Menggunakan Kerangka Kerja Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)” membahas tentang
penerapan e-government menggunakan kerangka kerja SPBE. E-government menciptakan interaksi
yang ramah, nyaman, transparan dan murah antara lembaga pemerintah dan masyarakat (Government
to Citizen), lembaga pemerintah dan pemerintah bisnis (Government to Business Enterprises) dan
hubungan antar lembaga pemerintah (Inter Agency Relationship). Pemerintah Kabupaten Sumbawa
melaksanakan perbaikan terhadap kinerja pemerintahannya, salah satunya melalui e-
government. Pada kasus ini penilaian penerapan e-government menggunakan kerangka kerja Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Ruang lingkup dari proses evaluasi SPBE sedikitnya harus
mencakup tata kelola SPBE, Layanan SPBE, dan Kebijakan SPBE. Penelitian dimulai dengan
melakukan studi literatur untuk memperdalam wawasan mengenai e-government, kerangka kerja
SPBE, dan pemerintah di Kabupaten Sumbawa dan sebagainya yang nantinya akan mendukung
penelitian ini. Pengumpulan data pada penilaian ini menggunakan sistem wawancara. Narasumber
dipilih berdasarkan keterkaitan dengan indikator yang akan dinilai dimana narasumber sendiri harus
memahami tata kerja dan pelaksanaan e-government di lingkungan kerjanya. Observasi dan
konfirmasi data merupakan bagian dalam penelitian yang bertujuan untuk memastikan data yang
diambil melalui wawancara telah valid dan benar. Pedoman evaluasi SPBE disusun untuk
memberikan gambaran proses pelaksanaan evaluasi dari pelaksanaan SPBE pada setiap instansi
pemerintah. Dalam pedoman tersebut juga diatur tentang proses perencanaan, hingga proses pelaporan
dari evaluasi pelaksanaan SPBE. Ruang lingkup dari proses evaluasi SPBE ini sedikitnya harus
mencakup tata kelola SPBE, Layanan SPBE, dan Kebijakan SPBE. Kegiatan penilaian dilakukan
dengan terlebih dahulu melakukan studi literatur guna mengetahui lebih dalam e-government,
kerangka kerja SPBE, dan pemerintah di Kabupaten Sumbawa, kemudian dilakukan pengumpulan
data menggunakan metode wawancara langsung. Data yang telah terkumpul ditambah dengan hasil
wawancara kemudian dianalisis untuk selanjutnya disusun rekomendasi untuk setiap indikator
penelitianya berdasarkan kerangka kerja SPBE untuk mendapatkan nilai penerapan e-government.
Dari hasil analisis diambil kesimpulan bahwa penerapan e-government untuk Dinas Kominfo
menggunakan SPBE didapatkan nilai 2,8 yang berarti Baik.
Manajemen Kinerja adalah serangkaian proses untuk memastikan bahwa sasaran organisasi
telah dicapai secara konsisten dalam cara-cara yang efektif dan efisien.
Penerapan manajemen kinerja memiliki segudang manfaat bagi organisasi, manajer, maupun
individu. Beberapa manfaatnya adalah meningkatkan kinerja karyawan, memperbaiki kinerja
tim dan individual, dan membantu karyawan yang kinerjanya rendah.
Proses manajemen kinerja adalah proses sistematis yang mencakup beberapa tahapan.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam proses manajemen kinerja:
Perencanaan: Tahap perencanaan merupakan tahap pertama dalam manajemen kinerja. Pada
tahap ini, tujuan dan target kinerja ditetapkan melalui komunikasi yang efektif antara
manajemen dan karyawan. Tujuan dan target kinerja harus spesifik, terukur, dapat dicapai,
relevan, dan berbatas waktu. Pada tahap ini juga ditetapkan indikator kinerja utama yang
akan digunakan untuk mengukur kinerja karyawan.
Pengawasan: Tahap pengawasan adalah tahap di mana manajer atau supervisor memantau
kinerja karyawan secara berkala untuk memastikan bahwa kinerja karyawan sesuai dengan
tujuan dan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Pada tahap ini,
manajer atau supervisor juga dapat memberikan umpan balik kepada karyawan untuk
membantu mereka memperbaiki kinerja mereka.
Evaluasi: Tahap evaluasi adalah tahap di mana kinerja karyawan dievaluasi untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dan target kinerja telah tercapai. Pada tahap ini, manajer atau
supervisor dapat melakukan penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan berbagai
metode, seperti self-assessment, penilaian oleh atasan, atau penilaian oleh rekan kerja.
Evaluasi kinerja dapat memberikan gambaran tentang keadaan kinerja karyawan sehingga
dapat membantu manajer atau supervisor dalam mengambil keputusan terkait pengembangan
karir karyawan.
Setelah tahap evaluasi, manajer atau supervisor dapat memberikan penghargaan atau tindakan
korektif untuk mengembangkan strategi guna mengatasi kesenjangan kinerja. Tahap
penghargaan adalah tahap di mana karyawan yang mencapai tujuan dan target kinerja yang
telah ditetapkan pada tahap perencanaan diberikan penghargaan. Sedangkan tahap tindakan
korektif adalah tahap di mana karyawan yang tidak mencapai tujuan dan target kinerja
diberikan tindakan korektif untuk membantu mereka memperbaiki kinerja mereka
Siklus manajemen kinerja adalah proses yang berkesinambungan yang dimulai dari
perencanaan, pemantauan, evaluasi, dan penghargaan. Berikut adalah penjelasan singkat
mengenai setiap tahapan dalam siklus manajemen kinerja:
Pemantauan: Tahap pemantauan adalah tahap di mana manajer atau supervisor memantau
kinerja karyawan secara berkala untuk memastikan bahwa kinerja karyawan sesuai dengan
tujuan dan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Pada tahap ini,
manajer atau supervisor juga dapat memberikan umpan balik kepada karyawan untuk
membantu mereka memperbaiki kinerja mereka.
Evaluasi: Tahap evaluasi adalah tahap di mana kinerja karyawan dievaluasi untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dan target kinerja telah tercapai. Pada tahap ini, manajer atau
supervisor dapat melakukan penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan berbagai
metode, seperti self-assessment, penilaian oleh atasan, atau penilaian oleh rekan kerja.
Evaluasi kinerja dapat memberikan gambaran tentang keadaan kinerja karyawan sehingga
dapat membantu manajer atau supervisor dalam mengambil keputusan terkait pengembangan
karir karyawan
Penghargaan: Tahap penghargaan adalah tahap di mana karyawan yang mencapai tujuan
dan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan diberikan penghargaan.
Sedangkan karyawan yang tidak mencapai tujuan dan target kinerja diberikan tindakan
korektif untuk membantu mereka memperbaiki kinerja mereka.
Siklus manajemen kinerja merupakan proses yang berkesinambungan dan harus dilakukan
secara terus-menerus untuk memastikan kinerja karyawan selalu optimal. Dalam
siklus manajemen kinerja, perusahaan harus memiliki strategi yang jelas dalam upaya
mewujudkan tujuannya. Perusahaan juga harus memiliki indikator kinerja utama yang terukur
secara kuantitatif, memiliki target yang ingin dicapai, dan jelas batas waktunya. Terdapat
kontrak kinerja, di mana ukuran-ukuran kinerja dituangkan dalam bentuk kesepakatan antara
bawahan dan atasan. Selain itu, manajemen kinerja juga harus memiliki dedikasi
kepemimpinan yang kuat di tingkat atas (top managers) sehingga perusahaan memiliki
kinerja yang tinggi demi terwujudnya tujuan perusahaan
Dalam hal ini layanan manajemen kinerja merupakan tugas atau fungsi yang memberikan
manfaat dalam pencapaian sasaran Instansi Pusat/Pemerintah Daerah. Sistem Manajemen
Kinerja dimaksud adalah suatu layanan manajemen kinerja berbasis elektronik. Dinas
Kominfo Kabupaten Sumbawa mendapatkan skor atau level 3 (baik), yang berarti sistem dari
layanan manajemen kinerja sudah mencapat titik dimana sistem dapat berinteraksi dengan
pengguna mulai dari mengunduh atau mengunggah informasi terkait kinerja, dan sistem dapat
merespon kepada pengguna seperti mekanisme persetujuan kinerja unit organisasi dari atasan
dan validasi kinerja di internal Instansi Pusat/Pemerintah Daerah. Jika layanan manajemen
kinerja ingin berada pada level 5, maka Sistem manajemen kinerja harus dapat terus
ditingkatkan dengan menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan, teknologi dan kebutuhan
instansi.
Manajemen Kinerja adalah serangkaian proses untuk memastikan bahwa sasaran organisasi
telah dicapai secara konsisten dalam cara-cara yang efektif dan efisien.
Penerapan manajemen kinerja memiliki segudang manfaat bagi organisasi, manajer, maupun
individu. Beberapa manfaatnya adalah meningkatkan kinerja karyawan, memperbaiki kinerja
tim dan individual, dan membantu karyawan yang kinerjanya rendah.
Pentingnya manajemen kinerja sangat tergantung pada konteks dan tujuan entitas yang
dievaluasi, tetapi pada dasarnya, hal ini berperan penting dalam memastikan keberhasilan dan
pertumbuhan.
Evaluasi kinerja adalah proses yang digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan oleh
individu, tim, departemen, atau organisasi. Proses ini melibatkan penggunaan indikator
kinerja yang sesuai, yang diintegrasikan dalam suatu sistem evaluasi. Tujuan utama dari
evaluasi kinerja adalah untuk memantau, mengevaluasi, dan meningkatkan kinerja entitas
yang dievaluasi. Hal ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks, seperti sektor bisnis,
pemerintah, organisasi nirlaba, atau bahkan dalam hal pencapaian tujuan pribadi.
Indikator Kinerja adalah metrik atau parameter tertentu yang digunakan untuk mengukur
kinerja. Indikator kinerja adalah alat penting dalam evaluasi kinerja karena mereka
memberikan data konkret yang memungkinkan pemantauan kinerja dan membuat
perbandingan antara hasil yang diharapkan dan yang sebenarnya. Indikator kinerja dapat
berupa data kuantitatif atau kualitatif dan harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Sistem Evaluasi Kinerja adalah kerangka kerja atau prosedur yang digunakan untuk
melakukan evaluasi kinerja. Sistem ini mencakup pengembangan indikator kinerja yang
sesuai, pengumpulan data, analisis data, pelaporan hasil, serta tindakan perbaikan yang
mungkin diperlukan. Sistem evaluasi kinerja sering kali melibatkan proses yang terstruktur
dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa kinerja terus dipantau dan ditingkatkan seiring
waktu.
Urgensi Manajemen Kinerja adalah pentingnya proses evaluasi kinerja dalam mencapai
tujuan organisasi atau individu. Beberapa alasan mengapa manajemen kinerja penting antara
lain:
2. Pengambilan Keputusan yang Baik: Evaluasi kinerja memberikan data yang diperlukan
untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang
kinerja, manajemen dapat mengambil tindakan yang lebih tepat.
5. Pencapaian Tujuan Strategis: Dengan memastikan kinerja sejalan dengan tujuan dan
strategi organisasi, manajemen kinerja mendukung pencapaian tujuan jangka panjang.
Dalam kesimpulannya, empat aspek yang telah dibahas yaitu (Evaluasi Kinerja, Indikator
Kinerja, Sistem Evaluasi Kinerja, dan Urgensi Manajemen Kinerja) adalah bagian penting
dalam memastikan pencapaian tujuan dan perbaikan kinerja di berbagai konteks. Evaluasi
kinerja memanfaatkan indikator kinerja dalam kerangka sistem evaluasi, dan hal ini penting
dalam meningkatkan produktivitas, pengambilan keputusan yang baik, pengembangan
karyawan, serta mencapai tujuan strategis.
Meskipun begitu, Peningkatan Layanan tetap harus dilakukan agar penerapan e-government
di Kabupaten Sumbawa dapat berjalan dengan yang maksimal. Salah satu rekomendasi dari
peneliti agar setiap dimensi layanan SPBE di Kabupaten Sumbawa berjalan maksimal yaitu
dengan meyediakan layanan kolaborasi disetiap manajemen, yang dapat diintegrasikan antar
suatu layanan dengan lainnya atau dengan layanan SPBE instansi pemerintah lain.
Sumber Modul EKMA4263