0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan3 halaman
1. Guru di SMK di Bangka Barat menciptakan produk manisan dari belimbing wuluh yang memiliki rasa seperti kismis untuk meningkatkan nilai ekonomi buah tersebut
2. Produk ini berupa manisan belimbing wuluh berbentuk lonjong berwarna coklat tua yang rasanya manis seperti kismis
3. Bisnis ini berkembang menjadi usaha mikro bernama CIAP-CIAP yang memproduksi manisan dan sirup belimbing wuluh
Deskripsi Asli:
Judul Asli
“Menyulap” Belimbing Wuluh Menjadi Senikmat Anggur
1. Guru di SMK di Bangka Barat menciptakan produk manisan dari belimbing wuluh yang memiliki rasa seperti kismis untuk meningkatkan nilai ekonomi buah tersebut
2. Produk ini berupa manisan belimbing wuluh berbentuk lonjong berwarna coklat tua yang rasanya manis seperti kismis
3. Bisnis ini berkembang menjadi usaha mikro bernama CIAP-CIAP yang memproduksi manisan dan sirup belimbing wuluh
1. Guru di SMK di Bangka Barat menciptakan produk manisan dari belimbing wuluh yang memiliki rasa seperti kismis untuk meningkatkan nilai ekonomi buah tersebut
2. Produk ini berupa manisan belimbing wuluh berbentuk lonjong berwarna coklat tua yang rasanya manis seperti kismis
3. Bisnis ini berkembang menjadi usaha mikro bernama CIAP-CIAP yang memproduksi manisan dan sirup belimbing wuluh
“Menyulap” Belimbing Wuluh Menjadi Senikmat Anggur
Oleh : Ameliana Tri Prihatini Novianti, S.Si
Guru SMK Negeri 1 Kelapa, Kab.Bangka Barat
Disebuah Desa yang terletak di Kabupaten Bangka Barat tepatnya di Kecamatan
Kelapa berdiri Sebuah SMK Pertanian yang diapit oleh luasnya perkebunan sawit. SMK Pertanian yang sekarang berubah nama menjadi SMK Negeri 1 Kelapa dan tetap mempertahankan jurusan pertanian ini berjarak sekitar 73 KM dari Pangkalpinang, Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Layaknya sekolah-sekolah yang berada jauh dari kota, kehidupan siswa yang bersekolah di SMK ini pun kental dengan nuansa desa. Percakapan dengan bahasa daerah setempat, memasak dan makan siang bersama di sekolah adalah sekelumit aura keakraban di lingkungan sekolah ini. Ada yang unik dari sekolah ini, setiap hari pada saat jam makan siang, selalu saja ada makanan yang bernama "lempah", sebuah menu masakan yang seakan menjadi menu wajib dan tidak boleh ketinggalan untuk disantap setiap hari. Ya, lempah adalah makanan khas Bangka dengan citarasa asam, pedas, sedikit manis dan disajikan berkuah dengan bahan (mereka menyebutnya dengan rampai) dapat berupa kombinasi daun-daunan tertentu yang mudah didapat dan sederhana maupun dari bahan hewani seperti ikan, ayam, udang, dan lain- lain. Sebenarnya lempah ini adalah campuran berbagai macam bumbu dapur yang berasa pedas, asam, dan sedikit manis dimana bahan masakannya seperti sayur dan lauk tergantung selera masing-masing, dapat dicampur jadi satu dapat pula di buat dua masakan terpisah (sayur sendiri, lauk sendiri). Oleh karena harus terdapat unsur asam pada citarasa masakannya, masyarakat di desa ini pun banyak menanam pohon belimbing wuluh yang digunakan sebagai bumbu wajib untuk menu makanan "lempah". Melimpahnya buah belimbing wuluh dan seringkali berjatuhan tak termanfaatkan membuat Guru Produktif Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian di sekolah ini tertantang untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis sekaligus tahan lama. Belimbing wuluh yang memiliki tekstur lembut dan mudah diolah menjadi keunggulan dari buah yang bernama latin Averrhoa bilimbiini. Walaupun memiliki rasa yang sangat masam namun di sinilah tantangan Para Guru Produktif Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian untuk menemukan formula yang dapat mengurangi kandungan rasa masam pada buah yang disebut Belimbing Masam oleh Suku Melayu ini. Setelah melalui serangkaian ujicoba terciptalah sebuah produk olahan dari Belimbing Wuluh yaitu Manisan Belimbing Wuluh. Manisan ini menyerupai Kurma Masak berbentuk Lonjong Pipih dan Berwarna Coklat Kehitam-hitaman. Ketika pertama kali menggigit dan mengunyah Manisan Belimbing Wuluh ini, lidah seakan mencari-cari kemana rasa masam yang melekat pada buah ini. Ketika santapan ini hilang dengan mulus menuju ke lambung, lagi-lagi lidah tak percaya dibuatnya. Tak tersisa rasa masam maupun pahit yang teringat hanya rasa legit dan manis yang begitu nikmat layaknya buah kismis! Ya, buah kismis dari anggur yang dikeringkan rasanya serupa dengan manisan belimbing wuluh ini. Dengan citarasa yang dimilikinya, produk ini sangat layak jual dan merupakan sebuah inovasi makanan yang dapat dijadikan cemilan, topping roti, kue, es krim, atau apa saja sesuai keinginan. Melihat pangsa pasar yang cerah untuk produk ini, dibuatlah Unit Produksi khusus dibawah naungan Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian untuk mengerjakan usaha bernilai ekonomis ini. Selain itu usaha ini juga bertujuan untuk menyuburkan jiwa kewirausahaan siswa SMK yang bermuara pada kepekaan mereka terhadap hasil maupun limbah pertanian tertentu yang melimpah dan dapat dimanfaatkan untuk menciptakan produk yang memiliki nilai jual. Awalnya Manisan Belimbing Wuluh ini diperkenalkan di seputaran Desa Kelapa, desa tempat sekolah ini berada. Kemudian Manisan Belimbing Wuluh ini diikutsertakan untuk dijual di pameran-pameran yang diadakan di lingkungan Provinsi Bangka belitung. Kemajuan usaha tak berhenti sampai sini saja, Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian mengambil langkah mempekerjakan seorang wanita muda berenergik lulusan Kimia Analisis Konsentrasi Pengolahan Pangan sebagai penanggung jawab usaha sekaligus untuk melakukan ekspansi usaha berbahan baku Belimbing Wuluh. Unit Produksi yang berada dalam naungan Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian sekarang bertransformasi menjadi Usaha Mikro bernama CIAP-CIAP dengan didapatkannya ijin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) makanan dari Dinas Kesehatan dan Sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Produk Manisan Belimbing Wuluh ini pun dikemas dengan tetap mempertahankan keorisinilan bentuk dari Buah Belimbing Wuluh sehingga para kreator menu makanan dapat membuat kreasi bahan tambahan dari Manisan Belimbing Wuluh di potong tipis-tipis (slice) atau di potong kotak-kotak kecil (seperti kismis) sesuai keinginan mereka. Inovasipun dilakukan agar kreativitas tidak stagnan. Kali ini Belimbing Wuluh tak hanya dijadikan Manisan saja tetapi juga akan dibuat menjadi sirup. Serangkaian eksperimen untuk menghasilkan sirup yang sehat dengan citarasa yang nikmat pun dilakukan. Setelah resep sirup dibakukan alhasil terciptalah Sirup Belimbing Wuluh dan Sirup perpaduan Belimbing Wuluh, Jahe Merah, dan Serai yang diberi label Sirup Bewjai. Kedua sirup ini pun mendapat sambutan baik ketika memasuki pasar dan telah dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa potensiUMKMIndonesia masih terbuka lebar dan siap bersaing di MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Produk berbahan baku Belimbing Wuluh produksi UMKM CIAP-CIAP yaitu Manisan Belimbing Wuluh yang dijual 15 ribu rupiah per cup dengan berat 150 gram, Sirup Belimbing Wuluh yang dijual 12 ribu per botol 260 ml, dan sirup Bewjai yang dijual dengan harga yang sama 15 ribu per botol 260 ml ini sudah di pasarkan di supermarket-supermarket lokal yang ada di Kabupaten Bangka Barat seperti Love Mart di Kota Muntok maupun di Kota Pangkalpinang. Jika Sahabat Bangka Pos penasaran dengan legit nya manisan Belimbing Wuluh yang serupa dengan rasa kismis dan segarnya Minuman dari Belimbing Wuluh, kalian tidak perlu langsung datang ke SMK yang ada di Desa Dendang, Kec.Kelapa ini, Kalian cukup menghubungi nomor 0813-7383-7906 (Ibu Pitin) dan Taraaaa Ibu Pitin akan menyiapkan dan mengirimkan pesanan kalian. Selamat Menikmati ya sahabat.