Anda di halaman 1dari 7

Artikel “Evaluasi Penerapan E-Government Di Pemerintah Kabupaten Sumbawa Besar

Menggunakan Kerangka Kerja Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)” membahas tentang
penerapan e-government menggunakan kerangka kerja SPBE. E-government menciptakan interaksi
yang ramah, nyaman, transparan dan murah antara lembaga pemerintah dan masyarakat (Government
to Citizen), lembaga pemerintah dan pemerintah bisnis (Government to Business Enterprises) dan
hubungan antar lembaga pemerintah (Inter Agency Relationship). Pemerintah Kabupaten Sumbawa
melaksanakan perbaikan terhadap kinerja pemerintahannya, salah satunya melalui e-
government. Pada kasus ini penilaian penerapan e-government menggunakan kerangka kerja Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Ruang lingkup dari proses evaluasi SPBE sedikitnya harus
mencakup tata kelola SPBE, Layanan SPBE, dan Kebijakan SPBE. Penelitian dimulai dengan
melakukan studi literatur untuk memperdalam wawasan mengenai e-government, kerangka kerja
SPBE, dan pemerintah di Kabupaten Sumbawa dan sebagainya yang nantinya akan mendukung
penelitian ini. Pengumpulan data pada penilaian ini menggunakan sistem wawancara. Narasumber
dipilih berdasarkan keterkaitan dengan indikator yang akan dinilai dimana narasumber sendiri harus
memahami tata kerja dan pelaksanaan e-government di lingkungan kerjanya. Observasi dan
konfirmasi data merupakan bagian dalam penelitian yang bertujuan untuk memastikan data yang
diambil melalui wawancara telah valid dan benar. Pedoman evaluasi SPBE disusun untuk
memberikan gambaran proses pelaksanaan evaluasi dari pelaksanaan SPBE pada setiap instansi
pemerintah. Dalam pedoman tersebut juga diatur tentang proses perencanaan, hingga proses pelaporan
dari evaluasi pelaksanaan SPBE. Ruang lingkup dari proses evaluasi SPBE ini sedikitnya harus
mencakup tata kelola SPBE, Layanan SPBE, dan Kebijakan SPBE. Kegiatan penilaian dilakukan
dengan terlebih dahulu melakukan studi literatur guna mengetahui lebih dalam e-government,
kerangka kerja SPBE, dan pemerintah di Kabupaten Sumbawa, kemudian dilakukan pengumpulan
data menggunakan metode wawancara langsung. Data yang telah terkumpul ditambah dengan hasil
wawancara kemudian dianalisis untuk selanjutnya disusun rekomendasi untuk setiap indikator
penelitianya berdasarkan kerangka kerja SPBE untuk mendapatkan nilai penerapan e-government.
Dari hasil analisis diambil kesimpulan bahwa penerapan e-government untuk Dinas Kominfo
menggunakan SPBE didapatkan nilai 2,8 yang berarti Baik.

Manajemen Kinerja adalah serangkaian proses untuk memastikan bahwa sasaran organisasi
telah dicapai secara konsisten dalam cara-cara yang efektif dan efisien.
Penerapan manajemen kinerja memiliki segudang manfaat bagi organisasi, manajer, maupun
individu. Beberapa manfaatnya adalah meningkatkan kinerja karyawan, memperbaiki kinerja
tim dan individual, dan membantu karyawan yang kinerjanya rendah.

Proses manajemen kinerja adalah proses sistematis yang mencakup beberapa tahapan.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam proses manajemen kinerja:

Perencanaan: Tahap perencanaan merupakan tahap pertama dalam manajemen kinerja. Pada
tahap ini, tujuan dan target kinerja ditetapkan melalui komunikasi yang efektif antara
manajemen dan karyawan. Tujuan dan target kinerja harus spesifik, terukur, dapat dicapai,
relevan, dan berbatas waktu. Pada tahap ini juga ditetapkan indikator kinerja utama yang
akan digunakan untuk mengukur kinerja karyawan.

Pelaksanaan: Tahap pelaksanaan adalah tahap di mana karyawan melakukan pekerjaan


sesuai dengan tujuan dan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Pada
tahap ini, manajer atau supervisor harus memberikan dukungan yang diperlukan oleh
karyawan untuk mencapai tujuan dan target kinerja. Dukungan tersebut dapat berupa
pelatihan, bimbingan, dan sumber daya yang diperlukan.

Pengawasan: Tahap pengawasan adalah tahap di mana manajer atau supervisor memantau
kinerja karyawan secara berkala untuk memastikan bahwa kinerja karyawan sesuai dengan
tujuan dan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Pada tahap ini,
manajer atau supervisor juga dapat memberikan umpan balik kepada karyawan untuk
membantu mereka memperbaiki kinerja mereka.

Evaluasi: Tahap evaluasi adalah tahap di mana kinerja karyawan dievaluasi untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dan target kinerja telah tercapai. Pada tahap ini, manajer atau
supervisor dapat melakukan penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan berbagai
metode, seperti self-assessment, penilaian oleh atasan, atau penilaian oleh rekan kerja.
Evaluasi kinerja dapat memberikan gambaran tentang keadaan kinerja karyawan sehingga
dapat membantu manajer atau supervisor dalam mengambil keputusan terkait pengembangan
karir karyawan.

Setelah tahap evaluasi, manajer atau supervisor dapat memberikan penghargaan atau tindakan
korektif untuk mengembangkan strategi guna mengatasi kesenjangan kinerja. Tahap
penghargaan adalah tahap di mana karyawan yang mencapai tujuan dan target kinerja yang
telah ditetapkan pada tahap perencanaan diberikan penghargaan. Sedangkan tahap tindakan
korektif adalah tahap di mana karyawan yang tidak mencapai tujuan dan target kinerja
diberikan tindakan korektif untuk membantu mereka memperbaiki kinerja mereka

Siklus manajemen kinerja adalah proses yang berkesinambungan yang dimulai dari
perencanaan, pemantauan, evaluasi, dan penghargaan. Berikut adalah penjelasan singkat
mengenai setiap tahapan dalam siklus manajemen kinerja:

Perencanaan: Tahap perencanaan merupakan tahap pertama dalam siklus manajemen


kinerja. Pada tahap ini, tujuan dan target kinerja ditetapkan melalui komunikasi yang efektif
antara manajemen dan karyawan. Tujuan dan target kinerja harus spesifik, terukur, dapat
dicapai, relevan, dan berbatas waktu. Pada tahap ini juga ditetapkan indikator kinerja utama
yang akan digunakan untuk mengukur kinerja karyawan.

Pemantauan: Tahap pemantauan adalah tahap di mana manajer atau supervisor memantau
kinerja karyawan secara berkala untuk memastikan bahwa kinerja karyawan sesuai dengan
tujuan dan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Pada tahap ini,
manajer atau supervisor juga dapat memberikan umpan balik kepada karyawan untuk
membantu mereka memperbaiki kinerja mereka.

Evaluasi: Tahap evaluasi adalah tahap di mana kinerja karyawan dievaluasi untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dan target kinerja telah tercapai. Pada tahap ini, manajer atau
supervisor dapat melakukan penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan berbagai
metode, seperti self-assessment, penilaian oleh atasan, atau penilaian oleh rekan kerja.
Evaluasi kinerja dapat memberikan gambaran tentang keadaan kinerja karyawan sehingga
dapat membantu manajer atau supervisor dalam mengambil keputusan terkait pengembangan
karir karyawan

Penghargaan: Tahap penghargaan adalah tahap di mana karyawan yang mencapai tujuan
dan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan diberikan penghargaan.
Sedangkan karyawan yang tidak mencapai tujuan dan target kinerja diberikan tindakan
korektif untuk membantu mereka memperbaiki kinerja mereka.

Siklus manajemen kinerja merupakan proses yang berkesinambungan dan harus dilakukan
secara terus-menerus untuk memastikan kinerja karyawan selalu optimal. Dalam
siklus manajemen kinerja, perusahaan harus memiliki strategi yang jelas dalam upaya
mewujudkan tujuannya. Perusahaan juga harus memiliki indikator kinerja utama yang terukur
secara kuantitatif, memiliki target yang ingin dicapai, dan jelas batas waktunya. Terdapat
kontrak kinerja, di mana ukuran-ukuran kinerja dituangkan dalam bentuk kesepakatan antara
bawahan dan atasan. Selain itu, manajemen kinerja juga harus memiliki dedikasi
kepemimpinan yang kuat di tingkat atas (top managers) sehingga perusahaan memiliki
kinerja yang tinggi demi terwujudnya tujuan perusahaan

Dalam hal ini layanan manajemen kinerja merupakan tugas atau fungsi yang memberikan
manfaat dalam pencapaian sasaran Instansi Pusat/Pemerintah Daerah. Sistem Manajemen
Kinerja dimaksud adalah suatu layanan manajemen kinerja berbasis elektronik. Dinas
Kominfo Kabupaten Sumbawa mendapatkan skor atau level 3 (baik), yang berarti sistem dari
layanan manajemen kinerja sudah mencapat titik dimana sistem dapat berinteraksi dengan
pengguna mulai dari mengunduh atau mengunggah informasi terkait kinerja, dan sistem dapat
merespon kepada pengguna seperti mekanisme persetujuan kinerja unit organisasi dari atasan
dan validasi kinerja di internal Instansi Pusat/Pemerintah Daerah. Jika layanan manajemen
kinerja ingin berada pada level 5, maka Sistem manajemen kinerja harus dapat terus
ditingkatkan dengan menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan, teknologi dan kebutuhan
instansi.

Manajemen Kinerja adalah serangkaian proses untuk memastikan bahwa sasaran organisasi
telah dicapai secara konsisten dalam cara-cara yang efektif dan efisien.
Penerapan manajemen kinerja memiliki segudang manfaat bagi organisasi, manajer, maupun
individu. Beberapa manfaatnya adalah meningkatkan kinerja karyawan, memperbaiki kinerja
tim dan individual, dan membantu karyawan yang kinerjanya rendah.

Pentingnya manajemen kinerja sangat tergantung pada konteks dan tujuan entitas yang
dievaluasi, tetapi pada dasarnya, hal ini berperan penting dalam memastikan keberhasilan dan
pertumbuhan.
Evaluasi kinerja adalah proses yang digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan oleh
individu, tim, departemen, atau organisasi. Proses ini melibatkan penggunaan indikator
kinerja yang sesuai, yang diintegrasikan dalam suatu sistem evaluasi. Tujuan utama dari
evaluasi kinerja adalah untuk memantau, mengevaluasi, dan meningkatkan kinerja entitas
yang dievaluasi. Hal ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks, seperti sektor bisnis,
pemerintah, organisasi nirlaba, atau bahkan dalam hal pencapaian tujuan pribadi.

Indikator Kinerja adalah metrik atau parameter tertentu yang digunakan untuk mengukur
kinerja. Indikator kinerja adalah alat penting dalam evaluasi kinerja karena mereka
memberikan data konkret yang memungkinkan pemantauan kinerja dan membuat
perbandingan antara hasil yang diharapkan dan yang sebenarnya. Indikator kinerja dapat
berupa data kuantitatif atau kualitatif dan harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Sistem Evaluasi Kinerja adalah kerangka kerja atau prosedur yang digunakan untuk
melakukan evaluasi kinerja. Sistem ini mencakup pengembangan indikator kinerja yang
sesuai, pengumpulan data, analisis data, pelaporan hasil, serta tindakan perbaikan yang
mungkin diperlukan. Sistem evaluasi kinerja sering kali melibatkan proses yang terstruktur
dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa kinerja terus dipantau dan ditingkatkan seiring
waktu.

Urgensi Manajemen Kinerja adalah pentingnya proses evaluasi kinerja dalam mencapai
tujuan organisasi atau individu. Beberapa alasan mengapa manajemen kinerja penting antara
lain:

1. Meningkatkan Produktivitas: Dengan memantau dan mengevaluasi kinerja, organisasi


dapat mengidentifikasi area di mana perbaikan diperlukan dan mengambil tindakan yang
sesuai untuk meningkatkan produktivitas.

2. Pengambilan Keputusan yang Baik: Evaluasi kinerja memberikan data yang diperlukan
untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang
kinerja, manajemen dapat mengambil tindakan yang lebih tepat.

3. Pengembangan Karyawan: Melalui evaluasi kinerja, manajemen dapat mengidentifikasi


kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan, serta memberikan umpan balik yang
konstruktif untuk membantu karyawan tumbuh.

4. Pemberian Kompensasi dan Penghargaan: Evaluasi kinerja sering digunakan sebagai


dasar untuk menentukan kompensasi, promosi, dan penghargaan karyawan. Ini dapat
membantu mendorong motivasi dan retensi karyawan.

5. Pencapaian Tujuan Strategis: Dengan memastikan kinerja sejalan dengan tujuan dan
strategi organisasi, manajemen kinerja mendukung pencapaian tujuan jangka panjang.

Dalam kesimpulannya, empat aspek yang telah dibahas yaitu (Evaluasi Kinerja, Indikator
Kinerja, Sistem Evaluasi Kinerja, dan Urgensi Manajemen Kinerja) adalah bagian penting
dalam memastikan pencapaian tujuan dan perbaikan kinerja di berbagai konteks. Evaluasi
kinerja memanfaatkan indikator kinerja dalam kerangka sistem evaluasi, dan hal ini penting
dalam meningkatkan produktivitas, pengambilan keputusan yang baik, pengembangan
karyawan, serta mencapai tujuan strategis.

1. Jelaskan evaluasi E-goverment yg diterapkan oleh pemerintah Kabupaten Sumbawa


Besar?
Jawab:
Artikel “Evaluasi Penerapan E-Government Di Pemerintah Kabupaten Sumbawa Besar
Menggunakan Kerangka Kerja Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)” membahas
tentang penerapan e-government menggunakan kerangka kerja SPBE. E-
government menciptakan interaksi yang ramah, nyaman, transparan dan murah antara
lembaga pemerintah dan masyarakat (Government to Citizen), lembaga pemerintah dan
pemerintah bisnis (Government to Business Enterprises) dan hubungan antar lembaga
pemerintah (Inter Agency Relationship). Pemerintah Kabupaten Sumbawa, sebagai bagian
dari instansi pemerintah Indonesia mulai melaksanakan perbaikan terhadap kinerja
pemerintahannya sejalan dengan program reformansi birokrasi pemerintah, yaitu menata
ulang, merubah, memperbaiki dan menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih efisien,
efektif, dan produktif. Namun, pada hasil penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP), selama 2 tahun (2017-2018) berturut-turut Kabupaten Sumbawa meraih
predikat “CC” di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang mana hasil tersebut menunjukan bahwa
pencapaian kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Sumbawa belum
berjalan maksimal akibat koordinasi antara elemen pemerintah yang lemah, ketidak sesuaian
agenda dinas daerah dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
yang telah disusun dan penataan anggaran pemerintah yang tidak detail.

Dalam Upaya memperbaiki proses kinerja pemerintahannya, Pemerintah Kabupaten


Sumbawa memaksimalkan penerapan E-government di setiap Struktur Organisasi Perangkat
daerah (SOPD) di Kabupaten Sumbawa, yang dapat memperbaiki kinerja pemerintahan
menjadi efektif, efisien,dan produktif secara menyeluruh. Penerapan e-government dalam
lingkup Struktur organisasi perangkat daerah (SOPD) di Kabupaten Sumbawa yang mana
untuk mengetahui penilaian dan analisis yang diperlukan sebagai penerapan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) yang telah dilakukan. Inisiatif pelaksanaan e-government
oleh pemerintah dimulai dengan dikeluarkan Intruksi Presiden No. 6 Tahun 2001, mengenai
Pengembangan dan Pendayagunaaan Telematika (Telekomunikasi,Media dan Informatika),
menyatakan bahawa setiap instansi pemerintah harus mengggunakan teknologi informasi
dalam menjalankan fungsi pemerintahannya. Penelitian tersebut bertujuan untuk menilai
penerapan e-government menggunakan kerangka kerja SPBE pada dimensi layanan SPBE di
Kabupaten Sumbawa. Dalam penelitian tersebut, penilaian yang dilakukan pada Dinas
Komunikasi dan Informatika (Dinas Kominfo) Kabupaten Sumbawa. Tujuan dari
pembentukan SPBE sendiri untuk mengetahui pencapaian kemajuan pelaksanaan SPBE pada
Instansi Pusat dan Pemerintahan Daerah, Memberikan saran perbaikan untuk meningkatkan
kualitas pelaksanaan SPBE dan Menjamin kualitas pelaksanaan evaluasi SPBE pada Instansi
Pusat dan Pemerintah Daerah.

2. Narasikan kerangka kerja SPBE ?


Jawab:
SPBE merupakan singkatan dari Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) adalah penyelenggaraan pemerintahan yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada
Pengguna SPBE. Hal ini seperti yang tertuang pada Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018
tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. SPBE ditujukan untuk untuk mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, dan akuntabel serta pelayanan
publik yang berkualitas dan terpercaya. Tata kelola dan manajemen sistem pemerintahan
berbasis elektronik secara nasional juga diperlukan untuk meningkatkan keterpaduan dan
efisiensi sistem pemerintahan berbasis elektronik.
Penilaian dilakukan menggunakan kerangka kerja Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE) tepatnya pada domain 3 layanan SPBE, aspek 6 layanan administrasi
berbasis elektronik, dan 7 indikatornya yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (KEMENPAN RB). Kerangka
kerja ini dipilih karena SPBE merupakan proses penilaian terhadap pelaksanaan SPBE di
Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah untuk menghasilkan suatu nilai Indeks SPBE yang
menggambarkan tingkat kematangan (maturity level) dari pelaksanaan SPBE di Instansi
Pusat dan Pemerintah Daerah. Tujuan dari pembentukan SPBE sendiri untuk mengetahui
pencapaian kemajuan pelaksanaan SPBE pada Instansi Pusat dan Pemerintahan Daerah,
Memberikan saran perbaikan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan SPBE dan Menjamin
kualitas pelaksanaan evaluasi SPBE pada Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah.

Penerapan e-government di dinas Kominfo Kabupaten Sumbawa pada Aspek 6 Layanan


Administrasi Pemerintahan Berbasis Elektronik yaitu:

 Layanan Pengadaan (Indikator 31)


 Layanan Manajemen Kepegawaian (Indikator 26)
 Layanan Manajemen Perencanaan (Indikator 27)
 Layanan Manajemen Penganggaran (Indikator 28)
 Layanan Manajemen Keuangan (Indikator 29)
 Layanan Manejemen Kinerja (AAIndikator 30)
 Layanan Naskah Dinas (Indikator 25)

3. Jelaskan hasil dari penelitian saudara Hemy & dkk ?


Jawab:
Hasil penelitian Saudara Hemy & dkk terkait penerapan e-government di Dinas Kominfo
Kabupaten Sumbawa, dengan fokus dalam Aspek 6 Layanan Administrasi Pemerintahan
Berbasis Elektronik menggunakan kerangka kerja Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE), dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian penerapan e-government untuk Dinas
Kominfo menggunakan SPBE mendapatkan nilai 2,8, yang mengindikasikan bahwa tingkat
penerapannya dapat dianggap sebagai "Baik."
Penelitian terhadap masing-masing Indikator pada Aspek 6 yang telah dianalisis adalah
sebagai berikut:
Indikator 25, Layanan Naskah Dinas, mendapatkan skor 2, menunjukkan bahwa
penerapannya cukup. Pada indikator 25 layanan naskah dinas, menunjukkan bahwa sistem
layanan naskah dinas baru dapat berinteraksi dengan pengguna dalam hal pencarian informasi
dan mengunggah atau mengunduh dokumen dinas. Namun, terdapat potensi untuk
meningkatkan fungsi dan pelayanan layanan naskah dinas. Peningkatan atau penambahan
fungsi ini mencakup integrasi dengan layanan SPBE lainnya, seperti manajemen
kepegawaian atau instansi pemerintah lain, untuk meningkatkan efektivitas layanan naskah
dinas terhadap pengguna.
Sementara itu, pada Indikator 26 hingga Indikator 31, semua mendapatkan skor 3, yang
menggambarkan bahwa penerapannya dianggap "Baik” dengan rincian sebagai berikut:
 Pada indikator 26, menunjukkan bahwa Layanan Manajemen di Dinas Kominfo
Kabupaten Sumbawa sudah mencapai tingkat di mana dapat berinteraksi dengan
pengguna dalam hal mengunduh atau mengunggah informasi, serta sistem dapat
merespons pengguna dengan mekanisme seperti persetujuan kenaikan pangkat,
pengajuan cuti, dokumen pegawai, dan sebagainya.
 Pada indikator 27 Layanan Manajemen, menunjukkan bahwa sistem Layanan
Manajemen Perencanaan di Dinas tersebut sudah mencapai tingkat di mana dapat
berinteraksi dengan pengguna dalam hal mengunduh atau mengunggah informasi
perencanaan kegiatan. Selain itu, sistem juga dapat merespons pengguna dengan
mekanisme persetujuan dan validasi perencanaan kegiatan di internal Instansi
Pusat/Pemerintah Daerah.
 Pada indikator 28 Layanan Manajemen Penganggaran di Dinas tersebut menunjukkan
bahwa sistem Layanan Manajemen Penganggaran di Dinas tersebut sudah mencapai
tingkat di mana dapat berinteraksi dengan pengguna dalam hal mengunduh atau
mengunggah informasi penganggaran. Selain itu, sistem juga dapat merespons
pengguna dengan mekanisme persetujuan dan validasi penganggaran di internal
Instansi Pemerintah.

 Pada indikator 29, Layanan Manajemen Keuangan di Dinas Kominfo Kabupaten


Sumbawa menunjukkan bahwa sistem layanan manajemen keuangan sudah mencapai
tingkat di mana dapat berinteraksi dengan pengguna dalam hal informasi keuangan,
persetujuan, dan validasi terkait keuangan di instansi pusat/pemerintah daerah.
 Pada Indikator 30 Layanan Manajemen Kinerja, menunjukkan bahwa sistem layanan
manajemen kinerja di Dinas Kominfo tersebut juga sudah mencapai tingkat di mana
dapat berinteraksi dengan pengguna dalam hal informasi kinerja, persetujuan, dan
validasi terkait kinerja unit organisasi di instansi pusat/pemerintah daerah.
 Pada Indikator 31 Layanan Pengadaan, menunjukkan bahwa sistem layanan
pengadaan Dinas Kominfo tersebut sudah mencapai tingkat di mana dapat
berinteraksi dengan pengguna dalam hal informasi pengadaan, persetujuan, dan
validasi dalam proses pengadaan barang atau jasa, serta verifikasi penyedia.

Meskipun begitu, Peningkatan Layanan tetap harus dilakukan agar penerapan e-government
di Kabupaten Sumbawa dapat berjalan dengan yang maksimal. Salah satu rekomendasi dari
peneliti agar setiap dimensi layanan SPBE di Kabupaten Sumbawa berjalan maksimal yaitu
dengan meyediakan layanan kolaborasi disetiap manajemen, yang dapat diintegrasikan antar
suatu layanan dengan lainnya atau dengan layanan SPBE instansi pemerintah lain.
Sumber Modul EKMA4263

Anda mungkin juga menyukai