Anda di halaman 1dari 2

SENI DAN AGAMA

Achmad Munjid, M.A, Ph.D

Ach. Saidika Taufiqur’anam


22/500816/PMU/11167
PSPSR 2022 Ganjil

On the Strange Place of Religion in Contemporary Art


By Elkin James

Realita adanya seni tidak bisa lepas dari keberadaan agama sebagai
bagian dari suatu kebudayaan. Bahkan, bisa saling mempengaruhi satu
sama lain. Penyajian bacaan ini meliputi cerita dari beberapa
narasumber yang berkaitan dengan seni kontemporer dengan
keberadaan agama. Di dalam tulisan Elkin James ini, saya tertarik
untuk memperhatikan cerita dari Rehema, yaitu kreasi dari Keyakinan
baru.

Di dalam ceritanya, Rehema menjelaskan bagaimana rehema memiliki


keyakinan sendiri. Seolah – olah dia membuat sebuah Agama barunya
sendiri. Berkaca pada NRM, penulis menyebutkan bahwasanya
sebenarnya itu gabungan dari beberapa agama yang dijadikan “sesuatu”
yang baru. Disisi lain, Rehema tidak menyebutkan apa yang dia Yakini
itu, boleh dibilang tidak memiliki nama. Bahkan, dia mempunyai altar
untuk dirinya sendiri. Kemudian, dia juga berkarya untuk membuat
wujud fisik untuk kepercayaannya sendiri.

Hal ini membuat saya memiliki asumsi, sebenarnya setiap seniman


punya potensi untuk membuat keyakinannya sendiri. Seperti halnya
Rehema, setiap seniman, meskipun bertjuan untuk mempertegas
bagaimana keyakinannya atas agama yang dia anut, hal tersebut tidak
lepas dari potensi “kreasi” atau “kreativitas” yang membentuk
bagaimana wujud karya seni atas apa yang dia Yakini. Sebagai contoh
bagaimana Grup Band Wali, menyampaikan dakwahnya melalui lagi –
lagu religinya. Terdapat potensi bagaimana Apoy selaku pencipta lagu
akan Menyusun lirik lagu yang sesuai dengan ajaran agama, tetapi
dengan sentuhan kreativitas lirik lagunya. Nah, kreativitas ini lah yang
mereka Yakini dapat menyampaikan dakwah kepada penggemar. Namun
pada dasarnya secara tulisan akan berbeda dengan ajaran agama,
penyajiannya punya potensi untuk menyampaikan bagaimana
keyakinan yang sesuai atas yang diyakini.
Oke, mungkin ini terlalu membingungkan. Namun saya ada contoh
karya yang pernah di pamerkan di Artjog 2022. Yaitu, karya instalasi
berjudul Trapped Inside oleh … . Melalui karya ini, saya membayangkan
bagaimana proses berkesenian beliau. Saya bisa merasakan apa yang
sebenarnya seniman ingin ciptakan melalui karya ini. Menggunakan
batuan sungai, elemen resin bening yang dberikan sentuhan seolah –
olah didalam air dan Backsound dengan bunyi-bunyian air terjun yang
membangkitkan perasaan sejuk dan tenang. Saya membayangkan
bagaimana jika saya yang membuatntya. Saya mungkin berada disuatu
air terjun, kemudian melihat bebatuan, dan ditemani sejuknya air dan
suara khas air terjun. Disini saya seolah bisa merasakan sebuah
ketenangan dan kesejukan yang akan saya bawa ini, lalu dijadikan
sebuah karya seni. Saya meyakini jika karya ini bisa membawa
ketenangan dan kesejukan bagi penikmatnya. Nah, keyakinan ini lah
sebenarya yang bisa menjadi peluang untuk membuat keyakinan baru,
terlepas apakah ini dipengaruhi oleh agama atau tidak.

Dari Rehema, saya belajar untuk berpikir lebih dalam tentang


ketidaksempurnaan suatu agama. Agama selalu memiliki celah untuk
dinistakan apalagi yang berkaitan dengan sejarah dan dukungan seni
kontemporer. Boleh jadi, keyakinan Umat islam, yang menyatakan
bahwa Islam hadir sebagai Penyempurna dari agama yang terdahulu, ini
bisa diartikan seperti kepingan puzzle terakhir yang sebenernya tidak
utuh, tapi melengkapi yang lain. Oleh karena itu, penting juga belajar
dari NRM ini bagaimana mempelajari Agama dari sisi yang lebih kritis.

Anda mungkin juga menyukai