PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium adalah suatu unit dimana berbagai macam test pemeriksaan sampel
dari pasien dikerjakan untuk tujuan skrining, diagnosis maupun pemantauan terapi.
Pelayanan Laboratorium saat ini tidak hanya menjadi penunjang diagnosis, tetapi juga
sebagai penentu diagnosis, sehingga pelayanan laboratorium harus diatur sedemikian
rupa agar dapat berjalan dengan baik dan lancar.
B. Ruang Lingkup
Pelayanan Laboratorium bukan hanya merupakan penunjang, tetapi merupakan
penentu diagnosis, sehingga memiliki peranan yang cukup besar dalam penatalaksanaan
pasien. Laboratorium RSUD Sumbawa Besar melayani semua Instalasi pelayanan yang
ada di RSUD Sumbawa Besar, termasuk pelayanan unit gawat darurat, sehingga
pelayanan laboratorium tersedia 24 jam.
C. Batasan Operasional
Pelayanan laboratorium RSUD Sumbawa Besar dilakukan mulai dari persiapan
pasien, pengambilan sampel pemeriksaan, pengerjaan sampel, penulisan hasil dan
distribusi hasil. Pelayanan Laboratorium yang dilakukan dapat bersifat pelayanan biasa
maupun cito. Pelayanan cito diberikan untuk pasien IGD, IBS, dan VK. Sedangkan
pasien dari Instalasi lain yang membutuhkan hasil cepat (dengan tulisan cito pada form
permintaan Laboratorium), juga diberikan hasil lebih cepat dibandingkan pasien lainnya.
Pemeriksaan Laboratorium yang tidak bisa dikerjakan di Laboratorium RSUD Sumbawa
Besar, akan dirujuk ke Lab rujukan. Laboratorium rujukan RSUD Sumbawa Besar
adalah Laboratorium Sinar Medika,
D. Landasan Hukum
Pelayanan Laboratorium di RSUD Sumbawa Besar saat ini merujuk kepada UU no.
36 tahun 2009 tentang Kesehatan, UU no 40 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
Keputusan MenKes RI no 129/MenKes/SK/III/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit dan Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar dari
Depkes Ri tahun 2008. Selain itu, landasan hukum yang digunakan dalam pelayanan
Laboratorium adalah KMK 432/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit, KMK
1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang standar kesehatan dan keselamatan kerja di rumah
sakit, KMK 370 tahun 2007 tentang standar profesi ahli teknologi laboratorium
kesehatan dan Pedoman Operasional dan pemeliharaan peralatan kesehatan, Depkes
2001.
1
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2
Rata – rata jumlah parameter pemeriksaan perhari adalah 346, yang terdiri dari :
BULAN
NO JENIS PEMERIKSAAN
OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
A HEMATOLOGI
1 DL 1711 1658 1712
2 GOLONGAN DARAH 204 220 221
3 MALARIA 198 178 177
4 CT 139 152 141
5 BT 139 152 141
6 GAMBARAN DARAH TEPI 9 6 6
7 LED 360 256 267
8 PT – 8 13
9 APTT – 8 13
B KIMIA KLINIK
1 GDP 361 513 469
2 GDS 368 303 264
3 GD 2JPP 24 61 38
4 GLUKOSA STICK 2049 2616 1869
5 HbA1C 39 83 66
6 SGOT 390 371 427
7 SGPT 390 371 427
8 GLOBULIN 1 1 5
9 TOTAL PROTEIN 3 13 16
10 ALBUMIN 341 383 412
11 ALKALI PHOSPHATASE 1 15 11
12 GAMMA GT – 11 10
13 UREUM 509 543 527
14 KREATININE 509 543 527
BULAN
NO JENIS PEMERIKSAAN
OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
15 ASAM URAT 135 138 158
16 CHOLESTEROL 149 188 181
17 TRIGLYSERIDA 147 203 177
18 D- HDL-CHOL 71 112 116
19 D-LDL-CHOL 114 151 127
3
20 BILIRUBIN TOTAL 22 30 18
21 BILIRUBIN DIRECT 22 30 18
22 BILIRUBIN INDIRECT 22 30 18
23 CK-MB – 1 10
24 LDH 1 ‒ –
25 ELEKTROLIT 321 288 371
26 ANALISA GAS DARAH 19 42 54
C IMUNOLOGI
1 HBsAg STRIP 449 479 419
2 HBsAb STRIP – 1 –
3 HCV STRIP – 17 13
4 WIDAL 110 117 114
5 IgG&IgM DENGUE 24 45 60
6 VDRL – 1 –
7 HIV 2 2 1
8 T3 20 29 23
9 T4 20 29 23
10 TSH 20 29 23
11 TROPONIN I 5 25 46
12 NS1 6 8 33
13 ASTO – – –
14 RF 8 – 1
15 RIVALTA 1 2 6
D URINALISA
1 URINE LENGKAP 290 324 281
2 GLUKOSA URINE/RED 27 24 15
3 PROTEIN URINE 56 44 36
4 HcG/TEST KEHAMILAN 31 34 19
5 ANALISA SPERMA – 1 –
6 NARKOBA AMPHETAMIN 49 59 49
7 NARKOBA MORPHIN 49 50 49
8 NARKOBATHC/MARIJUANA 49 50 49
9 NARKOBA COCCAIN 49 50 49
E FAECES
1 FAECES RUTIN 14 18 25
4
BULAN
NO JENIS PEMERIKSAAN
OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
F MIKROBIOLOGI
1 BTA 96 102 144
2 LEPRA TB – – –
3 GRAM – – 5
4 JAMUR – –
5 SPERMA DIRECT 1 – –
5
Jumlah 8 Analis Kesehatan
Standbay pagi 9 Analis Kesehatan
Jumlah Analis 17 Analis Kesehatan
B. Distribusi Ketenagaan
Ketenagaan di Laboratorium RSUD Sumbawa Besar, diatur sesuai dengan Instalasi
pelayanan yang ada. Saat ini, semua petugas Laboratorium bertempat tugas di
Laboratorium, namun tetap melayani seluruh Instalasi pelayanan yang ada sehubungan
dengan letak masing masing Instalasi yang berdekatan.
C. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga di Laboratorum RSUD Sumbawa Besar disesuaikan dengan waktu
pelayanan dan jumlah pasien yang dilayani. Laboratorium RSUD Sumbawa Besar
menjalankan pelayanan 24 jam, sehingga terdapat 3 siklus jaga, yaitu pagi, sore dan
malam.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Ruangan
Semua ruangan terutama yang dipakai untuk pemeriksaan spesimen perlu
mempunyai ventilasi yang baik dan mendapat sinar matahari yang cukup. Ruang
peneriman spesimen atau pengambilan spesimen sebaiknya terpisah dari ruang
pemeriksaan untuk mencegah kontaminasi, terutama ruang pemeriksaan mikrobiologi
Menurut fungsinya, dalam garis besar ruangan – ruangan dibagi dalam :
Ruang administrasi penerimaan dan sampling
Ruang pemeriksaan dan pengolahan hasil
6
Yang tidak kalah penting adalah tempat / ruangan penunjang seperti : tempat /
ruang penyimpanan bahan kimia / reagensia yang memenuhi persyaratan keselamatan
kerja dan persyaratan penyimpanan reagensia itu sendiri antara lain ruangan dingin atau
lemari pendinginan untuk penyimpanan reagensia tertentu, WC serta ruangan cuci tempat
pembuangan sisa-sisa bahan pemeriksaan (waste disposal).
Ruang Labotarium RSUD Sumbawa Besar terdiri dari ruang penerimaan pasien,
administrasi dan pengambilan specimen pemeriksaan, ruang pengerjaan pemeriksaan
dan pengolahan hasil, ruang pengecatan, dan kamar mandi.
B. Standar Fasilitas
Perkembangan teknologi dalam dunia kedokteran umumnya dan bidang klinik
khususnya, akhir-akhit ini makin pesat. Produsen peralatan laboratorium berlomba
meningkatkan kwalitas serta kecanggihan alat untuk memenuhi kebutuhan keinginan
masyarakat serta kecanggihan dan pemberi jasa laboratorium. Namun demikian,
penerapan teknologi tanpa penapisan dan penyesuaian dengan situasi, kondisi serta
kebutuhan masing – masing negara akan membawa akibat yang tidak diinginkan,
diantaranya melambungnya biaya pemeriksaan laboratorium.
Untuk memberikan pelayanan laboratorium yang berhasil guna dan berdaya guna,
pemilihan jenis dan jumlah alat laboratorium harus disesuaikan dengan pelayanan medik
yang dibutuhkan, yang tentunya berbeda antara berbagai kelas rumah sakit yang ada.
Untuk pemeriksaan rutin dan banyak jumlahnya dalam satu hari, dan dilakukan
otomatisasi pekerjaan misalnya:
Skrining urine
Hematologi rutin, GDT, Faal Hemostasis dll.
Kimia klinik tertentu seperti : glukosa, fungsi hati, fungsi ginjal, lemak Darah,
Endokrin, Elektrolit, Analisa Gas darah dll
Disamping penyesuaian dengan pelayanan diberbagai kelas rumah sakit, dalam memilih
alat laboratorium faktor – faktor penting yang perlu diperhatikan adalah :
1. Kemampuan alat
2. Kemudahan penyediaan reagen yang dipakai dengan alat itu.
3. Kemudahan operasional
4. Ketelitian dan ketepatan alat
5. Kemudahan pemeliharaan
Mengabaikan salah satu faktor di atas dapat mengakibatkan pelayanan dengan
menggunakan alat tersebut tidak memberikan hasil yang diharapkan. Apabila
dikehendaki standarnisasi peralatan laboratorium untuk rumah sakit kelas D,C, B dan A
7
yang dimaksud bukanlah standarnisasi merek alat, tetapi standarnisasi berdasarkan faktor
– faktor :
GEDUNG
R. Hematologi +
R Kimia Klinik +
R Mikrobiologi +
R Serologi /Imunologi +
R Pengambilan bahan +
R Penyimpanan / Gudang +
R Penyimpanan dingin +
R. Tunggu +
R. Jaga / Tidur +
R. Cuci & WC +
R. Perpustakaan -
R. Makan -
PERALATAN KANTOR:
KOMPUTER -
Alat Tulis -
Formulir Pemeriksaan/Hasil +
Lab -
Telepon
8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
10
Ketentuan Pemberian Label
Pelabelan pada tabung dilakukan dengan menempel stiker/penulisan pasien identitas
pasien pada tabung. Pemberian label dilakukan setelah selesai melakukan
tusukan/flebotomi. Sesuaikan data pada stiker identitas pasien dengan data pada formulir
permintaan dan gelang pasien. Jangan meninggalkan pelabelan sebelum selesai.
Spesimen sputum
1. Jelaskan pada pasien bahwa dahak yang terbaik untuk pemeriksaan adalah
dahak yang dibatukkan dari dalam dada/paru-paru.
2. Jika pasien menggunakan gigi palsu, lepaskan gigi palsu tersebut terlebih dahulu.
3. Siapkan pot dahak yang bersih, kering dan bertutup ulir, dan beri label yang jelas
pada dinding pot
4. Pengumpulan dahak dilakukan di ruang terbuka agar terkena sinar matahari
langsung.
Memberi petunjuk kepada pasien:
a. Kumur dengan air sebelum mengeluarkan dahak
b. Tarik nafas dalam-dalam, hembuskan sekuat-kuatnya, lakukan 2 – 3 kali.
Selanjutnya tarik nafas dalam-dalam kemudian ditahan dan rasakan dahak
akan keluar, batukkan dengan keras.
c. Letakkan pot / wadah yang sudah dibuka, dahak yang keluar ditampung
dalam pot tersebut ( pot yang digunakan bermulut lebar )
d. Tutup pot dengan kuat dengan cara memutar tutupnya
e. Tempelkan Stiker identitas pasien pada pot penampung sputum
5. Bagi pasien yang sulit mengeluarkan dahak dapat diatasi dengan cara:
a. Gelitik bagian anak lidah / batang tenggorokan dengan lidi kapas
b. Pasien minum air hangat / teh manis
c. Pasien olah raga ringan / jalan-jalan / berjemur dibawah matahari dengan
posisi tidur telungkup
12
6. Dahak yang baik untuk pemeriksaan adalah dahak yang berwarna kuning
kehijauan. Air liur / secret hidung / ingus tidak sesuai / tidak dibenarkan. Bila
bahan yang diterima tidak sesuai, maka bahan ditolak dan penderita diminta
untuk mengambil dahak ulang.
7. Bila tidak ada dahak yang dapat dikeluarkan maka:
a. Pot dahak yang telah dipakai, dibuang ketempat sampah medis
b. Tulis “Tidak ada Spesimen” pada form permohonan Lab TBC
c. Sarankan agar penderita selalu menutup mulut dengan masker setiap kali
batuk dan jangan membuang dahak di sembarang tempat
8. Setelah pemeriksaan selesai, pot dahak disiram dengan desinfektan dan dibuang
Untuk pemeriksaan yang menggunakan sampel serum,untuk segera dapat
dilakukan pemeriksaan. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, bahan sisa
pemeriksaan yang masih dalam vacutainer disimpan dalam suhu 2-80C selama 48
jam.
C. Pemeriksaan Laboratorium
1. Tahap Pra Analitik :
Bahan / sampel pasien yang telah diambil diperiksa kelayakannya sesuai dengan
jenis permintaan pemeriksaan laboratorium. .
2. Tahap Analitik :
2.1 Pemeriksaan Kimia Klinik dengan Erba XL 200 dan Erba Chem-7
Sampel / bahan akan dianalisa dengan menggunakan alat dan reagen yang
sudah dikalibrasi dan hasil pemantapan mutu internalnya sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
Prosedur Pengoperasian Alat Kimia Klinik ERBA XL 200
1. MENYALAKAN INSTRUMEN :
a. Nyalakan CPU, computer, printer
a.Klik calibration / F5
13
c. Pilih jenis item yang mau di control, pilih Ok
3. RUNNING SAMPEL
a. Pilih / klik pasient entry atau F2
d.Save
b. Masukkan reagen
e. Mengeluarkan hasil
14
g. Bilas dengan aquadest
15
2.4 PROSEDUR MEMATIKAN ANALYZER HEMATOLOGY CELLDYN
RUBY
a. Tekan (Menu) lalu pilih Shutdown tekan Enter
Klik operator ID
Klik start UP
17
e. Setelah ketemu pindahkan kembali lensa obyektif 40X
f. Cari lapangan pandang besar menggunakan makrometer kemudian diperjelas
menggunakan micrometer
g. Catat hasil pemeriksaan
h. Sediaan kering diperiksa menggunakan pembesaran lensa obyektif 100X
ditambah oil emersi, diafragma dibuka penuh
i. Cari lapangan pandang menggunkan makrometer kemudian diperjelas
menggunakan micrometer
j. Amati sampai 100 lapangan pandang
k. Catat hasil
4. RUNNING SAMPEL
a. Pilih menu
b. Pilih Work List untuk input data pasien
c. Pilih regist muncul kotak order
d. Isi data
e. Pilih OK setelah semua data telah diisi
f. Pilih F2 manual untuk mencocokkan data pasien
g. Lakukan running sampel
18
h. Pilih eksplorer untuk melihat hasil
i. Pilih browser untuk melihat grafik
j. Print hasil.
2. PEMERIKSAAN APTT
a. Untuk pemeriksaan APTT tekan 1 enter tekan 2 enter tekan 1 ( jumlah
sampel ) enter enter
b. Masukkan cuvet ke dalam lubang incubasi kemudian masukkan ball ke dalam
cuvet
c. Inkubasi 3 menit masukkan sampel 50 mikron + 50 mikron CK PRESS tekan
tombol inkubasi (A, B, C, D)
d. Tunggu 170 detik (sampai bunyi BIP) pindahkan cuvet ke dalam lubang
pembacaan
e. Masukkan CaCL2 50 mikron ke dalam cuvet sambil menekan tanda panah di
bawah lubang pembacaan
f. Tunggu keluar hasil
g. Kembali ke menu utama dengan menekan tanda orang
h. Pembacaan control sama dengan pembacaan sampel
5. MEMATIKAN ALAT
a. Tekan tombol on / off di belakang alat
b. Lepaskan selang yang ada di dalam alat
2. PROSEDUR WASHING
a. Hidupkan UPS
b. Tekan tombol on/off dibelakang alat
c. Keluar menu awal wp S – 31
d. Tekan menu, tekan 1 choose test enter enter
e. Tunggu sampai ada tulisan “enter choose pos “ tekan 1 enter
ada tulisan no of strip tekan sesuai jumlah baris well
enter 2x
f. Alat akan melakukan pencucian tunggu hingga selesai
g. Sesudah selesai tekan clear 2x
ALAT
PARAMETER BAHAN HASIL PERSYARATAN
DIAGNOSTIK
Celldyn Ruby/
Darah Lengkap <140
Darah EDTA Celldyn Emerad
(DL) menit
& Sysmex
LED/ ESR/ BBS Darah EDTA Kimased 60 menit
Golongan Darah Darah EDTA - 30 menit
Insight Expert dan
Urine Lengkap Urine Segar 60 menit
Mikroskop
Faecese Lengkap Faeces Mikroskop 60 menit
BTA Sputum Mikroskop 1 hari
Cairan
BTA Leprae Mikroskop 60 menit
Jaringan
Darah
120
Widal EDTA/Darah Mikroskop
menit
Beku/serum
25
120
PT / APTT Darah Beku Stago Start
menit
Darah 120
Hbs Ag Strip
beku/serum menit
Kimia Darah
LFT (Lever
Fungsi Test)
Bill Total
Bill Direk
T. Protein Darah Beku/ Erba XL 200 dan <140
Albumin Serum Erba Chem-7 menit
Globulin
ALP
SGOT
SGPT
RFT (Renal
Fungsi Test) Darah Beku/ Erba XL 200 dan <140
1. BUN Serum Erba Chem-7 menit
2. Kreatinin
3. Asam Urat
LIPID PROFILE
1. Cholesterol
2. HDL – Chol Darah Erba XL 200 dan < 140 Puasa 10 - 12 jam
3. LDL – Chol Beku/Serum Erba Chem-7 menit sebelum
4. Trigliserida pengambilan darah
26
ELEKTROLIT
AFT 500
Natrium Darah Beku/ <140
Electrolytes
Kalium Serum menit
Analyzer
Clorida
Alat Strip
Glukosa Strip
Whole blood Glukosa Oncall 30 menit
Plus
Antidengue Ig G Darah Beku/ 120
Strip
Ig M Serum menit
Darah Beku / 120
NS1 Strip
Serum menit
Darah Beku / 120
Troponin I Strip
Serum menit
Tes Kehamilan Urine Strip 30menit
Darah 120
Hbs Ag Strip
beku/serum menit
120
HIV Darah Beku Rapid
menit
Darah 120
Anti Hbs Ab Strip
beku/serum menit
Darah 120
HCV Strip
beku/serum menit
Thypoid IgG & Darah 120
Strip
IgM beku/serum menit
Darah 201
Endokrin Robonik Elisa
beku/serum menit
Darah Arteri +
Analisa Gas Darah Opti CCA-TS 60 menit
Heparin
D. Pengelolaan Limbah
Sampah di unit laboratorium ada 2 (dua) macam :
1.Sampah Medis
27
2.Sampah Non Medis
Cara Penanganan
a. Sampah Medis Cair dibuang di wastafel yang salurannya langsung ke
pengolahan limbah ( IPAL ).
b. Sampah Medis Padat dimasukkan kedalam kantong plastik warna kuning, lalu
dibawa ke TPA (tempat pembuangan akhir) untuk kemudian dibawa ke
insenerator. Khusus untuk jarum danSyringe bekas dimasukkan dalam disposave
G. Trouble Shooting
Bila terjadi kerusakan pada alat pemeriksaan Laboratorium, maka petugas
laboratorium akan melakukan maintenance/trouble shooting sesuai dengan
pelatihan yang didapat. Bila alat tidak juga bisa diperbaiki, maka petugas akan
menghubungi teknisi alat untuk menyampaikan permasalahan yang terjadi dan
meminta solusi. Bila setelah dipandu oleh teknisi tersebut, alat juga belum bisa
difungsikan, maka petugas laboratorium akan meminta teknisi untuk datang ke
laboratorium.
H. Laboratorium Rujukan
Pemeriksaan Laboratorium yang tidak bisa dikerjakan di Laboratorium RSUD
Sumbawa, akan dirujuk ke Lab rujukan. Laboratorium rujukan RSUD Sumbawa
adalah Laboratorium Sinar Medika.
29
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Dalam pelayanan Laboratorium, keselamatan pasien menjadi hal yang sangat penting
yang harus diperhatikan. Keselamatan pasien harus diperhatikan mulai dari pasien datang
ke Laboratorium sampai pasien meninggalkan Laboratorium dan hasil diterima oleh
30
pasien. Penerapan keselamatan pasien dimulai dari identifikasi pasien dengan baik dan
benar, pengambilan, pencatatan dan pelabelan spesimen, pengerjaan pemeriksaan,
verifikasi hasil, maupun penyampaian hasil. Untuk mempercepat penerimaan hasil yang
termasuk nilai kritis, maka dilakukan upaya pelaporan hasil laboratorium yang
merupakan nilai kritis melalui telpon kepada dokter atau perawat yang merawat pasien,
agar tindakan yang diperlukan dapat segera dilakukan. Penerapan sistem manajemen
mutu yang dipantau secara terus menerus adalah kunci dari keberhasilan penerapan
keselamatan pasien ini.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pra analitik
Pengendalian mutu pra analitik terdiri dari :
Persiapan perlengkapan plebotomis sesuai dengan checklist
Identifikasi pasien, pengambilan bahan dan pemberian identitas pasien secara
benar sesuai dengan formulir pemeriksaan Lab
Tempat yang digunakan harus memenuhi syarat
Untuk pengambilan sampel darah, tabung yang digunakan disesuaikan dengan
jenis pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
Tabung tutup merah untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunologi
Tabung tutup ungu untuk pemeriksan darah lengkap
Tabung tutup biru untuk pemeriksaan faal hemostasis
B. Analitik
Pemantapan mutu analitik dilakukan untuk peralatan yang dapat mengukur kadar
analitik dalam spesimen pasien. Pemantapan mutu ini dilakukan minimal sekali
sehari dengan melakukan pemeriksaan pada serum kontrol.
Evaluasi Hasil Kontrol
32
Hasil kontrol hendaknya berada dalam range ± 2 SD. Bila hasil kontrol di luar range
tersebut, maka dilakukan evaluasi penyebab ketidaktepatan hasil kontrol tersebut.
Bila penyebabnya adalah faktor reagen, maka dilakukan kalibrasi dan running ulang
dengan bahan kontrol yang sama. Bila penyebabnya adalah faktor bahan kontrol,
lakukan kalibrasi dan running ulang dengan bahan kontrol baru. Bila penyebabnya
adalah faktor alat, maka dilakukan maintanace / troubleshooting alat. Bila faktor alat
ini tidak dapat diatasi oleh petugas Lab, maka petugas Lab dapat menghubungi
teknisi alat. Selama hasil kontrol setiap parameter pemeriksaan Lab berada di luar
range ± 2 SD, maka pemeriksaan tersebut tidak dapat dikerjakan. Pada awal bulan
berikutnya, dilakukan analisis CV masing-masing parameter pemeriksaan pada
bulan sebelumnya.
Pemeliharaan Bahan Kontrol
Bahan kontrol yang belum diencerkan disimpan di kulkas pada suhu 2 º C - 8 ºC
Bahan kontrol yang sudah diencerkan disimpan di freezer
C. Pasca Analitik
Tahap pasca analitik dilakukan setelah melakukan proses analitik dengan cara
mencocokan formulir permintaan pemeriksaan Labotarium dengan hasil analisis
Laboratorium termasuk identitas pasien. Hasil pemeriksaan juga dibandingkan
dengan nilai normalnya. Bila diperlukan, petugas dapat menghubungi Kepala
Instalasi Laboratorium untuk mengkonsultasikan hasil tersebut sebelum diberikan
kepada pasien
33
Pada waktu yang telah ditentukan, bahan kontrol tersebut dikerjakan sesuai
dengan petunjuk yang telah diberikan . Bahan kontrol dikerjakan sama seperti
pasien rutin sehari – hari. Hasil yang telah selesai dilaporkan pada kepala
Instalasi Laboratorium dan dituliskan pada formulir / blangko hasil lalu dikirim
kembali ke penyelenggara
Hasil PME yang telah dikirim mendapatkan penilaian secara Nasional dan
diberikan kumulatif data hasil Laboratorium dengan ketentuan :
0 – 50 sangat baik
51 – 100 baik
101 – 200 cukup
201 – 300 buruk
301 – 400 sangat buruk
Bila hasil PME pada kategori nilai sangat baik, baik dan cukup, data tersebut
disimpan dan diarsipkan untuk dapat sebagai acuan kerja yang profesional.
Apabila hasil yang diperoleh pada kategori sangat kurang dan kurang, maka
Instalasi laboratorium akan mengevaluasi alat, reagensia dan SDM dengan cara :
a. Hubungi teknisi alat agar dilakukan perawatan dan kalibrasi alat. Jika hasil
kalibrasi memenuhi persyaratan, maka dilanjutkan evaluasi reagensia.
b. Untuk mengevaluasi reagensia, maka digunakan bahan kontrol. Jika hasil
kontrol reagen masuk dalam rentang nilai yang ditentukan, maka dilakukan
evaluasi SDM.
c. Evaluasi SDM dengan cara mengevaluasi sistem kerja personil.
BAB IX
PENUTUP
34
Pedoman Pelayanan ini disusun untuk dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan
pelayanan Laboratorium, mulai dari standar fisik (gedung dan peralatan), sumber
daya manusia maupun standar pelayanan yang diberikan kepada pasien agar hasil
Laboratorium yang diberikan kepada pasien valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
35
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 772/Menkes/SK/VI/2002
Tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit ( HOSPITAL BY LAWS )
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1087/Menkes/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di
Rumah Sakit
Undang – Undang RI Nomor : 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Undang – Undang RI Nomor : 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
Undang – Undang RI Nomor : 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Peraturan Menkes RI Nomor : 012 Tahun 2012 Tentang Akreditasi Rumah Sakit
36