Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“KEBIJAKAN PEMERINTAHAN JEPANG DALAM BIDANG


EKONOMI”

Guru pembimbing : Andi Makmur

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Triyana Wijaya Kesuma
Raihan Wicaksono
Fikky Candra Febrian
Nasywa Tiara Dewi
Muhammad Yudha
Intan Ora Pronobis Puling

SMA NEGERI 6 BALIKPAPAN


2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “Kebijakan pemerintah
jepang dalam bidang Ekonomi” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Pak Andi Makmur pada
Mata Pelajaran Sejarah wajib di SMAN 6 Balikpapan. Selain itu, Kami
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
Kebijakan Pemerintah Jepang Terhadap Indonesia Di Bidang Ekonomi.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Andi
Makmur selaku guru mata pelajaran Sejarah wajib. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah tentang kebijakan pemerintahan Jepang,
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua anggota yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

Kata pengantar ...................................................................................... 2


Daftar isi ............................................................................................... 3

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................... 4
1.2 Rumus permasalahan ..................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................ 5
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Jepang dalam bidang Ekonomi ................................... 6
2.2 Akibat pendudukan jepang pada bidang Ekonomi........................ 7
2.3 Kebijaksanaan yang dilakukan Jepang di bidang ekonomi di
Jawa…………………………………………………………………………………………. 8
2.4 Hal-Hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi
Jepang………………………………………………………………………………………. 9
2.5 Dampak Positif dan Dampak Negatif ........................................... 10
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945) merupakan periode
yang penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Di awal pendudukannya Jepang
menunjukkan tindakan-tindakan yang sangat baik. Berbagai kebijakan berpihak
kepada bangsa Indonesia. Bendera merah putih dibiarkan berkibar, dan bahas
Indonesia bebas digunakan oleh masyarakat. Sedangkan posisi yang kosong dalam
pemerintahan didistribusikan kepada kaum terpelajar Indonesia. Indonesia dalam
pandangan rakyat sebentar lagi akan merdeka. Bagi Jepang tindakan tersebut hanya
upaya jangka pendek untuk mendapat dukungan rakyat sebelum mereka
menunjukkan tujuan utama kedatangannya.

Pada perkembangan selanjutnya kebijakan Jepang terhadap Indonesia


berubah. Orientasi yang sebenarnya lebih diarahkan pada upaya eksploitasi sumber
daya alam, mobilisasi sumber daya manusia, serta mengupayakan mobilisasi
sumber daya kerja untuk kepentingan perang Asia Timur Raya. Pada masa ini telah
terjadi berbagai perubahan yang mendasar pada alam sendi-sendi kehidupan
masyarakat Indonesia. Perubahan-perubahan yang terjadi itu merupakan dampak
dari pendudukan Jepang yang sangat menekan dan sangat memeras.

Masa pendudukan Jepang di Indonesia pada umumnya dan Jawa pada


khususnya selama tiga setengah tahun tersebut sering dipandang sebagai masa
yang singkat tetapi akibat yang diterima oleh masyarakat sebanding dengan masa
penjajahan Belanda sebelumnya dengan jangka waktu yang lebih lama. Namun
demikian, selain segi-segi merugikan yang menimbulkan kesengsaraan dan
penderitaan rakyat akibat pendudukan Jepang, segi – segi yang menguntungkanpun
juga ada dan dirasakan pula oleh masyarakat Jawa.

Pendudukan Jepang yang didasari oleh kepentingan perang maka kebijakan


ekonomi dan militernya saling berkaitan. Pada masa pendudukan Jepang dikenal
dengan ekonomi perang merupakan kebijakan pemerintah Jepang yang digunakan
untuk menggali semua kekuatan ekonomi di Indonesia. Kebijakan tersebut
dikeluarkan untuk membantu kegiatan Jepang yang tengah menghadapi pada
Perang Dunia II. Saat menduduki Indonesia, Jepang juga sedang terlibat perang
dengan pihak Sekutu. Oleh karena itu, Nipon memiliki siasat licik untuk
memanfaatkan Indonesia sebagai sumber kebutuhan menjalankan peperangan.
Sistem ekonomi perang ini mengakibatkan munculnya penyitaan pabrik,
perkebunan, bank, hingga beberapa perusahaan. Lebih lanjut, hal tersebut
berdampak pada terjadinya penurunan produksi pangan, kelaparan, sampai
kemiskinan.

1.2 Rumusan Permasalahan

1. Apa saja kebijakan pemerintah jepang pada saat menguasai Indonesia dalam

Bidang Ekonomi?.

2. Apa saja Kebijaksanaan yang dilakukan Jepang di bidang ekonomi di Jawa?

3. Sebutkan Hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi

Pemerintah jepang!.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja kebijakan ekonomi yang dibuat oleh jepang.

2. Untuk Mengetahui kebijaksanaan yang di lakukan jepang di bidang ekonomi

Di jawa.

3. Untuk Memahami hal-hal apa saja yang diberlakukan dalam sistem pengaturan

Ekonomi Jepang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kebijakan pemerintah Jepang dalam bidang Ekonomi

Dalam menjalankan kebijakan pemerintahannya, pemerintah Jepang


berpegang pada tiga prinsip utama. Pertama, mengusahakan agar mendapat
dukungan rakyat untuk memenangkan perang dan mempertahankan ketertiban
umum. Kedua, memanfaatkan sebanyak mungkin struktur pemerintahan yang
sudah ada. Ketiga, meletakkan dasar supaya wilayah yang bersangkutan dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri bagi wilayah selatan. Oleh karena itu pemerintah
Jepang pada awalnya senantiasa berupaya mencapai dan kemudian
mempertahankan keadaan yang stabil, jika tidak bisa memulihkan keadaan seperti
yang sebelumnya (status quo ante), paling tidak mendekati seperti itu.

Kebijaksanaan Jepang terhadap rakyat Indonesia mempunyai dua prioritas,


yaitu menghapus pengaruh-pengaruh Barat di kalangan rakyat Indonesia dan
memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam perang Asia Timur
Raya. 

Luasnya daerah pendudukan Jepang, menyebabkan Jepang memerlukan


tenaga kerja yang sebanyak-banyaknya untuk membangun sarana pertahanan
berupa kubu-kubu pertahanan, lapangan udara darurat, gudang bawah tanah, jalan
raya dan jembatan. Tenaga untuk mengerjakan semua itu, diperoleh dari desa-desa
di Jawa yang padat penduduknya melalui suatu sistem kerja paksa yang dikenal
dengan Romusha. Romusha ini dikoordinir melalui program Kinrohosi atau kerja
bakti. Pada awalnya mereka melakukan dengan sukarela, lambat laun karena
terdesak perang Pasifik maka pengerahan tenaga diserahkan pada panitia pengerah
(Romukyokai) yang ada di setiap desa. Banyak tenaga Romusha yang tidak
kembali dalam tugas karena meninggal akibat kondisi kerja yang sangat berat dan
tidak diimbangi oleh gizi dan kesehatan yang mencukupi. Kurang lebih 70.000
orang dalam kondisi menyedihkan dan berakhir dengan kematian dari ½ 300.000
tenaga Romusha yang dikirim ke Birma, Muangthai, Vietnam, Malaya dan
Serawak.
2.2 Akibat Pendudukan Jepang pada bidang Ekonomi
Jepang membutuhkan biaya Perang Pasifik, untuk itu mengerahkan semua
tenaga kerja dari Indonesia. Tenaga kerja dari Indonesia dikerahkan untuk
membuat benteng-benteng pertahanan. Akibatnya, kondisi masyarakat dari segi
ekonomi menyedihkan.
Beberapa akibat pendudukan Jepang di Indonesia bidang ekonomi antara lain:
1. Pembentukan barisan romusha dengan panitia pengarahan (romukyokai) di
setiap daerah.
2. Pengerahan tenaga kerja dari sukarela menjadi paksaan.
3. Masyarakat wajib melakukan pekerjaan yang dinilai berguna bagi
masyarakat luas.
4. Obyek vital dan alat-alat produksi dikuasai dan diawasi ketat oleh
pemerintah Jepang.
5. Barang-barang keperluan hidup sulit didapat karena jumlahnya sedikit.
6. Bahan makanan sulit didapat karena banyak petani menjadi romusha.
7. Bahan-bahan pakaian sulit didapat bahkan menggunakan karung goni
sebagai bahan pakaian.
8. Obat-obatan sulit didapat.
9. Peningkatan jumlah gelandangan di kota-kota besar seperti Jakarta,
Bandung, Semarang dan Surabaya.
10.Pasar gelap tumbuh di kota-kota besar.
11.Inflasi parah karena uang yang dikeluarkan pemerintah Jepang tidak ada
jaminannya.

 Romusha
Awalnya tenaga kerja dikerahkan dari Pulau Jawa yang padat penduduknya.
Lalu di kota-kota dibentuk barisan romusha sebagai sarana propaganda.
Propaganda yang kuat itu menarik pemuda-pemuda untuk bergabung dengan
sukarela.
Pengerahan tenaga kerja yang awalnya sukarela menjadi paksaan. Terdapat panitia
pengerahan (romukyokai) di setiap daerah.
Desa-desa diwajibkan untuk menyiapkan sejumlah tenaga romusha. Para petani
banyak yang menjadi pekerja romusha, akibatnya bahan makanan sulit didapat.
Para pekerja romusha diperlakukan dengan kasar dan kejam. Kehidupan mereka
tidak dijamin, kesehatan dan makan tidak diperhatikan. Akibatnya, banyak pekerja
romusha yang sakit dan meninggal.
Untuk mengembalikan citranya, Jepang mengadakan propaganda dengan
menyebut pekerja romusha sebagai pahlawan pekerja atau prajurit ekonomi.

Dalam propaganda Jepang, pekerja romusha digambarkan sebagai sosok yang


suci dalam menjalankan tugasnya.
Para pekerja romusha tidak hanya dipekerjakan di Indonesia tetapi juga dikirim ke
Burma, Muangthai, Vietnam, Serawak dan Malaya.

2.3 Kebijaksanaan yang dilakukan Jepang di bidang ekonomi di


Jawa

1). Peningkatan produksi padi

Keadaan beras di Jawa tahun 1942 sangat mengkhawatirkan. Oleh kerena itu
produksi padi perlu ditingkatkan. Dalam rangka itu Jepang merencanakan
penambahan areal tanah. Cara menambah areal tanah ini adalah dengan dengan
membuka tanah baru terutama bekas perkebunan tanah lainya yang belum pernah
ditanami. Disamping itu Jepang yang memeperkenalkan teknik penanamam padi
yang baru, yaitu menanam bibit padi tanaman padi garis lurus dan Jepang
mengemukakan bahwa hal ini adalah penyebab rendahnya produktivitas padi.
Petani diharapkan menanam bibit padi lebih dari 2 centimeter dan tidak
membiarkan tanaman terlalu besar di tempat pembibitan sebelum dipindahkan.
Cara penanaman padi yang diperkenalkan oleh Jepang ini akhirnya diterima oleh
petani Jawa, karena cara tersebut lebih efektif dalam rangka meningkatkan
produksi padi.

2). Wajib serah padi


Pada masa pendudukan Jepang, Jawa ditetapkan sebagai pemasok beras pulau-
pulau diluar Jawa serta untuk keperluan medan pertempuran di medan pertempuran
di pasifik selatan. Beras didatangkan dari Jawa semakin memiliki arti yang sangat
penting karena semasa perang angkatan jarak jauh dan perkapalan sangat sulit serta
keamanan di laut memburuk. Disamping itu, beras Jawa dikenal bermutu tinggi
dan rasanya enak. Oleh karena itu, Jepang berkeinginan untuk memperolah beras
dari Jawa sehingga kebijakan mereka ditujukan unuk memeksimalkan produksi
dan pengumpulan beras.

2.4 Hal-Hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi

Jepang

1). Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi
sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung
mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan
perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat
kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut
menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan
meningkat drastis.

2). Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi
pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan
dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah
meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu, gula,
pohon jarak, kapas dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi
dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang.

3). Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan
daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat
beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat
menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.

4). Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga
tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk
mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan
pangan dan barang secara besar-besaran melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai
(koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah.

5). Sulitnya pemenuhan kebutuhan pangan semakin terasakan bertambah berat


pada saat rakyat juga merasakan penggunaan sandang yang amat memprihatinkan.
Pakaian rakyat compang camping, ada yang terbuat dari karung goni yang
berdampak penyakit gatal-gatal akibat kutu dari karung tersebut. Adapula yang
hanya menggunakan lembaran karet sebagai penutup.
Dalam bidang sosial-ekonomi, pemerintahan pendudukan Jepang mengadakan
pengaturan terhadap distribusi barang-barang yang dianggap penting untuk
kepentingan perang, seperti besi, tembaga, kuningan dan sebagianya yang diatur
dengan Osamu Seirei nomor 19 tahun 1944 tentang mengatur pembagian tembaga
tua dan besi tua. 

Demikian bentuk praktik-praktik eksploitasi ekonomi masa pendudukan Jepang,


yang telah begitu banyak menghancurkan sumber daya alam, menimbulkan krisis
ekonomi yang mengerikan dan berakhir dengan tingginya tingkat kematian seperti
yang terjadi juga pada bidang sosial, khususnya pergerakan sosial yang dilakukan
pemerintah Jepang dalam bentuk Kinrohosi atau kerja bakti yang lebih mengarah
pada kerja paksa untuk kepentingan perang.

2.5 Dampak Positif dan Dampak Negatif

 Dampak positif

Pada bidang ekonomi khususnya dalam hal pertanian, Jepang mengenalkan sistem
pertanian baru, yaitu line sistem. Sistem ini digunakan untuk meningkatkan hasil
produksi pertanian, tetapi dengan cara yang efisien. Pengaruh positif lainnya
adalah pada saat penjajahan Jepang berdiri koperasi yang memiliki tujuan bersama
antara Jepang dan Indonesia.

 Dampak Negatif

Ada 7 dampak negatif penjajahan Jepang di Indonesia dalam bidang ekonomi,


meliputi :

1. Terjadinya krisis ekonomi dan inflasi yang sangat merugikan masyarakat.

2. Kegiatan ekonomi dilakukan hanya untuk kepentingan perang.

3. Seluruh sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk kegiatan perang
Jepang.

4. Jepang menerapkan sistem ekonomi yang sangat ketat dan terdapat sanksi bagi
yang melanggarnya.
5. Pemerintah Jepang mengeksploitasi seluruh sumber daya alam dan sumber daya
manusia untuk kegiatan perang.

6. Mengambil barang-barang dari masyarakat seperti pakaian, makanan dan


pembekalan lainnya tanpa adanya ganti rugi.

7. Menerapkan sistem autarki yakni memenuhi segala kebutuhan daerah sendiri


untuk menunjang perang.
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan

 Kebijaksanaan yg dilakukan Jepang di bidang ekonomi di Jawa


1. Meningkatkan Produksi Padi
2. Melakukan Wajib Serah Padi

 kebijakan pemerintah Jepang dalam bidang ekonomi


1. menghapus pengaruh-pengaruh Barat di kalangan rakyat Indonesia
2. Melakukan Sistem Kerja Paksa atau Romusha

 Akibat Pendudukan Jepang pada bidang ekonomi


1. Tenaga kerja Indonesia dikerahkan membuat benteng benteng yang
mengakibatkan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia menyedihkan

 Hal Hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi Jepang


1. Banyaknya Lahan pertanian yang terbengkalai akibat kebijakan yang berfokus
pada ekonomi dan industri perang
2. Adanya pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang
3. Jepang mengadakan kampanye besar besaran melalui Jawa hokokai dan nagyo
kumiai

Anda mungkin juga menyukai