Anda di halaman 1dari 4

Desa Bulusari terletak di Kecamatan Tarokan yang merupakan kecamatan paling barat Kabupaten

Kediri dan berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk. Posisinya berada dikaki Gunung Wilis bagian
utara.

Kecamatan Tarokan memiliki banyak potensi baik dibidang alam maupun non alam nya,
diantaraya

1. Dusun Pojok Desa Bulusari merupakan daerah penghasil krupuk terbesar di Kabupaten
Kediri, bahkan Dusun ini sampai dijuluki Kampung Krupuk. Hal ini dikarenakan banyakan
ditemukan krecek (krupuk mentah/belum digoreng) yang dijemur sepanjang jalan Dusun
Pojok Desa Bulusari, lapangan desa yang biasanya digunakan untuk bersepak bola juga
dijadikan tempat untuk menjemur krecek.
Berdasarkan data BPS Kabupaten Kediri tahun 2015, tercatat ada 50 Kepala
u8Keluarga (KK) yang menekuni usaha pengolahan krupuk. Sebagian besar krupuk yang
dihasilkan disini adalah krupuk pasir atau biasa disebut “Krupuk Upil”. Krupuk dari desa
ini banyak digemari sebagai kudapan/camilan karena rasanya gurih dengan bahan
sederhana dank arena tidak dimasak dengan minyak tapi dengan pasir sehingga tidak
mengganggu tenggorokan dan lebih sehat, selain itu harganyapun cukup murah.
Bahan dasar yang digunakan adalah tepung tapioca yag ditambah bumbu bawang
putih, garam dan terkadang menggunakan resep keluarga yang diwariskan turun-temurun.
Proses menggorengnya menggunakan pasir sungai yang bersih bersih untuk menjaga
kualitas dari krupuk yang dimasak, karena jika pasir yang digunakan kotor bias mengotori
krupuk dan rasanya jadi tidak sedap.Pengusaha krupuk didesa ini biasanya menjual krecek,
krupuk upil yang sudah jadi dan ada sebagian yang menual glondong (adonan krupuk yang
masih lembek dan belum dipotong) biasanya dimasak untuk cemilan bernama
“Ucel/Uyel”.
Hasil produksi dari Dusun Pojok ini biasanya dikirim ke wilayah di Jawa Timur
dan Jawa Tengah. Untuk wilayah Kediri krupuk ini banyak dijumpai di sekitar Alun-Alun
Kota Kediri, Jalan Patimura, Yos Sudarso dan pusat oleh-oleh khas Kediri lainya. Krupuk
yang dijajakan sudah dikemas dalam berbagai ukuran dengan berbagai rasa yang
ditawarkan sepertirasa bawang, rasa asin, rasa manis dan rasa pedas. Jika membeli
langsung di lokasi produksi bias membeli dengan bentuk kiloan dan harganya lebih murah
sekitar 12 ribu per kilogram.
Usaha krupuk di Dusun Pojok Desa Bulusari ini berkembang pesat dan menjadikan
usaha ini sebagai pendapatan utama masyarakat Dusun Pojok. Sebagian besar
masyarakatnya menggantungkan hidup dari usaha krupuk ini baik laki-laki maupun
perempuan. Usaha pengolahan krupuk ini juga memberikan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat disekitar Desa Bulusari, ada yang bertugas sebagai pembuat krupuk, mengolah
bahan baku, menjalankan mesin pemotong krecek glondong, dan ada pekerja borongan
yang menyortit krupuk dan memotong krupuk yang masih lengket satu sama lain.
2. Selain menjadi sentra krupuk Desa Bulusari juga menjadi produsen bahan bakunya yaitu
Tepung Tapioka. Tepung tapioka atau tepung pati adalah tepung yang terbuat dari singkong
yang diambil patinya. Tepung ini sering digunakan selain sebagai bahan dasar “krupuk
upil” juga sebagai campuran dalam pembuatan bakso, siomay, donat, kue basah dan lainya.
Koordinator PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) Kecamatan Tarokan Sudarto SP.
mengatakan pengusaha di Desa ini dapat menghasilakn tepung tapioka sebanyak 5 s/d 8
ton per hari. Ada sekitar 44 home industry yang mengolah ketela pohon menjadi tepung
tapioka.(Kominfo 24/3/2015).
Bapak Komari salah satu pengusaha tepung tapioka di Desa Bulusari sekaligus
ketua paguyuban pengusaha tepung tapioka mengatakan dalam 24 ton ketela pohon
(singkong) dapat dihasilkan menjadi 600 kilogram tepung tapioka. Tepung tapioka yang
dihasilkan dikirim didaerah sendiri dan sekitarnya, terkadang itupun belum mencukupi,
tapi kalua produksi besar baru dikirim keluar daerah. Bahan baku ketela diperoleh dari
daerah Kabupaten Kediri jika tidak mampu terpenuhi baru mendatangkan ketela pohin dari
Nganjuk, Trenggalek.
Banyak masyarakat Desa Bulusari yang memenuhi kebutuhan hidupnya dari
memproduksi tepung tapioka, selain itu usaha ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar Desa Bulusari sehingga mengurangi angka pengangguran. Dari proses
pengolahan ketela pohon menjadi tepung tapioka tidak hanya menghasilkan tepung, namun
ampas sisa yang dihasilkan juga bias dijual biasanya untuk pakan ternak, begitu pula
dengan kulit ketela pohon tadi juga dijual untuk pakan ternak.
3. Desa Bulusari bersama beberapa desa lain di Kecamatan Tarokan merupakan daerah
penghasil Mangga Podang terbesar di Kabupaten Kediri. Mangga podang memiliki
kekhasan tersendiri jika dibandingkan dengan buah mangga jenis lain baik deri segi warna
maupun warnanya. Warna kulitnya kuning dengan sedikit corak dan bintik merah didekat
pangkal dahanya, membawa daya Tarik tersendiri bila dipandang, aromanyapun khas
mengundang selera.rasanya manis dan sedikit asam yang sangat segar. Banyak masyarakat
Desa Bulusari yang menjadi petani mangga dan pengepul mangga. Hasil yang didapatkan
dari panen mangga lebih besar jika dibandingkan dengan menanam sayur atapun tumbuhan
palawija. Iklim di Desa Bulusari dan wilayah Kabupaten Kediri umumnya memang cocok
untuk pertanian mangga yang tidak membutuhkan curah hujan yang tinggi sepanjang
tahun. Buah mangga biasanya dijual di Pasar Banyakan dimana para pedagang mangga
dari berbagai daerah dating untuk membelinya dan dipasarkan keluar daerah hingga
Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara dan daerah lainya di Indonesia, terkadanjuga dijual
langsung oleh petani/pengepul keluar daerah.
4. Desa Bulusari memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang sangat luas terutama di
wiayah selatan meliputi Dusun Selang, Dusun Gunungbutak, Dusun Sawur, Dusun
Berdawung, Dusun Pojok dan Dukuh Berboto. Lahan pertanianya banyak digunakan untuk
menanan padi ketika musim penghujan dan ditanami palawija seperti jagung, kacang
kedelai, kacang tanah, timun, cabai dan sebagina ditanami sayur seperti bayam dan sawi,
dan kangkung. Sedangkan lahan perkebunan biasanya ditanami Pohon Jati, Pohon Sengon,
Pohon Mangga dan Pohon Jeruk, yang beberapa diantaranya dibuat system tumpeng sari.
5. Desa Bulusari menghasilkan banyak buah jeruk dengan beberapa desa lain di Kecamatan
Tarokan. Buah jeruk yang dihasilkan memiliki perbedaan dengan buah jeruk daerah lain,
buah jeruk disini memiliki kulit yang tipis dengan kandungan air banyak, rasanya manis
dan sedikit asam serta sangat segar. Berbeda dengan jeruk dari daerah lain yang biasanya
memiliki kulit tebal rasa yang manis namun tidak terlalu banyak kandungna airnya dan
rasanya kurang segar.
6. Desa Bulusari memiliki akses jalan aspal dengan kondisi yang baik walaupun terdapat
lubang dibeberapa ruas jalan .yang menjangkau sampai ke dusun terakhir yaitu Dukuh
Berboto ditambah dengan infrastruktu jembatan penghubung antar dusun yang dilalui
sungai semakin memperlancar aksebilitasnya.
7. Desa Bulusari memiliki jaringan listrik yang sudah dapat menjangkau seluruh rumah
masyarkat desa sehingga memudahkan segala aktivitasnya.
8. Desa Bulusari lewati Sungai Kolokoso yang berhulu di Gunung Wilis digunakan
masyarakat untuk mengairi lading persawahan, pertanian dan perkebunan ketika terjadi
musim kemarau.

Anda mungkin juga menyukai