Anda di halaman 1dari 24

Chapter 1 : Persiapan untuk negeri yang tidak diketahui 

Part 2

Dua jam setelah pertemuan dengan


Lizardman, Ainz menghela nafas lirih di dalam kamarnya.
Itu karena dia baru saja selesai berkomunikasi dengan Fluder
dan Ainzach via [Message]
Mengapa aku harus berteleport kesana untuk membuktikan
identitasku? Terutama Fluder. Kukira dia sudah terbiasa
sekarang, tapi ternyata aku salah.
Ketika Ainz menggunakan [Message], tak ada dari mereka
yang percaya bahwa dia adalah Ainz, jadi dia tidak ada
pilihan selain [Teleport] ke tempat dimana mereka berada dan
bicara kepada mereka secara pribadi.
Cara mereka meminta maaf karena menggunakan cara yang
sama dan meminta Ainz untuk hanya menggunakan
[Message] hanya dalam keadaan darurat membuatnya merasa
seakan mereka sudah merencanakan ini sebelumnya.
Ainzach bisa dikesampingkan dahulu, kamu kira Fluder ingin
membuang waktunya untuk masalah lain, mempertimbangkan
buku yang sudah kamu beri kepadanya.
Tentu saja, Ainz cukup bijak untuk tetap diam.
Ngomong-ngomong, memang dia pernah dengar tragedi yang
disebabkan penggunaan [Message] di masa lalu, sulit baginya
untuk memahami mengapa mereka tidak yakin pada mantra
itu sampai sekarang. Meskipun begitu, mungkin itu bukanlah
sesuatu yang bisa diterima dengan mudah. Ditambah lagi,
akan sangat merugikan jika mereka, sebagai kolaborator Ainz,
ditipu dengan cara seperti itu. Dalam hal itu, yang bisa Ainz
lakukan menerima dan menelannya saja MP yang berkurang
akibat magic teleportasi sebagai biaya perjalanan.
Kekesalannya juga berhubungan dengan hasil percakapannya
dengan mereka berdua. Penggunaan teleportasi akan lebih
bermanfaat jika menghasilkan informasi yang bagus.
Sayangnya, bukan seperti itu.
Ainzach tahu bahwa ada Dwarven Kingdom di dalam
rangkaian pegunungan Azellisia, tapi dia tidak yakin dengan
lokasinya. Kingdom Re-Estize tak pernah mencoba untuk
menjalin ikatan level nasional apapun dengan para dwarf pula.
Meskipun mereka melakukannya, itu mungkin sebatas urusan-
urusan di dalam kota tambang Re-Brumelashul. Hubungan-
hubungan seperti ini sangat berkaitan erat dengan keuntungan
kota, bagaimanapun juga, sulit sekali untuk mencoba ikut
campur dengan mereka.
 (TL Note: リ.ブルムラシユール)
Fluder merasa sama pula.
Meskipun dia pernah dengar kebudayaan Dwarven dan
pemerintahan mereka, kenyataannya adalah dia tidak tahu
apapun tentang mereka. Ada sesuatu tentang seberapa kuat
naga yang menyebabkan kerusakan di kota Dwarf, tapi dia
tidak tahu nama kotanya, atau nama dan kemampuan dari
naga itu.
Kelihatannya Fluder tidak menyelidiki masalah itu karena itu
tidak membuatnya tertarik. Namun, mereka mungkin bisa
mulai menelitinya melalui saluran dari Imperial setelah ini.
Setidaknya, itulah yang disarankan oleh Fluder, tapi Ainz
menolak saran itu. Itu akan memakan terlalu banyak waktu,
dan membuat pengkhianat seperti dirinya melakukan
penelitian yang dimaksud mungkin akan menyebabkan
masalah.
Pada akhirnya, satu-satunya orang yang bisa dia andalkan
adalah Zenberu sang Lizardmen.
Sudah waktunya aku mengirimkan sebuah [Message] kepada
mereka berdua dan bilang tentang para dwarf.
“Aku akan menghubungi Shalltear dahulu. Hm... orang yang
tepat untuk pekerjaan itu?”
Itu adalah pujian yang tinggi dan kritikan yang keji di saat
bersamaan.
Ainz menutup matanya – meskipun dia tidak memiliki bola
mata – dan memikirkan masalah untuk beberapa menit. Lalu,
dia membuka matanya dan merapalkan mantra [Message].
“-Shalltear Bloodfallen.”
[A, Apakah itu anda, Ainz-sama? Dimana anda menginginkan
[Gate] dibuka kali ini?]
Shalltear adalah Guardian Floor terkuat, dan satu-satunya
mengatur banyak lantai. Kenyataannya hal pertama yang dia
tanyakan adalah dimana [Gate] akan dibuka kali ini sungguh
menyedihkan. Di waktu yang sama, Ainz merasa sedikit
bersalah menugaskan hal itu kepadanya.
“Tidak. Kali ini, aku akan mempercayakan tugas berat
kepadamu.”
[Tu, Tugas berat?]
“Umu. Kamu akan menemaniku untuk melakukan perjalanan,
dan memastikan keselamatanku.”
Keheningan berlangsung beberapa detik.
Jangan bilang dia tidak dengar itu. Ada apa? Saat Ainz mulai
penasaran apakah ada yang salah, suara Shalltear – menjadi
sumbang, mungkin dikarenakan terlalu gembira – terdengar di
kepala Ainz.
[Pelayan anda akan melaksanakan tugas itu, meskipun dia
harus menjadi debu dalam prosesnya!!]
“U-umu. Kalau begitu aku akan menjelaskannya lebih detil
lagi. Datanglah ke ruanganku di dalam E-Rantel.”
Jika dia tidak memberikan detil seperti itu, sangat mungkin
sekali dia akan berteleport ke kamar Ainz di Nazarick.
Namun, itu hanya pernah terjadi sekali. Dia telah
mengirimkan [Message] kepada Narberal yang berkata untuk
datang ke kamarnya, dan setelah menunggu lama dia tidak
datang. Hanya setelah dia mengirimkan [Message] lain
kepadanya akhirnya diketahui Narberal sedang menunggu di
kamarnya yang ada di Nazarick.
Ainz bercermin dalam hal itu, dan menyadari kesalahan
berada pada perintah yang dia berikan. Oleh karena itu, dia
bertekad untuk tidak membuat salah lagi.
[Mengerti! Pelayanmu akan langsung datang!!]
“Dan juga, berikan tugas mempertahankan pengawasan
terhadap Great Underground Tomb of Nazarick kepada Nare.
Beritahu dia apapun yang diperlukan ketika kamu
menyerahkan tugas tersebut kepadanya. Pertimbangkan waktu
yang diperlukan untuk itu. Kemarilah ketika kamu sudah
menyelesaikan urusanmu yang ada di sana. Aku tidak punya
janji yang membuatku harus pergi dari kamar, jadi aku akan
menunggumu sampai tiba.”
[Baik!! Saya Shalltear Bloodfallen, akan melaksanakan tugas
anda dengan tepat dan tanpa terlambat!!]
“Penyerahan tugas dan pengambil alihannya juga sangat
penting. Jangan terburu-buru dan membuat kacau hal itu
karena aku sedang menunggu, paham? Aku akan perintahkan
Mare untuk bergegas ke kamarmu, Adipocere Chamber.”
[Mengerti!! Kalau begitu saya akan menuliskan tugas yang
akan diserahkan ke dalam tulisan!!]
“Dan juga aku yakin tidak perlu mengatakan hal ini, tapi
kamu harus berikan cincinmu kepada Mare.”
[Tentu saja!! Saya mengerti jika itu hanya untuk disimpan
sementara!!]
Sangat berbahaya membawa cincin itu keluar Nazarick.
Dengan kata lain, selama cincin dan tongkat Ainz Ooal Gown
tidak diambil, akan ada cukup waktu untuk semua guardian
berkumpul. Oleh karena itu, cincin-cincin itu disembunyikan
di dalam tumpukan emas di dalam ruang harta, selain dari
yang dipakai Ainz dan yang diberikan kepada orang-orang
tertentu di dalam Nazarick.
Alasan mengapa Ainz memakai cincin itu meskipun tahu
bahayanya karena tidak mungkin bisa masuk ke Nazarick jika
tak ada yang memakainya dan musuh memblokade pintu
masuk ke dalam Nazarick.
“Baiklah. Mulailah persiapanmu kalau begitu.”
[Ya!! Lalu, apakah ada hal lain yang harus saya bawa ke
ruangan anda, Ainz-sama?]
“Sebuah pertanyaan yang beralasan, tapi tidak ada yang perlu
kamu bawa. Aku akan jelaskan rencanaku kepadamu ketika
tiba waktunya, lalu aku akan memberimu waktu untuk
mempersiapkan diri.”
[Mengerti!]
Respon penuh semangat dari Shalltear hilang saat mantra itu
dihentikan.
Lalu, Ainz mengirimkan kepada Mare sebuah [Message]. Ada
sedikit perbedaan isi dari percakapan mereka, singkatnya dia
bilang kepada Mare untuk mengambil alih tempat Shalltear
sebagai pelindung Great Underground Tomb of Nazarick.
Setelah mendengarkan suara Mare yang tetap jernih namun
kecil, Ainz mengakhiri [Message].
Akhirnya, Ainz mengirimkan [Message] kepada Aura.
“Aura, ini aku.”
[Ya, Ainz-sama! Apa yang anda ingin saya lakukan?]
“Umu. Aku ingin kamu menemaniku ke Dwarven Kingdom.”
[Mengerti]
“Pertama, aku harap kamu akan menemuiku di dalam kamar
di E-Rantel sementara menunggu Shalltear”
[Shalltear?!]
Seruan serasa tidak percaya berikutnya membuat Ainz
berterima kasih dia tidak punya gendang telinga untuk
mendengar.
“Aura, kecilkan suaramu.”
[Sa, Saya minta maaf, Ainz-sama!]
Seperti yang kubilang, kecilkan suaramu.. Ainz berpikir
begitu, tapi tidak mengatakannya.
[Ah, apakah kita akan menghancurkan Dwarven Kingdom?]
“Tidak. Bagaimana bisa kamu mengeluarkan kesalahpahaman
yang berbahaya seperti itu? Aku hanya ingin melakukan
negosiasi pertemanan.”
[Ah, begitu! Jadi anda sudah melihat negosiasi damai itu akan
hancur kemudian?]
“Aura, kamu-“
[Ainz-sama, saya sudah di sini!]
“Apa? Maksudmu kamu sudah tiba di kamarku?”
[Ya, tepat sekali!]
Sebuah ketukan datang dari pintu saat dia mengatakan ini.
Ainz tersenyum pahit saat dia melihat Decrement pergi untuk
menjawabnya.
“Ainz-sama, Aura-sama meminta izin untuk masuk.”
Ainz memberi isyarat setuju, lalu Decrement mengambil satu
langkah menjauh dari pintu.
[“Maaf sudah menganggu anda, Ainz-sama!”]
Suara Aura tumpang tindih dengan mantra [Message] saat
gadis Dark Elf itu menyapa Ainz.
Ainz menunjuk sepasang sofa yang saling berhadapan, lalu
beraling ke arah Decrement.
“Persiapkan minuman untuk Aura.”
“Ya, Ainz-sama. Kami punya jus apel, jus jeruk, jus jeruk
nipis, teh dan kopi saat ini.”
Decrement meletakkan jus apel yang diminta Aura di meja
kecil antara dua sofa. Saat Aura mulai meminumnya, Ainz
mulai penjelasannya.
“Pertama, biar kujelaskan terhadap pertanyaanmu mengenai
penghancuran Dwarven Kingdom. Membawa serta Shalltear
memang untuk memenuhi persyaratan kekuatan tempur, tapi
ada alasan lain untuk itu.”
“Eh?!”
Mata Aura melebar. Melihat sikapnya, jelas dia menganggap
Shalltear memiliki kegunaan yang sangat terbatas. Tetap saja
– Ainz sulit sekali menahan kehangatan yang mengalir di
dalam dadanya.
Mengingatkannya kepada hubungan Bukubukuchagama dan
Peroroncino.
Sekali-sekali, Bukubukuchagama akan berkata, “Apakah
adikku yang bodoh itu memberimu kesusahan?”
Ketika orang membalas dengan sebuah, “Uh, kurasa tidak?”
dia akan langsung merespon seperti Aura, dengan
“Benarkah?!”
Sulit bagi Ainz untuk membendung diri saat dia menyadari
Aura dan Shalltear membawa hubungan yang sama.
Kenangan itu jatuh seperti butiran salju, memenuhi hatinya
dengan sebuh kebahagiaan. Kegembiraannya bergulung naik,
dan saat dia akan tertawa – emosinya ditekan.
“...Sial.”
Ainz samar-samar mengutuk dirinya saat momen
kebahagiaannya dikacaukan oleh penekanan emosinya. Itu
memang membantunya beberapa kali di masa lalu, tapi dia
menyadari itu melelahkan juga ketika mengganggunya. Ainz
tahu dia hanya egois dan hipokritis, tapi dia masih sulit
menerima interupsi kenangan akan mantan teman-temannya.
“Ah, er.. Ainz-sama? Ada apa?”
Namun, rasa tidak senangnya hilang seperti asap di tiup angin
saat dia mendengar suara gemetaran gadis itu. Dia tidak boleh
mengeluarkan emosi negatif dengan cara yang bahkan bisa
terlihat oleh anak-anak. Ainz menghirup nafas dalam-dalam,
lalu tersenyum kepada Aura.
“Tidak, maafkan aku. Bukan apa-apa. Seperti yang kukatakan
sebelumnya, Aku membawa serta Shalltear kali ini untuk
menyelidiki kemampuan adaptasinya. Dia diciptakan untuk
menjadi Guardian terkuat. Saat itu, jika dia bertarung dengan
benar, mungkin akupun tidak akan mampu mengalahkannya.”
“Yah, jika mengenai hal itu-“
“-Tidak, bukan seperti itu. Jika aku adalah Shalltear, aku akan
memanggil Einherjar sejak awal lalu bersiap bertarung sambil
menghadapi musuhku, lalu menyerangnya dengan magic saat
MP milikku mengizinkannya, diikuti dengan penggunaan
skill-skillku. Lalu, aku akan memicu Blood Frenzy dengan
suatu cara lalu merangsek dengan bertarung jarak dekat
menggunakan Spuit Lance saat kekuatan serangku
meningkat.”
Ainz tersenyum, sedikit tidak nyaman.
“Jika itu terjadi, aku akan lari tanpa berpikir dua kali.”
Skillnya sebagai pemain dikesampingkan dahulu, karakter
Ainz hanya bisa dianggap berada dalam porsi yang lebih atas
di tingkat tengah dari seluruh pemain. Karakter Shalltera
dibangun dan diberi equipment menempatkannya di porsi
yang lebih rendah dari tingkat teratas. Jika dia memakai
equipment penuh – dengan item-item kelas divine – dia akan
berada di dalam porsi tengah di tingkat teratas. Jika dia bisa
merubah perlengkapan untuk menyamai lawannya, dia
mungkin akan mampu bertarung setara dengan eselon atas
dari tingkat teratas.
“Namun, reputasinya sebagai guardian terkuat malahan
menghalangi perkembangan Shalltear.”
“Eh?”
“Cara yang paling efektif bagi Shalltear adalah mengurangi
sumber daya musuh, jadi dia harus meluncurkan serangannya
seperti sebuah anak panah. Ketika dia meluncurkannya, dia
harus dibiarkan mengamuk di dalam barisan pertahanan
musuh. Namun – apakah itu benar-benar hal yang tepat?
Mungkin itu adalah cara yang terbaik untuk menggunakan
kekuatan Shalltear secara penuh, tapi bisakah kita benar-benar
berkata itu adalah metode yang paling baik untuk digunakan?”
“Aku tidak seberapa mengerti... tapi jika anda merasa itu
benar, maka seharusnya itu adalah tepat, Ainz-sama.”
Jawaban semacam itu benar-benar membuatnya sulit untuk
menjaga percakapan ini. Apa yang sebenarnya ingin Ainz
dengar sekarang ini adalah balasan beralasan dengan hati-hati
terhadap keuntungan dan kerugian dari statemen Ainz, itulah
yang akan dikatakan oleh orang dewasa yang tepat. Tetap
saja, lagipula anak-anak memang bisa diduga sangat jujur.
“Be, begitukah. Namun, kurasa bukan itu masalahnya. Ketika
aku bilang itu adalah yang terbaik, itu hanya untuk istilah
memanfaatkan kekuatannya dengan penuh. Namun, mungkin
itu bukan cara terbaik ketika Shalltear mulai mengumpulkan
pengalaman.”
Ainz membuat progres sebagai seorang warrior. Tidak, yang
paling baik adalah dia belajar untuk memanfaatkan seluruh
kemampuannya dengan penuh. Sementara tubuhnya mungkin
tidak akan mampu berkembang, bagian-bagian lain dari
dirinya masih berkembang.
Tidak seperti bagaiman mereka dulunya ketika mereka
hanyalah data, para NPC sekarang memiliki pikiran dan
kapasitas untuk berpikir sendiri. Hal yang sama berlaku untuk
Shalltera. Shalltear hari esok akan berbeda dengan Shalltear
hari ini.
“Membuatnya melakukan hal-hal berbeda daripada
mengulang-ulang tugas yang lama mungkin akan
membantunya berkembang... Tentu saja, dia mungkin saja
gagal, meskipun aku tidak berharap untuk itu. Tetap saja,
meskipun jika dia mengacaukannya, yang kita perlukan
hanyalah membuat orang yang ada di sisinya memperbaiki
kesalahan itu. Itulah kenapa aku memintamu, Aura.”
Aura memiliki hubungan yang lebih baik dengan Shalltear
daripada Mare. Ainz telah memilih si kakak dari si kembar
karena dia bisa membuat Shalltear tetap pada aturan.
Setelah mendengarkan semua ini dengan teliti, Aura
mengangguk mengerti dengan terpaksa.
“..Tetap saja, sementara aku berkata begitu aku ingin dia
mengumpulkan berbagai pengalaman, itu mungkin akan
melanggar kontrak sosialnya, dan itu akan menyebabkan
masalah bagi perusahaan – bagi kelompok.”
“Eh? Apa maksudnya itu?”
“...Berpikirlah seperti ini. Tidak baik memaksa Shalltear
melakukan hal-hal yang tidak ingin dia lakukan.”
“Mematuhi anda adalah apa yang harus kami lakukan, Ainz-
sama!”
“...Bukankah menurutmu salah membuatnya melakukan
sesuatu melawan keinginan Peroroncino? Jika perintahku
berlawanan dengan keinginan Bukubukuchagama, bagaimana
perasaanmu saat mematuhinya, Aura?”
“Ng! Yah, saya, ah, saya akan..”
Aura menundukkan kepalanya dengan gugup, dan bergumam
sesuatu seperti, “sulit sekali mengatakannya.”
“Baiklah, jangan khawatir dengan hal itu. Itu hanya
perbandingan. Alasanku memilih Shalltera kali ini adalah
untuk menantangnya dan melihat apakah dia akan
berkembang.”
“Oh begitu! Itulah Ainz-sama, pemikiran anda yang kompleks
berjalan sangat dalam!”
Seorang atasan harus membiarkan pengalaman bawahannya
tertantang agar mereka bisa berkembang.
Ini adalah salah satu rahasia yang dia intip dari sebuah buku
yang dia baca tak lama setelah datang ke dunia ini.
Alasan mengapa dia tidak memberikan Shalltear kesempatan
seperti ini sampai sekarang adalah karean situasinya sangat
berbahaya, dan juga karena tidak ada waktu untuk hal
semacam itu. Sekarang, bagaimanapun... tidak, tidak ada
peluang yang lebih baik dari ini...
“Aku akan katakan sisanya setelah Shalltear tiba. Dengan
begitu, aku tidak harus menjelaskannya dua kali.”
Saat Ainz berkata demikian, ketukan datang dari pintu, diikuti
dengan Decrement yang pergi memeriksa pengunjung itu.
“Itu adalah Shalltear-sama.”
Orang yang sedang ditunggu telah tiba. Ainz menunjukkan
bahwa Decrement harus membiarkannya masuk.
Saat pintu itu terbuka, dia melihat seseorang di pintu masuk.
“Shalltear Bloodfallen siap untuk pergi!!”
Ainz – yang bersiap berterima kasih kepadanya karena sudah
datang kemari – terdiam di tempat, dan butuh waktu sesaat
baginya sebelum dia bisa mengumpulkan akalnya dan bicara.
“Mengapa... mengapa kamu berpakaian lengkap untuk siap
tempur?”
Bukan hanya dia memakai full platenya, tapi dia bahkan
sedang memegang Spuit Lance.
“Ya!! Saya sepenuhnya bersiap untuk melindungi anda, Ainz-
sama!! Saya akan habisi siapapun yang berani melawan anda,
Ainz-sama!!”
Ainz menatap Shalltear yang terengah-engah, matanya
terbuka lebar. Lalu, dia menatap ke arah Aura, seakan berkata,
apa yang harus kulakukan dengan hal ini? Bukannya dia bisa
berkata Shalltear sudah salah duga.
“Haaa~ kamu terlalu terburu-buru. Bagaimana kalau
mengambil tindakan setelah Ainz-sama selesai bicara?”
Shalltear cemberut saat Aura meninjunya. Sebelum mereka
berdua mulai berdebat, Ainz mengangkat tangannya untuk
meminta perhatian mereka.
“Shalltear. Mungkin kamu sudah benar, tapi keadaannya
berbeda kali ini. Maafkan aku tidak menjelaskannya
kepadamu.”
Ainz cepat-cepat menjelaskan tujuan dari operasi ini kepada
Shalltear – dan rencananya untuk membangun hubungan
pertemanan dengan Dwarven Kingdom.
Sebuah tampang bingung muncul di wajah Shalltear setelah
dia menerima semua itu.
“Jika, jika itu yang anda mau, apakah tidak apa membawa
serta saya?”
“...Aku punya banyak alasan memilihmu. Menyuruhmu
melindungiku adalah salah satunya. Tapi alasan terbesar
adalah agar kamu bisa menambah pengalaman. Itu adalah
pendapat pribadiku saat kamu menganggap dirimu tidak
cocok dengan tugas ini karena keberadaan Blood Frenzy
milikmu. Mungkin setelah kamu mencobanya, kamu akan
menemukan bahwa ternyata secara mengejutkan kamu cocok
dengan hal semacam ini.”
Mata Shalltear membelalak.
“Saya mengerti, Ainz-sama!! Saya akan memastikan anda
tidak akan menyesali keputusan itu!!”
“...Umu. Lalu, Shalltear, aku akan menempatkanmu di bawah
komando Aura untuk perjalanan ini. Karena Aura
bertanggung jawab terhadapmu, aku harap kamu akan
mematuhinya.”
“Saya mengerti!!”
Shalltear membungkuk kepada Ainz.
Ainz bertanya-tanya apakah balasan Shalltear terlalu lekas
gugup, tapi lebih baik daripada jawaban tidak bersemangat.
Tetap saja, akan menyusahkan jika semuanya menjadi
percuma.
“Aku menghargai semangatmu, tapi kamu harus
menenangkan diri, Shalltear.. Kalau begitu, mari kita
mempertimbangkan masalah pengikutnya. Siapa lainnya yang
harus kita bawa serta?”
“Ainz-sama – bolehkah saya berbicara?”
Ainz entah bagaimana terkesiap dengan respon yang datang
dari sisi yang tidak terduga, tapi dia dengan dingin berpaling
menghadap Decrement.
“Apa itu? Apakah ada masalah?”
“Ah, saya bertanya-tanya bagaimana menurut anda membawa
beberapa pelayan ikut serta sebagai pengiring anda selama
perjalanan ke Dwarven Kingdom. Secara tradisi, mereka yang
memiliki kekuasaan selalu membawa serta pengikut untuk
menangani tugas-tugas macam-macam. Saya merasa Dwarven
Kingdom akan menganggap remeh anda jika tidak membawa
pelayan ikut serta, Ainz-sama.”
“Oh begitu... kamu memang ada benarnya.”
Saat memata-matai Jircniv, dia menyadari bahwa pria itu
keluar dengan ditemani oleh beberapa kereta, dan beberapa
diantaranya mengandung para gadis berpakaian bagus.
Mereka pasti orang-orang yang sedang menunggunya. Jika dia
tinggal di Nazarick dulu, Ainz akan bisa mengamatinya
dengan lebih hati-hati, tapi sayangnya dia tidak bermalam,
yang mana agak sedikit disayangkan.
Tidak, kenyataannya adalah Jircniv telah data menempuh
perjalanan yang lama untuk mengunjungi Ainz, dan Ainz
akan sangat tidak sopan kepada Jircniv jika tidak memaksa
dia bermalam. Memang benar, orang itu menolak dengan
keras setiap tawaran bermalam yang Ainz buat, tapi mungkil
yang benar adalah untuk membuatnya berubah pikiran.
Mungkin jika mereka membuat hubungan baik waktu dulu,
masalah menjadikan negara bawahan mungkin tidak akan
muncul di arena.
Oops, aku sudah keluar jalur... Decrement ada benarnya, tapi

Ainz mempertimbangkan datanya. 41 pelayan biasa mungkin
terlihat berbeda, tapi equipment dan statistik mereka sama.
Spesies heteromorfik yang dikenal sebagai Homunculi
tidaklah sangat luar biasa, dan mereka sangat lemah, karena
hanya level 1. Sementara mereka masih lebih unggul daripada
level 1 manusia biasa dalam hal stats, jika mengenai
bertarung, seorang Homunculi hanya akan memiliki 60%
peluang menang.
Seragam pelayan yang mereka kenakan memang memberikan
ukuran kekuatan bertahan, tapi itu hanya pada item kelas
tinggi. Seragam itu mungkin kelihatannya luar biasa elastis
bagi penghuni dunia ini, tapi tidak lebih dari sekedar lembaran
kertas bagi pemain Yggdrasil.
Sejujurnya, tidak mungkin dia membawa mereka ke Dwarven
Kingdom, melihat dia tidak tahu apapun tentang tempat itu.
Ada kemungkinan seorang pemain mungkin sedang
menunggu dengan pasukan yang siap diberangkatkan dan siap
tempur.
“Tetap saja... Sayangnya, aku tidak bisa melakukan itu. Jika
kita harus  memiliki pengikut – Shalltear, bisakah kamu
membawa pasukan vampire bride milikmu dengan kita?”
“Tidak perlu ditanya. Semua yang ada di dalam Nazarick
melayani anda. Anda hanya perlu memerintahkannya kepada
kami?”
“Begitukah. – Decrement, penawaran yang kamu ajukan
sangat beralasan. Namun, ada masalahnya, yaitu karena kamu
lemah dan aku tidak tenang dengan keselamatanmu ketika
bepergian ke negeri yang tidak diketahui.”
“Kami semua siap menghadapi segala macam bentuk
bahaya!”
Ainz mengangkat satu tangan untuk menenangkan
Decrement.
“Aku senang dengan loyalitas yang kamu – yang kalian
semua tunjukkan. Oleh karenanya, ketika aku sudah
memastikan Dwarven Kingdom aman, aku akan mengirimmu
via teleportasi. Sampai saat itu, bagaimana kalau
menyerahkan masalah itu kepada para vampire bride?”
Mulut Decrement bergerak beberapa kali, tapi tak ada kalimat
yang keluar. Pada akhirnya, dia membungkukkan kepalanya.
Ainz berharap bahwa dia tidak setuju karena dia diperintahkan
seperti itu, tapi kelihatannya memang begitu.
Karena Ainz tidak punya hal lain untuk membujuknya, dan
dia tidak akan merubah pikirannya tak perduli apapun yang
dia katakan, Ainz berpaling dari Decrement.
Membangkitkan NPC level 1 memang murah, tapi bukan itu
masalahnya di sini.
Tak ada yang ingin membawa anak dari teman-temannya ke
dalam tempat yang berbahaya.
“Kalau begitu, Shalltear, bawalah serta – biar kulihat – enam
Vampire Bride. Lalu tambahkan 30 pengendara selain itu.
Lima diantaranya adalah Hanzo yang baru saja di summon.”
Tidak ada makna khusus dibalik angka 30. Hanya saja dia
merasa bahwa jumlah itu sudah cukup. Mungkin karena ini
adalah jumlah pemain yang diperbolehkan dalam sebuah
kelompok penyerbuan?
“Aku akan menghubungi Cocytus sambil menunggu semua
orang berkumpu. Baiklah, aku harus menyelesaikannya
dahulu. Ketika semua orang berkumpul, kalian berdua akan
bepergian ke desa Lizardmen melalui [Gate] Shalltear. Setelah
itu, kita akan menuju utara untuk menemukan Dwarven
Kingdom. Bagaimana menurutmu?”
“Mengerti!”
“Baik, ayo kita lakukan.”
Dua Guardian itu membalas setuju. Mereka tidak memberikan
saran yang lebih baik, yang diharapkan Ainz. Sementara dua
orang itu memang bukan wanita yang langsung meng-iyakan,
kenyataan bahwa mereka telah berkata seperti itu membalas
sarannya membuat Ainz merasa tidak tenang. Ini karena Ainz
tidak memiliki rasa percaya diri dengan idenya sendiri.
“Kalau begitu, apakah kamu punya saran lain dengan
pengikut sisanya?”
“Binatang buas magis saya—“
“Undead saya—“
Keduanya berkata berbarenangan, dan saling menatap satu
sama lain. Saat Ainz berpikir mereka akan mulai berdebat,
Shalltear membuang muka dahulu.
“Setelahmu.”
“..Apa? Kamu makan sesuatu yang aneh ya?”
“Hanya saja aku diperintahkan untuk mendengarkanmu.”
“...Rasanya agak menjijikkan.”
Alis Shalltear berkedut, tapi dia tidak berkata apa-apa.
“Kalau begitu, bagaimana kalau membawa 25 undeadmu
mengendarai binatang buas magis milikku?”
“Aku tidak keberatan –“ Shalltear melihat ke arah Ainz ” –
Tapi itu akan melebihi jumlah yang anda sebutkan, Ainz-
sama. Apakah itu tidak apa?”
“Tidak apa.”
“Kita akan melakukan itu nanti.”
Karena mereka berdua kelihatannya sudah mencapai kata
sepakat, Ainz melanjutkan bicara.
“Kalau begitu, mari kita segera bekerja sendiri-sendiri. Aku
akan memberikan kalian berdua dua jam untuk memilih
personel. Ingatlah kalian mungkin tidak akan bisa kembali
sementara setelah pergi, dan jangan mengira kalian bisa
berteleport kembali ke Nazarick dengan magic teleportasi.
Aura, kamu khususnya harus hati-hati dengan ini sebagai
salah satu makhluk hidup. Jika hanya itu, mari kita berpisah.
Aku punya banyak hal untuk didiskusikan dengan Pandora’s
Actor.”
Di waktu yang sama, dia membuat catatan mental untuk
menghubungi Albedo tentang ini dengan sebuah [Message].
***
“Akhirnya, waktunya telah tiba!”
Setelah dia cukup jauh dari kamar supreme being sehingga
suaranya tidak sampai terdengar kesana, Shalltear
mengepalkan tinjunya dan berteriak kegirangan.
“Sudah laam sekali...tapi akhirnya, aku bisa menebus
kegagalan masa laluku dan membuat semua orang tahu bahwa
Shalltear Bloodfallen bisa berguna untuk semua orang!”
Shalltear menatap di kejauhan.
Aura sangat paham dengan perasaan yang terkandung di
dalam suara Shalltear, yang mana tidak biasanya bagi dirinya.
Meskipun Shalltear sudah dihukum karena kesalahannya dan
Ainz-sama secara pribadi sudah bilang kepadanya bahwa itu
bukan salahnya, Shalltear tetap ingin menghapus kesalahan
yang telah dia buat. Sebagai sesama Guardian Floor, Aura
bisa mengerti perasaannya dengan sangat baik. Tetap saja –
dia merasa sedikit tidak enak.
“Sudah lama sekali datangnya... Semua pekerjaan yang
diberikan kepadakku sampai sekarang adalah hal-hal yang
mudah yang bisa dilakukan siapapun. Namun... Namun...”
“Ah~ Aku merasa pekerjaan yang diberikan oleh Ainz-sama
kepadamu sangatlah penting, Shalltear.”
“Yah, seperti yang kamu bilang, sampai batas tertentu. Tetap
saja, apakah pekerjaan itu benar-benar penting?”
“Melindungi Nazarick juga sangat penting, ya kan? Lagipula,
menjadi barisan pertahanan pertama melawan segala
penyusup adalah sebuah tugas yang diberikan kepada
Guardian yang bisa diandalkan, ya kan?”
“Nngg!”
Shalltear tidak bisa menyangkalnya.
Lalu, dia menekan kedua jari telunjuknya lalu
memisahkannya lagi dengan gugup.
“Apakah Ainz-sama benar-benar berpikir seperti itu?”
“Mm~ Mungkin. Ainz-sama bilang bahwa kamu sangat kuat,
Shalltear.”
Shalltear tersenyum lebar. Respon itu membuat Aura
menghela nafas lega. Jika dia membiarkan dirinya seperti ini,
Shalltear pastinya akan terkena masalah karena percuma dan
itu hanya akan menyusahkan Ainz-sama. Jika itu terjadi, dia
tidak tahu bawaha dia akan minta maaf kepada Ainz untuk itu.
Ditambah lagi, dia merasa kasihan kepada Shalltear.
“Tapi ketika aku berada di kota manusia, Demiurge
menyingkirkanku sendirian. Dia pasti merasa aku tidak
berguna. Jika itu adalah yang Demiurge – sebagai otak terbaik
di Nazarick – pikirkan tentangku, maka bukankah yang
lainnya, terutama Ainz-sama – yang kearifannya melebihi
Demiurge – merasa sama?”
“Hm, kamu tidak bisa benar-benar berkata seperti itu.
Mungkin karena Ainz-sama lebih pandai daripada Demiurge
sehingga dia merasa seperti itu tentangmu.”
Saat itu, Shalltear terperangah dengan “Ho....”
“Seperti yang diduga dari Ainz-sama...”
“..Haah.”
Aura mulai merasa sedikit capek. Namun, dia merasa bahwa
bersikap langsung dengan Shalltear tidak akan berhasil, jadi
mungkin sebuah metode tidak langsung akan efektif.
“Tetap saja, itu berarti bahwa yang lainnya merasa sama
seperti Demiurge.”
“...Aku tidak bisa menyangkalnya.”
Atau lebih tepatnya, itu memang benar. Aura bicara sebelum
Shalltear dengan mata terbelalak bisa melanjutkan.
“Ainz-sama ingin menguji fleksibilitasmu dengan
membuatmu terpapar dalam berbagai situasi, jadi kurasa
menghadapi kesulitan bukanlah hal yang buruk. Sampai saat
itu, jika kamu mencatat dan belajar dari sekitarmu, itu akan
bisa membuat Ainz-sama dan yang lainnya terkesan
kepadamu.”
“Jadi aku harus belajar dahulu sebelum itu?”
“Benar sekali. Pikirkan saja, kamu bepergian dengan orang
terhebat di seluruh Nazarick, ya kan? Bukankah itu berarti
kamu bisa belajar sesuatu dari Ainz-sama?”
“Oh begitu!... Tapi, apa yang harus kulakukan?”
“Shalltear, disitulah pelajarannya dimulai.”
“Benar, benar juga!”
Kehabisan kata-kata, Aura hanya melemparkan pertanyaan itu
kembali kepada Shalltear.
Seharusnya itu tidak apa... ya kan?
Sebuah kerlipan rasa tidak tenang melewati hati Aura. Tetap
saja, bolanya sekarang ada di halaman Shalltear, dan tidak ada
lagi yang bisa dia lakukan lagi.
Apakah dia akan memperhatikan tingkah lakunya...
Aura berdoa kepada Bukubukuchagama, Supreme Being yang
juga adalah dewanya:
Bukubukubchagama-sama, tolong awasi Shalltear, yang
diciptakan oleh adikmu Peroroncino-sama!

Anda mungkin juga menyukai