(KELOMPOK 7 DAN 8)
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
4. Kesimpulan dan solusi yang tepat dalam menyikapi kasus tersebut dalam kehidupan
sehari-hari
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi atau konsep dari pendekatan promosi dan pendidikan kesehatan
pada layanan kesehatan
2. Dapat menyikapi kasus di kehidupan sehari-hari tentang Sosialisasi Edukasi Bahaya
Toxoplasmosis Terhadap Kelompok Pemuda Usia Produktif di Kota Kupang
3. Dapat menyikapi kasus di kehidupan sehari-hari tentang Upaya Pencegahan
Terjadinya Penyakit Legionellosis Melalui Promosi Kesehatan
BAB II
Promosi kesehatan merupakan bagian dari program pemerintah yang ada di bawah
koordinasi Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Terdapat petugas promosi kesehatan yang ditempatkan di setiap
puskesmas sebagai lembaga pelayanan kesehatan yang berinteraksi langsung dengan tingkatan
masyarakat.
Petugas promosi kesehatan dapat menjadi elemen penting dari kampanye gerakan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan karena petugas promosi
kesehatan merupakan sosok yang berinteraksi langsung di tingkatan masyarakat serta
mengetahui kondisi di lapangan sebagai bagian dari institusi puskesmas.
Program atau gerakan kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah merupakan sebuah
upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Beberapa gerakan seperti Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat menjadi sebuah sebuah
gerakan yang sukses dengan dukungan promosi kesehatan.
Tujuan promosi kesehatan yang utama adalah memberikan informasi yang pada
tingkatan lebih lanjut dapat memicu kesadaran masyarakat mengenai program atau gerakan
yang tengah dicanangkan oleh pemerintah. Direktorat Promosi Kesehatan menjadi bagian yang
secara khusus membawahi segala aktivitas promkes atau promosi kesehatan yang ditujukan
bagi masyarakat luas.
Pengertian promosi kesehatan yang tertuang dalam piagam ottawa ini kemudian
diperbarui WHO menjadi: “Proses pemberdayaan rakyat (individu dan masyarakat) yang
memungkinkan mereka mampu mengendalikan determinan-determinan kesehatan sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatannya ”.
Pendidikan kesehatan kerap disamakan dengan promosi kesehatan. Dalam konteks ini
keduanya sama-sama bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat.pendidikan kesehatan
adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan
tindakan - tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf kesehatannya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk kegiatan dengan menyampaikan
materi tentang kesehatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku sasaran. Pendidikan
kesehatan sifatnya sitematis, dan pengaplikasiannya dalam masyarakat akan terencana. Dalam
penyampaiannya pendidikan kesehatan memerlukan banyak kemampuan, seperti persiapan
pamflet, video, brosur dan lain sebagainya (Sharma, M. 2022).
Layanan kesehatan yakni seluruh upaya serta aktivitas yang disediakan untuk
masyarakat terpaut kesehatan, yang bertabiat promotif (pemeliharaan serta kenaikan
kesehatan), preventif (penangkalan penyakit), kuratif (pengobatan penyakit), serta rehabilitatif
(pemulihan kesehatan). Layanan kesehatan bertujuan buat tingkatkan kesehatan warga sampai
tercapainya derajat kesehatan warga, dan mengetahui dan menanggulangi permasalahan
kesehatan secepat bisa jadi.
BAB III
CASE
Selain itu, terdapat kuesioner berupa pre-test dan post-test yang digunakan sebagai
pembanding pemahaman peserta sebelum dan sesudah sosialisasi. Pemahaman peserta tentang
Toxoplasmosis sebenarnya sudah cukup tinggi. Akan tetapi, sosialisasi ini tetap perlu
dilakukan untuk meningkatkan pemahaman peserta. Selain itu, sosialisasi juga dapat
meluruskan pemahaman yang salah tentang kucing saja yang dapat menularkan
Toxoplasmosis. Toxoplasmosis dapat menginfeksi manusia dan mamalia lainnya. Perlu
diketahui, sebenarnya bukan kucing yang menularkan penyakit Toxoplasmosis, melainkan
fesesnya. Selain feses kucing, konsumsi makanan yang terkontaminasi T. gondii dan tidak
dimasak hingga matang, transplantasi organ, dan pendonoran darah juga penyebab
Toxoplasmosis jika terdapat T. gondii di dalamnya. Dari beberapa artikel menjelaskan bahwa
toxoplasmosis dapat diobati berdasarkan derajat infeksi yang terjadi. Berikut adalah beberapa
obat yang digunakan untuk mengobati toxoplasmosis diantaranya spiramicyne 3 MIU,
kombinasi pirimetamine dengan sulfadiazin. Pada ibu hamil memerlukan diskusi lebih lanjut
dengan dokter untuk menghindari resiko terhadap janin yang dikandung.
Kasus 2: Upaya Pencegahan Terjadinya Penyakit Legionellosis Melalui Promosi
Kesehatan
Legionellosis merupakan jenis pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Legionella sp.
Pada tahun 2019 dilaporkan terdapat beberapa kasus legionellosis di daerah Bali dan Jawa
barat. Berdasarkan informasi dinyatakan bahwa kasus tersebut berasal dari wisatawan
mancanegara yang sedang berlibur ke Indonesia. Namun sampai sekarang belum terdapat
laporan mengenai kematian akan kasus Legionellosis sendiri. Walaupun belum terdapat
laporan kematian bukan berarti kasus ini tidak berbahaya karena penyakit Legionellosis ini
dapat menyebar melalui media aerosol atau udara. Para pengidap penyakit legionellosis
mempunyai gejala yang hampir mirip dengan COVID-19 yaitu demam tinggi, nyeri sendi dan
otot, serta dispnea atau kesulitan bernafas.
beberapa upaya dapat dilakukan untuk mencegah penyakit Legionellosis, antara lain :
● Menghindari kondisi air yang dapat menyebabkan bakteri legionella berkembang dapat
dilakukan dengan cara merebus air hingga mencapai suhu tertentu supaya bakteri yang berada
dalam air tersebut mati.
● Mengenakan masker.
● Menjaga jarak.
PEMBAHASAN
Toksoplasmosis bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
Bila Anda memelihara kucing, lakukan langkah-langkah di bawah ini untuk mencegah
toksoplasmosis:
Legionellosis adalah jenis pneumonia yang disebabkan oleh Legionella sp. Pada tahun
2019 dilaporkan beberapa kasus legionellosis di wilayah Bali dan Jawa Barat. Berdasarkan
informasi, diketahui bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh turis asing liburan di Indonesia.
Namun hingga saat ini belum ada pemberitahuan kematian hanyalah kasus legionellosis.
Meskipun belum ada kematian yang dilaporkan bukan berarti kasus ini tidak berbahaya karena
penyakit legionellosis ini dapat menular aerosol atau udara. Pasien dengan legionellosis
memiliki gejala yang serupa mirip dengan COVID-19 yaitu demam tinggi, nyeri sendi dan otot
dan sesak napas atau kesulitan bernapas.
Pencegahan terbaik Legionellosis adalah dengan menghindari kondisi air yang dapat
menyebabkan Legionella sp. mengembangkan Ini termasuk pemeliharaan dan pembersihan
menara pendingin udara dan kondensor untuk mencegah Legionella sp. pembersihan dan
penggunaan klorin secara teratur minimal 2 kali setahun; Menjaga suhu pemanas air yang
digunakan di area kerja konstan pada 60 derajat Celcius dan suhu air keran minimal 50 derajat
Celcius; dan hindari kondisi yang dapat menyebabkan genangan air. Apabila ada pasien yang
terkena penyakit Legionellosis, sebaiknya para petugasmedis segera memberikan tindakan
berupa pemberian antibiotik. Pasien harus menerima pertolongan pertama sebelum tes
laboratorium lainnya. Tahap awal pengobatan adalah tentang membuat pasien nyaman selama
pemeriksaan dan mencegah penyakit yang lebih serius. Tes laboratorium dilakukan untuk
memungkinkan tenaga medis menentukan pengobatan yang tepat. Pemeriksaan laboratorium
yang mungkin dilakukan antara lain rontgen dada dan pemeriksaan darah untuk memastikan
tidak ada kondisi lain yang dapat mempengaruhi cara kerja obat nantinya.
Petugas kesehatan yang mengobati gejala legionellosis harus memakai alat pelindung
diri level 3 karena legionellosis dapat menyebar dengan cepat melalui aerosol. Selain itu,
penggunaan alat pelindung diri (APD) atau alat pelindung diri (APD) merupakan upaya untuk
memutus mata rantai penularan infeksi. Tindakan perlindungan diri tenaga kesehatan dalam
pemberian pelayanan kesehatan. Alat pelindung diri yang digunakan dalam pengobatan
legionellosis sesuai dengan level 2 dan 3, tergantung pada tindakan dokter. Dan, saat petugas
medis menangani pasien yang terkonfirmasi ataupun memiliki gejala Legionellosis tidak dapat
dijadikan satu dengan pasien yang menderita COVID-19 dikarenakan bakteri penyebab kedua
penyakit tersebut berbeda. Jika digabung, dikhawatirkan nantinya akan saling menginfeksi dan
cenderung memperparah kondisi tiap masing-masing pasien.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Toxoplasmosis dan Legionellosis, keduanya merupakan sebagian kecil dari
contoh penyakit yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat itu sendiri. Hal itu dapat
dicegah dengan promosi dan edukasi kesehatan oleh layanan kesehatan. Promosi
kesehatan yaitu upaya memperbaiki dan meningkatkan kesehatan dengan cakupan lebih
luas, sedangkan edukasi kesehatan memiliki makna yang sama dengan cara yang lebih
sistematis. Promosi dan pendidikan kesehatan bersama membantu masyarakat untuk
menghindari dan mengurangi kedua penyakit tersebut hingga kesejahteraan dan kesehatan
masyarakat menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
B. Saran
1. Sebaiknya diadakan adanya kegiatan penyuluhan tentang toxoplasmosis di kota
tersebut yang diadakan secara rutin.
2. Sebaiknya diberikan layanan kesehatan berupa konseling dan pemeriksaan di
kota tersebut terkait penyakit toxoplasmosis khususnya kepada masyarakat
yang ada di usia produktif
3. Perlunya dilakukan promosi kesehatan melalui media sosial agar bisa
dijangkau oleh banyak elemen masyarakat.
4. Dilakukannya sosialisasi dan penyuluhan di instansi pendidikan.