Anda di halaman 1dari 6

Potensi Desa dan UMKM Desa Purwodadi

Oleh: Erika Isbakhul Khoiriah (12201183153)

Peserta KKNVDR11

Desa Purwodadi adalah desa yang berada di kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri.
Secara geografi desa Purwodadi terletak di kawasan Kediri bagian selatan. Tepatnya di garis
wilayah perbatasan Kediri – Blitar. Sudah dua periode ini, Desa Purwodadi dipimpin oleh Bapak
H. Komari. Asal usul desa Purwodadi awalnya adalah desa Selodono, kemudian setelah tahun
1965 di pecah menjai 2 desa yaitu, desa Selodono dan desa Purwodadi. Pada tahun 1966-1967
mendapatkan intruksi dari bupati Kediri bahwa desa yang mempunyai nama dari tokoh-tokoh
PKI di perintahkan untuk dirubah. Di kerenakan desa Purwodadi terdapat salah satu tokoh PKI
yaitu Carik Purwo maka pada saat itu di ganti dengan nama Sumberdadi. Untuk lebih
memantapkan keberadaan desa Purwodadi, maka nama Sumberdadi di rubah menjadi nama
Purwodadi. Hal ini berekelanjutan sampai sekarang dengan nama desa yaitu Purwodadi.

Arti kata Purwodadi di bagi menjadi dua kata yaitu, kata “Purwo” berarti “wiwitan”,
sedangkan “Dadi” berarti “menjadi”. Sehingga kata Purwodadi dapat diartikan sebagai “Desa
yang menjadi makmur dalam keadilan, Adil dalam kemakmuran”.

Desa Purwodadi ini terdiri dari 3 Dusun, yaitu Dusun Purwodadi, Dusun Tumpang, dan
Dusun Baran. Luas wilayah desa purwodadi secara keseluruhan adalah 452, 593 Ha. Lahan di di
Desa Purwodadi terdiri dari 2 jenis yaitu lahan basah (Sawah) dan lahan kering (Tegalan). Tanah
di Desa Purwodadi mayoritas Merupakan tanah berpasir yang berasal dari letusan gunung Kelud,
dan tanah sendimen berpasir di area persawahan. Di Desa Purwodadi juga dialiri dua sungai
yaitu di Dusun Baran yang membelah Dusun tersebut dan di Dusun Purwodadi yang juga sebagai
batas desa.

Mayoritas masyarakat Desa Purwodadi bekerja sebagai Petani dengan komoditas utama
Singkong, Tebu, Jagung, Nanas, Cabai dan Sayur-mayur. Selain petani berternak juga
merupakan mata pencaharian utama masyarakat Desa Purwodadi, yaitu meliputi ternak ayam
broiler, ayam sayur, bebek, puyuh dan juga banyak rumah yang memelihara ayam kampung,
kambing dan sapi. Selain itu juga banyak rumah yang saat ini sudah mendirikan usaha makanan
yang juga di jadikan sebagai produk UMKM.

Desa purwodadi merupakan desa yang dinilai sangat Kompak karena dari 11 desa di
kecamatan Ringinrejo desa Purwodadi merupakan salah satu desa yang berinovasi hal itu
dibuktikan dengan adanya lomba 5-K antar RT se-desa Purwodadi dan juga penyamaan warna
cat pagar/tembok dan juga pengadaan pot bunga jalan dan juga tanaman hias untuk satu desa
Purwodadi, mulai dari dusun Purwodadi sampai dengan dusun Baran. Kegiatan lomba 5-K itu
dudah dilaksanakan oleh pemerintah desa Purwodadi sejak tahun 2014 sampai dengan tahun
2016 dan sudah menjadi agenda rutin setiap tahunnya. Sebagai apresiasi atau reward kepada
lingkungan yang berprestasi pemerintah desa Purwodadi memberikan: Tropi bergilir, piala tetap,
piagam atau sertifikat, dan juga dana partisipasi atau hadiah lomba yang bersumber dari APBDes
tahun berkenaan. Kegiatan tersebut merupakan kreativitas dan inovasi desa sehingga pada tahun
2016 berhasil mendapatkan juara 1 desa award (Anugrah Desa) kategori Pengelolaan
Lingkungan. Tidak hanya itu saja desa Purwodadi juga sering mendapatkan banyak penghargaan
baik dalam bidang pembangunan, bidang layanan kesehatan, bidang administrasi masyarakat dan
masih banyak lagi. Hampir setiap tahun desa Purwodadi mendapatkan penghargaan dari
pemerintah.

Dari beberapa potensi yang sudah ada tersebut pemerintah desa Purwodadi juga
mengadakan kelompok pelatihan masyarakat yang direalisasikan dalam APBDes desa
Purwodadi dalam pemberdayaan masyarakat dengan tujuan untuk menyerap keterampilan untuk
menunjang kebutuhan hidup dan juga meningkatkan perekonomian masyarakat dan
meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat dengan melibatkan usaha kecil Makro sehingga
bisa tumbuh dan berkembang serta mempunyai daya saing di pasaran. Dengan adanya peran
serta masyarakat serta dengan adanya potensi sumber daya yang ada tercapailah kewirausaan
UMKM salah satunya adalah industri rumahan pembuatan tempe Pak Imam Basori yang berada
di Dusun Tumpang RT/ RW 01/ 02 Desa Purwodadi.

Dalam membuat tempe, Pak Imam dibantu istrinya yaitu bu Siti Aisyah. Mereka mulai
merintis usaha ini sejak sepuluh tahun yang lalu atau tepatnya tahun 2010. Awalnya mereka
hanya mengolah 5 kilogram kedelai untuk dijadikan tempe dalam sehari, namun semakin lama
hingga saat ini, dalam satu hari mereka bisa mengolah sampai 30 kilogram tempe per harinya.
Dalam pemasarannya, Pak Imam yang juga sebagai ketua RT 01 Dusun Tumpang ini, setiap pagi
berjualan keliling, beliau berangkat keliling jam 6 pagi dari desa Purwodadi ke desa Dawung dan
hanya selang waktu 1 jam tempenya pasti sudah habis. Selain berjualan keliling, banyak juga
pedagang sayur keliling dan took-toko sayuran yang juga mengambil tempe dari Pak Imam
untuk kemudian di jual lagi. “Awalnya dulu hanya keliling, Mbak, tapi semenjak tahun 2015
kemarin langganan tempe saya semakin banyak, makanya pagi-pagi sudah banyak yang datang
ke rumah membeli tempe untuk kemudian di jual lagi, sisanya baru kemudian saya bawa
keliling”, kata Pak Imam kepada saya. Pak Imam juga menjelaskan bahwa disetiap harinya
beliau belanja kedelai sebanyak 30 kilogram dengan harga Rp. 270.000, kemudian diolah
menjadi tempe dan menghasilkan 400 potong tempe. Satu potong tempenya dijual dengan harga
seribu rupiah, sehingga keuntungan pak Imam setiap harinya adalah Rp 130.000. Itupun jika
habis semua, jika tidak habis maka biasanya tempe akan dijual murah kepada warung yang
memiliki menu sambal tumpang (yang bahan dasarnya tempe semangit).

Saat ini UMKM di Indonesia mengalami kendala yang besar. Dengan adanya virus
Corona atau yang dikenal dengan Covid 19 ini membawa dampak yang besar bagi UMKM di
Indonesia. Di Indonesia UMKM memiliki kontribsi maupun peranan yang cukup besar
diantaranya yaitu perluasan kesempatan penyerapan tenaga kerja. UMKM juga merupakan jaring
pengaman terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk menjalani kegiatan ekonomi
produktif. Dampak yang signifikanpun terjadi terhadap perekonomian di Indonesia. Dari semua
lini usaha mikro, kecil hingga koperasi sangat terdampak dengan adanya wabah virus corona.
Penjualan menurun, permodalan, pesanan menurun, kesulitan bahan baku, dan kredit macet.
Ekonomi tiba-tiba ambruk dalam sekejap. Tak kerkecuali juga dengan usaha tempe bapak Imam
tadi yang semenjak adanya Covid-19 mengalami sedikit perunan. Tentu harapan kita semuanya
adalah semoga pandemi Covid 19 ini segera berakhir, agar perekonomian dapat kembali normal.
Lampiran

Desa Purwodadi

Kepala Desa Purwodadi Bapak H. Komari

UMKM Industri Tempe Bapak Imam


Penghargaan Desa Purwodadi

Anda mungkin juga menyukai