Anda di halaman 1dari 1

OLEH-OLEH KRIPIK TEMPE IBU MUAWANAH

1. Sejarah berdiri
Awal memulai usaha yaitu antara akhir 2011 dan berdiri tahun 2012. Pd tahun 2011,
suami ibu muawanah meninggal sehingga harus menanggung biaya hidup dari anakanaknya. Merasa harus mencukupi kebutuhan anaknya dfan harus menyekolahkan
mereka, beliau berinisiatif membuka usaha sendiri yaitu peyek kacng. Beermodal dari
satu bungkus tepung, menghasilkan peyek kacang 1 kg. Peyek kacang dijual dengan
cara dititipkan di warung tetangga sekitar dan ternyata cukup diminati masyarakat.
Lama-kelamaan jumlah produksi peyek kacang ditingkatkan sampai 5 kg tepung beras
karena memang laris dan banyak dipesan. Ide pun berkembang dari adik beliau yang
mempunyai bisnis tempe dikembangkan menjadi keripik tempe untuk menambah
variasi produk. Seiring berjalannya waktu , Ibu Muawanah mencoba membuat teri
nasi, kripik bayem, tumpi, keripik daun pepaya sehingga produknya kini beragam.
Namun tidak semuanya produk tersebut dibuat dalam seharinya karena menyesuaikan
pesanan yang datang. Usaha ini mendapat bantuan dari POLINES Semarang berupa
sebuah mesin pemotong tempe, namun karena daya muatan tidak memenuhi dan
potongan tempe yang dihasilkan pun tidak sesuai , dalam memotong tempe
menggunakan teknik manual.
2. Bagaimana mengetahui bahwa usaha ini menguntungkan ?
Adanya kepercayaan dari masyarakat sekitar, ditunjukkan dengan mulai adanya order
dari berbagai tempat di berbagai daerah
3. Bagaiman merekrut tenaga kerja dan mengelola tenaga kerja? Karena masih usaha
kecil-kecilan , tenaga kerja direkrut dari tetangga sekitar. Bahkan pemilik usaha (ibu
Muawanah) jg ikut berperan dengan membantu goreng-menggoreng.
4. Bagaimana pemasarannya ?
Pemasaran masih dilakukan dengan cara menitipkan produk di warung-warung
sekitar. Produk belum terjual secara langsung dari pemilik usaha, namun dijual bila
ada pesanan yang datang.

Anda mungkin juga menyukai