Anda di halaman 1dari 2

Apa sih yang terbersit di benak anda, kala mendengar kata dodol atau jenang.

Barangkali anda akan


yang terbayang dodol garut atau jenang kudus. Olahan pangan dari beras ketan yang menjadi ciri
khas dari kedua kota tersebut. Oleh-oleh yang wajib dibeli kala berwisata religi ke Kudus maupun
Garut.

Nah coba bila disebutkan dodol mocaf? atau lebih spesifik lagi dodol mocaf cilacap, apa yang
terbersit di benak Anda? Mungkin anda akan segera bertanya, mocaf itu apa? apa bisa dibuat dodol
dan apa ada yang membuat dodol dari mocaf di Cilacap?

Namanya Ibnu Mas'ud warga Dusun Warureja RT.02 RW.03 Desa Margasari Kec Sidareja.
Margasari Sidareja yang berinovasi membuat dodol/jenang menggunakan tepung mocaf. Belum
genap setahun usaha dodol mocaf ini ditekuninya. Awalnya beliau produksi jenang dari beras ketan,
sebagai usaha tambahan selain produksi kripik tempe dan krupuk jengkol. Pada Maret 2018 beliau
mulai kenal dengan tepung mocaf

"Saya tahu tepung mocaf dari Gus Hasan, pengasuh Pondok Pesantren Rubat Mbalong Ell-Firdaus
Kedungreja" Kata Ibnu Mas'ud.

Mocaf atau Modified Cassava Flour adalah tepung kasava (singkong) yang sudah termodifikasi
melalui suatu proses fermentasi. Dengan proses fermentaso ini, tepung singkong yang dihasilkan
warnanya semakin putih, aroma singkong berkurang (dan tidak ada aroma tape), tekstur halus,
elastisitas meningkat dan rasa pahit yang disebabkan oleh kandungan HCN berkurang secara
signifikan. Tepung mocaf tidak mengandung gluten yang banyak terkandung dalam tepung terigu,
sehingga aman dikonsumsi oleh penderita autis dan balita. Kandungan gizi tepung mocaf tidak
begitu berbeda dengan terigu. Hanya saja, pada tepung mocaf lebih sedikit kandungan proteinnya di
bandingkan dengan tepung terigu.

Gus Hasan pengasuh Pondok Pesantren Rubat Mbalong Ell-FIrdaus memang sangat semangat
mengenalkan tepung mocaf. Terinspirasi semangat Gus Hasan inilah yang menggerakkan Ibnu
Mas'ud untuk berinovasi olahan mocaf. Selain mencoba membuat dodol mocaf juga menggunakan
tepung mocaf untuk goreng kripik tempe. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya beliau
memutuskan untuk fokus menggunakan mocaf sebagai bahan pembuat dodol.

Setelah praktek membuat mocaf dan mencoba menjajakan, ternyata dodol mocaf diterima baik oleh
konsumen. Mulailah banyak pesanan antara lain untuk hajatan dan oleh-oleh. Dari penjualan dodol
mocaf, ternyata menurut Ibnu Mas'ud keuntungan dodol mocaf lumayan. Dia bisa mengantongi
keuntungan bersih Rp.5000-6000/kg dodol mocaf, dengan harga dodol mocaf perkilo Rp. 20.000

Kala musim hajatan, pesanan dodol mocaf sangat ramai. Ibnu Mas'ud biasanya dapat order 5
sampai 6 dalam sebulan musim hajatan, dengan jumlah pesanan 50Kg sampai 1 Kuintal dodol
mocaf. Setiap menerima order banyak, beliau dibantu 17 orang tetangganya dalam produksi dodol
mocaf. 4 Orang untuk membantu membuat dodol, sedang 13 orang lainnya yang kebanyakan ibu-
ibu membantu mengemas dodol mocaf dalam plastik.

Ternyata dodol mocaf punya potensi selain menguntungkan juga bisa membuka lapangan kerja.
Untuk pembuat dodol oleh Ibnu Mas'ud diupah Rp.50000/hari. Sedang untuk ibu-ibu yang
mengemas dodol mocaf diupah Rp.60,- perbungkus dodol.

Selain melayani pesanan untuk orang hajatan, Ibnu Mas'ud juga mencoba berkreasi menjual dodol
moocaf dalam kemasan. Inspirasi muncul setelah diajak rombongan Ponpes Rubat Mbalong Ell-
Firdaus untuk ikut pelatihan pengemasan olahan pangan yang diselenggarakan oleh BI Purwokerto.
Hasilnya dia mengemas dodol dalam dus ukuran 400gram yang dijual 15rb/dus.
Dodol Mocaf Cilacap kemasan yang diberi label Zushi ini pernah ikut dipromosikan dalam ajang
Festival Ekonomi Syariah Bank Indonesia Regional Banyumas pada April 2018. Kemudian Festival
Ekonomi Syariah Bank Indonesia Regional Jawa di Semarang Mei 2018, dan terakhir ikut pameran
hari tani tingkat Jawa Tengah 19-21 Oktober 2018 di Ungaran serta mini bazar menyambut
kunjungan dubes asing di Pendopo Kabupaten Cilacap 20 Oktober 2018.

Pada momen lebaran, dodol mocaf ini pernah dijual di toko modern BaruciMart Kedungreja. Ada
400 bungkus yang dijajakan, tapi hasil penjualan kurang memuaskan. Ada banyak dodol mocaf
yang diretur. Penyebabnya dodol mocaf yang dijajakan tidak tahan lama. Baru beberapa hari sudah
banyak yang berjamur.

Permasalahan ketidakawetan produk dodol mocaf cilacap ini memang diakui Ibnu Mas'ud.
Penyebabnya proses produksi yang belum standar. Misal saat masak dodol, waktu pembuatan dodol
mocaf standarnya 4 jam,kadang jika ingin cepat masak apinya dibesarkan. Belum diikutinya sop
yang baku dalam pembuatan dodol mocaf dan belum adanya tambahan pengawet membuat dodol
mocaf cepat jamuran. Kalau untuk melayani konsumen saat hajatan sebenarnya tidak terlalu
masalah, karena dodol bisa dibuat mepet waktu jelang hari hajatan. Tapi menjadi kendala kala dodol
mocaf mau dijual dalam kemasan yang dijajakan dalam waktu lama.

Saya sebenarnya ingin sekali belajar dodol ke Garut atau Jenang Kudus" Kata Ibnu Mas'ud "Saya
pengin tahu bagaimana agar dodol ini bisa awt, apa sih pengawetnya?" Lanjutnya.

Dari Pemerintah kabupaten Cilacap lewat PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu) sudah membantu
mengajukan proposal mesin pembuat dodol ukuran 25 kg ke Provinsi Jawa Tengah. Mesin ini yang
sangat diharapkan oleh Ibnu Mas'ud untuk membantu kelancaran usahanya. Juga menstandarkan
pada proses produksi dodol mocaf yang mungkin bisa mempengaruhi keawetan dodol mocaf.

Anda mungkin juga menyukai