Senin 24 Oktober 2022, hari dimana kami mengunjungi sebuah tempat produksi
makanan yang tidak asing lagi ditelinga masyarakat dan biasa menjadi buah tangan bagi
pelancong yang berkunjung ke Banyumas, tempat produksinya berada di Desa Sokaraja,
Kecamatan Sokaraja. Tempat produksi yang kami kunjungi adalah tempat yang membuat si
bulat manis atau masyarakat setempat biasa menyebutnya gethuk goreng. Kami menuju ke
tempat pembuatan si bulat manis menggunakan bus. Selama perjalanan kami ditemani alunan
musik klasik, hingga beberapa dari kami terlelap karena terlalu menikmati alunan musiknya.
Tak terasa setelah menempuh perjalanan sekitar 16 menit kami sampai di tempat produksi
yang kami tuju. Ketika tiba, perhatian kami tertuju pada nama dari tempat produksi, yaitu
Eka Sari. Nama yang sangat unik dan menarik sama seperti hasil produksi makanannya.
Kami turun dari bus, lalu datanglah seseorang yang kami perkirakan berumur setengah abad
menyambut kami dengan senyumnya yang sumringah. Pak Manto nama panggilannya. Kami
diarahkan Pak Manto menuju ke sebuah tempat perkumpulan sementara untuk melakukan
diskusi bersama.
.
Kami berdiskusi mengenai sejarah Eka Sari dan gethuk goreng. Menurutnya Eka Sari
berdiri pada tahun 1987, 31 tahun yang lalu bertempat di daerah Sangkal Putung, Sokaraja.
Pemilik Eka Sari merupakan satu keluarga besar yang tidak memiliki hubungan darah dengan
pemilik asli no 1. Awalnya Eka Sari merupakan tempat produksi baru akan tetapi toko
tersebut sepi dari pengunjung, salah satu faktor penyebabnya karena tidak memiliki parkiran
yang luas untuk para pengunjung. Selain itu, Eka Sari juga mengalami kerugian karena
mereka memberi servis atau pelayanan kepada biro pariwisata tetapi para pengunjung
memilih untuk membeli di “gethuk goreng Asli no 1”, sebab letak Eka Sari bersebelahan
dengan “gethuk goreng asli no 1”. Akhirnya mereka mendapatkan ide untuk menjual hasil
produksinya dengan berkeliling atau menjemput para pembeli di tempat wisata seperti
Baturraden dan Owabong. Selain itu, mereka juga membagikan brosur dan sampel gethuk
pada wisatawan. Akan tetapi cara tersebut kurang efektif, karena banyak gethuk yang tidak
terjual dan akhirnya menjadi basi. Pada tahun 2010 keluarga Pak Manto mendirikan dan
membuka toko baru yang letak nya lebih strategis dan luas. Secara perlahan pengunjung di
toko sebelumnya diarahkan ke toko yang baru. Pak Manto juga menerapkan strategi
penjualan yaitu setiap pengunjung dengan kendaraan pribadi langsung di sambut dengan di
beri sampel gethuk goreng dan juga di berikan bonus pada setiap pembelian. Untuk bus
pariwisata diberikan servis yang baik kepada biro pariwisata agar biro kembali lagi ke toko
Eka Sari.
Gethuk goreng pertama dibuat tahun 1918. Beliau adalah Bapak Sanpirngad, penjual
rames yang pertama membuat getuk goreng. Awalnya warung rames Pak Sanpirngad selain
menjual rames juga menyediakan getuk cemol (getuk teles). Karena getuknya kadang tidak
habis terjual dan sering dibuang, akhirnya Pak Sanpirngad berinisiatif mengolahnya lagi
dengan cara digoreng, agar gethuk goreng lebih bertahan lama. Tadinya getuk goreng
disediakan gratis di warung rames Pak Sanpirngad. Tidak diduga, ternyata getuk goreng
banyak peminatnya. Baru setelah 6 tahun getuk goreng resmi dijual sebagai produk baru.
Pak Manto juga menjelaskan tentang bahan dan metode pembuatan gethuk goreng.
Bahan utama yang dibutuhkan untuk membuat gethuk goreng antara lain singkong, gula
jawa, dan vanilli. Biasanya perbandingan normalnya adalah setiap 10 kg singkong, maka gula
jawanya 8 kg agar awet. Tetapi eka sari mengurangi perbandingannya menjadi 10 kg
singkong dengan gula jawa 6 kg, karena kalau 8 kg sudah sangat manis. Semakin sedikit
gulanya akan semakin bagus bentuknya. Dengan vanili 10 bungkus kecil atau satu sendok
makan vanili cair. Metode yang digunakan dalam pembuatan gethuk goreng yaitu metode
modern dengan menggunakan mesin dan metode tradisional dengan menggunakan lesung.
Perbedaan kedua metode itu dilihat dari hasil singkongnya, jika menggunakan metode
modern hasilnya akan lebih halus sedangkan menggunakan metode tradisional hasil
singkongnya masih agak kasar.
Seperti yang kita tahu, gethuk goreng merupakan makanan dengan bahan dasar
singkong. singkong sendiri memiliki banyak sekali kandungan karbohidrat, yaitu dalam
setiap 1 kg-nya mengandung 380 g karbohidrat. Selain karbohidrat singkong juga
mengandung sumber mineral yang cukup banyak seperti kalsium, fosfor, mangan, zat besi,
dan kalium. lalu Bahan dasar gethuk goreng yang kedua adalah gula. selain dijadikan
pemanis gula dalam pembuatan gethuk goreng juga dijadikan sebagai bahan pengawet karena
gula mempunyai sifat higroskopis atau menyerap air. Gula juga memiliki nilai gizi yaitu
kandungan vitamin C, kalium, fosfor, magnesium, kalsium, dan zat besi. Bahan dasar yang
terakhir yaitu vanili yang mengandung vitamin B. Manfaat getuk goreng berdasarkan uraian
nilai gizi diatas antara lain sebagai sumber energi, menjaga kesehatan jantung meningkatkan
penyerapan nutrisi, mendukung fungsi otak.