Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTEK KERJA

LAPANGAN

KELOMPOK IV

ANALISIS USAHA KECIL MENENGAH


(UKM)KERUPUK FAMILY PUTRA DI DESA
MEKARWANGI KECAMATAN CARIU BOGOR

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


UNIVERSITAS RESPATI JAKARTA
2017
Disusun oleh :
1. MEGAWATI PURNAMA 143100064
2. FITRI MARTANTI 143100061
3. LUTHFIR RAHMAN Y 143100013
4. DESI MARLINA 143100003
5. CRYSTIN MAYSAH 143100033
6. LEVINA PRAMIDA 143100012
7. SISCA AYU PRATIWI 143100024
8. SARI TRI HARYANTI 143100069
9. UMMU HANNY R 143100031
10. RAHMAD PATONI 143100018

Dosen Pembimbing
Nurminingsih, S.sos, M.Si
Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang
pada umumnya pangan yang menjadi makanan khas
terutama orang Indonesia. Karena tak sedikit orang
yang merasa tak nikmat makan jika tidak
menggunakan kerupuk sebagai pelengkap. Atau,
makan akan serasa lebih nikmat dengan tambahan
kerupuk. Dalam perkembangannya, kerupuk bukan
hanya sebagai “teman” makan saja, namun juga
disuguhkan sebagai kudapan di meja tamu.

Apalagi jika kerupuk yang ditawarkan memiliki


beberapa keunggulan, seperti pilihan rasa yang
beraneka macam, bentuk dan warna yang cantik.
Seperti kerupuk milik Bapak dan Ibu Okim ini yang
berbahan dasar terigu, tepung tapioka, terasi,
jengkol dan sarden serta memiliki berbagai rasa
seperti tenggiri, singkong, kedelai dan udang
kemudian ditambah lagi bentuknya yang beraneka
ragam seperti bolong warna, kepang warna, keong,
manggar dan rambak.
Kerupuk milik Bapak Okim atau yang lebih
sering dikenal dengan Kerupuk “Family Putra”
merupakan salah satu UKM yang cukup
berkembang di Kecamatan Cariu, Bogor.
Usaha Kerupuk ini dijalankan oleh sepasang
suami/ istri yaitu Bapak dan Ibu Okim yang
lokasi produksinya di Kampung Jangkar, desa
Mekarwangi, Kecamatan Cariu Kabupaten
Bogor. Berawal dari mengikuti arus istri (Ibu
Okim) yang asli orang Ciamis yang mayoritas
penduduknya mempunyai usaha Kerupuk,
maka pada tahun 1988 usaha Kerupuk ini pun
berdiri yang diberi nama “ Family Putra”.
Usaha Kerupuk milik Bapak Okim ini melakukan produksi
dirumah sendiri dan produksinya setengah jadi, maksudnya
kerupuk ini tidak diolah sendiri melainkan di supplay dari
beberapa pihak dan kemudian diterima Bapak Okim dalam
bentuk Kerupuk mentah yang nantinya dalam proses
produksi kerupuk tinggal digoreng.
Harganya pun terjangkau dengan Rp. 2000,- per bungkus
dengan isi sekitar 10 buah. Strategi ini yang menjadikan
Kerupuk “ Family Putra “ ini dikenal oleh masyarakat dan
ditambah lagi belum adanya pesaing sejenis disekitar
lingkungan tempat produksi hingga saat ini.
PRODUKTIVITAS

Usaha Kerupuk “ Family Putra” ini setiap harinya


memproduksi kerupuk dalam jumlah banyak karena sistem
pemasarannya “borongan” untuk kemudian dibawa dan
dipasarkan ke pasar cariu dan langsung habis setiap
harinya.
Tenaga kerja
Dalam kegiatan usahanya family putra memiliki 13 (tiga belas)
orang karyawan. Dalam perekrutan karyawan/ pekerja,
sebagian besar para pekerja sudah memiliki keahlian, sehingga
pemilik tidak lagi memberikan keterampilan. Walaupun
demikian, bapak Okim selaku pemilik usaha selalu memberikan
pengarahan dan pengetahuan yang beliau miliki serta
pengawasan secara Inten. Keseluruhan tenaga kerja adalah
tetangga yang berada di lingkungan sekitar tempat produksi.
Dari ke-13 tenaga kerja tersebut masing- masing mempunyai
tugas yang berbeda, 2 orang khusus bagian menggoreng
kerupuk dan 11 orang sebagai pengemas.

Untuk tenaga kerja sendiri Bapak Okim tidak menetapkan


pendidikan minimal tetapi lebih kepada keahlian yang dimiliki,
kebanyakan pekerja Bapak Okim adalah lulusan SD.
Modal
Modal usaha Kerupuk “ Family Putra “ ini menggunakan
modal sendiri sebesar Rp. 20.000.000,- dari pemilik usaha.

Bahan Baku
Seperti kerupuk pada umumnya, Kerupuk “ Family Putra “ milik Bapak Okim ini
berbahan dasar tepung terigu, tepung tapioka, garam, sarden (untuk kerupuk putih)
dan jengkol.
Untuk bahan baku pada awalnya Bapak Okim membuat sendiri olahan kerupuk nya
tetapi karena kurangnya modal dan efisiensi biaya maka Bapak Okim mengambil
bahan kerupuk setengah jadi dari pemasok
berikut daftar kerupuk dan bahan tambahannya :

No Jenis Kerupuk Bahan Baku Tambahan Harga

1 Bolong warna singkong Tepung Singkong Rp. 2000


2 Bolong warna tenggiri Ikan tenggiri Rp. 2000
3 Udang Udang Rp. 2000
4 Kedelai Kacang kedelai Rp. 2000
5 Jengkol Perisa jengkol Rp. 2000
6 Mawar Tepung tapioka Rp. 2000
7 Keong Ikan Tenggiri Rp. 2000
8 Makaroni - Rp. 2000
9 Kepang warna - Rp. 2000
10 Manggar - Rp. 2000
11 Rambak - Rp. 2000
12 Kerupuk putih Sarden Rp. 2000
Proses Produksi
Pada proses produksi karena kerupuk didapatkan dari beberapa supplier dalam bentuk mentah maka
proses produksinya dilakukan melalui beberapa tahap

a. Pertama, menjemur kerupuk yang masih mentah dibawah terik matahari selama 2-3 hari.

b. Kedua, masukkan kerupuk kedalam oven ± 3 jam dengan suhu 200˚C.

c. Ketiga, setelah dimasukkan kedalam oven maka langkah selanjutnya adalah dilakukan proses
penggorengan, untuk proses penggorengan ini masih menggunakan kayu bakar sebagai bahan
bakarnya, ada 2 penggorengan yang digunakan, pertama untuk kerupuk yang setengah matang dan
untuk yang sudah matang dan ada urutan tersendiri dalam menggoreng agar tidak mempengaruhi
rasa kerupuk itu sendiri.

d.Terakhir, setelah digoreng kerupuk ditiriskan menggunakan penyaring kemudian dibungkus


menggunakan plastik bening berukuran besar danada juga yang ditempatkan di blek (sejenis toples
untuk wadah kerupuk) jika ingin dijual ke warung
Pemasaran
Bapak Okim selaku pemilik pada awalnya melakukan pemasarannya dari mulut ke mulut. Hal ini
sangat disayangkan karena pemilik belum dapat menggunakan media gratis maupun internet
dalam proses promosinya. Namun, pemilik mempunyai cara promosi yang cukup jitu yaitu,
memberikan harga yang berbeda kepada para pembeli yang akan menjual kembali kerupuk yang
dibeli dari family putra. Hal ini dilakukan agar harga jual kerupuk kepada konsumen sama rata.
Philip Kotler dalam bukunya “ Marketing Management analysis, planning, and control “,
mengartikan pemasaran secara lebih luas, bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial di
mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan dan mempertahankan produk dan nilai dengan individu atau kelompok.

Dan pada saat ini Pemasaran Kerupuk “ Family Putra “ dilakukan dengan cara menitipkan
kerupuk di beberapa warung dan tukang sayur sekitar lingkungan Kampung Jangkar, serta
memproduksi kerupuk dalam jumlah banyak (borongan) untuk dijual ke pasar cariu.
PERMASALAHAN DAN KENDALA
Pada usaha Kerupuk “ Family Putra” yang kami kunjungi dan teliti ternyata ada
beberapa masalah dan kendala yang dihadapi Bapak Okim dalam proses
mempertahankan dan mengembangkan usahanya, diantaranya :
1. Kurangnya modal untuk mengganti barang-barang produksi yang telah rusak.
2. Sulitnya memenuhi permintaan konsumen yang tak terbatas karena kurangnya
tenaga kerja, hal ini juga disebabkan karena kurangnya modal.
3. Pembuangan limbah yang belum ada solusi, sehingga harus menunggu hujan
untuk membuang limbahnya.
4. Pengemasannya sangat sederhana, hanya dibungkus dengan plastik bening
berukuran besar atau ditempatkan didalam blek.
5. Laporan keuangan tidak disusun dengan rapih dan perlu pembukuan sehingga
dapat menentukan antara modal dan profit (keuntungan).
6. Usaha ini dari keuangan sendiri belum pernah ada bantuan dari Pemerintah.
ANALISA SWOT

Teknik analisa yang paling dikenal untuk analisa pasar adalah


analisa SWOT (strengths, weakness, opportunities,dan threats) yaitu
kekuatan,kelemahan,peluang dan ancaman. Dasar dari analisa ini
adalah untuk menunjukan dan merekomendasikan hal-hal yang bisa
meningkatkan laba dan keuntungan serta mengurangi kerugian pada
suatu wirausaha.
Strength (Kekuatan) Weekness (Kelemahan)
1. Sudah mempunyai pasar. 1. Kemasan produk yang kurang
2. Bahan baku setengah jadi menarik karena menggunakan
mudahdi dapat plastik bening berukuran besar
3. SDM atau tenaga kerja mudah di dengan diikat tali diatasnya
rekrut karena tenaga kerja di 2. Tidak memiliki merk sehingga bisa
ambil dari warga sekitar ditiru
kampung jangkar 3. Produk tidak tahan lama

Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman)


1. Membuka cabang baru 1. Cuaca, kegiatan produksi sangat
2. Menambah jumlah produksi dipengaruhi oleh cuaca, ketika
3. Pelatihan kewirausahaan dari hujan maka proses penjemuran
pemirintah setempat akan terganggu dan memerlukan
waktu yang lama.
IFAS
Strenght Weakness

EFAS
Strategi SO Strategi Wo
Oppoturnities
 Kerupuk sudah memiliki pasar
 Membuka cabang baru dan
 Membuat kreasi produk yang lebih menarik
menambah jumlah produksi
/ baru sehingga menarik minat pelanggan
 Mengembangkan pemasaran melaui seperti kemasan toples

media elektronik  Membuat merek dagang sehingga


memberi ciri khas terhadap produk Pak
 Meningkatkan produksi denga
Okim
menambah SDM
 Berkoordinasi dengan pemerintah

 Mengkombinasikan antara pelatihan setempat tentang pengolahan limbah

yang didapat dari pemerintah hasil produksi

dengan kegiatan produksi untuk


meningkatkan hasil produksi

 Mengurus surat – surat untuk


pengajuan modal dari pemerintah

 Bekerja sama tiga untuk membantu


pemasaran produk
Threats Strategi ST Strategi WT

 Bisa menggunakan oven  Mempersiapkan tempat


penampungan sementara
 Memperbanyak stok
limbah jika limbah belum
kerupuk setengah jadi
bisa terurai saat cuaca
saat cuaca panas untuk
panas
mengantisipasi
ketersediaan saat cuaca  Mengkombinasikan proses
buruk penjemuran dengan cara
alami dan oven untuk proses
 Bekerja sama dengan
penjemuran sehingga
pemerintah dan pihak
kerupuk bisa terjemur
lainnya dalam melakukan
maksimal dan meningkatka
inovasi dalam proses
daya tahan
produksi

Sumber Freddy Rangkuti 2004 : 18


KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang ada dalam beberapa point
diatas dapat disimpulkan bahwa untuk memulai suatu usaha belajarlah dari
Usaha Kecil Menengah (UKM) agar mengerti dan mengetahui ara
mengembangkan usaha mulai dari pemasaran, menghadapi persaingan,
ancaman atau resiko.
kendala dalam usaha ini diantaranya kurangnya modal untuk mengganti alat
– alat produksi yang rusak, menambah tenaga kerja untuk memenuhi
permintaan konsumen yang semakin meningkat, pembuangan limbah
kerupuk yang harus menunggu hujan untuk membuangnya sehingga
membuat suasana rumah produksi kurang kondusif, kemasannya masih
menggunakan plastik bening, dan sistem manajemen keuangannya yang
belum tersusun dengan baik.
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan pada hasil PKL (Praktek Kerja Lapangan) ada beberapa saran yang
telah kami sepakati untuk membangun UKM Kerupuk “Family Putra” ini lebih baik dan
berkembang diantaranya :
1. Perlunya pelatihan untuk mengembangkan usaha Kerupuk “ Family Putra” ini.
2. Perlunya strategi pemasaran lebih luas.
3. Perlunya dibuat merk untuk mempertahankan usaha Kerupuk ini.
4. Perlunya pelatihan penulisan laporan keuangan yang terstruktur agar dapat membedakan
antara modal, pendapatan, pengeluaran dan profitnya.
5. Dalam proses pembuangan limbah, perlu adanya pembangunan instalasi pengolahan air
limbah dengan dibangun rawa buatan yang dapat menampung limbah cair untuk sementara
hingga terjadi penurunan pencemaran di sungai yang dilakukan secara biologi oleh
mikroorganisme maupun taaman yang mempu mengabsorbsi limbah cair tersebut.
6. Mendaur ulang limbah, misalnya limbah kayu bakar bisa diolah menjadi pupuk, limbah
minyak jelanjah bisa diolah menjadi bahan bakar kompor atau lampu minyak.

Anda mungkin juga menyukai