Anda di halaman 1dari 11

DRAMA AKHIR SANG TIRANI

OLEH:

Novita Situmorang

Mei Simanjuntak

Ambrosius Simanullang

Kembar Lumban Gaol

Revaldo Munte

XI IIS-3

SMA NEGERI 2 DOLOKSANGGUL


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmatnya sehingga kami dapat menyusun
makalah tentang “Drama Akhir Sang Tirani” dengan sebaik-sebaiknya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk meningkatkan kesadaran anak bangsa serta siswa/i SMA Negeri 2
Doloksanggul dalam mempelajari sejarah Indonesia dan meningkatkan rasa nasionalisme sehingga kita
semua mampu menjadi penerus bangsa serta meneruskan cita-cita para pahlawan pendiri bangsa. Kami
ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang mendukung penulisan makalah ini sehingga dapat
selesai dengan tepat waktu. Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak
menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Maka dari itu, sangat diharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari pembaca.Hormat kami,

Penulis :

Novita Situmorang

Mei Simanjuntak

Ambrosius Simanullang

Kembar Lumban Gaol

Revaldo Munte
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................

A.Latar Belakang............................................................................................................

B.Tujuan.........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................

A.Akibat Pendudukan Jepang di Indonesia......................................................................

B.Janji Kemerdekaan......................................................................................................

C.Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)..........................................................

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................

A.Kesimpulan...................................................................................................................
B.Saran.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jepang menjajah Indonesia selama tiga tahun yang dimulai pada tahun 1942dan berakhir
pada saat Indonesia telah merdeka. Tentara Jepang mendarat pertama kali pada tanggal 11
Januari 1942 yang diawali dengan daerah-daerah penghasil minyak,seperti Tarakan, Balikpapan
serta beberapa daerah di Kalimantan lainnya. Pada tanggal 1Maret 1942, Jepang berhasil
mendarat di tiga tempat di Jawa, yaitu di daerah Banten,Indramayu, dan Bojonegoro. Tentara
Jepang kemudian menyerbu pos-pos tentaraBelanda dan mengalahkannya. Pada tanggal 8
Maret 1942, Belanda akhirnya menyerahtanpa syarat kepada Jepang yang ditandai dengan
ditandatanganinya Perjanjian Kalijatioleh Belanda. Kemudian, Jepang mulai menyusun strategi
penjajahan untuk menguasaiIndonesia. Pada awalnya, kedatangan Jepang di Indonesia
disambut baik oleh bangsaIndonesia karena Jepang dianggap telah membebaskan penderitaan
rakyat Indonesia yangdisebabkan oleh Belanda. Selanjutnya, Jepang mulai menerapkan sistem
PemerintahanMiliter yang bersifat sementara dan disempurnakan dengan penambahan
PemerintahanSipil. Selainitu, Jepang juga membentuk organisasi sipil, serta organisasi militer
dansemimiliter. Jepang kemudian mulai menerapkan kebijakan ekonomi perang sertaromusha
yang sangat merugikan rakyat Indonesia. Hal ini yang mengakibatkan rakyatIndonesia muak dan
kemudian melakukan perlawanan kepada Jepang.
BAB II

PEMBAHASAN
A.Akibat Pendudukan Jepang di Indonesia

1.Bidang Politik
Dalam bidang politik, Jepang melakukan kebijakan dengan melarang penggunaan bahasa
Belanda dan mewajibkan penggunaan bahasa Jepang. Struktur pemerintahan dibuatsesuai
dengan keinginan Jepang, misalnya desa dengan Ku , kecamatan dengan So ,kawedanan
dengan Gun , kotapraja dengan Syi , kabupaten dengan Ken , dan karesidenandengan Syu .
Setiap upacara bendera dilakukan penghormatan kearah Tokyo denganmembungkukkan badan
90 derajat yang ditujukan pada Kaisar Jepang Tenno Heika. Seperti yang telah diterangkan di
atas bahwa Jepang juga membentuk pemerintahan militer dengan angkatan darat dan
angkatan laut. Angkatan darat yang meliputiJawa-Madura berpusat di Batavia. Sementara itu di
Sumatera berpusat di Bukittinggi,angkatan lautnya membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Irian,sebagai pusatnya di Ujung Pandang. Pemerintahan itu berada
dibawah pimpinan PanglimaTertinggi Jepang untuk Asia Tenggara yang berkedudukan di Dalat
(Vietnam). Jepang juga membentuk organisasi-organisasi dengan maksud sebagai alat
propaganda, seperti gerakan Tiga A dan Putera, tetapi gerakan tersebut gagal dandimanfaatkan
oleh kaum pergerakan sebagai wadah untuk pergerakan nasional. Tujuan utama pemerintah
Jepang adalah menghapuskan pengaruh Barat dan menggalang masyarakat agar memihak
Jepang Pemerintah Jepang juga menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesiayang
diucapkan oleh Perdana Menteri Tojo dalam kunjungannya ke Indonesia padaSeptember 1943.
Kebijakan politik Jepang yang sangat keras itu membangkitkan semangat perjuangan rakyat
Indonesia terutama kaum nasionalis untuk segera mewujudkan cita-citamereka, yaitu Indonesia
merdeka.

2.Keadaan Sosial-Budaya dan Ekonomi.


Guna membiayai Perang Pasifik, Jepang mengerahkan semua tenaga kerja dari
Indonesia.Mereka dikerahkan untuk membuat bentang-benteng pertahanan. Mula-mula tenaga
kerjadikerahkan dari Pulau Jawa yang padat penduduknya. Kemudian di kota-kota dibentuk
barisan romusa sebagai sarana propaganda. Propaganda yang kuat itu menarik pemuda-
pemuda untuk bergabung dengan sukarela. Pengerahan tenaga kerja yang mulanya
sukarelalama-lama menjadi paksaan. Desa-desa diwajibkan untuk menyiapkan sejumlah
tenagaromusa. Panitia pengerahan disebut dengan Romukyokai yang ada disetiap daerah. Para
pekerja romusa itu diperlakukan dengan kasar dan kejam. Mereka tidak dijaminkehidupannya,
kesehatan dan makan tidak diperhatikan. Banyak pekerja romusa yang jatuhsakit dan
meninggal. Untuk mengembalikan citranya, Jepang mengadakan propagandadengan menyebut
pekerja romusa sebaga "pahlawan pekerja" atau "prajurit ekonomi".Mereka digambarkan
sebagai sosok yang suci dalam menjalankan tugasnya. Para pekerjaromusa itu juga dikirim ke
Birma, Muangthai, Vietnam, Serawak, dan Malaya. Saat itu kondisi
masyarakat menyedihkan. Bahan makanan sulit didapat akibat banyak petani yang menjadi
pekerja romusa. Gelandangan di kota-kota besar sepertiSurabaya, Jakarta, Bandung, dan
Semarang semakin meningkat. Tidak jarang mereka matikelaparan di jalanan atau di bawah
jembatan. Penyakit kudis menjangkiti masyarakat. Pasar gelap tumbuh di kota-kota besar.
Barang-barang keperluan sulit didapatkan dan semakinsedikit jumlahnya. Uang yang
dikeluarkan Jepang tidak ada jaminannya, bahkan mengalamiinflasi yang parah. Bahan- bahan
pakalan sulit didapatkan, bahkan masyarakat menggunakankarung goni sebagai bahan pakaian
mereka. Obat-obatan juga sangat sulit didapatkan. Semuaobjek vital dan alat-alat produksi
dikuasai dan diawasi sangat ketat. Pemerintah Jepangmengeluarkan peraturan untuk
menjalankan perekonomian. Perkebunan-perkebunan diawasidan dipegang sepenuhnya oleh
pemerintah Jepang. Banyak perkebunan yang dirusak dandiganti tanamannya untuk keperluan
biaya perang, Rakyat dilarang menanam tebu danmembuat gula. Beberapa perusahaan swasta
Jepang yang menangani pabrik gula adalah MeijiSeito Kaisya .

3.Pendidikan
Pada masa pendudukan Jepang, keadaan pendidikan di Indonesia semakinmemburuk.
Pendidikan tingkat dasar hanya satu, yaitu pendidikan enam tahun. Hal itusebagai politik
Jepang untuk memudahkan pengawasan. Para pelajar wajib mempelajari bahasa Jepang.
Mereka juga harus mempelajari adat istiadat Jepang dan lagu kebangsaanJepang, Kimigayo ,
serta gerak badan sebelum pelajaran dimulai. Bahasa Indonesia mulaidigunakan

sebagai bahasa pengantar di semua sekolah dan dianggap sebagai mata pelajaranwajib.
Sementara itu, Perguruan Tinggi di tutup pada tahun 1943. Beberapa perguruantinggi yang
dibuka lagi adalah Perguruan Tinggi Kedokteran (Ika Daigaku)di Jakarta danPerguruan Tinggi
Teknik (Kogyo Daigaku) di Bandung.

4.Birokrasi dan Militer


Dalam bidang birokrasi, dengan dikeluarkannya UU no. 27 tentang AturanPemerintah
Daerah dan UU No. 28 tentang Aturan Pemerintah Syu dan Tokubetshu Syi , maka berakhirlah
pemerintahan sementara. Kedua aturan itu merupakan pelaksanaan struktur pemerintahan
dengan datangnya tenaga sipil dan Jepang di Jawa. Mereka ditempatkan diJawa untuk
melakukan tujuan reorganisasi Jepang, yang menjadikan Jawa sebagai pusat perbekalan perang
di wilayah selatan. Sesuai dengan undang-undang itu, seluruh kota di Jawadan Madura, kecuali
Solo dan Yogyakarta, dibagi atas syu, syi, ken, gun, son, dan ku .Pembentukan provinsi yang
dilakukan Belanda diganti dan disesuaikan dengannya qouk struktur Jepang, daerah
pemerintahan yang tertinggi, yaitu Syu. Meskipun luas wilayah Syu sebesar karesidenan,
namun fungsinya berbeda.

Pada masa pendudukan Jepang juga dibentuk Chou Sangi-in yang fungsinyatidak jauh
berbeda dengan Volksraad. Dalam Volkstraad masih dapat dilakukan kritik pemerintah dengan
bebas. Sementara Chou Sangi-in tidak dapat melakukan hal itu.Perbedaan antara masa
penjajahan sebelumnya dengan masa pendudukan Jepang yaitu rakyatIndonesia mendapatkan
banyak manfaat dalam bidang militer. Mereka mendapat kesempatanuntuk berlatih militer.
Mulai dari dasar-dasar militer, baris berbaris, latihan menggunakansenjata, hingga organisasi
militer, dan latihan perang. Melalui propagandanya, Jepang berhasil membujuk penduduk
untuk menghadapi Sekutu. Karena itulah mereka melatihmenduduk dengan latihan-latihan
militer. Bekas pasukan Peta itulah yang menjadi kekuataninti Badan Keamanan Rakyat (BKR),
yang menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dansekarang dikenal dengan Tentara Nasional
Indonesia (TNI).

B.Janji Kemerdekaan
Pada tahun 1944, Jepang terdesak, Angkatan Laut Amerika Serikat berhasilmerebut
kedudukan penting Kepulauan Mariana, sehingga jalan menuju Jepang semakinterbuka.
Jenderal Hideki Tojo pun kemudian digantikan oleh Jenderal Kuniaki Kaisosebagai perdana
menteri. Angkatan udara Sekutu yang di Morotai pun mulaimengadakan pengeboman atas
kedudukan Jepang di Indonesia. Rakyat mulai kehilangankepercayaannya terhadap Jepang
dalam melawan Sekutu Sementara itu Jenderal KiniakiKaiso memberikan janji kemerdekaan
(September 1944). Sejak itulah Jepangmemberikan izin kepada rakyat Indonesia untuk
mengibarkan bendera Merah Putih disamping bendera Jepang Hinomaru. Lagu Indonesia Raya
boleh dinyanyikan setelah laguKimigayo. Sejak itu pula Jepang mulai mengerahkan tenaga
rakyat Indonesia untuk pertahanan. Mereka disiapkan untuk menghadapi musuh. Pada saat itu
suasanakemerdekaan terasa semakin dekat. Selanjutnya, Letnan Jenderal Kumakici
Haradamengumumkan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
KemerdekaanIndonesia (BPUPKI) pada 1 Maret 1945.

Badan itu dibentuk untuk menyelidiki dan mengumpulkan bahan-bahan pentingtentang


ekonomi, politik dan tatanan pemerintahan sebagai persiapan kemerdekaanIndonesia. Badan
itu diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat, R.P Surososebagai wakil ketua merangkap
kepala Tata Usaha dan seorang Jepang sebagai wakilnyaTata Usaha, yaitu Masuda Toyohiko dan
Mr. R. M. Abdul Gafar Pringgodigdo. Semuaanggotanya terdiri dari 60 orang dari tokoh-tokoh
Indonesia, ditambah tujuh orang Jepangyang tidak punya suara. Sidang BPUPKI dilakukan dua
tahap, tahap pertama berlangsung pada 28 Mei1945 sampai 1 Juni 1945. Sidang pertama
tersebut dilakukan di Gedung Chou Sangi-in sekarang dikenal sebagai Gedung Pancasila. Pada
masa penjajahan Belanda gedung inidigunakan sebagai gedung Volksraad. Meskipun badan itu
dibentuk oleh pemerintahmiliter Jepang, jalannya persidangan baik wakil ketua maupun
anggota istimewa darikebangsaan Jepang tidak pernah terlibat dalam pembicaraan persiapan
kemerdekaan.Semua hal yang berkaitan dengan masalah-masalah kemerdekaan Indonesia
merupakanurusan pemimpin dan anggota dari Indonesia. Pada pidato sidang BPUPKI, Radjiman
menyampaikan pokok persoalanmengenal Dasar Negara Indonesia yang akan dibentuk. Pada
sidang tahap kedua yang berlangsung dari tanggal 10-11 Juni 1945, dibahas dan dirumuskan
tentang Undang-Undang Dasar. Dalam kata pembukaannya Rajiman Wedyodiningrat meminta
pandangankepada para anggota mengenal dasar negara Indonesia. Orang-orang yang
membahasmengenal dasar negara adalah Muhammad Yamin, Supomo, dan Sukarno. Dalam
sidang pertama, Sukarno mendapat kesempatan berbicara dua kali, yaitu tanggal 31 Mel dan
1Juni 1945. Namun pada saat itu, seperti apa yang disampaikan oleh Radjiman, selama duahari
berlangsung rapat, belum ada yang menyampaikan pidato tentang dasar negara.Menanggapi
hal itu, pada tanggal 1 Juni pukul 11.00 WIB , Sukarno menyampaikan pidato pentingnya dasar
negara dan filosofi dari suatu negara merdeka. Pada saat itu,Gedung Chuo Shangi-in mendapat
penjagaan ketat dari tentara Jepang.

Sidang saat itu dinyatakan tertutup, hanya beberapa wartawan dan orangtertentu yang
diizinkan masuk. Dalam pidatonya, Sukarno mengusulkan dasar-dasar negara. Pada mulanya
Sukarno mengusulkan Panca Dharma. Nama Panca Dharmadianggap tidak tepat, karena
Dharma berarti kewajiban, sedangkan yang dimaksudkanadalah dasar. Sukarno kemudian
meminta saran pada seorang teman, yaitu Muh. Yaminyang merupakan ahli bahasa,
selanjutnya dinamakan Pancasila. Sila artinya azas ataudasar, dan di atas kelima dasar itu
didirikan Negara Indonesia, supaya kekal dan abadi. Pidato Sukarno itu mendapat sambutan
sangat meriah, tepukan tangan para peserta, suatu sambutan yang belum pernah terjadi
selama persidangan BPUPKI. Parawartawan mencatat sambutan yang diucapkan Sukarno itu
dengan cermat. Cindy Adam, penulis buku autobiografi Sukarno, menceritakan bahwa ketika ia
diasingkan di Ende,Flores (saat ini menjadi Propinsi Nusa Tenggara Timur) pada tahun 1934-
1937, Sukarnosering merenung tentang dasar negara Indonesia Merdeka, di bawah pohon
sukun. Pada kesempatan tersebut Ir. Sukarno juga menjadi pembicara kedua, la
mengemukakantentang lima dasar negara Lima dasar itu adalah:(1) Kebangsaan Indonesia(2)
Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan(3) Mufakat atau Demokrasi(4) Kesejahteraan Sosial(5)
Ketuhanan Yang Maha EsaPidato itu kemudian dikenal dengan Pancasila.
Sementara itu Muh. Yamin dalam pidatonya juga mengemukakan Azas dan Dasar
NegaraKebangsaan Republik Indonesia. Menurut Muh Yamin ada lima asas, yaitu: (1) Peri
Kebangsaan (2) Peri Kemanusian (3) Peri Ketuhanan (4) Peri Kerakyatan (5) Kesejahteraan
rakyatSelanjutnya, sebelum sidang pertama berakhir, BPUPKI membentuk panitia kecil
yangterdiri dari sembilan orang. Pembentukan panitia sembilan itu bertujuan untuk
merumuskan tujuan dan maksud didirikannya Negara Indonesia.Panitia kecil itu terdiri atas:Ir.
Sukarno , Drs Muh. Yamin , Mr. Ahmad Subardjo , Mr. A.A Maramis , Abdul Kahar Muzakkar ,
Wahid Hasyim , H. Agus Salim dan Abikusno Cokrosuyoso.

3.Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


BPUPKI kemudian dibubarkan setelah tugas-tugasnya selesai. Selanjutnya dibentuklah
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus 1945. Badan itu
beranggotakan 21 orang, yang terdiri dari 12 orang wakil dari Jawa, tiga orang wakil dari
Sumatra, dan dua orang dari Sulawesi dan masing-masing satu orang dari Kalimantan, Sunda
Kecil, Maluku , dan golongan penduduk Cina, ditambah enam orang tanpa izin dari pihak
Jepang. Panitia inilah yang kemudian mengesahkan Piagam Jakarta sebagai pendahuluan dalam
pembukaan Undang-undang Dasar 1945, 18 Agustus 1945.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
1. Kedatangan Jepang di Indonesia yang dianggap sebagai “Saudara Tua” pada
mulanyadisambut dengan penuh harapan dan rasa senang oleh rakyat. Namun,
perlakuankejam Jepang terhadap rakyat Indonesia menimbulkan kebencian rakyat
Indonesiaterhadap Jepang.

2. Dampak pendudukan Jepang di Indonesia menjadikan rakyat semakin sengsara.Semua gerak


rakyat dikontrol oleh pemerintahan Jepang serta diterapkannyakebijakan ekonomi berdasarkan
asas ekonomi perang yaitu, menerapkan berbagai peraturan, perbatasan, dan penguasaan
produksi oleh Jepang untuk kemenangan perang.

3. Mobilisasi massa menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan rakyat Indonesia, bahkan


korban jiwa, yaitu romusha (kerja paksa) yang kemudian oleh pemerintahJepang disebut
sebagai “Prajurit Pekerja”.

4. Dasar negara dibentuk melalui Badan Penyelidik Usaha-Usaha KemerdekaanIndonesia


(BPUPKI) dan disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia(PPKI).

B.Saran
Sebagai pelajar dan pemuda pemudi Indonesia, sudah sepatutnya kitamenghormati dan
menghargai jasa para pahlawan yang sudah mendahului kita maupunyang masih ada. Hargailah
mereka yang telah mengorbankan jiwa dan raganya serta berjuang mati-matian demi meraih
kemerdekaan yang dampak dapat kita rasakansekarang ini, semuanya terjadi berkat perjuangan
dan pengorbanan pahlawan-pahlawan bangsa kita bangsa Indonesia. Walaupun sekarang
Indonesia sudah merdeka, sebagai penerus bangsa kita harus berjuang demi kemajuan negeri
ini. Kita harus berterima kasihkepada para pahlawan, salah satu caranya dengan belajar
sungguh-sungguh demikejayaan tanah air tercinta bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Teutik, dan A.B. Lapian, 2012, Indonesia Dalam Arus Sejarah jilid 6 (Perangdan
Revolusi). Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.Benda, Harry J., 1983. The Crescent and The Rising
Sun: Indonesian Islam Under TheJapanese Occupation 1942-1945. Holland/USA: Faris
Publications.Boomgaard, Peter dan Janneke van Dijk, 2001. Het Indie Boek, Zwolle:
WaandersDrukkers.Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2007. Wisata Sejarah Jakarta:
DepartemenKebudayaan dan Pariwisata.Elson, R. E. 2009. The Idea of Indonesia. Sejarah
Pemikiran dan Gagasan. Jakarta:Serambi Ilmu Semesta.Kahin, George Mc. Turnan. 2013.
Nasionalisme & Revolusi Indonesia Depok KomunitasBambu.Margana, Sri dan Widya
Fitrianingsih (ed.). 2010. Sejarah Indonesia: Perspektif Lokaldan Global, Yogyakarta: Ombak.
Notosusanto, Nugroho. 1979. Tentara Peta pada Jaman Pendudukan Jepang di
Indonesia.Jakarta: Departemen Pertahanan dan Keamanan.

Anda mungkin juga menyukai