dengan
tujuan pengajaran tertentu.
Menurut Djamarah (2002) ada beberapa aspek kesiapan, antara lain:
a. Kesiapan fisik
Misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu, mengantuk, dan
sebagainya)
b. Kesiapan psikis
Misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi
intrinsik.
c. Kesiapan materiil
Misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan,
catatan dll

Setiap orang memiliki kondisi fisik dan psikis yang dinamis dari waktu ke
waktu. Ketika seseorang hadir dalam suatu proses pembelajaran, kondisi fisik
dan psikis orang tersebut berpengaruh terhadap kualitas proses pembelajaran
yang diikuti, dan juga berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

2. Pemetaan kesiapan belajar murid

Pada saat memasuki tahun pelajaran baru, tidak sedikit guru yang
terjebak pada laporan hasil belajar (raport) murid pada kelas/jenjang
sebelumnya. Guru masih melihat kemampuan murid dari raport atau hasil ujian
akhir jenjang sebelumnya. Data tambahan kadang didapatkan melalui
wawancara dengan wali kelas sebelumnya. Namun, data tersebut sebenarnya
tidak cukup untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan menerapkan metode
pembelajaran yang tepat di kelas baru. Asesmen diagnostik merupakan cara
efektif mengetahui kesiapan belajar murid, baik di kelas / jenjang berikutnya.
Terkait asesmen diagnostik terdapat beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian pendidik (Kepmendibud, 2020)
a. Asesmen Diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk
mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, keiemahan murid, sehingga
pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi murid.
b. Pembelajaran diawali dengan Asesmen Diagnostik
c. Murid yang perkembangan atau hasil belajarnya paling tertinggal berdasarkan
hasil Asesmen Diagnostik, diberikan pendampingan belajar secara afirmatif.

6
Pada pertengahan tahun 2020, telah diterbitkan buku panduan asesmen
diagnostik oleh Pusat Asesmen dan Pembelajaran. Penerapan asesmen
diagnostik yang terdiri atas asesmen diagnostik kognitif dan nonkognitif dapat
membantu guru menyusun perencanaan pembelajaran yang tepat sesuai
dengan kondisi/kebutuhan murid. Hasil asesmen memberikan dasar kepada guru
untuk menetapkan perlakuan atau strategi yang tepat kepada masing-masing
murid (Kemendikbudristek, 2022).
Murid dengan kesiapan belajar yang berbeda tentu saja harus
mendapatkan perlakuan yang tidak sama. Perlakuan ini diwujudkan dalam
penentuan langkah pembelajaran serta capaian yang diharapkan dari masing-
masing murid. Perlakuan ini juga tentu saja harus berpihak pada murid. Murid
dengan kesiapan belajar tinggi diberikan penanganan yang lebih kompleks dari
murid dengan kesiapan belajar yang masih kurang.
Tujuan asesmen diagnostik di awal pembelajaran adalah untuk
memonitor perkembangan nonkognitif dan kognitif murid untuk memenuhi target
capaian belajar.

a. Asesmen diagnostik kognitif

Asesmen diagnostik kognitif merupakan suatu instrumen yang dapat


digunakan guru untuk mengetahui kesiapan belajar murid dari segi materi.
Tujuan Asesmen Diagnostik Kognitif adalah untuk mengetahui:
i. mengidentifikasi capaian kompetensi murid;
ii. menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata
murid;
iii. memberikan kelas remidial atau tambahan pelajaran kepada murid
yang kompetensinya di bawah rata-rata.
Contoh langkah-langkah asesmen diagnostik kognitif
a) persiapan:
 Buat jadwal asesmen.
 Identifikasikan materi asesmen berdasarkan kompetensi yang
harus dikuasai di tingkat/kelasnya, dan tingkat/kelas di bawahnya
 Susun 10 (sepuluh) soal sederhana, terdiri dari:
 2 (dua) soal sesuai kelasnya dengan topik semester 1
 6 (enam) soal dengan topik satu kelas di bawah untuk
semester 1 dan 2

7
 2 (dua) soal dengan topik dua kelas di bawah, untuk semester
2 (genap)
b) Pelaksanaan
Berikan soal asesmen untuk semua murid di kelas,
c) Tindak lanjut
 Lakukan diagnosis penilaian hasil asesmen.
 Berdasarkan hasil diagnosis penilaian, bagi murid menjadi 3
(tiga) kelompok:
 murid dengan rata-rata kelas akan diajar oleh guru di kelas
tersebut;
 murid 1 semester di bawah rata-rata, akan dititipkan ke guru
di kelas tingkat bawah atau dibuatkan kelompok belajar yang
didampingi orangtua/tutor yang relevan;
 Murid 2 semester di bawah rata-rata akan dititipkan ke guru di
kelas tingkat bawah atau dibuatkan kelompok belajar yang
didampingi orangtua/tutor yang relevan.
 Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan
sebelum memulai topik pembelajaran yang baru.
 Ulangi proses yang sama disetiap awal pembelajaran untuk
melakukan adaptasi materi pembelajaran sesuai tingkat
kemampuan

b. Asesmen diagnostik nonkognitif


Sedangkan asesmen diagnostik nonkognitif digunakan untuk mengetahui
kesiapan belajar murid dari segi non materi.

Tujuan Asesmen Diagnostik NonKognitif adalah untuk mengetahui :


1. kesejahteraan psikologi dan sosial emosi murid;
2. aktivitas selama belajar dari rumah;
3. kondisi keluarga murid.
Contoh langkah-langkah asesmen diagnostik nonkognitif
 persiapan:
 Siapkan alat bantu berupa gambar ekspresi emosi.
 Buat pertanyaan kunci, seperti :
o Apa saja kegiatan kamu selama Belajar Dari Rumah?
o Hal apa yang paling menyenangkan dan tidak menyenangkan?
o Apa harapan kamu?

8
 Pelaksanaan:
 Berikan gambar emosi kepada murid.
 Minta murid mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah
dengan bercerita, membuat tulisan, atau menggambar.
 tindak lanjut
 Identifikasi murid dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi
empat mata.
 Menentukan tindak lanjut dan mengkomunikasikan dengan murid serta
orangtua jika diperlukan.

E. Materi Bacaan / Pengayaan


Untuk menambah wawasan Anda dapat mendalami sumber berikut:
1. Asesmen diagnostik oleh Dra. Lily Rosnawati, M.Pd.
2. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid oleh Kusuma dan
Luthfah Modul 2.1 PGP Dirjen GTK Kemendikbudristek
Bahan bacaan / pengayaan dapat diunduh pada link berikut :

https://bit.ly/bacaanpop

F. Rangkuman
1. Kesiapan belajar adalah kondisi awal suatu kegiatan belajar yang membuat murid
siap untuk memberi respon dalam mencapai tujuan pembejaran
2. Kesiapan belajar dipengaruhi oleh aspek pisik, psikis, dan material
3. Asesmen Diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk
mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, keiemahan murid, sehingga
pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi murid.
4. Penerapan asesmen diagnostik yang terdiri atas asesmen diagnostik kognitif dan
nonkognitif

9
Sesi 2
Gaya Belajar Murid
Sesi 2
GAYA BELAJAR
MURID

A. Tujuan

Setelah mempelajari topik 2 modul ini, diharapkan peserta pelatihan dapat:


1. Memahami berbagai gaya belajar murid
2. Merancang kegiatan belajar yang sesuai dengan gaya belajar murid

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengidentifikasi berbagai berbagai belajar murid


2. Melakukan simulasi memilih kegiatan belajar yang sesuai dengan gaya belajar
murid di kelas yang diampu

C. Aktifitas Pembelajaran

No Waktu Kegiatan Ikhtisar Alat &


Bahan

1 15 menit Pengantar

Peserta diajak melakukan ice


breaking

Fasilitator menjelaskan tujuan


pelatihan

Fasilitator menjelaskan skenario


kegiatan

2 30 menit Diskusi “Gaya Kertas plano,


belajar stiky note,
Peserta dikelompokkan @ 5 orang
murid” isolasi kertas
4 klp Mat, 4 klp IPA

10
Perwakilan dari tiap kelompok
memilih topik diskusi yang
disediakan (diundi) fasilitator (ada 3
topik)

Setiap kelompok mendiskusikan


tentang satu jenis gaya belajar.

Pertanyaan pemantik:

1. Apa ciri khas gaya belajar ?


2. Apa saran media belajar yang
sesuai?
3. Apa kecenderungan gaya
belajar?
Setiap kelompok menuangkan hasil
diskusinya ke dalam kertas plano,
lalu di tempel di tempat yang
disediakan, boleh menggunakan
narasi, mind map, dll

3 40 menit Windows shoping

Setiap kelompok berbagi tugas, ada


1 orang yang menjaga stan
merespon pertanyaan / saran dari
kelompok lain, ada yang shoping
mencari pengetahuan, bertanya,
memberi saran ke stan kelompok
lain (20 menit)

Penjaga stan maupun yang shoping


mencatat pengetahuan yang
diperoleh untuk disharingkan dengan
kelompok, ditulis pada kertas plano
(20 menit)

11
4 20 menit Penutup

Benang merah

Refleksi hasil belajar

Penutupan

D. Uraian Materi

1. Pengertian Gaya Belajar

Hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan dari luar
diri murid. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar murid yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah hal-
hal yang munsul dari dalam murid terdiri dari aspek fisiologi (fisik dan panca
indra), aspek psikologi (bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan
kognitif). Sedangkan faktor eksternal adalah hal-hal yang terkait dengan aspek
lingkungan (alam dan sosial) dan instrumental (kurikulum/bahan pembelajaran,
pendidik, sarana dan prasarana, administrasi/manajemen). Faktor-faktor
tersebut akan mempengaruhi murid dalam menyerap informasi atau materi
pelajaran yang diperoleh.
Murid memiliki cara masing-masing yang berbeda dengan murid lain
dalam menerima dan memahami informasi dan materi yang diberikan oleh
pendidik. Hal tersebut menyebabkan pemahaman murid berbeda-beda sehingga
hasil belajar dapat berbeda. Cara belajar tersebut disebut juga sebagai gaya
belajar.
Terdapat beberapa pendapat ahli tentang gaya belajar. Menurut Ghufron
(2014) gaya belajar adalah cara yang disukai oleh murid dalam melakukan
kegiatan berfikir, memperoses dan mengerti suatu informasi atau materi
pelajaran. Khuluqo (2016) gaya belajar merupakan suatu kebiasaan yang
diperlihatkan oleh individu dalam memproses informasi dan pengetahuan
serta mempelajari suatu keterampilan. Sedangkan Dirman & Juarsih (2014)
gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana murid menyerap, lalu
mengatur, dan mengolah informasi. Gaya belajar dapat didefinisikan dengan
berbagai cara, tergantung pada perspektif seseorang. Keefe (1979)
mendefinisikan gaya belajar sebagai "gabungan dari karakteristik kognitif, afektif,
dan faktor fisiologis yang berfungsi sebagai indikator yang relatif stabil tentang

12
bagaimana pelajar merasakan, berinteraksi dengan, dan merespon lingkungan
belajar." Sementara Brown (2000) mendefinisikan gaya belajar sebagai cara
seseorang mempersepsikan dan memproses informasi dalam situasi belajar.
Brown berpendapat bahwa preferensi gaya belajar merupakan salah satu aspek
gaya belajar, dan mengacu pada pilihan satu situasi belajar atau kondisi di atas
preferensi yang lain. Sedangkan, Celcia-Marcia (2001) mendefinisikan gaya
belajar sebagai pendekatan umum—misalnya, global atau analitik, auditori atau
visual—yang digunakan siswa dalam memperoleh bahasa baru atau dalam
mempelajari subyek lainnya. Dengan kata lain, gaya belajar adalah cara seorang
siswa merasakan, berinteraksi dengan, dan merespon lingkungan belajar. Gaya
belajar kadang-kadang didefinisikan sebagai karakteristik kognitif, afektif, sosial,
dan fisiologis perilaku yang berfungsi sebagai indikator yang relatif stabil tentang
bagaimana siswa merasakan, berinteraksi dengan, dan menanggapi lingkungan
belajar”
Gaya belajar murid diaktualisasikan menurut kebiasaan dan kesukaannya
dalam memperoleh informasi. Ada murid yang belajar dengan membaca,
mendengarkan, melihat. Adapula murid yang belajar dengan cara menemukan
atau melakukan suatu eksperimen. Dalam suatu kelas mungkin pendidik akan
menjumpai bahwa setiap murid tidak hanya memiliki satu gaya belajar namun
pada dasarnya terdapat satu gaya belajar yang dominan dimiliki oleh murid.
Gaya belajar murid yang beragam dapat membuat murid belajar dengan nyaman
dan mudah dalam memahami materi pelajaran sehingga dapat mencapai
tujuan pemeblajaran. Keragaman gaya belajar murid bukanlah suatu hambatan
bagi pendidik dalam melaksanakan pembelajaran dengan efektif.
Kemampuan murid untuk mengetahui sendiri gaya belajarnya akan
meningkatkan efektifitas dalam belajar yang akan berdampak langsung dengan
hasil belajar yang diperoleh peserta didik nantinya. Selain itu, pendidik juga
perlu menciptakan lingkungan belajar agar sesuai dengan gaya belajar murid.
Kesesuaian lingkungan belajar dengan gaya belajar serta proses pembelajaran
yang efektif dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Jenis-jenis gaya belajar


Perilaku belajar seseorang pasti berbeda-beda ada yang menyukai
gambar, suara dan praktik langsung. Menurut Dirman & Juarsih (2014)
terdapat tiga jenis gaya belajar seseorang yaitu gaya belajar visual, auditorial,
dan kinestetik. Walaupun masing-masing murid belajar dengan menggunakan

13
ketiga gaya belajar ini, namun terdapat kecenderungan pada salah satu diantara
gaya belajar tersebut.
a. Gaya belajar visual
Murid dengan gaya belajar visual mengandalkan penglihatan. Mereka
cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat. Mereka akan memahami
suatu informasi setelah melihat dulu bukti konkret, daripada mendengarkan
informasi tersebut. Seseorang cenderung untuk duduk di depan agar dapat
melihat dengan jelas. Mampu berpikir menggunakan gambar-gambar di otak
mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan
visual seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Orang-orang
visual rapi dan teratur, berbicara dengan cepat, perencana dan pengatur
jangka panjang yang baik, teliti terhadap detail, mementingkan penampilan
baik dalam hal pakaian maupun presentasi, pekerja yang baik dan dapat
melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka.

Ciri Khas Gaya Belajar


Menyukai instruksi tertulis, foto dan ilustras untuk dilihat, saat petunjuk untuk
melakukan sesuatu diberikan biasanya kan melihat teman-teman lainnya baru
dia sendiri bertindak, cenderung menggunakan gerakan tubuh untuk
mengekspresikan atau mengganti sebuah kata saat mengungkapkan sesuatu,
kurang menyukai berbicara di depan kelompok dan kurang menyukai untuk
mendengarkan orang lain, biasanya tidak dapat mengingat informasi yang
diberikan secara lisan.

Saran media belajar yang sesuai:

Media gambar, video, poster dan sebagainya, buku yang banyak


mencantumkan diagram atau gambar, flow chart, grafik, simbol-simbol visual.

Kecenderungan cara belajar

Mengganti kata-kata dengan simbol atau gambar

b. Gaya belajar auditory


Murid yang bertipe auditif mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui
telinga (alat pendengarannya). Seseorang dapat mencerna dengan baik
informasi yang disesuaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya),
kecepatan berbicara dan hal hal auditf lainnya.

14
Orang-orang auditorial berbicara kepada diri sendiri saat bekerja, mudah
terganggu oleh keributan, menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan
tulisan di buku ketika membaca, dan membaca dengan keras senang
mendengarkan, dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama.
Selain itu, mereka mempunyai warna suara dan kesulitan untuk menulis
tetapi hebat dalam berbicara, berbicara dengan irama yang terpola dan
pembicara yang fasih.

Murid dengan gaya belajar auditory mengandalkan pendengaran untuk bisa


memahami dan mengingat suatu materi. Murid yang mempunyai gaya belajar
auditory dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan
mendengarkan apa yang dikatakan guru. Informasi tertulis terkadang sulit
diterima oleh murid bergaya belajar auditori. Anak- anak seperi ini biasanya
dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan
mendengarkan

Ciri Khas Gaya Belajar

Murid dengan gaya belajar auditory mampu mengingat dengan baik apa yang
mereka katakan maupun yang orang lain sampaikan, mengingat dengan baik
dengan jalan selalu mengucapkan dengan nada keras dan mengulang-ulang
kalimat, sangat menyukai diskusi kelompok, menyukai diskusi yang lebih lama
terutama untuk hal-hal yang kurang mereka pahami, mampu menginngat
dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas, mengenal
banyak sekali lagu atau iklan TV dan bahkan dapat menirukannya secara tepat
dan komplit, suka berbicara, kurang suka tugas membaca (dan pada
umumnya bukanlah pembaca yang baik).

Saran media belajar yang sesuai


Diskusi, membahas suatu topik bersama dengan teman, membahas suatu
topik bersama dengan guru, menjelaskan ide-ide baru kepada orang lain,
menggunakan perekam, mengingat cerita, contoh atau lelucon yang menarik,
menjelaskan bahan yang didapat secara visual (gambar, power point dsb).

Kecenderungan cara belajar


Catatan yang dibuat mungkin sangat tidak memadai. Tambahkan informasi
yang didapat dengan cara berbicara dengan orang lain dan mengumpulkan
catatan dari buku, rekam ringkasan dari catatan yang dibuat dan dengarkan

15
rekaman tersebut, minta orang lain untuk mendengar pemahaman yang
diterima mengenai suatu topic, baca buku atu catatan dengan keras

c. Gaya belajar kinestetik


Murid yang memiliki gaya belajar kinestetik cenderung berbicara
dengan perlahan, menanggapi perhatian fisik yang di tujukan ke mereka dan
menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian. Murid yang mempunyai
gaya belajar kinestetik cenderung berdiri dekat ketika sedang berbicara
dengan orang lain dan banyak melakukan gerak fisik. Mereka menyukai
belajar melalui praktik langsung, menghafal sesuatu dengan cara berjalan
atau melihat langsung. Umumnya anak yang memiliki gaya belajar kinestetik
tulisannya kurang bagus tetapi senang menggunakan bahasa tubuh (non
verbal). Anak-anak kinestetik sulit untuk membaca peta kecuali ia memang
pernah ke tempat tersebut dan mereka menyukai kegiatan atau permainan
yang menyibukkan secara fisik.
Tidak semua orang bisa menirukan gaya belajar kinestetik, melakukan
dengan menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar
bisa terus mengingatnya. Terkadang dengan memegang saja, seseorang
yang memiliki gaya belajar bisa menyerap informasi tanpa harus membaca
penjelasannya.

Ciri Khas Gaya Belajar


Orang dengan gaya belajar kinestetik suka menyentuh segala sesuatu yang
dijumpainya, sulit untuk berdiam diri, suka mengerjakan segala sesuatu
dengan menggunakan tangan, biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik,
suka menggunakan obyek yang nyata sebagai alat bantu belajar, mempelajari
hal-hal yang abstrak (symbol matematika, peta dsb), mengingat secara baik
bila secara fisik terlibat aktif dalam proses pembelajaran, menikmati
kesempatan untuk menyusun atau menangani secara fisik materi
pembelajaran, menyukai penggunaan komputer, sering bermain-main dengan
benda disekitarnya sambil mendengarkan atau mengerjakan sesuatu.

Saran media belajar yang sesuai


Menggunakan seluruh panca indera : penglihatan, sentuhan, pengecap,
penciuman, pendengaran, laboratorium, kunjungan lapangan, pembicara yang
memberikan contoh kehidupan nyata, pengaplikasian, pameran, sampel,
fotografi, koleksi berbagai macam tumbuhan, serangga dan sebagainya.

16
Kecenderungan cara belajar
Mengingat kejadian nyata yang terjadi, masukan berbagai macam contoh
untuk memudahkan dalam mengingat konsep, gunakan benda-benda untuk
mengilustrasikan ide, kembali ke laoratorium atau tempat belajar dapat
melakukan eksperimen, mengingat kembali mengenai eksperimen, kunjungan
lapangan dan sebagainya.

E. Bahan Bacaan / Pengayaan


1. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid oleh Kusuma dan
Luthfah, Modul 2.1 PGP Dirjen GTK Kemendikbudristek
2. Pentingnya memahami gaya belajar oleh Pangesti Wiedarti

Bahan bacaan / pengayaan dapat diunduh pada link berikut :

https://bit.ly/bacaanpop

F. Rangkuman
1. Gaya belajar adalah cara yang disukai oleh murid dalam melakukan kegiatan
berfikir, memperoses dan mengerti suatu informasi atau materi pelajaran.
2. Terdapat tiga jenis gaya belajar yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan
kinestetik.

17
Sesi 3
Profil Belajar Murid
Sesi 3
PROFIL BELAJAR
MURID

A. Tujuan

Setelah mempelajari topik 3 modul ini, diharapkan peserta pelatihan dapat:


1. Memahami profil belajar murid
2. Mengidentifikasi profil belajar murid di kelas yang diampu

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Memahami profil belajar murid
2. Mengidentifikasi profil belajar murid di kelas yang diampu

C. Aktifitas Pembelajaran

Waktu Kegiatan Ikhtisar Alat & Bahan

10 menit Pengantar

Peserta diajak melakukan ice breaking

Fasilitator menjelaskan tujuan pelatihan

Fasilitator menjelaskan skenario


kegiatan

Diskusi / sharing pengalaman Profil Kertas plano,


pribadi belajar sticky note,5
murid dobel tape

Peserta dikelompokkan @ 5 orang

35 menit Setiap anggota kelompok melakukan


kilas balik tentang cara / kebiasaan unik
dalam belajar saat masih belajar di
bangku SMP, gunakan pertanyaan

18
pemantik di bagian “Identifikasi profil
belajar murid”

Setiap anggota kelompok saling


bercerita dan tanya jawab secara
bergantian (sharing) tentang cara /
kebiasaan unik dalam belajar saat
masih belajar di bangku SMP.

1. Apa yang unik?


2. Hal positif apa yang bisa dijadikan
pelajaran?
3. Sebagai guru, apa yang dapat Anda
lakukan untuk mengoptimalkan hasil
belajar murid dengan profil belajar
tersebut?
30 menit Hasil sharing ditulis di kertas plano.
Perwakilan setiap kelompok
mempresentasikan keunikan /
kebiasaan belajar anggota kelompok
dan rekomendasi yang dihasilkan

15 menit Penutup

Benang merah

Refleksi hasil belajar

Penutupan

D. Uraian Materi

1. Pengertian Profil Belajar Murid

Profil belajar murid adalah karakteristik unik yang dimiliki oleh masing-
masing murid yang mempengaruhi gaya dan kebiasaannya dalam belajar. Profil
belajar murid dapat membantu murid untuk bisa lebih cepat memahami konsep
dan menguasai pengetahuan ketrampilan baru. Profil belajar murid dapat
mempengaruhi cara belajar murid.
19
Terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi terbentuknya profil belajar
murid antara lain:
a. Pengaruh lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat
kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak
terstruktur, dsb. Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di
ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb
b. Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal
- Impersonal
c. Pengaruh gaya belajar, terkait bagaimana murid memilih, memperoleh,
memproses, dan mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada
tiga, yaitu:visual, auditory, dan kinestetik.
d. Pengaruh adanya kecerdasan majemuk. Teori tentang kecerdasan majemuk
menjelaskan bahwa manusia sebenarnya memiliki delapan kecerdasan
berbeda yang mencerminkan berbagai cara kita berinteraksi dengan dunia.
Kecerdasan tersebut adalah visual-spasial, musical, bodily- kinestetik,
interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic- matematika

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, disebutkan bahwa setiap warga negara tanpa kecuali berhak
memperoleh pendidikan yang bermutu tanpa diskriminasi, termasuk mereka yang
mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan lainnya.
Pemerintah wajib menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu dan
wajib memberikan akses kepada semua anak termasuk anak berkebutuhan
khusus.
Pada sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif profil belajar
murid merupakan data perorangan/individu murid yang memiliki disabilitas. Data
profil belajar murid dapat dimasukkan atau diintegrasikan ke dalam Dapodik pada
kuartal pertama tahun pelajaran. Data profil belajar murid dapat menjadi data
pendukung perencanaan dan penganggaran. Profil belajar murid dapat segera
diisi setelah seorang anak teridentifikasi memiliki kesulitan fungsi dalam berbagai
aspek.
Dalam proses pembelajaran, disarankan untuk memperhatikan profil
belajar murid, karena pelaku utama dalam proses belajar adalah murid. Sebagai
pelaku belajar anak perlu memiliki motivasi untuk menambah pengalaman
bermakna atau menguasai ketrampilan baru. Proses pembelajaran akan berjalan
dengan baik dan membawa hasil yang baik jika anak merasa nyaman dalam
lingkungan belajar: diterima, didengarkan, dipahami, tahu tahapan belajar yg
20
harus dilalui, tahu tujuan belajar, dapat umpan balik positif, dan punya
pengalaman berhasil.
Sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung
memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. Padahal kita
tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang hal ini
sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan
mengajar mereka.

2. Manfaat profil belajar murid


Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dan penyediaan sumber daya di
tingkat satuan Pendidikan serta untuk mengevaluasi efektifitas penyelenggaraan
Pendidikan, khususnya Pendidikan inklusif, data profil belajar murid sangat
diperlukan. Dengan demikian, profil belajar murid sangat diperlukan oleh guru,
kepala sekolah, orang tua, masyarakat, dan pemerintah.

a. Manfaat profil belajar murid bagi guru


Bagi guru, profil belajar murid bermanfaat untuk mengenali masing-masing
murid di kelasnya. Dengan mengetahui profil belajar murid guru dapat
menerapkan pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik murid.
Informasi profil belajar murid juga dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan
dalam membentuk kelompok beljar, penerapan tutor sebaya, memberikan
perlakuan yang berbeda pada murid berkebutuhan khusus, serta
mengembangkan pembelajaran individual khusus untuk murid-murid
berkebutuhan khusus.

b. Manfaat profil belajar murid bagi satuan Pendidikan


Bagi satuan Pendidikan, profil belajar murid dapat dipakai sebagai salah satu
dasar penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah. Khususnya pada
pemenuhan kebutuhan anak berkebutuhan khusus, seperti pengadaan alat
bantu, program pendampingan bagi guru, program peningkatan kompetensi
guru dalam bidang pelayanan anak berkebutuhan khusus. Selain itu profil
belajar murid juda dapat digunakan sebagai daar pengusulan atau pengajuan
proposal ke dinas pendidikan kabupaten/kota atau Kantor Kementerian Agama
terkait bantuan pengadaan alat bantu atau guru pendamping khusus atau
pelatihan bagi guru.

21
c. Manfaat profil belajar murid bagi orang tua
Dengan memahami profil belajar murid, maka orang tua dapat membantu anak
dalam mengikuti belajar di sekolah dan di rumah, serta dapat membantu anak
dalam mengatasi keterbatasan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, orangtua dapat menjadi bagian dari tim pembelajaran yang bersama-
sama mengoptimalkan potensi, bakat dan minat yang dimiliki.

d. Manfaat profil belajar murid bagi pemerintah pusat


Profil belajar murid bagi pemerintah menjadi acuan dalam pengembangan
kebijakan dan pembinaan penyelenggaraan pendidikan khusus dan pendidikan
inklusif. Data profil belajar murid juga dijadikan salah satu bagian dari Data
Pokok Pendidikan sehingga secara nasional dapat diketahui data dan informasi
perkembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif. Selain itu data profil
belajar murid dapat menjadi acuan dalam penyusunan anggaran serta
penentuan besarnya bantuan operasional sekolah untuk anak-anak
berkebutuhan khusus, serta pertimbangan pemenuhan kebutuhan guru pada
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.

3. Identifikasi profil belajar murid


Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan profil
belajar murid. Salah satu cara sederhana untuk mengetahui profil belajar murid,
guru dapat menggali informasi terkait beberapa aspek berikut:
1. Media belajar yang bagaimana yang membuat anak tertarik dan terlibat.
2. Bagaimana materi belajar dapat diterima dan dipahami anak?
3. Kriteria kondisi lingkungan belajar / kelas yang bagaimana yang nyaman
untuk belajar anak?
4. Sudah sampai di mana tingkat pengetahuan dan pemahaman anak tentang
materi belajar?
5. Apa tujuan belajar anak?
Selain itu, guru juga boleh menggunakan cara lain, misalnya
menggunakan Instrumen Penyusunan Profil Belajar Siswa yang telah
dikembangkan melalui Program Kemitraan Indonesia–Australia melalui
INOVASI, oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian
Agama (Kemendikbudristek, 2021). Program ini bertujuan untuk
mengembangkan program pembelajaran yang akomodatif bagi siswa
penyandang disabilitas, maka perlu dilakukan penyusunan profil belajar siswa
yang berisi data dan informasi kebutuhan dan kesulitannya.
22
Jika semua aspek dari profil belajar murid dapat diketahui dan dipenuhi,
maka guru dapat merancang pembelajaran yang lebih cocok dengan kondisi
murid. Tujuan dari memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil
belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara
alami dan efisien (Kusuma dan Luthfah,2022). Hal itu akan bedampak pada
proses belajar akan berjalan lancar, murid akan mendapatkan pengalaman
berhasil, murid menjadi termotivasi untuk belajar lagi dan yang penting bisa
memperkaya pengalaman guru dan murid lewat proses belajar yang
unik. Interaksi belajar yang baik adalah jika terjadi proses saling belajar antara
guru dan murid. Belajar tidak hanya untuk murid dan mengajar tidak hanya untuk
guru.
Kerja sama yang baik antara guru dan orang tua diperlukan untuk
mencapai keberhasilan belajar murid. Bagaimana orang tua mendukung? Orang
tua bersama-sama guru dan sekolah melihat anak sebagai individu yang unik,
yang memiliki cara dan percepatan sendiri untuk berhasil dalam belajar. Guru
dapat menyampaikan detil profil belajar murid kepada orang tua, dan sebailknya,
orang tua bisa melengkapi dengan menyampaikan kepada guru tentang
kebiasaan belajar murid di rumah. Informasi tersebut menjadi dasar bagi guru
untuk menerapkan gaya mengajar yang cocok untuk murid.

E. Bahan Bacaan / Pengayaan


1. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid oleh Kusuma dan
Luthfah, Modul 2.1 PGP Dirjen GTK Kemendikbudristek
2. Analisis profil gaya belajar siswa untuk pembelajaran berdiferensiasi di SMPN 23
Pekanbaru, Jurnal Cakrawala Ilmiah. Oleh Nurzaki Alhafiz

Bahan bacaan / pengayaan dapat diunduh pada link berikut :

https://bit.ly/bacaanpop

F. Rangkuman
1. Profil belajar murid adalah karakteristik unik yang dimiliki oleh masing-masing
murid yang mempengaruhi gaya dan kebiasaannya dalam belajar
2. Aspek-aspek yang mempengaruhi terbentuknya profil belajar murid antara lain (i)
lingkungan belajar, (ii) budaya, (iii) gaya belajar, dan (iv) kecerdasan
3. Dengan mengetahui profil belajar murid maka guru dapat menerapkan
pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan murid
23
Sesi 4
Pembelajaran Berdiferensiasi
Sesi 4
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI

A. Tujuan
Setelah mempelajari topik sesi 4 modul ini, diharapkan peserta pelatihan dapat:
1. Memahami pembelajaran berdiferensiasi
2. Merancang kegiatan belajar yang sesuai dengan kesiapan, minat, dan gaya
belajar murid

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menyusun RPP berdiferensiasi
2. Melakukan simulasi menerapkan RPP berdiferensiasi

C. Aktifitas Pembelajaran

Waktu Kegiatan Ikhtisar Alat & Bahan

15 menit Pengantar

Peserta diajak melakukan ice


breaking

Fasilitator menjelaskan tujuan


pelatihan

Fasilitator menjelaskan skenario


kegiatan

45 menit Diskusi / sharing

Peserta mengerjakan Aktifitas 1, “Kelas Kita” LK 2


lalu mengisi Lembar Kerja 2. (15 beragam
Kertas plano,
menit)
sticky note,
Lalu secara berpasangan dua isolasi kertas
orang, saling menceritakan

24
situasi kelasnya kepada
pasangannya.(10 menit)

Dipilih @ 2 peserta IPA, Mat


untuk sharing (20 menit)

45 menit Diskusi / sharing

Peserta menyimak Aktifitas 2, lalu “Superhero LK 3


mengisi Lbr Kerja 3 (15 menit) Teacher”

Lalu secara berpasangan dua


orang, saling menceritakan
pengalaman menjadi “Superhero
Teacher” kepada pasangannya
(10 menit).

Dipilih @ 2 peserta IPA, Mat


untuk sharing (20 menit)

30 menit Pleno Pembelajaran

Peserta menyimak paparan Berdiferensiasi


materi dari fasilitator tentang
“Pembelajaran Berdiferensiasi”

60 menit Diskusi (45 mnit)

Peserta dikelompokkan @ 5 org. LK 2

Peserta merancang kegiatan


pembelajaran dengan
memperhatikan kebutuhan murid,
bisa menggunakan data hasil
pengisian LK 2

(Masing-masing peserta
membuat rancangan untuk kelas
yang diampu, namun boleh
diskusi dengan peserta lain)

25
Produk yang dihasilkan berupa
RPP Berdiferensiasi

Reviu draf RPP (15 menit)

Diundi perwakilan RPP IPA, Mat


untuk direviu

120 menit Simulasi (Peer Teaching)

Produk RPP Berdiferensiasi dari Instrument


masing-masing kelompok pengamatan
disimulasikan. pembelajaran

Paparan @ 20 menit

Hasil observasi @ 5 menit

Tanggapan guru model @5 menit

15 menit Penutup

Benang merah

Refleksi hasil belajar

Rencana Tindak Lanjut

Membuat RPP Berdiferensiasi


untuk 1 materi sesuai mapel &
kelas yang diampu (file, printout)

Penutupan

D. Uraian Materi

1. Mengapa harus berdiferensiasi?

Setelah bapak ibu menyelesaikan materi pelatihan hingga sesi 3,


diharapkan bahwa bapak ibu semakin memahami perbedaan murid, dimana
masing-masing murid sebagai individu memiliki latar belakang yang beragam,

26
kesiapan belajar yang berbeda, gaya belajar yang beragam, serta profil belajar
yang beragam dan unik.
a. Aktifitas 1 “Kelas kita” (Gunakan LK 2)
Coba bayangkan murid-murid di kelas yang bapak / ibu ampu. Berapa
banyak siswa di kelas itu? Silahkan bapak / ibu mengingat satu persatu murid
di kelas tersebut. Dapatkah bapak / ibu menyebutkan potensi / kekuatan
mereka? Gaya belajar apa yang dominan bagi mereka? Apa yang mereka
minati? Ingatkah bapak / ibu, siapa diantara murid-murid itu yang mempunyai
kemampuan menghitung cepat? Dan siapakah yang sebaliknya? Siapakah
yang paling menyukai kegiatan kelompok? Siapakah yang justru selalu
menghindar saat bekerja kelompok? Siapakah yang kemampuan
membacanya paling baik? Siapakah murid yang masih perlu dibantu
untuk meningkatkan keterampilan memahami bacaan mereka? Siapakah
yang paling senang menulis dan siapakah yang senang berbicara? Siapakah
yang suka mondar-mandir di kelas?
b. Aktifitas 2 “Superhero Teacher”
Pernahkah bapak / ibu guru menyadari bahwa setiap kali menyajikan
pembelajaran di kelas, guru sering menghadapi banyak sekali bentuk
keberagaman. Seringkali guru harus melakukan banyak pekerjaan atau
membuat keputusan dalam satu waktu. Misalnya, saat mengajar di kelas,
seorang guru mungkin harus membantu satu muridnya yang mengalami
kesulitan, sementara itu guru juga harus mengatur agar saat ia membantu
murid tersebut, kelasnya tetap dapat berlangsung dengan kondusif. Dalam
kesehariannya, guru akan senantiasa melakukan hal ini. Banyak guru yang
tidak menyadari bahwa mereka memiliki kemampuan tersebut yang
terbentuk secara alami. Semua upaya tersebut dilakukan oleh guru untuk
memastikan setiap murid di kelasnya dapat mengikuti proses pembelajaran
sesuai kondisi masing-masing. Selamat Anda adalah “Superhero
Teacher”.

2. Mengantar murid menuju kodratnya


Rafael (2022) membahas perbedaan makna pengajaran dan pendidikan
menurut tokoh Pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara. Pengajaran merupakan
proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup
anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi tuntunan
terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai

27
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang
manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan merupakan tempat untuk menanamkan benih-benih
kebudayaan dalam masyarakat. Dewantara (2009) meyakini bahwa untuk
menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah
satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang
berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau
diwariskan kepada generasi berikutnya.
Ki Hajar Dewantara (dalam Rafael, 2022) menjelaskan bahwa tujuan
pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh
sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan
dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Terkait perjalanan hidup menuju kodrat anak, peran pendidik dapat
digambarkan sebagai seorang petani, sedangkan murid digambarkan sebagai
aneka bibit tanaman. Petani dapat menciptakan lingkungan yang cocok untuk
menyemai aneka bibit tanaman, lalu merawatnya dengan menyiram, memberi
pupuk, menyemprot obat jika ada hama, dll. Sedangkan bibit yang disemai akan
tumbuh sesuai kodratnya. Bila petani menanam jagung, tidak mungkin akan
panen durian, atau yang lain. Bibit yang baik jika ditanam pada lingkungan yang
cocok, dan mendapat perlakuan yang baik, dapat diharapkan akan tumbuh
dengan baik. Sedangkan bibit yang baik jika disemai ditempat yang kurang baik,
maka pertumbuhannya tidak akan optimal. Sementara bibit yang kurang baik jika
ditanam pada lingkungan yang cocok, dan diberi perlakuan yang baik, masih
dapat diharapkan akan tumbuh semakin baik. Disitulah peran pendidik,
menciptakan lingkungan belajar, dan memberi perlakuan yang sesuai untuk
berbagai benih tanaman.
3. Pengertian RPP berdiferensiasi

Kusuma dan Luthfah. (2022) dalam Modul 2.1 Pendidikan Guru


Penggerak menyatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah
serangkaian keputusan masuk akal yang dibuat oleh guru dengan berorientasi
kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan tersebut berkaitan dengan
beberapa hal berikut:

28
a. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara
jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran,
namun juga
murid-muridnya
b. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya.
Bagaimana guru akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk
memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu
menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan
serta penilaian yang berbeda
c. Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid
untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
Bagaimana guru memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan
selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka
d. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur,
rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga
struktur yang jelas, sehingga walaupun murid melakukan kegiatan yang
mungkin berbeda-beda, namun kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
e. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru menggunakan informasi yang
didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat
menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid
mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan, dan
kemudian menyesuaikan rencana dan proses pembelajaran.

Tomlinson (2001) menyatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi


berarti menggabungkan semua perbedaan untuk mendapatkan suatu informasi,
membuat ide dan mengekspresikan apa yang dipelajari murid. Dengan kata
lain bahwa pembelajaran diferensiasi adalah menciptakan suatu kelas yang
beragam dengan memberikan kesempatan dalam meraih konten, memproses
suatu ide dan meningkatkan hasil belajar setiap murid, sehingga murid-murid
akan bisa lebih belajar dengan efektif.
Senada dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk mengarahkan murid menuju
kodratnya, pendidik berperan sebagai pengarah / pamong. Dalam proses
pembelajaran, pendidik perlu menciptakan lingkungan belajar yang cocok untuk
tumbuh kembang anak menggapai masa depannya yang gemilang. Dalam hal ini
jika ada sekitar 30 anak dalam kelas yang Anda ampu, tidak berarti Anda harus
mengajar dengan 30 cara. Pendidik perlu memadukan segala perbedaan dan
mengubah menjadi suatu bentuk lingkungan yang harmonis untuk pembelajaran,
29
dengan menerapkan rancangan pembelajaran yang berdiferensiasi. Di dalam
pasal 7 ayat (3) Kepmendikbudristek no 16 tahun 2022 tentang Standar Proses
menyatakan bahwa (cara untuk mencapai tujuan belajar) strategi pembelajaran
yang dirancang untuk memberi pengalaman belajar yang berkualitas
dilaksanakan dengan memperhatikan karakteristik Peserta Didik, yang meliputi
(i) usia dan tingkat perkembangan, (ii) tingkat kemampuan sebelumnya, (iii)
kondisi fisik dan psikologis; dan (iv) latar belakang keluarga murid.
4. Pendekatan Pembelajaran Berdeferensiasi
Tomlinson (2001) juga mengemukakan bahwa kita dapat
mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek
yaitu: kesiapan belajar murid, minat belajar murid, dan profil belajar murid. Aspek-
aspek tersebut sudah dibahas di sesi sebelumnya.
Menurut Andini (2016) pembelajaran diferensiasi menggunakan
berbagai pendekatan meliputi konten, proses dan produk. Dalam kelas
diferensiasi, guru akan memperhatikan 3 elemen penting dalam
pembelajaran diferensiasi di kelas yaitu:
a. Konten
Konten berhubungan dengan apa yang akan murid-muird ketahui, pahami
dan yang akan dipelajari. Dalam hal ini guru akan memodifikasi
bagaimana setiap murid akan mempelajari suatu topik pembelajaran.
Misalnya, guru akan mengajarkan matematikan dengan tujuan
pembelajaran adalah murid-murid bisa membaca waktu. Dari murid-
muridnya di kelas, mungkin guru akan menemukan anak yang belum
mengerti mengenai konsep angka, ada juga yang belum mengertai
mengenai konsep waktu dan mungkin beberapa murid- murid di kelasnya
sudah memahami dan bisa membaca waktu dengan baik. Bagi anak anak
yang tingkat kesiapannya sudah siap dan mengerti akan konten yang akan
dipelajarinya, hal ini tidak menjadikan masalah bagi murid untuk belajar hal
yang sama sesuai dengan konten yang sudah ditentukan. Bagi murid
dengan tingkat kesiapannya belum memahami mengenai konten tersebut,
guru perlu melakukan modifikasi dan adaptasi berdasarkan tingkat kesiapan
murid tersebut
b. Proses
Proses merupakan cara murid mendapatkan informasi atau bagaimana ia
belajar. Dalam arti lain adalah aktivitas murid dalam mendapatkan
pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan berdasarkan konten yang akan
dipelajari. Aktivitas
30
akan dikatakan efektif apabila berdasarkan pada tingkat pengetahuan,
pemahaman dan ketrampilan murid. Murid akan bisa mengerjakan
dengan sendirinya dan berguna bagi diri mereka sendiri
c. Produk
Produk merupakan bukti apa yang sudah dipelajari dan dipahami murid.
Murid-murid akan mendemostrasikan atau mengaplikasikan mengenai apa
yang sudah mereka pahami. Produk akan mengubah murid dari
“consumers of knowledge to producer with knowledge”.
Ketiga elemen tersebut di atas perlu dimodifikasi dan adaptasi
berdasarkan asesmen diagnostic yang dilakukan dan menyesuaikan dengan
kebutuhan murid sesuai dengan tingkat kesiapan murid, minat murid, dan profil
belajar murid, termasuk gaya belajar murid.
Berikut adalah beberapa contoh seorang guru yang memperhatikan kebutuhan
belajar murid:
i. Contoh rancangan kegiatan belajar dengan memperhatikan kesiapan

belajar murid.

Ibu Yohana akan mengajar mata pelajaran Matematika.

Tujuan Pembelajaran yang ia tetapkan adalah: murid dapat menyelesaikan


masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang sisi datar

Berdasarkan asesmen yang ia buat saat pembelajaran sebelumnya, ia


melihat beberapa muridnya telah memiliki pemahaman konsep volume
yang baik, namun beberapa murid lainnya belum memiliki pemahaman
tersebut. Ia juga mencatat, bahwa ada anak-anak yang juga belum lancar
melakukan operasi hitung. Ia kemudian melakukan kegiatan pembelajaran
seperti di bawah ini:

Kondisi murid berdasar Kegiatan pembelajaran


kesiapan belajar
Murid yang belum memahami Murid akan mendapatkan pembelajaran
eksplisit tentang konsep volume dan
konsep volume dan belum lancar dalam
kemudian akan berlatih menyelesaikan
melakukan operasi hitung dasar
soal dengan bimbingan guru.
Guru akan memberikan bantuan
seperlunya, dan secara bertahap bantuan
akan dikurangi

Murid yang belum memahami Murid akan mendapatkan pembelajaran


eksplisit tentang konsep volume dan
31
konsep volume namun dapat melakukan kemudian akan berlatih menyelesaikan
operasi hitung dasar soal dengan mengikuti contoh dari guru.

Murid dapat memahami konsep volume Murid secara mandiri menghitung volume
namun belum lancar dalam melakukan bangun ruang sisi datar menggunakan
operasi hitung dasar bantuan benda-benda konkret.
Murid disarankan untuk diskusi untuk
saling memeriksa pekerjaan dengan
teman di kanan dan kirinya sebelum
bertanya langsung pada guru.
Guru akan sesekali datang memantau
pekerjaan siswa, untuk memeriksa agar
tidak ada miskonsepsi.
Setelah pelajaran selesai, ia memberikan
latihan berhitung tambahan untuk
memperlancar kemampuan melakukan
operasi hitung dasar.

Murid dapat memahami konsep volume Murid diminta mengerjakan soal-soal


dan dapat melakukan operasi hitung tantangan yang menerapkan konsep
dasar volume dalam kehidupan sehari-hari.
murid akan diminta untuk bekerja secara
mandiri dan saling memeriksa pekerjaan
masing-masing

ii. Contoh rancangan kegiatan pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan


belajar berdasarkan minat murid.

Ibu Irene adalah guru Bahasa Indonesia. Dia ingin membelajarkan murid-
muridnya tentang keterampilan membuat teks prosedur. Setelah
mendiskusikan dengan murid-muridnya tentang apa dan bagaimana membuat
teks prosedur, Bu Irene meminta murid-muridnya berlatih membuat sendiri teks
prosedur. Setiap murid diberi kebebasan memilih topik yang diminati untuk
ditulis menjadi teks prosedur.
Misalnya, murid-murid perempuan yang suka memasak, boleh membuat
teks prosedur tentang bagaimana cara memasak makanan tertentu. Murid yang
memiliki minat terhadap kerajinan tangan boleh membuat teks prosedur tentang
membuat sebuah produk kerajinan tangan tertentu, dan sebagainya.
Keterampilan yang dilatih tetap sama, yaitu membuat teks prosedur, namun
topiknya mungkin berbeda, sesuai minat murid.

32
iii. Contoh rancangan kegiatan pembelajaran yang dibuat oleh seorang guru
dengan memperhatikan kebutuhan belajar berdasarkan profil belajar murid:

Pak Yono adalah seorang guru Matematika. Beliau akan mengajar dengan tujuan
pembelajaran yaitu agar murid dapat memahami tentang kesebanguan dan kongruensi.
Kemudian, dari proses pengamatan kebutuhan belajar murid-muridnya, Pak Yono
mengetahui mana murid-muridnya yang merupakan pembelajar visual, pembelajar
auditori, dan pembelajar kinestetik. Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-
muridnya tersebut, Pak Yono memutuskan untuk melakukan beberapa hal berikut:
1. Pada saat pembelajaran berlangsung:
 menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
 menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh
murid.
 menempelkan poster / banner informasi di tempat-tempat berbeda untuk
memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi
2. Pada saat memberi tugas
 Memberi kebebasan kepada murid-murid untuk memilih cara mewujudkan
produk belajar untuk mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang
kesebangunan dan kongruensi dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan,
rekaman wawancara maupun video bermain peran.

E. Bahan Bacaan / Pengayaan


1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara. Oleh Simon Petrus
Rafael. Modul 1.1 PGP Dirjen GTK Kemendikbudristek.
2. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid oleh Kusuma dan
Luthfah, Modul 2.1 PGP Dirjen GTK Kemendikbudristek
3. https://www.youtube.com/watch?v=NPnbvCVBicc

Bahan bacaan / pengayaan dapat diunduh pada link berikut


https://bit.ly/bacaanpop

F. Rangkuman
1. Pembelajaran diferensiasi adalah menciptakan suatu kelas yang beragam
dengan memberikan kesempatan dalam meraih konten, memproses suatu
ide dan meningkatkan hasil belajar setiap murid, sehingga murid-murid akan
bisa lebih belajar dengan efektif.
2. Konten (input) yaitu mengenai apa yang dipelajari murid.
3. Proses yaitu bagaimana murid akan mendapatkan informasi dan membuat
ide mengenai hal yang dipelajarinya,
33
4. Produk (output), bagaimana murid akan mendemonstrasikan apa yang sudah
mereka pelajari

34
Daftar Pustaka

Andini, D. W. 2016. “Differentiated Instruction”: Solusi Pembelajaran dalam


Keberagaman Siswa di Kelas Inklusif. Trihayu,

Brown, H.D. 2000. ''Principles of Language Teaching and Learning,'' (4th ed.). White
Plains, New York: Longman

Celce-Marcia, M. 2001. ''Teaching English as a Second or Foreign Language,'' (3rd


ed.). New York. Dewey Publishing Services:

Dewantara, K.H. (2009). Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika

Dirman dan juarsih. 2014. Jenis-jenis gaya belajar. Pustaka belajar. Malang

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Ghufron, Sugiyono. 2014. Gaya Belajar. Pustaka Belajar. Jakarta

Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.


Jakarta: Bumi Aksara
https://gtkdikmendiksus.kemdikbud.go.id/profil-belajar
siswa/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=profil-belajar-siswa
diakses Rabu 3 Agustus 2022 pukul 13.18 WIB
https://drive.google.com/file/d/1MyagMXRVLLTGr8sPT6yCP0s4XzCE9lFk/view

diakses Rabu 3 Agustus 2022 pk13.18 WIB

https://keluargakita.com/2015/11/07/profil-belajar/
diakses Senin 1 Agustus 2022 pk 13.32 WIB

Keefe, J. W. 1979. Learning style: An overview. NASSP's Student Learning


Styles:Diagnosing and Proscribing Programs (pp. 1-17). Reston, VA. National
Association of Secondary School Principles.

Kemendikbud, 2020. Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada satuan Pendidikan dalam


kondisi khusus

Kemendikbudristek. 2021. Panduan Pengisian Instrumen Profil Belajar SIswa di Satuan


Pendidikan Penyelenggara Pendidikan Inklusif. Jakarta.

Kemendikbudristek, 2022. Permendikbudristek No 16 Tentang Standar Proses Pada


Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah

35
Kemendikbudristek, 2022. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak
Usia Dini, Dasar, dan Menengah, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan

Khuluqo, Ihsan El. 2016. Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Metode dan
Aplikasi Nilai-nilai Spiritualitas dalam Proses Pembelajaran. Pustaka belajar.
Jakarta.

Kusuma dan Luthfah. 2022. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid.
Modul 2.1 PGP. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Rafael Simon Petrus. 2022. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.
Modul 1.1 PGP. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Tomlinson, C. A. (2001). How to Differentiate instruction in mixed-ability classrooms


2nd Ed). Alexandria, VA: ASCD.

36
Lampiran
Lembar Kerja 1a “Asesmen Diagnostik Kognitif”

Buatlah rancangan asesmen diagnostik kognitif untuk siswa kelas tujuh di sekolah
bapak ibu, dan lengkapilah template berikut.

Sasaran tes diagnostic : kelas … semester ….


Jadwal tes : …………………………..
Materi asesmen : …………………………..
Pengetahuan prasyarat : …………………………..
Ketrampilan prasyarat : …………………………..
Prediksi kesulitan murid: : …………………………..
Rencana tindak lanjut : …………………………..

Instrument tes diagnostik

38
Lembar Kerja 1b “Asesmen Diagnostik NonKognitif”

Buatlah masing-masing 4 pertanyaan terkait :


a. Latar belakang keluarga murid
b. Kesiapan belajar murid
c. Kebiasaan belajar murid
d. Motivasi belajar murid
e. Minat belajar murid
f. Gaya belajar murid
g. Aspek lain ….

Boleh menyediakan emoticon untuk menyatakan respon murid


Boleh menggunakan rubrik dengan pilihan SS, S,TS STS

39
Lembar Kerja 2 : “Kelas Kita”

Setelah Anda menyimak Aktifitas 1, silahkan dituliskan informasi yang Anda peroleh
pada Lembar Kerja berikut. Lembar Kerja 1 boleh disesuaikan dengan situasi yang
Anda jumpai di kelas yang Anda ampu

Nama Guru : ……………………………………………………


Unit Kerja : ……………………………………………………

No Pertanyaan Jawaban

1 Sebutkan salah satu rombongan


belajar yang Anda ampu.

2 Berapa banyak siswa di kelas itu?

3 Silahkan Anda mengingat satu


persatu murid di kelas tersebut. Nama Potensi / gaya belajar /
Dapatkah Anda menyebutkan Siswa minat
potensi / kekuatan mereka? Gaya
belajar apa yang dominan bagi
mereka? Apa yang mereka minati?
(siswa yg menonjol)

4 Siapa diantara murid-murid itu


yang mempunyai kemampuan
menghitung cepat? Dan siapakah
yang sebaliknya?

5 Siapakah yang paling menyukai


kegiatan kelompok?

6 Siapakah yang justru selalu


menghindar saat bekerja
kelompok?

40
7 Siapakah yang kemampuan
membacanya paling baik?

8 Siapakah murid yang masih


perlu dibantu untuk meningkatkan
keterampilan memahami bacaan
mereka?

9 Siapakah yang paling senang


menulis dan siapakah yang
senang berbicara?

10 Siapakah yang suka mondar-


mandir di kelas?

41
Lembar Kerja 3 : “Superhero Teacher”

Nama Guru : ……………………………………………………


Unit Kerja : ……………………………………………………

Setelah Anda menyimak Aktifitas 2,


silahkan dituliskan pengalaman Anda menjadi “Superhero Teacher”

Jelaskan bagaimana situasi dalam pembelajaran saat itu. Siapa saja murid yang
memerlukan bantuan dalam mengikuti pembelajaran saat itu? Tindakan apa yang Anda
lakukan untuk membantu murid tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan agar aktifitas
pembelajaran di kelas tetap kondusif, sementara Anda membantu beberapa murid
yang memerlukan bantuan?

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………
42
……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

43
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berdiferensiasi

Materi : …………………………..
Kelas / semester : …………………………..
Unit Kerja : …………………………..
Disusun oleh : …………………………..

Sesuai kebutuhan belajar murid dapat dilakukan diferensiasi : konten, proses, produk

a. Tujuan Pembelajaran::
1. ….
2. ….

b. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan

2. Kegiatan Inti

3. Penutup

c. Penilaian
Teknik penilaian : ………………………………
Instrumen penilaian : ………………………………(disertakan langsung/
dilampirkan)

44
Pre Test

1. Menurut Kepmendikbudristek nomor 16 tahun 2022 tentang Standar Proses, pada


pasal 7 ayat 3 disebutkan bahwa strategi pembelajaran yang dirancang untuk
memberi pengalaman belajar yang berkualitas dilaksanakan dengan
memperhatikan karakteristik Peserta Didik, antara lain :
a. usia dan tingkat perkembangan,
b. tingkat kemampuan sebelumnya
c. kondisi fisik dan psikologis
d. jawaban a, b, dan c semua benar

2. Menurut Hamalik (2003) kesiapan belajar adalah …


a. keadaan kapasitas yang ada pada diri murid dalam hubungan dengan tujuan
pengajaran tertentu.
b. Prasarana yang dibutuhkan untuk mempersiapkan proses belajar
c. Cara belajar murid yang unik
d. Kekuatan yang dimiliki murid untuk belajar

3. Menurut Djamarah (2002) ada beberapa aspek kesiapan belajar, antara lain:
a. Kesiapan fisik
b. Kesiapan psikis
c. Kesiapan materiil
d. jawaban a, b, dan c semua benar

4. Cara yang paling tepat untuk mengetahui kesiapan belajar murid adalah …
a. Tes awal
b. Pre test
c. Post test
d. Asesmen diagnostic

5. Murid yang perkembangan atau hasil belajarnya paling tertinggal berdasarkan hasil
Asesmen Diagnostik,.
a. Diarahkan untuk sekolah ke SMPLB
b. Diarahkan untuk mendaftar di sekolah inklusif
c. Tidak perlu diterima di sekolah umum
d. Diberikan pendampingan belajar secara afirmatif

6. Instrumen yang dapat digunakan guru untuk mengetahui kesiapan belajar murid dari
segi materi.adalah …
a. Asesmen diagnostik kognitif
b. Asesmen diagnostik nonkognitif
c. Pre test
d. Post test

7. Asesmen diagnostik nonkognitif digunakan untuk mengetahui kesiapan belajar


murid dari segi non materi.
a. Asesmen diagnostik kognitif
b. Asesmen diagnostik nonkognitif
c. Pre test
d. Post test
.

45
8. Menurut Ghufron (2014) gaya belajar adalah
a. cara yang disukai oleh murid dalam melakukan kegiatan berfikir, memperoses
dan mengerti suatu informasi atau materi pelajaran..
b. kombinasi dari bagaimana murid menyerap, lalu mengatur, dan mengolah
informasi.
c. cara yang disukai oleh murid dalam melakukan kegiatan berfikir, memperoses
dan mengerti suatu informasi atau materi pelajaran.
d. Jawaban a, b, dan c semuanya salah

9. Menyukai instruksi tertulis, foto dan ilustras untuk dilihat, saat petunjuk untuk
melakukan sesuatu diberikan biasanya kan melihat teman-teman lainnya baru dia
sendiri bertindak.
Pernyataan tersebut dengan gaya belajar ….
a. Auditori
b. Kinestetik
c. Visual
d. Semua jawaban a, b, dan c salah semua

10. Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja, mudah terganggu oleh keributan,
menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca,
dan membaca dengan keras senang mendengarkan,
Pernyataan tersebut dengan gaya belajar ….
a. Auditori
b. Kinestetik
c. Visual
d. Semua jawaban a, b, dan c salah semua

11. Cenderung berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain dan banyak
melakukan gerak fisik. Menyukai belajar melalui praktik langsung, menghafal
sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung.
Pernyataan tersebut dengan gaya belajar ….
a. Auditori
b. Kinestetik
c. Visual
d. Semua jawaban a, b, dan c salah semua

12. Saran media belajar yang sesuai dengan murid yang memiliki gaya belajar visual
adalah …
a. Menggunakan perekam
b. Menggunakan seluruh panca indera : penglihatan, sentuhan, pengecap,
penciuman, pendengaran, laboratorium, kunjungan lapangan
c. Media gambar, video, poster, diagram, flow chart, grafik, simbol-simbol
d. Laboratorium

13. Saran media belajar yang sesuai dengan murid yang memiliki gaya belajar auditori
adalah …
a. Menggunakan perekam
b. Menggunakan seluruh panca indera : penglihatan, sentuhan, pengecap,
penciuman, pendengaran, laboratorium, kunjungan lapangan
c. Media gambar, video, poster, diagram, flow chart, grafik, simbol-simbol
d. Laboratorium

46
14. Saran media belajar yang sesuai dengan murid yang memiliki gaya belajar
kinestetik adalah …
a. Menggunakan perekam
b. Menggunakan seluruh panca indera : penglihatan, sentuhan, pengecap,
penciuman, pendengaran, laboratorium, kunjungan lapangan
c. Media gambar, video, poster, diagram, flow chart, grafik, simbol-simbol
d. Laboratorium

15. Di antara pernyataan berikut yang merupakan kecenderungan belajar murid


dengan gaya belajar visual adalah …
a. Melakukan eksperimen, mengingat kembali mengenai eksperimen, melakukan
kunjungan lapangan.
b. Mengganti kata-kata dengan simbol atau gambar
c. Menambahkan informasi yang didapat dengan cara berbicara dengan orang lain
dan mengumpulkan catatan dari buku, merekam ringkasan dari catatan yang
dibuat dan dengarkan rekaman tersebut,
d. Belajar hanya pada saat menjelang ujian

16. Di antara pernyataan berikut yang merupakan kecenderungan belajar murid


dengan gaya belajar auditori adalah …
a. Melakukan eksperimen, mengingat kembali mengenai eksperimen, melakukan
kunjungan lapangan.
b. Mengganti kata-kata dengan simbol atau gambar
c. Menambahkan informasi yang didapat dengan cara berbicara dengan orang lain
dan mengumpulkan catatan dari buku, merekam ringkasan dari catatan yang
dibuat dan dengarkan rekaman tersebut,
d. Belajar hanya pada saat menjelang ujian

17. Di antara pernyataan berikut yang merupakan kecenderungan belajar murid


dengan gaya belajar kinestetik adalah …
a. Melakukan eksperimen, mengingat kembali mengenai eksperimen, melakukan
kunjungan lapangan.
b. Mengganti kata-kata dengan simbol atau gambar
c. Menambahkan informasi yang didapat dengan cara berbicara dengan orang lain
dan mengumpulkan catatan dari buku, merekam ringkasan dari catatan yang
dibuat dan dengarkan rekaman tersebut,
d. Belajar hanya pada saat menjelang ujian

18. Di antara pernyataan berikut yang benar terkait profil belajar murid adalah …
a. Profil belajar murid adalah karakteristik unik yang dimiliki oleh masing-masing
murid.
b. Profil belajar murid dapat membantu murid untuk bisa lebih cepat memahami
konsep dan menguasai pengetahuan ketrampilan baru.
c. Profil belajar murid dapat mempengaruhi cara belajar murid.
d. Jawaban a, b, dan c semua benar

19. Beberapa unsur berikut yang mempengaruhi terbentuknya profil belajar murid
adalah …
a. Lingkungan belajar
b. Budaya / kebiasaan.
c. Gaya belajar.
d. Jawaban a, b, dan c semua benar

47
20. Manfaat profil belajar murid bagi guru yang paling tepat adalah …
a. Guru dapat merancang dan menerapkan pembelajaran yang lebih sesuai
dengan karakteristik murid.
b. Sebagai bahan untuk membuat album kelas.
c. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kenaikan kelas
d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kelulusan murid

21. Guru dapat menggunakan cara sederhana untuk mengetahui profil belajar murid,
yaitu dengan menggali informasi terkait beberapa aspek berikut:
a. Media belajar yang bagaimana yang membuat anak tertarik dan terlibat dalam
proses pembelajaran?
b. Kondisi lingkungan belajar / kelas yang bagaimana yang nyaman untuk belajar
anak?
c. Sudah sampai di mana tingkat pengetahuan dan pemahaman anak tentang
materi belajar?
d. Jawaban a, b, dan c semua benar.

22. Pernyataan berikut yang paling tepat tentang pembelajaran berdiferensiasi adalah

a. Pembelajaran dengan menciptakan suatu kelas yang beragam dengan
memberikan kesempatan dalam meraih konten, memproses suatu ide dan
meningkatkan hasil belajar setiap murid, sehingga murid-murid akan bisa
lebih belajar dengan efektif.
b. Pembelajaran dengan melayani 32 murid dalam suatu dengan 32 cara
berbeda.
c. Pembelajaran dengan mengajarkan materi yang berbeda-beda untuk tiap
murid dalam suatu kelas.
d. Jawaban a, b, dan c semua salah

23. Menurut Tomlinson (2001) kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid
berdasarkan aspek-aspek berikut
a. kesiapan belajar murid
b. minat belajar murid
c. profil belajar murid.
d. Jawaban a, b, dan c semua benar

24. Menurut Andini (2016) pembelajaran diferensiasi menggunakan berbagai


pendekatan meliputi …
a. Diferensiasi konten.
b. Diferensiasi proses.
c. Diferensiasi produk.
d. Jawaban a, b, dan c semua benar

25. Pernyataan berikut yang sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi adalah …


a. Diferensiasi konten yaitu mengenai apa yang dipelajari murid
b. Diferensiasi proses yaitu bagaimana murid akan mendapatkan informasi
dan membuat ide mengenai hal yang dipelajarinya,
c. Diferensiasi produk yaitu tentang bagaimana murid akan mendemonstrasikan
apa yang sudah mereka pelajari
d. Jawaban a, b, dan c semua benar

48
Instrumen Pengamatan Simulasi Pembelajaran Berdiferensiasi

Nama Guru Model : …………………………………………………


Unit Kerja : …………………………………………………
Mata Pelajaran : …………………………………………………

No Indikator Skor Keterangan

0 1 2

1 Guru menyampaikan judul materi pelajaran

2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai RPP

3 Guru menyampaikan skenario kegiatan pembelajaran

4 Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai RPP terdiri


(pembukaan, inti, penutup)

5 Proses pembelajaran menunjukkan diferensiasi konten

6 Proses pembelajaran menunjukkan diferensiasi proses

7 Proses pembelajaran menunjukkan diferensiasi produk

8 Proses pembelajaran menunjukkan ada penilaian


9 Instrument penilaian yang digunakan sesuai RPP

10 Proses pembelajaran berlangsung sesuai alokasi waktu

11 Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran

Jumlah skor
Nilai = (Skor yang diperoleh x 100)/22

Predikat

Amat Baik, jika Nilai > 81

Baik , jika 72 < NiIai ≤ 81

Cukup , jika 63 < Nilai ≤ 72

Kurang , jika Nilai ≤ 63

49
Catatan Observer:
……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

Malang, …… September 2022

Observer I

_________________________

50
51

Anda mungkin juga menyukai