KABUPATEN MALANG
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Berdiferensiasi
Pembelajaran
Berdiferensiasi
Penyusun
Drs. Nanang Hari Setiyono, M.Pd.
Reviewer :
Mokhamad Iksan, M.Ed.
Sari Idayatni, M.IDEA
David Fermandi, M.Pd
Safynah Arsy Mustofa, M.Pd
Modul ini diterbitkan oleh Education Quality Improvement Consortium (EQuIC) untuk
Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Teknologi Republik Indonesia untuk Bidang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berdiferensiasi di Kabupaten Malang
2022
Direktur EQuIC
Selamat kepada bapak ibu guru yang mendapat kesempatan meningkatkan kompetensi di
bidang literasi dan numerasi melalui Program Organisasi Penggerak bersama Equic.
Sesuai dengan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, bahwa murid mempunyai kodratnya
masing-masing. Guru diibaratkan sebagai petani. Seorang petani dapat menciptakan tempat
persemaian , menebar benih, menyiram air, memberi pupuk, serta merawat tanaman agar tidak
terkena hama penyakit. Selebihnya, tanaman akan tumbuh berkembang dan berbuah sesuai
kodrat masing-masing.
Dalam Kepmendikbudristek nomor 16 tahun 2022 tentang Standar Proses dinyatakan
bahwa strategi pembelajaran yang dirancang untuk memberi pengalaman belajar yang
berkualitas dilaksanakan dengan memperhatikan karakteristik murid, yang meliputi (i) usia
dan tingkat perkembangan, (ii) tingkat kemampuan sebelumnya, (iii) kondisi fisik dan psikologis;
dan (iv) latar belakang keluarga murid. Setiap murid memiliki keunikan sendiri-sendiri sesuai
dengan kodratnya. Setiap murid memiliki kesiapan belajar, minat belajar, gaya belajar, dan profil
belajar yang belum tentu sama.
Guru perlu memahami pembelajaran berdiferensiasi.agar dapat melayani murid dengan
beragam profil belajar dan kebutuhan belajar murid. Pembelajaran dapat dilaksanakan secara
berdiferensiasi dengan memperhatikan aspek-aspek konten, proses, maupun produk.
Pembelajaran diferensiasi dilaksanakan dengan menciptakan suatu kelas yang beragam
dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk meraih konten, memproses suatu
ide dan meningkatkan hasil belajar setiap murid, sehingga murid-murid akan bisa belajar
dengan lebih efektif.
Semua yang bapak ibu guru pelajari melalui modul ini akan lebih bermakna ketika bapak ibu
guru dapat mengimplementasikannya dalam pembelajaran di kelas yang bapak ibu ampu. Dan
bapak ibu guru akan dikenang murid sebagai “Pelukis masa depan” bila bapak ibu guru dapat
menyajikan pembelajaran sesuai profil belajar murid dan kebutuhan murid.
Salam
Sampul
Penyusun ii
Kata Pengantar iii
Surat Penulis iv
Daftar Isi v
Pendahuluan 1
a. Latar Belakang 1
b. Tujuan 1
c. Sasaran 2
d. Peta Kompetensi 2
e. Ruang Lingkup 2
f. Cara Penggunaan Modul 3
g. Tindak Lanjut 3
Sesi 1
Kesiapan Belajar 4
a. Tujuan 4
b. Indikator Pencapaian Kompetensi 4
c. Aktifitas Pembelajaran 4
d. Uraian Materi 5
e. Materi Bacaan/Pengayaan 9
f. Rangkuman 9
Sesi 2
Gaya Belajar Murid 10
a. Tujuan 10
b. Indikator Pencapaian Kompetensi 10
c. Aktifitas Pembelajaran 10
d. Uraian Materi 12
e. Bahan Bacaan/Pengayaan 17
f. Rangkuman 17
Sesi 3
Profil Belajar Murid 18
a. Tujuan 18
b. Indikator Pencapaian Kompetensi 18
c. Aktivitas Pembelajaran 18
d. Uraian Materi 19
A. Latar belakang
Di dalam pasal 7 ayat (3) Kepmendikbudristek no 16 tahun 2022 tentang Standar
Proses menyatakan bahwa (cara untuk mencapai tujuan belajar) strategi
pembelajaran yang dirancang untuk memberi pengalaman belajar yang
berkualitas dilaksanakan dengan memperhatikan karakteristik Peserta Didik, yang
meliputi (i) usia dan tingkat perkembangan, (ii) tingkat kemampuan sebelumnya, (iii)
kondisi fisik dan psikologis; dan (iv) latar belakang keluarga murid. Senada dengan
hal itu, pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk mengarahkan murid menuju kodratnya,
pendidik berperan sebagai pengarah / pamong. Dalam proses pembelajaran, pendidik
perlu menciptakan lingkungan belajar yang cocok untuk tumbuh kembang anak
menggapai masa depannya yang gemilang.
Mengantarkan murid menuju kodratnya adalah salah satu tugas pendidik dalam
rangkaian proses pendidikan. Ibarat sebagai seorang petani, tugas pendidik antara
lain menyiapkan lahan, menyemai bibit, menyiram, memberi pupuk, merawat agar
terhindar dari hama penyakit, dll. Terlepas dari apa yang dapat diusahakan oleh
petani, setiap bibit mempunyai kodratnya sendiri-sendiri. Kita tidak pernah bisa
berharap akan panen pisang jika yang ditanam adalah bibit jagung. Begitu pula
dengan murid-murid yang dipercayakan kepada kita, mereka mempunyai kodratnya
sendiri-sendiri. Kita bisa menyiapkan / menciptakan lingkungan belajar yang cocok
dengan kondisi murid. Kita juga bisa merancang perlakuan/kegiatan belajar yang
cocok dengan minat, bakat, dan profil belajar murid.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu keputusan yang sesuai dengan
beragamnya kondisi murid, baik terkait kesiapan belajar, minat, dan profil belajar
murid. Dengan menyiapkan rancangan pembelajaran berdiferensiasi pada konten,
proses, dan produk guru dapat memberikan layanan yang cocok dengan kebutuhan
belajar murid.
B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdiferensiasi yang sesuai
kebutuhan belajar murid dengan memperhatikan kesiapan belajar murid, minat murid,
dan profil belajar murid.
1
C. Sasaran
Sasaran pelatihan ini adalah guru-guru SMP yang tersebar di wilayah kabupaten
Malang, yang terpilih untuk mengikuti Program Organisasi Penggerak yang
dilaksanakan oleh Equic.
D. Peta kompetensi
E. Ruang lingkup
Modul ini terdiri dari empat (4) topik pembahasan, yaitu kesiapan belajar
murid, gaya belajar murid, profil belajar murid, dan pembelajaran berdiferensiasi.
Pada setiap topik memuat uraian materi dan aktivitas pembelajaran serta dilengkapi
dengan Lembar Kegiatan Peserta sesuai kebutuhan masing-masing sesi. Secara
keseluruhan materi yang dbahas dari topik satu, dua, dan tiga akan dirangkai sebagai
dasar untuk Menyusun rancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
berdiferensiasi.
Topik sesi 1 akan membahas kondisi yang mempengaruhi kesiapan belajar murid
dalam pembelajaran. Topik sesi dua akan membahas tentang ragam gaya belajar
2
murid serta karakter dan saran kegiatan dalam proses pembelajaran. Topik sesi tiga
akan membahas tentang profil belajar murid. Topik sesi empat akan membahas
bagaimana merancang pembelajaran berdiferfensiasi dengan memperhatikan
diferensiasi pada konten, proses, dan produk.
G. Tindak Lanjut
Setelah peserta menyelesaikan sesi 4 pada pelatihan modul ini, diharapkan peserta
dapat mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdiferensiasi
sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, serta mengimplementasikan di kelas
yang diampu. Dengan demikian guru akan dapat melaksanakan pembelajaran yang
berdampak pada murid dan juga berpihak pada murid. Kegiatan tindak lanjut akan
dipantau saat monitoring.
3
Sesi 1
Kesiapan Belajar
Sesi 1
KESIAPAN BELAJAR
A. Tujuan
Setelah mempelajari topik 1 modul ini, diharapkan peserta pelatihan dapat:
1. Memahami berbagai aspek yang mempengaruhi kesiapan belajar murid
2. Memetakan kesiapan belajar murid di kelas yang diampu
C. Aktifitas Pembelajaran
10 menit Pengantar
4
45 menit Peserta dikelompokkan @ LK 1a, LK 1b
5 orang.
Kertas plano,
Kelompok ganjil sticky note,
mendiskusikan asesmen dobel tape
diagnostik kognitif.
Kelompok genap
mendiskusikan asesmen
diagnostik nonkognitif.
Penutupan
D. Uraian Materi
1. Aspek-aspek yang mempengaruhi kesiapan belajar murid
Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar “kesiapan belajar murid”?
5
adalah keadaan kapasitas yang ada pada diri murid dalam hubungan dengan
tujuan pengajaran tertentu.
Menurut Djamarah (2002) ada beberapa aspek kesiapan, antara lain:
a. Kesiapan fisik
Misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu, mengantuk, dan
sebagainya)
b. Kesiapan psikis
Misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi
intrinsik.
c. Kesiapan materiil
Misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan,
catatan dll
Setiap orang memiliki kondisi fisik dan psikis yang dinamis dari waktu ke
waktu. Ketika seseorang hadir dalam suatu proses pembelajaran, kondisi fisik
dan psikis orang tersebut berpengaruh terhadap kualitas proses pembelajaran
yang diikuti, dan juga berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Pada saat memasuki tahun pelajaran baru, tidak sedikit guru yang
terjebak pada laporan hasil belajar (raport) murid pada kelas/jenjang
sebelumnya. Guru masih melihat kemampuan murid dari raport atau hasil ujian
akhir jenjang sebelumnya. Data tambahan kadang didapatkan melalui
wawancara dengan wali kelas sebelumnya. Namun, data tersebut sebenarnya
tidak cukup untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan menerapkan metode
pembelajaran yang tepat di kelas baru. Asesmen diagnostik merupakan cara
efektif mengetahui kesiapan belajar murid, baik di kelas / jenjang berikutnya.
Terkait asesmen diagnostik terdapat beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian pendidik (Kepmendibud, 2020)
a. Asesmen Diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk
mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, keiemahan murid, sehingga
pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi murid.
b. Pembelajaran diawali dengan Asesmen Diagnostik
c. Murid yang perkembangan atau hasil belajarnya paling tertinggal berdasarkan
hasil Asesmen Diagnostik, diberikan pendampingan belajar secara afirmatif.
6
Pada pertengahan tahun 2020, telah diterbitkan buku panduan asesmen
diagnostik oleh Pusat Asesmen dan Pembelajaran. Penerapan asesmen
diagnostik yang terdiri atas asesmen diagnostik kognitif dan nonkognitif dapat
membantu guru menyusun perencanaan pembelajaran yang tepat sesuai
dengan kondisi/kebutuhan murid. Hasil asesmen memberikan dasar kepada guru
untuk menetapkan perlakuan atau strategi yang tepat kepada masing-masing
murid (Kemendikbudristek, 2022).
Murid dengan kesiapan belajar yang berbeda tentu saja harus
mendapatkan perlakuan yang tidak sama. Perlakuan ini diwujudkan dalam
penentuan langkah pembelajaran serta capaian yang diharapkan dari masing-
masing murid. Perlakuan ini juga tentu saja harus berpihak pada murid. Murid
dengan kesiapan belajar tinggi diberikan penanganan yang lebih kompleks dari
murid dengan kesiapan belajar yang masih kurang.
Tujuan asesmen diagnostik di awal pembelajaran adalah untuk
memonitor perkembangan nonkognitif dan kognitif murid untuk memenuhi target
capaian belajar.
7
2 (dua) soal dengan topik dua kelas di bawah, untuk semester
2 (genap)
b) Pelaksanaan
Berikan soal asesmen untuk semua murid di kelas,
c) Tindak lanjut
Lakukan diagnosis penilaian hasil asesmen.
Berdasarkan hasil diagnosis penilaian, bagi murid menjadi 3
(tiga) kelompok:
murid dengan rata-rata kelas akan diajar oleh guru di kelas
tersebut;
murid 1 semester di bawah rata-rata, akan dititipkan ke guru
di kelas tingkat bawah atau dibuatkan kelompok belajar yang
didampingi orangtua/tutor yang relevan;
Murid 2 semester di bawah rata-rata akan dititipkan ke guru di
kelas tingkat bawah atau dibuatkan kelompok belajar yang
didampingi orangtua/tutor yang relevan.
Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan
sebelum memulai topik pembelajaran yang baru.
Ulangi proses yang sama disetiap awal pembelajaran untuk
melakukan adaptasi materi pembelajaran sesuai tingkat
kemampuan
8
Pelaksanaan:
Berikan gambar emosi kepada murid.
Minta murid mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah
dengan bercerita, membuat tulisan, atau menggambar.
tindak lanjut
Identifikasi murid dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi
empat mata.
Menentukan tindak lanjut dan mengkomunikasikan dengan murid serta
orangtua jika diperlukan.
https://bit.ly/bacaanpop
F. Rangkuman
1. Kesiapan belajar adalah kondisi awal suatu kegiatan belajar yang membuat murid
siap untuk memberi respon dalam mencapai tujuan pembejaran
2. Kesiapan belajar dipengaruhi oleh aspek pisik, psikis, dan material
3. Asesmen Diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk
mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, keiemahan murid, sehingga
pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi murid.
4. Penerapan asesmen diagnostik yang terdiri atas asesmen diagnostik kognitif dan
nonkognitif
9
Sesi 2
Gaya Belajar Murid
Sesi 2
GAYA BELAJAR
MURID
A. Tujuan
C. Aktifitas Pembelajaran
1 15 menit Pengantar
10
Perwakilan dari tiap kelompok
memilih topik diskusi yang
disediakan (diundi) fasilitator (ada 3
topik)
Pertanyaan pemantik:
11
4 20 menit Penutup
Benang merah
Penutupan
D. Uraian Materi
Hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan dari luar
diri murid. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar murid yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah hal-
hal yang munsul dari dalam murid terdiri dari aspek fisiologi (fisik dan panca
indra), aspek psikologi (bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan
kognitif). Sedangkan faktor eksternal adalah hal-hal yang terkait dengan aspek
lingkungan (alam dan sosial) dan instrumental (kurikulum/bahan pembelajaran,
pendidik, sarana dan prasarana, administrasi/manajemen). Faktor-faktor
tersebut akan mempengaruhi murid dalam menyerap informasi atau materi
pelajaran yang diperoleh.
Murid memiliki cara masing-masing yang berbeda dengan murid lain
dalam menerima dan memahami informasi dan materi yang diberikan oleh
pendidik. Hal tersebut menyebabkan pemahaman murid berbeda-beda sehingga
hasil belajar dapat berbeda. Cara belajar tersebut disebut juga sebagai gaya
belajar.
Terdapat beberapa pendapat ahli tentang gaya belajar. Menurut Ghufron
(2014) gaya belajar adalah cara yang disukai oleh murid dalam melakukan
kegiatan berfikir, memperoses dan mengerti suatu informasi atau materi
pelajaran. Khuluqo (2016) gaya belajar merupakan suatu kebiasaan yang
diperlihatkan oleh individu dalam memproses informasi dan pengetahuan
serta mempelajari suatu keterampilan. Sedangkan Dirman & Juarsih (2014)
gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana murid menyerap, lalu
mengatur, dan mengolah informasi. Gaya belajar dapat didefinisikan dengan
berbagai cara, tergantung pada perspektif seseorang. Keefe (1979)
mendefinisikan gaya belajar sebagai "gabungan dari karakteristik kognitif, afektif,
dan faktor fisiologis yang berfungsi sebagai indikator yang relatif stabil tentang
12
bagaimana pelajar merasakan, berinteraksi dengan, dan merespon lingkungan
belajar." Sementara Brown (2000) mendefinisikan gaya belajar sebagai cara
seseorang mempersepsikan dan memproses informasi dalam situasi belajar.
Brown berpendapat bahwa preferensi gaya belajar merupakan salah satu aspek
gaya belajar, dan mengacu pada pilihan satu situasi belajar atau kondisi di atas
preferensi yang lain. Sedangkan, Celcia-Marcia (2001) mendefinisikan gaya
belajar sebagai pendekatan umum—misalnya, global atau analitik, auditori atau
visual—yang digunakan siswa dalam memperoleh bahasa baru atau dalam
mempelajari subyek lainnya. Dengan kata lain, gaya belajar adalah cara seorang
siswa merasakan, berinteraksi dengan, dan merespon lingkungan belajar. Gaya
belajar kadang-kadang didefinisikan sebagai karakteristik kognitif, afektif, sosial,
dan fisiologis perilaku yang berfungsi sebagai indikator yang relatif stabil tentang
bagaimana siswa merasakan, berinteraksi dengan, dan menanggapi lingkungan
belajar”
Gaya belajar murid diaktualisasikan menurut kebiasaan dan kesukaannya
dalam memperoleh informasi. Ada murid yang belajar dengan membaca,
mendengarkan, melihat. Adapula murid yang belajar dengan cara menemukan
atau melakukan suatu eksperimen. Dalam suatu kelas mungkin pendidik akan
menjumpai bahwa setiap murid tidak hanya memiliki satu gaya belajar namun
pada dasarnya terdapat satu gaya belajar yang dominan dimiliki oleh murid.
Gaya belajar murid yang beragam dapat membuat murid belajar dengan nyaman
dan mudah dalam memahami materi pelajaran sehingga dapat mencapai
tujuan pemeblajaran. Keragaman gaya belajar murid bukanlah suatu hambatan
bagi pendidik dalam melaksanakan pembelajaran dengan efektif.
Kemampuan murid untuk mengetahui sendiri gaya belajarnya akan
meningkatkan efektifitas dalam belajar yang akan berdampak langsung dengan
hasil belajar yang diperoleh peserta didik nantinya. Selain itu, pendidik juga
perlu menciptakan lingkungan belajar agar sesuai dengan gaya belajar murid.
Kesesuaian lingkungan belajar dengan gaya belajar serta proses pembelajaran
yang efektif dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
13
ketiga gaya belajar ini, namun terdapat kecenderungan pada salah satu diantara
gaya belajar tersebut.
a. Gaya belajar visual
Murid dengan gaya belajar visual mengandalkan penglihatan. Mereka
cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat. Mereka akan memahami
suatu informasi setelah melihat dulu bukti konkret, daripada mendengarkan
informasi tersebut. Seseorang cenderung untuk duduk di depan agar dapat
melihat dengan jelas. Mampu berpikir menggunakan gambar-gambar di otak
mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan
visual seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Orang-orang
visual rapi dan teratur, berbicara dengan cepat, perencana dan pengatur
jangka panjang yang baik, teliti terhadap detail, mementingkan penampilan
baik dalam hal pakaian maupun presentasi, pekerja yang baik dan dapat
melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka.
14
Orang-orang auditorial berbicara kepada diri sendiri saat bekerja, mudah
terganggu oleh keributan, menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan
tulisan di buku ketika membaca, dan membaca dengan keras senang
mendengarkan, dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama.
Selain itu, mereka mempunyai warna suara dan kesulitan untuk menulis
tetapi hebat dalam berbicara, berbicara dengan irama yang terpola dan
pembicara yang fasih.
Murid dengan gaya belajar auditory mampu mengingat dengan baik apa yang
mereka katakan maupun yang orang lain sampaikan, mengingat dengan baik
dengan jalan selalu mengucapkan dengan nada keras dan mengulang-ulang
kalimat, sangat menyukai diskusi kelompok, menyukai diskusi yang lebih lama
terutama untuk hal-hal yang kurang mereka pahami, mampu menginngat
dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas, mengenal
banyak sekali lagu atau iklan TV dan bahkan dapat menirukannya secara tepat
dan komplit, suka berbicara, kurang suka tugas membaca (dan pada
umumnya bukanlah pembaca yang baik).
15
rekaman tersebut, minta orang lain untuk mendengar pemahaman yang
diterima mengenai suatu topic, baca buku atu catatan dengan keras
16
Kecenderungan cara belajar
Mengingat kejadian nyata yang terjadi, masukan berbagai macam contoh
untuk memudahkan dalam mengingat konsep, gunakan benda-benda untuk
mengilustrasikan ide, kembali ke laoratorium atau tempat belajar dapat
melakukan eksperimen, mengingat kembali mengenai eksperimen, kunjungan
lapangan dan sebagainya.
https://bit.ly/bacaanpop
F. Rangkuman
1. Gaya belajar adalah cara yang disukai oleh murid dalam melakukan kegiatan
berfikir, memperoses dan mengerti suatu informasi atau materi pelajaran.
2. Terdapat tiga jenis gaya belajar yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan
kinestetik.
17
Sesi 3
Profil Belajar Murid
Sesi 3
PROFIL BELAJAR
MURID
A. Tujuan
C. Aktifitas Pembelajaran
10 menit Pengantar
18
pemantik di bagian “Identifikasi profil
belajar murid”
15 menit Penutup
Benang merah
Penutupan
D. Uraian Materi
Profil belajar murid adalah karakteristik unik yang dimiliki oleh masing-
masing murid yang mempengaruhi gaya dan kebiasaannya dalam belajar. Profil
belajar murid dapat membantu murid untuk bisa lebih cepat memahami konsep
dan menguasai pengetahuan ketrampilan baru. Profil belajar murid dapat
mempengaruhi cara belajar murid.
19
Terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi terbentuknya profil belajar
murid antara lain:
a. Pengaruh lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat
kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak
terstruktur, dsb. Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di
ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb
b. Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal
- Impersonal
c. Pengaruh gaya belajar, terkait bagaimana murid memilih, memperoleh,
memproses, dan mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada
tiga, yaitu:visual, auditory, dan kinestetik.
d. Pengaruh adanya kecerdasan majemuk. Teori tentang kecerdasan majemuk
menjelaskan bahwa manusia sebenarnya memiliki delapan kecerdasan
berbeda yang mencerminkan berbagai cara kita berinteraksi dengan dunia.
Kecerdasan tersebut adalah visual-spasial, musical, bodily- kinestetik,
interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic- matematika
21
c. Manfaat profil belajar murid bagi orang tua
Dengan memahami profil belajar murid, maka orang tua dapat membantu anak
dalam mengikuti belajar di sekolah dan di rumah, serta dapat membantu anak
dalam mengatasi keterbatasan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, orangtua dapat menjadi bagian dari tim pembelajaran yang bersama-
sama mengoptimalkan potensi, bakat dan minat yang dimiliki.
https://bit.ly/bacaanpop
F. Rangkuman
1. Profil belajar murid adalah karakteristik unik yang dimiliki oleh masing-masing
murid yang mempengaruhi gaya dan kebiasaannya dalam belajar
2. Aspek-aspek yang mempengaruhi terbentuknya profil belajar murid antara lain (i)
lingkungan belajar, (ii) budaya, (iii) gaya belajar, dan (iv) kecerdasan
3. Dengan mengetahui profil belajar murid maka guru dapat menerapkan
pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan murid
23
Sesi 4
Pembelajaran Berdiferensiasi
Sesi 4
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
A. Tujuan
Setelah mempelajari topik sesi 4 modul ini, diharapkan peserta pelatihan dapat:
1. Memahami pembelajaran berdiferensiasi
2. Merancang kegiatan belajar yang sesuai dengan kesiapan, minat, dan gaya
belajar murid
C. Aktifitas Pembelajaran
15 menit Pengantar
24
situasi kelasnya kepada
pasangannya.(10 menit)
(Masing-masing peserta
membuat rancangan untuk kelas
yang diampu, namun boleh
diskusi dengan peserta lain)
25
Produk yang dihasilkan berupa
RPP Berdiferensiasi
Paparan @ 20 menit
15 menit Penutup
Benang merah
Penutupan
D. Uraian Materi
26
kesiapan belajar yang berbeda, gaya belajar yang beragam, serta profil belajar
yang beragam dan unik.
a. Aktifitas 1 “Kelas kita” (Gunakan LK 2)
Coba bayangkan murid-murid di kelas yang bapak / ibu ampu. Berapa
banyak siswa di kelas itu? Silahkan bapak / ibu mengingat satu persatu murid
di kelas tersebut. Dapatkah bapak / ibu menyebutkan potensi / kekuatan
mereka? Gaya belajar apa yang dominan bagi mereka? Apa yang mereka
minati? Ingatkah bapak / ibu, siapa diantara murid-murid itu yang mempunyai
kemampuan menghitung cepat? Dan siapakah yang sebaliknya? Siapakah
yang paling menyukai kegiatan kelompok? Siapakah yang justru selalu
menghindar saat bekerja kelompok? Siapakah yang kemampuan
membacanya paling baik? Siapakah murid yang masih perlu dibantu
untuk meningkatkan keterampilan memahami bacaan mereka? Siapakah
yang paling senang menulis dan siapakah yang senang berbicara? Siapakah
yang suka mondar-mandir di kelas?
b. Aktifitas 2 “Superhero Teacher”
Pernahkah bapak / ibu guru menyadari bahwa setiap kali menyajikan
pembelajaran di kelas, guru sering menghadapi banyak sekali bentuk
keberagaman. Seringkali guru harus melakukan banyak pekerjaan atau
membuat keputusan dalam satu waktu. Misalnya, saat mengajar di kelas,
seorang guru mungkin harus membantu satu muridnya yang mengalami
kesulitan, sementara itu guru juga harus mengatur agar saat ia membantu
murid tersebut, kelasnya tetap dapat berlangsung dengan kondusif. Dalam
kesehariannya, guru akan senantiasa melakukan hal ini. Banyak guru yang
tidak menyadari bahwa mereka memiliki kemampuan tersebut yang
terbentuk secara alami. Semua upaya tersebut dilakukan oleh guru untuk
memastikan setiap murid di kelasnya dapat mengikuti proses pembelajaran
sesuai kondisi masing-masing. Selamat Anda adalah “Superhero
Teacher”.
27
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang
manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan merupakan tempat untuk menanamkan benih-benih
kebudayaan dalam masyarakat. Dewantara (2009) meyakini bahwa untuk
menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah
satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang
berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau
diwariskan kepada generasi berikutnya.
Ki Hajar Dewantara (dalam Rafael, 2022) menjelaskan bahwa tujuan
pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh
sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan
dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Terkait perjalanan hidup menuju kodrat anak, peran pendidik dapat
digambarkan sebagai seorang petani, sedangkan murid digambarkan sebagai
aneka bibit tanaman. Petani dapat menciptakan lingkungan yang cocok untuk
menyemai aneka bibit tanaman, lalu merawatnya dengan menyiram, memberi
pupuk, menyemprot obat jika ada hama, dll. Sedangkan bibit yang disemai akan
tumbuh sesuai kodratnya. Bila petani menanam jagung, tidak mungkin akan
panen durian, atau yang lain. Bibit yang baik jika ditanam pada lingkungan yang
cocok, dan mendapat perlakuan yang baik, dapat diharapkan akan tumbuh
dengan baik. Sedangkan bibit yang baik jika disemai ditempat yang kurang baik,
maka pertumbuhannya tidak akan optimal. Sementara bibit yang kurang baik jika
ditanam pada lingkungan yang cocok, dan diberi perlakuan yang baik, masih
dapat diharapkan akan tumbuh semakin baik. Disitulah peran pendidik,
menciptakan lingkungan belajar, dan memberi perlakuan yang sesuai untuk
berbagai benih tanaman.
3. Pengertian RPP berdiferensiasi
28
a. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara
jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran,
namun juga
murid-muridnya
b. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya.
Bagaimana guru akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk
memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu
menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan
serta penilaian yang berbeda
c. Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid
untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
Bagaimana guru memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan
selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka
d. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur,
rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga
struktur yang jelas, sehingga walaupun murid melakukan kegiatan yang
mungkin berbeda-beda, namun kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
e. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru menggunakan informasi yang
didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat
menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid
mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan, dan
kemudian menyesuaikan rencana dan proses pembelajaran.
belajar murid.
Murid dapat memahami konsep volume Murid secara mandiri menghitung volume
namun belum lancar dalam melakukan bangun ruang sisi datar menggunakan
operasi hitung dasar bantuan benda-benda konkret.
Murid disarankan untuk diskusi untuk
saling memeriksa pekerjaan dengan
teman di kanan dan kirinya sebelum
bertanya langsung pada guru.
Guru akan sesekali datang memantau
pekerjaan siswa, untuk memeriksa agar
tidak ada miskonsepsi.
Setelah pelajaran selesai, ia memberikan
latihan berhitung tambahan untuk
memperlancar kemampuan melakukan
operasi hitung dasar.
Ibu Irene adalah guru Bahasa Indonesia. Dia ingin membelajarkan murid-
muridnya tentang keterampilan membuat teks prosedur. Setelah
mendiskusikan dengan murid-muridnya tentang apa dan bagaimana membuat
teks prosedur, Bu Irene meminta murid-muridnya berlatih membuat sendiri teks
prosedur. Setiap murid diberi kebebasan memilih topik yang diminati untuk
ditulis menjadi teks prosedur.
Misalnya, murid-murid perempuan yang suka memasak, boleh membuat
teks prosedur tentang bagaimana cara memasak makanan tertentu. Murid yang
memiliki minat terhadap kerajinan tangan boleh membuat teks prosedur tentang
membuat sebuah produk kerajinan tangan tertentu, dan sebagainya.
Keterampilan yang dilatih tetap sama, yaitu membuat teks prosedur, namun
topiknya mungkin berbeda, sesuai minat murid.
32
iii. Contoh rancangan kegiatan pembelajaran yang dibuat oleh seorang guru
dengan memperhatikan kebutuhan belajar berdasarkan profil belajar murid:
Pak Yono adalah seorang guru Matematika. Beliau akan mengajar dengan tujuan
pembelajaran yaitu agar murid dapat memahami tentang kesebanguan dan kongruensi.
Kemudian, dari proses pengamatan kebutuhan belajar murid-muridnya, Pak Yono
mengetahui mana murid-muridnya yang merupakan pembelajar visual, pembelajar
auditori, dan pembelajar kinestetik. Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-
muridnya tersebut, Pak Yono memutuskan untuk melakukan beberapa hal berikut:
1. Pada saat pembelajaran berlangsung:
menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh
murid.
menempelkan poster / banner informasi di tempat-tempat berbeda untuk
memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi
2. Pada saat memberi tugas
Memberi kebebasan kepada murid-murid untuk memilih cara mewujudkan
produk belajar untuk mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang
kesebangunan dan kongruensi dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan,
rekaman wawancara maupun video bermain peran.
F. Rangkuman
1. Pembelajaran diferensiasi adalah menciptakan suatu kelas yang beragam
dengan memberikan kesempatan dalam meraih konten, memproses suatu
ide dan meningkatkan hasil belajar setiap murid, sehingga murid-murid akan
bisa lebih belajar dengan efektif.
2. Konten (input) yaitu mengenai apa yang dipelajari murid.
3. Proses yaitu bagaimana murid akan mendapatkan informasi dan membuat
ide mengenai hal yang dipelajarinya,
33
4. Produk (output), bagaimana murid akan mendemonstrasikan apa yang sudah
mereka pelajari
34
Daftar Pustaka
Brown, H.D. 2000. ''Principles of Language Teaching and Learning,'' (4th ed.). White
Plains, New York: Longman
Dirman dan juarsih. 2014. Jenis-jenis gaya belajar. Pustaka belajar. Malang
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
https://keluargakita.com/2015/11/07/profil-belajar/
diakses Senin 1 Agustus 2022 pk 13.32 WIB
35
Kemendikbudristek, 2022. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak
Usia Dini, Dasar, dan Menengah, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan
Khuluqo, Ihsan El. 2016. Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Metode dan
Aplikasi Nilai-nilai Spiritualitas dalam Proses Pembelajaran. Pustaka belajar.
Jakarta.
Kusuma dan Luthfah. 2022. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid.
Modul 2.1 PGP. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Rafael Simon Petrus. 2022. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.
Modul 1.1 PGP. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
36
Lampiran
Lembar Kerja 1a “Asesmen Diagnostik Kognitif”
Buatlah rancangan asesmen diagnostik kognitif untuk siswa kelas tujuh di sekolah
bapak ibu, dan lengkapilah template berikut.
38
Lembar Kerja 1b “Asesmen Diagnostik NonKognitif”
39
Lembar Kerja 2 : “Kelas Kita”
Setelah Anda menyimak Aktifitas 1, silahkan dituliskan informasi yang Anda peroleh
pada Lembar Kerja berikut. Lembar Kerja 1 boleh disesuaikan dengan situasi yang
Anda jumpai di kelas yang Anda ampu
No Pertanyaan Jawaban
40
7 Siapakah yang kemampuan
membacanya paling baik?
41
Lembar Kerja 3 : “Superhero Teacher”
Jelaskan bagaimana situasi dalam pembelajaran saat itu. Siapa saja murid yang
memerlukan bantuan dalam mengikuti pembelajaran saat itu? Tindakan apa yang Anda
lakukan untuk membantu murid tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan agar aktifitas
pembelajaran di kelas tetap kondusif, sementara Anda membantu beberapa murid
yang memerlukan bantuan?
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
42
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
43
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berdiferensiasi
Materi : …………………………..
Kelas / semester : …………………………..
Unit Kerja : …………………………..
Disusun oleh : …………………………..
Sesuai kebutuhan belajar murid dapat dilakukan diferensiasi : konten, proses, produk
a. Tujuan Pembelajaran::
1. ….
2. ….
b. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
c. Penilaian
Teknik penilaian : ………………………………
Instrumen penilaian : ………………………………(disertakan langsung/
dilampirkan)
44
Pre Test
3. Menurut Djamarah (2002) ada beberapa aspek kesiapan belajar, antara lain:
a. Kesiapan fisik
b. Kesiapan psikis
c. Kesiapan materiil
d. jawaban a, b, dan c semua benar
4. Cara yang paling tepat untuk mengetahui kesiapan belajar murid adalah …
a. Tes awal
b. Pre test
c. Post test
d. Asesmen diagnostic
5. Murid yang perkembangan atau hasil belajarnya paling tertinggal berdasarkan hasil
Asesmen Diagnostik,.
a. Diarahkan untuk sekolah ke SMPLB
b. Diarahkan untuk mendaftar di sekolah inklusif
c. Tidak perlu diterima di sekolah umum
d. Diberikan pendampingan belajar secara afirmatif
6. Instrumen yang dapat digunakan guru untuk mengetahui kesiapan belajar murid dari
segi materi.adalah …
a. Asesmen diagnostik kognitif
b. Asesmen diagnostik nonkognitif
c. Pre test
d. Post test
45
8. Menurut Ghufron (2014) gaya belajar adalah
a. cara yang disukai oleh murid dalam melakukan kegiatan berfikir, memperoses
dan mengerti suatu informasi atau materi pelajaran..
b. kombinasi dari bagaimana murid menyerap, lalu mengatur, dan mengolah
informasi.
c. cara yang disukai oleh murid dalam melakukan kegiatan berfikir, memperoses
dan mengerti suatu informasi atau materi pelajaran.
d. Jawaban a, b, dan c semuanya salah
9. Menyukai instruksi tertulis, foto dan ilustras untuk dilihat, saat petunjuk untuk
melakukan sesuatu diberikan biasanya kan melihat teman-teman lainnya baru dia
sendiri bertindak.
Pernyataan tersebut dengan gaya belajar ….
a. Auditori
b. Kinestetik
c. Visual
d. Semua jawaban a, b, dan c salah semua
10. Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja, mudah terganggu oleh keributan,
menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca,
dan membaca dengan keras senang mendengarkan,
Pernyataan tersebut dengan gaya belajar ….
a. Auditori
b. Kinestetik
c. Visual
d. Semua jawaban a, b, dan c salah semua
11. Cenderung berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain dan banyak
melakukan gerak fisik. Menyukai belajar melalui praktik langsung, menghafal
sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung.
Pernyataan tersebut dengan gaya belajar ….
a. Auditori
b. Kinestetik
c. Visual
d. Semua jawaban a, b, dan c salah semua
12. Saran media belajar yang sesuai dengan murid yang memiliki gaya belajar visual
adalah …
a. Menggunakan perekam
b. Menggunakan seluruh panca indera : penglihatan, sentuhan, pengecap,
penciuman, pendengaran, laboratorium, kunjungan lapangan
c. Media gambar, video, poster, diagram, flow chart, grafik, simbol-simbol
d. Laboratorium
13. Saran media belajar yang sesuai dengan murid yang memiliki gaya belajar auditori
adalah …
a. Menggunakan perekam
b. Menggunakan seluruh panca indera : penglihatan, sentuhan, pengecap,
penciuman, pendengaran, laboratorium, kunjungan lapangan
c. Media gambar, video, poster, diagram, flow chart, grafik, simbol-simbol
d. Laboratorium
46
14. Saran media belajar yang sesuai dengan murid yang memiliki gaya belajar
kinestetik adalah …
a. Menggunakan perekam
b. Menggunakan seluruh panca indera : penglihatan, sentuhan, pengecap,
penciuman, pendengaran, laboratorium, kunjungan lapangan
c. Media gambar, video, poster, diagram, flow chart, grafik, simbol-simbol
d. Laboratorium
18. Di antara pernyataan berikut yang benar terkait profil belajar murid adalah …
a. Profil belajar murid adalah karakteristik unik yang dimiliki oleh masing-masing
murid.
b. Profil belajar murid dapat membantu murid untuk bisa lebih cepat memahami
konsep dan menguasai pengetahuan ketrampilan baru.
c. Profil belajar murid dapat mempengaruhi cara belajar murid.
d. Jawaban a, b, dan c semua benar
19. Beberapa unsur berikut yang mempengaruhi terbentuknya profil belajar murid
adalah …
a. Lingkungan belajar
b. Budaya / kebiasaan.
c. Gaya belajar.
d. Jawaban a, b, dan c semua benar
47
20. Manfaat profil belajar murid bagi guru yang paling tepat adalah …
a. Guru dapat merancang dan menerapkan pembelajaran yang lebih sesuai
dengan karakteristik murid.
b. Sebagai bahan untuk membuat album kelas.
c. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kenaikan kelas
d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kelulusan murid
21. Guru dapat menggunakan cara sederhana untuk mengetahui profil belajar murid,
yaitu dengan menggali informasi terkait beberapa aspek berikut:
a. Media belajar yang bagaimana yang membuat anak tertarik dan terlibat dalam
proses pembelajaran?
b. Kondisi lingkungan belajar / kelas yang bagaimana yang nyaman untuk belajar
anak?
c. Sudah sampai di mana tingkat pengetahuan dan pemahaman anak tentang
materi belajar?
d. Jawaban a, b, dan c semua benar.
22. Pernyataan berikut yang paling tepat tentang pembelajaran berdiferensiasi adalah
…
a. Pembelajaran dengan menciptakan suatu kelas yang beragam dengan
memberikan kesempatan dalam meraih konten, memproses suatu ide dan
meningkatkan hasil belajar setiap murid, sehingga murid-murid akan bisa
lebih belajar dengan efektif.
b. Pembelajaran dengan melayani 32 murid dalam suatu dengan 32 cara
berbeda.
c. Pembelajaran dengan mengajarkan materi yang berbeda-beda untuk tiap
murid dalam suatu kelas.
d. Jawaban a, b, dan c semua salah
23. Menurut Tomlinson (2001) kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid
berdasarkan aspek-aspek berikut
a. kesiapan belajar murid
b. minat belajar murid
c. profil belajar murid.
d. Jawaban a, b, dan c semua benar
48
Instrumen Pengamatan Simulasi Pembelajaran Berdiferensiasi
0 1 2
Jumlah skor
Nilai = (Skor yang diperoleh x 100)/22
Predikat
49
Catatan Observer:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Observer I
_________________________
50
51