Anda di halaman 1dari 14

Kuliner

Khas
Sumedang
Rahma Kamila
2101306
1A.IP - Antropologi Budaya
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman baik itu suku bangsa,
bahasa, agama, kebudayaan, bahkan hingga kuliner sekalipun. Berbicara
mengenai kuliner khas daerah, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki
keragaman kuliner yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut atau biasa
disebut dengan kuliner khas daerah. Kuliner khas daerah adalah makanan atau
minuman yang biasa dikonsumsi dan menjadi ciri khas dari daerah tersebut.
Setiap daerah di Indonesia memiliki karakter kuliner khas yang berbeda-beda,
tak terkecuali Kabupaten Sumedang. Kabupaten Sumedang memiliki kuliner
yang tidak kalah lezat dan menarik dari daerah lainnya. Sebuah makanan khas
daerah tentunya tidak muncul secara begitu saja, tetapi ada sejarah dan filosofi
dibaliknya.
Tahu Sumedang
Tahu Sumedang merupakan makanan khas dari
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Tahu
Sumedang berbeda dari tahu-tahu pada
umumnya. Bentuknya kotak dan kecil, serta
renyah saat digigit. Tahu Sumedang ini memiliki
cita rasa yang berbeda dengan tahu lainnya,
karena memiliki tekstur bagian luar yang renyah
dan bagian dalam yang lembut dan gurih.

Pengusaha pemroduksi tahu yang paling terkenal


dan melegenda ialah tahu produksi keluarga Ong
Boen Keng, mereka merintis usaha pembuatan
tahu lebih dari 100 tahun yang lalu. Awal
mulanya Ong Kino (Ayah Boen Keng) berjualan
keripik tapioka dari singkong, pada tahun 1917
memulai membuat tahu dan sukses hingga
sekarang.
Pembuatan Tahu Sumedang memiliki filosofi, yakni:
• Pencucian, menganalogikan penjagaan kebersihan hati. Manusia harus memiliki niat yang lurus dan
 ikhlas, bebas dari penyakit hati yang merusak dari pikiran picik.
• Pemanasan, terjadi proses endotermik (menyerap panas), analoginya ialah manusia harus belajar se
hingga terjadi pemasukan “energi” atau ilmu, pengetahuan, skill, ketrampilan, kepahaman dan lain-
lain, secara terbuka dan tidak semerta-
merta menolak apa yang diperolehnya. Hasilnya adalah “kedelai yang empuk”, yakni hati yang tida
k membatu
dan kepala yang tidak keras (maksudnya disini adalah tidak keras kepala), karena banyaknya ilmu y
ang dimilikinya.
• Penggilingan, merupakan proses perubahan manusia secara mental, spiritual
dan fisik sehingga punya bentuk yang lebih sesuai untuk dibuat ke suatu hal yang memiliki nilai leb
ih tinggi.
• Penyaringan, disinilah proses seleksi terhadap manusia, mana yang benar-
benar punya kualitas dan layak untuk dipilih menjadi sumber daya yang baik.
• Pencetakan, upaya penyempurnaan dengan mencetak sumber daya yang unggul,
dan mantap dengan kepribadian dan akhlak yang tinggi.
• Penanganan akhir, perlakuan sesuai dengan apa yang telah direncanakan semula, yaitu memperoleh
 manfaat dari perbaikan kondisi sumber daya manusia,
yang siap diberdayakan pada setiap bidangnya dalam upaya membangun bangsa dengan segala asp
eknya,sehingga masyarakat semakin baik, dan tercapai masyarakat madani.
Rengginang
Rengginang terbuat dari beras ketan yang tidak dihancurkan
sehingga setiap butiran beras ketan tampak di kerupuk yang
renyah ini. Rengginang pertama kali diciptakan orang-orang
pada zaman dahulu yang ingin membuat tapai ketan tetapi
kekurangan ragi sebagai bahan pembuatannya, akhirnya beras
ketan ini dikukus, dibentuk menjadi bulatan kecil & diratakan,
lalu dijemur dan digoreng.

Rengginang merupakan simbol persatuan, karena makanan ini


terbuat dari butiran beras ketan yang saling menempel satu
sama lain. Sehingga, saling menyatu dan tidak mudah terpecah
belah.  Rengginang juga merupakan simbol kemakmuran,
karena baik beras maupun ketan sama-sama membawa
kemakmuran bagi manusia sebagai sumber utama kehidupan,
terutama di negara Indonesia.
Opak
Opak terbuat dari beras ketan yang dicampur
menggunakan santan kelapa, garam, dan gula
merah. Wilayah Kecamatan Conggeang merupakan
pusat produksi opak di Sumedang, salah satu
produsen opak yang sudah terkenal yakni Opak
Oded (Opak Dudang Enak Dimakan). Opak Oded
ini mulai dirintis oleh Bapak H. Dudang Adihan,
S.E. sekitar tahun 1996.

Opak memiliki filosofi kehidupan sebagai sesuatu


yang sederhana namun memiliki keistimewaan
tersendiri, karena opak merupakan santapan yang
renyah, sederhana karena cara pembuatannya
mudah dan bahan yang dibutuhkan juga terjangkau.
Gula  Aren
Gula aren merupakan pemanis buatan yang diproduksi
dari nira pohon aren, cairan nira ini dimasak selama
berjam-jam dan dicetak hingga mengeras di cetakan
berupa bambu atau batok kelapa. Kampung Cidarma,
Desa Cipendeuy, Kecamatan Jatinunggal merupakan
salah satu sentral produksi gula aren di Kabupaten
Sumedang. Gula Cidarma memiliki kekhasan
tersendiri karena memiliki kelembutan, warnanya
kuning kecoklat-coklatan, serta dibungkus dengan
daun kelapa kering.

Filosofinya yaitu 'bermanfaat namun tidak disebutkan,


tidak bermanfaat selalu disebutkan'. Seperti halnya
manfaat gula sering tidak disebutkan secara langsung,
akan tetapi jika itu hal negatif atau penyakit maka akan
secara terang-terangan disebutkan seperti penyakit
gula, gula rendah, dan lainnya.
Lontong
Lontong merupakan makanan khas Indonesia yang terbuat dari
beras yang dibungkus dalam daun pisang lalu dikukus diatas air
mendidih selama beberapa jam. Lontong biasanya pengganti
alternatif nasi, khususnya di Kabupaten Sumedang seringkali
menjadi hidangan pendamping tahu. Terciptanya lontong karena
proses pembuatan ketupat yang dirasa masyarakat
cukup sulit atau 'ribet', mereka pun memilih lontong sebagai
pengganti karena lebih praktis dibandingkan pembuatan ketupat.
Salah satu produsen lontong di Kabupaten Sumedang terdapat di
Dusun Bojong Pasantren RT 01 RW 08 Desa Jatimulya
Kecamatan Sumedang Utara.

Menurut ajaran Jawa, lontong memiliki filosofi 'olo e dadi


kotong' atau dalam bahasa Indonesianya berarti kejelekannya
sudah tidak ada atau hilang. Dengan memakan lontong,
diharapkan bisa menjadi pengingat yang baik agar kita selalu
bertaubat dan semua dosa-dosa dapat diampuni oleh Tuhan Yang
Maha Esa.
Oncom
Oncom adalah makanan hasil olahan yang
difermentasikan atau dibusukkan. Bahan dasar oncom
yaitu bungkil kacang atau ampas tahu, dan onggok
(ampas) singkong. Oncom Pasireungit merupakan salah
satu oncom yang terkenal di Sumedang, memiliki ciri
khas tersendiri karena bahan dasarnya memakai onggok
sampeu dan bungkil (olahan kacang tanah), ketika oncom
lainnya memakai ampas tahu yang menyebabkan rasanya
berbeda dengan oncom lainnya.

Di balik rasa oncom terdapat bumbu kejujuran,


tanggung jawab, dan kasih sayang. Pembuat oncom harus
jujur bahwa bungkil kacang tanah yang dipakai
harus bagus kualitasnya dan dibersihkan dengan
seksama. Jika cara pembuatannya tidak higienis maka
rasa oncom akan terasa seperti ada pasirnya, tekstur
keras, dan rasanya asam.
Kopi Luwak Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi
yang diambil daari sisa kotoran luwak/musang kelapa. Kopi
ini merupakan kopi premium dan ekslusif. Biji kopi ini
diyakini memiliki rasa dan aroma yang berbeda setelah
dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Manfaat
kopi luwak adalah untuk meningkatkan metabolisme di dalam
tubuh. Kopi luwak ini terdapat di Kecamatan Rancakalong,
Sumedang.

Kopi luwak dibanderol dengan harga mahal karena melalui


proses yang tidak mudah, begitu pula dengan kehidupan, kita
bisa menjadi pribadi yang lebih baik apabila sudah pernah
menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan hidup. Kopi
yang nikmat hanya diperoleh dari biji kopi terbaik, dimaknai
bahwa dalam hidup harus menjadi pribadi yang baik untuk
mendapatkan banyak kemudahan dan kesuksesan dengan
memberikan semua potensi terbaik di dalam diri. Ada sebuah
kenikmatan lain di balik rasa kopi yang pahit, maknanya
bahwa akan selalu ada sisi menyenangkan di balik hal terpahit
sekalipun di kehidupan.
Dodol Kacang
Olahan kacang hijau dengan gula merah yang
legit dikemas dengan kulit jagung kering ini
disebut dengan dodol kacang. Biasanya
dihidangkan di acara syukuran atau acara pra-
pernikahan. 

Proses pembuatan dodol kacang ini


membutuhkan waktu yang lama dan butuh
banyak tenaga tetapi dijual dengan harga yang
relatif murah. Dalam proses pembuatannya
juga membutuhkan kerja sama tim yang kuat. 
Filosofi dodol adalah kebersamaan, gotong
royong, kekeluargaan, serta kesabaran.
Ubi Cilembu
Ubi Cilembu atau ubi madu adalah kultivar ubi jalar yaitu
masuk dalam kategori ras lokal asal Desa Cilembu Kecamatan
Pamulihan, Sumedang, Jawa Barat dan sudah dikenal sejak
tahun 1990. Uniknya, ubi cilembu hanya manis ketika ditanam
di tanah Sumedang tepatnya di Desa Cilembu, Kecamatan
Pamulihan. Hal ini dikarenakan keberlimpahan dan
keanekaragaman bakteri yang bagus sehingga mampu
menghasilkan ubi madu dengan cita rasa yang manis alami dan
unik. 
Kenapa cara pembuatannya dibakar? Karena bila digoreng ubi
akan mudah gosong karena kadar gulanya yang tinggi,
sedangkan bila direbus kadar gulanya akan berkurang.

Filosofi dari tanaman ubi yaitu jadilah ubi jalar, jangan jadi
padi yang semakin berisi semakin merunduk. Sebab padi
memiliki masa muda yang ingin tegap berdiri menunjukkan
diri. Sedangkan ubi jalar selalu memberikan manfaat meski ia
tersembunyi dan merayap tak ada yang tahu. Jika ingin
mengetahuinya, galilah ia. Semakin digali maka semakin
banyak ilmu dan manfaat yang akan diperoleh oleh orang yang
menggali tersebut.
Kerupuk Bangreng
Kerupuk bangreng adalah salah satu makanan
olahan yang diproduksi oleh industri rumah tangga
di Cibogo Dusun 4 Desa Cijeler. Ibu Ani dan Bapak
Endang adalah pemilik usaha kerupuk bangreng
yang sudah memproduksi sejak tahun 1984. Filosofi
dinamai kerupuk bangreng ialah karena kerupuk ini
sering dijual ketika ada acara pesta rakyat, salah
satunya yaitu Kesenian Bangreng.

Kegiatan produksi dilakukan di rumah pemiliknya.


Bahan bakunya berupa tepung tapioka (aci),
bawang putih, dan terasi. Dalam satu kali produksi,
menghasilkan sebanyak 25 kg. Selain kerupuk
bangreng, industri rumahan ini juga memproduksi
kerupuk mini dan kerupuk kemplang.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai