Anda di halaman 1dari 5

CIRI KHAS ACEH PIDIE KERIPIK MULING

Setiap daerah Aceh tentunya memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Dari kebiasaan hingga karakter masyarakat hingga lidah “penikmat”, hal ini juga

bisa berbeda di setiap kabupaten/kota. Misalnya di Bireun kita tahu jenis-jenis

cirinya, Keripik Bireun, Sale, Aceh Besar, Tape Ubi, di Aceh Utara kita jual

pisang, dan kita juga tahu Pidie. Pidie dikenal sebagai daerah penghasil kerupuk

melinjo paling terkenal se-Aceh.

Pidie merupakan pemasok keurupuk mulieng terbesar di Aceh. Dengan

demikian, banyak rumah usaha yang merekrut para karyawan untuk mengolah

buah melinjo menjadi keurupuk mulieng dan ini tentunya bisa menyerap tenaga

kerja di Pidie.
Mungkin saya masih ingat masa kecil saya ketika orang tua saya ingin

mengunjungi kerabat di tempat lain di kota. Tentu saja, sesampainya di rumah,

mereka membawa oleh-oleh khas dari daerah yang mereka kunjungi. Ingatan saya

masih sangat melekat dengan souvenir ini. Jika mereka melewati Bireun, kita

pasti akan menangisi ketika orang tua tidak membeli keripik bireun saat dia

kembali. Kabupaten Pidie merupakan salah satu daerah sekunder dari provinsi

Aceh, dan hanya kabupaten Pidie yang tidak memiliki nama Aceh di awal

namanya seperti nama-nama kabupaten lainnya.


Kabupaten Pidie dengan ibu kotanya Sigli dikenal sebagai kota Empien

Melinjo (Krupuk Murien). Mengapa Pidie dikatakan terkenal dengan kerupuk

muling? Ada banyak pohon Melinjo di daerah Pidie, jadi semua orang pasti akan

menjawabnya. Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Pidie pada

September 2017, Melinjo merupakan jenis tanaman pangan seluas 33.075 hektar

yang merupakan luas budidaya terluas di Pidie. Kerupuk khas pidie ini sangat

digemari masyarakat. Selain rasanya yang gurih dan renyah, kerupuk ini juga

mudah didapat.

Cemilan kerupuk ini dihasilkan oleh pengusuha-pengusaha kecil yang

berada di daerah pedalaman kota bireun. Selain sebagai snack atau cemilan,

emping juga banyak kita dapatkan dalam penyajian masakan Aceh, seperti nasi

goreng, mie Aceh, nasi lemak dan lain sebagainya. Lezatnya emping melinjo

semakin memicu nafsu makan kita.

Kerupuk emping ini memiliki rasa yang renyah, gurih dengan rasa asin

yang pas dimulut. sangat cocok dimakan sebagai cemilan sambil menikmati

secangkir kopi. Apalagi sambil makan ditemanin sama kerupuk melinjo ini,

makan kita akan semakin berselera.

Proses pembuatannya dipertahanakan secara tradisional turun temurun dari

dulu ke dulu supaya rasa nya tidak berubah sama sekali. Kerupuk yang berbahan

baku dari buah melinjo ini diproses dengan tangan manusia secara alami.
Proses pembuatan keurupuk mulieng  tidaklah rumit. Konon masih

menggunakan cara tradisional yang merupakan warisan leluhur masyarakat Pidie.

Melinjo yang menjadi bahan dasar keurupuek mulieng terlebih dahulu dikupas

kulitnya, kemudian biji melinjo disimpan satu hari agar melinjonya kering.

Lalu melinjo disangrai menggunakan wajan yang diisi pasir, kemudian

dipanasi. Setelah disangrai lebih kurang tiga sampai empat menit, melinjo

digeprek atau dipecahkan biji kerasnya yang persis seperti tempurung kelapa,

sehingga hanya tersisa biji melinjo bagian dalam yang berwarna putih dan lembut.

Kemudian, biji melinjo diletakkan di atas talenan dan dipukul dengan alat,

bisa palu atau batu. Tapi memukulnya harus penuh perasaan, tidak sekuat pukulan

tukang memaku dinding kayu atau beton.

Glosir menawarkan kerupuk pidie khas ini hampir di setiap negara bagian

Aceh. Bahkan beberapa penjual mie Aceh menggunakan kerupuk untuk

meningkatkan rasa dan kualitas mie mereka. Proses pembuatan kerupuk muling

ini masih mengikuti cara klasik, dan tidak disediakan teknologi terbarukan dalam

proses pembuatannya. Hampir setiap rumah di desa saya di Sigli memiliki

pembuat kerupuk Muling ini. Masyarakat disana terutama ibu-ibu dan anak

perempuan banyak menghabiskan waktunya sebagai pengrajin kerupuk disamping

profesi lainnya. Penghasilannya juga lumayan mereka biasanya dibayar Rs 15.000

untuk satu kilo "Kerupuk muling". Bayangkan bisa menyelesaikan 4-6kg sehari.

Tentu saja, pendapatan perempuan di rumah sangat bagus.


Kerupuk emping ini juga memiliki efek samping jika anda berlebihan

mengkonsumsinya, karena kandungan yang dimilikinya bisa menyebabkan

kenaikan asam urat. Nah hati-hati juga buat yang pengemar kerupuk melinjo

tersebut karena banyak mengkonsumsinya tidak baik juga bagi kesehatan. Karena

kesehatan adalah hal yang utama bagi kita manusia semuanya.

Kedepannya, kami berharap pemerintah Aceh khususnya Aceh Pidie

dapat memberdayakan masyarakat yang tinggal disana untuk lebih meningkatkan

lagi pengrajin kerupuk muling ini. Hal ini juga sebagai upaya untuk mengurangi

kemiskinan dan pengangguran, khususnya bagi kaum perempuan. Ini penampakan

kerupuk Mulieng (Emping Melinjo). Semoga Anda juga bisa mempelajari

Kerupuk Pidie ini sebagai bahan bacaan yang menarik.

Anda mungkin juga menyukai