Pengantar
Dalam pelayanan angkutan terdapat dua aspek pelayanan yang harus dicapai yaitu efektif
namun efisien. Namu dalam kenyataan dua aspek terbut sering bertentangan.
Efektifitas
Dalam pengertian umum efektifitas adalah bagaimana sebuah usaha dapat mencapai
sasaran yang telah ditetapkan. Pengertian lain adalah bagaimana suatu sistem atau pola
pelayanan dapat secara langsung mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Efektifitas
juga dapat dijelaskan sebagai suatu ukuran ketepatan, kecepatan, langsung dan tidaknya
suatu proses dapat mencapai sasaran yang diinginkan.
Pengantar
Indikator Pelayanan
Indikator pelayanan adalah sebuah konsep yang disusun untuk menyatakan ukuran-
ukuran yang obyektif dan bersifat kuantitatif. Indikator-indikator unjuk kerja
pelayanan ini meliputi beberapa aspek antara lain:
o Ekonomi
o Teknis
o Operasional
Setiap indikator unjuk kerja tersebut haruslah terukur yang secara kontinyu harus
dilaporkan sebagai data tunggal yang spesifik atau nilai perbandingan dari dua atau
lebih nilai-nilai.
Terdapat tiga buah kepentingan dalam penggunaan indikator pelayanan sebagai
berikut:
o sebagai sebuah system deteksi awal pada kondisi-kondisi yang tidak
diharapkan.
o sebagai data yang diperlukan dalam pengambilan keputusan.
o Sebagai alat bantu dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Dengan kata lain, indikator-indikator unjuk kerja pelayanan angkutan penumpang
umum menyediakan suatu mekanisme penilaian pada rute-rute pelayanan angkutan
angkutan baik secara tersendiri maupun sevara jaringan.
Secara khusus penggunaan indikator-indikator pelayanan dapat digunakan sebagai
panduan dalam untuk melakukan penyesuaian pelayanan-pelayan angkutan terhadap
konstrain anggaran dan sebagai alat evaluasi dari pada penyesuaian-penyesuaian yang
telah dilakukan.
Standar Pelayanan
Standar pelayanan yang telah dinyatakan secara resmi misalnya adalah faktor muat
pelayanan angkutan 70% yang ditetapkan sebagai indikator boleh dan tidaknya
dilakukan penambahan armada pada sebuah trayek.
Standar pelayanan resmi adalah standar yang secara resmi dinyatakan sebagai tujuan
–tujuan kebijakan yang digunakan untuk mengevaluasi sebuah indikator unjuk kerja
tertentu dengan menggunakan angka-angka pembatas yang menindikasikan dapat
diterima atau tidak dapat diterimanya tingkat-tingkat pelayanan yang telah dicapai.
Disamping standar-standar pelayanan yang sudah dapat diterima pada hampir seluruh
kondisi dan situasi dalam sistem pelayanan, terdapat standar-standar pelayanan yang
tidak resmi dan tidak digunakan pada keseluruhan kondisi pelayanan dalam sistem.
Standar-standar tidak resmi digunakan pada bagian sistem pelayanan secara internal
saja dan merupakan kebikan-kebijakan internal daripada para manajer sub sistem
pelayanan.
Pada kondisi pelayanan tertentu seringkali kita tidak bisa menentukan standar
pelayanan tertentu khususnya untuk hal-hal yang dianggap sebagaian para pengambil
kebijakan tidak begitu penting.
Misalnya panjang trayek pelayanan, beberapa pengambil kebijakan seringkali
menetapkan bahwa panjang trayek pelayanan tidak mempunyai batasan tertentu
sepanjang memang memenuhi permintaan pelayanan yang ada menurut perhitungan
formal yang ada.
Kuliah 3
Pengantar
Proses penilaian pencapaian standar dan indikator pelayanan harus ditetapkan sebaik
mungkin agar efisiensi dan efektifitas pelayanan dapat dicapai secara optimum. Proses
evaluasi pelayanan angkutan akan meliputi:
Pemantauan pelayanan dan penyesuaian pada setiap rute pelayanan yang ada
Pemantauan dalam jaringan pelayanan
Evaluasi dari pada penyesuaian yang telah dilakukan.
Pelaksanaan pelayanan dari seluruh rute pelayanan harus dimonitor setiap saat
sebagai bagian dari program pemantauan dan penyesuaian dari rencana pelayanan
yang telah disusun.
Informasi dan statistik pelaksanaan pelayanan dikompilasi dari para pengguna
angkutan, bagian survey dan laporan dari bagian pengoperasian untuk mengungkapan
ada dan tidaknya permasalahan dalam pelayanan.
Misalnya tentang pemuatan. Pemantauan pemuatan kendaraan dipantau pada saat
dan lokasi pemuatan rata-rata terpadat pada setiap rute pelayanan. Nilai pemuatan ini
selanjutnya dibandingkan dengan standar pemuatan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan atau peraturan resmi yang ada.
Dengan membandingkan antara standar pelayanan (pemuatan) dan pemuatan yang
ada selanjutnya perusahaan bisa menentukan kekurangan atau kelebihan pelayanan
yang ada.
Apabila pemuatan kendaraan pada sebuah rute pelayanan sudah melebih standar
pemuatan yang diijinkan maka pihak menejemen akan mengusulkan dilakukan
penambahan pelayanan dan sebaliknya apabila rata-rata pemuatan kendaraan lebih
rendah dari yang syaratkan maka perusahaan bisa mengurangi jumlah kendaraan yang
dioperasikan.
Pemantauan pemuatan kendaraan di Indonesia dilsyartkan minimal 6 bulan sekali.
Setelah unjuk kerja dari setiap rute pelayanan dipantau dan dilakukan penyesuaian
maka selanjutnya evaluasi secara jaringan pelayanan dilakukan.
Pemantauan pelayana secara jaringan pelayanan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi
kecenderungan-kecenderungan unjuk kerja secara jaringan.
Penyesuaian pelayanan yang diusulkan untuk jaringan pelayanan dilakukan dengan
membandingkan dengan unjuk kerja pelayanan pada jaringan pelayanan yang lain.
Keseluruhan unjuk kerja rute pelayanan dalam sebuah jaringan pelayanan dirangking
menurut tingkat permasalahan yang tertinggi sampai dengan tingkat paling rendah
(tidak bermasalah).