Anda di halaman 1dari 35

Chapter 2 : Pengejaran di negeri dwarf 

Part 2

Setelah berdiskusi sesaat, dua orang itu


mempersiapkan diri dan menuju pembuat suara.
Ada makhluk berbentuk dwarf di kedalaman terowongan
tersebut. Di dalam dunia yang gelap gulita ini, yang mereka
lihat adalah dirinya yang dengan rajin menggali pada dinding
terowongan dengan menggunakan beliung.
Mereka masih agak jauh jadi mereka tidak bisa yakin, tapi
kelihatannya memiliki tinggi 140cm. Tubuhnya berbentuk
seperti tong bir dan kakinya tidak panjang. Kenyataannya,
jelas sekali jika kakinya pendek.
Dia memakai jubah berwarna coklat, dan item-item yang
diletakkan di dekatnya harusnya adalah properti miliknya
pula. Salah satunya adalah sebuah lentera yang tidak menyala
dan sebuah tempat air minum.
Apa yang seorang penambang lakukan sendirian di kota yang
sudah tidak ditinggali ini? Ini aneh. Mari kita tanya dia dan
menyelesaikan misteri ini.
Aura perlahan mendekati penambang tersebut.
Sebaliknya, Ainz terlihat tidak perduli.
[Perfect Unknowable] (Tak bisa diketahui dengan sempurna)
Menghapus keberadaan dan suara seseorang, membuat sang
perapal mantra sulit dideteksi jika dia tidak memiliki job class
tipe thief level tinggi. Bahkan orang selevel Aura akan
kesulitan mengetahui keberadaannya. Ainz tercatat pada
indera Aura sebagai keberadaan yang samar-samar.
Ketika Aura sudah cukup dekat dengan penambang itu, Aura
menyapanya.
“Heya. Apa yang sedang kamu lakukan?”
“Hiieeeeee!”
Penambang itu meratap seakan dia mau mati saat menoleh
menghadap Aura.
Janggutnya panjang – tidak diragukan lagi dia adalah milik
ras dwarf.
Pria bermata lebar itu menarik jubah coklatnya menutupi
tubuhnya sendiri.
Namun, hanya itu. Pria itu masih ada di sana. Namun,
kelihatannya hanya Ainz yang berpikir demikian.
“Hmph! Invisibility (kemampuan untuk tidak terlihat), huh-“
Suara Aura membuat Ainz – yang bisa melihat tembus
invisibilitas – melihat dengan baik-baik ke arah dwarf itu.
Saat Aura mengatakannya, bayangan dwarf kelihatannya agak
kabur.
Jubah itu pasti item magic, dan melakukan hal itu mungkin
mengaktifkan kekuatan invisibilitynya. Rasanya mirip dengan
Shizu...
“Hey, hey, tahukah kamu aku tidak berniat menyakitimu,  ya
kan, Dwarf-san? Aku tahu kamu ada di sana. Biar kulihat
dirimu dengan baik-baik.”
Nada suara Aura yang menggemaskan dan menghangatkan
hati pasti membuat kesan yang besar di hati Dwarf tersebut.
Dia memisahkan jubahnya sedikit, lalu mengintip ke arah
Aura melalui celah itu.
“Apakah, apakah kamu seorang dark elf? Apa yang kamu
lakukan di sini?”
“Hm? Ketika aku mendatangi kota dwarf, aku menemukannya
seperti cangkang kosong, jadi aku memutuskan untuk mencari
tahu mengapa tidak ada orang. Aku mencarinya ke sekeliling
dan disinilah aku.”
“Oh, Oh begitu..”
“Dwarf masih tinggai di sini sampai lima tahun yang lalu.
Kemana mereka sekarang? Apakah ada sesuatu yang terjadi?
Dan ngomong-ngomong, mengapa kamu tidak membiarkanku
melihatmu?”
Dwarf itu bergerak perlahan, tapi Aura mengikuti dengan
matanya.
“Sudah cukup. Kelihatannya kamu meman benar-benar
melihatku.”
Dwarf itu melipat jubahnya. Mungkin itu untuk menghentikan
efek dari maginya. Kelihatannya agak lucu bagi Ainz, karena
tidak ada yang berubah dari sudut pandangnya.
“Kalau begitu, mari kita mulai dari awal. Bagaimana
keadaanmu? Aku adalah Aura Bella Fiora, dari Sorcerous
Kingdom Ainz Ooal Gown.”
“Sorcerous Kingdom? Maafkan kebodohanku, tapi apakah itu
adalah kerajaan Dark Elf? Semacam itu? Oh, maaf. Aku
adalah Gondo Firebeard dari Dwarven Kingdom. Senang
bertemu denganmu.”
Aura mengulurkan tangannya. Gondo kelihatannya mengerti
arti isyarat itu dan mengusap tangannya yang kotor sebelum
berjabat tangan.
Sepertinya keadaan berjalan dengan baik. Ainz mengangguk
saat dia menyaksikan proses itu, tetap mempertahankan
mantra tidak terlihatnya.
“Yah, kurasa kita tidak perlu terlalu formal. Bagaimana kalau
bicara seperti biasa?”
“Ohhh! Aku juga mau meminta seperti itu. Aku hanya orang
biasa. Tapi jika kamu adalah figur penting, maka yang bisa
kulakukan adalah diam saja.”
Aura melihat senyum Gondo, lalu dia tersenyum
membalasnya.
“Kalau begitu, kembali ke pertanyaan semula. Masih ada
dwarf yang tinggal di sini lima tahun yang lalu. Kemana
mereka perginya?”
“Mm, mereka semua pindah ke koa lain tiga tahun yang lalu.
Apakah ada masalah?”
“Yeah, agaknya. Aku kemari beserta seorang lizardman yang
bilang dia tinggal di sini untuk sementara. Dia bilang
kepadaku tempat ini.”
“Seorang lizardman? Lima tahun yang lalu?”
Gondo berpikir sejenak, lalu dia memukul telapak tanganya.
“Ohh! Aku tidak tahu sendiri, tapi aku tahu itu memang
terjadi. Itu adalah pertama kalinya seorang lizardman
mengunjungi kami, itu menjadi topik hangat. Aku yakin dia
adalah orang dengan lengan yang luar biasa tebal, apakah aku
benar?”
“Benar sekali! Itu dia.”
Gondo bergumam “Oh begitu, oh begitu” kepada dirinya
sendiri berkali kali. Dari matanya mengisyaratkan dia telah
menurunkan kewaspadaannya.
“Orang yang baik hati kepada lizardman itu kelihatannya juga
pindah. Bisakah kamu katakan kepadaku kemana dia pergi?”
“Yah, bilang kepadamu seharusnya tidak masalah... Tapi aku
pernah dengar jika Dark Elf tidak tinggal di dalam tanah,
apakah aku salah? Meskipun kamu tahu jalan bawah tanah
kesana, bisakah kamu tiba di sana dengan selamat?”
“Yah, kurasa tidak ada masalah, tapi jika memungkinkan, aku
juga ingin tahu rute jalan di atas tana pula.”
Gondo mengernyitkan wajah berjenggotnya.
“Oh, aku harus minta maaf. Aku jarang bepergian ke
permukaan, jadi aku tidak percaya diri dalam menjelaskan
rute ke Feoh Ger – itu artinya, kota tujuan mereka pinda.
Yang bisa kuberikan adalah arah secara kasar, semacamnya
dan berapa kilometer ke utara, dan seterusnya.”
“Itu juga tidak apa. Sebenarnya, aku ingin memintamu
menunjukkan jalannya... Bagaimana kalau kami
mempekerjakanmu? Kamu akan dibayar, tentu saja...”
“Penawaran yang menarik. Tetap saja, apakah kamu – tidak,
kamu menyebutkan lizardman berusan – apakah kalian berdua
datang kemari sendirian? Kamu belum dewasa, ya kan?
Berapa orang yang datang bersamamu?”
“Cukup banyak. Tetap saja, jika kami semua masuk, akan
menyebabkan masalah, jadi aku buat mereka menunggu di
pintu masuk terowongan.”
“Pintu masuk? ...Hm?”
Gondo terjatuh dalam lamunan, seakan dia barus aja teringat
sesuatu. Tetap saja, itu hanya sekejap. Dia menyingkirkannya
dan melanjutkan pembicaraan.
“Yah, itu melegakan. Berjalan sendirian di dalam sebuah
terowongan... itu bukan ide yang bagus. Kamu bukan
penghuni bawah tanah jadi mungkin tidak tahu, tapi beberapa
monster bisa berenang dengan bebas menembus tanah. Itu
bukan sebuah tempat dimana seseorang bisa pergi sendirian,
Yah, jika kamu punya perlengkapan magic, mungkin kamu
bisa melakukan sesuatu dengan itu...”
Dia menatap berulang kali ke arah pakaian Aura untuk
melihat apakah dia memiliki item magic apapun.
“Yah, aku harus protes kepada rekan-rekanmu. Mengirimkan
seorang anak-anak keluar sendirian adalah hal yang
memalukan bagi orang dewasa.”
Gondo menoleh ke arah Aura dan melemparkan segumpal
batu ke dalam tas yang diletakkan di sampingnya.
Tas itu tidak membengkak. Itu pasti item magic pula. Lalu,
dia mengambil lentera yang ada di dekatnya, lalu menaikkan
alat pengatur cahayanya.
Sebuah kilau biru yang mengejutkan – sebuah kilauan magis –
menyinari terowongan tersebut. Sampai sekarang, dua orang
itu berbicara dalam keadaan benar-benar gelap gulita.
“kalau begitu, ayo. Kelihatannya kamu bisa melihat dalam
keadaan gelap gulita, tapi sedikit cahaya tidak ada salahnya,
ya kan? ... yah, itu memang meningkatkan peluang dikenali
oleh monster-monster, jadi aku tidak merekomendasikannya.
Apakah kamu punya cara untuk kabur jika ada monster
menyerang? Mereka tidak jarang di sini, tapi kamu juga tidak
bisa menyingkirkan kemungkinan itu sepenuhnya.”
Ainz mengangguk. Dwarf itu tidak tahu kekuatan Aura, jadi
sangat terpuji dirinya bersikap seperti orang dewasa kepada
Aura. Namun, Ainz merasa bahwa kewaspadaan Gondo tidak
cukup. Dia seharusnya mengambil berbagai kemungkinan
untuk diperhitungkan sebelum memberi nasehat kepada Aura.
“Jangan khawatir. Aku bisa kabur sendirian, dan aku juga
tidak sendirian pula.”
Aura melihat ke arah Ainz. Namun, garis pandangannya
kelihatannya agak melenceng.
“Hm? Benarkah? Aku punya Cloak of Invisibility (jubah
tembus pandang), jadi kamu bisa membiarkanku dan lari.
Namun, monster-monster yang terkubur di dalam tanah bisa
merasakan lokasi lawan mereka melalui getaran di dalam
tanah. Oleh karena itu, aku ingin memperingatkanmu untuk
tidak bergerak sembarangan.”
Dengan bersungut, Gondo memakai tasnya lalu bangkit
berdiri.
“Kalau begitu, ayo pergi.”
Gondo menuju ke depan. Aura dan Ainz yang masih belum
diketaui mengikuti dari dekat di belakang.
“Setelah dipikir-pikir, tadi kamu menyebutkan tempat ini
tidak aman, tapi bukankah ini pernah menjadi kota para
dwarf? Apa yang membuatnya tidak aman sehingga harus
mengevakuasi?”
“Yah, bukan kota ini, tapi ibukota kami saat ini, Feoh Ger.
Berada di Timur Laut. Kami melihat Quagoa (Tunneling
Beastmen / Manusia binatang terowongan) di dekat sana.
Akan jadi tragedi jika kota kami dihancurkan sedikit demi
sedikit, jadi kami memutuskan untuk sementara meninggalkan
kota ini – Feoh Raido.”
“Quagoa? Ras macam apa mereka?”
“Umu. Mereka adalah penghuni bawah tanah seperti kami...
kami mereka orang-orang yang menyusahkan. Keadaan sudah
cukup buruk diantara kami sehingga bisa saja terjadi saling
bunuh ketika bertatap muka satu sama lain.”
Gondo terus merancau tentang Quagoa saat dia berjalan
menyusuri terowongan tersebut. Ini mungkin dimaksudkan
agar Aura terus memperhatikan.
Sekilas, mereka adalah demihuman yang mirip tikus tanah
dan berdiri di atas dua kaki. Dengan tinggi sekitar 140cm,
berat sekitar 70kg rata-rata, dan mereka memiliki perawakan
tubuh yang pendek namun kuat.
Mereka didominasi dengan coklat gelap, dengan hitam dan
coklat yang agak jarang. Warna khusus seperti biru atau
merah kelihatannya menandakan kekuatan individunya.
Mereka hidup di tempat dimana cahaya tidak bisa menembus,
tapi penglihatan mereka lebih kuat daripada manusia biasa.
Tingkat teknologi mereka rendah, setara atau lebih rendah
dari lizardman. Mereka tidak bisa membuat armor atau
senjata, mungkin karena tubuh mereka sendiri – cakar dan
bulu – lebih unggul dari perlengkapan perang dibawah
standar.
Bulu yang menutupi seluruh tubuh mereka sekeras armor
logam, dan bisa mementalkan pukulan dari senjata-senjata
logam. Bulu tersebut tumbuh semakin kuat jika mereka
memakan logam-logam langka di dalam masa mudanya. Bisa
dibilang ketahanan terhadap damage berdasarkan warna dari
bulu mereka.
Dari sudut pandang pemain Yggdrasil, bisa dikatakan bahwa
mereka memiliki skill ras yang berhubungan dengan resistansi
terhadap damage – dalam hal ini, damage dari senjata-senjata
logam. Pertanyaannya sekarnag adalah seberapa tahankah
mereka terhadap senjata logam, bukannya ketahanan mereka
akan menembus hingga titik imunitas penuh, tapi masih layak
diselidiki.
Lalu ada juga cakar mereka – seperti armadillo dan anteaters
(pemakan semut) – yang bahkan bisa menembus baja.
“Mereka ya,.. kurasa kami menemukan jejak mereka di dalam
kota barusan.”
Gondo tiba-tiba berhenti dan berpaling menghadap Aura.
“Apa kamu bilang? Apakah ini adalah sarang mereka
sekarang? Ini sudah menjadi tempat itu!”
“Tempat itu... yah, rasanya sih mereka tidak tinggal di sini.
Kurasa mungkin mereka hanya datang untuk mengamati.
Tetap saja, jika kamu ingin mengabaikan tempat ini, mengapa
kamu tidak menghancurkannya?”
“Memang benar, tapi kami tidak berniat untuk mengabaikan
tempat ini selamanya. Ketika pasukan kami sudah siap, kami
berniat untuk mengambilnya kembali. Seperti yang bisa kamu
lihat, ada banyak bijih logam di sini, seperti tempat yang baru
saja aku gali barusan.”
“Hm~”
Dua orang itu berjalan tanpa bersuara. Jarak dalam
percakapan mereka adalah hal yang wajar, dan jika mereka
tidak mengisi jarak itu dengan topik baru secepatnya, dialog
mereka akan berakhir di sini. Ainz menilai bahwa mereka
telah menanyakan apapun yang bisa ditanyakan, dan
memutuskan untuk menunjukkan diri. Mungkin akan lebih
baik untuk bilang kepada Gondo tentang dirinya sendiri
sebelum dia meninggalkan terowongan itu dan melihat para
undead.
“Kalau begitu, sudah saatnya aku memperkenalkan diri.”
Ainz berkata demikian, tapi berkat mantra [Perfect
Unknowable] yang masih aktif, suaranya tidak sampai kepada
mereka berdua.
Merasa sedikit malu, Ainz mematikan magic itu.
Mungkin Gondo merasakan kehadiran Ainz di belakang Aura,
lalu dia memutar badannya, kemudian matanya melebar
menjadi seperti cawan. Ekspresinya berubah terkejut dan
rangkaian perubahan yang rumit. Keheranan, kaget, teror,
bingung, lalu-
“—Geehhhhhh!”
Ainz penasaran apakah dia membuat suara yang membuatnya
terganggu, namun Gondo memegang tangan Aura dengan
erat.
“Mon, se mon-! Rah, LariiiI! Cepat, lari!!”
Namun, Aura tahu orang yang baru saja muncul itu, dan tidak
punya alasan untuk lari.
“Ayo, cepat lari!!”
Gondo tidak bisa bergerak, seakan dia dirantai ke batu besar.
“Be, Beratnya! Ada apa! Apakah ada sesuatu yang terjadi
padaku?!”
“Tidak usah takut.. Gondo.”
Saat Ainz bicara, wajah Gondo yang ketakutan berubah.
“Ba, Bagaimana kamu tahu namaku! Apakah kamu bisa
melihat tembus diriku!! Atau apakah itu magic!!!”
Aku seharusnya memakai topeng ternyata, pikir Ainz. Lalu,
dia berbicara dengan tenang, agar tidak membuat Gondo
semakin gelisah.
“Tenanglah. Aku hanya mendengarkan percakapan kalian.
Aku adalah Sorcerer King Ainz Ooal Gown, penguasa
Sorcerous Kingdom.”
Wajah Gondo mengalami rangkaian perubahan lagi, dan kali
ini mata Gondo berkedip-kedip antara Aura dan Ainz.
“So, Sorcerous Kingdom? Apakah Sorcerous Kingdom bukan
sebuah negeri Dark Elf?”
“Bukan. Itu adalah sebuah negeri bermacam-macam spesies
yang mengakuiku sebagai raja mereka.”
“..Eh? Benarkah?”
Hanya ada kewaspadaan dan kecurigaan di dalam mata
Gondo, sementara nada suaranya tegang karena ketakutan.
“Salah satu undead, huh... Jadi itu bukan sebuah topeng? Eh?
Maksudmu undead yang itu? Makhluk yang benci dan
membantai makhluk hidup?”
“Hey, seperti yang Ainz-sama bilang. Dia tidak bohong sama
sekali. Aku adalah seorang dark elf dan cerita tentang
lizardman yang datang kemari juga benar. Ainz-sama
bersamaku sejak pertama kali aku bertemu denganmu tahu?
Seperti yang kubilang, aku tidak datang kemari sendirian.”
“Eh? Kurasa telingaku yang tidak beres. Tapi...”
Gondo bergumam sendiri, lalu mengambil beberapa nafas
dalam-dalam sebelum mengeluarkan ekspresi bertekad di
wajahnya dan bertanya:
“Jangan-jangan Yang Mulia – bolehkah aku menggunakan
istilah itu? Ah, apakah Yang Mulia dulunya seorang dark
elf?”
Itu adalah pertanyaan yang tidak terduga. Jawaban yang benar
mungkin adalah dia adalah makhluk undead berasal dari
manusia. Ainz berhenti sejenak untuk mempertimbangkan
jawabannya, lalu dia membalas menurut prediksinya:
“Tidak, aku adalah makhluk undead sejak lahir.. meskipun
aku tidak tahu jika itu adalah istilah yang benar. – yah, tidak
usah takut. Manusia, dwarf dan elf semuanya memiliki
anggota yang buruk dan baik di dalam spesies mereka, ya
kan? Sama halnya, ada undead yang membenci makhluk
hidup, dan mereka yang mencari hubungan pertemanan
dengan mereka. Tentu saja aku termasuk kelompok yang
terakhir.”
“Tapi, tapi undead yang ramah, itu sama tidak terpikirkannya
dengan demon yang penuh kasih...”
Itu adalah ucapan yang sangat bagus, pikir Ainz saat
mengangkat bahu.
“Benarkah? Aku tahu seorang angel yang jatuh ke dalam
kegelapan dan seorang demon yang bercita-cita menuju
cahaya...”
Demon yang dimaksud adalah seorang NPC di dalam
Yggdrasil, yang disebut Mephistopheles. Dia adalah seorang
karakter yang terkenal karena sering mengucapkan kalimat-
kalimat tsundere kepada makhluk-makhluk yang dianggap
baik. Dia terlihat menakutkan tapi ternyata herannya sangat
ramah dan logis, dan dia memberikan misi dari jangkauan
yang remeh hingga level tinggi, yang membuatnya hampir
sepopuler Dark Young.
“Tidak kukira makhluk semacam itu ada...”
Ainz mengangkat bahu terhadap Gondo yang terkejut.
“Aku mengerti kewaspadaanmu. Namun, aku hanya
memintamu mengingat ini. Aku tidak berniat melukaimu.
Biarkan dia pergi, Aura.”
“Baik, Ainz-sama.”
Setengah jalan berlalu, orang yang memegang tangan orang
lain telah berubah dari Gondo kepada Aura, dan tentu saja,
niat mereka melakukan itu sama sekali berlawanan.
Gondo terjerembab ke belakang sangat jauh ketika Aura
melepaskannya, tapi dia kelihatannya tidak lari.
Sebuah gerakan yang sangat rasional, pikir Ainz. Satu
langkah yang salah bisa membuat Gondo memilih pilihan
emosional dengan kabur. Itu tidak akan berjalan dengan baik
baginya. Namun, Gondo yang sekarang masuk sebagai orang
yang bisa menjadi lawan negosiasi.
“Kalau begitu, mari kita mulai lagi? Aku mengerti
kewaspadaanmu, tapi aku – kami tidak memiliki niat untuk
melukaimu. Namun lebih kepada, kami ingin berteman
denganmu.”
Gondo tidak merespon. Seperti yang diduga, dia masih tetap
mengintip Ainz dengan keraguan di seluruh wajahnya.
“Khususnya, negaraku ingin menandatangani sebuah
perjanjian pertemanan dengan Dwarven Kingdom. Oleh sebab
itu, kami tidak ada niat untuk melukai penduduk dwarf
satupun.”
“Dan apa maksud anda dengan sebuah perjanjian
pertemanan?”
“..Maafkan aku. Sebaiknya tidak menyebutkan masalah
dengan level nasional kepada individu yang tidak bisa
mewakili sebuah negeri, bukankah begitu?”
“Mm. Benar juga, ah, tidak, maksud saya, seperti yang anda
katakan-“
“-Jangan khawatir. Kedua kalimat itu tidak apa. Menghadapi
seseorang yang bicara gelagapan adalah hal yang
melelahkan.”
Jawaban Ainz yang santai menarik satu senyum pahit pertama
dari Gondo dari sejak mereka bertemu.
“Terima kasih banyak – Yang Mulia. Dan jika ucapan gadis
ini – nona muda ini benar, saya anggap anda datang ke kota
ini untuk tujuan itu?”
“Memang benar, begitulah. Tapi Gondo, mengapa kita tidak
pergi dari terowongan ini dahulu? Bicara dengan Lizardman
yang datang bersama kami mungkin ide yang bagus. Kamu
pernah dengar dia sebelumnya, ya kan? Dan juga, aku ingin
mendiskusikan masalah Quagoa denganmu.”
“Hmm...”
Gondo memicingkan matanya kepada Aura.
Aura tersenyum, seakan berkata, “siapa, aku?”
“Baiklah. Kelihatannya nona muda ini sangat percaya kepada
anda. Dan jelas bahwa anda bukan undead biasa.”
Gondo berjalan di depan mereka, sementara Aura dan Ainz
mengikutinya menyusuri terowongan tersebut.
“Benar sekali, bolehkah aku bertanya sesuatu?”
“Apa itu?” Gondo membalas saat menoleh ke belakang
melihat ke arah Ainz.
“Aku ingin tahu lebih banyak tentang karakter-karakter runic
(huruf kuno) dan kerajinan yang berhubungan dengannya.”
Alis Gondo berkumpul, aslinya mengerut menjadi lereng yang
curam.
“Apah yang ingin anda tahu tentang rune? Apa yang perlu
ditanyakan?”
Sikap tidak senang terdengar jelas di suara Gondo.
Sampai saat ini Ainz bisa merasakan kebingungan dan
ketakutan ketika bicara dengannya, tapi tidak ada kemarahan.
Dengan kata lain, sikap tidak senang Gondo sepenuhnya
karena pertanyaan sederhana itu. Apakah dia teringat
kenangan buruk mengenai rune, atau apakah ini semacam
rahasia yang tidak bisa ditunjukkan kepada yang bukan
Dwarf?
Ainz ragu-ragu. Apakah dia harus melanjutkan
pertanyaannya?
Gondo adalah Dwarf pertama yang dia temui. Membuatnya
marah bukanlah hal yang bijak. Namun, jika dia bisa
mempelajari sumber kemarahan itu, bisa terbukti
menguntungkan ketika bernegosiasi dengan Dwarven
Kingdom.
Tentu saja, itu diasumsikan kemarahan Gondo tidak muncul
karena alasan pribadi.
Ainz dengan dingin mempertimbangkan apakah dia harus
menghabisi Gondo saat dia berbagi apa yang dia ketahui
tentang rune. Memang benar, sebagian besar tentang itu
berasal dari Tabula Smaragdina yang terus-terusan
membicarakannya.
Sebenarnya Ainz tidak tahu banyak. Dia tahu berapa banyak
karakter berbeda yagn ada dan itu adalah bentuk tulisan, tapi
hanya itu.
Dia hampir tidak ingat dengan arti masing-masing dari
karakter tersebut, jadi dia harus meraba-raba melalui
deskripsinya.
Sebaliknya, sebuah perubahan dramatis terjadi kepada Gondo.
Dia menghentikan langkahnya sejenak, lalu berbalik.
Wajahnya berubah menjadi emosi yang berbeda. Dia dipenuhi
dengan kegembiraan.
“Anda... siapa anda... tidak... Sorcerer King... makhluk
undead yang abadi, tak terpengaruh usia... pengetahuan yang
telah hilang...”
Ainz bisa mendengar Gondo yang bergumam sendiri. Tidak
ada arti dalam ucapannya. Kelihatannya itu adalah respon
yang tidak disadari.
Ainz mengangkat tangan untuk menghentikan Aura, yang
sudah gelisah dan bersiap untuk membuat gerakan karena
Gondo tidak langsung menjawab. Akan lebih baik
membiarkannya memikirkan hal ini sendiri dahulu.
Setelah Gondo sadar, dia mempelajari Ainz dengan teliti.
Sikapnya masih mengatakan kewaspadaan terhadap Ainz, tapi
kelihatannya digantikan oleh beberapa emosi lain.
“Aku mengetahui lebih banyak rune dari ini. Ada 50 lesser
rune (huruf kuno yang lebih rendah), 25 middle rune (huruf
kuno yang tengah-tengah), 10 upper rune (huruf kuno yang
lebih tinggi) dan 5 top rune (huruf kuno yang tertinggi) total
jumlahnya 90. Meskipun begitu, sebagian besar dari itu sudah
hilang, dan hanya beberapa saja yang tersisa. Tepatnya berpa
banyak rune rahasia dan kelas divine yang ada adalah hal-hal
legendaris.”
“Benarkah... mungkin ada beberapa perbedaan, tapi rune yang
aku tahu terlihat seperti ini. Apakah kamu mengenalinya?”
Ainz menuliskan sebuah rune dari ingatannya ke tanah.
“Ho! Ini adalah salah satu middle rune, Lagu.”
(TL Note: ini adalah rune Anglo-Saxon artinya ‘danau’.)
Meskipun Ainz tidak tahu mengapa ada begitu banyak, Ainz
cukup yakin jika beberapa diantaranya cocok dengan yang
Gondo tahu.
“Aku mengerti. Kalau begitu, aku mohon lanjutkan
mengatakannya kepadaku tentang rune.”
Apa yang sebenarnya paling ingin Ainz ketahui adalah siapa
yang mengajari pengetahuan ini dan informasi mengenai para
pemain lain. Namun, pertanyaan itu paling baik ditujukan
kepada seorang sejarawan. Untuk sementara, dia akan
membangun dasar pengetahuan dengan informasi lain yang
berhubungan.
“Sekitar 100 tahun yang lalu, para dwarf mengekspor senjata
magic dengan ukiran rune ke negeri manusia di timur dari
pegunungan ini – Empire. Namun, aliran senjata itu berhenti
setelahnya. Apa alasannya?”
Apa yang Ainz ingin tahu adalah apakah seorang pemain
tewas 100 tahun yang lalu, tapi terlalu gegabah mengorek
informasi semacam itu bisa membuat dirinya terekspos. Ainz
sudah memikirkan masak-masak pertanyaan ini beberapa
waktu yang lalu hingga sekarang, dan kelihatannya seperti
sebuah pertanyaan yang bagus karena tidak mengeluarkan
resiko membocorkan apapun tentang dirinya.
Wajah Gondo menjadi gelap. Dia berhenti sejenak, lalu
melanjutkan jalannya.
“Ini akan memakan waktu yang lama. Mari kita bicara sambil
berjalan.”
“Umu...”
Untuk sementara, satu-satunya suara yang terdengar di dalam
terowongan ini adalah langkah kaki dari mereka bertiga.
 Dia mungkin terdiam karena dia ingin melancarkan
kegundahan di dalam hatinya.
“Pertama, teman-temanku tahu aku adalah seorang
pengembang rune.”
Apakah itu artinya dia memberi gelar tersebut sendiri?”
Gondo melanjutkan bicara tanpa menunggu Ainz merespon.
“Item magic dwarf selalu dibuat dengan rune. Tapi 200 tahun
yang lalu, kami diserang oleh Demon God, dan sisa-sisa
keluarga bangsawan meninggalkan kerajaan kami untuk
bergabung melawan mereka. Teknologi dari dunia luar
mengalir masuk dan sebagai hasilnya, rune dianggap sebagai
ketinggalan jaman.”
Gondo mengeluarkan sebuah pedang dari tasnya dan
memberikan pedang itu kepada Ainz. Ada karakter rune di
tubuh pedang itu.
“Ini adalah Cuern, sebuah lesser rune yang berarti
‘ketajaman’. Ketika diukir dengan hati-hati, akan membuat
pedang magic. Efeknya meningkatkan ketajaman senjata
tersebut dan membuatnya lebih mudah memberikan luka-luka
yang dalam kepada musuh.”
“Ini adalah efek yang sangat dasar pada senjata-senjata magic,
ya kan? Waktu yang dibutuhkan untuk mengukir sebuah rne
tergantung jumlah damage bonus yang ditambahkan kepada
rune tersebut. Meskipun begitu, aku pernah dengar seharusnya
tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan sebuah
senjata kelas rendha, benar kan?”
“Itulah kenapa runecraft jatuh dimakan waktu. Item yang
sama memakan waktu tiga kali lebih lama dibuatnya dengan
runecraft (kerajinan rune) dibandingkan metode lain. Dari
sudut pandang produksi masal, bahkan tidak berada pada
kelas yang sama dengan enchantment (kerajinan dengan
pemberian magic) milik manusia.”
Gond menghela nafas dalam-dalam.
“Berkat teknologi yang lebih unggul dari luar, jumlah
runesmith yang bisa mengukir rune perlahan mulai berkurang.
Itu karena semua orang merasa bahwa lebih baik menjadi
seorang magic caster, yang bisa melakukan enchantment.”
Mungkin itulah alasannya mengapa aliran senjata ke dalam
Empire berhenti. Ainz memahami hal itu. Dengan kata lain,
tradisi kuno dan craft (kerajinan pembuatan senjata) semakin
mati.
Gondo memicingkan matanya.
“Tetap saja, mengabaikan teknik dwarf kami sepenuhnya
adalah tindakan bodoh! Terlebih lagi, runecraft memiliki
keunggulan juga! Contohnya, kamu tidak perlu mengeluarkan
biasa untuk itu!”
Suara Gondo bergema ke penjuru terowongan tersebut.
Setelah menyadari seberapa bahayanya membuat kehebohan
di tempat seperti ini, dia mengambil nafas dalam-dalam. Lalu,
sebagai gantinya, membuat Gondo bisa bicara lebih tenang.
“Apakah anda tahu? Enchanment yang biasa memakan biaya
banyak dalam hal reagen (bahan untuk reaksi) dan suplainya.”
Memang benar. Ainz pernah mendengar separuh dari harga
pasaran item magic datangnya dari bahan-bahan itu.
Sementara biaya produksi untuk item-item magic luar biasa
tinggi, seseorang bisa mengabaikan penggelembungan harga
dari para suplier dan para pengecer ketika menghitung harga
mereka. Itu karena Guild Magician tidak memungut biaya
administrasi – mungkin karena mereka merasa itu sudah
termasuk dalam iuran tahunan – sehingga para magic caster
biasa menjualnya secara langsung tanpa ada biaya tambahan
lagi, atau bernegosiasi secara langsung dengan client mereka.
Oleh karena itu, ketika seseorang menjualnya melalui seorang
pengecer item magic, harganya akan naik.
“Namun, sebaliknya, item-item yang diperkuat oleh rune
hampir sama sekali tidak ada biaya material apapun.”
“Itu luar biasa!”
Ainz tiba-tiba condong ke depan.
Dia sudah dipusingkan dengan biaya ini berulang kali, baik
sebagai petualang Momon dan sebagai penguasa Nazarick.
Oleh karena itu, ide hebat terhadap sesuatu yang “hampir
gratis” adalah sangat berharga di hati Ainz.
Itulah kenapa dia tidak bisa memahaminya. Sebenarya, Ainz
tidak akan pernah membiarkan teknik seperti itu mati.
“...Apakah ada kekurangan lainnya?”
“Ah, memang ada. Biasanya, mereka sulit diproduksi.
Memakan waktu terlalu lama adalah satu hal, tapi hanya ada
sedikit orang yang cocok menjadi runesmith pula. Menurut
orang-orang Empire, ada lebih sedikit yang bisa menjadi
mereka daripada menjadi magic caster.”
“Hm. Aku punya pertanyaan. Sementara kamu bilang rune
semakin jauh dari gaya 200 tahun yang lalu, mengapa gelar
rune developer masih ada? Bukankah hal semacam itu sudah
terlalu telat? Atau apakah itu biasa bagi usia dwarf?”
Gondo tidak merespon, jadi Ainz menanyakan pertanyaan
lain.
“Runecraft macam apa yang sedang kamu kembangkan
sekarang?”
Ainz mengambil beberapa langkah maju, membarengi Gondo.
Wajah Gondo terpaku ke depan, tanpa ada gairah seperti
sebelumnya. Dia hanya menjawab pertanyaan Ainz dengan
pertanyaan lain.
“Mengapa anda ingin tahu tentang runecraft?”
Menjawab sebuah pertanyaan dengan pertanyaan lain
menandakan bahwa dia tidak ingin memberikan jawaban yang
benar. Jika Ainz bisa memberikan jawaban yang Gondo cari,
dia harusnya bisa menguak apa yang sedang dia sembunyikan.
Lagipula, Gondo sudah tidak lagi memanggil Ainz dengan
“Yang Mulia” namun menjadi “anda”. Ini pasti pertanyaan
yang penting.
Namun, tidak cukup dekat sehingga mereka mau membuka
hati satu sama lain. Dan yang lebih penting lagi-
Mengapa dia membuka pengetahuan ini? Apakah hanya
jebakan? Atau apakah dia tidak tahu pentingnya informasi
yang dia pegang?.. Jika itu memang benar-benar seni yang
rahasia, seharusnya dia memahami apa itu artinya, ya kan?
Entah kenapa itu membuat pusing, tapi untuk sementara, Ainz
akan memberikan penjelasan motifnya yang sudah dia
persiapkan sebelumnya.
“Karena rune-rune ini sedikit berbeda dengan yang pernah
aku tahu. Kamu mengerti bahwa seseorang bisa tertarik
dengan latar belakang bersejarah dan penyebaran runecraft, ya
kan? Jika demikian, aku harap kamu bisa menjawab
pertanyaanku.”
Gondo membuang muka, lalu jatuh ke dalam perenungan.
Mereka melanjutkan perjalanan ke depan dengan hening
sesaat.
Saat Ainz mulai tidak sabaran, Gondo akhirnya menjawabnya.
“Aku sekarang sedang bereksperimen dengan mengurangi
waktu yang dibuat untuk melakukan penambahan rune dalan
senjata, begitu juga dengan cara untuk memproduksinya
secara masal. Namun, itu hanya berarti sementara. Tujuan
akhirku adalah mengembangkan teknik untuk membuat rune
menjadi penting. Dengan kata lain, aku ingin membuat
runecraft unik dan mampu berdiri dengan ujian waktu.”
Dengan kata lain, dia ingin menambahkan nilai kepada rune.
Bos dari perusahaan manapun akan mengerti motivasi itu.
Ketika mengembangkan sebuah produk, sangat umum jika hal
tersebut berulang kali ditekankan, hingga titik rasa muak.
“Hoho. Itu penelitian yang sangat menakjubkan, ya kan?
Bagaimana progresnya?”
Dia tidak berpikir akan mendapatkan sebuah jawaban, tapi
Ainz tetap menanyakannya karena dia bingung dalam satu
hal. Yaitu, seharusnya orang yang mengembangkan teknologi
baru seperti ini adalah VIP di dalam Dwarven Kingdom.
Aku tidak tahu mengapa dia di luar sendirian, mengumpulkan
contoh-contoh dari tempat yang seberbahaya itu. Bukankah
harusnya orang sepertinya dijaga?
Pertanyaan Ainz langsung terjawab.
“Tidak sama sekali. Tidak ada progres apapun,” Gondo
bergumam dengan nada suara depresi. “Orang-orang yang
mengunakan runecraft untuk membuat item-item magic
disebut runesmith, tapi aku tidaklah cukup luar biasa sehingga
bisa dipanggil dengan gelar itu. Aku bahkan tidak bisa
melakukan apa yang seorang murid harusnya mampu
lakukan.”
Eh? Mulut Ainz ternganga. Bukankah itu berarti jika seseoang
yang bahkan tidak bisa mengerjakan rune yang benar
mencoba untuk mengembangkan bidang runecraft? Ini benar-
benar situasi yang menggelikan.
Bisakah dia benar-benar membuat terobosan seperti ini, atau
apakah ini sangat biasa bagi mereka?
Tidak, ini tidak mungkin biasa. Jika ini biasa, Gondo tidak
akan sedepresi itu. Dengan kata lain, dia juga pasti merasakan
bahwa dia hanya meraba-raba.
Sebenarnya, Ainz sangat dilema. Dia tidak tahu bagaimana
memanfaatkan Gondo.
“Aku tidak berbakat. Aku bisa mengukir rune, tapi butuh
waktu terlalu lama bagiku untuk melakukannya.. meskipun,
mereka bilang semua runesmith harus melewati fase ini
sebelum mereka bisa berkembang. Tapi runesmith lain
memiliki progres ke depan daripada diam di tempat  yang
datar sepertiku ini.”
Gondo menurunkan kepalanya seperti tidak bertenaga.
“Aku bukanlah runesmith yang bagus. Aku hanya keturunan
tidak berguna yang ditinggalkan oleh ayahku yang hebat.”
Ternyata begitu, Ainz merenung. Jadi masalahnya hanya
ketiadaan bakat.
Setelah mempertimbangkan pengetahuan dari dunia ini dan
Yggdrasil, dia sangat yakin bahwa memang ini masalahnya.
Seseorang membutuhkan sepuluh level lagi dalam job class
tertentu sebelum mampu mengambil level dalam karir sebagai
runesmith. Namun, jika level keseluruhannya paling atas
adalah 11, maka dia tidak akan bisa naik level lebih jauh lagi
sebagai seorang runesmith. Dan jika dia hanya punya satu
level runesmith, dia hanya bisa mempelejari skill yang tidak
penting.
Tidak ada yang bisa Ainz lakukan untuk membantu Gondo,
jadi dia berkata hal lain.
Ada kalanya ketika menghibur seseorang bisa menyelamatkan
mereka, dan ada kalanya yang bisa mereka lakukan adalah
menyerah.
Jika Ainz berada dalam situasi seperti Gondo, dia tidak ingin
orang yagn baru dia temui menghiburnya pula.
“...Begitukah. Ngomong-ngomong, apakah semua dwarf
memiliki tujuan mengembangkan runecraft dan
mengembangkan teknik baru untuk itu?”
“Tidak, hanya aku satu-satunya yang melakukan itu,” Gondo
membalas, dengan tawa kesepian yang buruk. “Semua
runesmith telah menyerah dengan keahlian mereka. Tidak ada
lagi yang tersisa dan ingin lepas dari keadaan runecraft saat
ini dan mengembangkan teknologi baru untuk itu. Mereka
semua merasa tidak apa membuangnya.”
“Ternyata begitu... Kalau begitu, ada sesuatu yang ingin aku
tahu. Apa yang akan kamu lakukan setelah mengembangkan
teknnik runecraft yang baru?”
“Apa yang akan kulakukan? Aku hanya ingin menggunakan
runecraft untuk memperkuat sesuatu dan meningkatkan
jumlah runesmith. Rune adalah teknologi yang luar biasa.
Akan sangat disayangkan jika membiarkannya mati.”
“Apakah ada orang yang membantumu dalam hal ini?”
“Tidak, seperti yang kubilang, hampir semua runesmith telah
menyerah dengan kemampuan mereka dan mengahabiskan
hari-harinya dengan minum-minum dan mengutuk kepahitan
akan bagaimana nantinya kemampuan itu akan mati pada
generasi mereka. Aku sudah mencoba bicara kepada mereka
di masa lalu, tapi mereka semua menolakku.”
“...Hm. yah, yang lemah akan musnah. Memang wajar bagi
teknologi yang tidak berguna menghilang.”
Gondo tiba-tiba saja menatap Ainz, tapi tatapannya telah
kehilangan kekuatan dalam beberapa saat.
Saat Ainz melihat Gondo menggantungkan kepalanya dan
bergerak maju, Ainz merenungkan nilai dari rune.
Sejujurnya, dia tidak tertarik pada mereka selain sejarah
keterlibatannya dengan para pemain.
Namun, seni yang dibuang bisa dikembangkan dengan murah,
dan investasi sesaat mungkin bukanlah ide yang buruk.
Konsep tidak menghabiskan uang juga sangat menarik.
Ditambah lagi, dia ingin mengumpulkan teknologi-teknologi
langka.
Dan juga, jika pemain lain muncul, dia bisa menggunakan
ketertarikan mereka dalam rune sebagai umpan yang luar
biasa.
“...Aku punya satu atau dua pertanyaan. Atas dasar apa  teknik
yang kamu sebutkan itu bisa dikembangkan? Apa yang baru
saja kudengar seperti fantasi kosong yang dipikirkan oleh
seseorang yang tidak tahu apapun tentang seni itu.”
“Itu tidak benar! Yah, memang benar aku tidak punya bakat
untuk menjadi runesmith yang benar. Tapi ayahku, dan
ayahnya ayahku – kakekku – keduanya adalah runesmith top
dari negeri ini, dan mereka melayani keluarga kerajaan
terakhir – Runesmith King – sebagai tangan kanan dan kiri.
Aku pernah melihatnya sendiri dengan mata kepalaku. Aku
pernah baca dari literatur dan thesis yang ayah dan kakekku
tinggalkan. Aku yakin itu bisa! Ayahku memastikan teoriku di
pembaringan terakhirnya. Dia bilang kepadaku memang sulit
tapi bukan tidak mungkin!”
Gondo terlihat seakan mau muntah darah dengan ucapannya
saat air mata mengalir dari ujung matanya.
Perasaan dan pemikiran yang telah lama dia pendapat
akhirnya meledak.
Meskipun arus emosi itu bertabrakan dengannya, Ainz tetap
tidak bergeming. Sementara ucapan Gondo membuatnya
berharap jika penelitian dwarf itu akan menghasilkan sesuatu,
kenyataannya adalah Ainz hanya ingin akses kepada teknik
langka yang mungkin nantinya akan hilang. Jika Gondo tidak
bisa memberikan hasil yang konkret, maka Ainz akan
menyerah kepadanya.
“Memang benar aku tidak berguna sebagai anak! Tetap saja,
aku tidak ingin membiarkan seni yang turun temurun dari
leluhurku mati! Aku tidak ingin nama besar dari ayahku
hilang dari buku-buku sejarah, tak perduli apapun yang harus
kulakukan!”
Dan kemudian, ucapan itu membuat Ainz teringat.
Dia juga berharap untuk mempertahankan apapun yang telah
ditinggalkan oleh rekan-rekannya di Ainz Ooal Gown. Dia
ingin semua itu bisa tahan selamanya.
Dalam sekejap, Ainz bisa mengerti perasaan Gondo jauh di
tulang sumsumnya.
Ukuran daya tariknya menjadi penuh dalam sekejap.
Di waktu yang sama, dia mengerti mengapa Gondo terus
membicarakan tentang runecraft.
Bagi Ainz, runecraft sudah mati, atau mungkin, hampir mati.
Jadi, dia tidak ada alasan untuk menyembunyikannya. Yang
dia tahu,  mungkin dia ingin menyebarkannya selebar-
lebarnya, agar bisa selamat dengan suatu cara. Tentu saja, dia
tidak tahu jika dia memang berpikir sejauh itu.
“...Maafkan aku. Ini mungkin akan membuatmu marah, tapi
aku harap kamu mengizinkanku berkata ini. Dari sudut
pandangku, kamu adalah kamu, dan kamu bukanlah ayah
maupun kakekmu. Apakah aku salah?”
Sebuah campur emosi yang tak bisa dijelaskan muncul di
wajah Gondo. Sulit dikatakan apakah dia marah, terluka atau
tersentuh. Tapi akhirnya itu padam menjadi kekesalan.
“-Yang Mulia, aku sangat berterima kasih kepada anda. Tapi
saya sudah memutuskan alasan hidup saya.”
“Kalau begitu, biarkan aku – tidak, biarkan Sorcerous
Kingdom menyediakan bantuan finansial bagi usaha kerasmu.
Biarkan aku menjadi penyokongmu dan membantumu dalam
pengembangan runecraft.”
Mata Gondo membelalak, dan dia berseru karena kaget:
“Anda, apakah anda serius? Ini, ini adalah keberuntungan
yang luar biasa... ini tidak bisa dipercaya!”
Pasti ada sesuatu terhadap penawaran yang menggiurkan itu.
Siapapun akan berpikir demikian. Ainz mengerti apa yang
Gondo rasakan.
“Yah, yang bisa kubilang adalah aku harap kamu percaya
kepadaku. Namun, orang sepertimu yang bukanlah seorang
runesmith mungkin tidak akan bisa mengembangkan teknik-
teknik yang kamu bicarakan tersebut, benar kan?”
Mulut Gondo menjadi datar, dan dia terdiam.
“Oleh karena itu, aku ingin merekrut seluruh runesmith di
dalam Dwarven Kingdom ke negeriku, untuk bekerja
mengembangkan teknik runecraft di bawah arahmu.”
“Apa, apa itu artinya?”
“Itu artinya seperti yang diutarakan. Aku akan mengumpulkan
seluruh runesmith dan membandingkan pengetahuan mereka
sebagai prototype teknik baru. Untuk alasan itu.. aku harap
kamu bisa membantuku merekrut mereka. Apakah itu tidak
mungkin?”
Gondo mempertimbangkannya, lalu memberikan balasan.
“Tidak, seharusnya itu bisa dilakukan, Hampir semua
runesmith menyerah dengan keahlian mereka, tapi seharusnya
ada banyak orang yang berharap untuk peluang bersinar.”
“Dan kemudian kamu akan menggerakkan hati merea... kalau
begitu, Gondo. Bagaimana? Maukah kamu membantuku?
Maukah kamu memberikan jiwamu kepadaku? Seberapa jauh
kamu mau melakukannya untukku?”
“Apa?”
“Akan sangat sulit untuk membangkitkan kembali seni yang
hampir hilang jika tidak memfokuskan semua runesmith pada
satu tujuan. Inilah kenapa kamu tidak boleh bermalas-malasan
dalam merekrut bakat. Aku ingin membawa seluruh runesmith
ke negeriku. Jadi, sangat mungkin aku akan melakukan
metode tertentu yang... buruk. Ini mungkin akan membuat
kolabotorku melakukan tindakan yang mungkin akan
dianggap berkhianat kepada negeri ini.”
“Apa itu? Jawabannya sederhana. Jika anda menginginkan
jiwaku, maka ambil semuanya, semuanya. Itu adalah harga
yang kecil untuk membayarnya agar bisa membuat runecraft
hidup selamanya.”
Gondo mengulurkan tangannya.
Ainz menerimanya.
“Aku adalah undead. Apakah itu tidak apa bagimu?”
Gondo tertawa dengan ucapan Ainz.
“Selama anda bisa membuat impian saya menjadi kenyataan,
saya tidak perduli jika Yang Mulia adalah undead atau Frost
Dragon Lord (Tuan Naga Beku) yang menakutkan.”
“Kalau begitu, yang pertama dahulu, bisakah kamu
mengantarkan kami ke Dwarven Kingdom? Aku berencana
untuk menandatangani sebuah perjanjian pertemanan dengan
Dwarven King (Raja Dwarf) agar bisa merekrut runesmith-
runesmith ke negeriku. Lagipula, akan sulit merekrut orang
jika negeri kita tidak memiliki ikatan diantara mereka.
Ditambah lagi, aku yakin Dwarven Kingdom memiliki
kendali ketat terhadap ekspor teknologi, apakah aku benar?”
“Seharusnya tidak masalah. Jarang sekali ada permintaan
untuk runecraft. Ah, dan juga, Dwarven Kingdom tidak lagi
memiliki seorang raja. Negeri ini diatur oleh Regent Council
(Dewan Perwakilan) yang dikepalai oleh beberapa pimpinan.”
“Umu. Aku ingin mendengar tentang itu. Bisakah kita bicara
sambil jalan? Aku ingin mendengar garis kasarnya.”
Saat Gondo bicara kepada Ainz, jalan keluar terowongan
tersebut akhirnya muncul di depan mata mereka.
Setelah ketiganya muncul, mereka disambut oleh Shalltear,
diantara yang lainnya. Tentu saja, Zenberu juga ada di sana
pula.
Meskipun Gondo menduga akan ada segerombolan undead,
dia pun mau tidak mau bersikap waspada saat melihat magical
beast pula. Kenyataan bahwa ‘tidak ada dark elf’ sudah
memberinya sebuah pukulan, tapi sekarang gumaman Gondo
sampai di telinga Ainz.
Shalltear maju ke depan tanpa suara lalu membungkuk.
“Ainz-sama. Maafkan saya karena sudah mengganggu setelah
baru saja kembali, tapi ada sedikit masalah.”
“...Dimana Hanzo yang lainnya? Apa yang terjadi?”
“Ya! Sebenarnya, orang lain memasuki gua ini, melalui
terowongan di dalam bangunan yang Aura tunjukkan kepada
anda. Maafkan saya sedalam-dalamnya karena baru saja
mengatakan kepada anda sekarang, tapi saya sudah
mengirimkan beberapa Hanzo untuk menyelidikinya.”
“Tidak perlu minta maaf, Shalltear. Kamu sudah memilih
tindakan dengan bijak. Kami akan menunggu para Hanzo
kembali, menganalisa laporan mereka, lalu memutuskan apa
yang akan dilakukan. Kalau begitu-“
Dia berhenti sejenak, lalu melirik ke arah dwarf yang pernah
tinggal di sini. Dwarf tersebut tidak memperhatikan kejadian
di sisi ini. Malahan, dia asyik bercakap-cakap dengan
Zenberu. Setelah mendengar lebih dekat, kelihatannya
mengenai Dwarf yang pernah menolong Zenberu.
“-Gondo. Maaf sebentar, tapi kelihatannya ada orang yang
memasuki kota ini. Ada kemungkinan penggunaan kekuatan
di sini. Ketika tiba saatnya, aku harap kamu akan menjadi
saksi untuk negerimu jika ada tindakan yang tidak bisa
dihindari.”
“Tentu saja. Serahkan itu kepada saya. Meskipun, aku harap
anda membatasi kerusakan hingga sekecil mungkin.”
Ainz mengangguk. Wajar jika menghindari rintangan yang
akan mengganggu negosiasi di masa depan.
“Shalltear, bagaimana dengan perimetermu?”
“Saya sudah menyebarkan binatang buas Aura ke dalam
wilayah itu... Bagaimana, Aura?”
“Seharusnya bisa berjalan. Meskipun musuh bisa menjadi
tidak terlihat, binatang-binatang buasku masih bisa mencium
bau mereka.”
“Oh begitu. Kalau begitu mari kita tunggu kembalinya para
Hanzo.”
Setelah beberapa saat, para Hanzo telah kembali.
Menurut mereka, pihak lawan kelihatannya adalah Quagoa.
Ada lebih dari 100 Quagoa. Gondo mendengarnya dari
samping dan kelihatannya sangat terkejut. Ini jauh melebihi
pasukan pengintai biasa; kelihatanya, ini adalah sebuah
kelompok tempur, atau suku yang bermigrasi.
Hanya ada satu tindakan yang bisa Ainz ambil.
“..Shaltear. Tangkap mereka semua. Bisakah kamu
melakukannya?”
“Jika itu adalah perintah anda.”
“kalau begitu aku perintahkan kepadamu untuk
melakukannya. Apakah kamu mengerti mengapa aku ingin
kamu menangkap mereka?”
“Untuk menanyai mereka dan mencegah adanya berita
tentang kita yang bocor.”
Ainz mengangguk dengan agung.
“Benar. Jika kita hanya menangkap salah satu dari mereka
hidup-hidup, maka kita hanya bisa menginterogasi satu orang
dari mereka. Ini meningkatkan kemungkinan kita akan
ketahuan dan kita mungkin akan mendapatkan informasi
palsu. Ditambah lagi, kita harus mempertimbangkan mungkin
saja kita membunuhkan sebuah contoh dari mereka.”
Ada satu hal yang Ainz tidak sebutkan karena Gondo ada di
sana – yaitu dengan hanya mempercayai cerita satu pihak saja
mungkin akan berakibat buruk bagi mereka. Siapa yang tahu,
mungkin lebih baik melakukan kesepakatan dengan Quagoa
daripada dengan dwarf.
“Kalau begitu pergilah, Shalltear. Aku menunggu kabar baik
darimu.”

Anda mungkin juga menyukai