Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN
Industri rumah tangga kue belekoa produksi dua kelinci ini didirikan oleh Ibu Uli enam
tahun yang lalu, tepatnya tahun 2013. Lokasi usaha (rumah Ibu Uli) bertempat di desa Lupoyo,
Kecamatan Telaga Biru, Heledulaa, kota Gorontalo. Pada mulanya, pemilik mendapatkan ide
kreatif membuat kue khas Gorontalo belekoa dari hasil coba-coba. Awalnya, Ibu Uli adalah
seorang Ibu rumah tangga dan mencoba inovasi baru yaitu membuat kue belekoa dengan bahan
dasar nasi. Setelah merasa hasil uji cobanya berhasil, dia berusaha mengembangkan usaha dalam
jumlah besar dan hasilnya, kue belekoa tersebut sangat diminati konsumen.
Produksi kue khas Gorontalo (belekoa) masih sama dengan kue yang diproduksi di
daerah lain di Provinsi Gorontalo baik dari segi rasa dan tekstur yang dihasilkan masih sama. hal
ini karena masih kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh Ibu Uli di Desa
Lupoyo sehingga dari segi produk yang dihasilkan belum ada inovasi yang dapat membedakan
kue khas Gorontalo (belekoa) dengan yang ada di daerah lain.
Beragamnya olahan makanan tradisional dari beras menjadikannya sebagai bahan
diversifikasi pangan lokal yang pospektif, Sentuhan teknologi pangan akan meningkaftan status
makanan tradisional berbasis beras dari inferior menjadi superior. Hal ini dimulai dari pemilihan
bahan, tahapan pengolahan sesuai standar yang dapat menjaga rusaknya senyawa pangan
fungsional, hingga siap dihidangkan.
Makanan ini berbahan baku cukup padat dengan bahan utamanya adalah beras yang
biasa di gunakan untuk makanan pokok. Dimana beras akan dimasak menjadi nasi yang
kemudian akan dikeringkan. Pengeringan ini membutuhakn waktu 1o jam jika matahari bersinar
dengan terik. Nasi yang benar-benar kering ini adalah proses rahasia dimana agar kue belekoa ini
memiliki kerenyahan yang luar biasa. Penggorengan yang benar serta pencampuran bahan nasi
yang telah digoreng beserta gula merah cair yang benar-benar tercampur rata membuat kue
belekoa menjadi terasa sangat enak.
Biasanya Ibu Uli menghasilkan 2000 pack kue belekoa dari 2 karung besar beras dan 60
kg gula merah. Gula merah dibeli langsung dari penjual yang telah menjadi langganan Ibu Uli
setiap kali membeli gula merah, sehingga mendapatkan potongan harga. Begitu juga dengan
pembelian beras. Dalam 2000 pack kue belekoa biasanya Ibu Uli membagi menjadi yang ukuran
perpack kecil dan yang ukuran perpack besar. Perpack yang ukuran kecil dijual seharga Rp.
1.500.00/1.700.00 dan yang perpack ukuran besar dijual seharga Rp 7.000.00. biasanya waktu
penyimpanan kurang lebih selama 1 minggu.
Tenaga kerja yang digunakan tidak mengambil dari orang luar, namun berasal dari
keluarga besar Ibu Uli sendiri, yaitu anak-anaknya dan menantu. Sementara Ibu Uli sendiri
biasanya juga ikut andil dalam proses produksi. Proses produksi tersebut dilakukan mulai dari
jam 06.00WIB-16.00WIB. Secara umum, belum ada spesialisasi tenaga kerja/pembagian kerja
yang jelas dan tegas antara proses kerja yang satu dengan yang lain, karena semua pekerja
menguasai keseluruhan proses dan semua tahapan dilakukan secara bersama-sama dan gotong
royong.
Diluar sebagai pengolah atau pembuat kue belekoa ini Ibu Uli sebagai pemilik tunggal
usaha ini juga memasarkan sendiri kue buatannya tersebut. Sistem pemasaran yang dilakukan
masih bersifat ketok tular (penyampaian informasi dari mulut ke mulut). Selain memasarkan ke
langganannya yang tetap Ibu Uli juga memasarkan produknya kepasar pasar terdekat.
Untuk modal, pengeluaran, pemasukan, serta keuntungan dari produksi dua kelinci kue
belekoa ini tidak diungkapkan secara jelas, yang pasti talah memuaskan dan mencukupi. Bidang
usaha yang digeluti sudah hampir 6 tahun ini tak memutuskan harapan dan takut akan saingan
makanan yang ada sekarang.

Anda mungkin juga menyukai